Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN BEBAN LISTRIK


TERHADAP EFISIENSI GENERATOR SINKRON
DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PENURUNAN ENTALPI
(STUDI KASUS : UNIT 1 PLTU PANGKALAN SUSU OMU)

Untuk Memenuhi Sebahagian dari Syarat-syarat


Penulisan Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro

Diusulkan oleh,

Juni Hardiansyah
NIM : 170150025

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2020
LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN

Judul TGA : Analisis Pengaruh Perubahan Beban Listrik Terhadap


Efisiensi Generator Sinkron Menggunakan Metode
Penurunan Entalpi (Studi Kasus : Unit 1 PLTU
Pangkalan Susu OMU)

Nama Mahasiswa : Juni Hardiansyah

NIM : 170150025

Bidang : Analisis

Tanggal Seminar :
Proposal ini merupakan persyaratan untuk penulisan Skripsi pada Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh.

Lhokseumawe, Desember 2020


Pengusul,

Juni Hardiansyah

NIM : 170150025
Menyetujui,

Pembimbing Utama Pendamping Pendamping

Andik Bintoro, S.T., M. Eng Asran, S.T., M.T


NIP : 198007102006041016 NIP : 197204152002121002

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro

i
Andik Bintoro, S.T., M.Eng

NIP :198007102006041016

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN.................................................................i


DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................3
1.5 Batasan Masalah..............................................................................................4
1.6 Metode Pengumpulan Data..............................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
2.1 Siklus Rankine.................................................................................................5
2.2 Turbin Uap (Steam Turbine)...........................................................................7
2.2.1 Konstruksi Turbin Uap (Steam Turbine).................................................8
2.2.2 Jenis-Jenis Turbin Uap (Steam Turbin)...................................................9
2.2.3 Efisiensi Turbin Uap (Steam Turbin)......................................................9
2.3 Generator Sinkron.........................................................................................11
2.3.1 Konstruksi Generator Sinkron...............................................................11
2.3.2 Prinsip Kerja Generator Sinkron............................................................12
2.3.3 Daya yang Dibangkitkan Generator Sinkron.........................................13
2.3.4 Efisiensi Generator................................................................................15
2.4 Program Steam Tab.......................................................................................16
2.4.1 Entalpi...................................................................................................17
2.4.2 Entropi...................................................................................................17

ii
BAB III METODELOGI PENELITIAN...........................................................18
3.1 Tempat Penelitian..........................................................................................18
3.2 Jenis Data Penelitian......................................................................................18
3.3 Alat Penelitian...............................................................................................18
3.4 Metode Pengumpulan Data............................................................................19
3.5 Metode Pengolahan Data...............................................................................19
3.6 Diagram Alir (Flow Chart) Penelitian...........................................................19

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini di Indonesia kebutuhan akan energi listrik dari tahun ke tahun terus
meningkat. Hal ini dapat dilihat dari keputusan Menteri ESDM Nomor
143/K/20/MEM/2019 tentang Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional Tahun
2019 sampai dengan Tahun 2038. Dalam keputusan tersebut, Menteri ESDM
memproyeksikan rata-rata pertumbuhan kebutuhan energi listrik nasional sekitar
6,9% per tahun. Pertumbuhan tersebut banyak terjadi pada sektor pembangunan
industri dan tempat tinggal masyarakat. Sebagian besar industri sangatlah
bergantung pada tenaga listrik sebagai sarana untuk kelangsungan proses produksi
maupun pengoperasiannya. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan energi listrik
yang terus meningkat dari tahun ke tahun, maka dibangunlah berbagai macam
pembangkit listrik di Indonesia. Salah satunya adalah pembangkit listrik tenaga
uap (PLTU).
PLTU merupakan jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak
digunakan, karena efisiensinya yang baik dan bahan bakarnya yang mudah
didapat sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis. PLTU merupakan
mesin konversi energi yang merubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi
energi listrik. PLTU batubara memiliki 6 komponen utama yaitu boiler, turbin uap
(steam turbine), kondensor, generator, transformator, dan pompa air. Komponen-
komponen tersebut bekerja secara berkaitan untuk menghasilkan energi listrik
yang efisien.
Salah satu perusahaan pembangkitkan energi listrik tenaga uap (PLTU)
berbahan bakar batu bara yang terdapat di provinsi Sumatera Utara adalah
PT Indonesia Power PLTU Pangkalan Susu OMU (Operation and Maintenance
Service Unit). Pembangkitan yang dikelola oleh PT Indonesia Power ini memiliki
2 unit yang masing-masing memiliki kapasitas daya netto 200 MW. Pada proses
pembangkit listrik di PLTU Pangkalan Susu unit 1 dan 2 rating daya yang

