Anda di halaman 1dari 121

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia jumlah penderita stroke dari tahun ketahun terus meningkat.

Hingga kini stroke merupakan penyakit kematian cukup besar di dunia. Hal

tersebut dikarenakan stroke yang munculnya secara mendadak mengakibatkan

kematian, kecacatan fisik dan mental, baik pada usia produktif maupun usia

lanjut. (Tarwoto, 2013). Keluarga sangat berperan penting dalam meningkatkan

kesejahteraan yaitu menjadi support sistem dalam kehidupan klien supaya

keadaan yang dialami tidak semakin memburuk kemampuan ini sangat

mempengaruhi status kesehatan individu kesanggupan keluarga mengurangi

faktor risiko terjadinya stroke dalam kehidupan sehari-hari (Padila, 2012).

Ketidakmampuan keluarga dalam mempertahankan kesejahteraan klien untuk

mengurangi risiko penyebab terjadinya stroke dan kegagalam memasukkan

regimen pengobatan dalam kehidupan sehari-hari adalah menerapkan pola gaya

hidup sehat seperti makanan yang rendah garam serta mengkonsumsi yang

mengandung sedikit lemak, olahraga teratur serta mengurangi kebiasaan merokok

supaya tidak terjadi kekambuhan dan pantau regimen obat Sehingga muncul

diagnosa keperawatan ketidakefektifan manajemen kesehatan.

Menurut data WHO menunjukkan Stroke merupakan salah satu dari tiga

besar penyebab kematian di dunia diantara penyakit-penyakit berbahaya lainnya

seperti kanker dan jantung. Menurut data Rinkesdas Prevalensi stroke di

Indonesia, stroke merupakan peringkat pertama penyebab kematian semua umur

1
2

dengan presentase 15,4 %, dan stroke juga menduduki peringkat pertama diantara

penyakit mematikan yang tidak menular. Prevalensi penyakit stroke pada

kelompok usia 18-24 tahun sebesar 1,7 per 1000 penduduk, pada kelompok usia

25- 34 tahun sebesar 2,5 per 1000 penduduk, pada kelompok usia 35- 44 tahun

sebesar 4,7 per 1000 penduduk, pada kelompok usia 45-54 tahun sebesar 11,3 per

1000 penduduk dan pada usia 55-64 tahun sebesar 20,2 per 1000 penduduk. Di

Indonesia prevalensi stroke ditemukan sebesar 8,3 per 1.000 penduduk dan yang

telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 6 per 1.000 penduduk. Pada

propinsi Jawa Timur, penyakit stroke yang berdasarkan diagnosa dan gejala di

masyarakat prevalensinya 0,8 per 1.000 penduduk (Wardhani, Novida Rizky &

Martini, 2014). Pada tahun 2019 Penyakit Stroke Terbanyak yang menduduki

nomer 3 ada pada wilayah Grujugan Kabupaten Bondowoso yaitu 64 perempuan

dan pada laki-laki 51 orang, sedangkan diseluruh Kabupaten Bondowoso yaitu

berjumlah 1205 orang terdiri dari perempuan 751 orang pada laki-laki 454 orang

(Dinkes, 2019)

Stroke adalah suatu sindrom yang terjadi ketika aliran darah pada lokasi

tertentu diotak terganggu sehingga suplai oksigen juga terganggu. Lokasi pada

daerah yang kekurangan oksigen menjadi rusak dan menimbulkan gejala-gejala

yang bervariasi tergantung dari bagian otak mana yang terkena. (Tarwoto, 2013).

Stroke disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh trombus,

umumnya terjadi karena berkembangnya aterosklerosis pada dinding pembuluh

darah sehingga arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke trombus menjadi

berkurang dan menyebabkan hilangnya fungsi otak secara akut pada area

teralokasi. (Muttaqin, 2012). Faktor risiko Stroke yaitu Hipertensi yang


3

disebabkan oleh makanan yang mengandung tinggi garam, kolesterol tinggi jika

klien tidak memperhatikan kesehatannya akan menyebabkan kekambuhan. Upaya

untuk pencegahan yaitu dengan kontrol teratur tekanan darah mengubah pola

aktivitas klien dengan makanan yang bergizi dan berolahraga, kurangi atau

hentikan merokok, sehingga muncul Masalah Keperawatan Ketidakefektifan

Manajemen Kesehatan

Berdasarkan teori NOC, kriteria hasil yang ingin dicapai dalam asuhan

keperawatan pada klien Stroke dengan Ketidakefektifan Manajemen kesehatan

yaitu : Manajemen diri, penyakit kronik; Mencari informasi tentang penyakit 5

(secara konsisten menunjukkan). Memantau tanda dan gejala penyakit 5 (secara

konsisten menunjukkan). Mengikuti tindakan pencegahan yang direkomendasikan

5 (secara konsisten menunjukkan). Mencari infomasi tentang cara mencegah

komplikasi 5 (secara konsisten menunjukkan). Menyesuaikan kehidupan rutin

untuk mengoptimalkan kesehatan 5 (secara konsisten menunjukkan).

Berdasarkan teori NIC, upaya yang dapat di lakukan untuk mengatasi

Stroke dengan ketidakefektifan manajemen kesehatan yaitu ; Fasilitas

pembelajaran: a) Tuliskan tujuan pembelajaran yang jelas dan mudah dinilai. b)

Berikan informasi sesuai dengan tingkat perkembangan pasien. c) Sesuaikan

infomasi dengan gaya hidup dan rutinitas pasien sehingga dapat dipatuhi. d)

Dorong pasien untuk berpartisipasi aktif. e) Dorong pasien untuk mengungkapkan

pendapat.

Melihat dari latar belakang data kejadian yang didapatkan, maka penulis

tertarik untuk melakukan “ Asuhan Keperawatan pada Keluarga yang mengalami

Stroke Non Hemoragic dengan masalah Keperawatan Ketidakefektifan


4

Manajemen Kesehatan”.

1.2 Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan pada

Keluarga yang mengalami Stroke Non Hemoragic dengan masalah

keperawatan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan di Kecamatan

Grujugan Kabupaten Bondowoso.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Keluarga yang mengalami

Stroke Non Hemoragic dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan

Manajemen Kesehatan di Kecamatan Grujugan Kabupaten Bondowoso?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Keluarga yang mengalami

Stroke Non Hemoragic dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan

Manajemen Kesehatan di Kecamatan Grujugan Kabupaten Bondowoso.

1.4.2 Tujuan Khusus

1) Melakukan pengkajian keperawatan pada Keluarga yang mengalami

Stroke Non Hemoragic dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan

Manajemen Kesehatan di Kecamatan Grujugan Kabupaten

Bondowoso.

2) Merumuskan diagnosa keperawatan pada Keluarga yang mengalami

Stroke Non Hemoragic dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan


5

Manajemen Kesehatan di Kecamatan Grujugan Kabupaten

Bondowoso.

3) Menyusun intervensi keperawatan pada Keluarga yang mengalami

Stroke Non Hemoragic dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan

Manajemen Kesehatan di Kecamatan Grujugan Kabupaten

Bondowoso.

4) Melaksanakan tindakan keperawatan pada Keluarga yang mengalami

Stroke Non Hemoragic dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan

Manajemen Kesehatan di Kecamatan Grujugan Kabupaten

Bondowoso.

5) Melakukan evaluasi keperawatan pada Keluarga yang mengalami

Stroke Non Hemoragic dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan

Manajemen Kesehatan di Kecamatan Grujugan Kabupaten

Bondowoso.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil dari Studi Kasus yang telah dilakukan dapat digunakan

sebagai bahan pembelajaran, pengembangan ilmu keperawatan dan

pemahaman keterampilan dalam pemberian Asuhan Keperawatan pada

Keluarga yang mengalami Stroke Non Hemoragic dengan masalah

keperawatan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan.

1.5.2 Manfaat Praktis

1) Manfaat bagi Responden

Penelitian ini dapat menjadi tambahan pembelajaran bagi responden


6

dengan penyakit Stroke untuk meningkatkan kesehatan.

2) Manfaat bagi keluarga

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan pembelajaran

kepada anggota keluarga dengan penyakit Stroke untuk meningkatkan

derajat kesehatan pada masa yang akan datang.

3) Manfaat bagi Peneliti

Hasil peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan referensi

untuk melakukan penelitian selanjutnya yang bersifat menyeluruh baik

pada individu dan masyarakat dalam memberikan pelayanan asuhan

keperawatan.

4) Manfaat bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat menjadi tambahan pembelajaran untuk

meningkatkan kualitas pendidikan dan perkembangan pengetahuan

khususnya dalam konsep ilmu keperawatan serta dalam mencetak

perawat yang profesional.


7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Stroke

Stroke Hemoragi merupakan pendarahan serebral dan mungkin perdarahan

subaraknoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada area otak

tertentu. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas namun bisa terjadi saat

istirahat. Sedangkan Stroke Non Hemoragi adalah akibat penyumbatan aliran

darah oleh suatu gumpalan seperti lemak yang disebut plak. (Muttaqin, 2012)

Stroke Hemoragi merupakan pecahnya salah satu pembuluh darah di

dalam otak akibatnya aliran darah di dalam otak terhenti. Sedangkan Stroke Non

Hemoragi adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya sumbatan pada aliran

darah diotak. (Junaidi, 2011)

Stroke Hemoragi adalah disebabkan karena terjadi perdarahan atau

pecahnya pembuluh darah otak baik subarachnoid, intraserebral maupun karena

aneurisma. Sedangkan Stroke Non Hemoragi merupakan terjadinya akibat suplay

darah ke jaringan otak berkurang, hal ini disebabkan karena obstruksi total atau

sebagian pembuluh darah otak. (Tarwoto, 2013)

2.1.2 Etiologi

Stroke dapat disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah (stroke iskemik).

Beberapa orang mungkin mengalami gangguan sementara aliran darah ke otak

(transient ischemic atau TIA) yang tidak menyebabkan kerusakan permanen.

7
8

1. Stroke Iskemik

Sekitar 80% kasus stroke adalah stroke iskemik. Stroke iskemik terjadi

ketika arteri ke otak menyempit atau terhambat, menyebabkan aliran darah

sangat berkurang (iskemia). Stroke iskemik dapat dibedakan menjai dua,

yaitu sebagai berikut.

a. Stroke trombolik, terjadi ketika gumpalan darah (trombus) terbentuk di

salah satu arteri yang memasok darah ke otak. Gumpalan tersebut

disebabkan oleh deposit lemak (plak) yang menumpuk di arteri

danmenyebabkan aliran darah berkurang (aterosklerosis) atau kondisi

arteri lainnya.

b. Stroke embolik, terjadi ketika gumpalan darah atau debris lainnya

menyebar dari otak dan tersapu malalui aliran darah. Jenis gumpalan

darah ini disebut embolus. Stroke embolik berkembang setelah oklusi

arteri oleh embolus yang terbentuk di luar otak. Sumber umum

embolus yang menyebabkan stroke adalah jantung setelah infark

miokardium atau fibrilasi atrium dan embolus yang merusak arteri

karotis komunis atau aorta (Haryono, Rudi & Utami, 2019).

2.1.3 Manifestasi Klinis

Stroke tergantung dari sisi atau bagian mana yang terkena, rata-rata

serangan, ukuran lesi, dan adanya sirkulasi kolateral. Pada stroke akut gejala

klinis meliputi:

a. Kelumpuhan wajah atau anggota badan sebelah (hemiparesis) atau

hemiplegia (paralisis) yang timbul secara mendadak. Kelumpuhan terjadi


9

akibat adanya kerusakan pada area motorik di korteks bagian frontal,

kerusakan ini bersifat kontralateral artinya jika terjadi kerusakan pada

hemisfer kanan, maka kelumpuhan otot pada sebelah kiri. Pasien juga akan

kehilangan kontrol otot vulenter dan sensorik sehingga pasien tidak dapat

melakukan ekstensi maupun fleksi.

b. Gangguan sensabilitas pada satu atau lebih anggota badan. Gangguan

sensabilitas terjadi karena kerusakan sistem saraf otonom dan gangguan

saraf sensorik.

c. Penurunan kesadaran (konfusi, delirium, letargi, stupor atau koma), terjadi

akibat perdarahan, kerusakan otak kemudian menekan batang otak atau

terjadinya gangguan metabolik otak akibat hipoksia.

d. Afasia (kesulitan dalam berbicara)

Afasia adalah defisit kemampuan komunikasi bicara, termasuk dalam

membaca, menulis, dan memahami bahasa. Afasia terjadi jika terdapat

kerusakan pada area pusat bicara primer yang berada pada hemisfer kiri

dan biasanya terjadi pada stroke dengan gangguan pada arteri middle

serebral kiri

e. Disartria (bicara cadel atau pelo)

Merupakan kesulitan bicara terutama dalam artikulasi sehingga ucapannya

menjadi tidak jelas. Namun demikian pasien dapat memahami

pembicaraan, menulis, mendengarkan maupun membaca. Distria terjadi

karena kerusakan nervus kranial sehingga terjadi kelemahan otot bibir,

lidah dan laring. Pasien juga terdapat kesulitan dalam mengunyah dan

menelan.
10

f. Gangguan penglihatan, diplopia

Pasien dapat kehilangan penglihatan atau juga pandangan menjadi ganda,

gangguan lapang pandang pada salah satu sisi. Hal ini terjadi karena

kerusakan pada lobus temporal atau parietal yang dapat mengahambat

serat saraf optik pada korteks oksipital. Gangguan penglihatan juga dapat

disebabkan karena kerusakan pada saraf kranial III, IV, dan VI.

g. Disfagia

Disfagia atau kesulitan mene;an terjadi karena kerusakan nervus kranial

IX. Selama menelan lobus didorong oleh lidah dan glottis menutup

kemudian makanan masuk ke esofagus.

h. Inkontinensia

Inkontinensia baik bowel maupun bladder sering terjadi. Hal ini karena

terganggunya saraf yang mensarafi bladder dan bowel.

i. Vertigo, mual, muntah dan nyerui kepala terjadi karena peningkatan

tekanan intrakranial , edema serebri

2.1.4 Klasifikasi

a) Stroke hemoragik

Angka kejadian stroke hemoragik sekitar 15% dari stroke secara

keseluruhan. Stroke ini terjadi akibat perdarahan atau pecahnya pembuluh

darah otak baik di subarachnoid, intraserebral maupun karena aneurisma.

Angka kematian stroke hemoragik sekitar 25-60%.

b) Stroke non hemoragik/iskemik

Dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosis serebral. Biasanya terjadi

akibat suplai darah ke jaringan otak berkurang, hal ini disebabkan karena
11

obstruksi total atau sebagian pembuluh darah otak. Hampir 85% pasien

stroke merupakan stroke iskemik/non hemoragik.

2.1.5 Patofisiologi

Stroke iskemik atau stroke penyumbatan disebabkan oleh oklusi cepat dan

mendadak pada pembuluh darah otak sehingga aliran darah terganggu. Jaringan

otak yang kekurangan oksigen selama lebih dari 60 sampai 90 detik akan menurun

fungsinya. Trombus atau penyumbatan seperti aterosklerosis menyebabkan

iskemia pada jaringan otak dan membuat kerusakan jaringan neuron sekitarnya

akibat proses hipoksia dan anoksia. Sumbatan emboli yang terbetuk di daerah

sirkulasi lain dalam sistem peredaran darah yang biasa terjadi di dalam jantung

atau sebagai komplikasi dari fibrilasi atrium yang terlepas dan masuk ke sirkulasi

darah otak, dapat pula mengganggu sistem sirkulasi otak (Haryono, Rudi &

Utami, 2019).

Otak merupakan bagian tubuh yang sangat sensitif oksigen dan glukosa

karena jaringan otak tidak dapat menyimpan kelebihan oksigen dan glukosa

seperti halnya pada otot. Meskipun berat otak sekitar 2% dari seluruh badan,

namun menggunakan sekitar 25% suplai oksigen dan 70% glukosa. Stroke non

hemoragic adalah sindrom klinis yang awalnya timbul mendadak, progresif cepat,

berupa defisit neurologis fokal, atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih

menimbulkan kematian dan semata-mata disebabkan oleh gangguan perdarahan

otak non traumatik atau iskemia otak (Rendi, M. Clevo, 2012).


