Anda di halaman 1dari 9

3.

3 RENCANA SISTEM PRASARANA KOTA LAINNYA


3.3.1 Sistem Jaringan Energi Listrik
Sistem Jaringan Energi Listrik sebagai alat penerangan merupakan kebutuhan
mendasar bagi masyarakat Kota Pontianak dan juga untuk menggerakan mesin-mesin secara
mekanis yang akan mempercepat proses produksi dalam kegiatan ekonomi di Kota
Pontianak.
Penyediaan sumber daya atau energi listrik di Kota Pontianak yang tersedia untuk
pelayanan perumahan, industry, Perkantoran, Bisnis, Sosial, dan pelanggan prabayar yang
dilakukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Berdasarkan data yang diperoleh dari PT.
PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat Area Pontianak, bahwa pada kondisi akhir tahun
2018 yakni Bulan Desember, ada sebanyak 692.982 pelanggan yang tercatat di PT. PLN. Hal
tersebut terus meningkat sebagai akibat dari dibukanya kawasan-kawasan permukiman baru,
peningkatan kegiatan perdagangan dan kegiatan perkotaan lainnya.
Untuk mencukupi kebutuhan listrik Kota Pontianak disuplay dari 2 pembangkit yaitu
12 unit pembangkit Sektor Kapuas dan 1 unit PLTD Siantan dan didistribusikan dengan
jaringan yang mengikuti pola jaringan jalan. Ketiga unit pembangkit tersebut dapat
menghasilkan 540.437.572,30 KWh produksi listrik. Kapasitas pelayanan yang ada dapat
dikatakan sudah memadai, hanya keterbatasan kualitas mesin pembangkit yang sering
mengakibatkan terjadinya pemadaman pada waktu-waktu tertentu.
Secara umum. kebutuhan listrik untuk rumah besar membutuhkan daya listrik sebesar
1300 watt dan untuk rumah sedang dan kecil membutuhkan daya listrik sebesar 900 watt.
Kebutuhan rumah tangga diperoleh dari total jumlah kebutuhan rumah tangga berdasarkan
jenis rumah, sedangkan fasilitas perdagangan dan perkantoran memiliki standar penggunaan
listrik 25% dari kebutuha rumah tangga, fasos fasum juga 25% dari kebutuhan rumah tangga.
Lampu penerangan jalan menghabiskan sekitar 10% dari kebutuan rumah tangga dan
kehilangan listrik mencapai 30% dari kebutuhan rumah tangga.
Atas dasar proyeksi kebutuhan listrik untuk periode lima tahunan ke depan, maka
dapat ditentukan kebutuhan energi listrik di Kota Pontianak seperti terlihat pada Tabel di
bawah ini.
Tabel Proyeksi Kebutuhan Listrik

Jenis Proyeksi Kebutuhan Listrik


Rumah 2020 2025 2030 2035 2040
Pontianak Selatan
Mewah 4.084.600 4.664.400 5.079.100 5.492.500 5.907.200
Jenis Proyeksi Kebutuhan Listrik
Rumah 2020 2025 2030 2035 2040
Menengah 5.654.700 6.458.400 7.031.700 7.606.800 8.179.200
Sederhana 8.482.500 9.687.600 10.548.000 11.408.400 12.268.800
Pontianak Tenggara
Mewah 2.198.300 2.446.600 2.623.400 2.800.200 2.975.700
Menengah 3.043.800 3.386.700 3.631.500 3.876.300 4.121.100
Sederhana 4.566.600 5.080.500 5.447.700 5.774.400 6.181.200
Pontianak Timur
Mewah 4.035.200 4.483.700 4.803.500 5.123.300 5.444.400
Menengah 5.586.300 6.207.300 6.651.000 7.094.700 7.538.400
Sederhana 8.379.900 9.311.400 9.976.500 10.641.600 11.306.700
Pontianak Barat
Mewah 6.011.200 6.656.000 7.117.500 7.579.000 8.040.500
Menengah 8.323.200 9.216.900 9.855.000 10.494.000 11.132.100
Sederhana 12.484.800 13.824.900 14.782.500 15.741.000 16.698.600
Pontianak Kota
Mewah 5.365.100 5.917.600 6.311.500 7.174.700 7.100.600
Menengah 7.429.500 8.193.600 8.739.900 9.286.200 9.831.600
Sederhana 11.144.700 12.290.400 13.109.400 13.928.400 14.747.400
Pontianak Utara
Mewah 4.084.600 4.664.400 5.079.100 5.492.500 5.907.200
Menengah 5.654.700 6.458.400 7.031.700 7.606.800 8.179.200
Sederhana 8.482.500 9.687.600 10.548.000 11.408.400 12.268.800
Sumber: Analisis Tim Penulis, 2020