1
2

dibangkitkan oleh generator masing-masing sebesar 220 MW, dimana 20 MWnya


didistribusikan ke wilayah sektor pembangkitan tersebut. Secara aktual daya yang
akan dibangkitkan tidak selalu statis pada nilai rating. Hal ini disebabkan oleh
keadaan beban yang selalu berubah-ubah tiap saat. Kondisi saat ini PLTU
Pangkalan Susu unit 1 dan 2 telah beroperasi lebih kurang 7 tahun dan telah
mengalami permasalahan-permasalahan yang tentunya dapat menurunkan
efisiensi dari generator tersebut. Selama lebih kurang 7 tahun beroperasi, unit 1
lebih sering mengalami gangguan atau shutdown. Hal tersebut sangat
memungkinkan terjadinya penurunan nilai efisiensi generator tersebut.

Efisiensi generator akan mempengaruhi kinerja dari sistem PLTU itu sendiri.
Semakin besar nilai efisiensi dari generator maka keandalan sistem juga akan
semakin baik. Selama lebih kurang 7 tahun beroperasi diperkirakan efisiensi akan
mengalami penurunan akibat beberapa faktor seperti kenaikan rugi-rugi daya
generator, generator trip (Unit Shutdown), perubahan beban yang signifikan,
faktor lamanya maintenance, atau kesalahan dalam pengoperasian. Oleh karena
itu, penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian tugas akhir tentang
”Analisis Pengaruh Perubahan Beban Listrik Terhadap Efisiensi Generator
Sinkron dengan Menggunakan Metode Penurunan Entalpi (Studi Kasus : Unit 1
PLTU Pangkalan Susu OMU)”. Diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini,
penulis dapat menganalisis pengaruh dari beban listrik yang tidak statis terhadap
efisiensi generator sekaligus dapat mengetahui nilai efisiensi dari generator unit 1
tersebut yang telah beroperasi selama lebih kurang 7 tahun.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka


rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, yaitu :
1. Bagaimana pengaruh perubahan beban listrik terhadap efisiensi generator
unit 1 PLTU Pangkalan Susu OMU?
3

2. Berapa nilai efisiensi rata-rata generator unit 1 PLTU Pangkalan Susu OMU
berdasarkan kemampuan daya masukkan dan keluaran yang telah beroperasi
selama lebih kurang 7 tahun ?
3. Bagaimana perbandingan efisiensi aktual dengan efisiensi desain pada
generator unit 1 PLTU Pangkalan Susu OMU?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan dari penilitian


ini adalah sebagai berikut, yaitu :
1. Untuk mengetahui pengaruh perubahan beban listrik terhadap efisiensi
generator unit 1 PLTU Pangkalan Susu OMU.
2. Untuk mengetahui nilai efisiensi rata-rata generator unit 1 PLTU Pangkalan
Susu OMU berdasarkan kemampuan daya masukkan dan keluaran yang
telah beroperasi selama lebih kurang 7 tahun.
3. Untuk mengetahui perbandingan efisiensi aktual dengan efisiensi desain
pada generator unit 1 PLTU Pangkalan Susu OMU.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini bagi penulis (mahasiswa)
dan bagi perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis (Mahasiswa)
Untuk dapat meningkatkan kemampuan penulis (mahasiswa) dalam berfikir
secara objektif dan ilmiah dalam menerapkan disiplin ilmu yang telah
diperoleh selama menempuh perkuliahan untuk dapat diterapkan di
lapangan, khususnya dalam penelitian ini sebagai implementasi teori dan
penunjang dalam dunia kerja.
2. Bagi Perusahaan
Untuk mengetahui besar nilai efisiensi generator sinkron yang telah
beroperasi selama lebih kurang 7 tahun lamanya. Hasil analisis tersebut
4

dapat dijadikan sebagai acuan untuk tetap meningkatkan dan


mempertahankan keandalan dalam sistem pembangkitan listrik tersebut,
khususnya pada peralatan generatornya. Agar menghasilkan listrik dengan
standar yang telah ditetapkan oleh PLN.

