Anda di halaman 1dari 7

50

BAB 3

METODE PENULISAN

3.1 Desain Penulisan

Desain penulisan merupakan hasil akhir pada suatu tahap keputusan yang

dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa

diterapkan (Nursalam, 2013).

Studi kasus adalah studi yang berfokus pada kasus tertentu, peneliti

didorong untuk mencari suatu kasus untuk dianalisis terkait dengan mitos tersebut

atau yang terjadi dilokasi penelitian (Cresswel,2014).

Studi kasus dalam karya tulis ilmiah ini dilaksanakan untuk

mengeksplorasi asuhan keperawatan keluarga yang mengalami HIV/AIDS dengan

masalah keperawatan ketidakmampuan koping keluaraga di Desa Tlogosari

Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso.

3.2 BatasanIstilah

Batasan istilah adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari

sesuatu yang di definisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (diukur)

itulah yang merupakan kunci dari batasan istilah. Jadi batasan istilah dirumuskan

untuk kepentingan akurasi, komunikasi, dan replikasi (Nursalam,2013).

Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah asuhan keperawatan keluarga

yang mengalami HIV/AIDS dengan masalah keperawatan ketidakmampuan

koping keluaraga di Desa Tlogosari Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso.

50
51

Batasan istilah dari penelitian ini antara lain :

1. Proses keperawatan adalah serangkaian tindakan sistematis

berkesinambungan, yang meliputi tindakan untuk mengidentifikasi

masalah kesehatan individu atau kelompok, baik yang actual maupun

potensial kemudian merencanakan tindakan untuk menyelesaikan,

mengurangi atau mencegah terjadinya masalah baru dan melaksanakan

tindakan atau yang menugaskan orang lain untuk melaksanakan tindakan

keperawatan serta mengevaluasi keberhasilan dari tindakan yang

dikerjakan (Rohmah, 2014).

2. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) dapat diartikan sebagai

kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya

kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV (Human Immunodeficiency

Virus) yang termasuk family retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir

dari infeksi HIV (Setiati, 2014).

3. Ketidakmampuan koping keluarga adalah Perilaku individu pendukung

(anggota keluarga, orang terdekat, atau teman dekat) yang membatasi

kapasitas/kemampuannya dan kemampuan klien untuk secara efektif

melakukan tugas penting untuk adaptasi keduanya terhadap masalah

kesehatan (NANDA, 2015).

3.3 Partisipan

Partisipan dalam penyusunan studi kasus ini adalah pasien dan keluarga

yang mengalami HIV/AIDS dengan masalah keperawatan ketidakmampuan

koping keluaraga di Desa Tlogosari Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso.


52

Karakteristik Partisipan untuk klien yang dapat dimasukkan dalam kriteria

penelitian ini, adalah:

1. Klien HIV yang berada dalam rentang usia 25-45 tahun;

2. Klien HIV yang baru terdeketksi memiliki Penyakit HIV/AIDS;

3. Klien dan Keluarga yang mengalami perubahan hubungan dan tidak dapat

menjalankan fungsinya dengan baik;

4. Keluarga yang bisa membaca dan menulis;

5. Klien dan keluarga yang bersedia menjadi responden dalam penelitian dan

dibuktikan dengan penandatanganan informed consent.

3.4 Lokasi dan Waktu

Pada studi kasus ini dilakukan asuhan keperawatan pada keluarga yang

mengalami HIV/AIDS dengan masalah keperawatan ketidakmampuan koping

keluarga di Desa Tlogosari Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso selama

14 kali kunjungan pada tanggal 02-15 September 2019.

