php/naval
Abstrak
Kapal ikan tradisional merupakan kapal yang seluruh konstruksinya terbuat dari kayu dan masih
menggunakan pembuatan dengan cara turun-temurun. Kekuatan konstruksi kapal ikan tergantung dari
jenis kayu yang di gunakan dan bentuk dari lambung kapal yang sebagian besar konstruksinya di
lakukan penyambungan dengan menggunakan baut dan paku keling. Sambungan pada konstruksi kapal
ikan tradisional masih menggunakan sambungan yang bertumpuk dan belum di ketahui kekuatan, safety
factor dan deformasi. Pada penelitian ini penulis membuat model variasi sambungan pada konstruksi
lambung yang terdiri dari variasi sambungan design of hook straight lip joint with bolt, design of oblique
lip joint with bolt dan sambungan asli dari kapal ikan tradisional yang ada di Batang, Jawa tengah. Pada
penelitian ini penulis membuat model menggunakan software solidworks dengan analisa metode elemen
hingga untuk mencari nilai tegangan maximum, deformasi dan safety factor sambungan yang sesuai
agar dapat di gunakan pengerajin kapal ikan tradisional. Pembuatan variasi model sambungan di bagi
menjadi 2 yaitu model sambungan asli dan penambahan shock dengan tebal 5 mm di sepanjang
sambungan kapal yang berguna menurunkan nilai tegangan maximum pada sambungan. Bentuk
sambungan yang memenuhi kriteria safety factor, deformasi dan nilai tegangan maksimum pada bagian
deck beam adalah model DB2S 14.83 MPa, pada bagian bottom adalah BT0 10.60 MPa, BT0S 1.53
MPa, pada bagian frame adalah FR1S 13.02 MPa, FR2S 14.97 MPa. Nilai deformasi yang sesuai dengan
safety factor pada bagian deck beam DB2S 5.434 mm, pada bagian bottom adalah BT0 1.64 mm, BT0S
0.1565 mm pada bagian frame adalah FR1S 3.087 mm
Kata kunci: Kapal Ikan Tradisional, Sambungan kayu, Tegangan Maximum, Deformasi, Safety Factor,
Metode Elemen Hingga
1. PENDAHULUAN
Sebagian besar nelayan di Indonesia dalam
operasi penangkapan ikan masihmenggunakan konstruksi tidak di ketahui pasti tingkat
kapal yang terbuat dari kayu kebanyakan di bangun pemenuhan persyaratan keselamatan pelayaran
oleh pengerajin kapal di galangan tradisional. atau ketahanan umur bagian sambungan konstruksi
Keahlian ini didapat dari warisan turun temurun kapal.
tanpa melalui perhitungan dan gambar kapal Kapal kayu terdiri dari beberapa bagian-
terutama pada konstruksi kapal. Sehingga dari segi bagian konstruksi salah satunya konstruksi
kekuata
2.TINJAUAN PUSTAKA
Kapal perikanan adalah kapal yang mencakup
penggunaan atau aktivitas penangkapan atau Apabila panjang balok bagian konstruksi
mengumpulkan sumberdaya perairan,serta belum sesuai dengan perencanaan yang di ingin
penggunaan dalam beberapa aktivitas seperti kan, maka dapat dilakukan penyambungan antara
riset,training dan inspeksi sumberdaya perairan balok-balok kayu Ada 2 cara sambungan balok
(Nomura&Yamazaki 1977),. Sedangkan menurut kayu, yaitu :
(Fyson 1985) kapal perikanan adalah kapal yang 1. Butt Join.
dibangun untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan Sambungan yang tidak tidak langsung
usaha penangkapan ikan mencakup ukuran kapal, dimana diperlukan balok kayu tambahan
rancangan bentuk dek, kapasitas muat, akomodasi, sebagaipenyambung.dipergunakan untuk
mesin serta berbagai perlengkapan yang secara penyambungan antara papan-papan kulit
keseluruhan disesuaikan dengan fungsi dalam luar, geladak dan sekat kedap air.[2]
rencana operasi
Metode elemen hingga adalah sebuah
metode yang menggunakan pendekatan numerik
untuk menganalisa sebuah struktur untuk
mendapatkan solusi pendekatan dari suatu
permasalahan.