1.5 Batasan Masalah

Mengingat banyaknya perkembangan yang dapat ditemukan dalam


menyelesaikan permasalahan ini, maka perlu dilakukan batasan-batasan yang jelas
mengenai apa yang akan dilakukan untuk menyelesaikan penelitian ini. Adapun
batas-batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan efisiensi generator dengan penentuan perbandingan beberapa
daya output generator terhadap beberapa daya input generator (daya output
steam turbine) menggunakan metode penurunan entalpi.
2. Pengalisaan beberapa daya output dari generator terhadap perhitungan nilai
efisiensi untuk mengetahui pengaruhnya terhadap naik turunnya efisiensi
pada generator tersebut.
3. Metode penurunan entalpi hanya dapat menganalisis daya input generator
yang dikopel bersama turbin uap (steam turbine).

1.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini dibagi
ke dalam beberapa rangkaian kegiatan, yaitu :
1. Metode Observasi
Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan langsung terhadap alat proses yang dijadikan sebagai objek
permasalahan.
2. Metode Wawancara dan Diskusi
Metode wawancara dan diskusi adalah metode pengumpulan sata dengan
mengadakan tanya jawab kepada tenaga ahli yang terkait dengan bidang
objek yang diamati dan didiskusikan kepada pembimbing lapangan.
3. Metode Studi Literatur dan Studi Pustaka
5

Metode studi literatur dan studi pustaka penulis lakukan dengan membaca
buku-buku pendukung yang telah tersedia di perpustakaan lapangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Siklus Rankine

Siklus rankine adalah siklus termodinamika ideal dari mesin panas yang


mengubah panas menjadi kerja mekanis saat mengalami perubahan
fase. Perubahan fase tersebut merupakan siklus ideal dimana kerugian gesekan
dimasing-masing dari 4 komponen diabaikan. Panas disuplai secara eksternal ke
rangkaian tertutup, yang biasanya menggunakan air sebagai fluida kerja.

Energi listrik yang dihasilkan oleh PLTU diawali dengan energi panas yang
berasal dari proses pembakaran High Speed Diesel (HSD) dan batubara yang
kemudian ditransfer secara radiasi dan konveksi di dalam fuida kerja (boiler).
Proses transfer ini akan mengubah fluida kerja dari fase saturated water,
saturated vapor, dan superheated steam. Siklus ini disebut juga dengan siklus
rankine, yang mana siklus ini biasanya digunakan pada Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU). Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup dapat
digambarkan dengan diagram T– S (Temperatur - Entropi). Siklus ini adalah
penerapan siklus rankine ideal. Adapun urutan langkahnya adalah sebagai berikut,
yaitu :

2’ P1

P2

6
Gambar 2.1 Diagram T-S Siklus Rankine
Sumber : Pengoperasian PLTU PT PLN (Persero) PUSDIKLAT : 2013

7
8

Keterangan :
1–2 : Air dipompa dari tekanan P2 menjadi P1. Langkah ini adalah kompresi
isentropis, dan proses ini terjadi pada pompa air pengisi.

2 –2’ : Air bertekanan ini dinaikkan suhunya hingga mencapai titik didih. Proses
ini terjadi di LP Heater, HP Heater, dan Economiser.

2’ – 3 : Air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut vapourising
(penguapan) dengan proses isobar isotermis, terjadi di boiler yaitu di
wall
tube (riser) dan steam drum.

3-4 : Uap dipanaskan lebih lanjut hingga mencapai suhu kerjanya. Langkah
ini terjadi di boiler dengan proses isobar.