Dalam penyediaan jaringan listrik kawasan perkotaan dirincikan sebagai berikut:


a) Disediakan jaringan listrik lingkungan dengan mengikuti hirarki pelayanan, dimana besar
pasokannya telah diprediksi berdasarkan jumlah unit hunian yang mengisi blok siap
bangun.
b) Disediakan tiang listrik sebagai penerangan jalan yang ditempatkan pada areal Rumija
(Ruang milik Jalan) pada sisi jalur hijau yang tidak menghalangi sirkulasi pejalan kaki di
trotoar. Penerangan jalan memiliki kuat penerangan 500 lux dengan tinggi > 5 meter dari
muka jalan;
c) Disediakan gardu listrik untuk setiap 200 KVA daya listrik yang ditempatkan pada lahan
yang bebas dari kegiatan umum;
d) Sedangkan untuk daerah dibawah tegangan tinggi sebaiknya tidak dimanfaatkan untuk
tempat tinggal atau kegiatan lain yang bersifat permanent karena akan membahayakan
keselamatan.
e) Beberapa gardu distribusi perlu dibangun di beberapa titik jalur distribusi utama yang
ditentukan sesuai kebutuhan. Sebaiknya penempatan gardu listrik ini disatukan dengan
lokasi taman lingkungan dengan memberikan sistem pengamanan yang memadai agar
tidak membahayakan penduduk. Jaringan listrik untuk memenuhi kebutuhan penduduk
yang terus berkembang di distribusikan mengikuti jaringan jalan yang ada.
Adapun dalam memenuhi rencana pengembangan jaringan listrik pada masa akan datang,
maka rencana pengembangan adalah sebagai berikut :
1. Perlu ditingkatkan pelayanan listrik kepada masyarakat dengan penambahan instalasi
listrik seperti gardu gardu-gardu listrik di setiap wilayah Kota Pontianak sehingga
kebutuhan listrik penduduk terpenuhi. Pengembangan energi listrik ditujukan untuk
menunjang kegiatan sosial, pendidikan dan peribadatan, perekonomian, dan
pelayanan umum untuk
mendukung pengembangan di kawasan budidaya dan penyebaran pusat-
pusat permukiman.
2. Perbaikan gardu yang sudah mulai tidak layak yang terletak di Kota Pontianak
digunakan untuk kedepannya.

3.3.2 SISTEM JARINGAN TELEKOMUNIKASI


Kulitas jaringan telekomunikasi di Kota Pontianak sudah baik dimana pada semua
wilayah sudah memiliki jangkauan jaringan telekomunikasi. Rencana pengembangan dan
pengadaan jaringan telekomunikasi di Kota Pontianak diarahkan menggunakan kabel telepon
dan menara transmisi bagi pengguna telepon selular yang sekarang ini sudah menjadi tren
dalam berkomunikasi. Arah perkembangan telekomunikasi saat ini berkembang meunju
penyediaan akses data dengan dukungan jaringan mobile phone yang lebih baik sejalan
dengan perkembangan teknologi 3G dan 4G. sehingga pengembangan telekomunikasi saat ini
lebih kepada penyediaan akses internet seluas mungkin untuk mempermudah akses layanan
informasi yang realtime.
Masyarakat kota Pontianak umumnya menggunakan telpon atau seluler. Kebutuhan
sarana prasarana jaringan telekomunikasi di Kota Pontianak saat ini disediakan oleh beberapa
perusahan yang bergerak di bidang telekomunikasi seperti Telkom Telkomsel, Indosat, XL, 3
dan perusahan lainya.
Dalam memenuhi rencana pengembangan jaringan telekomunikasi pada masa akan datang,
maka rencana pengembangan adalah sebagai berikut :
1.