12

2.1.6 Komplikasi

a. Peningkatan tekanan Intrakranial

b. Distrimia jantung

c. Kontraktur

d. Immobilisasi yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan dicubitus, dan

konstipasi

e. Paralisi yang tepat dapat menyebabkan nyeri kronis, resiko jatuh, atropi

f. Kejang akibat kerusakan atau gangguan pada listrik otak

g. Nyeri kepala kronis seperti migran

2.1.7 Penatalaksanaan

1) Pada masa akut

a) Terapi cairan, pada fase akut stroke berisiko terjadinya dehidrasi

karena penurunan kesadaran atau mengalami disfagia. Terapi

cairan ini penting untuk mempertahankan sirkulasi darah dan

tekanan darah. The american heart association sudah menganjurkan

normal saline 50 ml/jam selama jam-jam pertama dari stroke

iskemik akut. Segera setelah hemodinamik stabil, terapi cairan

rumatan bisa diberikan sebagai KAEN 3B/KAEN 3A. Kedua

larutan ini lebih baik pada dehidrasi hipertonik serta memenuhi

kebutuhan homeostasis kalium dan natrium. Setelah fase akut

stroke, lauratan rumatan bisa diberikan untuk memelihara

homeostasis elektrolit, khususnya kalium dan natrium.


13

b) Terapi oksigen, pasien stroke iskemik dan hemoragik mengalami

gangguan aliran darah ke otak. Sehingga kebutuhan oksigen sangat

penting untuk mengurangi hipoksia dan juga untuk

mempertahankan metabolisme otak. Pertahankan jalan napas,

pemberian oksigen, penggunaan ventilator merupakan tindakan

yang dapat dilakukan sesuai hasil pemeriksaan analisa gas darah

atau oksimetri

c) Penatalaksanaan peningkatan tekanan intrakranial biasanya

disebabkan karena edema serebri oleh karena itu pengurangan

edema penting dilakukan misalnya dengan pemberian manitol,

kontrol atau pengendalian tekanan darah.

d) Monitor fungsi pernapasan : analisa gas darah

e) Monitor jantung dan tanda-tandavital, pemeriksaan EKG

f) Evaluasi status cairan dan elektrolit

g) Cegah emboli paru dan tromboplebitis dengan antikoagulan

2) Pembedahan

Dilakukan jika perdarahan serebrum diameter lebih dari 3 cm atau volume

lebih dari 50 ml untuk dekompresi atau pemasangan pintasan ventrikulo-

peritoneal bila ada hidrosefalus obstruksi akut.

3) Terapi obat-obatan

a) Stroke iskemia

Pemberian trombolisis dengan rt-PA. Pemberian obat-obatan

jantung seperti digoksin pada aritmia jantung atau alfa beta,

kaptropil, antagonis kalsium pada pasien dengan hipertensi


14

b) Stroke hemoragic

Antihipertensi : katropil, antagonis kalsium

Diuretik : Manitol 20%, furosemide

Antikonvulsan : fenitoin

2.2.1 Konsep Keluarga

2.2.1 Definisi

Keluarga merupakan kumpulan individu yang mempunyai ikatan

perkawinan, keturunan /hubungan darah atau adopsi, yang tinggal dalam satu

rumah, mengadakan interaksi dan komunikasi melalui peran sosial yang

dijalankan (Widyanto, 2014).

Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.

Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang perannya sangat penting untuk

membentuk kebudayaan yang sehat, dari keluarga inilah pendidikan kepada

individu dimulai, dari keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang baik,

sehingga untuk membangun suatu kebudayaan seseorang dimulai dari keluarga

(Padila, 2012).

Secara umum keluarga di definisikan sebagai unit sosial ekonomi terkecil

dalam masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua institusi. Keluarga

merupakan kelompok primer yang terdiri dari dua atau lebih orang mempunyai

jaringan interaksi interpersonal, hubungan darah hubungan perkawinan, dan

adopsi (Bakri, 2014).


15

2.2.2 Ciri-Ciri Keluarga

a. Menurut Robert Mac Iverdan Charles Horton (Padila, 2012):

1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

2. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan

hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau di pelihara.

3. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (Nomen Clatur)

termasuk perhitungan garis keturunan.

4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota

-anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai

keturunan dan membesarkan anak.

5. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah

tangga

b. Ciri keluarga Indonesia

1. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat

gotong royong .

2. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.

3. Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan

dilakukan secara musyawarah.

4. Berbentuk monogram

5. Bertanggung jawab

6. Mempunyai semangat gotong royong

Keluarga merupakan suatu sistem interaksi emosional yang diatur secara

kompleks dalam posisi, peran, dan aturan atau nilai-nilai yang menjadi dasar

struktur atau organisasi keluarga. Struktur keluarga tersebut memiliki ciri-ciri


16

antara lain (Widyanto, 2014) :

a. Terorganisasi

Keluarga merupakan cerminan organisasi dimana setiap anggota keluarga

memiliki peran dan fungsinya masing-masing untuk mencapai tujuan

keluarga. Dalam menjalankan peran dan fungsinya, anggota keluarga

saling berhubungan dan saling bergantungan antara satu dengan yang

lainya.

b. Keterbatasan

Setiap anggota keluarga memliki kebebasan, namun juga memiliki

keterbatasan dalam menjalankan peran dan fungsinya

c. Perbedaan dan kekhususan

Setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing.

Peran dan fungsi tersebut cenderung berbeda dan khas, yang menunjukkan

adanya ciri perbedaan dan kekhususan misalnya saja ayah sebagai pencari

nafkah utama dan ibu yang bertugas merawat anak-anak.

2.2.3 Tipe Keluarga

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai

macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan social maka tipe keluarga

berkembang mengikutinya agar mengupayakan peran serta keluarga dalam

meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe

keluarga.

Dalam sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai

tipe keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normative atau non
17

normative. Menjelaskan tipe-tipe keluarga sebagai berikut (Padila, 2012) :

a. Keluarga tradisional

1. Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya

keluarga yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga

dengan orang tua campuran atau orang tua tiri.

2. Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau

tidak ada anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga

dengan karier tunggal atau karier keduanya.

3. Keluarga dengan orang tua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi

dari perceraian.

4. Bujangan dewasa sendirian.

5. Keluarga besar, terdiri keluarga inti dan orang-orang yang

berhubungan.

6. Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua

anak-anaknya sudah berpisah.

b. Keluarga non tradisional

1. Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu

dan anak.

2. Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada

hukum tertentu.

3. Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.

4. Keluarga gay atau lesbian, orang-orang berjenis kelamin yang

sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah.


18

5. Keluarga komuni, keluarga yang terdiri lebih dari pasangan

monogami dengan anak-anak secara bersama menggunakan

fasilitas, sumber yang sama.

Gambaran tentang bentuk atau tipe keluarga tersebut menggambarkan

banyaknya bentuk struktur yang meonjol dalam keluarga. Implikasi bagi

keperawatan bahwa tidak ada bentuk keluarga yang benar atau salah, layak atau

tidak layak, melainkan keluarga harus dipahami dalam konteksnya, tipe tersebut

hanya sebuah referensi bagi penataan kehidupan keluarga dan berbagai kerangka

kelompok kerja primer dengan memperhatikan setiap upaya keperawatan

dilandasi pemahaman dan keunikan dari setiap keluarga.

2.2.4 Struktur Keluarga

Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan

fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,

diantaranya adalah:

1. Patrilineal

Adalah keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sederhana

dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur

garis ayah.

2. Matrilineal

Adalah keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sederhana

dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur

garis ibu.
19

3. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

istri.

4. Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

suami.

5. Keluarga Kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,

dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena

adanya hubungan dengan suami atau istri (Bakri, 2014).

2.2.5 Fungsi Keluarga

Berkaitan dengan peran keluarga yang bersifat ganda, yakni satu sisi

keluarga berperan sebagai matriks bagi anggotanya, disisi lain keluarga

harus memenuhi tuntutan dan harapna masyarakat, maka selanjutnya akan

di bahas tentang fungsi keluarga sebagai berikut:

Mengidentifikasikan lima fungsi dasar keluarga (Padila, 2012):

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang

merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak

melalui keluarga yang bahagia. Anggota keluarga mengembangkan

konsep diri yang positif , rasa di miliki dan memiliki, rasa berarti serta

merupakan sumber kasih sayang. Reinforcement dan support dipelajari

dan dikembangkan melalui interaksi dalam keluarga.


20

Komponen yang perlu di penuhi oleh keluarga untuk memenuhi

a. fungsi afektif adalah:

1. Saling mengasuh, cinta, kasih, kehangatan, saling menerima dan

mendukung. Setiap anggota keluarga yang mendapat kasih sayang

dan dukungan, maka kemampuannya untuk memberi akan

meningkat sehingga tercipta hubungan yang hangat dan

mendukung. Hubungan yang baik dalam keluarga tersebut akan

menjadi dasar dalam membina hubungan dengan orang lain di luar

keluarga.

2. Saling menghargai, dengan mempertahankan iklim yang positif

dimana setiap anggota keluarga baik orang tua maupun anak di

akui dan di hargai keberadaan dan haknya.

3. Ikatan dan identifikasi, ikatan ini mulai sejenak pasangan sepakat

hidup baru. Kemudian di kembangkan dan di sesuaikan dengan

berbagai aspek kehidupan dan keinginan yang tidak dapat dicapai

sendiri, misalnya mempunyai anak. Hubungan selanjutnya akan

dikembangkan menjadi hubungan orang tua anak dan antar anak

melalui proses identifikasi. Proses identifikasi merupakan inti

ikatan kasih sayang, oleh karena itu perlu diciptakan proees

identifikasi yang positif dimana anak meniru perilaku orang tua

melalui hubungan interaksi mereka. Fungsi afektif merupakan

sumber energi yang menentukan kebahagiaan keluarga. Sering

penceraian, kenalan anak atau masalah keluarga lainnya timbul

akibat fungsi afektif keluarga yang tidak terpenuhi.


21

b. Fungsi sosialisasi

Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk

berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan

dengan orang lain di luar rumah.

c. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan

meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program

keluarga berencana, maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol. Namun

disisi lain banyak kelahiran yang tidak diharapkan atau diluar ikatan

perkawinan sehingga lahirnya keluarga baru dengan satu orang tua

(single parents).

d. Fungsi Ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan,

pakaian dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan.

Fungsi ini sulit dipenuhi oleh keluarga di bawah garis kemiskinan

(gakin atau pra keluarga sejahtera). Perawat berkontribusi untuk

mencari sumber-sumber di masyarakat yang dapat digunakan keluarga

meningkatkan status kesehatan mereka.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi lain kesehatan adalah fungsi perawatan kesehatan. Selain

keluarga menyediakan makanan, pakaian dan rumah, keluarga juga

berfungsi melakukan asuhan keperawatan terhadap anggotanya baik

untuk mencegah terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang

sakit. Keluarga juga menentukan kapan anggota keluarga yang


22

mengalami gangguan kesehatan memerlukan bantuan atau pertolongan

tenaga profesional. Kemampuan ini sangat mempengaruhi status

kesehatan individu dan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan

pemeliharaan kesehatan terhadap anggotanya dapat dilihat dari tugas

kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Tugas kesehatan keluarga

tersebut adalah:

1) Mengenal masalah kesehatan.

2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat.

5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

Kelima tugas kesehatan tersebut saling terkait dan perlu dilakukan oleh

keluarga. Perawat perlu melakukan pengakajian untuk mengetahui sejauh

mana keluarga dapat melaksanakan kelima tugas tersebut dengan baik,

selanjutnya memberikan bantuan atau pembinaan terhadap keluarga untuk

memenuhi tugas kesehatan keluarga tersebut.

2.2.6 Tugas Keluarga

Menurut (Padila, 2012) pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok

sebagai berikut:

1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya

2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga

3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan

kedudukannya masing-masing
23

4. Sosialisasi antar anggota keluarga

5. Pengaturan jumlah anggota keluarga

6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga

7. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya

2.2.7 Peranan Keluarga

Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seseorang

dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan – harapan. Peran

keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam

konteks keluarga. Jadi peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku

interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan

situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola

perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat. Setiap anggota keluarga

mempunyai peran masing – masing, antara lain adalah:

1. Ayah

Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari

nafkah, pendidik, pelindung / pengayom, pemberi rasa aman bagi

setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat

kelompok sosial tertentu.

2. Ibu

Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak

-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan

keluarga dan jugasebagai anggota masyarakat kelompok sosial

tertentu.
24

3. Anak

Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan

perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual (Bakri, 2014).

2.2.8 Perkembangan Keluarga

Perkembangan keluarga adalah sebuah proses perubahan system keluarga

yang bergerak bertahap dari waktu ke waktu. Setiap tahapan umumnya memiliki

tugas dan resiko kesehatan yang berbeda-beda. (Bakri, 2014) membagi keluarga

dalam 8 tahap berbeda, yaitu:

1. Keluarga Baru (Berganning Family)

Keluarga baru dimulai ketika dua individu membentuk keluarga melalui

perkawinan. Pada tahap ini, pasangan baru memiliki tugas perkembangan

untuk membina hubungan intim yang memuaskan di dalam keluarga,

membuat berbagai kesepakatan untuk mencapai tujuan bersama, termasuk

dalam hal merencanakan anak, persiapan menjadi orang tua dan mencari

pengetahuan prenatal care.

2. Keluarga dengan Anak Pertama < 30 bulan (Child Bearing)

Ialah masa transisi pasangan suami istri yang dimulai sejak anak pertama

lahir sampai berusia kurang dari 30 bulan. Pada masa ini sering timbul

konflik yang dipicu kecemburuan pasangan akan perhatian yang lebih

ditunjukan kepada anggota keluarga baru.

3. Keluarga dengan Anak Prasekolah

Tahap ini berlangsung sejak anak pertama berusia 2,5 tahun hingga 5

tahun. Adapun tugas perkembangan yang mesti dilakukan ialah memenuhi

kebutuhan anggota keluarga, membantu anak bersosialisasi dengan


25

lingkungan, cermat membagi tanggung jawab, mempertahankan hubungan

keluarga, serta mampu membagi waktu untuk diri sendiri, pasangan dan

anak.

4. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6-13 tahun)

Tahap ini berlangsung sejak anak pertama menginjak sekolah dasar sampai

masuk awal masa remaja. Dalam hal ini sosialisasi anak semakin melebar.

Tidak hanya di lingkungan rumah, melainkan juga di lingkungan sekolah

juga di lingkungan yang lebih luas lagi.

5. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun)

Pada perkembangan tahap remaja ini orang tua perlu memberikan

kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab. Hal ini mengingat

bahwa remaja adalah seseorang yang dewasa muda dan mulai memiliki

otonomi. Ia ingin mengatur kehidupannya sendiri tetapi masih

membutuhkan bimbingan.

6. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah)

Tahapan ini dimulai sejak anak pertama meninggalkan rumah. Artinya

keluarga sedang menghadapi persiapan anak yang mulai mandiri. Dalam

hal ini, orangtua mesti merelakan anak untuk pergi jauh dari rumahnya

demi tujuan tertentu.

7. Keluarga Usia Pertengahan (Middle Age Family)

Tahapan ini ditandai dengan perginya anak terakhir dari rumah dan salah

satu pasangan bersiap negative atau meninggal. Tugas perkembangan

keluarganya, yaitu menjaga kesehatan, meningkatkan keharmonisan

dengan pasangan, anak dan teman sebaya, serta mempersiapkan masa tua.
26

8. Keluarga Lanjut Usia

Masa lanjut adalah masa-masa akhir kehidupan manusia. Maka tugas

perkembangan pada masa ini yaitu beradaptasi dengan perubahan

kehilangan pasangan, kawan, ataupun saudara. Selain itu melakukan “life

review” juga penting, disamping tetap mempertahankan kedamaian

rumah, menjaga kesehatan dan mempersiapkan kematian.