4 – 5 : Uap melakukan kerja sehingga tekanan dan suhunya turun. Langkah ini
adalah ekspansi isentropis, dan terjadi di dalam turbin.

5 – 1 : Pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air kondensat.


Langkah ini adalah isobar isothermis, dan terjadi di dalam kondensor.

Siklus rankine ini (Gambar 2.1) juga diterapkan pada Unit 1 PLTU
Pangkalan Susu OMU yang digambarkan pada diagram berikut ini, yaitu :
9

Gambar 2.2 Diagram Alir Siklus Rankine


Sumber : Pengoperasian PLTU PT PLN (Persero) PUSDIKLAT : 2013
Berdasarkan gambar 2.2 terdapat 4 proses dalam siklus Rankine, setiap siklus
mengubah keadaan fluida (tekanan dan wujud) sebagai berikut :
1. Proses 1
Fluida dipompa dari bertekanan rendah ke tekanan tinggi dalam bentuk cair.
Proses ini membutuhkan sedikit input energi.
2. Proses 2
Fluida cair bertekanan tinggi masuk ke boiler di mana fluida dipanaskan
hingga menjadi uap pada tekanan konstan menjadi uap jenuh.
3. Proses 3
Uap jenuh tersebut dipanaskan kembali untuk menghilangkan kadar air pada
uap jenuh agar menjadi uap kering
4. Proses 4
Uap kering bergerak menuju turbin yang di kopel bersama generator untuk
menghasilkan energi listrik. Hal ini mengurangi temperatur dan tekanan uap
dan mungkin sedikit kondensasi juga terjadi.
5. Proses 5
Uap hasil kerja dari turbin memasuki kondensor, sehingga uap diembunkan
dalam tekanan dan temperatur tetap hingga menjadi air kembali.
10

2.2 Turbin Uap (Steam Turbine)

Turbin uap (steam turbine) merupakan penggerak awal yang berguna untuk
mengubah energi potensial yang ada menjadi energi kinetik. Energi kinetik ini
selanjutnya diubah untuk menjadi sebuah energi mekanik yang terbentuk dalam
putaran poros turbin. Selanjutnya poros turbin dihubungkan dengan mekanisme
yang digerakkan, bisa secara langsung ataupun dengan bantuan elemen lainnya.
Dengan kerja mekanisme seperti itu, akhirnya turbin uap bisa berguna untuk
menjadi pembangkit listrik. Turbin uap memang menjadi komponen yang sangat
penting di dalam keberadaan PLTU. Tanpa adanya turbin uap, sulit untuk bisa
mendapatkan tenaga listrik yang diinginkan.

2.2.1 Konstruksi Turbin Uap (Steam Turbine)


Secara umum konstruksi turbin uap (steam turbine) terdiri atas beberapa
komponen. Masing-masing komponen ini saling menyatu agar dapat
menghasilkan uap dalam jumlah yang pas agar bisa dikonversi menjadi listrik.

Gambar 2.3 Konstruksi Turbin Uap (Steam Turbine)


Sumber : https://hyprowira.com/blog/prinsip-kerja-turbin-uap
1. Casing
Casing digunakan untuk menjadi penutup utama dari bagian-bagian yang
ada di turbin uap. Dengan adanya casing, maka komponen turbin uap tidak
langsung terekspos dari luar sehingga tetap tahan lama.
11

2. Rotor
Rotor adalah bagian turbin yang berputar dan jumlahnya cukup banyak. Ada
dua bagian dari rotor yang ada di dalam turbin uap yaitu Rotor Shaft
(berfungsi sebagai komponen untuk tempat pemasangan cakram-cakram
sepanjang sumbu) dan Rotor Blades (berfungsi sebagai alat penerima gaya
dari energi kinetik uap).
3. Cakram
Cakram berfungsi sebagai tempat dipasangnya sudu-sudu secara radial di
antara poros.
4. Nosel
Nosel berguna untuk media ekspansi uap yang nantinya bisa mengubah
energi potensial yang ada menjadi energi kinetik.
5. Bantalan (bearing)
Bantalan yang ada di dalam turbin uap berguna untuk menyokong kedua
ujung poros. Selain itu berguna juga sebagai penerima beban yang
ditimbulkan.
6. Seal
Seal berfungsi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti
kebocoran uap. Biasanya seal dipasang di sekeliling poros.
7. Kopling
Kopling berfungsi sebagai penghubung di antara kerja turbin uap dengan
mekanisme yang digerakkan oleh turbin uap.