Tahapan langkah pembuatan model untuk
dianalisa menggunakan metode elemen hingga 2. Scarphed joint.
dapat dijelaskan secara garis besar menjadi sebagai Sambungan antara dua balok kayu, dimana
berikut: kedua ujung balok-balok kayu di
1. Pembuatan geometri awal struktur yang akan potongsaling menumpang dan dirapatkan
dianalisa. dengan menggunakan mur-baut.[2]
3.METODOLOGI PENELITIAN
Analisa ini bertujuan untuk mengetahui
kekuatan sambungan asli galangan dengan 2 3. Sambungan pada alas
variasi bentuk sambungan dan digunakan shock
pada 2 model variasi tersebut yang akan di
bandingkan dari segi tegangan maksimum yang di
2. Pembebanan Frame
Gambar 7. Variasi 2 Bottom ( Design of Straight
Beban Pada Sisi Kapal Dibawah Garis Air
Lip Joint With Bolt) [4]
Ps = 10 . (T – Z) + Po .CF . 1 Z (KN/m2)[5]
T
4.2 Pembebanan Pada Sambungan
Beban diberikan di tiap sambungan CF1= 1,00 (Tengah kapal)
berdasarkan beban pada setiap kondisi Beban Sisi Kapal Untuk Menghitung Frame Dan
pembebanan. Stiffner
1. Pembebanan Deck Beam Ps =10 x (T – Z) + Po2. CF . 1 Z (kN/m2)
T
PD= Po 20.T X CD(Kn/M2) [5] Beban Sisi Untuk Daerah Tengah
(10 z T ) H
Di mana : Ps 10(T Z ) P0 C f 1 (1 TZ )
Pd = Beban Geladak Cuaca Ps 10(3,25 1,08) 5,21 1,0 (1 13,,08
25
)
C0 = L +4,1 = 29,5 + 4,1 = 4,43
25 25 Ps 28,63 kN / m 2
CL = L = 29,5 = 0,57
90 90 3. Pembebanan Bottom
untuk L < 90 m PB= 10 x T + Po . CF (kN/m2) [5]
Z= jarak vertikal dari pusat beban ke baseline Beban Alas Tengah Kapal
= 2/3 H (Tinggi kapal) Untuk Shock Kulit
= 2,91 m
Pb2 10 T P0 2 C f
Untuk Shock Kulit
Po1= 2,1 x ( CB + 0,7 ) x Co x CL x f1 Pb2 10 3,25 6,95 1
Po1= 2,1 x (0,61 + 0,7) x 4,43 x 0,57 Pb2 39,45 kN / m2
= 6,95 kN/m2
Po Untuk frame, stiffener, beam, web dan strong
Po2= 2,1 x ( CB + 0,7 ) x Co x CL x f2 4.3Meshing
Po2= 2,1 x ( 0,61 + 0,7 ) x 4,43 x 0,57 x 0,75 Proses meshing adalah proses dimana
Po2= 5,21 Kn/m2 model di buat menjadi kumpulan nodal elemen
CD= faktor distribusi hingga dengan ukuran yang lebih kecil dan saling
CD=1,0 ( untuk tengah kapal ) terhubung. Jenis meshingan pada software
Beban Geladak Cuaca Untuk Menghitung Beam, Solidworks menggunakan curvature based mesh
Stiffner Dan StrongBeam dengan menggunakan meshingan ini nodal elemen
20.T lebih terfokus pada bagian baut .
PD= Po X CD(Kn/M2)
(10 z T ) H
Gambar 9. Meshing pada baut dan shock dengan menggunakan curvature based mesh
Tensile Strength = 40.2 kgf/cm2
15
7 BT0 1.64
10
5 8 BT0S 0.1565
0 9 BT1 8.334
DB0 DB0S DB1 DB1S DB2 DB2S 10 BT1S 8.072
Sambungan Pada Deck Beam 11 BT2 1.845
12 BT2S 1.18
Gambar 18. Diagram Analisa Tegangan
13 FR0 4.027
Maksimum Deckbeam
14 FR0S 3.872
40 36,88 15 FR1 3.137
Maximum Stress
20 16,77 17,45
18 FR2S 3.084
10,6
10 Keterangan Tabel :
1,53 DB = Deck Beam
0
BT0 BT0S BT1 BT1S BT2 BT2S
BT = Bottom
Sambungan Pada Bottom FR = Frame
S = Shock
Gambar 19. Diagram Analisa Tegangan 0 = Asli
Maksimum Bottom 1 = Variasi 1
50 47,26 2 = Variasi 2
Maximum Stress
10 8,072 8,334
Deformasi (mm)
8
Maximum
6
4 1,845 1,18
1,64
2 0,1565
0
BT0 BT0S BT1 BT1S BT2 BT2S
Sambungan Pada Bottom
Gambar 21. Deformasi pada DB2 (Deckbeam
Variasi 2) Gambar 25. Diagram Hasil Analisa Deformasi
Sambungan Bottom
5 4,027 3,872
Maximum Deformasi
4 3,137 3,087 3,108 3,084
3
(mm)
2
1
0
FR0 FR0S FR1 FR1S FR2 FR2S
Sambungan Pada Frame
2
1
0
DB0 DB0S DB1 DB1S DB2 DB2S
Sambungan Pada Deck Beam
Saran
1. Perlu penambahan variasi sambungan agar
dapat mengetahui bentuk yang paling cocok
untuk sambungan kapal kayu.
