Anda di halaman 1dari 8

JIIA, VOLUME 6, No.

1, FEBRUARI 2018

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI PADI LADANG


DI KECAMATAN SIDOMULYO KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

(Analysis of Production Efficiency of Upland Rice Farming in Sidomulyo Sub District Of


South Lampung Regency)

Suci Rodian Noer, Wan Abbas Zakaria, Ktut Murniati

Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1
Bandar Lampung 35145, Telp. 081278309980, e-mail : sucirodiyan21@gmail.com

ABSTRACT

The research aims to know the income level and production’s efficiency of upland rice farming in Sidomulyo
Subdistrict of South Lampung Regency. The Location of this research was chosen purposively with
consideration that the area is upland rice production centers in Lampung. This research used a survey
method and the data were collected in Nov-Dec 2016. The samples consist of 54 upland rice farmers
selected using stratified random sampling method. The income level of upland rice farming is analyzed by
using income analysis method. The production efficiency of upland rice farming is analyzed by using
production stochastic frontier function analysis method. The results showed that the income level of upland
rice farming in rainy season (November 2016 until March 2017) was provitable about Rp 1.381.414/ha, R/C
value of total cost was about 1.22. The production efficiency level of upland rice farming was 89 percent (not
efficienct yet).

Key words : efficiency, income, production, upland rice

PENDAHULUAN tinggi agar kebutuhan beras nasional dapat


dipenuhi. Lahan kering di Indonesia merupakan
Memposisikan sektor pertanian dalam modal besar yang dapat mendukung dalam
pembangunan nasional merupakan kunci utama pengembangan dan peningkatan produksi pangan.
keberhasilan dalam mewujudkan Indonesia yang Pengelolaan lahan kering perlu dilakukan untuk
bermartabat, mandiri, maju, adil dan makmur. memperkuat pemenuhan pangan penduduk dan
Pembangunan pertanian ke depan untuk pemantapan ketahanan pangan.
mewujudkan kedaulatan pangan, agar Indonesia
sebagai bangsa dapat mengatur dan memenuhi Kabupaten Lampung Selatan merupakan salah satu
kebutuhan pangan rakyatnya secara berdaulat sentra produksi padi ladang di Provinsi Lampung
(Kementan 2015). dengan hasil produktivitas 32,94 ku/ha (BPS
2016). Padi ladang merupakan tanaman padi yang
Kekhawatiran akan ketidakcukupan ketersediaan ditanam baik pada lahan kering yang datar maupun
beras dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di lahan kering berlereng tanpa galengan dimana
Indonesia bukan tanpa alasan. Alih fungsi lahan pengolahan lahan dan tanam pada kondisi kering
pertanian di Indonesia semakin meningkat setiap serta pertumbuhan dan produksinya sangat
tahunnya. Luas lahan yang terkonversi tidak tergantung pada ketersediaan curah hujan yang
mampu diimbangi dengan ekstensifikasi melalui mempengaruhi kelembaban tanah (BPTP NAD
pembukaan sawah baru. Lahan produktif untuk 2009).
pangan kian defisit. Setiap tahun tak kurang dari
110.000 ha sawah beralih fungsi. Permasalahan Kecamatan Sidomulyo merupakan kecamatan
peningkatan konversi lahan sawah diatasi dengan penghasil padi ladang, dengan luas panen (790 ha)
peningkatan produktivitas dan pengelolaan lahan dan produktivitas (30,11ku/ha) tertinggi ke tiga di
kering yang masih cukup luas (Kementan 2015). Kabupaten Lampung Selatan (BPS 2016).
Kecamatan Sidomulyo adalah kecamatan dengan
Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk jumlah petani padi ladang tertinggi. Menurut
dan pendapatan penduduk kebutuhan beras akan Permadi dan Toha (1996), sebagian besar petani
terus meningkat. Untuk mengantisipasi menanam padi ladang dengan penggunaan varietas
peningkatan kebutuhan beras tersebut maka unggul, teknik budi daya optimal, dan
produksi padi harus ditingkatkan dengan laju yang pengendalian hama dan penyakit secara baik,

17
JIIA, VOLUME 6, No. 1, FEBRUARI 2018

produktivitas padi ladang dapat mencapai 54,00- VC = Biaya variabel (Rp).


