Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KONSERVASI LINGKUNGAN

“Taman Laut Nasional Kepulauan Togean”

OLEH :

NURRAHIM FATURRAHMAN
TALIB
91811402111009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
memberikan kemampuan dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah KONSERVASI LINGKUNGAN DAN SUMBER DAYA
ALAM tepat waktu.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
dan telah menyalurkan ide serta gagasannya dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan para pembaca.
Kami mengetahui dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan
atau kekurangan, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar kedepannya bisa lebih baik lagi dalam menyusun makalah selanjutnya.

Ampana, 13 Desember 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Bentuk konservasi yang ada di Taman Laut Nasional Kepulauan Togean
B. Peranan konservasi terhadap lingkungan dan SDA.................................
C. Nilai ekonomi...........................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Simpulan..................................................................................................
B. Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konservasi merupakan upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan
sumber daya secara berkelanjutan. Upaya konservasi di Indonesia
khususnya sumber daya sudah dimulai sejak tahun 1970-an melalui
mainstream konservasi global melalui upaya perlindungan terhadap jenis-
jenis hewan dan tumbuhan langka.Selanjutnya, UU No. 31 Tahun 2004
Tentang Perikanan beserta perubahannya (UUNo.45 Tahun 2009) dan UU
No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil mengarahkan bahwa pemerintah dan seluruh stakeholder
pembangunan kelautan dan perikanan lainnya untuk mewujudkan
pengelolaan sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan.
PP No. 60 Tahun 2007 Tentang Konservasi Sumber Daya Ikan
menjabarkan arahan kedua undang-undang tersebut dengan
mengamanahkan pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP) untuk melaksanakan konservasi sumber daya ikan, dan salah
satunya adalah melalui penetapan dan pengelolaan kawasan konservasi
perairan.
Taman Nasional Kepulauan Togean adalah sebuah sebuah taman
nasional di Kepulauan Togean yang terletak di Teluk Tomini, Sulawesi
Tengah yang diresmikan pada tahun 2004. Secara administrasi wilayah ini
berada di Kabupaten Tojo Una-Una. Pulau Kadidiri adalah pusat dari
Kepulauan Togean, di Sulawesi Tengah. Tak jauh dari Wakai, sebuah kota
kecamatan yang menjadi sentra kepulauan ini. Pulau Kadidiri adalah yang
paling popular diantara pulau pulau yang tersebar seluas 90 km persegi di
Kepulauan Togean. Mayoritas etnik di kepulauan Togean berasal dari
Gorontalo , sementara ada etnik asli yang hidup dengan rumah di atas laut
yang disebut suku bajau. Pada tanggal 19 Oktober 2004, Kepulauan
Togean telah ditetapkan sebagai Taman nasional yang meliputi 292,000
hektar ekosistem laut dan 70.000 hektar area darat. Karena lokasinya yang
jauh dari mana mana, serta posisinya yang terlindungi di teluk Tomini,
membuat daerah ini sangat terasa terpencil sekaligus indah dan bersih dari
polusi. Kepulauan ini dikenal kaya akan terumbu karang dan berbagai
biota laut yang langka dan dilindungi. Beberapa aksi wisata yang dapat
dilakukan di Kepulauan Togean antara lain: menyelam dan snorkelling di
Pulau Kadidiri, memancing ,menjelajah alam hutan yang ada di dalam
hutan yang ada di Pulau Malenge, serta mengunjungi gunung Colo di
Pulau Una-una. Wisatawan juga bisa mengunjungi pemukiman orang Bajo
di Kabalutan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa bentuk konservasi yang ada di Taman Laut Nasional Kepulauan


Togean?
2. Apa saja peranan konservasi tersebut terhadap lingkungan dan SDA?
3. Bagaimana nilai ekonomi kawasan Taman Laut Nasional Kepulauan
Togean?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bentuk konservasi yang ada di Taman Laut
Nasional Kepulauan Togean
2. Untuk mengetahui peranan konservasi tersebut terhadap lingkungan
dan SDA
3. Untuk mengetahui nilai ekonomi kawasan konservasi Taman Laut
Nasional Kepulauan Togean
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bentuk konservasi yang ada di Taman Laut Nasional Kepulauan


Togean
Kepulauan Togean memilik berbagai tipe ekosistem baik di darat maupun
di laut, mulai dari hutan dataran rendah (low-land forest), terumbu karang
(coral reefs), hutan bakau (mangrove), pantai berbatu, serta padang lamun
(sea-grass bed). Kepulauan Togean merupakan bagian dari ekosistem
terumbu karang penting dari ‘Segitiga Terumbu Karang’ (Coral Triangle)
yang merupakan areaarea yang memiliki keragaman karang tertinggi di
dunia. Coral triangle ini meliputi wilayah Indonesia, Philipina, Malaysia,
Papua Nugini, hingga Microneasia. Dalam dokumen Marine RAP (2010)
dinyatakan bahwa Togeanmerupakan “The Heart of Coral Triangle”.
Terumbu karang di kepulauan Togean kaya akan keanekaragaman hayati
laut dengan tipe terumbu karang (fringing reef), karang penghalang (barrier
reef), dan karang cincin (atoll) yang letaknya berdekatan satu sama lain.
Hasil survey bulan September tahun 2015 dilakukan penyelaman pada 3
lokasi pengamatan. Lokasi dan titik koordinat penyelaman di zona-zona inti
Taman Nasional kepulauan Togean adalah sebagai berikut:
(1) ST-1 (Reef 1) : 0o 08’ 34,49” LS dan 121o 39’ 33,74” BT
(2) ST-2 (Reef 5) : 0o 24’ 37,15” LS dan 122o 51’ 12,03” BT
(3) ST-3 (P. Taupan) : 0o 22’ 04,18” LS dan 121o 51’ 58,39” BT

