Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun Buku Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Pontianak Tahun 2020-2040 sebagai salah satu tahap dalam penyusunan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Pontianak guna memenuhi tugas Mata Kuliah Studio
Perencanaan Wilayah.
Dalam penyusunan laporan ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi,
namun kelancaran dalam penyusunan laporan ini tidak lain berkat bantuan, dorongan,
dan bimbingan yang telah diberikan, sehingga kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Firsta Rekayasa H, ST, MT. , Ibu Nana Novita Pratiwi, S.T.,M.Eng., dan Ibu Vetti
Puryanti , ST, MT selaku dosen mata kuliah Studio Perencanaan Wilayah dan
Perdesaan.
2. Segenap instansi dan pihak-pihak terkait perencanaan yang telah banyak membantu
dan berpartisipasi dalam proses pengumpulan data, analisis dan perencanaan
wilayah dan perdesaan.
3. Rekan – rekan Studio Perencanaan Wilayah dan Perdesaan Program Studi
Perencanaan Wilayah dan Kota angkatan 2017 yang telah memberikan inspirasi dan
membagi ilmu dalam proses penyusunan.
Terlepas dari hal tersebut, penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
sehingga kami dapat memperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan yang sama dalam
proses perencanaan di masa yang mendatang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan bagi orang lain yang membacanya.
Tim Penyusun
f. Kec. Pontianak Tenggara : Kecamatan Sungai Kakap dan Sungai Raya (Desa
Punggur Kecil) kab. Kubu Raya, Kec. Pontianak
Timur dan Selatan
Kota Pontianak dilintasi dan terbelah menjadi tiga daratan oleh dua buah sungai
besar, yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Selain kedua sungai besar ini, Kota
Pontianak masih memiliki anak-anak sungai, misalnya Sungai Jawi, Sungai Raya, dan
Sungai Nipah Kuning. Dengan posisi geografis seperti ini, Kota Pontianak mendapatkan
pula julukan lainnya, yakni Kota Tepian Sungai. Ketiga, Kota Pontianak mempunyai
parit-parit dalam jumlah yang cukup banyak dan menyebar secara merata hampir di
seluruh pelosok kota, karenanya, julukan Kota Seribu Parit juga melekat pada ibukota
Provinsi Kalimantan Barat ini.
Dalam Rencata Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) 2008-2028 yang telah
diubah dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2017, Kota
Pontianak memiliki peran sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Pusat Kegiatan
Nasional (PKN) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan
skala internasional, nasional atau beberapa provinsi. Kriteria penentuan PKN adalah
kawasan perkotaan yang mempunyai potensi untuk mendorong pertumbuhan daerah
sekitarnya, pusat jasa-jasa keuangan dengan cakupan pelayanan nasional atau beberapa
provinsi, pusat pengolahan atau pengumpul barang dalam skala nasional atau beberapa
provinsi, simpul transportasi skala nasional atau beberapa provinsi dan jasa publik
lainnya dengan skala nasional ata beberapa provinsi. Berkaitan dengan hal ini, rencana
Tata Ruang Pulau Kalimantan menyatakan bahwa sebagai PKN, Kota Pontianak
memiliki fungsi pelayanan di bidang pertanian, industri, perikanan dan pariwisata
dengan strategi operasionalisasi sebagai berikut:
Secara keseluruhan, selama tahun 2017 luas baku lahan pertanian bukansawah
di Kota Pontianak berkurang sebanyak 120 hektar. Berkurangnya luaslahan pertanian
bukan sawah ini terjadi hampir di seluruh kecamatan, terutamadi Kecamatan Pontianak
Barat yakni sebanyak 62 hektar, dan di KecamatanPontianak Kota sebanyak 28
hektar.Khusus di Kecamatan Pontianak Barat, sebagian besar konversi lahan
yangterjadi adalah lahan tegal/kebun menjadi lahan sawah dan lahan pertanian
yangditanami Pohon/hutan rakyat. Peralihan fungsi lahan tegal/kebun menjadisawah
ini secara otomatis menambah jumlah luas baku sawah sebanyak 40hektar di
Kecamatan Pontianak Barat, dimana peralihan fungsi ini sebagianbesar terdapat di
Kelurahan Pal Lima. Sedangkan peralihan fungsi lahantegal/kebun menjadi lahan
pertanian yang ditanami Pohon/hutan rakyatbanyak terjadi di Kelurahan Sungai
Beliung.