68,00 ku/ha. Namun, produktivitas tanaman padi
ladang di Kecamatan Sidomulyo pada tahun 2015 Menurut Soekartawi (1984) untuk mengetahui
hanya mencapai 30,10 ku/ha per tahun, usahatani menguntungkan atau tidak, maka
produktivitas rendah salah satu indikator usahatani dianalisis dengan R/C ratio yaitu perbandingan
belum efisien. Berdasarkan permasalahan tersebut penerimaan total yang diperoleh dengan biaya total
maka penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat yang dikeluarkan. Dengan rumus sebagai berikut.
pendapatan usahatani padi ladang, dan efisiensi
produksi usahatani padi ladang di Kecamatan R/C = TR / TC..................................................(2)
Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan.
Kriteria dalam perhitungan pendapatan, yaitu.
METODOLOGI PENELITIAN
1) Jika R/C>1, maka usahatani menguntungkan
Penelitian ini menggunakan metode survei. 2) Jika R/C = 1, maka usahatani tidak untung dan
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sidomulyo, tidak rugi, dan
Kabupaten Lampung Selatan dengan pertimbangan 3) Jika R/C < 1, maka usahatani rugi
bahwa Kecamatan Sidomulyo adalah kecamatan
sentra penghasil padi ladang. Kecamatan tersebut Analisis efisiensi produksi digunakan untuk
dipilih dua desa yaitu, Desa Bandar Dalam dan menentukan usahatani yang dilakukan efisien atau
Desa Campang Tiga dengan pertimbangan desa tidak efisien. Penelitian ini mengukur efisiensi
tersebut memiliki lahan padi ladang terluas. ekonomi, efisiensi teknis dan harga (alokatif).
Sampel diambil secara stratified random sampling Keadaan dikatakan efisiensi ekonomi jika usaha
sebanyak 54 petani. pertanian tersebut mencapai efisiensi teknis dan
efisiensi harga. Asumsi yang digunakan adalah
Data yang digunakan adalah data primer dan data bentuk fungsi produksi stochastic frountier. Secara
sekunder. Data primer diperoleh dengan matematis model persamaan penduga fungsi
wawancara langsung terhadap responden rumah produksi stochastic frontier pada usahatani padi
tangga petani. Data sekunder diperoleh dari dinas ladang dalam penelitian ini dapat ditulis sebagai
atau instansi terkait yang berhubungan dengan berikut (Coelli dan Battese 1998).
penelitian. Pengambilan data dilaksanakan bulan
Oktober 2016 sampai Desember 2016. lnY = β0 + β1lnX1 + β2lnX2 + β3lnX3 + β4lnX4 + vi
– u …………………………….............(3)
Metode analisis data yang digunakan adalah
analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis Keterangan :
kuantitatif digunakan untuk menghitung hasil Y = Produksi padi ladang (kg GKG)
produksi, harga hasil produksi, jumlah faktor X1 = Luas lahan (ha)
produksi dan harga faktor produksi dan tingkat X2 = Benih (kg)
pendapatan. Analisis tujuan pertama menggunakan X3 = Pupuk TSP(kg)
analisis pendapatan usahatani dan analisis tujuan X4 = Tenaga kerja (HOK)
kedua menggunakan analisis fungsi produksi β0 = Intersep
stochastic frontier. β1, β2, β3, β4 = Parameter yang diestimasi
vi- ui = Error term
Analisis pendapatan digunakan untuk mengetahui
tingkat pendapatan petani padi ladang. Menurut Efisiensi teknis masing-masing petani dihitung
Soekartawi (1995) pendapatan usahatani padi dengan menggunakan rumus berikut (Coelli dan
ladang menggunakan rumus berikut. Battese 1998):

π = TR – TC atau π = Py. Y – (FC + VC) ..(1) TE = yi / y* …………………………………… (4)

Keterangan: Keterangan :
Π = Pendapatan/keuntungan (Rp) yi = Produksi aktual dari pengamatan
TR = Penerimaan (Rp) y* = Dugaan produksi frontier yang diperoleh
TC = Biaya total (Rp) dari produksi stochastic frontier.
Py = Harga produksi (Rp/Kg)
Y = Jumlah produksi (Kg) Metode inefisiensi teknis yang digunakan dalam
FC = Biaya tetap (Rp) penelitian ini mengacu pada model efek inefisiensi

