Anda di halaman 1dari 9

Final Test Mata Kuliah Kewarganegaraan

I Made Semara Reta Adnyana

1. Penjelasan tentang Bipatride, Apatride dan Multipatride.


a) Bipatride adalah kewarganegaraan ganda, yaitu jika menurut peraturan yang
relevan kedua negara dan dianggap sebagai warga negara di kedua negara
tersebut. Misalnya, Budi dan Sari adalah sepasang suami istri dengan status
warga negara A, namun berdomisili di negara B. Negara A menganut asas ius
sanguinis dan negara B menganut asas ius soli dan mereka melahirkan
seoarang putra di negara B bernama Doni. Menurut Negara A yang menganut
asas ius sanguinis, Doni adalah warga negara karena mengikuti
kewarganegaraan orang tuanya. Sedangkan, menurut negara B yang menganus
asas ius soli, Dani juga warga negara B, karena tempat kelahirannya di Negara
B. Dengan demikian, Doni mempunyai status kewarganegaraan ganda atau
bipatride.
b) Apatride adalah status tanpa kewarganegaraan yang muncul jika, menurut
aturan Kewarganegaraan, seseorang tidak diakui sebagai warga negara dari
negara mana pun. Misalnya Agus dan Sari berstatus suami istri berasal dari
Negara B yang menganut asas ius soli. Kemudian, mereka tinggal di Negara A
yang menganut asas ius sanguinis. Akhirnya, mereka melahirkan seorang anak
bernama Ahmad. Menurut Negara A, Ahmad tidak diakui sebagai warga
negara, karena orang tuanya bukan warga negara A atau berasal dari negara A.
Begitu pula menurut Negara B, Ahmad tidak diakui sebagai warga negara,
karena lahir di wilayah lain. Jadi, Ahmad tidak memiliki kewarganegaraan
atau Apatride.
c) Multipatride adalah seseorang yang memiliki dua atau lebih kewarganegaraan.
Misalnya, Doni adalah seorang keturuan negara A yang menganut asas ius
sanguinis. Namun, Doni juga dilahir di negara B yang menganut asas ius soli,
sehingga ia memiliki kewarganegaraan ganda, yaitu warga negara A dan
warga negara B. Pada suatu hari, ketika Doni mendapat kehormatan menjadi
warga negara C yang memperbolehkan seseorang untuk memiliki status
kewarganegaraan ganda dan Doni tidak mencopot statusnya sebagai warga
negara A dan B maka dia memiliki tiga kewarganegaraan sekaligus atau
multipatride.

2. Penjelasan tentang ius sanguinins dan ius soli.


a. Ius sanguinis adalah prinsip hukum kewarganegaraan yang menentukan
kewarganegaraan atau diperolehnya kewarganegaraan dari kedua orang tuanya.
Anak-anak saat lahir dapat menjadi warga negara dari negara bagian tertentu jika
salah satu atau kedua orang tuanya memiliki kewarganegaraan negara tersebut. Ini
mungkin juga berlaku untuk identitas nasional dari etnis, budaya, atau asal-usul
lainnya. Kewarganegaraan juga dapat berlaku bagi anak-anak yang orang tuanya
merupakan diaspora dan bukan merupakan warga negara yang memberikan
kewarganegaraan. Salah satu negara yang menggunakan asas ini adalah United
States. Berdasarkan U.S. nationality law, undang undang tersebut menyatakan
bahwa seorang anak yang lahir di luar negeri diberi kewarganegaraan Amerika
Serikat saat lahir jika setidaknya salah satu orang tua adalah warga negara atau
warga negara, dengan tunduk pada persyaratan tertentu.
b. Ius Soli, atau kewarganegaraan sejak lahir adalah bentuk lain dari perolehan
kewarganegaraan di mana seseorang diberikan kewarganegaraan berdasarkan
negara kelahirannya. Sementara orang mungkin membayangkan ini sebagai
bentuk kewarganegaraan yang cukup umum, tidak ada negara Eropa yang akan
memberikan kewarganegaraan atas dasar ini saja. Ada faktor-faktor tertentu yang
harus dipenuhi agar Ius Soli menjadi satu-satunya pilihan individu untuk diberikan
kewarganegaraan, seperti orang tua yang berasal dari negara tertentu serta
berbagai persyaratan naturalisasi misalnya pengetahuan bahasa lokal, dll.
Lex soli adalah hukum yang digunakan dalam praktik untuk mengatur siapa dan
dalam situasi apa seseorang dapat menuntut hak jus soli. Kebanyakan negara
bagian menyediakan lex soli tertentu dalam penerapan jus soli masing-masing
dan ini adalah cara paling umum untuk memperoleh kewarganegaraan. Namun,
pengecualian yang sering untuk lex soli diberlakukan ketika seorang anak lahir
dari orang tua dalam layanan diplomatik atau konsuler negara lain dalam misi ke
negara yang bersangkutan.