2.3 Asuhan Keperawatan

2.3.1 Pengkajian

A. Data Keluarga

1. Identitas umum

a. Identitas perawat yang melakukan pengkajian

Tabel 2.4 Contoh Format Pengisian Identitas

Nama Puskesmas No Register

Nama Perawat Tanggal

Pengkajian

1. Nama puskesmas

Di isi dengan nama pusksmas terdekat.Contohnya: puskesmas

Tenggarang

2. Nama perawat

Diisi dengan nama perawat yang melakukan pengakajian atau nama

perawat yang bertanggung jawab. Contohnya: perawat Okky

3. No. Register

Contohnya: 15. 04. 99 (sesuai dengan rumah sakit / puskesmas)


27

4. Tanggal pegakajian

Diisi dengan tanggal, bulan, tahun dilakukannya

pengkajian.Contoh : 28-02-2020

Tabel 2.5 Contoh Format Kepala Keluarga

Nama Kepala Bahasa sehari-hari

Keluarga
Alamat Rumah & Yankes terdekat,

Telp Jarak
Pekerjaan Alat transportasi
Agama & Suku Status Kelas Sosial

1. Nama kepala keluarga

Di isi dengan nama kepala keluarga sesuai dengan kartu keluarga

yang ditulis dengan nama inisial dan diikuti dengan lebel status

klien. Contohnya: Tn. Y (Tn. Tuan)

2. Alamat Rumah dan nomer telepon

Diisi dengan alamat rumah lengkap dengan no RT/RW dan nomer

telpon klien Contohnya: Desa pocangan RT 01 / RW 01 Kecamatan

Tenggarang

3. Pekerjaan

Diisi dengan pekerjaan, profesi, status, atau sesuai dengan

pekerjaan klien. Contohnya: dokter/perawat/wiraswasta/PNS

4. Agama & Suku

Agama : islam, kristen, hindu, uda, katolik

Suku : jawa, madura, batak, dll/WNI,WNA. Contohnya: islam,

jawa/WNI

5. Bahasa Sehari-hari.
28

Di isi bahasa sehari hari individu di keluarga tersebut.Contoh :

Madura, Indonesia, Inggris, Jawa.

6. Alat Transportasi

Di isi dengan alat transportasi sehari-hari keluarga tersebut.

Contoh: Mobil, sepeda Motor, Sepeda.

7. Yankes terdekat, jarak

Di isi jarak tempat pelayanan kesehatan terdekat dengan keluarga

tersebut. Contoh: jarak rumah dengan puskesmas 10 meter.

8. Status kelas sosial

Diisi dengan keadaan status sosial klien

Contohnya: menengah kebawah/ menengah keatas.

Tabel 2.6 ContohFormat Data Anggota Keluarga

N Na Hub Umur J S Pendidi Pekerja Status TTV Status

o Ma dengan K uk kan an Saat Gizi (TD, Imunisasi

KK u Terakhi Ini (TB, N, Dasar

r BB, S, P)

BMI)
1. Tn. Kepala 35 L M SMP Petani TB: TD: Lengkap

A keluarg Thn ad 168 130/90

a ur Cm mmHg

a BB: N: 98

70 x/mnt

Kg S: 36,5

BMI: 0C

26 P: 23

x/menit
29

1. Nama

Diisi dengan nama anggota keluarga

2. Hubungan dengan kepala keluarga

Diisi dengan hubungan anggota keluatga dengan kepala keluarga

Contohnya: istri, anak, kakak, mertua, orang tua, dll

3. Umur

Diisi dengan umur setiap aggota keluarga dalam tahun

Contohnya 28 tahun

4. Jk

Di isi dengan jenis kelamin contohnya: Laki Laki(L) / Perempuan (P)

5. Suku

Contohnya: madura, jawa, batak, dan Lain-lain

6. Pendidikan terakhir

Contohnya: SD, SMP, SMA, dan lain-lain

7. Pekerjaan saat ini

Diisi sesuai dengan pekerjaan anggota keluarga saat ini. Contohnya:

siswa, mahasiswa, PNS, wiraswasta, petani, dan lain-lain.

8. Status gizi (TB, BB, BMI)

Diisi sesuai dengan TB, BB, BMI masing-masing anggota keluarga.

Contoh: TB : 165 cm, BB : 56 kg

9. TTV (TD, S, N, RR)

Diisi sesuai dengan TTV masing-masing anggota keluarga. Contoh:

TD : 120 / 90 mm / Hg, N :98x / menit, S: 36,8 C, RR : 19x /menit


30

10. Status imunisasi dasar

Diisi dengan imunisasi apa yang sudah di berikan. Contoh:

(BCG,Polio,DPT,HB,Campak)

11. Alat Bantu

Di isi dengan alat bantu apa pun dalam menunjang ke seharian setiap

individu di keluarga tersebut. Contoh : Tn.K menggunakan alat bantu

pendengaran.

a. Komposisi keluarga

Komposisi ini biasanya terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan

dengan KK (kepala keluarga), umur, pendidikan dan status imunisasi

dari masing-masing anggota keluarga yang dibuat dalam bentuk tabel

untuk memudahkan pengamatan.

b. Genogram

Adalah simbol-simbol yang dipakai dalam pembuatan genogram

untuk menggambarkan susunan keluarga. Aturan pembuatan

genogram yaitu :

1) Anggota keluarga yang lebih tua berada disebelah kiri

2) Umur anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki atau

perempuan

3) Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah simbol laki-laki

atau perempuan

4) Paling sedikit disusun tiga generasi

5) Aturan symbol.

c. Tipe Keluarga
31

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau

masalahyang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.

d. Suku bangsa (Etnis)

1) Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarg, dikaji asal

sukubangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku

bangsatersebut terkait dengan kesehatan.

2) Tempat tinggal keluarga (bagian dari sebuah lingkungan

yangsecara etnis bersifat homogen).

3) Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi, pendidikan

(apakah kegiatan-kegiatan ini berada dalam kelompok kultur

/budaya keluarga).

4) Kebiasaan-kebiasaan diet dan berbusana (tradisional atau modern).

5) Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau modern.

6) Penggunaan jasa-jasa perawat kesehatan keluarga dan praktisi.

7) Dikaji apakah keluarga mengunjungi pelayanan praktis, terlibat

dalam praktik-praktik pelayanan kesehatan tradisional, atau

memiliki kepercayaan tradisional asli dalam bidang kesehatan.

8) Pengunaan bahasa sehari-hari di rumah.

e. Agama dan Kepercayaan

1) Apakah anggota keluarga berada dalam praktik keyakinan

beragama mereka.

2) Seberapa aktif keluarga tersebut terliabat dalam kegiatan agama

atau organisasi-organisasi keagamaan lain.

3) Keluarga menganut agama apa.


32

4) Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut

dalam kehidupan keluarga terutama dalam hal kesehatan

f. Status sosial ekonomi keluarga

Sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala

keluarga maupun anggota keluarga lainnya.Selain itu status social

ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang

dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh

keluarga.

g. Aktivitas rekreasi keluarga

Reaksi keluarga tidak hanya untuk mengunjungi tempat rekreasi

tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga

merupakan aktivitas rekreasi.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga adalah mengkaji keluarga

berdasarkan Tahap kehidupan keluarga berdasarkan Duvall,

ditentukan dnegan anak tertua dari keluarga inti dan mengkaji

sejauh mana keluarga melaksanakan tugas sesuai tahapan

perkembangan.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tahap ini ditentukan sampai dimana perkembangan keluarga saat

ini dan tahap apa yang belum dilakukan oleh keluarga serta

kendalannya.

C. Riwayat Kesehatan Keluarga


33

1. Riwayat keluarga sebelumnya

Disini diuraikan riwayat keluarga kepala keluarga sebelum

membentuk keluarga sampai saat ini.

2. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga saat ini

menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang

meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-

masing, anggota dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga.

D. Pengkajian Lingkungan

1. Karakteristik rumah

a. Gambar tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar dan

lain lain). Apakah keluarga memiliki sendiri atau menyewa

rumah ini.

b. Gambarkan kondisi rumah (baik interior maupun eksterior

rumah). Interior rumah meliputi, jumlah kamar dan tipe kamar

(kamar tamu, kamar tidur dan lain-lain), pengunaan-penggunaan

kamar tersebut dan bagaimana kamar tersebut diatur. Bagaimana

kondisi dan kecukupan prabot. Apakahpenerangan fentilasi,

pemanasan. Apakah lantai, tangga, susunan dan bangunan yang

laindalam kondisi yang adekuat.

c. Di dapur, amati suplai air minum, penggunaan alat-alat

masak,pengamanan untuk kebakaran.

E. Struktur Keluarga

1. Pola komunikasi keluarga

2. Struktur kekuatan keluarga


34

3. Struktur peran

4. Nilai atau norma keluarga

F. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Afektif

2. Fungsi sosialisasi

3. Fungsi perawatan kesehatan

4. Fungsi reproduktif

5. Fungsi ekonomi

G. Stress dan Koping Keluarga

1. Stressor jangka pendek

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor

mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau

stressor

3. Strategi koping yang digunakan strategi koping apa yang

digunakan keluarga bila menghadapi masalah

4. Strategi adaptasi disfungsional dijelaskan mengenai adaptasi

disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan.

H. Pemeriksaan Fisik

Diperiksa persistem sesuai keadaan klien

I. Prioritas Diagnosa Keperawatan

Cara memprioritaskan masalah keperawatan keluarga adalah dengan

menggunakan skoring. Komponen dari prioritas masalah keperawatan


35

keluarga adalah kriteria, bobot, dan pembenaran.Kriteria prioritas

masalah keperawatan keluarga adalah berikut ini:

1. Sifat masalah. Kriteria sifat masalah ini dapat ditentukan dengan

melihat katagori diagnosis keperawatan. Adapun skornya adalah,

diagnosis keperawatan potensial skor 1, diagnosis keperawatan

risiko skor 2, dandiagnosis keperawatan aktual dengan skor 3.

2. Kriteria kedua, adalah kemungkinan untuk diubah. Kriteria ini

dapat ditentukan dengan melihat pengetahuan, sumber daya

keluarga, sumber dayaperawatan yang tersedia, dan dukungan

masyarakatnya. Kriteria kemungkinan untuk diubah ini skornya

terdiri atas, mudah dengan skor 2,sebagian dengan skor 1, dan tidak

dapat dengan skor nol.

3. Kriteria ketiga, adalah potensial untuk dicegah. Kriteria ini dapat

ditentukan dengan melihat kepelikan masalah, lamanya masalah,

dan tindakan yangsedang dilakukan. Skor dari kriteria ini terdiri

atas, tinggi dengan skor 3,cukup dengan skor 2, dan rendah dengan

skor 1.

4. Kriteria terakhir adalah menonjolnya masalah. Kriteria ini dapat

ditentukan berdasarkan persepsi keluarga dalam melihat masalah.

Penilaian dari criteria ini terdiri atas, segera dengan skor 2, tidak

perlu segera skornya 1, dan tidakdirasakan dengan skor nol 0.

Cara perhitungannya sebagai berikut:

1. Tentukan skor dari masing-masing kriteria untuk setiap masalah

keperawatan yang terjadi. Skor yang ditentukan akan dibagi dengan


36

nilai tertinggi,kemudian dikalikan bobot dari masing-masing

kriteria. Bobot merupakannilai konstanta dari tiap kriteria dan tidak

bisa diubah (Skor/angka tertinggi xbobot).

2. Jumlahkan skor dari masing-masing kriteria untuk tiap diagnosis

keperawatan keluarga.

3. Skor tertinggi yang diperoleh adalah diagnosis keperawatan

keluarga yang prioritas.

Skoring yang dilakukan di tiap-tiap kriteria harus diberikan pembenaran

sebagai justifikasi dari skor yang telah ditentukan oleh perawat, Justifikasi

yang diberikan berdasarkan data yang ditemukan dari klien dan keluarga.

Tabel 2.7 Skoring Diagnosa Keperawatan

KRITERIA SKOR BOBOT PEMBENARAN

1. Sifat Masalah 3 1

Skala : 2

Tidak/kurang sehat 1

Ancaman kesehatan

Keadaan sejahtera

2. Kemungkinan masalah 3 2

dapat diubah 2

Skala : 1

Mudah 0

Sebagian

Tidak dapat

3. Potensial masalah untuk 3 1


37

dicegah 2

Skala : 1

Tinggi

Cukup

Rendah

4. Menonjolnya masalah 2 1

Skala : 1

Masalah berat, harus 0

segera ditangani

Ada masalah tetapi tidak

perlu

ditangani

Masalah tidak dirasakan

Jumlah

2.3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan

a. Definisi

Pola pengaturan dan pengintegrasian ke dalam kebiasaan terapeutik

hidup sehari-hari untuk tindakan terapeutik terhadap penyakit dan

sekuelanya yang tidak memuaskan untuk memenuhi tujuan

kesehatan. (Hermand, 2018)

b. Batasan karakteristik
38

1) Kesulitan dengan regimen yang diprogramkan

2) Kegagalan melakukan tindakan mengurangi faktor resiko

3) Kegagalan memasukkan regimen pengobatan dalam kehidupan

sehari-hari

4) Pilihan yang tidak efektif dalam hidup sehari-hari untuk

memenuhi tujuan kesehatan

c. Populasi beresiko

1) Kesulitan ekonomi

2.3.2 Intervensi Keperawatan

Tabel 2.8 Intervensi (Bulechek, Goria M. Howard K. Butcher, 2016) dan

Kriteria hasil (Moorhead, Sue, Johnson Marion, Meridean L, 2016)

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

(NOC) (NIC)
Dukungan keluarga selama perawatan Dukungan Keluarga

1. Anggota keluarga mengungkapkan 1. Dukung harapan yang realistis

keinginan untuk mendukung anggota 2. Nilailah reaksi emosi keluarga

keluarga yang sakit (5) terhadap kondisi pasien.

2. Anggota keluarga mengekspresikan 3. Bantu keluarga untuk mendapatkan

perasaan dan emosi sebagai kepedulian pengetahuan, keterampilan dan alat

kepada anggota keluarga yang sakit (5) yang diperlukan untuk mendukung

3. Anggota keluarga memberikan keputusan mereka terhadap

sentuhan menghibur untuk anggota perawatan klien

keluarga yang sakit (5) Bantu modifikasi diri

Pengetahuan gaya hidup sehat 1. Bantu pasien untuk memasangkan

1. Manfaat olahraga teratur (5) perilaku yang diinginkan dengan

2. Strategi untuk mempertahankan diet stimulasi (misal olahraga sepulang


39

yang sehat (5) kerja)

3. Strategi mengurangi stres (5) 2. Bantu pasien untuk merumuskan

Manajemen diri : Penyakit kronik rencana yang sistematik terhadap

1. Mencari informasi tentang penyakit (5) perubahan perilaku

2. Memantau tanda dan gejala penyakit 3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi

(5) perilaku-perilaku sasaran yang perlu

3. Mengikuti tindakan pencegahan yang diubah serta untuk mencapai tujuan

direkomendasikan (5) yang diingkan

4. Jelaskan kepada pasien mengenai

pentingnya monitor diri dalam usaha

untuk merubah perilaku

Fasilitas pembelajaran

1. Berikan informasi sesuai dengan

tingkat perkembangan pasien.

2. Berikan informasi dengan urutan

yang logis.

3. Sesuaikan infomasi dengan gaya

hidup dan rutinitas pasien sehingga

dapat dipatuhi.

4. Dorong pasien untuk berpartisipasi

aktif.

5. Dorong pasien untuk

mengungkapkan pendapat.

2.3.4 Implementasi

Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari

rencanakeperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap ini,

perawatmengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu


40

melibatkan secaraintegrasi semua profesi kesehatan yang menjadi tim perawatan

kesehatan dirumah. Ada 3 tahap dalam tindakan keperawatan keluarga, yaitu :

1. Tahap 1 : persiapan

a. Persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan :

b. Kontrak dengan keluarga (kapan dilaksanakan, berapa lama

waktunya, materi yang akan di diskusikan, siapa yang

melaksanakan, anggota keluarga yang perlu mendapatkan

informasi).

c. Mempersiapkan lingkungan yang kondusif.

d. Mengindentifikasi aspek-aspek hukum dan etik.

e. Kegiatan ini bertujuan agar keluarga dan perawat mempunyai

kesiapan secara fisikdan psikis pada saat implemantasi.

