Teori
Teori
Dalam praktek pembelajaran, teori kognitif antara lain tampak dalam rumusan-
rumusan seperti : “Tahap-tahap Perkembangan” yang dikemukakan oleh Tokoh-tokoh Teori
Kognitif ini ialah :
Menurut Jean Piaget, bahwa proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
a. Asimilasi
proses penyatuan (pengintegrasian) informasi baru ke struktur kognitif yang
sudah ada dalam benak siswa. Contoh, bagi siswa yang sudah mengetahui prinsip
penjumlahan, jika gurunya memperkenalkan prinsip perkalian, maka proses
pengintegrasian antara prinsip penjumlahan (yang sudah ada dalam benak siswa),
dengan prinsip perkalian (sebagai informasi baru). “Artinya, dengan asimilasi,
siswa menggunakan konsep-konsep yang telah mereka punyai untuk berhadapan
dengan fenomena yang baru”
b. Akomodasi
penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Contoh, jika siswa
diberi soal perkalian, maka berarti pemakaian (aplikasi) prinsip perkalian tersebut
dalam situasi yang baru dan spesifik. “artinya, dengan akomodasi siswa mengubah
konsepnya yang tidak cocok lagi dengan fenomena baru yang mereka hadapi.
Akomodasi disebut juga perubahan konsep secara radikal”.
Supaya terjadi perubahan akomodasi(secara radikal) harus dibutuhkan empat
syarat; (1) harus ada ketidakpuasan terhadapa konsep yang telah ada. (2) konsep
yang baru haru bisa dimengerti, rasional, dan dapat memecahkan persoalan. (3)
konsep yang baru harus masuk akal, dan juga konsisten dengan teori-teori
pengatahuan sebelumnya. (4) konsep baru harus berdaya guna bagi perkembangan
peneltian dan penemuan baru.
c. Equilibrasi (penyeimbangan)
penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Contoh, agar
siswa tersebut dapat terus berkembang dan menambah ilmunya, maka yang
bersangkutan menjaga stabilitas mental dalam dirinya yang memerlukan proses
penyeimbangan antara “dunia dalam” dan “dunia luar.
Menurut Piaget, equilibrasi yang baik memiliki kemampuan untuk menata berbagai
informasi dengan baik, jerneih dan logis. Sebaliknya equilibrasi yang buruk akan cenderung
menyimpan informasi kurang teratur, mrmpunyai alur berpikir ruwet, tidak logis dan berpikir
berbelit-belit.
Piaget membagi tahap-tahapa perkembangan kognitif ini menjadi empat yaitu:
Anak sudah dapat memahami objek-objek secara sempurna, sudah dapat mencari
benda yang dibutuhkannya walaupun ia tidak melihatnya. Sudah memiliki
kemampuan berbahasa (dengan kata-kata pendek).
Anak sudah mulai melakukan operasi dan berpikir rasional, mampu mengambil
keputusan secara logis yang bersifat konkret, mampu mepertimbangkan dua aspek
misalnya bentuk dan ukuran. Adanya keterampilan klasifikasi-dapat menggolongkan
benda-benda ke dalam perangkat-perangkat dan penalarannya logis dan bersifat tidak
abstrak (tidak membayangkan persamaan aljabar).
a. Dapat menyediakan suatu kerangka kenseptual untuk materi belajar yang akan di
pelajari oleh siswa.
b. Dapat berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antara yang sedang
dipelajari siswa saat ini dengan apa yang akan dipelajari siswa, sedemikian rupa,
c. Sehingga membantu siswa untuk memahami bahan belajar secara lebih mudah.
Untuk mengatasi persoalan diatas, maka ausubel mengisyaratkan kepada para guru
sebegai berikut :
Dapat disimpulkan bahwa teori belajar kognitif menurut bruner adalah belajar akan
berjalan dengan baik dan anak akan cendrung lebih kreatif jika guru dapat meberikan
siswa kesempatan dalam mengembangkan bahasa dan juga mengembangkan dirinya
agar ia dapat menemukan konsep, teori, pengetahuan, pemahaman dari apa-apa yang
ia lihat dilingkungannya.
a. Siswa akan lebih mudah mengingat dan memahami sesuatu apabila pelajaran
tersebut disusun berdasarkan pola logika tertentu,
b. Penyusunan materi pelajaran harus dari yang sederhana ke yang rumit.
c. Belajar dengan memahami lebih baik daripada menghafal tanpa pengertian.
d. Adanya perbedaan individual pada siswa harus diperhatikan, karena factor ini
sangat mempengaruhi proses belajar siswa.
5. Kritik terhadap Teori Kognitif
Beberapa kritik terhadap teori kognitif adalah sebagai berikut:
a. Teori kognitif ini, terutama teori yang dikembangkan oleh piaget, sering di kritik
karena suka dipraktekkan.
b. Beberapa konsep tertentu yang mendasari teori ini seperti: 1. Intelegensi, 2.
Belajar, 3. Pengetahuan.
Teori Humanistik
Teori ini sangat menekankan pentingnya “isi” dari pada proses belajar. Pada
kenyataannya teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam
bentuk yang paling ideal.
Dalam praktek, teori ini antara lain terwujud dalam pendekatan yang di usulkan oleh
Ausubel yang disebut dengan “belajar bermakna” atau meaningful learning. Teori ini juga
terwujud dalam teori Bloom dan Krathwohl dalam bentuk taksonomi Bloom yang terkenal
dalam dunia pendidikan sampai sekarang. Selain itu empat tokoh lain yang termasuk dalam
kubu teori ini adalah Kolb, Honey dan Mumford, serta Habermas.
Dalam teori ini, Bloom dan Krathwohl menunnjukan apayang mungkin dikuasi oleh
peserta didik, tercakup dalam tiga kawasan atau rana, yaitu:
Menurut Kolb, siklus belajar menurut teori ini terjadi berkeseinambungan dan
berlangsung diluar kesadaraan si pelajar.
Dari berbagai teori belajar yang ada, Bulgelski mengindentifikasi beberapa puluh
prinsip kemudian dipadatkan menjadi empat prinsip dasar yang dapat diterapkan oleh parah
guru dalam melaksanakan tugas mengajar, yaitu:
1. Untuk belajar siswa harus mempunyai perhatian dan responsive terhadap materi yang
akan diajarkan.
2. Semua proses belajar memerlukan waktu, dan untuk suatu waktu tertentu hanya dapat
dipelajari sejumlah materi yang sangat terbatas.
3. Didalam diri oeang yang sedang belajar selalu terdapat suatu alat pengatur internal
yang dapat menyetrom motivasi serta menentuakan sejauh mana dan dalam bentuk
apa seseorang bertindak suatu situasi tertentu.
4. Pengatahuan tentang hasil yang diperoleh didalam proses belajar merupakan factor
penting senagai pengontrol.