3. Negara merupakan suatu wilayah dimana memiliki suatu sistem yang berlaku bagi
setiap individu yang berada di wilayah tersebut. Suatu negara dapat berupa negara
yang berdaulat ataupun bagian dari negara yang lebih besar. Ciri ciri sebuah negara
adalah memiliki rakyat, wilayah, dan memiliki pemerintahan.

4. Ideologi merupakan kata yang berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari ideas dan
logos yang memiliki makna pemikiran, cara pandang, ilmu, dan cita cita. Maka dari
itu, dapat disimpulkan bahwa ideologi merupakan sebuah cara pandang atau ilmu
yang membentuk suatu kerangka berfikir dalam masyarakat dalam mewujudkan
sebuah cita cita. Terdapat beberapa contoh ideologi, yaitu ideologi Pancasila, ideologi
sosial komunis, ideologi liberalisme, dan ideologi kapitalisme.

a. Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila merupakan ideologi yang menjadikan nilai-nilai yang ada pada
setiap butir Pancasila sebagai pedoman dasar dalam melaksanakan kehidupan
bernegara. Ideologi Pancasila juga menjadikan Pancasila sebagai cita cita sebuah
negara. Negara yang menganut ideologi Pancasila adalah Indonesia.

b. Ideologi Sosial Komunis


Ideologi Sosial Komunis merupakan ideologi yang didasari sebuah paham bahwa
lebih mengedepankan kepentingan umum/Bersama daripada kepentingan individu
yang miliki cita cita / tujuan untuk memajukan kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakan secara umum. Salah satu negara yang menganut ideologi Sosial
Komunis adalah China.

c. Ideologi Liberalisme
Ideologi Liberalisme merupakan ideologi kepentingan individu daripada
kepentingan suatu golongan atau kelompok. Dalam ideologi ini didasari oleh
paham yang menganut adanya kebebasan setiap individu, baik itu dari berbagai
aspek, yaitu : aspek ekonomi, aspek sosial, aspel agama, aspek budaya, dll. Salah
satu negara yang menganut ideologi ini adalah United Kingdom.

d. Ideologi Kapitalisme
Ideologi Kapitalisme merupakan ideologi yang mengutamakan kepemilikan
modal individua tau kepemilikan modal suatu kelompok masyarakan yang
digunakan sebagai alat penggerak kesejahteraan masyarakat. Ideologi ini sangat
erat kaitannya dengan ekonomi karena tujuan dari ideologi ini adalah untuk
mendapatkan modal dang keuntungan yang sebesar besarnya. Salah satu negara
yang menganut ideologi ini adalah United States.

