Anda di halaman 1dari 1

Pewarnaan menggunakan daun merah

A. Pembuatan Pewarna
Daun merah yang telah dipetik dijemur terlebih dahulu selama maksimal dua hari. Hal
ini dilakukan untuk mengurangi kadar air pada tanaman. Oleh karena itu, proses penjemuran
yang terlalu lama dapat mengakibatkan daun menjadi kering sehingga menghasilkan warna
coklat sehingga untuk memberikan warna terbaik penjemurran tidak dilakukan terlalu lama.

Setelah selesai proses penjemuran, penulis lalu merebus tanaman untuk mengeluarkan
warna yang ada di dalam tanaman. Proses perebusan dilakukan selama kurang lebih dua jam.
Dengan volume air sekitar 200 ml untuk tiap ikat tanaman. Setelah dirasa air pewarna sudah
cukup pekat berwarna, penulis dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.

B. Proses Pencelupan
Kain batik yang telah disiapkan kemudian dapat dicelup dalam air pewarna dalam
kondisi air pewarna yang telah dingin untuk mennghindari agar malam tidak larut ketika proses
pencelupan. Proses pencelupan diulang sebanyak 2 kali dengan cara diangin-anginkan, setelah
itu kain betik dijemur di bawah sinar matahari dalam posisi dihamparkan agar warna dari kain
tersebut tidak luntur dan turun.

C. Proses Fiksasi

Saat proses fiksasi warna agar warna dapat menempel pada kain, penulis menggunakan
garam tunjung, caranya dengan mencampurkan air panas dengan garam tunjung, kemudian kain
dicelupkan dan direndam selama kurang lebih 5 menit. Karena hasil kurang memuaskan, penulis
mengulang proses namun dengan menggunakan kapur. Alhasil, justru penulis mendapati bahwa
warna yang telah menempel pada kain luntur. Kegagalan ini disebabkan kecerobohan penulis
saat bereksperimen dalam proses fiksasi.

D. Pelorodan

Karena mendapati kegagalan dalam proses fiksasi, penulis tidak dapat melanjutkan ke
tahap pelorodan. Dengan demikian penulis menyudahi proses pembatikan menggunakan
pewarna alami berupa daun merah dan berganti bahan menggunakan the tubruk (Camelia Sp.)

Anda mungkin juga menyukai