3.3.3 SISTEM JARINGAN AIR BERSIH


Di dalam pemenuhan kebutuhan air bersih, belum semua masyarakat Kota Pontianak
memanfaatkan pelayanan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Hal ini
terjadi karena instalasi PDAM belum menjangkau seluruh wilayah Kota Pontianak dan atau
masyarakat tidak mau, tidak mampu memasang instalasi PDAM dikarenakan faktor ekonomi.
Untuk mencukupi kekurangan air bersih, kebiasaan hidup masyarakat Kota Pontianak
memanfaatkan air hujan, terutama untuk memasak dan minum. Sedangkan untuk kegiatan
mandi dan mencuci, masyarakat memanfaatkan air permukaan seperti air kolam dan air
sungai disamping menggunakan atau mengkonsumsi air ledeng (PDAM) sebagian
masyarakat juga menggunakan sumur atau air tanah untuk keperluan mandi dan mencuci,
dimana jarak dari septiktank dan sumur mata air yang digunakan untuk dikonsumsi rumah
tangga juga harus diperhatikan sehingga air buangan dari septiktank tidak rembes ke dalam
dan bercampur dengan air sumur resapan yang digunakan untuk meandi dan mencuci. Air
sumur yang digunakan untuk mencuci dan mandi juga harus perlu diperhatikan kualitas air
nya sehingga kesehatan masyarakat yang tinggagal dan dan menggunakan air dilikingkungan
tersebut akan terjaga kesehatan nya.
Gambar Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirta Khatulistiwa Pontianak

Sumber : RPJMD Kota Pontianak, 2014


Daerah pelayanan PDAM meliputi seluruh wilayah administrasi Kota Pontianak dan
sebagaian wilayah Kabupaten Kubu Raya di Kecamatan Sungai Raya Dalam, Sungai
Ambawang dan Sungai Kakap. Pembagian daerah pelayanan secara administratif terbagi
menjadi 3 wilayah yaitu: 1. Wilayah I meliputi Pontianak Barat dan Pontianak Kota 2.
Wilayah II meliputi Pontianak Selatan, Tenggaran dan sebagaian Kabupaten Kubu Raya 3.
Wilayah III meliputi Pontianak, Timur dan Utara serta sebagian Kabupaten Kubu Raya.
Kebutuhan air per orang per hari yang disesuaikan dengan standart serta kriteria pelayanan
berdasarkan pada kategori kota. Standar 1 jiwa adalah 125 liter/hari.
Dalam memenuhi rencana pengembangan prasarana air bersih pada masa akan datang, maka
rencana pengembangan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan cakupan wilayah pelayanan air bersih di Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) untuk seluruh wilayah Kota Pontianak. Dengan strategi penambahan
jumlah sambungan pipa air bersih ke unit-unit rumah dan pengembangan jaringan
perpipaan baru.
2. Peningkatan pelayanan air bersih sistem perpipaan dengan cara pengembangan
sumber air baku baru.
3. Pengadaan sumur resapan untuk menjaga ketersediaan air bersih dan mengurangi
pengambilan air tanah secara besar-besaran, dengan memperhatikan dan
mempertahankan daya tampung sumur resapan yang ada.
4. Distribusi air bersih melalui truk tangki yang didistribusikan terutama musim
kemarau, yang dikelola dalam wadah koperasi swadaya masyarakat (masyarakat
mengadakan, mengelola demand dan supply air bersih secara swadaya).
5. Menurunkan tingkat kebocoran pipa air di Kota Pontianak yang dimana saat ini
tingkat kebocoran air di Kota Pontianak masih cukup tinggi. Tingkat kebocoran yang
cukup tinggi mengurangi kuantitas air yang diterima oleh pelanggan dalam jumlah
yang cukup signifikan.
3.3.4 SISTEM JARINGAN PERSAMPAHAN
Volume sampah yang dihasilkan di Kota Pontianak berasal dari kegiatan rumah tangga
(domestik) dan berasal dari kegiatan fasilitas sosial, perkantoran, pasar, pertokoan dan
kegiatan lainnya (non domestik). Sebagai kota dengan tingkat ur perilaku penduduk dalam
menghasilkan sampah perkotaan relative besar.