18
JIIA, VOLUME 6, No. 1, FEBRUARI 2018

teknis yang dikembangkan oleh Coelli dan Battese Benih merupakan sarana poduksi utama dalam
(1998). kegiatan usahatani. Besarnya produksi padi ladang
yang dihasilkan dalam usahatani tergantung pada
Ui = α0 + α1 Z1 + α2 Z2 + α3 Z3 + α4 Z4 …………..(5) penggunaan benih. Varietas padi yang digunakan
ada tiga, yaitu padi muncul, Ciherang, dan IR-64.
Keterangan : Varietas padi yang banyak digunakan oleh petani
Ui = Efek inefisiensi teknik padi ladang di daerah penelitian, yaitu IR-64.
α0 = Konstanta Penggunaan benih padi ladang rata-rata per hektar
Z1 = Umur petani (tahun) di Kecamatan Sidomulyo adalah 16,59 kg.
Z2 = Tingkat pendidikan formal petani (tahun) Penggunaan benih tersebut belum sesuai dengan
Z3 = Pengalaman berusahatani (tahun) anjuran dikarenakan keterbatasan modal yang
Z4 = Dummy sumber modal (modal sendiri=1 dimiliki petani.
dan modal pinjaman=0)
Penggunaan pupuk bertujuan untuk memacu
Tingkat efisiensi ekonomi secara keseluruhan pertumbuhan tanaman sekaligus meningkatkan
ditentukan dengan rasio total biaya produksi produksi tanaman. Rata-rata penggunaan pupuk
minimum (Ci) dengan total biaya produksi aktual petani padi ladang belum sesuai dengan anjuran.
atau biaya total produksi (Ci*), sehingga Hal ini disebabkan petani kurang mendapatkan
persamaan menjadi : informasi dari penyuluh pertanian. Penggunaan
pupuk yang kurang dari dosis anjuran akan
EE = Ci / Ci * .................................. ....................(6) mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi
terganggu dan produksi yang dihasilkan kurang
Keterangan : maksimal. Rata-rata penggunaan benih dan pupuk
Ci = Rasio total biaya produksi minimum petani padi ladang disajikan pada Tabel 1.
Ci* = Total biaya produksi aktual
Penggunaan tenaga kerja dalam usahatani padi
Rumus efisiensi alokatif (AE) per individu ladang berasal dari dalam keluarga dan luar
usahatani adalah sebagai berikut: keluarga. Tenaga kerja yang digunakan terdiri atas
tenaga kerja pria dan wanita yang dihitung dalam
AE = EE/ET ……………………………………(7) hari orang kerja (HOK) berdasarkan tingkat upah
yang berlaku. Kegiatan usahatani padi ladang
Keterangan : menggunakan tenaga kerja dalam meliputi,
EE = Efisiensi ekonomi pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan,
ET = Efisiensi teknis pengangkutan dan penjemuran. Usahatani padi
ladang pada kegiatan pengolahan lahan dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN tanpa olah tanah. Hal tersebut dikarenakan
kegiatan budidaya di lahan kering. Jumlah tenaga
Karakteristik Responden Petani Padi Ladang kerja dalam keluarga lebih banyak dibandingkan
tenaga kerja luar keluarga yaitu sebesar 15,50
Rata-rata umur petani padi ladang 41 tahun. Hal HOK tenaga kerja luar keluarga dan 30,19 HOK
ini berarti kelompok umur tersebut berada pada tenaga kerja dalam keluarga. Total tenaga kerja
usia produktif (Mantra 2008). Petani padi ladang usahatani padi ladang adalah 45,69 HOK.
sebagian besar (56 persen) merupakan lulusan
Sekolah Dasar (SD). Pengalaman berusahatani Tabel 1. Rata-rata penggunaan benih dan pupuk
dapat memberikan dampak terhadap cara per hektar responden petani padi ladang
pengolahan usahatani dan tingkat keberhasilannya.
Semakin lama pengalaman usahatani maka petani Jenis Per hektar Anjuran
akan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang Benih 16,59 ± 30 kg
lebih luas mengenai usahatani. Petani padi ladang Pupuk kandang 179,39 200
sebesar 42 persen telah berusahatani padi ladang Pupuk Urea 176,44 200
selama 9-12 tahun. Lahan merupakan faktor Pupuk TSP 74,51 75
pendukung usahatani, semakin luas lahan yang Pupuk KCl 19,20 50
diusahakannya maka diharapkan meningkatnya Sumber : BPTP Jawa Tengah (2007)
produksi yang diperoleh. Penguasaan lahan petani
responden berkisar antara 0,25–1,5 hektar dengan
rata-rata penguasaan lahan seluas 0,59 hektar.