2.2.2 Jenis-Jenis Turbin Uap (Steam Turbin)


Adapun jenis-jenis turbin uap berdasarkan tekanan uap yang masuk adalah
sebagai berikut :
1. Turbin LP (Low Pressure)
Turbin tekanan rendah (Low Pressure Turbines) Tekanan dibawah 1 Mpa.
2. Turbin IP (Intermediet Pressure)
Turbin tekanan menengah (Intermediate Pressure Turbines) Tekanan uap
antara 1 Mpa – 8,8 Mpa.
12

3. Turbin HP (High Pressure)


Turbin tekanan tinggi (High Pressure Turbines) Tekanan uap antara 8,8
Mpa – 22,5 Mpa.
4. Turbin Superkritis
Turbin tekanan superkritis (Supercritical Pressure Turbines ) diatas 22,5
Mpa.

2.2.3 Efisiensi Turbin Uap (Steam Turbin)


Pengertian efisiensi adalah perbandingan antara output terhadap input dalam
suatu proses. Efisiensi merupakan salah satu persamaan yang penting dalam 23
termodinamika untuk mengetahui seberapa baik konversi energi atau proses
transfer terjadi.(Boles dan Cengel, 2006).

Gambar 2.4 Skema Perhitungan Daya Turbin PLTU Pangkalan Susu OMU
Sumber : Jurnal Analisis Efisiensi Steam Turbine
WT = m1(h1-h2) + m2(h3-h4) + m3(h4-h5) …………………………….….……(2.1)
WT = WHP Turbin + WIP Turbin + WLP Turbin…………………………….….………(2.2)
dimana :
m = Laju Aliran Massa Steam Turbine (kg/h)
h1 = Entalpi Steam Inlet HP Turbin (kJ/kg)
h2 = Entalpi Steam Exhaust HP Turbin (kJ/kg)
h3 = Entalpi Steam Inlet IP Turbin (kJ/kg)
13

h4 = Entalpi Steam Exhaust IP Turbin (kJ/kg)


h4 = Entalpi Steam Inlet LP Turbin (kJ/kg)
h5 = Entalpi Steam Exhaust LP Turbin (kJ/kg)
Sedangkan untuk mencari daya aktual yang dihasilkan oleh turbin dilakukan
dengan mengalikan energi yang dihasilkan oleh turbin dengan efisiensi
dari tubin, ditunjukkan pada persamaan 2.3 adalah sebagai berikut :
WTactual = WT x ɳTurbin…………………………….….……………..…..…(2.3)
Dimana,
WTactual  = Daya aktual turbin (MW)

ɳTurbin = Efisiensi turbin (%)

2.3 Generator Sinkron

Generator Sinkron adalah suatu mesin listrik yang digunakan untuk


memproduksi energi listrik dari sumber mekanikal atau gerak dengan
menggunakan induksi elektromagnetik. Energi mekanik atau energi gerak
diperoleh dari putaran rotor yang digerakkan oleh prime mover sedangkan energi
listrik diperoleh dari perpotongan medan magnet dengan penghantar, maka pada
penghantar akan timbul gaya gerak listrik melalui proses induksi elektromagnetik
yang terjadi pada kumparan rotor dan stator. Perubahan energi ini terjadi karena
adanya pergerakan relatif antara medan magnet dengan kumparan jangkar pada
stator.