2. Tahap 2 : intervensi

Tindakan keperawatan keluarga berdasarkan kewenangan dan

tanggung jawab perawat secara professional adalah :

a. Independent

Adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat sesuai

dengan kompetensikeperawatan tanpa petunjuk dan perintah dari

tenaga kesehatan lainnya.lingkup tindakan independent ini adalah :

1) Mengkaji terhadap klien dan keluarga melalui riwayat

keperawatan dan pemeriksaan fisik untuk mengetahui status

kesehatan klien.

2) Merumuskan diagnosa keperawatan.


41

3) Mengindentifikasi tindakan keperawatan.

4) Melaksanakan rencana pengukuran.

5) Merujuk kepada tenaga kesehatan lain.

6) Mengevaluasi respon klien.

7) Partisipasi dengan konsumen atau tenaga kesehatan lainnya

dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Tipe tindakan independent keperawatan dapat dikatagorikan

menjadi 4, yaitu :

1) Tindakan diagnostik

a) Wawancara dengan klien.

b) Observasi dan pemeriksaan fisik

c) Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana,

misalnya (Hb) dan membaca hasil pemeriksaan

laboratorium tersebut.

2) Tindakan terapeutik

Tindakan untuk mencegah mengurangi dan mengatasi

masalah klien.

3) Tindakan edukatif

Tindakan untuk merubah perilaku klien melalui promosi

kesehatan danpendidikan kesehatan kepada klien.

4) Tindakan merujuk

Tindakan kerjasama dengan tim kesehatan lainnya.

b. Interdependent

Yaitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerja sama dengan


42

tenaga kesehatanlainnya, misalnya tenaga sosial, ahli gizi,

fisioterapi dan dokter yang lainnya.

c. Dependent

Yaitu pelaksanaan rencana tindakan medis. Misalnya dokter

menuliskan“perawatan kateter”.Tindakan keperawatan adalah

mendefinisikan perawatan kateter berdasarkan kebutuhan individu

dari klien.

3. Tahap 3 : Dokumentasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan

yang lengkap danakurat terhadap suatu kejadian dalam proses

keperawatan.

Tabel 2.9 Format Pelaksanaan tindakan keperawatan

No. Diagnosa/ Tanggal/Pukul Tindakan Paraf

masalah

Kolaboratif

1. Nomer diagnosa /masalah kolaboratif

Tuliskan nomor diagnosa keperawatan/masalah kolaboratif sesuai

dengan masalah yang sudah teridentifikasi dalam format diagnosis

keperawatan.

2. Tanggal/jam

Tuliskan tanggal, bulan, tahun, dan jam pelaksanaan tindakan

keperawatan.

3. Tindakan

a. Tuliskan nomor urut tindakan


43

b. Tindakan dituliskan yang dilakukan beserta hasil/respon pasien

dengan jelasJangan lupa menuliskan nama/jenis obat, dosis, cara

memberikan, dan instruksi medis yang lain dengan jelas.

c. Jangan menuliskan istilah sering, kecil, besar, atau istilah lain

yang dapatmenimbulkan persepsi yang berbeda atau masih

menimbulkan pertanyaan. Contoh: “memberikan makan lebih

sering dari biasanya”. Lebih baik tuliskan pada jam berapa saja

memberikan makan dan dalam berapa porsi makanan diberikan.

d. Untuk tindakan pendidikan kesehatan, tuliskan “melakukan

penkes tentang….., laporan penkes terlampir

e. Bila penkes dilakukan secara singkat, tuliskan tindakan dan

respon pasiensetelah penkes dengan jelas.

4. Paraf

Tuliskan paraf dan nama terang

2.3.5 Evaluasi

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan

terencana tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah

ditetapkan,dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan

tenagakesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemamuan

keluarga dalam mencapai tujuan. Evaluasi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu :

1. Evaluasi berjalan (sumatif)

Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan

perkembangandengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh


44

keluarga. Format yang dipakaiadalah format SOAP :Subjektif, Objektif,

Analisis, Planing.

a. Komponen SOAP/SOAPIER (Subjektif, Objektif, Analisis,

Planing,Implementasi, Evaluasi, Reassesment) Untuk memudahkan

perawat mengevaluasi atau memantau perkembangan klien, digunakan

komponen SOAPIER (Subjektif, Objektif, Analisis, Planing,Implementasi,

Evaluasi, Reassesment). Penggunaanya tergantung dari kebijakan

setempat. Pengertian SOAPIER (Subjektif, Objektif, Analisis,

Planing,Implementasi, Evaluasi,Reassesment) adalah sebagai berikut ;

1) S : Data Subjektif

Perawat menuliskan keluhan pasien yang masih dirasakan setelah

dilakukan tindakan keperawatan.

2) : Data Objektif

Data objektif adalah data berdasarkan hasil pengukuran atau

observasi perawat secara langsung kepada klien, dan yang

dirasakan klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.

3) A : Analisis

Interprestasi dari data subjektif dan data objektif. Analisis

merupakan suatu masalah atau diagnosis keperawatan yang masih

terjadi atau juga dapat dituliskan masalah/diagnosis baru yang

terjadi akibat perubahan status kesehatan klien yang telah

teridentifikasi datanya dalam data subjektif dan objektif.

4) P : Planning

Perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan,


45

dimodifikasi, atau ditambahkan dari rencana tindakan keperawatan

yang telah ditentukan sebelumnya. Tindakan yang telah

menunjukkan hasil yang memuaskan dan tidak memerlukan

tindakan ulang pada umunya dihentikan. Tindakan yang perlu

dilanjutkan adalah tindakan yang masih kompeten untuk

menyelesaikan masalah klien dan membutuhkan waktu untuk

mencapai keberhasilanya. Tindakan yang perlu dimodifikasi adalah

tindakan yang dirasa dapat membantu menyelesaikan masalah

klien, tetapi perlu ditingkatkan kualitasnya atau mempunyai

alternative pilihan yang lain yang diduga dapat membantu

mempercepat proses penyembuhan. Sedangkan, rencana tindakan

yang baru/sebelumnya tidak dapat ditentukan bila timbul masalah

baru atau rencana tindakan yang ada sudah tidak kompeten lagi

untuk menyelesaikan masalah yang ada.

5) I : Implementasi

Implementasi adalah tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai

dengan intruksi yang telah teridentifikasi dalam komponen P

(perencanaan). Jangan lupa menuliskan tanggal dan jam

pelaksanaan.

6) E : Evaluasi

Evaluasi adalah respons klien setelah dilakukan tindakan

keperawatan.

7) R : Reassesment

Reassessment adalah pengkajian ulang yang dilakukan terhadap


46

perencanaan setelah diketahui hasil evaluasi, apakah dari rencana

tindakan perlu dilanjutkan, dimodifikasi, atau dihentikan (Rohmah,

Nikmatur dan Walid, 2018).

2. Evaluasi akhir (formatif)

Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan

yang akandicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya, mungkin

semua tahap dalamproses keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat

data-data, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi.

a. Metode Evaluasi

Metode yang dipakai dalam evaluasi antara lain adalah :

1) Observasi langsung

2) Wawancara

3) Memeriksa laporan

4) Latihan stimulasi

b. Mengukur pencapaian keluarga

Faktor yang dievaluasi ada beberapa komponen, meliputi :

1) Kognitif

Lingkup evaluasi kognitif adalah :

a) Pengetahuan keluarga mengenai penyakitnya.

b) Mengontrol gejala-gejalanya.

c) Pengobatan.

d) Diet, aktivitas, persediaan alat-alat.

e) Risiko komplikasi.
47

f) Gejala yang harus dilaporkan.

g) Pencegahan.

Informasi ini dapat diperoleh dengan cara :

1) Interview

Dengan menggunakan cara :

a) Menanyakan kepada keluarga untuk mengingat beberapa

fakta yang sudah diajarkan.

b) Menanyakan kepada keluarga untuk menyatakan informasi

yang spesifik dengan kata-kata keluarga sendiri (pendapat

keluarga sendiri).

c) Mengajak keluarga pada situasi hipotesa dan tanyakan

tindakan yang tepat terhadap apa yang ditanyakan.

2) Kertas dan pensil

Perawat menggunakan kertas dan pensil untuk mengevaluasi

pengetahuan keluarga terhadap hal-hal yang telah diajarkan.

3) Afektif

Dengan cara observasi langsung, yaitu dengan cara observasi

wajah, postur tubuh, nada suara, isi pesan verbal pada waktu

melakukan wawanncara.

4) Psikomotor

Dengan cara melihat apa yang dilakukan keluarga sesuai dengan

yang diharapkan.

c. Penentuan keputusan pada tahap evaluasi


48

Ada tiga kemungkinan pada tahap ini, yaitu :

1) Keluarga telah mecapai hasil yang ditentukan dalam tujuan,

sehingga rencana mungkin dihentikan.

2) Keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan,

sehingga perlu penambahan waktu, reseources, intervensi

sebelum tujuan berhasil.

3) Keluarga tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan,

sehingga perlu :

a) Mengkaji ulang masalah atau respon yang lebih akurat.

b) Membuat outcome yang baru, mungkin outcome pertama

tidak realistis atau

c) mungkin keluarga tidak menghendaki terhada tujuan yang

disusun oleh perawat.

d) Intervensi keperawatan harus dievaluasi dalam hal ketepatan

untuk mencapai tujuan sebelumnya.

Tabel 2.10 Format Evaluasi

Masalah Tanggal/Jam Catatan Perkembangan Paraf

Kep/Kolaboratif

A. Pedoman Pengisian Format Evaluasi/Catatan Perkembangan

1. Masalah Keperawatan/Masalah Kolaboratif

Tulislah masalah keperawatan/masalah kolaboratif (hanya


49

problem saja).

2. Tanggal/Jam

Tulislah tanggal, bulan, tahun, dan jam waktu evaluasi

dilakukan.

3. Catatan Perkembangan (Menggunakan SOAP)

a. Tulislah data perkembangan yang diperoleh dari catatan

tindakan keperawatan.

b. Tulislah data dalam kelompok data subjektif dan objektif

(S-O).

c. Tulislah data perkembangan hanya data yang bersesuaian

dengan kriteria hasil, jadi jangan menuliskan data yang

tidak perlu atau meniadakan data yangdiperlukan.

d. Tulislah masalah keperawatan/kondisi masalah keperawatan

dalam analisis (A) untuk evaluasi proses. Contoh :

nyeriakut/nyeri akut berlanjut/nyeri akut masihterjadi.

e. Tulislah dalam analisis (A) tujuan teratasi, teratasi sebagian,

tidak teratasi untuk evaluasi hasil.

f. Bila ditemukan masalah yang baru, tuliskan masalah dalam

bentuk diagnosiskeperawatan dengan formulasi yang tepat.

g. Tulislah dalam perencanaan (P) nomor dari rencana

tindakan keperawatan untuk rencana tindakan yang

dikehendaki untuk dilanjutkan/dipertahankan atau

dihentikan.
50

h. Tulislah rencana tindakan baru bila dikehendaki

sebagaimana teknik penulisan rencana tindakan.

i. Bila menggunakan SOAPIE/SOAPIER, tulislah

pelaksanaan tindakan dalam item I/implementasi dan

respons klien dituliskan dalam item E/evaluasi, kemudian

tentukan rencana berikutnya pada item R/reassessment.

4. Paraf

Tulislah paraf dan nama terang (Rohmah, Nikmatur dan Walid,

2018).

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian dalam karya tulis ini adalah untuk mengeksplorasi

masalah asuhan keperawatan pada keluarga yang mengalami Stroke Non

Hemoragic dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Manajemen

Kesehatan di Puskesmas Grujugan Kabupaten Bondowoso.

3.2 Batasan Istilah

Batasan istilah adalah pernyataan yang menjelaskan istilah kunci yang

menjadi fokus dalam penulisan studi kasus. Batasan istilah disusun secara naratif
51

dan apa bila diperlukan ditambahkan informasi kualitatif sebagai tanda dari

batasan yang dibuat penulis

Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah asuhan keperawatan pada

keluarga yang mengalami Stroke Non Hemoragic dengan Masalah Keperawatan

Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan di Puskesmas Grujugan Kabupaten

Bondowoso.

1. Proses Keperawatan

Proses keperawatan merupakan serangkaian tindakan sistematis

berkesinambungan, yang eliputi tindakan untuk mengidentifikasi masalah

kesehatan individu atau kelompok, baik yang aktual maupun potensial

kemudian merencanakan tindakan untuk menyelesaikan, mengurangi atau

mencegah terjadinya masalah baru dan melaksanakan tindakan atau yang

menugaskan orang lain untuk melaksanakan tindakan keperawatan serta

mengevaluasi keberhasilan dari tindakan yang dikerjakan (Rohmah &


51
Saiful, 2016).

2. Asuhan Keperawatan Keluarga

Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan

yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga.

Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang

dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan

(Rohmah & Saiful, 2016).

3. Stroke Non Hemoragic

Stroke Non Hemoragi merupakan terjadinya akibat suplay darah ke

jaringan otak berkurang, hal ini disebabkan karena obstruksi total atau
52

sebagian pembuluh darah otak. (Tarwoto, 2013)

3.3 Lokasi dan Waktu

Menjelaskan tentang diskriptif lokasi penelitian, jika fokus sasaran adalah

keluarga maka perlu menuliskan alamat yang digunakan setingkat desa, serta

waktu yang digunakan dalam penyusunan studi kasus. Waktu yang dibutuhkan

dalam penelitian ini adalah 2 minggu dengan jumlah 7 kali kunjungan selama

masa perawatan dimulai dari tanggal 25 Agustus 2020- 07 September 2020. Akan

tetapi, untuk waktu penelitian harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi di

daerah tersebut, mengingat pemerintah telah mengeluarkan peraturan permenkes

Nomor 9 tahun 2020 tentang aturan social distancing.

Pada studi kasus ini dilakukan asuhan keperawatan pada keluarga yang

mengalami Stroke Non Hemoragic dengan Masalah Keperawatan

Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan di Desa Dadapan RT 010 RW 002

Kecamatan Grujugan kabupaten Bondowoso.

3.4 Partisipan

Partisipan dalam penyusunan studi kasus ini adalah salah satu anggota

keluarga yang menderita penyakit Stroke dalam 4 tahun di Desa Dadapan RT 010

RW 002 Kecamatan Grujugan Kabupaten Bondowoso.

3.5 Pengumpulan Data

Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang

digunakan yaitu persiapan dan pelaksanaan.

1. Tahap Perencanaan

Mengurus permintaan surat dari institusi kepada Badan Kesatuan Bangsa dan
53

Politik. Kegiatan ini, peneliti harus terlebih mengajukan judul yang telah disetujui

oleh dosen pembimbing, kemudian mengajukan permintaan surat kepada pihak

Bakesbangpol untuk memberikan ijin pengambilan data di Dinas Kesehatan.

Setelah mendapatkan surat tebusan dari Bakesbangpol, surat tersebut kemudian

diserahkan ke Bidang Sumber Daya Manusia di Dinas Kesehatan. Peneliti akan

mendapatkan surat ijin pengambilan data, kemudian diserahkan ke Bidang P2P

untuk dapat mendapatkan data klien yang dibutuhkan. Peneliti selanjutnya

mengurus permintaan ijin pengambilan data di Puskesmas untuk dijadikan sebagai

keluarga kelolaan.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Dalam tahap ini, ada beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan dengan baik,

yaitu:

a. Pengumpulan Data

Kegiatan ini harus didasarkan pada pedoman yang sudah dipersiapkan

dalam rancangan penelitian. Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penelitian

dijadikan dasar dalam menguji hipotesis yang diajukan. Pada sub bab ini

dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang digunakan, yaitu:

a) Wawancara (hasil anamnesa berita tentang identitas klien, keluhan utama,

riwayat penyakit sekarang – dahulu – dan lain-lain). Sumber data dari

klien, keluarga dan perawat lainnya.

b) Observasi dan pemeriksaan fisik (dengan pendekatan IPPA: inspeksi,

palpasi, perkusi, auskultasi) pada sistem tubuh.