Dalam memenuhi rencana pengembangan sistem jaringan persampahan pada masa akan
datang, maka rencana pengembangan adalah sebagai berikut :
1. Penambahan jumlah TPS sehingga dapat memperluasjangkauan pelayanan;
2. 2. Pengembangan usaha daur ulang sampah, kertas dan plastik (sampah
3. kering);
4. 3. Pembuatan dan pengelolaan TPS 3R;
5. 4. Peningkatan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam menjaga
6. kebersihan lingkungan;
7. 5. Penambahan sarana pengangkutan dan petugas persampahan;
8. 6. Pengomposan sampah-sampah organik dan pembangunan fasilitas tempat
9. pemisahan jenis sampah organik dan anorganik yang dilakukan oleh
10. masyarakat mulai dari rumah-rumah sampai tempat-tempat umum, dimana
11. pemerintah menyediakan sarana tong sampah untuk memilah-milah sampah
12. tersebut.
3.3.5 SISTEM JARINGAN DRAINASE
Seluruh wilayah di Kota Pontianak telah dilayani oleh saluran drainase yang melayani 6
kecamatan dan 29 kelurahan. Saluran drainase tersebut baik berupa saluran drainase Primer,
Sekunder maupun drinase Lingkungan.
Nama Panjang Lebar Kedal Volume Curah
No Analisis
Sungai/Parit (m) (m) aman (m3) Hujan
1. 4366.95 8 3 Rata-rata Kondisi geografis
104806,824
Parit Bansir 1 curah Hujan Kota Pontianak
2. 1672.72 8 3 pertahun di berpotensi
40145,448
Parit Besar 7 Kota munculnya daerah
3. 5682.08 8 3 Pontianak genangan dan
136370,136 ialah banjir. Secara
Parit Tokaya 9
4. Sungai 5471.92 202,9 12 13325671,9 6.226.000,1 umum, sistem
Kapuas Kecil 6 4 5 9 m3 makro drainase
5. 4045.02 5 2 Kota Pontianak
40450,23 adalah Sungai
Parit Bangka 3
6. Parit Haji 3823.23 6 3 Kapuas dan
68818,194 Sungai Landak
Husin 3
7. Sungai Raya 4589.85 12 2.6 143203,32 sebagai badan air
8. Parit Bating 0 penerima atau
9. Parit Daeng 183.438 4 1 saluran
733,7524 pembuangan
Lasibek 1
10. 425.844 6 2 akhir. Pada saat
5110,1352 ini, saluran-
Parit Jepon 6
11. Parit Kongsi 0 saluran utama
12. Parit 461.309 4 2 tersebut memiliki
3690,476 peran sekaligus
Langgar 5
sebagai
13. 1567.95 5 3
23519,28 pembuangan air
Parit Mayor 2
hujan. Saluran
14. Parit 765.321 4 2 6122,5752
parit dan sungai
Pangeran 9
yang telah
Pati
Nama Panjang Lebar Kedal Volume Curah
No Analisis
Sungai/Parit (m) (m) aman (m3) Hujan
15. Parit 1959.52 5 2
19595,27
Semerangkai 7
16. Parit
0
Tambelan
17. Parit Wan 370.214 3 1
1110,6447
Bakar Kapur 9
18. Parit 2125.44 6 3
38257,974
H.Yusuf 3
19. Parit Jalil 256.068 3 1 768,204
20. 951.176 4 2
7609,4096
Parit Norman 2
21. Sungai 455.053 9 6
24572,8836
Kapitan 4
22. Sungai 632.721 10 6
37963,314
Jenggot 9
23. Parit Sungai 6175.05 12 5