5. Faktor penting dalam pembentukan identitas nasional adalah factor primodial dan
factor kondisional. Faktor primodial merupakan factor yang secara alamiah melekat
pada suatu bangsa, seperti kondisi geografi dan demografi. Sedangkan factor
kondisonal adalah suatu keadaan yang memengaruhi terbentuknya identitas nasional.
Misalnya, factor historis dapat memengaruhi proses terbentuknya masyarakat, factor
sosial politik, dan kebudayaan yang dimiliki. Selain itu, terdapat factor lain yang
dapat memengaruhi pembentukan identitas nasional, yaitu factor sacral. Faktor ini
merupakan suatu kesamaan keyakinan yang dipeluk dan daikui oleh masyarakat yang
bersangkutan.

6. Menurut saya Mia Audina dan Sri Mulyani adalah orang Indonesia yang hebat
dibidangnya masing masing. Mia Audina memilih untuk pindah kewarganegaraan
seteleh menikah dengan seorang pria berkewarganegaraan Belanda. Mia Audina pun
sempat meminta untuk tetap bisa membela Indonesia, namun ditolak karena bukan
lagi warga Indonesia. Maka dari itu, menurut saya Mia Audina tidak sepenuhnya
salah memilih menjadi berkewarganegaraan lain karena memang hal tersebut tidak
terkait dengan benar atau salah, tpi terkait dengan konsekuensi yang akan didapat
nantinya dan tidak ada lagi hak dan kewajiban terhdapat Indonesia. Misalnya, Mia
Audina tidak bisa mewakili Indonesia dan mungkin tidak bisa mendapatkan benefit
yang yang seharusnya didapat ketika mewakili Indonesia seperti tunjangan atau pun
penghargaan lainnya.

Disisi lain, Sri Mulyani rela melepaskan posisi strategis di Bank Dunia untuk menjadi
pembantu presiden pada tahun 2010 – 2016. Menurut saya, yang dilakukan Sri
Mulyani sangatlah luar biasa karena berani melepaskan jabatan tersebut untuk bisa
membantu membangun Indonesia dan bisa dibilang Sri Mulyani memiliki jiwa
nasionalisme. Hal tersebut bisa dijadikan contoh bagi generasi selanjutnya, namun
jangan sampai semangat nasionalisme tersebut dijadikan “alat” untuk masyarakat
menjalankan kewabijannya sebagai warga negara tapi juga mendapat yang setimpal
atas kewajibannya yang telah dilaksanakan sebagai warga negara.
7. Film pendek dengan judul “KTP” sangat menarik dan banyak pesan yang bisa dipetik
dari film pendek tersebut. Jika dihubungkan dengan sub bab mata kulaih
kewarganegaraan, film tersebut sangat berhubungan dengan sub bab Dasar Hukum
Warga Negara. Dalam hal ini, agar hubungan tersebut terjadi petugas kecamatan,
Darno mendatangi salah satu warga, Mbah Karsono, untuk pendataan pembuatan
KTP. Pendataan tersebut dilakukan agar Mbah Karsono bisa mendapatkan jaminan
kesehatan atau dengan kata lain mendapat haknya sebagai warga negara. Namun,
pendataan tersebut tidak berjalan lancer karena kepercayaan Mbah Karsono yaitu
Kejawen tidak terdaftar dalam list pendataan KTP tersebut. Singkat cerita, untuk
mengatasi permasalahan tersebut warga melakukan musyawarah yang hasilnya ialah
warga siap menjamin kesehatan Mbah Karsono dan Mbah Karsono tidak perlu
memaksakan pendataan tersebut karena kepercayaan Mbah Karsono tidak ada dalam
list perndataan tersebut. Jadi, kesimpulan yang saya dapat dari film pendek tersebut
adalah hubungan negara dan warga negara tidak harus satu arah, melainkan bisa dua
arah. Ketika negara belum bisa memberikan yang terbaik, warga bisa ikut membantu
mencarikannya solusi.

