Anda di halaman 1dari 6

KOMUNIKASI EFEKTIF PADA IBU MENYUSUI

DISUSUN OLEH KELOMPOK :

1. MALITA INTAN
2. MERYANTI GULTOM
3. NAMI IRSANI
4. NURFIDA
5. NURUL HASANAH
6. PADILAH
7. PASKARIA SINAGA
8. RISMA ALPURI
9. SUKMA ADEN NURINTAN
10.SUCI WULANDARI
11.SITI ERFIKA
12.RIZKI HAFIFAH
13.SALSA BELA SAPIRA
14.TISA BORU RAJAGUKGUK

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN (UIM)

2020
Di negara maju maupun negara berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu
banyak tertuju pada masa kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya justru
merupakan kebalikannya, oleh karena risiko kesakitan dan kematian ibu serta bayi lebih sering
terjadi pada masa pasca persalinan. Keadaan ini terutama disebabkan oleh konsekuensi ekonomi,
di samping ketidak tersediaan pelayanan atau rendahnya peranan fasilitas kesehatan dalam
menyediakan pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas. Rendahnya kualitas pelayanan
kesehatan juga menyebabkan rendahnya keberhasilan promosi kesehatan dan deteksi dini serta
penatalaksanaan yang adekuat terhadap masalah dan penyakit yang timbul pada masa
pascapersalinan. Oleh karena itu, pelayanan pascapersalianan harus terselenggara pada masa
nifas atau puerperium untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya
pencegahan, deteksi dini pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta
pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu.
Bantuan konseling pada ibu nifas meliputi adaptasi padfa masa nifas, teknik menyusui dan
perawatan payudara atau manajemen laktasi.

Pemahaman klien terhadap keadaan dirinya perlu memperoleh bantuan, hal tersebut
karena klien masih dalam keadaan lelah akibat persalinan, adanya perasaan nyeri setelah
bersalin, engorgement, proses involusi, proses lokhea, laktasi. Pelaksanaan asuhan kebidanan
dengan rawat gabung (rooming in) yang artinya pelaksanaan rawat gabung ibu dan bayinya.
Dalam keadaan tersebut, ibu diajak untuk mulai memperhatikan bayinya dan mulai melakukan
kedekatan antar ibu dan bayinya. Dalam proses konseling, bidan sebagai konselor harus mampu
mendengarkan klien dan melaksanakan bimbingan dan pelatihan kepada ibu dalam rangka
memandirikan ibu dalam rangka merawat dan memenuhi kebutuhan bayinya. Bidan memeriksa
keadaan fundus uteri dengan penuh kelembutan perabaan serta melakukan komunikasi dengan
klien dan menerima segala keluhan klien. Bidan membimbing klien dalam melaksanakan proses
menyusui yang baik pada proses rawat gabung. Bidan mencontohkan cara memegang bayi
dengan kasih sayang pen
Pengertian Masa Nifas Masa nifas (puerperium) berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya
bayi dan parous yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah melahirkan. Masa nifas
adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta serta selaput yang diperlukan untuk
memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6
minggu . Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas 6-8 minggu .Tujuan
masa nifas antara lain :

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis

2. Mendeteksi masalah, mengobati dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya

Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan
manfaat menyusui, imunisasi, serta perawatan bayi sehari-hari Memberikan pelayanan KB .
Tahapan Masa Nifas Tahapan masa nifas terdiri dari: 1. Periode immediate postpartum Masa
segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terdapat banyak
masalah, misalnya pendarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus
melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokia, tekanan darah, dan suhu. Periode
early post partum (24 jam 1 minggu) Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam
keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup
mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik. Periode lat post
partum (1 minggu 5 minggu) Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan
pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB. Kunjungan masa nifas terdiri dari empat kunjungan
yaitu: Kunjungan pertama Kunjungan pertama yaitu dilakukan pada waktu 6-8 jam setelah
persalinan dengan tujuan :

a. Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas karena persalinan atonia uteri.

b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan memberikan rujukan bila perdarahan
berlanjut.

c. Mendirikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d. Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu.

e. Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

f. Menjaga agar bayi tetap hangat dan sehat dengan cara mencegah hipotermia.

Kunjungan kedua Kunjungan yang kedua yaitu dilakukan pada waktu enam hari setelah
persalinan dengan tujuan:

a. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilikus,
tidak adanya perdarahan abnormal dan tidak ada bau.

b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau kelainan pasca melahirkan, seperti
perdarahan abnormal.

c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.

d. Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tanda-tanda penyulit.

 e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat, dan
bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat.

Kunjungan yang ketiga yaitu dilakukan pada waktu dua minggu setelah persalinan dengan tujuan
yang sama seprti kunjungan yang dilakukan pada waktu enam hari setelah melahirkan yaitu:

a. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus,
tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau.

b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau kelainan pasca melahirkan.

c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.

d. Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tanda-tanda penyulit.
e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat, dan
bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat.

Kunjungan ke empat Kunjungan yang keempat yaitu dilakukan setelah enam minggu persalinan
dengan tujuan:

a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami ibu atau bayinya.

b. Memberikan konseling untuk KB secara dini.

Komplikasi Pada Masa Nifas Komplikasi pada masa nifas, antara lain:

1. Infeksi masa nifas

2. Perdarahan dalam masa nifas

3. Infeksi saluran kemih

4. Masalah dalam pemberian ASI

a. Putting susu lecet

b. Payudara bengkak

c. Saluran susu tersumbat

d. Mastitis

e. Abses payudara

Kebutuhan ibu pada masa nifas antara lain :

1. Kebutuhan nutrisi dan cairan

2. Kebutuhan ambulasi Kebutuhan eliminasi


a. Buang air kecil

b. Buang air besar

3. Kebutuhan personal hygiene

4. Kebutuhan istirahat dan tidur

5. Kebutuhan aktivitas seksual

Bantuan konseling pada ibu nifas meliputi adaptasi padfa masa nifas, teknik menyusui dan
perawatan payudara atau manajemen laktasi. Pemahaman klien terhadap keadaan dirinya perlu
memperoleh bantuan, hal tersebut karena klien masih dalam keadaan lelah akibat persalinan,
adanya perasaan nyeri setelah bersalin, engorgement, proses involusi, proses lokhea, laktasi.
Pelaksanaan asuhan kebidanan dengan rawat gabung (rooming in) yang artinya pelaksanaan
rawat gabung ibu dan bayinya. Dalam keadaan tersebut, ibu diajak untuk mulai memperhatikan
bayinya dan mulai melakukan kedekatan antar ibu dan bayinya. 4.2 Saran Dewasa ini penerapan
asuhan pada ibu nifas sangat di perlukan karena sangat membantu ibu dalam menjalankan
perannya sebagai seorang ibu ketika mengalami kesulitan dalam mengasuh bayinya. Serta,
dengan adanya konseling masa nifas ibu menjadi lebih memahami betapa pentingnya menjaga
kebersihan, pemenuhan nutrisi, waspada akan terjadinya kelainan-kelainan yang dapat
membahayakan ibu dan bayinya.

https://docplayer.info/7313057-komunikasi-pada-ibu-menyusui .html

Anda mungkin juga menyukai