2.3.1 Konstruksi Generator Sinkron


Secara umum konstruksi generator sinkron terdiri atas stator, rotor, dan
celah udara. Stator merupakan bagian yang diam sedangkan rotor merupakan
bagian yang berputar serta celah udara merupakan ruang antara stator dan rotor.
14

Gambar 2.5 Konsruksi Generator Sinkron


Sumber : https://blog-definisi.blogspot.com
1. Stator
Stator terdiri atas beberapa komponen utama, yaitu :
a. Rangka stator
Rangka stator merupakan inti jangkar generator.
b. Inti stator
Inti stator terdiri atas laminasi-laminasi yang terpasang pada rangka
stator.
c. Alur (slot) dan gigi
Alur dan gigi merupakan tempat diletakannya kumparan stator.
d. Kumparan stator (kumparan jangkar)
Kumparan stator merupakan tempat terjadinya gaya gerak listrik (GGL)
induksi..
2. Rotor
Rotor terdiri atas tiga komponen utama, yaitu sebagai berikut :
a. Slip ring
Slip ring adalah cincin dari logam yang melingkari poros rotor yang
saling terpisah (terisolasi). Pada slip ring inilah terpasang terminal
kumparan rotor yang kemudian melaui sikat dihubungkan ke sumber arus
DC (Direct Current).
b. Kumparan rotor (kumparan medan)
15

Kumparan medan rotor inilah yang berperan dalam menghasilkan medan


magnet.
c. Poros rotor
Poros rotor merupakan tempat diletakkannya kumparan medan yang
berbentuk slot-slot.

2.3.2 Prinsip Kerja Generator Sinkron


Generator sinkron memiliki kumparan medan pada rotor dan kumparan
jangkar pada stator. Generator sinkron disebut sinkron karena  frekuensi listriknya
akan tetap konstan jika kecepatan putaran mekanis rotornya pun konstan, sehingga
frekuensi listriknya sinkron terhadap kecepatan putar rotor. Generator sinkron
bekerja dengan prinsip yaitu sebagai berikut :
1. Kumparan medan pada rotor akan mensuplai arus searah ke kumparan
medan yang akan menimbulkan fluks.
2. Penggerak mula (Prime Mover) yang terkopel ke rotor beroperasi sehingga
rotor berputar pada kecepatan nominalnya.
n. p
f = …………………………………………………..……...….……
120
(2.4)
dimana : f = Frekuensi (Hz)
n = Kecepatan putaran rotor (rpm)
p = Jumlah kutub

3. Perputaran rotor akan memutar medan magnet yang dihasilkan kumparan


medan. Medan putar yang dihasilkan rotor akan diinduksikan pada
kumparan jangkar sehingga pada kumparan jangkar terjadi fluks magnetik
yang berubah-ubah. Perubahan fluks magnetik yang melingkupi kumparan
akan menimbulkan gaya gerak listrik (GGL) induksi pada ujung-ujung
kumparan.

2.3.3 Daya yang Dibangkitkan Generator Sinkron


1 Pengertian Daya
16

Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem
tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk
melakukan kerja atau usaha. Daya listrik biasanya dinyatakan dalam satuan
Watt atau Horsepower (HP), Horsepower merupakan satuan daya listrik
dimana 1 HP setara 746 Watt atau lbft/second. Sedangkan Watt merupakan
unit daya listrik dimana 1 Watt memiliki daya setara dengan daya yang
dihasilkan oleh perkalian arus 1 Ampere dan tegangan 1 Volt.

Gambar 2.6 Arah Aliran Arus Listrik


Sumber : https://staff.ui.ac.id/
2 Jenis-Jenis Daya
Secara umum daya listrik terbagi atas 3 macam yaitu sebagai berikut :
a. Daya aktif
Daya aktif (Active Power) adalah daya yang terpakai untuk melakukan
energi sebenarnya, misalnya energi panas; energi cahaya; energi
mekanik; dan lain – lain. Satuan daya aktif adalah Watt.
P = V . I . Cos φ…………………………………………….……(2.5)
dimana :P = Daya (Watt)
V = Tegangan Listrik (Volt)
I = Arus Listruk (Ampere)
Φ = Sudut Fasa
b. Daya reaktif
Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk pembentukan
medan magnet. Dari pembentukan medan magnet maka akan terbentuk
fluks medan magnet. Contoh daya yang menimbulkan daya reaktif
17