19
JIIA, VOLUME 6, No. 1, FEBRUARI 2018

Tabel 2. Analisis pendapatan usahatani padi Biaya yang dikeluarkan dalam usahatani padi dapat
ladang per hektar di Kecamatan dibagi menjadi dua, yaitu biaya tunai dan biaya
Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan diperhitungkan. Biaya tunai adalah biaya yang
tahun 2015 dikeluarkan petani responden secara tunai dalam
usahatani padi, terdiri dari biaya benih, pupuk,
Harga pestisida, tenaga kerja luar keluarga, pajak, dan
Uraian Sat Jml Nilai(Rp)
(Rp)/sat sewa lahan. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan
Penerimaan
Produksi Kg 2.287 3.346 7.651.528
petani secara tunai terdiri dari biaya upah
Biaya Produksi persiapan lahan, penanaman, pemupukan,
I. Biaya Tunai pemeliharaan, panen, pengangkutan, dan
Benih Kg 16,59 12.600 209.011 penjemuran. Biaya diperhitungkan adalah biaya
Pupuk Kandang Kg 182,52 443 80.781 yang tidak dikeluarkan dalam usahatani padi akan
Pupuk Urea Kg 180,79 2.181 394.392
Pupuk TSP Kg 74,51 3.652 162.550
tetapi dihitung sebagai biaya, terdiri dari biaya
Pupuk KCl Kg 16,27 8.800 143.186 penyusutan alat, tenaga kerja dalam keluarga, dan
Biaya Pestisida Rp 452.385 sewa lahan (lahan milik sendiri tetapi dihitung
TKLK HOK 26.27 45.000 1.182.027 sebagai sewa). Komponen biaya terbesar yang
Pajak Rp 76.271
dibayarkan oleh petani padi ladang adalah untuk
Biaya S.Lahan Ha 0.997 864.706 862.120
Total B.Tunai Rp 3.562.723 membayar sewa lahan dan tenaga kerja. Sebagian
II. Biaya. Diperhitungkan besar petani di Kecamatan Sidomulyo kepemilikan
TKDK HOK 51.17 45.000 2.302.436 lahan dengan status sewa.
Sewa Lahan Ha 0.008 864.706 7.328
Penyusutan alat Rp 397.626 Nilai R/C rasio usahatani padi ladang atas biaya
Total Biaya
Diperhitungkan (Rp) 2.707.390 tunai adalah 2,15 berarti bahwa setiap biaya tunai
II. Total Biaya Rp 6.270.114 yang dikeluarkan Rp 1,00 akan menghasilkan
Pendapatan penerimaan sebesar Rp 2,15, sedangkan R/C rasio
Rp
Biaya Tunai 4.088.805 atas biaya total adalah 1,22 berarti bahwa setiap
Pendapatan biaya total yang dikeluarkan Rp 1,00 akan
Rp
Biaya Total 1.381.414
R/C Biaya
menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,22.
Rp Kondisi ini berbeda dengan penelitian Purba
Tunai 2,15
R/C Biaya Total Rp 1,22 (2005) tentang analisis pendapatan dan faktor-
faktor yang mempengaruhi produksi cabang
Analisis Pendapatan Usahatani Padi Ladang usahatani padi ladang di Kabupaten Karawang,
menghasilkan R/C biaya total 0,76, artinya R/C<1
Pendapatan merupakan ukuran keberhsilan dalam maka dapat disimpulkan bahwa usahatani padi
usahatani. Semakin besar pendapatan yang ladang di daerah penelitian tidak menguntungkan
diperoleh maka usahatani tersebut semakin bagi petani. Hasil tersebut lebih rendah
menguntungkan. Kecamatan Sidomulyo, dibandingkan penelitian ini karena berbagai faktor
khususnya Desa Bandar Dalam dan Desa Campang yang berbeda, yaitu iklim, kondisi tanah,
Tiga merupakan sebagian desa di Kecamatan penggunaan input, dan lain-lain.
Sidomulyo yang wilayahnya sebagian besar
menjadi lahan padi ladang. Hasil analisis Analisis Fungsi Produksi Stochastic Frountier
penerimaan dan pendapatan usahatani padi ladang
per hektar disajikan pada Tabel 2. Rata-rata Pembahasan mengenai efisiensi teknis dan faktor-
produksi padi ladang yang dihasilkan oleh petani faktor yang mempengaruhinya diuraikan
adalah 2.287 kg dengan harga rata-rata Rp berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis
3.346/kg, sehingga diperoleh penerimaan usahatani fungsi produksi stochastic frountier. Koefisien
padi ladang adalah Rp 7.651.528. Penerimaan regresi fungsi produksi frountier dengan
usahatani oleh responden petani padi ladang masih pendugaan fungsi produksi stochastic frountier,
dapat ditingkatkan lagi. Hal ini erat hubungannya dengan menggunakan software frountier 4.1. Hasil
dengan produksi padi dan harga jual yang petani pendugaan fungsi produksi menunjukkan nilai log
responden terima. Produksi padi dapat likelihood dengan metode MLE adalah 1,04 (Tabel
ditingkatkan dengan cara menggunakan input 3). Nilai tersebut lebih besar dari nilai log
sesuai dosis anjuran sehingga produksi padi ladang likelihood metode OLS (-7,80) yang berarti fungsi
dapat meningkat. produksi metode MLE ini adalah baik dan sesuai
dengan kondisi di lapang.