54

a. Mengumpulkan catatan lapangan dengan melakukan

pengamatan sebagai seorang partisipan;

b. Mengumpulkan catatan lapangan dengan melakukan

pengamatan sebagai seorang pengamatan;

c. Mengumpulkan catatan lapangan dengan menghabiskan lebih

banyak waktu sebagai partisipan daripada sebagai pengamatan;

d. Mengumpulkan catatan lapangan dengan menghabiskan lebih

banyak waktu sebagai pengamatan daripada partisipan;

e. Mengumpulkan catatan lapangan pertama dengan mengamati

sebagai “outsider” dan kemudian dengan masuk ke dalam

lingkungan dan mengamati sebagai seorang “insider”.

c) Studi dukumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik

dan data lain yang revelan).

1) Menulis catatan lapangan selama studi riset;

2) Meminta seorang partisipan untuk memelihara jurnal atau diary

selama studi riset tersebut;

3) Mengumpulkan surat pribadi daripada partisipan;

4) Menganalisa dokumen public (misalnya, memo, notulen,

rekaman, dan arsip resmi);

5) Mempelajari autobiografi dan biografi;

6) Meminta partisipan untuk membuat foto atau video;

7) Melaksanakan audit tabel;

8) Meninjau rekam medis.


55

3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data/informasi

yang di peroleh sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi. Disamping

intergritas penulis (karena penulis menjadi instrument utama), uji keabsahan data

dilakukan yaitu dengan :

1. Memperpanjang waktu pengamatan / tindakan dan

2. Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga

sumber data utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang

berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

3.7 Analisis Data

Analisis data dilakukan penulis di lapangan, sewaktu pengumpulan data

sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara

mengemukakan fakta membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya di

tuangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang di gunakan dengan cara

menarasikan jawaban-jawaban yang di peroleh dari hasil intrepetasi wawancara

mendalam yang akan di lakukan untuk menjawab rumusan masalah. Teknis

analisis digunakan dengan cara observasi oleh penulis dan studi dokumentasi yang

menghasilkan data untuk selanjutnya diitrepretasikan dan dibandingkan teori yang

ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut.

Urutan dalam analisis adalah :

1. Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi, dan dokumen. Hasil di

tulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian di salin dalam bentuk

transkrip ( catatan terstruktur )


56

2. Mereduksi data

Dari hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan di

jadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan menjadi data

subyektif dan obyektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan

diagnostik kemudian dibandingkan nilai normal.

3. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, gambar, bagan dan

teks naratif. Kerahasian klien dijaga dengan mengaburkan identitas dari

klien.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajiakan, kemudian data dibahas dan di bandingkan

dengan hasil-hasil penulisan terdahulu dan secara teontis dengan perilaku

kesehatan. Penarikan kesimpulan ddilakukan dengan cara indikasi. Data

yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan,

tindakan dan evaluasi.

3.8 Etika Penelitian

Dicantumkan etika yang mendasar penyusunan studi kasus, terdiri dari :

1. Informed consent ( persetujuan menjadi klien )

Informed consent diberikan kepada responden yang diteliti. Peneliti

member penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian pada

responden, jika responden bersedia maka harus menandatangani

lembar persetujuan dan apabila responden menolak, peneliti tidak

akan memaksa dan tetap menghormati haknya.

2. Anonymity ( tanpa nama )


57

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang didapat

untuk disembunyikan yaitu bisa dengan tanpa nama atau inisial.

3. Confidentiality ( kerahasian )

Subjek berhak untuk meminta bahwa data yang diberikan untuk

dirahasiakan. (Nursalam, 2015)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dalam hal ini penulis akan membahas mengenai masalah yang di

hadapi oleh keluarga binaan serta merujuk pada teori yang susunan fakta,

teori, dan opini. Pembahasan Asuhan keperawatan keluarga dengan satu

anggota keluarga yang menderita Stroke Non Hemoragic dengan masalah

keperawatan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan di wilayah kerja

Puskesmas Grujugan Kabupaten Bondowoso Tahun 2020. Pembahasan


58

asuhan keperawatan keluarga Ny.S yang meliputi pengakajian, Diagnosa

keperawatan, Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi.

4.1.1 Gambaran lokasi pengambilan data

Lokasi pengambilan data Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada

Keluarga yang Mengalami Stroke Non hemoragic dengan masalah

keperawatan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan adalah di wilayah

puskesmas Grujugan yang terdapat di wilayah Bondowoso yang memiliki

dusun krajan desa Dadapan, yaitu keluarga Ny.S yang tipe rumahnya

permanen, keadaan lantai dari keramik, ventilasi rumah cukup sinar

matahari masuk melalui jendela kaca yang berada di ruang tamu sejumlah

4 jendela. Rumah yang ditempati Ny.S berukuran 12 x 6 meter persegi

dengan 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur dan ruang makan. Keluarga

Ny.S terdiri dari suami, Anak, dan cucu. Rumah Ny.S berada di

lingkungan yang tidak bersih dan tidak jauh dari jalan raya. Jarak

pelayanan kesehatan dari rumah klien ke Puskesmas Grujugan sekitar 200

Meter. 58

4.1.2 Pengkajian

1. Identitas kepala keluarga

NamaPuskesmas Grujugan No. Register -

Nama Perawat Yusita arisa kurniawati Tanggal Pengkajian 25 agustus 2020

Tabel 4.1 Identitas Keluarga

Nama Kepala keluarga Tn.M Bahasa sehari-hari Madura


59

Alamat Rumah & Dusun Krajan Tengah Yankes terdekat, jarak Puskesmas Grujugan,
telepon RT/RW 010/002 200 meter
Pekerjaan Petani Alat transportasi Sepeda

Agama & Suku Islam & Madura Status kelas sosial Menengah ke bawah

2. Data anggota keluarga


Tabel 4.2 Data anggota keluarga
DATA ANGGOTA KELUARGA
N Nama Hub Usi JK Suk Pendidi Pekerja Status TTV Status
o dgn a u kan an Saat Gizi (TD, N, S, P) Imunis
KK terakhir Ini (TB, asi
BB, Dasar
BMI)
1 Tn.M Suam 67t Laki- Ma Tamat Petani TD: TD: 130/90
i h laki dur SD BB: mmHg
a BMI N: 88x/menit
P: 20x/menit
2 Ny.S Istri 71t Pere Ma Belum IRT TD: TD: 140/90
h mpua dur tamat BB: mmHg
n a SD BMI N: 90x/menit
S : 36,7° C
P: 20x/menit
5 Ny.S Anak 30t Pere Ma Tamat IRT TD:
h mpua dur SD BB:
n a BMI
6 An.F Cucu 6 th Pere Ma TK Pelajar TD:
mpua dur BB:
n a BMI:
LANJUTAN
N Status Kesehatan Riwayat Penyakit/
Nama Alat Bantu/ Protesa
o Saat ini Alergi
1 Tn.M Tidak ada Sehat Tidak ada alergi
2 Ny.S Tidak ada Sakit Tidak ada alergi

5 Sdr.S Tidak ada Sehat Tidak ada alergi


6 An.F Tidak ada Sehat Tidak ada alergi

GENOGRAM

71
th
X1
60

Keterangan :

: Laki-laki

: Laki-laki meninggal

: Perempuan

: Perempuan meninggal

: Garis perkawinan

: Garis Keturunan

: Pasien

DENAH RUMAH

Dapur

Kamar 1

Kamar 2

Ruang Tamu
61

Pintu

Kamar Mandi

3. Data penunjang keluarga

Tabel 4.3 Data penunjang keluarga

Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga


 Kondisi Rumah  Jika ada ibu nifas, Persalinan ditolong oleh
Type Rumah permanen menggunakan tembok, tenaga kesehatan :
lantai terbuat dari keramik Ya/ Tidak*
Tidak ada ibu nifas di keluarga Ny.S
 Ventilasi :
Cukup/kurang*  Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif :
ventilasi cukup ada jendela Ya/ Tidak*
Tidak ada bayi di keluarga Ny.S
 Pencahayaan Rumah :
Baik/ Tidak*  Jika ada balita, Menimbang balita tiap
Pencahayaan Rumah Ny.S baik bulan:
Ya/ Tidak*
62

 Saluran Buang Limbah : Tidak ada balita di keluarga Ny.S


Baik/cukup/kurang*
Pembuangan Limbah dibuang ditempat  Menggunakan air bersih untuk makan &
tertutup di belakang rumah minum:
Ya/ Tidak*
 Air Bersih : Keluarga mengatakan menggunakan air bersih
Sehat/tidak Sehat untuk masak makan dan minum
Air bersih menggunakan sumur yang
bercincin  Menggunakan air bersih untuk kebersihan
diri:
 Jamban Memenuhi Syarat : Ya/ Tidak*
Ya/tidak* Menggunakan air bersih dari sumur
Menggunakan jamban leher angsa jongkok
dan milik sendiri, jarak septic tank ± 20 Meter
 Tempat Sampah:  Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :

Ya/Tidak* Ya/ Tidak*

Keluarga Ny.S mempunyai tempat sampah di Keluarga mengatakan mencuci tangan

depan rumah dan didapur menggunakan air dan terkadang menggunakan


sabun

 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan


Jumlah  Melakukan pembuangan sampah pada

Anggota Keluarga (8m2/orang) tempatnya :

Ya/Tidak * Ya/ Tidak*

Luas bangunan rumah cukup buat 4 orang Sampah di buang di tempat sampah yang ada
di depan rumah dan di dapur

 Menjaga lingkungan rumah tampak bersih


Ya/tidak*
Lingungan rumah keluarga Ny.S kurang
bersih

 Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :


Ya/ Tidak*
Keluarga mengatakan menu makanan tidak
tentu, kadang tempe, tahu, sayur, ikan

 Menggunakan jamban sehat :


Ya/ Tidak*
63

Menggunakan jamban leher angsa jongkok

 Memberantas jentik di rumah sekali


seminggu :
Ya/ Tidak*
Terkadang dibersihkan

 Makan buah dan sayur setiap hari :


Ya/ Tidak*
Keluarga mengatakan menu makanan sayuran

 Melakukan aktivitas fisik setiap hari :


Ya/ Tidak*
Setiap pagi menyapu
Tidak merokok di dalam rumah  :
Ya/ Tidak*
Tidak ada Anggota keluarganya yang
merokok di dalam rumah

4. Kemampuan keluarga melakukan pemeliharaan kesehatan anggota

keluarga

Tabel 4.4 Kemampuan keluarga melakukan pemeliharaan kesehatan anggota

keluarga

1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:


√ Ada , Tidak
Karena : keluarga mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit di bawa ke tukang
pijat
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya

√ Ya  Tidak
Karena : Ya keluarga mengetahui jika Ny.S menderita penyakit stroke
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya:
64

Ya √ Tidak
Karena : tidak keluarga tidak mengetahui penyebab dari timbulnya stroke
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya :
Ya √ Tidak
Karena : tidak, keluarga tidak tahu tanda dan gejalanya stroke
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
 Ya √ Tidak
Karena : tidak, keluarga mengatakan tidak tahu akibat dari stroke
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
Keluarga , √ Tetangga,  Kader Tenaga kesehatan
Yaitu : keluarga mengatakan mendapat informasi dari tetangga
7) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
 Ya √ Tidak
Karena : tidak, keluarga mengatakan tidak tau akibat dari stroke
8) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
 Keluarga √ Tetangga , Kader Tenaga kesehatan,
Yaitu : keluarga mengatakan mendapat informasi dari tetangga
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya :
 Ya √ Tidak
Jelaskan: tidak, keluarga tidak mengetahui cara pengobatannya sering ke tukang pijat
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah
kesehatan yang dialaminya:
 Ya √ Tidak
Tidak Keluarga tidak mengetahui cara merawat anggota keluarganya yang sakit
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:
Ya √ Tidak
Jelaskan tidak, keluarga mengatakan tidak tahu cara mencegah stroke
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
Ya √ Tidak
65

Jelaskan Tidak, keluarga tidak mengetahui cara memelihara atau memodifikasi


lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarganya seperti pengaman atau
pegangan di kamar mandi
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya:
√ Ya  Tidak
Jelaskan Ya, keluarga mengatakan dulu sering kontrol, tetapi sekarang sudah tidak kontrol

5. Kemandirian keluarga

Tabel 4.5 Kemandirian keluarga

Kunjungan Pertama (K-1) : 25-08-2020 Kujungan Keempat (K-4) : 01-09-2020

Kunjungan Kedua (K-2) : 26-08-2020 Kunjungan Kelima (K-5) : 04-09-2020


Perawat : Perawat :

Kunjungan Ketiga (K-3) : 31-08-2020 Kunjungan Keenam (K-6) : 06-09-2020


Perawat : Perawat :
Kunjungan KeTujuh (K-7) : 07-09-2020

1. Keluarga mandiri tingkat pertama (KM-1)

Kriteria :

a. Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat


66

b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana

keperawatan

2. Keluarga mandiri tingkat dua (KM-2)

Kriteria :

a. Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana

keperawatan,

c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar,

melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.

3. Keluarga mandiri tingkat tiga (KM-3)

Kriteria :

a. Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana

keperawatan

c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar,

melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan

d. Memanfaat fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif, melakukan

perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan, melaksanakan tindakan

pencegahan secara aktif.

4. Keluarga mandiri tingkat empat (KM-4)

Kriteria :

a. Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana

keperawatan
67

c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar

d. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan

e. Memanfaat fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif

f. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan

g. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif

h. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif.

4.1.3 Analisa Data

Tabel 4.6 Analisa Data

NO Tanggal Data Etiologi Diagnosa


Keperawatan
1. 25-08-20 Data Subjektif: Kurangnya Ketidakefektifan
- Keluarga mengatakan 4 tahun pengetahuan Manajemen
yang lalu Ny.S mengalami tentang Kesehatan
serangan stroke karena tekanan program
darahnya tinggi terapeutik
- Keluarga mengatakan pada saat
Ny.S sakit keluarga
membawanya ke tukang pijat
- Keluarga mengatakan tidak tahu
penyebab, dampak dan tanda
gejala dari stroke
- Keluarga tidak tahu cara
memodifikasi lingkungan
- Keluarga tidak tahu cara merawat
68

dan pengobatan anggota


keluarganya yang sakit

Data Objektif:
- Keadaan umum: baik
- Tangan kanan Ny.S
menggenggam dan kaku
- Tidak terdapat pegangan atau
pengaman di kamar mandi
- Keluarga bingung saat di tanya
tentang dampak, tanda gejala,
perawatan dan pengobatan stroke

4.1.4 Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.7 Diagnosa keperawatan

No Tanggal Diagnosa Paraf


1 25 Agustus Ketiidakefektifan Manajemen Kesehatan Yusita
2020

4.1.5 Scoring/ Prioritas Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.8 Prioritas Diagnosa Keperawatan

KRITERIA NILAI BOBOT SCORING PEMBENARAN


Sifat masalah : Keluarga mengatakan
Tidak kurang sehat 3 1 2/3 x 1 = 2/3 tidak tahu dampak dari
Ancaman kesehatan 2 stroke
Keadaan sejahtera 1
Kemungkinan masalah Keluarga mengatakan
dapat diubah : tidak tahu pencegahan
Mudah 2 2 2/2 x 2 = 2 dari stroke
Sebagian 1
Tidak dapat 0
Potensial masalah untuk Keluarga tidak tahu
dicegah : cara memodifikasi
Tinggi 3 1 3/3 x 1 = 1 lingkungan
Cukup 2
Rendah 1
69

Menonjolnya masalah : Keluarga mengatakan


Masalah berat, harus 2 1 1/2 x 2 = 1 menonjolnya masalah
segera ditangani ini ada masalah tetapi
Ada masalah tetapi tidak 1 tidak perlu ditangani
perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan 0

Jumlah total
4 2/3
70

4.1.6 Intervensi dan perencanaan keperawatan


Tabel 4.9 Intervensi keperawatan

Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi


Keperawatan
Ketidakefektifan TUM TUK Kriteria Standart Dukungan Keluarga
manajemen Setelah dilakukan 1) Mengekspresikan Respon Verbal 1) Keluarga mampu
1. Dukung harapan yang realistis
Kesehatan tindakan keperawatan mengekspresikan
emosi sebagai
7 kali kunjungan kepeduliaannya 2. Nilailah reaksi emosi keluarga
kepedulian
dalam 14 hari terhadap anggota
terhadap kondisi pasien
diharapkan masalah terhadap anggota keluarga yang
keperawatan sakit 3. Bantu keluarga untuk mendapatkan
keluarga yang
ketidakefektifan 2) Keluarga mampu pengetahuan, keterampilan dan alat
sakit
manajemen kesehatan mengungkapkan
yang diperlukan untuk mendukung
dapat teratasi 2) Mengungkapkan keinginan untuk
mendukung keputusan mereka terhadap
keinginan untuk
anggota keluarga perawatan klien
mendukung
yang sakit
Bantu modifikasi diri
anggota keluarga 3) Keluarga mampu
menjelaskan 1. Bantu pasien untuk memasangkan
yang sakit
manfaat olahraga perilaku yang diinginkan dengan
3) Menjelaskan
teratur
stimulasi (misal olahraga sepulang
71

manfaat olahraga 4) Keluarga mampu kerja)


menjelaskan
teratur 2. Bantu pasien untuk merumuskan
strategi untuk
4) Menjelaskan rencana yang sistematik terhadap
mempertahankan
strategi untuk diet yang sehat perubahan perilaku
5) Keluarga mampu
mempertahankan 3. Bantu pasien untuk
menjelaskan
diet yang sehat mengidentifikasi perilaku-perilaku
strategi
5) Menjelaskan mengurangi stres sasaran yang perlu diubah serta
6) Keluarga mampu
strategi untuk mencapai tujuan yang
menjelaskan
mengurangi stres diingkan
tentang Stroke
6) Menjelaskan Non hemoragic 4. Jelaskan kepada pasien mengenai
7) Keluarga mampu
tentang Stroke pentingnya monitor diri dalam
menjelaskan
Non Hemoragic usaha untuk merubah perilaku
tanda gejala dan
7) Menjelaskan tanda pencegahan dari 5. Tentukan pengetahuan kesehatan
Stroke Non
gejala dan dan gaya hidup perilaku saat ini
hemoragic
pencegahan Stroke Fasilitas pembelajaran
8) Keluarga mampu
Non Hemoragic menjelaskan 1. Berikan informasi sesuai dengan
pengobatan dan
8) Menjelaskan tingkat perkembangan pasien.
perawatan dari
72

pengobatan dan Stroke Non 2. Berikan informasi dengan urutan


Hemoragic
perawatan Stroke yang logis.