No
Penguasaan Tanah Luas Bidang Tanah (Ha) Presentase
.
Penguasaan oleh negara (public):
Fasilitas Pemerintahan dan
1 125.45 1.164%
Pelayanan Umum
2 Fasilitas Kesehatan 34.71 0.322%
3 Fasilitas Pendidikan 357.5 3.316%
4 RTH 1279.33 11.865%
5 Tempat peribadatan 40.85 0.379%
Pariwisata, Rekreasi, dan Seni
6 67.88 0.630%
Budaya
7 Prasarana Transportasi:
- Pelabuhan Dwikora 20.24 0.188%
- Pelabuhan Senghie 0.18 0.002%
8 Pembangkit Listrik 6.05 0.056%
9 TPA 26.6 0.247%
Penguasaan oleh perorangan (privat)
1 Permukiman 4569.38 42.380%
2 Pertanian 3661 33.955%
3 Industri 257.74 2.390%
Tidak ada penguasaan
1 Tidak ada penguasaan
Total 10.782 100%
a. Jumlah Penduduk
Kota Pontianak berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) menjadikan
kota Pontianak sebagai pusat kegiatan ekonomi dan simpul utama kegiatan ekspor-
impor serta simpul utama transportasi. Hal ini membuat Kota Pontianak mengalami
tingginya arus urbanisasi. Terjadinya urbanisasi ini membuat penduduk kota
Pontianak mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Badan
Pusat Statistik pada tahun 2014 jumlah penduduk Kota Pontianak sebanyak 587.169
jiwa dan pada tahun 2019 jumlah penduduk Kota Pontianak meningkat menjadi
637.723 jiwa. Dibawah ini merupakan grafik jumlah penduduk Kota Pontianak dari
tahun 2014 hingga tahun 2019.
640,000
630,000
620,000
610,000
600,000
590,000
580,000
570,000
560,000
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Dapat dilihat pada grafik diatas jumlah penduduk di Kota Pontianak terus
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah penduduk ini tersebar pada enam
Tahun
Kecamatan
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pontianak Selatan 86.601 87.995 89.594 92.952 94.250 95.867
Pontianak
47.474 48.646 49.130 50.038 50.737 51.597
Tenggara
Pontianak Timr 87.199 88.761 90.223 91.830 93.112 94.676
130.20
Pontianak Barat 133.239 134.694 136.805 138.715 141.095
2
116.54
Pontianak Kota 118.274 120.552 122.118 123.823 125.942
3
119.15
Pontianak Utara 121.222 123.272 124.645 126.385 128.546
0
587.16
Total Penduduk 598.137 607.438 618.388 627.022 637.723
9
Sumber: BPS Kota Pontianak Dalam Angka
2,000
0
Kepadatan penduduk
Pontianak Pontianak Pontianak Pontianak Pontianak Pontianak
Selatan Tenggara Timur Barat Kota Utara di Kota Pontianak terus
c. Pertumbuhan Penduduk
Sungai Kapuas berperan penting sebagai mata rantai yang vital untuk arus
distribusi barang dan jasa. Badan sungai yang lebar, dengan kedalaman hingga 27
meter, menjadikan Sungai Kapuas sangat ideal dilalui lalulintas barang dan
penumpang. Tidak heran hampir setiap saat, kapal bermotor, sampan, kapal
tongkang pengangkut kayu dan bahan bakar, jet speed express, kapal nelayan
bahkan kapal muatan antar provinsi melintasi sungai ini. Di salah satu sudut Pasar
Tengah di Kota Pontianak, terdapat Pelabuhan Senghie yang merupakan salah satu
pelabuhan tertua di Kalimantan Barat. Segala transportasi distribusi barang-barang
dari kebutuhan pokok, barang-barang pendukung lain, hingga turun naik
penumpang masih dijalankan dari pelabuhan Senghie yang masih cenderung
tradisional ini. Untuk kapal-kapal dari luar pulau Kalimantan yang memuat
penumpang dan kargo, pelabuhan modern dengan fasilitas lengkap yang juga
terletak di badan Sungai Kapuas, Pelabuhan Dwikora II, siap melayani. Meskipun
infrastruktur transportasi darat di Kalimantan Barat meningkat pesat beberapa
tahun belakangan, masih terdapat daerah-daerah yang bergantung kepada Sungai
Kapuas sebagai mata rantai untuk mendistribusikan barang-barang dari dan ke
daerah tersebut. Anak-anak Sungai Kapuas juga berfungsi sebagai jalur penghubung
daerah penghasil komoditas pertanian dan barang-barang perdagangan lainnya.
