Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimen, yaitu jenis penelitian yang


digunakan untuk mengumpulkan data primer di laboraturium dan menggunakan
perlakuan (treatment). Pada penelitian ini sudah bahan diberi perlakuan panas
kemudian dilakukan pengukuran untuk mengetahui nilai kekerasan, ketahanan aus
dan pengamatan struktur mikro dari tiap-tiap specimen.

3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan juli 2020 sampai selesai. Proses
perlakuan panas dan pengujian kekerasan (Rockwell), dan Struktur mikro
dilakukan di Laboraturium uji logam Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin
Universitas Merdeka Malang Jl. Terusan Raya Dieng No. 62-64 Malang.

3.3 Alat Dan Bahan

3.3.1 Alat

a. Dapur pemanas elektrik

Dapur ini termasuk dapur pemanas yang menggunakan energi listrik.


Dalam penggunaannya terdapat lima point yang harus diperhatikan yaitu :

1. Pengaturan panas yang diinginkan


2. Pengaturan waktu penahanan (holding time)
3. Pengamatan suhu thermometer
4. Penentuan titik rekristalisasi logam.
5. Pemakaian alat pelindung.

36
b. Jangka sorong
Jangka sorong yang digunakan untuk mengukur dimensi pembuatan
specimen. Jangka sorong yang digunakan untuk membuat specimen dengan
tingkat ketelitian 0.02 mm.

c. Gergaji tangan
Gergaji tangan digunakan sebagai alat memotong spesimen menjadi beberapa
bagian sebelum dilakukan pengujian.

d. Mesin gerinda
Mesin gerinda digunakan untuk membersihkan atau meratakan hasil
potongan.

e. Mesin fraiz
Mesin fraiz adalah mesin perkakas yang digunakan untuk mengerjakan atau
menyelesaikan suatu benda kerja dengan menggunakan pisau frais (cutter)
sebagai alat potong/ pahat penyayat yang berputar pada sumbu mesin.

3.3.2. Bahan

a. Baja ST37

Baja ST37 merupakan baja karbon rendah, sifat baja jenis ini memiliki

Tabel 3.1

Unsur Kimia Baja S45C


Carbon Iron (Fe) Mangan (Mn) Fosfor (P) Sulfur

0,42 - 0,50% 97,74% 0,50 - 0,80% 0,035% 0,035

37
Tabel 3.2
Sifat Mekanis Bahan Awal Baja S45C

Spesifikasi Baja S45C

Memiliki Densitas 7700 – 8030 kg/m3

Modulus Young 190 – 210 N/m2

Kekuatan Yield 343 – 490 N/mm2

Brinel Hardness 160 – 220 HB

Titik Lebur 1520 oC

(Manggala, 2018)

b. Air PDAM

Air digunakan untuk proses pendinginan pada spesimen setelah dilakukan


perlakuan panas pada tungku pemanas dengasn variasi suhu air yang berbeda.
Maka suhu di pakai berkisar 0 oC, 10 oC, 20 oC, 30 oC.

c. Amplas dengan grade 200 sampai 1500

Amplas grade 200 sampai 1500 berfungsi untuk menghaluskan permukaan


spesimen sebelum dilakukan proses poles pada pengujian struktur mikro dan juga
untuk menghaluskan permukaan spesimen sebelum dilakukan pengujian tarik.
Nomor pada amplas menunjukkan besar nilai tingkat kekerasan atau semakin
halus.

d. Autosol

Autosol digunakan untuk proses pemolesan spesimen pada uji struktur


mikro agar lebih halus sehingga dapat mempermudah dalam proses etsa. Sehingga
hasil foto struktur mikro dapat terlihat jelas.

38
3.4 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Spesimen Baja

St 37

Pembuatan Spesimen
Sejumlah 20 Potong

Dilakukan Proses Hardening Dengan Suhu


T = 880 °C

Holding Time = 30 menit

Pendingina Pendinginan Pendinginan Pendingina


Raw Material 50%air Pendingina
n 100% 75%air n 25%Air
Radiator dan n 100%
Air radiator dan Radiator
50%Air Biasa Air Biasa
Radiator 25%Air Biasa dan 50%
Air biasa

Uji Struktur Mikro


Uji Kekerasan

Hasil Material Selesai di Uji

Analisis data

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan

Selesai

39
3.5 Proses pembuatan spesimen

Bahan benda uji atau spesimen dalam penelitian ini adalah baja karbon
medium S45C, material ini memiliki kandungan karbon 0,3% - 0,59%. Baja
karbon medium merupakan material yang baik untuk digunakan dalam proses
hardening.