Non Hemoragic 3. Sesuaikan infomasi dengan gaya

hidup dan rutinitas pasien sehingga

dapat dipatuhi.

4. Dorong pasien untuk berpartisipasi

aktif.

5. Dorong pasien untuk

mengungkapkan pendapat.

6. Ajarkan cara modifikasi lingkungan

untuk mencegah terjadinya stroke

berulang

7. Lakukan ROM aktif

8. Instruksikan pasien untuk

menghindari makanan yang dilarang

4.1.7 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Tabel 4.10 Implementasi dan evaluasi keperawatan
73

Hari/tanggal Diagnosa keperawatan Waktu Implementasi Waktu Evaluasi


Kunjungan Ketidakefektifan 10.00 1. Membina hubungan baik yang saling 12.00 S:
pertama, selasa manajemen kesehatan percaya. Knowledge:
25 Agustus 2020 Respon: keluarga menyambut dengan Keluarga mengatakan belum mengerti
baik tentang penyakit stroke penyebab ,tanda
10.20 2. Memperkenalkan diri dan menjelaskan gejala, pencegahan dan perawatan
tujuan melakukan asuhan keperawatan Afektif :
selama 7 hari a. Keluarga mengatakan senang
Respon: klien kooperatif dan kedatangan perawat untuk
menandatangani informed consend menambah ilmu
10.40 3. Menentukan pengetahuan kesehatan dan b. Keluarga mengatakan menerima
gaya hidup perilaku saat ini kedatangan perawat
Respon: klien tidak tahu tentang stroke Psikomotor:
dan sering mengkonsumsi makanan yang Keluarga mengatakan sangat terbantu
berlemak, dan jarang berolahraga dengan adanya pembelajaran tentang
11.20 4. Memonitor tanda-tanda vital klien penyakit stroke
Respon: TD: 140/90 mmHg, N: O:
90x/menit, S: 36,7° C, RR: 20x/menit Knowledge:
11.40 5. Mengontrak waktu untuk intervensi Keluarga bingung pada saat ditanya
selanjutnya mengenai penyakit stroke
Respon: keluarga dan klien menyetujui Afektif:
kontrak waktu yang dibuat oleh peneliti a. Keluarga menerima kehadiran
petugas kesehatan
74

b. Keluarga dan klien terbuka dengan


keadaan saat ini
c. Menyetujui kontrak waktu yang
dibuat oleh peneliti
Psikomotor:
a. Tanda-tanda vital:
TD: 140/90 mmHg, N: 90x/menit,
S: 36,7° C, RR: 20x/menit
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi Dilanjutkan
Tingkat Kemandirian Keluarga : KM 1
Kunjungan Ketidakefektifan 09.00 1. Menjelaskan tujuan asuhan keperawatan. 10.30 S:
kedua, rabu 26 manajemen kesehatan Respon: keluarga mengerti tujuan Knowledge:
Agustus 2020 dilakukan asuhan keperawatan Keluarga mengatakan masih belum mengerti
09.10 2. Menentukan pengetahuan kesehatan dan tentang penyebab tanda gejala, pencegahan
gaya hidup perilaku saat ini dari stroke dan cara bagaimana hidup sehat
Respon: klien belum tahu tentang stroke Afektif :
dan masih mengkonsumsi makanan yang Keluarga mengatakan mampu menjelaskan
berlemak, dan jarang berolahraga pengertian, penyebab dan tanda gejala dari
09.25 3. Memberikan informasi sesuai dengan stroke
tingkat perkembangan klien Psikomotor:
Respon: keluarga terbuka dan memahami Keluarga mengatakan sangat terbantu
09.40 4. Menjelaskan pengertian stroke non dengan pembelajaran seperti ini
75

hemoragic, tanda dan gejala yang umum O:


dari penyakit stroke non hemoragic, Knowledge:
pencegahan, penyebab a. Keluarga dan Ny.S belum mengerti
Respon: keluarga menyimak infomasi tentang penyebab tanda gejala,
penyakit stroke non hemoragic yang pencegahan dari stroke
diberikan oleh peneliti b. Keluarga dan Ny.S belum mengerti
10.10 5. Mengajarkan cara modifikasi lingkungan tentang gaya hidup sehat
untuk mencegah terjadinya stroke Afektif:
berulang a. Keluarga menerima petugas
Respon: keluarga mengerti dan akan kesehatan
membuat pengaman di kamar mandi b. Keluarga mampu menjelaskan
6. Mengontrak waktu untuk intervensi tentang pengertian dan, penyebab,
10.20 selanjutnya tanda gejala stroke
Respon: keluarga dan klien menyetujui c. Keluarga mampu memahami apa
kontrak waktu yang dibuat oleh peneliti yang dijelaskan oleh peneliti
Psikomotor:
a. Keluarga mulai mengerti
pengertian dan tanda gejala,
penyebab stroke
b. Keluarga mulai mengerti tentang
memodifikasi lingkungan
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi di lanjutkan
76

Tingkat Kemandirian Keluarga : KM 2


Kunjungan Ketidakefektifan 09.00 1. Menjelaskan tujuan dilakukan asuhan 10.40 S:
ketiga, senin 31 manajemen kesehatan keperawatan Knowledge:
Agustus 2020 Respon : keluarga memahami tujuan Keluarga dan Ny.S mengatakan sudah
untuk dilakukan asuhan keperawatan mengerti tentang gaya hidup sehat
09.20 2. Menentukan pengetahuan kesehatan dan Afektif:
gaya hidup sehat saat ini Keluarga mengatakan sangat senang jika
Respon: keluarga belum mengerti diajurkan oleh peneliti
tentang, pencegahan dan perawatan dari Psikomotor:
penyakit stroke non hemoragic dan a. Tanda-tanda vital:
masih mengkonsumsi makanan yang TD: 140/80 mmHg, N: 90x/menit,
dilarang S: 36,5° C, RR: 21x/menit
09.30 3. Instruksikan untuk mengungkapkan O:
perasaan emosi keluarga terhadap Knowledge:
kondisi klien a. Keluarga dan Ny.S belum mengerti
Respon: keluarga kadang emosi jika tentang pencegahan, dan perawatan
Ny.S mengkonsumsi makanan yang penyakit stroke non hemoragic
dilarang Afektif:
09.40 4. Menjelaskan pencegahan perawatan dari a. Keluarga mampu menjelaskan
penyakit stroke non hemoragic pencegahan stroke
Respon: keluarga menyimak informasi b. Keluarga sudah mampu
penyakit stroke non hemoragic yang mengungkapkan perasaan
diberikan oleh peneliti emosinya
77

09.50 5. Mengajarkan cara modifikasi lingkungan c. Keluarga mengatakan dapat


untuk mencegah terjadinya stroke menjelaskan pentingnya merubah
berulang perilaku yang tidak sehat
Respon: keluarga mengerti dan akan d. Keluarga mengerti cara
membuat pengaman di kamar mandi memodifikasi lingkungan
10.00 6. Membantu klien untuk mengidentifikasi Psikomotor:
perilaku-perilaku sasaran yang perlu di b. Keluarga aktif bertanya saat
ubah serta mencapai tujuan yang pemateri memberikan penyuluhan
diinginkan A: Masalah belum teratasi
Respon: klien akan berolahraga dan P : Intervensi dilanjutkan
tidak mengkonsumsi makanan yang Tingkat Kemandirian Keluarga : KM 2
10.20 dilarang
7. Memonitor tanda-tanda vital
Respon: TD: 140/80 mmHg, N:
10.30 90x/menit, S: 36,5° C, RR: 21x/menit
8. Mengontrak waktu untuk intervensi
selanjutnya
Respon: keluarga dan klien menyetujui
kontrak waktu yang dibuat oleh peneliti
Kunjungan ke Ketidakefektifan 09.00 1. Menjelaskan tujuan asuhan keperawatan 10.10 S:
empat, selasa 01 manajemen kesehatan dan mengontrak waktu selama 1 jam Knowledge:
september 2020 Respon : keluarga menyetujui Keluarga dan Ny.S mengatakan masih
09.10 2. Menentukan pengetahuan kesehatan dan mengkonsumsi makanan yang dilarang
78

gaya hidup sehat saat ini Afektif:


Respon: keluarga belum mengerti Keluarga mengatakan emosi jika Ny.S masih
tentang perawatan dari penyakit stroke mengkonsumsi makanan yang dilarang
non hemoragic dan tidak akan Psikomotor:
mengkonsumsi makanan yang dilarang a. Tanda-tanda vital:
09.20 3. Menginstruksikan klien mengenai TD: 130/90 mmHg, N: 88x/menit,
makanan yang dilarang S: 36,3° C, RR: 20x/menit
Respon: klien tidak akan makan O:
makanan yang dilarang Knowledge:
09.30 4. Menjelaskan perawatan stroke non a. Keluarga dan Ny.S belum mengerti
hemoragic tentang perawatan penyakit stroke
Respon: keluarga menyimak informasi non hemoragic
penyakit stroke non hemoragic yang Afektif:
diberikan oleh peneliti a. Keluarga mampu menjelaskan
09.40 5. Menjelaskan kepada pasien pentingnya perawatan stroke
monitor diri dalam usaha untuk merubah b. Keluarga mampu menjelaskan
perilaku kembali makanan yang dilarang
Respon: klien akan mencoba merubah Psikomotor:
perilaku yang tidak sehat b. Keluarga sudah melakukan
09.50 6. Memonitor tanda-tanda vital pencegahan
Respon: TD: 130/90 mmHg, N: c. Keluarga antusias saat diberikan
88x/menit, S: 36,3° C, RR: 20x/menit penjelasan
10.00 7. Mengontrak waktu untuk intervensi A: Masalah teratasi sebagian
79

selanjutnya P: Intervensi di lanjutkan


Respon: keluarga dan klien menyetujui Tingkat Kemandirian Keluarga : KM 3
kontrak waktu yang dibuat oleh peneliti

Kunjungan Ketidakefektifan 15.00 1. Menjelaskan tujuan asuhan keperawatan 16.00 S:


kelima, jumat 04 manajemen kesehatan dan mengontrak waktu selama 1 jam Knowledge:
september 2020 Respon : keluarga menyetujui a. Keluarga dan Ny.S mengatakan
15.10 2. Melakukan latihan ROM aktif masih mengerti tentang tanda
Respon:klien dapat melakukan dengan gejala, penyebab dan perawatan
baik namun masih dibantu penyakit stroke non hemoragic
3. Memonitor tanda-tanda vital b. Keluarga mengatakan masih
15.40 Respon: TD: 150/70 mmHg, N: mengerti tentang gaya hidup sehat
91x/menit, S: 36,2° C, RR: 22x/menit Afektif :
4. Mengontrak waktu untuk intervensi Keluarga sangat senang dapat bercerita
15.50 selanjutnya kepada perawat
Respon: keluarga dan klien menyetujui Psikomotor:
kontrak waktu yang dibuat oleh peneliti a. Keluarga belum melakukan
olahraga
O:
Knowledge:
Keluarga melakukan ROM Aktif dengan
baik
Afektif:
80

a. Klien sudah dapat menggerakkan


tangannya dengan di bantu
Psikomotor:
a. Tanda-tanda vital:
TD: 150/70 mmHg, N: 91x/menit,
S: 36,2° C, RR: 22x/menit
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi di Lanjutkan
Tingkat Kemandirian Keluarga : KM 3
Kunjungan ke Ketidakefektifan 07.40 1. Menjelaskan tujuan asuhan keperawatan 08.50 S:
enam, minggu 06 manajemen kesehatan dan mengontrak waktu selama 1 jam Knowledge:
september 2020 Respon : keluarga menyetujui Keluarga dan Klien mengatakan masih dapat
07.50 2. Melakukan latihan ROM aktif melakukan menggerakkan tangannya
Respon:klien dapat melakukannya Afektif:
sendiri tanpa dibantu Klien sudah dapat melakukan pergerakan
08.00 3. Membantu pasien untuk memasangkan dengan baik secara mandiri
perilaku yang diinginkan dengan Psikomotor:
stimulasi (misal olahraga sepulang kerja a. Keluarga sudah melakukan
dan latihan senam) dengan respon: klien pencegahan
melakukan senam dengan baik yang O:
telah di instruksikan oleh peneliti Knowledge:
Respon : klien melakukan senam dengan Keluarga melakukan senam dengan baik
baik Afektif:
81

08.40 4. Mengontrak waktu untuk intervensi Klien senang melakukan senam yang di
selanjutnya instruksi oleh peneliti
Respon: keluarga dan klien menyetujui Psikomotor:
kontrak waktu yang dibuat oleh peneliti b. Keluarga sudah mau ke pelayanan
kesehatan
c. Keluarga sudah melakukan senam
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
Tingkat Kemandirian Keluarga : KM 4
Kunjungan Ketidakefektifan 08.00 1. Melakukan latihan ROM aktif 08.40 S:
ketujuh, senin 07 manajemen kesehatan Respon:klien dapat melakukannya secara Knowledge:
september 2020 mandiri a. Keluarga dan Ny.S mengatakan
08.10 2. Menganjurkan kepada keluarga untuk mengerti tentang gaya hidup sehat
tetap kontrol ke pelayanan kesehatan dan mengkonsumsi makanan yang
Respon : klien dan keluarga kooperatif dikukus
dan sudah kontrol kepelayanan b. Keluarga mengatakan sudah
kesehatan memberi pengaman di kamar mandi
08.20 3. Memonitor tanda-tanda vital Afektif:
Respon: TD: 130/90 mmHg, N: a. Keluarga sudah memahami dan
89x/menit, S: 36,5° C, RR: 22x/menit mengkonsumsi makanan yang
08.35 4. Mengakhiri kontrak dengan klien dikukus
a. Keluarga sudah dapat melakukan
Respon: keluarga kooperatif dan
pergerakan secara mandiri
82

mengucapkan terimakasih telah dibantu. Psikomotor:


a. Keluarga sangat terbantu dengan
adanya pembelajaran seperti ini
b. Tanda-tanda Vital:
TD: 130/90 mmHg, N: 89x/menit,
S: 36,5° C, RR: 22x/menit
O:
Knowledge:
Keluarga sudah dapat melakukan pergerakan
dengan baik dan sudah tidak mengkonsumsi
makanan yang di larang
Afektif:
Keluarga sangat berterima kasih kepada
perawat telah membantu perawatan Ny.S
Psikomotor:
b. Keluarga sudah mulai mempunyai
kebiasaan melakukan gerakan
c. Keluarga sudah kontrol ke
pelayanan kesehatan
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
Tingkat Kemandirian Keluarga : KM 4
78

DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT

Nama Individu Yang Sakit : Diagnosa Medik : Stroke Non Hemoragic


Ny.S

Sumber Dana Kesehatan : Rujukan Dokter / Rumah Sakit :

Keadaan Umum Sirkulasi/Cairan Perkemihan Pernapasan


Kesadaran: Edema Pola BAK Sianosis
composmentis Bunyi Jantung 1x/hr, vol……ml/hr Sekret / Shym
GCS : 4-5-6 Asites Hematuri Irama Ireguler
TD : 140/80 mmHg Akral dingin Poliuria Wheezing
P : 20 x/menit Tanda Oliguria Ronki …..
S : 36,7 oC Perdarahan : purpura Disuria Otot Bantu Nafas
N : 90 x/menit / hematom / petekie / Inkonintesia ………
Takikardi hematemesis / Retensi Alat Bantu Nafas
Bradikardi melena / epistaksis Nyeri saat BAK tidak ada
Tubuh teraba Tanda Anemia : Kemampuan BAK : Dispnea
hangat Pucat / Konjungtiva Mandiri/Bantu Sesak
Menggigil pucat / Lidah pucat / Sebagian/Tergantung Stridor
Bibir pucat / Akral Alat Bantu : Krepirasi
Pucat Tidak/Ya*
Tanda Dehidrasi: Gunakan Obat :
Tidak/Ya*
Kemampuan BAB :
Mandiri/Bantu
Sebagian/Tergantung
Alat Bantu :
Tidak/Ya
Pencernaan Muskuloskeletal Neurosensori
Mual Tonus Otot Fungsi Penglihatan Fungsi Perabaan
Muntah Kontratur Buram Kesemutan Pada
Kembung …………..
79

Nama Individu Yang Sakit : Ny.S Diagnosa Medik : stroke

Sumber Dana Kesehatan : Rujukan Dokter/Rumah Sakit :

Nafsu Makan : Fraktur Tak Bisa Melihat


Berkurang / Tidak Nyeri Otot / Tulang Kebas Pada
Sulit Menelan Drop Foot Lokasi Alat Bantu : tidak ada
Disphagia ……………………….. Disorientasi
Bau Nafas Tremor Jenis Parese
Kerusakan gigi / Malaise / Fatique Visus
gusi / lidah / geraham / Atropi Halusinasi
rahang / palatum Kekuatan Otot : Disartria
Distensi Abdomen ……………………….. Kulit
Bising Usus : Postur Tidak Normal Jaringan Parut
………………. RPS Atas : Bebas / Memar
Konstipasi Terbatas / Kelemahan / Laserasi
Diare : ….. x/hr Kelumpuhan (kanan/kiri) Ulseresi
Hemoroid, RPS Bawah : Bebas / Bulae/Lepuh
grade ........................ Terbatas / Kelemahan / Krustae
Teraba Masa Kelumpuhan Luka Bakar Kulit
Abdomen Berdiri : Mandiri / Bantu Perubahan Warna
Stomatis Sebagian / Tergantung Decubitus :
Warna ……… Alat Bantu Grade ………….. Lokasi ……........
Riwayat Obat Tidak / Ya Tidur dan Istirahat
Pencahar ……….. Nyeri : Susah Tidur
Maag Tidak / Ya Waktu Tidur : 6 jam
Konsistensi Bantuan Obat : tidak ada
…………………..
Diet Khusus : Tidak
/ Ya
Kebiasaan makan /
minum : Mandiri /
Bantu Sebagian /
Tergantung
Alergi makanan /
minuman
Tidak / Ya
Alat Bantu
Tidak / Ya
Mental Komunikasi dan Budaya Kebersihan Diri Perawatan Diri
Cemas Sehari-hari
80

4.2 Pembahasan

Pembahasan dalam mengenai keluarga merujuk pada teori dengan susunan

Fakta, Teori, Opini. Pembahasan asuhan keperawatan keluarga dengan salah satu

anggota keluarga yang menderita Stroke Non Hemoragic dengan Ketidakefektifan

Manajemen Kesehatan di wilayah Puskesmas Grujugan Kabupaten Bondowoso

Tahun 2020. Pembahasan asuhan keperawatan keluarga Ny.S yang meliputi

Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Implementasi dan evaluasi.

4.2.1 Pembahasan untuk TUK 1: Pengkajian

Fakta yang didapat pada kasus Stroke Non Hemoragic dengan

Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan terdapat perbedaan dengan teori dimana

pada keluarga Ny.S yang berusia 71 tahun, Ny. S belum bisa memanfaatkan

fasilitas pelayanan kesehatan padahal jarak antara pelayanan kesehatan dengan

rumah klien dekat, ketika Ny.S sakit keluarga mengambil keputusan sering

membawanya ke tukang pijat. Keluarga tidak tahu mengenai penyebab, tanda

gejala, pencegahan, dan perawatan dari Stroke non Hemoragic. Selama dirumah

keluarga tidak mampu merawat kesehatan klien seperti mengkonsumsi makanan

yang berlemak.

Menurut Notoatmodjo 2010 untuk meningkatkan Manajemen kesehatan

yaitu melakukan penanganan terhadap faktor risiko, melakukan penanganan

gejala, meningkatkan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

Menurut peneliti apabila Manajemen kesehatan mengalami gangguan akan

menjadi beban bagi anggota keluarga bahwa kasus yang terjadi pada Ny.S tidak

dapat menjalankan manajemen kesehatan tersebut karena keluarga belum


81

melakukan penanganan terhadap faktor risiko, keluarga belum melakukan

penanganan gejala, keluarga belum meningkatkan untuk memenuhi kesehatan

kehidupan sehari-hari.

4.2.2 Pembahasan untuk TUK 2: Diagnosa keperawatan

Diagnosa yang di angkat oleh penulis adalah Ketidakefektifan Manajemen

Kesehatan yang telah sesuai dengan teori. Dengan alasan mengacu pada data

pengkajian yaitu data subjektif yaitu keluarga dan klien mengatakan pada saat

klien sakit di bawa ke tukang pijat dan setiap hari klien masih belum bisa

menerapkan pola makan yang sehat, masih makan yang berlemak, dan keluarga

belum mengetahui tentang stroke dan belum bisa memodifikasi lingkungan.

Batasan karakteristik Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan sendiri menurut

Herdman (2018) yaitu batasan karakteristik kesulitan dengan regimen yang

diprogramkan, kegagalan melakukan tindakan mengurangi faktor resiko,

kegagalan memasukkan regimen pengobatan dalam kehidupan sehari-hari, pilihan

yang tidak efektif dalam hidup sehari-hari untuk memenuhi tujuan kesehatan

Menurut Hermand (2018) Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan adalah

pola pengaturan dan pengintegrasian ke dalam kebiasaan terapeutik hidup sehari-

hari untuk tindakan terapeutik terhadap penyakit dan sekuelanya yang memuaskan

untuk memenuhi tujuan kesehatan, sehingga penulis memprioritaskan masalah

utama yaitu Ketidakefektifan manajemen Kesehatan.

Maka menurut penulis membenarkan bahwasanya fakta di lapangan sesuai

dengan teori pada buku NANDA (Herdman 2015) dimana keluarga kesulitan

melakukan atau mengurangi faktor resiko seperti tidak ada pengaman di kamar

mandi tidak mengetahui tentang penyakit stroke.


82

4.2.3 Pembahasan untuk TUK 3: Intervensi Keperawatan

Intervensi utama yang dibuat penulis berdasarkan teori NIC yaitu 1) Bantu

Modifikasi Diri yaitu: bina hubungan baik yang saling percaya, jelaskan tujuan

dilakukannya asuhan keperawatan, bantu keluarga untuk mendapatkan

pengetahuan, keterampilan dan alat yang diperlukan untuk mendukung keputusan

mereka terhadap perawatan klien, bantu pasien untuk memasangkan perilaku yang

diinginkan dengan stimulasi (misal olahraga dan latihan senam), bantu pasien

untuk mengidentifikasi perilaku-perilaku sasaran yang perlu diubah serta untuk

mencapai tujuan yang diinginkan, jelaskan kepada pasien mengenai pentingnya

monitor diri dalam usaha untuk merubah perilaku, tentukan pengetahuan

kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini, 2) Dukungan Keluarga: dukung

harapan yang realistis, nilailah reaksi emosi keluarga terhadap kondisi pasien,

yakinkan keluarga bahwa pasien sedang di berikan perawatan terbaik, 3) Fasilitasi

Pembelajaran: melakukan penyuluhan tentang stroke, lakukan ROM aktif,

instruksikan pasien untuk menghindari makanan yang dilarang, berikan informasi

sesuai dengan tingkat perkembangan pasien, sesuaikan infomasi dengan gaya

hidup dan rutinitas pasien sehingga dapat dipatuhi, dorong pasien untuk

berpartisipasi aktif, lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.

Menurut Notoatmodjo 2010 untuk meningkatan Manajemen kesehatan

yaitu melakukan penanganan terhadap faktor risiko, melakukan penanganan

gejala, meningkatkan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Keluarga memiliki

pengaruh terhadap peningkatan manajemen kesehatan karena didalam

pelaksanaan terdapat pendidikan kesehatan dan latihan tentang manajemen

kesehatan yang diberikan dengan metode ceramah, diskusi dan demonstrasi cara
83

mengatasi masalah.

Berdasarkan penjelasan yang penulis uraikan di atas, maka intervensi

keperawatan dan modifikasi diri yang diangkat pada prinsipnya tidak mengalami

perbedaan antara fakta dan teorinya. Intervensi tersebut berupa pendidikan

kesehatan untuk mengatasi Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada keluarga

yang akan mempercepat proses penyembuhan dan mencegah terjadinya

kekambuhan pada pasien.

4.2.4 Pembahasan untuk TUK 4: Implementasi keperawatan

Implemetasi yang kami terapkan pada Ny.S sudah sesuai dengan teori

yang ada. Implementasi yang di lakukan sebagian besar mengacu pada NIC. 16

intervensi yang direncanakan oleh penulis dilaksanakan 9 intervensi akan tetapi

ada 3 penambahan pada implementasi yaitu monitor tanda-tanda vital, jelaskan

tujuan dilakukannya asuhan keperawatan dan penyuluhan stroke. Penambahan

intervensi tersebut karena untuk membantu keluarga lebih mudah dalam

melakukan proses asuhan keperawatan alasan mengapa intervensi dikurangi

dikarenakan menyesuaikan dengan kondisi klien.

Dalam pelaksanaan implementasi hari pertama di lakukan pada tanggal 25

Agustus 2020 yaitu dengan 5 intervensi yang dimulai pukul 10.00 WIB,

implementasi yang yang dilakukan salah satunya yaitu menentukan pengetahuan

kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini dengan respon klien tidak tahu tentang

stroke dan sering mengkonsumsi makanan yang berlemak dan jarang berolahraga.

Implementasi berjalan dengan lancar.

Dalam pelaksanaan implementasi hari ke dua yang dilaksanakan pada

tanggal 26 Agustus 2020 dengan 6 intervensi yang di mulai pukul 09.00 WIB
84

yaitu salah satunya mengajarkan cara modifikasi lingkungan untuk mencegah

terjadinya stroke berulang dengan respon keluarga mengerti dan akan membuat

pengaman di kamar mandi. Implementasi berjalan dengan lancar keluarga

mengerti cara modifikasi lingkungan dengan membuat pengaman dikamar mandi.

Pada implementasi hari ke tiga yang dilaksanakan pada tanggal 31

Agustus 2020 dengan 8 intervensi pertama yang di mulai pukul 09.00 WIB yaitu

salah satunya mengajarkan cara modifikasi lingkungan untuk mencegah terjadinya

stroke berulang dengan respon keluarga mengerti cara modifikasi lingkungan

dengan baik. Implementasi berjalan dengan lancar keluarga akan membuat

pengaman dikamar mandi, dan instruksikan untuk mengungkapkan perasaan

emosi keluarga terhadap klien dengan respon keluarga kadang emosi jika Ny.S

mengkonsumsi makanan yang dilarang dan menjelaskan pencegahan dan

perawatan stroke non hemoragic, respon keluarga menyimak informasi yang

diberikan oleh peneliti. Implementasi yang dilakukan berjalan dengan lancar

keluarga mengerti cara pencegahan namun keluarga masih belum paham

mengenai perawatan stroke dengan baik.

Pada implementasi hari ke empat yang dilaksanakan pada tanggal 01

September 2020 dengan 7 intervensi yang di mulai pukul 09.00 WIB yaitu salah

satunya adalah menjelaskan perawatan stroke non hemoragic respon keluarga

menyimak infomasi yang diberikan oleh peneliti dan menjelaskan kepada klien

pentingnya memonitor diri dalam usaha untuk merubah perilaku dengan respon

klien akan mencoba merubah perilaku yang tidak sehat. Implementasi berjalan

dengan lancar keluarga sudah mulai mengerti cara merawat klien dengan baik.

Pada implementasi hari ke lima dosen pembimbing meminta data nama


85

dan keluhan klien saat ini yang dilaksanakan pada tanggal 04 September 2020

dalam bentuk video berdurasi 30 detik. Implementasi yang dilakukan yaitu

mengajarkan ROM aktif dengan respon klien dapat melakukan dengan baik

namun masih dibantu.

Pada implementasi hari ke enam yang dilaksanakan pada tanggal 06

September 2020 dengan 4 intervensi yang dimulai pukul 07.40 WIB yaitu

implementasi yang dilakukan membantu klien memasangkan perilaku yang

diinginkankan seperti senam, respon klien melakukan senam dengan baik.

Pada implementasi hari ke tujuh yang dilaksanakan pada tanggal 07

September 2020 dengan 3 intervensi yang dimulai pukul 08.00 WIB salah satunya

mengajarkan ROM aktif, respon klien sudah melakukan secara mandiri dan

menganjurkan keluarga untuk tetap kontrol ke pelayanan kesehatan, respon klien

dan keluarga kooperatif dan sudah kontrol kepelayanan kesehatan. Dilihat dari

tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga dirasa tercapai sepenuhnya, sehingga

peneliti menyudahi kontrak dengan klien dan keluarga.

Menurut Rohman N, dan Walid, 2018: pelaksanaan adalah realisasi

rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tindakan tersebut

untuk meningkatkan pengetahuan dan mengatasi masalah klien

Semua tindakan keperawatan 9 intervensi yang dilakukan terhadap klien

masih mengacu pada perencanaan dan ditambah 3 implementasi. Implementasi

dari hari pertama kunjungan sampai kunjungan ke tujuh berjalan dengan lancar

sesuai intervensi dan terdapat perubahan perilaku pada keluarga Ny.S, Keluarga

Ny.S mengerti tentang Stroke Non Hemoragic termasuk penyebab, tanda dan

gejala, pencegahan perawatan Stroke Non Hemoragic. Keluarga mampu


86

melakukan perawatan sederhana sesuai yang di anjurkan. Melakukan tindakan

pencegahan secara aktif. Mulai memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.

4.2.5 Pembahasan untuk TUK 5: Evaluasi Keperawatan

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan

terencana tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah di tetapkan. Pada

tahap evaluasi ini penulis merumuskan 3 komponen penting dalam evaluasi yaitu:

knowledge, afektif dan psikomotor.

Pada evaluasi kunjungan pertama tanggal 25 Agustus 2020 pada pukul

12.00 WIB masalah belum teratasi dari 5 implementasi yang peneliti lakukan

kepada Ny.S, dari hasil evaluasi Keluarga dan Ny.S belum mengerti tentang

penyakit stroke penyebab ,tanda gejala, pencegahan dan perawatan Keluarga dan

Ny.S belum mengerti tentang gaya hidup sehat.