adalah transformator, motor, lampu pijar dan lain – lain. Satuan daya
reaktif adalah Var.
Q = V . I . Sin φ……………………………………………….……(2.6)
dimana :Q = Daya (Var)
V = Tegangan Listrik (Volt)
I = Arus Listruk (Ampere)
φ = Sudut Fasa
c. Daya semu (nyata)
Daya nyata (Apparent Power) adalah daya yang dihasilkan oleh
perkalian antara tegangan rms dan arus rms dalam suatu jaringan atau
daya yang merupakan hasil penjumlahan trigonometri daya aktif dan
daya reaktif. Satuan daya nyata adalah VA.
S = V . I……………………………………………………….……(2.7)
dimana :S = Daya (VA)
V = Tegangan Listrik (Volt)
I = Arus Listrik (Ampere)
2 Segitiga Daya
Segitiga daya merupakan segitiga yang menggambarkan hubungan
matematika antara tipe-tipe daya yang berbeda (Apparent Power/Daya
Nyata, Active Power/Daya Aktif dan Reactive Power/Daya Reaktif)
berdasarkan prinsip trigonometri.

Gambar 2.5 Segitiga Daya


Sumber : https://staff.ui.ac.id/
Dimana berlaku hubungan : S = √P 2 + √Q 2 < φ ………………………(2.8)
18

P = S / Cos φ ………………………….…(2.9)
Q = S / Sin φ……………………………(2.10)

2.3.4 Efisiensi Generator


Efisiensi generator merupakan perbandingan antara daya keluaran atau daya
yang dibangkitkan generator dengan daya masukan generator. Daya masukan
generator sama dengan gaya yang dihasilkan oleh turbin karena turbin dengan
generator dikopel dan bekerja bersama. Untuk menghitung daya yang dihasilkan
oleh turbin dapat dihitung dengan dengan perhitungan penurunan entalpi.
Untuk menghitung efisiensi generator adalah dengan membandingkan daya
keluaran generator dan daya masukkan generator, dimana daya masukkan
generator sama dengan daya yang dihasilkan turbin, seperti persamaan di bawah
ini :
Beban
 ɳ gen = 100 %………………………………………………....……
W Actual
(2.11)
dimana : ɳ gen = Efisiensi Generator (%)
Beban = Daya Output Generator (MW)
WActual = Daya Aktual Keluaran Turbin (MW)

Pada PLTU Pangkalan Susu OMU Unit 1 dilengkapi dengan HP (High


Pressure) turbin, IP (Intermediet Pressure) turbin, LP (Low Pressure) turbin,
pemanasan dari Superheater, dan pemanasan ulang dari Reheater. Dalam proses
ini uap mengalami ekstraksi yaitu sebagai bocoran uap untuk memanasi air
sebagai pengisi heater feedwater. Sehingga untuk menghitung daya atau kerja
aktual turbin berdasarkan persamaan 2.1; 2.2; dan 2.3.

2.4 Program Steam Tab

Selain menggunakan tabel termodinamika, untuk mengetahui sifat – sifat


uap juga dapat menggunakan aplikasi yang disebut SteamTab. SteamTab adalah
sebuah perangkat lunak yang menyediakan data yang akurat dari daftar
19

lengkap sifat termodinamika dan fisik untuk air dan uap, seperti nilai Entalphi dan
Entropi pada kondisi Saturated dan Superheated. Data nilai entalpi bisa
didapatkan denganmengolah data menggunakan aplikasi SteamTab
dan perhitungan interpolasi. SteamTab adalah perangkat lunak spreadsheet
tambahan yang menyediakan data akurat daftar lengkap sifat
termodinamika dan fisik untuk air dan uap. Gambar 2.6 menunjukkan tampilan
program SteamTab yang merupakan produk dari ChemicaLogic Corporation.