Raw material yang dibuat spesimen sebelum dilakukan proses perlakuan


panas dipotong dengan panjang 70 mm, lebar 20 mm, dan tebal 6 mm sebanyak
16 potong. Spesimen dibentuk sesuai standart mesin ASTM E18

3.5.1 Pembuatan Spesimen dan Metode Pengujian Kekerasan

Alat yang dipergunakan untuk melakukan uji Kekerasan Rockwell


Merupakan alat yang bernama Rockwell Hardness Test. Berikut ini merupakan
data dari mesin uji Kekerasan Rockwell ;

Nama Alat : Rockwell Hardness Test

Merk : AFFRI Seri 206.RT-206.RTS

Loading :Maximum 150 KP dan Minimum 60 KP

Spesifikasi :

HR C Load : 150 KP
Indentor : Kerucut Diamond 120°
HR B Load : 100 KP
Indentor :Steel Ball Æ 1/16”
HR A Load : 60 KP
Indentor : Kerucut Diamond 120°

Pengujian kekerasan dilakukan setelah diperlakukan proses panas dengan


suhu 900 °C untuk mengetaui sifat mekanik baja yang telah diproses penahan
dengan Air PDAM. Untuk mengetahuI ketangguhan dan kekerasan maksimal baja
S45C saat di Hardening.

40
Metode Pengujian

Pengujian spesimen dilakukan horizontal mengacu pada standart ASTM


E18. Pada masing – masing spesimen dilakukan tiga kali penjejakan untuk
mewndapatkan nilai rata – rata kekerasan yang representatif. Pada setiap
pengujian diambil tiga titik penjejakan proses penelitian uji kekerasan terhadap
spesimen yang harus dilakukan sebagai berikut ;

- Menyiapkan spesimen uji.


- Dimensi setiap spesimen uji kekerasan yaitu 20 mm x 20 mm.
- Pada setiap spesimen uji diambil 3 titik penjejakan dengan jarak masing
– masing 2,5 mm.
- Penjejakan awal dimulai dari tepi permukaan spesimen uji.
- Pengujian dilakukan pada posisi horizontal.

3.5.2 Pembuatan Spesimen dan Metode Pengujian Ketahanan Aus

Alat yang dipergunakan untuk melakukan uji Ketahanan Aus. Merupakan


alat yang bernama Ogoshi High Speed Universal Wear Testing Machine (OAT –
U). Berikut ini merupakan data spesifikasi mesin Ketahanan Aus:

Jenis Mesin ; OAT - U

Beban Maksimal ; 25 kg

Standart Uji ; ASTM G 99 – 95 (American Standart Testing and


Material)

Pengujian ketahanan aus setelah diperlakukan panas dengan suhu 900 oC


untuk mengetahui sifat mekanik baja S45C. Dengan penahan Air PDAM
bervariasi suhu untuk mendapatkan kekuatan baja yang maksimal.

41
Metode pengujian

Pengujian spesimen dilakukan untuk sesuai standart ASTM G 99 -95


dengan uji ketahanan aus. Pada masing – masing spesimen satu kali pengausan
dengan beban yang berbeda – beda dan putaran Rpm yang berbeda. Ketahanan
Aus ini memakai metode Ogoshi yang berfungsi untuk menentukan laju keausan
suatu material dimana benda uji memperoleh beban gesek dari disc yang berputar
(revolving disc). Pembebanan ini akan menghasilkan kontak yang pada akhirnya
akan mengambil sebagian material pada benda uji. Proses penelitian pada
spesimen Ketahanan Aus sebagai berikut:

 Menyiapkan spesimen uji.

 Dimensi seiap spesimen uji ketahanan aus yaitu Panjamg 70 mm, Lebar 20
mm, Tinggi 20 mm.

 Pada setiap spesimen di timbang dengan Neraca Digital.

 Menimbang spesimen awal sebelum di uji keausan.

 Memakai stop watc untuk mengukur waktu lama keausan.

 Menimbang hasil beban akhir setelsh uji keausan.


3.5.3 Pembuatan Spesimen dan Metode Pengujian Struktur Mikro

Alat mikroskop logam dengan pembesaran 550X standart ASTM E112-10


ini digunakan untuk membesarkan penampakan struktur mikro spesimen pada
titik tertentu. Seberkas cahaya horisontal dipantulkan oleh plane glass reflektor ke
permukaan spesimen. Spesimen akan memantulkan cahaya karakteristik yang
sesuai dengan struktur mikronya. Cahaya ini dibiaskan oleh lensa objektif, lalu
oleh lensa okuler sehingga diperoleh bayangan dengan pembesaran tertentu.

Spesifikasi mikroskop logam :

Merk : Olympus

Buatan : Jerman

Pembesaran : 10x, 50x, 100x, 200x, 550x

42
Metode pengujian

Pengamatan menggunakan lensa obyektif pembesaran 550 kali pada


spesimen. Pengamatan struktur mikro dilakukan pada posisi vertikal mengacu
pada ASTM E112-10. Proses pengujian pada struktur mikro terhadap spesimen
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

- Menyiapkan spesimen yang telah melalui proses perlakuan panas

- Dimensi setiap spesimen uji struktur mikro yaitu 20 mm x 20 mm

- Menyiapkan mikroskop logam

- Pada setiap spesimen uji jumlah pengamatan sebanyak 1 titik pada posisi
vertikal

- Pengamatan spesimen dilakukan dengan pembesaran 550x

Gambar 3.9 Pembuatan Spesimen

Gambar 4.0 Uji Spesimen

43
3.6 Perlakuan panas

Perlakuan panas (heat treatment) adalah suatu proses mengubah sifat


mekanis logam dengan cara mengubah struktur mikro melalui proses pemanasan
dan pengaturan kecepatan pendinginan dengan atau tanpa mengubah komposisi
kimia. Tujuan proses perlakuan panas untuk menghasilkan sifat-sifat logam yang
diinginkan. Tujuan proses ini adalah untuk mendapatkan struktur kristal martensit.

