Anda di halaman 1dari 4

NAMA RAHMAWATI

PAPER :

1. Dukungan sosial dan cultural yang dibutuhkan lansia saat menjalani proses
menua 2
2. Hubungan demografi dan populasi terhadap kesejahteraan lansia
3. Pola hidup sehat yang perlu dipahami lansia ( nutrisi, aktivitas, tidur dll)
4. Perubahan fungsi biologis, perubahan psikologis dan sosial yang dapat di
prediksi dan dapat diantisipasi

A. PENDAHULUAN
Pada abad millenium ini terjadi salah satu fenomena kependudukan,
yaitu peningkatan jumlah lansia. Aspek ekonomi dan sosial dari populasi yang
menua ini sering disebut rasio ketergantungan usia tua yaitu, rasio mereka
yang 65 tahun ke atas lebih banyak dibandingkan mereka yang berusia 15-64
tahun (Eshkoor et al, 2015). Proporsi penduduk usia muda atau di bawah 15
tahun mengalami perubahan menjadi mengecil walaupun jumlahnya masih
bertambah. Kemajuan pembangunan sebagai bagian dari proses transisi
demografi diyakini sebagai faktor signifikan terjadinya perubahan struktur
penduduk (McDonald, 2015). Usia harapan hidup merupakan salah satu
indikator keberhasilan program pemerintah seperti, meningkatkan
kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat
kesehatan pada khususnya, namun disatu sisi bertambahnya usia harapan
hidup akan menimbulkan berbagai masalah (Rammohan & Magnani, 2015).