20
JIIA, VOLUME 6, No. 1, FEBRUARI 2018

Tabel 3. Hasil pendugaan fungsi produksi berpengaruh nyata karena tingkat produktivitas
produksi stochastic frountier padi tenaga kerja antar usahatani responden petani padi
ladang dengan menggunakan metode ladang di Kecamatan Sidomulyo berbeda, dan
MLE curahan tenaga kerja tidak menjamin peningkatan
produksi usahatani responden petani padi ladang.
Variabel Koef.Regresi Standar eror t-ratio
- Intercep -0,5303+00 0,1081+00 -0,4903+01 Analisis Efisiensi dan Inefisiensi Teknis
- Lahan 0,8633-15 *** 0,8060-16 0,1071+02
- Benih 0,1154-13 * 0,8971-14 0,1287+01
- Pupuk 0,1075-13 *** 0,2080-14 0,5169+01 Efisiensi teknis dianalisis dengan menggunakan
TSP model fungsi produksi stochastic frountier melalui
- Tenaga -0,1146-13 0,2650-13 0,4324+00 pendekatan dari sisi output. Kategori yang
kerja digunakan dalam peneitian adalah sangat efisien
- Sigma 0,1166+00 ** 0,5406-01 0,2158+01
squared jika memiliki nilai ≥ 0,90, cukup efisien jika nilai
- Gamma 0,9238+00 *** 0,9960-01 0,9275+01 0,70- 0,89, dan belum efisien < 0,70 (Coelli and
Log-likelihood OLS -0,7804+01 Battese, 1998). Dilihat dari sebaran nilai efisiensi
Log-likelihood MLE 0,1049+01 teknis, jumlah petani responden sebanyak 26
LR 0,1770+02
Keterangan : *** = 99 persen (t tabel = 2,4048)
petani memiliki nilai efisiensi ≥ 0,70, dan jumlah
** = 95 persen (t tabel = 1,6765) petani responden sebanyak sebanyak 28 petani
* = 80 persen (t tabel = 1,2800) memiliki nilai efisiensi ≤ 0,70. Rata-rata efisiensi
teknis 0,71, artinya secara teknis responden petani
Nilai sigma-square (σ) dan gamma (γ) yang padi ladang di Kecamatan Sidomulyo cukup
diperoleh dari pendugaan dengan metode MLE efisien. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian
adalah sebesar 0,1166 dan 0,9238 dan signifikan Stephanie (2012), menganalisis efisiensi teknis
pada tingkat kesalahan 1 persen. Nilai (σ) yang dengan nilai efisiensi teknis 0,712. Terdapat
lebih besar dari nol menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil penelitian Stephanie (2012),
pengaruh dari technical inefficiency dalam model. penelitian tersebut menganalisis efisiensi teknis
Hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan padi ladang dengan banyak varietaspadi yang
bahwa apabila nilai σ = 0 maka tidak terdapat digunakan. Sebaran efisiensi teknis dari model
pengaruh dari technical inefficiency. nilai (γ) yang digunakan disajikan pada Tabel 4.
menunjukkan bahwa variasi nilai komposit eror
(kesalahan) disebabkan oleh komponen technical Tingkat efisiensi teknis dapat diartikan berwajah
inefficiency. Hasil penelitian, nilai (γ) 0,9238 ganda, disatu sisi tingkat efisiensi teknis yang
menunjukkan bahwa variasi nilai komposit eror tinggi mencerminkan prestasi petani dalam
(kesalahan) disebabkan oleh komponen technical keterampilan manajerial usahatani padi ladang
inefficiency yang tinggi yaitu sebesar 0,9238 adalah cukup tinggi dan efisien dalam
(Coelli dan Battese 1998). Hal ini menujukkan pengalokasian penggunaan input. Sisi lain, tingkat
bahwa adanya perbedaan antara produksi efisiensi tinggi merefleksikan bahwa peluang yang
sebenarnya dengan produksi maksimum lebih kecil untuk meningkatkan produktivitas yang
disebabkan oleh efek inefisiensi teknis, bukan oleh cukup tinggi, karena senjang antara produktivitas
faktor eror yang merupakan faktor lain yang tidak yang telah dicapai dengan produktivitas
terdapat di dalam model. maksimum yang dapat dicapai dengan sistem
pengelolahan terbaik cukup sempit. (Noor 1996).
Hasil pendugaan fungsi produksi stochastic
frountier padi ladang dengan menggunakan Tabel 4. Sebaran responden berdasarkan tingkat
metode MLE. Rata-rata usahatani padi ladang efisiensi teknis usahatani padi ladang
memiliki koefisien regresi yang berpengaruh nyata di Kecamatan Sidomulyo Kabupaten
pada tingkat kepercayaan 99 persen yaitu luas Lampung Selatan
lahan (X1), dan pupuk TSP (X3), variabel benih
(X2) berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan Tingkat Indeks efisiensi
80 persen, sedangkan tenaga kerja (X4 ) tidak Efisiensi teknis Jumlah Persentase
berpengaruh nyata. Hal ini berarti bahwa dengan <0,7 28 52
≥0,7 26 48
penambahan luas lahan, benih, dan jumlah pupuk
Total 54 100
sebesar satu persen maka akan menambah Rata-rata 0,7146
produksi sebesar nilai koefisien frontier tersebut. Minimum 0,3693
Variabel tenaga kerja tidak berpengaruh nyata Maksimum 0,9694
terhadap poduksi padi ladang. Tenaga kerja tidak