Proses perlakuan panas terdapat spesimen yang harus dilakukan adalah


sebagai berikut :

- Menyiapkan spesimen atau benda uji


- Memotong spesimen dengan ukuran tertentu
- Menyiapkan dapur pemanas elektrik
- Memasukan spesimen yang sudah dipotong kedalam dapur pemanas
elektrik
- Memanaskan spesimen secara perlahan-lahan sampai suhu 900 oC
- Menahan pemanasan spesimen selama 30 menit pada suhu 900 oC

3.7 Proses pendinginan

Proses quenching dilakukan pendinginan secara cepat dengan


menggunakan Air PDAM. Setelah mengalami perlakuan panas ditahan selama 30
menit dengan suhu 900 oC, spesimen dikeluarkan dan didinginkan menggunakan
media Air dengan variasi suhu yang berbeda. Dari proses pendinginan akan
didaptkan 4 jenis perlakuan pendinginan pada spesimen uji yaitu :

- Pendinginan dengan Air PDAM Ngawi memakai suhu 0 oC


- Pendinginan dengan Air PDAM Ngawi memakai suhu 10 oC
- Pendinginan dengan Air PDAM Ngawi memakai suhu 20 oC
- Pendinginan dengan Air PDAM Ngawi memakai suhu 30 oC

- Raw Material

44
3.8 Pengambilan data

3.8.1 Data yang diambil

Tabel 3.3

Data Hasil Pengujian Kekerasan

Jenis Beban Beban Waktu Jenis Warna Harga Rata-rata


Bahan Mayor Minor (det) Indentor Skala Kekerasa Kekerasan
(kg) (kg) (HRa) (HRa)

1. ---
Baja S45C
(Air Suhu 0 100 10 5 1/16in Merah 2. ---
o
C)
3. ---

Jenis Beban Beban Waktu Jenis Warna Harga Rata-rata


Bahan Mayor Minor (det) Indentor Skala Kekerasa Kekerasan
(kg) (kg) (HRa) (HRa)

1. ---
Baja S45C
(Air Suhu 100 10 5 1/16in Merah 2. ---
10 oC)
3. ---

Jenis Beban Beban Waktu Jenis Warna Harga Rata-rata

45
Bahan Mayor Minor (det) Indentor Skala Kekerasa Kekerasan
(kg) (kg) (HRa) (HRa)

1. ---
Baja S45C
(Air Suhu 100 10 5 1/16in Merah 2. ---
20 oC)
3. ---

Jenis Beban Beban Waktu Jenis Warna Harga Rata-rata


Bahan Mayor Minor (det) Indentor Skala Kekerasa Kekerasan
(kg) (kg) (HRa) (HRa)

1. ---
Baja S45C
(Air Suhu 100 10 5 1/16in Merah 2. ---
30 oC)
3. ---

Grafik Hasil Uji Kekerasan

Grafik Line
12
10
Kekerasan (HRB)

8
6
4
2
0
Suhu pendinginan

Tabel 3.4

46
Data Hasil Pengujian Ketahanan Aus

Laju
Keaus
Laju
an
Bobot Spesimen Keausan
Rata-
Beban Waktu (gr/m)
No Kode rata
(kg) (menit) (gr/m)

Bobot Bobot Bobot


Awal Akhir Hilang
(gr) (gr) (gr)

1 A1 10 60
(Suhu 0
o
C)

2 A2 10 60
(Suhu 0
o
C)

3 A3 10 60
(Suhu 0
o
C)

1 B1 (Suhu 10 60
10 oC)

2 B2 (Suhu 10 60
10 oC)

3 B3 (Suhu 10 60
10 oC)

1 C1 (Suhu 10 60
20 oC)

2 C2 (Suhu 10 60
20 oC)

3 C3 (Suhu 10 60
20 oC)

1 D1 10 60
(Suhu 30
o
C)

2 D2 10 60
(Suhu 30
o
C)

47
3 D3 10 60
(Suhu 30
o
C)

Grafik Hasil Uji Keausan

Grafik line
12

10

8
Keausan (g/m)

0
Suhu Pendinginan

3.9 Analisis Data

Pengolahan data dengan melakukan analisa yang diperoleh dari pengujian


kekerasan, ketahanan aus dan pengamatan struktur mikro. Hal ini dilakukan agar
dapat menyimpulkan secara keseluruhan terhadap hasil penelitian yang sudah
dilakukan dari uji kekerasan di cari perbandingan dan nilai rata-rata sedangkan
ketahanan aus diprtoleh nilai laju keausan di lihat dari rata-rata grafik column
charts.(grafik kolom) Langkah selanjutnya dilakukan pembahasan yang di
dapatkan dari pengolahan data.

48

Anda mungkin juga menyukai