B. KAJIAN TEORI

Dukungan sosial dan spiritual dengan kebahagiaan lansia di Panti Jompo


Sabai Nan Aluih Sicincin. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata dukungan
sosial lansia di Panti Jompo Sabai Nan Aluih 21,23, SD = 3,548. Skor rata-
rata dukungan spiritual 47,83, SD = 4,427. Rerata skor kebahagiaan 63,01
dengan SD = 4,804. Analisis bivariat menggunakan uji Korelasi Pearson
Product Moment didapatkan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial
dengan kebahagiaan lansia, (p = 0,001), korelasi spiritual dan kebahagiaan
lansia (p = 0,000). Kesimpulan: Oleh karena itu, diharapkan pihak panti jompo
lebih memperhatikan kesehatan spiritual responden, dengan menyediakan
media seperti televisi untuk menonton acara acara TV spiritual tertentu
setelah shalat subuh agar diharapkan hasil yang positif diharapkan.
Dari segi prosentase jumlah lansia wanita yang tidak bekerja lebih banyak
(54,2%) daripada lansia wanita yang bekerja (45,7%). Secara teori lansia
yang tidak bekerja diharapkan mampu menikmati hidup dan meningkatkan
kualitas hidupnya, namun dalam penelitian ini jumlah lansia wanita tidak
bekerja dengan kualitas hidup yang buruk lebih banyak daripada lansia
wanita yang bekerja. Sehingga hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara pekerjaan dengan kualitas hidup lansia(9) Secara garis besar
penelitian ini menemukan lansia wanita berumur diatas 75 tahun, lansia
wanita yang tinggal sendiri, lansia wanita yang berstatus sebagaikepala
keluarga, lansia wanita yang berstatus sebagai janda dan lansia yang tidak
bekerja terdapat kecenderungan untuk memiliki kualitas hidup yang buruk.
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi pola hidup sehat pada Lansia:
Mengurangi konsumsi gula : konsumsi gula yang berlebihan akan dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit seperti DM, atau obesitas.
Membatasi mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan asam urat.
Peningkatan asam urat dapat memberikan nyeri pada persendian. Makanan
yang tinggi kandungan asam uratnya atau zaat purin adalah emping
( melinjo), kacang-kacangan, Jeroan (Organ hewan/Isi perut), alkohol,
sardencis, daging merah, dll. Membatasi makanan yang mengandung lemak
dan banyak makan sayur-sayuran dan buah-buahan sebagai sumber vitamin.
(https://kebutuhan-asupan-nutrisi-pada-lanjut). Lemak dapat meningkatkan
kadar kolesterol dalam darah dan berakibat penyempitan pada pembuluh
sehingga menimbulkan penyakit hipertensi stroke, penyakit jantung koroner.
Makanan yang mengandung lipid atau lemak yaitu telur puyuh, keju, kepiting-
udang, cumi, susu, sarden.
Lansia harus terus aktif ( organisasi, social, berkarya, hobi, olah raga )
jalanjalan minimal 1-2 kali dalam minggu, selama ½ – 1 jam atau sesuai
dengan kemampuan tetapi harus dilakukan secara teratur dan terus menerus.
Olah raga lain juga bisa dilakukan seperti senam atau lari ditempat, berenang,
bersepeda atau sesuai hobi dari lansia itu sendiri tetapi harus sesuai dengana
kemampuan lansia.
Istirahat yang cukup sangat di butuhkan dalam tubuh kita. Orang lansia harus
tidur lima sampai enam jam sehari. Banyak orang kurang tidur jadi lemas,
tidak ada semangat, lekas marah, dan stress. Bila kita kurang tidur
hendaknya di isi dengan ekstra makan.Dan bila tidur terganggu perlu
konsultasi ke dokter.Hobi untuk menonton televisi boleh saja, tapi jangan
sampai larut malam dan memeriksakan kesehatan secara teratur yaitu
minimal 6 bulan sekali bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun jangan
menunggu adanya gejala. (Arisman,2003)
Teori Biologis Teori biologis berfokus pada proses fisiologi dalam kehidupan
seseorang dari lahir sampai meninggal dunia, perubahan yang terjadi pada
tubuh dapat dipengaruhi oleh faktor luar yang bersifat patologi. Proses menua
merupakan terjadinya perubahan struktur dan fungsi tubuh selama fase
kehidupan. Teori biologis lebih menekan pada perubahan struktural sel atau
organ tubuh termasuk pengaruh agen patologis.
b. Teori Psikologi (Psycologic Theories Aging) Teori psikologi menjelaskan
bagaimana seorang merespon perkembangannya. Perkembangan seseorang
akan terus berjalan walaupun seseorang tersebut telah menua. Teori
psikologi terdiri dari teori hierarki kebutuhan manusia maslow (maslow’s
hierarchy of human needs), yaitu tentang kebutuhan dasar manusia dari
tingkat yang paling rendah (kebutuhan biologis/fisiologis/sex, rasa aman,
kasih saying dan harga diri) sampai tingkat paling tinggi (aktualisasi diri).
Teori individualisme jung (jung’s theory of individualisme), yaitu sifat manusia
terbagi menjadi dua, yaitu ekstrover dan introver. Pada lansia akan
cenderung introver, lebih suka menyendiri. Teori delapan tingkat
perkembangan erikson (erikson’s eight stages of life), yaitu tugas
perkembangan terakhir yang harus dicapai seseorang adalah ego integrity vs
disappear. Apabila seseorang mampu mencapai tugas ini maka dia akan
berkembang menjadi orang yang bijaksana (menerima dirinya apa adanya,
merasa hidup penuh arti, menjadi lansia yang bertanggung jawab dan
kehidupannya berhasil).
d. Teori Sosial Teori social dikemukakan oleh Lemon (1972) yang meliputi
teori aktivitas (lansia yang aktif dan memiliki banyak kegiatan sosial), teori
pembebasan (perubahan usia seseorang mengakibatkan seseorang menarik
diri dari kehidupan sosialnya) dan teori kesinambungan (adanya
kesinambungan pada siklus kehidupan lansia, lansia tidak diperbolehkan
meninggalkan peran dalam proses penuaan).

C. DAFTAR PUSTAKA

The Social and Spiritual Support as Correlated Determinants of Elderly


Happiness in Nursing Home : Vol 1 No 1 (2018): Elevate, The International
Journal of Nursing Education, Practice and Research

Published Jul 1, 2018 DOI https://doi.org/10.25077/elevate.1.1.14-21.2018

DINAMIKA DEMOGRAFIS DAN KUALITAS HIDUP LANSIA WANITA:


SUATU KAJIAN PENERIMA PKH DI KABUPATEN MADIUN:
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/7362-Article%20Text-5361-1-10-
20190724.pdf

PENYULUHAN KESEHATAN POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA DI PANTI


TRESNA WERDHA NATAR LAMPUNG SELATAN: JURNAL KREATIVITAS
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN: 2615-0921 E-ISSN:
2622-6030 VOLUME 3, NOMOR 1, APRIL 2020] HAL 113-118
https://core.ac.uk/download/pdf/322563551.pdf

Anda mungkin juga menyukai