Pada evaluasi kunjungan ke dua tanggal 26 Agustus 2020 pukul 11.00

WIB belum teratasi sebagian dari 6 intervensi yang kami lakukan kepada Ny.S.

dari hasil evaluasi keluarga terdapat peningkatan mengenai penyebab, tanda gejala

stroke dan mengerti tentang modifikasi lingkungan, Keluarga dan Ny.S masih

belum mengerti pencegahan dan perawatan Keluarga dan Ny.S belum mengerti

tentang gaya hidup sehat.

Pada evaluasi kunjungan ke tiga tanggal 31 Agustus 2020 pada pukul

11.00 WIB belum teratasi sebagian dari 8 intervensi yang kami lakukan kepada

Ny.S. terdapat peningkatan keluarga mampu menjelaskan pencegahan stroke,

keluarga sudah mampu menjelaskan perubahan perilaku yang tidak sehat dan

Keluarga belum mengerti perawatan dari stroke.


87

Pada evaluasi hari ke empat tanggal 02 September 2020 pada pukul 10.30

WIB belum teratasi sebagian dari 7 intervensi yang kami lakukan kepada Ny.S.

terdapat peningkatan keluarga dapat mengerti tentang perawatan stroke dan Ny.S

masih mengkonsumsi makanan yang tinggi garam dan berlemak.

Pada evaluasi hari ke lima tanggal 06 September 2020 pada pukul 16.00

WIB belum teratasi sebagian dari 4 intervensi yang kami lakukan kepada Ny.S.

terdapat peningkatan yaitu Ny.S dapat menggerakkan tangannya dengan dibantu,

dan klien belum melakukan olahraga.

Pada evaluasi hari ke enam tanggal 06 September 2020 pada pukul 09.00

WIB belum teratasi sebagian dari 4 intervensi yang kami lakukan kepada Ny.S.

terdapat peningkatan yaitu Keluarga dan Ny.S sudah melakukan senam dengan

baik dan melakukan pencegahan.

Pada evaluasi hari ke tujuh tanggal 07 September 2020 pada pukul 09.00

WIB. Keluarga sudah melakukan pencegahan Stroke Non Hemoragic, klien sudah

dapat menggerakkan tangannya secara mandiri, klien sudah melakukan perilaku

sehat dengan makan makanan yang dikukus dan menghindari makanan yang

dilarang dan selalu melakukan senam setiap pagi. Serta selalu mengontrol

kesehatannya ke tenaga kesehatan. Dengan meningkatnya dukungan keluarga

terhadap masalah yang dialami oleh Ny.S KM 4, dapat disimpulkan bahwa

masalah keluarga Ny.S yang sudah di buktikan dari evaluasi yang di dapatkan

untuk itu peneliti mengahiri kunjungan dan memberi saran agar tetap melakukan

pencegahan serta menghindari makanan yang dilarang dan kontrol ke puskesmas.

Menurut Rohman N, dan Walid, 2018 : Tahap penilaian atau evaluasi

adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan keluarga


88

dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut setiadi 2008 terdapat beberapa

komponen yang di evaluasi untuk mengukur pencapaian tujuan keluarga:

1. Kognitif meliputi : pengetahuan keluarga mengenai penyakit, mengontrol

gejala, pengobatan, diet, aktivitas, pencegahan

2. Afektif meliputi : menerima atau memperhatikan, menilai atau menghargai

3. Psikomotor : dengan cara melihat apa yang dilakukan keluarga sesuai

dengan yang diharapkan

Opini peneliti pada dasarnya untuk menentukan berhasil atau tidaknya

perawatan yang di berikan mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang ada pada

perencanaan. Dan pada kasus Ny.S setelah di lakukan tindakan keperawatan

selama 7 kali kunjungan, maka dapat disimpulkan masalah pada keluarga Ny.S

dapat teratasi karena selama perawatan keluarga Ny.S kooperatif dan dapat

melakukan rencana dan tindakan keperawatan yang di berikan ditunjukkan dengan

adanya peningkatan pada keluarga yang sakit dapat melakukan modifikasi

lingkungan, perawatan, dan pencegahan stroke non hemoragic.

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
89

5.1.1 Pengkajian

Pengkajian yang didapat dari wawancara dengan keluarga dan

klien bahwa mengalami masalah keperawatan ketidakefektifan manajemen

kesehatan

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Dalam menyusun diagnosa keperawatan yang peneliti terapkan

dalam penelitian ini telah sesuai dengan teori pada NANDA 2018 yaitu

ketidakefektifan manajemen kesehatan.

5.1.3 Intervensi

Dalam merancanakan tindakan keperawatan semua rencana yang

telah disusun terlaksana semua karena keluarga ada keinginan yang besar

untuk sembuh dan selalu aktif bertanya.

5.1.4 Implementasi

Dalam melaksanakan tindakan keperawatan, telah sesuai dengan

kondisi klien dan semua rencana keperawatan terlaksana. Keluarga

menjadi faktor pendukung dalam berjalannya kegiatan karena keluarga

kooperatif saat di berikan materi Stroke dan keluarga mampu memahami

apa yang di demonstrasikan oleh penulis.

5.1.5 Evaluasi

90
Dalam melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga yang

mengalami Stroke Non Hemoragic dengan masalah keperawatan

Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan, pada kasus nyata dapat tercapai


90

pada tanggal 07 September 2020.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Responden

Penelitian ini dapat menjadi tambahan pembelajaran bagi responden

dengan penyakit Stroke untuk meningkatkan kesehatan.

5.2.2 Bagi keluarga

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan pembelajaran

kepada anggota keluarga dengan penyakit Stroke untuk meningkatkan

derajat kesehatan pada masa yang akan datang.

5.2.3 Bagi Peneliti

Hasil peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk

melakukan penelitian selanjutnya yang bersifat menyeluruh baik pada

individu dan masyarakat dalam memberikan pelayanan asuhan

keperawatan.

5.2.4 Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat menjadi tambahan pembelajaran untuk meningkatkan

kualitas pendidikan dan perkembangan pengetahuan khususnya dalam

konsep ilmu keperawatan serta dalam mencetak perawat yang profesional.

DAFTAR PUSTAKA

Bakri, M. . (2014). asuhan keperawatan keluarga. Jakarta: Pustaka mahardika.

Bulechek, Goria M. Howard K. Butcher, J. M. D. W. cheryl M. (2016). Nursing

intervention classification. Jakarta: Mocomedia.


91

Dinkes, K. B. (2019). Rekap data penderita stroke semua usia.

Haryono, Rudi & Utami, M. P. (2019). keperawatan medikal bedah. Yogyakarta:

Joglo aksara.

Hermand, K. (2018). Nanda Internasional. Inc. Definisi dan Klasifikasi 2018-

2020. Jakarta: EGC.

Junaidi, I. (2011). stroke memadai ancamannya. Yogyakarta: CV andi offset.

Moorhead, Sue, Johnson Marion, Meridean L, dan S. E. (2016). Nursing

Outcomes Classification. Jakarta: Mocomedia.

Muttaqin, A. (2012). asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem

persyarafan. Yogyakarta: Salemba medika.

Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan

Praktis. Edisi ke-4. Jakarta: Salemba medika.

Padila. (2012). Buku Ajar : Keperawatan keluarga. dilengkapi aplikasi kasus

askep keluarga terapi herbal dan terapi modalitas. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Rendi, M. Clevo, dan T. M. (2012). medical book: asuhan keperawatan medikal

bedah penyakit dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Rohmah, Nikmatur dan Walid, S. (2018). Dokumentasi Proses Keperawatan.

Jember: FKI Universitas Muhammadiyah.

Tarwoto. (2013). keperawatan medikal bedah gangguan sistem persyarafan.

Jakarta: CV sagung seto.

Wardhani, Novida Rizky & Martini, S. (2014). Faktor yang berhubungan dengan

pengetahuan tentang stroke pada pekerja institusi pendidikan tinggi. Jurnal

Berkala Epidemiologi.
92

Widyanto, C. F. (2014). keperawatan komunitas dengan pendekatan praktis.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Lampiran 1 Lembar Penjelasan Penelitian

PENJELASAN PENELITIAN

BAGI PASIEN

Judul Penelitian
93

Asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Penyakit Stroke Non Hemoragic

dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan di

Kecamatan Grujugan Kabupaten Bondowoso tahun 2020.

Tujuan

Melaksanakan Asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Penyakit Stroke

Non Hemoragic dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan Manajemen

Kesehatan di Kecamatan Grujugan Kabupaten Bondowoso tahun 2020.

Perlakuan yang di terapkan pada pasien

Pada studi kasus ini dilakukan Asuhan keperawatan pada klien yang mengalami

Penyakit Stroke Non Hemoragic dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan

Manajemen Kesehatan di Kecamatan Grujugan Kabupaten Bondowoso tahun

2020.

Hak untuk mngundurkan diri

Keikutsertaan pasien dalam penelitian ini bersifat sukarela dan pasien berhak

mengundurkan diri kapanpun, tanpa menimbulkan konsekuensi yang merugikan.

Adanya insentif untuk pasien

Oleh karena keikutsertaan pasien bersifat sukarela, tidak ada insentif berupa uang

yang akan diberikan. Tetapi pasien berhak mendapatkan informasi atau konsultasi

kesehatan terkait penyakit yang diderita.


94

Data pribadi dan pengisian kuesioner akan dijamin kerahasiannya. Jika terdapat

pertanyaan tentang penelitian ini dan bila masih memerlukakn penjelasan, anda

dapat menghubungi peneliti, (Yusita Arisa) dengan nomor Telp (083847044333).

Lampiran 2 Informed Consent


95

Lampiran 3 Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga


96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106

Lampiran ke 4 : Surat Bakesbangpol


107

Lampiran 5: Surat Dinas Kesehatan


108

Lampiran 6 : surat pengambilan data


109

Lampiran 7 : SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN

STROKE

Disusun Oleh:
Yusita Arisa Kurniawati
17037141034

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2020
110

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Stroke


Sub Pokok Bahasan : Stroke
Sasaran : Penderita dan Keluarga Penderita
Hari/Tanggal :-
Tempat : Rumah Penderita

A. Latar Belakang
Stroke merupakan penyakit atatu gangguan fungsional otak berupa
kelumpuhan saraf akibat terhambatnya aliran darah ke otak (Junaidi, 2011).
Penyebab Stroke yang utama adalah hipertensi, kolesterol tinggi, obesitas,
merokok dan konsumsi alcohol, dari salah satu penyebab tersebut dapat
menimbulkan Hipertensi atau tekanan darah tinggi (Muttaqin, 2012).
Stroke non hemoragik adalah sindrom klinis yang timbul mendadak,
progresif cepat, yang berlangsung selama 24 jam atau lebih menimbulkan
kematian. Stroke Hemoragi terjadi karena perdarahan atau pecahnya pembuluh
darah otak baik di subarachnoid, intraserebral maupun karena aneurisma
(Tarwoto, 2013).
B. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang Stroke klien  mampu memahami
tentang Stroke
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai Stroke diharapkan peserta
penyuluhan mampu :
1. Klien mampu menjelaskan pengertian Stroke
2. Klien mampu menjelaskan penyebab dan macam-macam Stroke
3. Klien mampu menjelaskan tanda dan gejala Stroke
4. Klien mampu menjelaskan komplikasi Stroke
5. Klien mampu menjelaskan pencegahan Stroke
111

A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
2. Media dan alat
a. Leaflet
3. Waktu dan tempat
Hari / Tanggal :-
Pukul :-
Tempat : Rumah Penderita
4. Setting Tempat
Media Keterangan :

: Presenter

: Klien

5. Pengorganisasian
Pemateri : Yusita Arisa Kurniawati
6. Rincian Tugas
Pemateri : Memberikan Materi
7. Materi Penyuluhan (Terlampir)
1. Pengertian Stroke
2. Penyebab dan macam-macam Stroke
3. Tanda dan gejala Stroke
4. Komplikasi Stroke
5. Cara pencegahan Stroke
112

8. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
N Kegiatan
o
1. Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam Menjawab salam Kata-kata/
2. Memperkenalkan diri Mendengarkan dan menyimak kalimat
3. Menyampaikan tentang Bertanya mengenai
tujuan pokok materi perkenalan dan tujuan jika ada
4. Menyampaikan pokok yang kurang jelas
pembahasan Kontrak waktu
2. Pelaksanaan 25 menit 1. Penyampaian materi Mendengarkan penjelasan dan Liflet
2. Menjelaskan pengertian menyimak
Stroke
3. Menjelaskan penyebab dan
macam-macam Stroke
4. Menjelaskan tanda dan
gejala Stroke
5. Menjelaskan komplikasi
Stroke
6. Menjelaskan pencegahan
Stroke
3. Penutup 10 menit a. Memberikan kesempatan Memperhatikan Kata-kata/
bertanya Bertanya kalimat
1. Melakukan evaluasi Sasaran dapat menjawab
2. Menyampaikan kesimpulan tentang pertanyaan yang
materi diajukan
3. Membagikan leaflet dan Mendengarkan
reinforcement Merespon
4. Mengakhiri pertemuan dan Menjawab salam
menjawab salam

MATERI
113

1. Pengertian Stroke
Stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (otak global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa
adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
2. Penyebab dan macam-macam Stroke
a. Penyebab
1) Ateroma
Misalnya ateroma (endapan lemak bisa terbentuk didalam arteri karotis
sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius
karena setiap arteri karotis jalur utama memberikan darah ke sebagian besar
otak.
2) Emboli
Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam
darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil. Emboli lemak terbentuk
jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah
dan akhirnya tersumbat di dalam sebuah arteri (kecil). Stroke karena
sumbatan emboli yang terjadi.
3) Infeksi
Selain peradangan umum oleh bakteri, peradangan juga bisa di picu olh asam
urat (penyebab rematik gout) yang berlebih dalam darah.
4) Obat-obatan
Obat-obatan pun dapat mnyebabkan stroke, seperti kokain, amfetamin,
epinefrin, adrenalin dan sebagainya dengan jalan mempersempit diameter
pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke.
5) Hipotensi
Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya
aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan
3. Klasifikasi
Stroke non hemoragik adalah sindrom klinis yang timbul mendadak, progresif
cepat, yang berlangsung selama 24 jam atau lebih menimbulkan kematian.
Stroke Hemoragi terjadi karena perdarahan atau pecahnya pembuluh darah
114

otak baik di subarachnoid, intraserebral maupun karena aneurisma.


4. Tanda dan gejala Stroke

Gejala Hemoragi Iskemik


Onset Sangat akut Subakut/akut
Saat terjadinya Waktu aktif Tidak aktif
Nyeri kepala Hebat Ringan/tidak ada
Muntah pada awal Sering Tidak ada
Kaku kuduk Jarang/biasa ada Tidak ada
Kejang Biasa ada Tidak ada
Kesadaran Biasa hilang Dapat hilang

4.Jelaskan pencegahan Stroke


1. Kontrol teratur Tekanan Darah

2. Berhenti merokok

3. Mengurangi kadar kolestrol

4. Mempertahankan kadar gula normal

5. Menghindari penggunaan obat tertentu

6. Latihan fisik teratur

7. Cegah obesitas atau kegemukan

8. Mencegah penyakit jantung

9. Menerapkan pola makan dan hidup sehat

5. Komplikasi Stroke
a) Hipoksia serebral dan menurunnya aliran darah ke otak
b) Edema serebri
c) Peningkatan tekanan intrakranial
d) Aspirasi
Komplikasi pada masa pemulihan atau lanjuta biasanya terjadi akibat
immobilisasi seperti pneumonia, dekubitus, kontraktur, thrombosis
vena dalam, atropi, inkontinensia urine, kejang, nyeri kepala kronis,
115

malnutrisi karena intake yang adekuat.

D. Kriteria Evaluasi
1. Kisi-Kisi
No Tujuan Intruksional Khusus Jenis No butir Nilai
(TIK) jenis

1 Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Uraian 1 1


Stroke
2 Menjelaskan penyebab Stroke Uraian 2 1
3 Menjelaskan tanda dan gejala Stroke Uraian 3 1
4 Menjelaskan pencegahan Stroke Uraian 4 1
Jumlah 5
116

Lampiran 8: Dokumentasi foto

Anda mungkin juga menyukai