3.5 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam studi kasus “Asuhan Keperawatan Keluarga

yang mengalami HIV/AIDS dengan masalah keperawatan ketidakmampuan

koping keluaraga di Desa Tlogosari Kecamatan Tlogosari Kabupaten

Bondowoso”

a) Persiapan (Administratif)

Pengambilan data kunjungan penderita HIV/AIDS tertinggi di wilayah

Kabupaten Bondowoso dimulai dari pengiriman surat Permohonan ijin


53

pengambilan data ke Bakesbangpol (Lampiran 3), lalu Rekomendasi

pengambilan data dari Bakesbangpol ke Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Bondowoso (Lampiran 4), kemudian Rekomendasi pengambila data proposal

ke kepala bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso (Lampiran 5),

terakhir Data HIV/AIDS dari Puskesmas Tlogosari Kabupaten Bondowoso

(Lampiran 6), terakhir Permohonan ijin pengambilan data ke Kepala

Puskesmas Tlogosari Kabupaten Bondowoso (Lampiran 7).

b) Pelaksanaan pengambilan data Klien HIV/AIDS

Yang pertama Wawancara yang meliputi wawancara identitas, keluhan,

riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, dll, dengan

menggunakan format pengkajian Asuhan keperawatan keluarga yang di

tetapkan (Sugiyanto. H. 2016). Dilanjutkan observasi dan pemeriksaan fisik

dengan pendekatan IPPA (inpeksi, palpasi, perkusi, auskultasi) pada system

tubuh klien. Setelah itu lakukan Studi Dokumentasi (Hasil dari pemeriksaan

klien). Setelah mengumpulkan data dan menemukan masalah kemudian

merumuskan diagnosa keperawatan dengan skoring (Skala Baylon dan

Maglaya) (Setiadi.2008 dan Heather.2015). Pada saat menemukan diagnosa

keperawatan menentukan Kriteria Hasil atau patokan Outcome dari NOC

(Nursing Outcome Classification) ( Moorhead.2013) kemudian melakukan

penyusunan intervensi keperawatan dengan NIC (Nursing Intervention

Classification) (Bulecheck.2013) selanjutnya melaksanankan Implementasi

dan di evaluasi secara sumatif ataupun formatif (Rohmah.2012)


54

3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data/informasi

yang di peroleh sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi. Disamping

intergritas penuliis ( karena penulis menjadi instrument utama ), uji keabsahan

data dilakukan yaitu dengan :

1) Memperpanjang waktu pengamatan / tindakan

2) Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber data

utama yaitu klien, keluarga klien dan perawat yang berkaitan dengan

masalah yang akan diteliti.

3.7 Analisis Data

Analisis data dilakukan penulis di lapangan, sewaktu pengumpulan data

sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara

mengemukakan fakta, selanjutkan membandingkan dengan teori yang ada dan

selanjutnya di tuangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang di

gunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban yang di peroleh dari hasil

wawancara mendalam yang akan dilakukan untuk menjawab rumusan masalah.

Teknis analisis digunakan dengan caraobservasi oleh penulis dan studi

dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya diinterpretasikan dan

dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam

intervensi tersebut. Urutan dalam analisis adalah :

1. Pengumpulan data
55

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi, dan dokumen).

Hasil di tulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian di salin dalam bentuk

transkrip (catatan terstruktur).

2. Mereduksi data

Dari hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan dijadikan

satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan menjadi data subyektif dan

obyektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian

dibandingkan nilai normal.

3. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, gambar, bagan dan teks

naratif.Kerahasian klien dijaga dengan mengaburkan identitas dari klien.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajiakan, kemudian data dibahas dan di bandingkan dengan

hasil-hasil penulisan terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan.

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara indikasi. Data yang dikumpulkan

terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan dan evaluasi.

3.8 Etika Penulisan

Dicantumkan etika yang mendasar penyusunan studi kasus, terdiri dari :

1. Informed consent ( persetujuan menjadi klien )

Informed consent diberikan kepada responden yang diteliti. Peneliti memberi

penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian pada responden, jika

responden bersedia maka harus menandatangani lembar persetujuan dan


56

apabila responden menolak, peneliti tidak akan memaksa dan tetap

menghormati haknya.

2. Anonymity ( tanpa nama )

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang didapat untuk

disembunyikan yaitu bisa dengan tanpa nama atau inisial.

3. Confidentiality ( kerahasian )

Subjek berhak untuk meminta bahwa data yang diberikan untuk dirahasiakan

(Nursalam, 2013).

Anda mungkin juga menyukai