370503,36
Jawi 6
24. Parit Sungai 5294.13 6 3
95294,358
Bangkong 1
25. Parit Sungai 1897,76 22 10
417340
Kakap
26. Sungai 3777.35 4 2
Nipah 5 30218,84
Kuning
terbentuk, perlu
27. Parit Sungai 7197.45 16 10
1151592,96 ditata dan dijaga
Kapuas 6
dengan maksud
28. 904.984 5 3
13574,7675 untuk
Parit Labala 5
menciptakan
29. Sungai Serok 2260.81 11 5 124344,55 keseimbangan
30. 1664.31 4 2 antara volume air
13314,496
Parit Tengah 2 larian (run off)
31. Sungai 2389.35 13 7 dengan kapasitas
217431,032
Beliung 2 badan air tersebut.
32. Sungai 5029.19 12 7 Di daerah-daerah
422452,212
Selamat 3 yang tidak dilalui
33. 2376.31 6 2 parit/sungai perlu
28515,804
Parit Jawa 7 dibangun saluran-
34. Parit 703.957 5 2 saluran air hujan
7039,571
Makmur 1 buatan menuju ke
35. 5969.77 3 1 parit atau sungai
17909,319
Parit Malaya 3 terdekat.
36. 4548.02 10 5
295621,755
Parit Nanas 7
37. Parit 4321.06 5 3 Berdasarkan hasil
64815,915
Pangeran 1 analisis yang
38. Parit Sungai 3001.01 5 2 dilakukan,
30010,14
Kunyit 4 didapatkan bahwa
Nama Panjang Lebar Kedal Volume Curah
No Analisis
Sungai/Parit (m) (m) aman (m3) Hujan
39. Parit Sungai 2172.71 6 3
39108,888
Putat 6
40. Parit Sungai 5854.61 6 4
140510,712
Sahang 3
41. Parit Sungai 1172.37 5 3
17585,61
Selamat 4
42. Parit Wan 3023.08 4 2
24184,656
Salim 2
43. Parit Pak 2018.63 4 2
16149,08
Kacong 5
44. Sungai 2425.96 4 2
19407,744
Durhaka 8
45. 1925.87 4 2
15406,992
Pari Lie 4
46. 272.300 2 1
544,6006
Parit Belanda 3
47. 385.106
4 2
3080,8512
Parit Cekwa 4
48. Sungai
0
Pandan
49. Parit 1802.78 6 2
21633,42
Pangeran II 5
50. Sungai 4600,833 220,56 13 13191876,4
Landak 4
51. Sungai 7197,456 535,98 15
57865387
Kapuas Besar
TOTAL VOLUME PARIT, SUNGAI DI KOTA 4.300.439,7
PONTIANAK 04

Rencana Sistem Jaringan Drainase di Kota Pontianak meliputi:


a. Sistem Saluran Primer Saluran primer adalah saluran yang menerima
masukan aliran dari saluran-saluran sekunder. Saluran primer relatif
besar sebab letak saluran paling hilir. Aliran dari saluran primer
langsung dialirkan ke badan air.
b. Sistem Saluran Sekunder Saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi
menerima aliran air dari saluran-saluran tersier dan meneruskan aliran
ke saluran primer.
c. Sistem Saluran Tersier Saluran drainase yang menerima aliran air
langsung dari saluran-saluran pembuangan rumah-rumah. Umumnya
saluran tersier ini adalah saluran kiri kanan jalan perumahan.
Dalam memenuhi rencana pengembangan sistem jaringan drainase pada masa akan datang,
maka rencana pengembangan adalah sebagai berikut :
1.

Anda mungkin juga menyukai