21
JIIA, VOLUME 6, No. 1, FEBRUARI 2018

Tabel 5. Hasil pendugaan faktor-faktor yang Sidomulyo mayoritas petani mengusahakan


mempengaruhi inefisiensi teknis padi usahatani dengan sumber modal meminjam,
ladang di Kecamatan Sidomulyo sumber peminjaman modal tersebut adalah
Kabupaten Lampung Selatan. pedagang pengepul.

Variabel Koeff reg.


Standar
t-ratio Analisis Efisiensi Alokatif dan Ekonomi
Eror
- Intercep 0,3042+00 0,3281+00 0,9270+00 Pembahasan mengenai efisiensi alokatif dan
- Umur petani -0,3718-14* 0,2507-14 0,1483+01
ekonomi dari analisis fungsi biaya produksi
- Tingkat -0,3307-13* 0,2332-13 -0,1418+01
pendidikan stochastic frountier, dengan menggunakan
- Pengalaman -0,4548-14 * 0,2775-14 -0,1638+01 software frountier 4.1. Hasil pendugaan fungsi
usahatani biaya produksi stochastic frountier disajikan pada
- Sumber -0,3380-13 * 0,2233-13 -0,1513+01 Tabel 6. Model fungsi produksi padi ladang
modal
Keterangan :*** = 99 persen (t tabel = 2,4048)
menunjukkan, nilai log likelihood dengan metode
** = 95 persen (t tabel = 1,6765) MLE (-27,1614) adalah lebih besar dari nilai log
* = 80 persen (t tabel = 1,2800). likelihood dengan metode OLS (-35,2980) yang
berarti fungsi produksi dengan metode MLE ini
Sumber-sumber Inefisiensi Teknis adalah baik dan sesuai dengan kondisi di lapang.
Fungsi biaya stochastic frountier padi ladang
Sumber-sumber inefisiensi teknis diperoleh dari memiliki koefisien regresi yang berpengaruh nyata
hasil penggunaan model produksi stochastic pada tingkat kepercayaan 99 persen yaitu biaya
frontier. Hasil pendugaan model efek inefisiensi lahan (P1), biaya benih (P2), biaya pupuk (P3), dan
tenis dijelaskan pada Tabel 5. Variabel faktor- biaya tenaga kerja (P4). Penggunaan input produksi
faktor berpengaruh nyata dalam menjelaskan yang efisien akan menghasilkan produksi yang
inefissiensi teknis di dalam proses produksi maksimum. Hasil penelitian di Kecamatan
responden petani padi ladang. Hasil pendugaan Sidomulyo petani padi ladang kurang mampu
tersebut menunjukkan bahwa umur petani, tingkat mengalokasikan input dengan harga input dan
pendidikan, pengalaman berusahatani dan sumber produk marjinal yang dihasilkan.
modal berpengaruh nyata terhadap inefisiensi
teknis petani responden pada taraf kepercayaan 80 Tabel 6. Hasil pendugaan fungsi biaya produksi
persen. Variabel umur menunjukkan bahwa stochastic frountier padi ladang dengan
semakin tua umur petani akan menurunkan tingkat menggunakan metode MLE di
inefisiensi teknis, atau dengan kata lain semakin Kecamatan Sidomulyo Kabupaten
tua umur petani semakin efisien usahatani yang Lampung Selatan.
dikelola. Menurut Widodo (1989), petani berusia
lanjut semakin lemah dalam berusahatani namun Variabel Koef.Regresi Standar eror t-ratio
petani yang lebih tua biasanya semakin berani - Intercep -0,1752+01 0,2607+01 -0,6719+00
dalam mengambil resiko. - Biaya luas -0,1212-12 0,8694-14 -0,1394+02
lahan
Variabel pendidikan menunjukkan bahwa semakin - Biaya benih 0,1144+018*** 0,2430+00 0,4710+01
tinggi tingkat pendidikan formal yang ditempuh - Biaya 0,8609-13*** 0,9066-14 0,9495+01
petani, maka akan menurunkan tingkat jumlah
pupuk
inefisiensinya atau dengan kata lain usahatani padi - Biaya 0,9168-01*** 0,3269-01 0,2803+01
semakin efisien. Variabel pengalaman usahatani tenaga kerja
menunjukkan bahwa semakin lama pengalaman - Sigma 0,3925+00*** 0,6125-01 0,6407+01
petani berusahatani padi ladang, maka semakin squared
efisien dalam mengelola usahataninya, karena - Gamma 0,9999+00*** 0,2839-03 0,3521+04
semakin lama berusahatani petani semakin Log-likelihood OLS -0,3529+02
Log-likelihood MLE -0,2716+02
memiliki pengetahuan dalam mengelola LR 0,1627+02
berusahatani padi ladang dengan baik. Sumber Keterangan : *** = 99 persen (t tabel = 2,4048)
modal dimasukkan dalam model efek efisiensi ** = 95 persen (t tabel = 1,6765),
* = 80 persen (t tabel = 1,2800).
teknis dengan dugaan dapat menurunkan
inefisiensi teknis petani padi ladang di daerah
penelitian. Faktor ketersediaan modal usaha untuk
membiayai usahatani menjadi masalah utama
petani responden. Petani responden di Kecamatan