2. Perlu variasi jenis bahan pada shock agar di
dapatkan tegangan maksimum yang lebih
kecil.
DAFTAR PUSTAKA
[1] No name. 1989.Peraturan Konstruksi Kapal
Keterangan Tabel : Kayu. Jakarta: Biro Klasifikasi Indonesia.
DB = Deck Beam [2] No name. TT. Bahan Ajar Kapal Kayu,
BT = Bottom Semarang: Program Studi S1 Teknik
FR = Frame Perkapalan Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro.
S = Shock
[3] Mardikanto TR, Lina Karlinasari dan
0 = Asli Effendi Tri Bahtiar, 2011. Sifat Mekanis
1 = Variasi 1 Kayu, Bogor: IPB Press.
2 = Variasi 2 [4] Yohanes, Musthafa Akbar dan Reysca Admi
Aksa. 2016. Finite Element Analysis of
Dari hasil analisa sambungan yang Wood Strructural Joints on Traditional
memenuhi kriteria fs >1 pada sambungan deck Wooden Ship. Mechanical Engineering,
beam adalah DB2S. Pada sambungan bottom yang Universitas Riau, Indonesia.
memenuhi kriteria adalah BT0, BT0S, .Untuk [5] Biro Klasifikasi Indonesia, PT. Persero.
sambungan pada frame yang memenuhi kriteria 2006. Rules for The Classification and
adalah FR1S, FR2S. Dari hasil safety factor Contruction of Sea Going Stell Ship
tersebut dapat di simpulkan penggunaan shock VolumeII: Rules for Hull edition 2013.
pada sambungan dapat menambah faktor BiroKlasifikasi Indonesia. Jakarta.
keselamatan yang terjadi pada kapal ikan [6] Anonim.(1961).“Peraturan Konstruksi Kayu
khususnya kapal tradisional yang menggunakan Indonesia (PKKI) NI-1961”.
bahan kayu sebagai konstruksinya. Bandung:Lembaga Penyelidikan Masalah
Bangunan, Departemen Pekerjaan Umum
5. Kesimpulan dan Tenaga Listrik. Yayasan Normalisasi
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian Indonesia, Bandung.
ini adalah: [7] Prayuda Apri Gozal. 2015. Analisa Kekuatan
1. Dengan memakai shock nilai tegangan Bentuk Sambungan Kayu Balau Kuning dan
maximum pada sambungan semakin kecil dan Diameter Baut Pada Konstruksi Linggi
pemakaian shock dapat menekankan Haluan Kapal
konsentrasi tegangan maximum pada bagian Tradisional.Semarang:Teknik Perkapalan
shock langsung,sehingga kayu sambungan Universitas Diponegoro, Indonesia.
tidak terjadi tegangan maximum.
2. Bentuk sambungan yang memenuhi kriteria
nilai tegangan maksimum dan safety factor
yang memenuhi pada bagian deck beam adalah
model DB2S 14.83 MPa pada bagian bottom
adalah BT0 10.60 MPa, BT0S 1.53 MPa pada
bagian frame adalah FR1S 13.02 MPa dan
FR2S 14.97 MPa.
3. Bentuk sambungan yang memiliki deformasi
sesuai safety factor pada bagian deck beam
DB2S 5.434 mm pada bagian bottom adalah
BT0 1.64 mm, BT0S 0.1565 mm, , pada bagian