Gambar 2.6 Tampilan Program Steam Tab

2.4.1 Entalpi
Entalpi adalah ukuran dari kandungan kalor dari bahan kimia atau sistem
fisik; entalpi adalah besaran yang berasal dari hubungan kalor dan usaha yang
dipelajari dalam termodinamika. Saat suatu sistem berubah dari satu keadaan ke
yang lain dinyatakan dalam perubahan entalpi, Δ H, sama dengan entalpi produk
dikurangi entalpi reaktan.
20

2.4.2 Entropi
Entropi merupakan suatu fungsi kedaan dan nilainya harus kembali ke nilai
asalnya jika keadaannya dikembalikan(Atkins,1993). Entropi (S), yaitu ukuran
keacakan atau ketidakteraturan suatu sistem. Semakin besar ketidakteraturan suatu
sistem, semakin besar entropinya. Sebaliknya, semakin teratur suatu sistem,
semakin kecil entropinya(Chang,2005).
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Penelitian

Adapun waktu dan tempat pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai


berikut, yaitu:
1. Tempat : PT Indonesia Power PLTU Pangkalan Susu OMU
2. Alamat : Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten
Langkat, Provinsi Sumatera Utara.
3. Objek : Generator Unit 1 PLTU Pangkalan Susu OMU

3.2 Jenis Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif (data-data yang


digunakan berbasis angka). Karena untuk menganalisis pengaruh pembebanan
terhadap efisiensi generator sinkron dibutuhkan data yang relevan seperti data
pembebanan pada generator; data laju aliran massa uap pada steam turbin; data
suhu dan tekanan inlet maupun outlet pada steam turbin LP (Low Pressure), IP
(Intermediet Pressure), dan HP (High Pressure); data spesifikasi generator; dan
data spesifikasi turbin. Kemudian data-data tersebut dianalisis untuk dapat
mengetahui pengaruh pembebanan terhadap efisisensi generator sekaligus
mengetahui nilai efisiensi generator pada Unit 1 PLTU Pangkalan Susu OMU.

3.3 Alat Penelitian

Data-data primer yang diperlukan untuk menganalisa pengaruh perubahan


beban listrik terhadap efisiensi generator sinkron diperoleh dengan menggunakan
alat ukur sensor yang telah dipasang di ruang pengendali (Control Room).
Sedangkan data-data sekunder didapatkan dengan cara mengolah dengan meminta

21
langsung ke bagian operator atau Supervisor HAR Listrik PT Indonesia Power
PLTU Pangkalan Susu OMU.

22
23

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi


ke dalam beberapa rangkaian kegiatan, yaitu :
1. Metode Observasi
Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan langsung terhadap alat proses yang dijadikan sebagai objek
permasalahan.
2. Metode Wawancara dan Diskusi
Metode wawancara dan diskusi adalah metode pengumpulan sata dengan
mengadakan tanya jawab kepada tenaga ahli yang terkait dengan bidang
objek yang diamati dan didiskusikan kepada supervisor lapangan.
3. Metode Studi Literatur dan Studi Pustaka
Metode studi literatur dan studi pustaka penulis lakukan dengan membaca
buku-buku pendukung yang telah tersedia di perpustakaan lapangan dan
jurnal-jurnal yang terdapat di internet.

3.5 Metode Pengolahan Data

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, karena untuk


menganalisis efisiensi generator terhadap pengaruh beban yang berubah
dibutuhkannya data yang relevan seperti data pembebanan pada generator,
data laju aliran massa steam turbin, data spesifikasi generator dan data
spesifikasi turbin. Metode pengolahan data-data primer menjadi data-data
sekunder adalah menggunakan metode Penurunan Entalpi.

3.6 Diagram Alir (Flow Chart) Penelitian

Adapun diagram alir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tidak
24
DAFTAR PUSTAKA

Yendri, Efri. 2013. Pengoperasian PLTU Revisi 2013. Jakarta : PLN Corporate
University

Anonim. 2016. Pengertian, Bagian-Bagian Generator (Makalah Mesin


Generator AC. https://blog-definisi.blogspot.com. (Diakses pada tanggal 7
Februari 2016)

Perawati. 2017. Karakteristik Generstor Sinkron yang Berbeban Berat dan


Tidak Konstan. Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas PGRI
Palembang, 2(2), 1 – 9

25

Anda mungkin juga menyukai