NIM : 19112260
PRODI : D3 KEPERAWATAN
M. KULIAH : MPS
INFEKSI NOSOKOMIAL
A. PENGERTIAN
2. Pada anak kecil, infeksi yang diketahui atau dibuktikan menular liwat
plasenta (misalnya: toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, atau
sifilis) dan terjadi sebelum 48 jam kelahiran.
PNEU Pneumonia
PNEU Pneumonia
BSI Bloodstream Infection
LCBI Laboratory Confirmed Bloodstream
Infection.
CSEP Clinical sepsis.
BJ Bone and Joint Infection
BONE Osteomyelitis
JNT Joint and Bursa
DISC Space
CNS Central Nervous System Infection
IC Intracranial Infection
MEN Meningitis atauVentriculitis
SA Surgical abcess, tanpa meningitis
CVS Cardiovascular System Infection
VASC Arteria and VenousInfection
ENDO Endocarditis
CARD Myocardirtis atauPericarditis
MED Mediastinitis
EENT Eye, Ear, Nose, Throat, or Mouth Infection
CONJ Conjunctivitis
EYE Semua yang bukanconjunctivitis
EAR Mastoiditis
ORAL Cavity infection (mulut, lisah, ataugusi)
SINU Sinusitis
UR Upper Respiratory Tract, pharyngitis,
laryngitis, epiglotitis
IC Intracranial Infection
MEN Meningitis atauVentriculitis
SA Surgical abcess, tanpa meningitis
CVS Cardiovascular System Infection
VASC Arteria and VenousInfection
ENDO Endocarditis
CARD Myocardirtis atauPericarditis
MED Mediastinitis
EENT Eye, Ear, Nose, Throat, or Mouth Infection
CONJ Conjunctivitis
EYE Semua yang bukanconjunctivitis
EAR Mastoiditis
ORAL Cavity infection (mulut, lisah, ataugusi)
SINU Sinusitis
UR Upper Respiratory Tract, pharyngitis,
laryngitis, epiglotitis
Kode :UTI-SUTI
a. Kateteriasimenetap
Cara pemasangankateter
Lamapemasangan
Kualitas perawatankateter
b. Kerentanan pasien(Usia)
c. Decubitus
d. Pascapersalinan
a. Tenaga Pelaksana
b. PemasanganKateter
c. Teknik PemasanganKateter
1. Gunakan drain yang terkecil tetapi aliran tetap lancar dan
tidak menim-bulkan kebocoran dari samping kateter
(Kategori II).
d. Sistim AliranTertutup
4. Jika kateter sering tersumbat dan irigasi harus sering dilakukan, maka
kateter harus diganti (KategoriII).
e. Pengambilan BahanUrin
f. Kelancaran AliranUrine
g. Perawatan Meatus
Dianjurkan membersihkan dan merawat meatus (selama kateter
dipasang) dengan larutan povidone iodine, walaupun tidak
mencegah kejadian infeksi saluran kemih. (Kategori I).
h. Penggantian Kateter
Kateter urin menetap tidak harus diganti meneurut waktu
tertentu/secara rutin (Kategori II)
i. Ruang perawatan
Untuk mencegah infeksi silang antara pasien pemakai kateter
menetap dengan pasien yang terinfeksi, maka yang terinfeksi
harus dipisahkan
j. Pamantauan Bakteriologik
Pemantauan bakteriologi secara rutin pada pasien yangmemakai
kateter tetap tidak dianjurkan (KategoriIII).
A. Tingkat kontaminasiluka
B. Faktor tuanrumah
- Usia ekstrim (sangat tua atau sangatmuda)
- Obesitas
- Infeksipreoperative
- Terapikortikosteroid
- Diabetesmellitus
- Malnutrisiberat
C. Faktor pada lokasiluka
- Pencukuran daerah operasi (Cara dan waktupencukuran)
- Devitalisasijaringan
- Bendaasing
- Suplai darah yang buruk ke lokasioperasi
- Lokasi luka yang udah tercemar (mis. Daerahperineum)
D. Lamaoperasi
E. Lamaperawatan
c. Kalapra-operasi
1. Perawatan pra-operasi satu hari untuk operasi berencana.
Apabila terdapat keadaan yang bisa memperbesar
kemungkinan terjadinya ILO tidak dapat dila-kukan di luar
rumah sakit (misalnya malnutrisi berat yang memerlukan oral
atau parenteral hiperalimentasi) maka pasien dapat dirawat
lebih awal (KategoriI).
Catatan:
d. Persiapan TimBedah
1. Setiap orang yang masuk kamar operasiharus:
Memakai masker yang efisien, menutupi hidung dan mulut
denganbaik.
