RIDHO HARIRI
NIM : 2016210461
MATKUL : HUKUM KOMERSIAL B1
Jawaban!
1. a. Cara memindahtangankan atau mengalihkan surat berharga CEK tergantung klausula
yang ada di dalamnya. Sebagaimana telah diketahui, bahwa surat berharga CEK
termasuk sebagai benda bergerak yang tidak berwujud. Sebagai benda bergerak yang
tidak berwujud, surat berharga CEK juga mengandung salah satu klausula dari tiga
klausula yang ada, yaitu klausula aan toonder (atas tunjuk), klausula aan order (atas
pengganti). Apabila berklausula aan toonder maka peralihannya dengan cara peralihan
langsung, dari tangan ke tangan atau peralihan nyata. Apabila berklausula aan order,
maka peralihannya dengan cara endosemen. Dan cara peralihan cessie digunakan apabila
surat tersebut berklausula op naam (atas nama).
Untuk cek yang diterbitkan dan dibayarkan di Indonesia, harus diunjukkan dalam
tenggang waktu 70 hari, sejak tanggal penerbitannya (Pasal 206 KUHD) ditambah 6
bulan tenggang waktu sebelum kadaluwarsa (Pasal 229 KUHD).
b. Peraturan-peraturan Bank Indonesia No. 18/41/PBI/2016 tentang Bilyet Giro tanggal
berlaku 1 April 2017:
1) Peraturan Bank Indonesia (PBI) ini mencabut Surat Keputusan Direksi No.
28/32/SK/KEP/Dir tanggal tanggal 4 Juli 1995 tentang Bilyet Giro.
2) Penerbitan PBI ini dimaksudkan untuk meningkatkan perlindungan bagi pengguna
Bilyet Giro dan meningkatkan integritas penggunaan Bilyet Giro untuk memitigasi
risiko penyalahgunaan, serta menjamin keamanan serta kepastian penggunaan
Bilyet Giro.
3) Pokok-pokok pengaturan dalam PBI ini meliputi:
Penegasan Bilyet Giro bukan sebagai surat berharga namun sebagai alat
pembayaran non tunai berbasis warkat melalui pemindahbukuan.
Penyempurnaan pengaturan syarat formal antara lain dengan menambahkan
tanggal efektif sebagai syarat formal dan kewajiban pengisian syarat formal
secara lengkap oleh penarik pada saat penerbitan.
Penyesuaian masa berlaku Bilyet Giro yang semula 70 (tujuh puluh) hari sejak
tanggal penarikan ditambah 6 (enam) bulan menjadi hanya 70 (tujuh puluh) hari
sejak tanggal penarikan.
Memberikan kewenangan kepada Bank Tertarik (Bank penerbit Bilyet Giro)
untuk melakukan penahanan warkat dan penundaan pembayaran paling lama 1
(satu) hari kerja berikutnya terhadap Bilyet Giro yang diduga palsu atau
dimanipulasi.
Pemenuhan standar keamanan dan spesifikasi Bilyet Giro yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia.
Penegasan kewajiban Bank Tertarik, Penarik, Pemegang, dan Bank Penerima
dalam penggunaan Bilyet Giro.
Pengaturan mengenai kewajiban bank untuk menolak Bilyet Giro yang diduga
diisi oleh pihak selain Penarik.
2. a. Pendaftaran Merek sangat penting sekali untuk dilakukan, karena dengan begitu
Merek yang akan kita gunakan dalam kegiatan perdagangan dan jasa akan
mendapatkan perlindungan Hukum dan Permohonan perpanjangan sebagaimana
dimaksud di atas diajukan secara elektronik atau nonelektronik dalam bahasa
Indonesia oleh pemilik Merek atau Kuasanya dalam jangka waktu 6 (enam)
bulan sebelum berakhirnya jangka waktu pelindungan bagi merek terdaftar tersebut
dengan dikenai biaya.
b. Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang
teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan
usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang. Perlindungan
Rahasia Dagang tidak memiliki batas waktu perlindungan sebagaimana paten. Jangka
waktu perlindungan paten dibatasi, hanya diberikan selama 20 tahun dan setelah masa
perlindungan lewat, penemuan menjadi milik umum (public domain). Sebaliknya,
sebuah rahasia dagang tidak ada batas waktu perlindungan. Selama pemiliknya
menjaga rahasia dagangnya dari akses publik, selama itu pula rahasia dagangnya
terlindungi
3. a. Supaya para konsumen bias mengetahui isi kandungan yang ada di dalam kemasan
dan harus sesuai aturan dari Negara bila tidak mencantumkan isi dan kandungan
komposisi bahan bias melanggar hokum dan bisa di tindak pidana para pelaku usaha
yang nakal semua sudah ada di undang-undang nomor 18 tahun 2012 tentang pangan
b. Tempat Penyelesaian Sengketa Perlindungan Konsumen
1) Penyelesaian Sengketa di Pengadilan Sengketa konsumen yang
diselesaikan di Pengadilan mengacu pada ketentuan peradilan umum.
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU
PK) mengatur pemilihan penyelesaian sengketa baik diluar maupun di
pengadilan tergantung dari kesepakatan para pihak. Pada umumnya, proses
beracara sengketa perlindungan konsumen di pengadilan dapat berupa
gugatan perorangan biasa, gugatan sederhana, class action atau gugatan
yang diajukan lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat dan
pemerintah/instansi terkait. Jenis gugatan ini tergantung pada siapa yang
dirugikan, jumlah orang yang dirugikan dan besarnya kerugian yang
ditimbulkan.
2) Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan UU No. 8 Tahun 1999
memberikan kewenangan kepada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
(BPSK) untuk menyelesaikan sengketa konsumen di luar pengadilan.
Penyelesaian sengketa konsumen melalui BPSK dilakukan dengan cara
mediasi, arbitrase atau konsiliasi.
4. a. Dalam hal ini pemerintah berupaya untuk mencegah adanya praktek monopoli dan
persaingan usaha tidak sehat dengan mengeluarkan UU no. 5 tahun 1999 tentang larangan
praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
b. karena sangan berpotensi adanya korupsi di bagian” tersebut oleh karena itu dilarang
merangkap jabatan.