8. Pendapat saya terkait demokrasi di Indonesia ialah terlalu procedural. Pemikiran


tersebut didasari karena masih diadakannya pilkada pada tanggal 9 Desember 2020
mengingat kondisi saat ini sedang Pandemi Covid-19. Dengan menerapkan protokol
kesehatan pada saat pilkada tidak menjamin terhidar dari penularan Covid-19. Selain
itu, dengan demokrasi kita yang masih cinderung prosedural memungkinkan akan
disusupin “kekuatan uang” agar kekuasaan didapatkan. Prakter demograsi tersebut
yang bertujuan untuk mempertahankan kekuasaan, posisi, status, dan bahkan
mempertahankan uang sangat mungkin akan memunculkan oligarki yang bersar.
Maka dari itu, sistem pemilu perlu diperbaharui agak menciptakan demokrasi yang
lebih substantif dimana kepentingan rakyat menjadi yang utama.

9. Prosedur memperoleh kewarganegaraan.

Orang asing (Non warga negara Indonesia) mengajukan permohonan


pewarganegaraan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia diatas kertas bermaterai
kepada Presiden melalui Menteri. Untuk kelengkapan yang harus diisi didalam
permohonan tersebut dapat dilihat pada PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA MEMPEROLEH,
KEHILANGAN, PEMBATALAN, DAN MEMPEROLEH KEMBALI
KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA. Namun terdapat syarat yang
harus dipenuhi orang asing agar bisa memperoleh kewarganegaraan, yaitu:
a) telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;
b) pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah
negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau
paling singkat 10 (sepuluh puluh) tahun tidak berturut-turut;
c) sehat jasmani dan rohani;
d) dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
e) tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
f) jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda;
g) mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan\
h) membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.

Kehilangan Kewarganegaraan.

Warga Negara Indonesia dengan sendirinya kehilangan kewarganegaraannya karena:

a) memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;


b) tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang
yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu;
c) masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden;
d) secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas
semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia;
e) secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara
asing atau bagian dari negara asing tersebut;
f) tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing;
g) mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat
yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari
negara lain atas namanya; atau
h) bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima)
tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah
dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi
Warga Negara Indonesia sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir,
dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan
pernyataan ingin tetap menjadi Warga Negara Indonesia kepada Perwakilan
Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang
bersangkutan padahal Perwakilan Republik Indonesia tersebut telah
memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang
bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.

Memperoleh kembai kewarganegaraan.

1) Warga Negara Indonesia yang kehilangan kewarganegaraannya sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 23 huruf i Undang-Undang, dapat memperoleh kembali
Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan mengajukan permohonan
kepada Menteri melalui Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon.
2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis
dalam bahasa Indonesia di atas kertas bermeterai cukup dan sekurang-
kurangnya memuat:
a. nama lengkap;
b. alamat tempat tinggal;
c. tempat dan tanggal lahir;
d. pekerjaan;
e. jenis kelamin;
f. status perkawinan; dan
g. alasan kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia.

10. Metode Bottom-Up.


Fokus perhatian pada metode ini adalah pada peran street level birokrat dan kelompok
sasaran. Pada metode ini percara bahwa implementasi akan berhasil jika kelompok
sasaran dilibatkan dari awal mulai proses sampai implementasi kebijakan.

Metode Top-Down
Dalam metode ini menggunakan logika berpikir dari ‘atas’ kemudian melakukan
pemetaan ‘ke bawah’ untuk melihat keberhasilan atau kegagalan suatu implementasi
kebijakan. Dalam metode ini juga a lebih fokus pada kegagalan implementasi
kebijakan karena menjelaskan persoalan-persoalan atau faktor penghambat
implementasi.
Dartar Pustaka

U.S. Department of State. (n.d.). Acquisition of U.S. Citizenship at Birth by a Child Born
Abroad. Retrieved December 18, 2020, from
https://travel.state.gov/content/travel/en/legal/travel-legal-considerations/us-
citizenship/Acquisition-US-Citizenship-Child-Born-Abroad.html.

Price, P. J. (2016). Jus soli and statelessness: A comparative perspective from the Americas.

Anda mungkin juga menyukai