22
JIIA, VOLUME 6, No. 1, FEBRUARI 2018

Tabel 7. Sebaran responden berdasarkan tingkat Penggunaan input yang berlebih akan
efisiensi alokatif dan ekonomi usahatani mengakibatkan inefisiensi biaya. Petani memiliki
padi ladang di Kecamatan Sidomulyo efisiensi alokatif yang maksimum sebesar 1,9299
Kabupaten Lampung Selatan. dan minimumnya sebesar 0,1752. Petani memiliki
nilai efisiensi ekonomi maksimum sebesar 0,9998
Tingkat Efisiensi alokatif Efisiensi ekonomi dan nilai minimum sebesar 0,1661. Rata-rata nilai
Efisiensi Jumlah Persentase Jumlah Persentase efisiensi alokatif dan ekonomi rendah disebabkan
<0,7 24 44 34 62 pengalokasian input tidak optimal dan informasi
≥0,7 30 56 30 38
Total 54 100 54 100
harga input di daerah penelitian tidak sempurna.
Rata-rata 0,8144 0,5819
Min 0,1752 0,1661 Mengacu pada (Coelli and Battese, 1998) bahwa
Mak 1,9299 0,9998 suatu usahatani dikatakan sangat efisien jika TE,
EE dan AE ≥ 0,90, cukup efisien jika 0,70 ≤ TE
Sebaran Efisiensi Alokatif dan Ekonomi dan EE dan AE < 0,90, dan belum efisien jika TE,
EE dan AE < 0,70. Distribusi tingkat efisiensi
Analisis efisiensi alokatif dan ekonomi dianalisis usahatani padi ladang secara rinci disajikan pada
dari harga input yang berlaku pada tingkat petani. Tabel 8. Tingkat efisiensi usahatani responden
Nilai efisiensi ekonomi (EE) per individu usahatani petani padi ladang didaerah penelitian petani
diperoleh dari satu dibagi nilai efisiensi biaya, dan sebesar 0 persen sangat efisien, 11 persen cukup
efisiensi alokatif (AE) per individu usahatani efisien, dan 89 persen belum efisien secara teknis.
diperoleh dari efisiensi teknis dan ekonomis. Petani responden belum efisien secara teknis
Efisiensi ekonomi merupakan efek gabungan dari dikarenakan penggunaan input belum tepat dan
efisiensi teknis dan efisiensi alokatif sehingga belum sesuai anjuran budidaya, dan petani belum
usahatani dapat efisien secara ekonomis jika efisien secara alokatif dikarenakan belum mampu
efisiensi teknis dan efisiensi alokatif telah tercapai. mencari informasi harga input agar petani mampu
Nilai efisiensi ekonomi (EE) per individu usahatani mengalokasikan biaya terhadap modal. Efisiensi
diperoleh dari satu dibagi nilai efisien biaya, dan ekonomi merupakan efek gabungan dari efisiensi
efisiensi alokatif (AE) per individu usahatani teknis dan efisiensi alokatif sehingga usahatani
diperoleh dari efisiensi teknis dan ekonomis. dapat efisien secara ekonomis jika efisiensi teknis
dan efisiensi alokatif telah tercapai.
Tingkat efisiensi alokatif dan ekonomi petani
responden disajikan pada Tabel 7. Hasil sebaran KESIMPULAN
nilai efisiensi alokatif ditemukan petani responden
sebanyak 28 petani memiliki nilai efisiensi ≤ 0,70, Tingkat pendapatan usahatani padi ladang pada
dan petani responden sebanyak 26 petani memiliki musim hujan November 2015 – Maret 2016
nilai efisiensi ≥ 0,70. Sebaran efisiensi ekonomi sebesar Rp 1.381.414,00/ha dan usahatani padi
ditemukan petani responden sebanyak 33 petani ladang menguntungkan dengan nilai R/C atas biaya
memiliki nilai efisiensi ≤ 0,70, dan petani total sebesar 1,22. Tingkat efisiensi produksi
responden sebanyak 21 petani memiliki nilai usahatani petani padi ladang sebesar 89 persen
efisiensi ≥ 0,70. Rata-rata efisiensi alokatif dan belum efisien.
efisiensi ekonomi sebesar 0,8144 dan 0,5819. Hal
ini menunjukkan petani sudah mencapai efisiensi DAFTAR PUSTAKA
alokatif dan belum mencapai efisiensi ekonomi.
BPS [Badan Pusat Statistik]. 2016. Luas Panen,
Tabel 8. Sebaran responden berdasarkan tingkat Produksi, dan Produktivitas Padi Menurut
efisiensi usahatani padi ladang di Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung 2015.
Kecamatan Sidomulyo Kabupaten http://lampung.bps.go.id/linkTaBelStatis/view
Lampung Selatan /id/447. [29 Agustus 2016].
BPS [Badan Pusat Statistik]. 2016. Luas Panen,
Tingkat Jumlah responden Produksi, dan Produktivitas Padi Menurut
Efisiensi Jumlah Persentase Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan,
Sangat Efisien 0 0 2015. https://lampungselatankab.bps.go.id
Cukup Efisien 6 11 /backend/pdf_publikasi/Kabupaten-Lampung-
Belum Efisien 48 89 Selatan-dalam-Angka-2016.pdf. [29 Agus-
Total 54 100 tus 2016].