B. Peran Konservasi terhadap lingkungan dan SDA


1) Potensi Perikanan
Sumberdaya alam laut kepulauan Togean; sektor perikanan maupun
pariwisatamemiliki nilai ekonomi yang paling besar dibandingkan sektor
pertanian dan perkebunan. Hal ini belum termasuk produk ikan teri dan
berbagai jenis ikan yang dikonsumsi setiap hari oleh penduduk yang
nilainya bisammencapai Rp. 17,4 miliar per tahun. Jumlah tersebut cukup
wajar mengingat nilai ekonomi sumberdaya laut Togean memang punya
nilai jual yang tinggi, tidak hanya bagi kepentingan ekonomi daerah tapi
juga bagi jaringan bisnisinternasional seperti perdagangan ikan hidup
khususnya jenis napoleon dan kerapu), teripang, ikan-ikan pelagis, dan
pariwisata bawah laut. Khusus di sektor kelautan, bentuk pemanfaatan
sumberdaya alam laut dan pesisir di kepulauan Togean masih dilakukan
dalam skala kecil yang sangatmmengandalkan pada unit ekonomi keluarga
dan penggunaan peralatan tangkap tradisional (mis : jaring, bubu dan
pancing). Secara umum, aktivitas pemanfaatan ikan terbagi menjadi
perikanan pelagis dan penangkapan ikan karang. Jenis biota laut lain yang
juga ditangkap nelayan setempat adalah teripang, lobster, penyu, dan ikan
hiu.
2) Potensi Pariwisata
Togean tidak hanya menawarkan paket penyelaman. Bagi yang tertarik
untuk berpetualang, bisa melakukan trekking di seluruh pulau pulau.
Menyaksikan babi rusa, rusa, kelelawar kelelawar, kepiting kenari
(coconut cabs yang besar ). Selain itu dengan menyewa perahu, bisa
menuju arah barat pulau melihat perkampungan suku bajau yang terkenal
sebagai suku laut.Terdapat banyak penginapan dari losmen sederhana
sampai resor seperti Black Marlin di Pulau Kadidiri atau Wakai Cotagges
di Pulau Batudaka. Losmen losmen juga terdapat di Pulau Tongkabu atau
Ampana.

C. Nilai Ekonomi
Penduduk Togean memiliki latar belakang etnis yang beragam seperti
Bobongko, Bajau, Saluan, Togean , Kaili, Bare’e, Taa, Gorontalo, dan
Bugis. Etnis Bobongko, Bajau, Saluan dan Togean sering dianggap sebagai
kelompok masyarakat asli kepulauan Togean. Etnis Togean banyak
mendiami wilayah bagian barat; etnis Saluan tersebar di beberapa desa di
kecamatan Walea Kepulauan. Masyarakat Bajau dan Bobongko lebih
menyebar tapi umumnya terkonsentrasi pada beberapa desa tertentu. Desa-
desa Bajau antara lain Kabalutan, pulau Anam, Siatu, Milok; sementara
etnis Bobongko tersebar di beberapa desa seperti Lembanato, Matobiyai,
Tumbulawa. Sebagian besar masyarakat kepulauan Togean hidup sebagai
petani dan nelayan yang sangat bergantung pada keberadaan sumberdaya
alam. Meskipun laporan statistik tahun 2010 menunjukkan jumlah petani di
kepulauan Togean sekitar 3.231 KK, namun relatif sulit menggunakan
jumlah tersebut sebagai dasar mengingat banyak pula nelayan yang
memiliki kebun atau petani yang juga mencari mata pencarian di laut.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sebagian besar masyarakat kepulauan Togean hidup sebagai petani


dan nelayan yang sangat bergantung pada keberadaan sumberdaya alam.
Meskipun laporan statistik tahun 2010 menunjukkan jumlah petani di
kepulauan Togean sekitar 3.231 KK, namun relatif sulit menggunakan jumlah
tersebut sebagai dasar mengingat banyak pula nelayan yang memiliki kebun
atau petani yang juga mencari mata pencarian di laut.

B. SARAN

Elemen masyarakat dan juga pemerintahan dapat mengerti kondisi


alam saat ini dan juga agar dapat mencintai alam, namun tidak sedikit pula
orang yang tega merusak alam tanpa memikirkan dampak apa yang akan
ditimbulkan di masa depan kelak, diperlukan pemikiran serta tindakan yang
matang agar alam kita ini tidak semakin rusak di masa anak cucu kita dan juga
agar alam kita ini semakin lestari.
DAFTAR PUSTAKA

2014. Rencana Strategis (Renstra) Penyempurnaan Tahun 2010-2014. Balai

Taman Nasional Kepulauan Togean

2013. Pedoman Teknis Penyusunan RZWP3K Kabupaten/Kota, Kementerian


Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Kelautasn, Pesisir, dan Pulaupulau
Kecil, Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir, dan Pulau-pulau-Kecil.

Anda mungkin juga menyukai