Selain itu, Kota Pontianak juga terkenal dengan sebagai kota 1000 parit
karena banyaknya parit yang dahulunya dibangun sebagai jalur transportasi air
kota. Setidaknya terdapat 48 parit di Kota Pontianak yang dijabarkan pada tabel
berikut :
Hal itu tak terlepas dari kondisi lahan pertanian di kawasan Siantan Hulu yang
bergambut, sehingga kandungan unsur mineralnya sangat cocok bagi pertumbuhan
lidah buaya secara maksimal. Dalam waktu kurang dari 10 tahun, tanaman ini
sudah menjadi ikon baru kota Pontianak. Melimpahnya produksi tanaman lidah
buaya mendorong pemerintah setempat melakukan pembinaan untuk mengolah
berbagai produk olahan yang menggunakan bahan baku lidah buaya seperti
minuman, dodol, jelly, kerupuk, dan sebagainya.
C. Tanaman Pangan
Selama tahun 2018, luas lahan sawah yang tercatat di Kota Pontianak adalah
seluas 207 ha, jumlah ini tidak berubah dari tahun sebelumnya. Lahan pertanian
sawah di Kota Pontianak sebagian besar berada di Kecamatan Pontianak Barat dan
Kecamatan Pontianak Utara, yaitu secara berturutturut seluas 130 ha dan 41 ha.
Luas lahan pertanian bukan sawah selama tahun 2018 adalah seluas 3.442 ha. Jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, luas lahan pertanian bukan sawah ini
menurun sebanyak 26 ha. Luas lahan pertanian bukan sawah terbesar terletak di
Kecamatan Pontianak Utara yaitu seluas 2.073 ha atau sekitar 60 persen dari total
luas lahan.
Lahan Pertanian
Lahan
Sawah
Pertanian
Kecamatan Total
Tadah Pasang Bukan
Hujan Surut Sawah
D. Tanaman Hortikultura
Data tentang Tanaman Holtikultura yang disajikan pada sub bab ini meliputi
sayur-sayuran, buahbuahan dan tanaman biofarmaka. Khusus untuk tanaman
sayursayuran, tampak bahwa tanaman tomat, dan petsai/sawi merupakan komoditi
yang dominan di Kota Pontianak, dimana pada tahun 2018 produksi masing-
masing tanaman tersebut adalah sebesar 3.134 kuintal dan 8.348 kuintal.
Berdasarkan tabel di bawah, dapat dilihat bahwa Kecamatan Pontianak Utara
merupakan kecamatan penghasil sayuran terbesar di Kota Pontianak.