23
JIIA, VOLUME 6, No. 1, FEBRUARI 2018

BPTP NAD [Balai Pengkajian Teknologi Purba M. 2005. Analisis pendapatan dan faktor-
Pertanian Nanggro Aceh Darusalam]. 2009. faktor yang mempengaruhi produksi cabang
Budidaya Tanaman Padi. http://nad.litbang usahatani padi ladang di Kabupaten
.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/modul/1 Karawang. Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian, 25 (1)
0-Budidaya-padi.pdf. [6 Oktober 2016]. : 119-125. http://jurnal.fp.uns .ac.id/index.php
BPTP [Balai Pengkajian Teknologi Pertanian] /caraka/article/view/167/134 [23 Oktober
Jawa Tengah. 2007. Teknologi Budidaya Padi 2016].
Gogo. ttp://jateng.litbang.pertanian.go.id. [5 Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. UI-
Januari 2017]. PRESS. Jakarta.
Coelli T and Battese G E. 1998. An introduction to Soekartawi. 1984. Ilmu Usahatani dan Penelitian
efficiency andproductivity analysis. Kluwer Untuk Pengembangan Petani Kecil.
Academic Publishers. Boston. Universitas Indonesia. Jakarta.
Kementrian Pertanian. 2015. Outlook Padi. Stephanie H. 2012. Analisis Efisiensi Teknis Dan
http://www.pertanian.go.id/ap_pages/mod Pendapatan Usahatani Padi Sawah
/datatp. [29 September 2016]. Kabupaten Indramayu. http://repository.ipb.a
Mantra ID. 2008. Demografi Umum. Pustaka c.iditstream/handle/123456789/58132/BABpe
Pelajar. Yogyakarta. rsen20VIpersen20Analisispersen20Efisiensipe
Noor M. 1996. Padi Lahan Marginal. Penebar rsen20Teknis.pdf?sequence=7&isAllowed=y.
Swadaya. Bogor. [23 Oktober 201].
Permandi dan Toha H.1996. Peningkatan Widodo S. 1989. Producion Efficiency of Rice
Produktivitas Padi Gogo Dengan Penanaman Farmers in Java-Indonesia. Gajah Mada
Kultivar Unggul Dan Pemupukan Nitrogen. University Press. Yogyakarta.
Universitas Indonesia. Jakarta.

24

Anda mungkin juga menyukai