Memakai tutup kepala yang menutupi seluruhrambut.
Memakai sepatu khusus untuk kamar operasi atau
pembungkus sepatu (kategoriI).
2. Anggota tim bedah sebelum setiap operasi harus mencuci
tangan dengan antiseptik ditambah dengan penyikatan
selama 5 menit atau lebih, dengan posisi jari-jari lebih tinggi
dari siku (KategoriII).
3. Antiseptik yang dianjurkan untuk cuci tangan adalah
khlorheksidin, Iodor, atau heksaklorofen (KategoriII).
4. Setiap cuci tangan, keringkan dengan handuk staril (Kategori
I).
5. Setiap anggota tim harus memakai jubah/gaun steril
(KategoriI).
6. Setiap anggota tim harus memakai sarung tangan steril,
apabila sarung tangan tersebut kotor, harus digantidengan
2. PNEUMONIA
Adalah infeksi saluran nafas bagian bawah (ISPB) Letak
infeksi : paru-paru
K ode :PNEU-PNEU
b. Kalapra-operasi
1. Perawatan pra-operasi satu hari untuk operasi berencana.
Apabila terdapat keadaan yang bisa memperbesar
kemungkinan terjadinya ILO tidak dapat dila-kukan di luar
rumah sakit (misalnya malnutrisi berat yang memerlukan oral
atau parenteral hiperalimentasi) maka pasien dapat dirawat
lebih awal (KategoriI).
d. Kalapra-operasi
1. Perawatan pra-operasi satu hari untuk operasi berencana.
Apabila terdapat keadaan yang bisa memperbesar
kemungkinan terjadinya ILO tidak dapat dila-kukan di luar
rumah sakit (misalnya malnutrisi berat yang memerlukan oral
atau parenteral hiperalimentasi) maka pasien dapat dirawat
lebih awal (KategoriI).
sebelumnya.
invasif.
A. Cuci Tangan
Mikroorganisme pada kulit manusia dapat diklasifikasikan dalam dua
kelompok yaitu flora risiden dan flora tansien. Flora risiden adalah
mikrooganisme yang secara konsisten dapat diisolasi dari tangan manusia, tidak
mudah dihilangkan dengan gesekan mekanis yang telah beradaptasi pada
kehidupan tangan manusia. Flora transien yang juga disebut flora transit atau
flora kontaminasi. Mikrooganisme ini dengan mudah dapat dihilangkan dari
permukaan dengan gesekan mekanis dan pencucian dengan sabun atau deterjen.
Oleh karena itu cuci tangan adalah cara pencegahan infeksi yang paling penting.
Cuci tangan harus selalu dilakukan dengan benar sebelum dan sesudah
melakukan tindakan perawatan walaupun memakai sarung tangan atau alat
pelindung lain untuk menghilangkan/ mengurangi mikroorganisme yang ada
pada tangan sehingga penyebaran penyakit dapat dikurangi dan lingkungan
terjaga dari infeksi. Tangan harus dicuci sebeumdan sesudah memakai sarung
tangan.
Tiga cara cuci tangan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan
yaitu :
1. Cuci tangan higienik atau rutin, mengurangi kotoran dan flora yang
ada ditangan dengan dengan menggunakan sabun ataudetergen.
2. Cuci tangan aseptik, sebelum tindakan aseptik pada pasien dengan
menggunakanantiseptik.
3. Cuci tangan bedah ( surgical handscrub), sebelum melakukan
tindakan bedah cara aseptik dengan antiseptik dan sikatsteril.
Indikasi cuci tangan
C. Pengelolaan AlatKesehatan
Pengelolaan alat-alat kesehatan bertujuan untuk mencegah penyebaran infeksi
melalui alat kesehatan atau untuk menjamin alat tersebut dalam kondisi steril dan
siap pakai. Semua alat, bahan dan obat yang dimasukkan ke dalam jaringan di
bawah kullit harus dalam keadaan steril. Proses penatalaksanaan peralatan
dilakukan melalui empat tahap, yaitu : Dekontaminasi, pencucian, sterilisai atau
DTT, penyimpanan. Bagan alur pengelolaan alat kesehatan
E. Pengelolan LimbahRuangan
Pembuangan limbah yang berjumlah cukup besar ini paling baik jika
dilakukan dengan memilah-milah limbah ke dalam berbagai kategori.
Untuk masing-masing jenis kategori diterapkan cara pembuangan limbah
yang berbeda. Prinsip umum pembuangan limbah RS adalah sejauh
mungkin menghindari resiko kontaminasi dan trauma.