Bawang
Kecamatan Cabai Sawi Tomat
Merah
Pontianak Selatan 60 20 1 0
Pontianak Tenggara 0 0 1.440 380
Pontianak Timur 120 0 0 0
Pontianak Barat 0 140 0 110
Pontianak Kota 0 195 0 210
Pontianak Utara 70 307 6.907 2.434
Jumlah 250 662 8.348 3.134
Sumber: BPS, Statistik Pertanian Hortikultura SPH-SBS
Tabel 1. 7 Populasi Ternak Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak di Kota Pontianak,
2018
Sapi Sapi
Kecamatan Kambing Babi
Potong Perah
Pontianak Selatan 230 0 273 0
Pontianak Tenggara 166 0 252 0
Pontianak Timur 356 0 228 0
Pontianak Barat 358 0 195 0
Pontianak Kota 592 0 278 0
Pontianak Utara 1.374 0 385 196
Jumlah 3.076 0 1.611 196
Sumber: Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Pontianak
F. Perikanan
Secara Geografis Wilayah Kota Pontianak yang berada di Pulau Kalimantan tidak
dilalui dengan jalur gunung berapi aktif seperti kota-kota di hampir sebagian besar
pulau selain Kalimantan. Tetapi karena kondisi permukaan lahan yang rendah serta
dilalui oleh beberapa sungai besar, Kota Pontianak sangat dipengaruhi dengan arus
pasang surut air sungai. Maka tidak jarang Kota Pontianak sering tergenang saat
intensitas hujan meningkat apalagi jika bersamaan dengan pasang air sungai. Peristiwa
alam lainnya yang pernah terjadi di Kota Pontianak adalah Badai Angin Puting Beliung
dan Kabut Asap akibat kebakaran hutan.
a Banjir
Menurut SK SNI M-18-1989-F (1989) dalam Suparta (2004) Banjir adalah aliran
yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran. Dan air itu
mengalir keluar dari sungai atau saluran karena sungai atau salurannya sudah
melebihi kapasitasnya. Secara geografis Kota Pontianak dilalui oleh Sungai Kapuas
serta topografinya yang sebagian besar wilayahnya merupakan lahan yang datar
dengan kemiringan lahan 0 - 2 %. Terdapat beberapa lokasi dengan potensi
genangan yang cukup luas.
Kendaraan Kendaraan
No Rincian Jenis Kendaraan
Baru Bekas Total
4 Bus danSejenisnya 8 10 18
5 Microbus danSejenisnya 17 14 31
9 TrukTronton 0 0 0
10 Ambulans danSejenisnya 13 13 26
Kendaraan
11 3 2 5
PemadamKebakaran
Tabel 1. 9 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan di Kota Pontianak (Km), 2014-2018
Tahun
Jenis Kendaraan
2014 2015 2016 2017 2018
Aspal 239,62 161,63 161,28 164,86 162,66
Kerikil/Telford 0,00 4,32 4,49 4,49 5,94
Tanah 15,76 29,93 29,93 32,43 34,39
Beton 7,71 78,41 78,64 78,40 83,09
Total 263,09 274,29 274,32 280,17 286,08
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Pontianak
Pal V R4 = 60 0
Cempaka R4=110 132
Pasar Dahlia R4=60 1
Sumber: Dinas Perhubungan Kota Pontianak, 2018
Luas Jumlah
Nama Kapasitas
Lokasi Terminal Kendaraan
Terminal (Unit)
(m2) (Unit)
Terminal Jl. Khatulistiwa 9,134 R4 = 75 68
BatuLayang R6 = 150 75
Siantan Jl. Khatulistiwa 1,777 R4 = 67 28
b) Pengembangan E-Government
1.6. Tujuan dan Sasaran Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pontianak
Perencanaan wilayah dan pedesaan merupakan suatu proses, upaya, dan
tindakan secara terencana untuk meningkatkan kualitas masyarakat dan wilayah yang
merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Penyusunan Rencana Tata
Ruang Wilayah dimaksudkan untuk memberikan evaluasi Rencana Tata Ruang Kota
Pontianak 2013-2033 berdasarkan isu-isu yang berkembang saat ini dan merumuskan
konsep perencanaan untuk masa mendatang.
Adapun sasaran yang hendak dicapai melalui penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Pontianak adalah:
- Tersajinya data dan informasi wilayah Kota Pontianak yang akurat dan aktual.
- Terindentifikasinya potensi dan permasalahan wilayah Kota Pontianak, sebagai
masukan dalam proses penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Pontianak, termasuk kawasan perkotaan yang layak dibuat RTRW nya.
- Tersusunnya Rencana Tata Ruang di Kota Pontianak.
- Memberikan pedoman untuk penyusunan peraturan zonasi, pemberian advice
planning, pengaturan bangunan setempat dan dalam pemberian perijinan yang
- berkaitan dengan pemanfaatan ruang
1.7. Fungsi dan Manfaat Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pontianak
Fungsi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota ialah :
1.8. Kedudukan RTRW Kota dalam Sistem Penataan Ruang dan Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
Kedudukan RTRW kota dalam sistem penataan ruang dan sistem perencanaan
pembangunan nasional dapat dilihat pada Gambar berikut
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 17/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, dasar hukum penyusunan RTRW, profil
wilayah, guna lahan, kependudukan dan sumber daya manusia, potensi sumber daya
alam, bencana alam, dan ekonomi wilayah kota. Pada bab ini juga menjelaskan terkait
sistem transportasi, isu-isu strategis, tujuan, sasaran, fungsi, manfaat, kedudukan RTRW
serta sistematika penyusunan laporan.
a. Strategi pemantapan fungsi dan peran wilayah Kota sebagai Ibukota Provinsi
Kalimantan Barat, Pusat Kegiatan Nasional, dan salah satu kawasan strategis
provinsi.
b. Strategi pengembangan pusat-pusat pelayanan kota secara hirarkis.
Misi mengenai upaya – upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi
yang telah ditetapkan, maka misi yang merupakan agenda pokok pembangunan Kota
Pontianak selama lima tahun ke depan sebagai berikut :
1. Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Sehat, Cerdas dan
Berbudaya;
2. Menciptakan Infrastruktur Perkotaan yang Berkualitas dan Representatif;
A. Energi
- Pengembangan PLTU dengan energi berbasis baru dan terbarukan; dan
- Pengembangan PLTBm untuk memenuhi kebutuhan energi kota dan
mengurangi penggunaan batu bara sebagai sumber bakar bakal listrik.
Struktur ruang direncanakan dengan memerhatikan kondisi dan hasil analisis fisik
wilayah, karakteristrik struktur kota, bentuk kota, pola jaringan transportasi, dan
ketersediaan jaringan prasarana lainnya yang ada serta kemungkinan
perkembangannya hingga 20 tahun mendatang untuk mengintegrasikan seluruh
wilayah kota dan meningkatkan kemampuan pelayanan prasarana kota yang sampai
saat ini dirasa masih belum mencukupi.
Kawasan pusat pemerintahan dan pelayanan umum tingkat Kota dan Provinsi;
Kawasan Perdagangan dan Jasa yang tersebar di kota;
Kawasan Simpul-simpul transportasi kota seperti pelabuhan dwikora dan
pelabuhan nusantara nipah kuning, terminal antar kota antar Kabupaten di Batu
Layang dan sub-sub terminal dalam kota lainnya serta terminal internasional di
Sungai Ambawang dan Bandara Supadio di Kabupaten Kubu Raya yang cukup
mempengaruhi struktur ruang Kota Pontianak;
Kawasan pusat pendidikan dan olahraga skala regional;
Kawasan pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit Sudarso, Rumah Sakit
Antonius dan rumah sakit negeri maupun swasta lainnya di Kota Pontianak;
Kawasan permukiman yang mencakup fasilitas hunian serta fasilitas umum;
Kawasan industri dan pergudangan yang mana sebagian besar berlokasi di
tepian Sungai Kapuas; dan
Kawasan Budaya, Rekreasi dan Pariwisata.
Prinsip utama perumusan konsep pengembangan struktur ruang Kota Pontianak ialah
mengembangkan potensi yang ada dengan optimal dan memberikan inovasi dalam
1) Pusat pelayanan kota; melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional; Pusat
pelayanan kota merupakan pusat pelayanan ekonomi, sosial, dan/atau
administrasi yang melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional.
2) Subpusat pelayanan kota; melayani sub-wilayah kota; dan/atau Subpusat
pelayanan kota merupakan pusat pelayanan ekonomi, sosial, dan/atau
administrasi yang melayani sub wilayah kota; dan
3) Pusat lingkungan. Pusat lingkungan merupakan pusat pelayanan ekonomi, sosial
dan/atau administrasi lingkungan permukiman kota.