BAB II

PERENCANAAN BADAN BENDUNG

2.1 Data Perencanaan

1. Debit banjir rencana (Qd) = 205 m3/dt
2. Lebar dasar sungai pada lokasi bendung (b) = 40 m
3. Tinggi / elevasi dasar sungai pada dasar bendung = + 220 m
4. Tinggi / elevasi sawah bagian hilir tertinggi dan terjauh = + 222 m
5. Tinggi / elevasi muka tanah pada tepi sungai = + 225 m
6. Kemiringan / slope dasar sungai = 0,0030
7. Jenis tipe mercu yang digunakan = Type OGEE
8. Perencanaan bendung pelimpah pengambilan
satu sisi (Q1) = 2,25 m3/dt

2.2 Perhitungan Hidrolika Air Sungai

Dengan :

87
C=
(1+ √γR ) ………………………… Rumus Bazim

V 3 =C⋅√ R⋅I …………………………. Rumus Chezy

A=b⋅d 3 +d 23

P=b+2 √2⋅d3
A
R=
P
Q= A⋅V 3
Keterangan :
Q = Debit banjir rencana (m3/dt)
A = Luas tampang basah saluran (m2)
V3 = Kecepatan aliran (m/dt)
R = Jari – jari hidrolis (m)
P = Keliling basah (m)
 I = Kemiringan dasar sungai
C = Koefisien Chezy
γ = Kekasaran dinding saluran, diambil 1,3 untuk saluran tanah
dengan kondisi biasa
b = Lebar dasar saluran (m)
d3 = Tinggi air sungai maksimum di hilir bendung (m)

2.2.1 Menentukan Tinggi Air Maksimum pada Sungai

Gambar 2.1 Penampang Melintang Sungai

Kedalaman/tinggi air sungai maksimum di hilir bendung dicari dengan

cara coba – coba (Trial and Error) menggunakan persamaan Chezy sampai
didapat Q ≈ Qdesign. Dengan kemiringan tepi sungai dianggap 1 : 1
Lebar dasar sungai (b) = 40 m
Debit banjir rencana (Qd) = 205 m3/detik
Kemiringan dasar sungai (I) = 0,0030
Kekasaran dinding saluran (γ ) = 1,3 (saluran tanah dengan kondisi
biasa)
 Tabel 2.1 Perhitungan Tinggi Muka Air Maksimum di Hilir Bendung

d3 (m) A (m2) P (m) R (m) C V (m/dt) Q (m3/dt) Kesalahan

1.00000 41.0000 42.8284 0.9573 37.3604 2.0022 82.0883 122.9117
1.50000 62.2500 44.2426 1.4070 41.5085 2.6968 167.8749 37.1251
1.60000 66.5600 44.5255 1.4949 42.1662 2.8238 187.9493 17.0507
1.68000 70.0224 44.7518 1.5647 42.6622 2.9229 204.6703 0.3297
1.68100 70.0658 44.7546 1.5656 42.6683 2.9242 204.8830 0.1170
1.68150 70.0874 44.7560 1.5660 42.6713 2.9248 204.9894 0.0106
44.756
1.68155 70.0896 1 1.5660 42.6716 2.9248 205.0000 0.0000
1.68156 70.0900 44.7562 1.5660 42.6717 2.9248 205.0021 -0.0021
1.68157 70.0905 44.7562 1.5661 42.6717 2.9249 205.0042 -0.0042

Dari perhitungan tersebut, maka didapat d3 = 1.68155 m

Cek jenis aliran air dengan Bilangan Froude (Fr)

Fr = 1...................aliran kritis
Fr > 1...................aliran super kritis
Fr < 1...................aliran sub kritis
V 2.9248
V
Fr = √ g x d 3 √ g . d3 = √9,81 x1.68155 = 0.720 < 1, termasuk dalam aliran
sub kritis.
 2.2.2 Menghitung Lebar Bendung
Lebar bendung yaitu jarak antara dua tembok pangkal bendung
(abutment). Agar tidak mengganggu sifat pengaliran setelah dibangun bendung
dan untuk menjaga agar tinggi air di depan bendung tidak terlalu tinggi, maka
dapat dibesarkan sampai B ≤ 1,2 Bn.
Untuk menentukan besarnya tinggi jagaan (freeboard) dapat ditentukan
dari tabel berikut:
Tabel 2.2. Tinggi Jagaan Minimum untuk Saluran Tanah
3
Q (m /dt) Tinggi Jagaan (m)
< 0,5 0,40
0,5 – 1,5 0,50
1,5 – 5,0 0,60
5,0 – 10,0 0,75
10,0 – 15,0 0,85
>15,0 1,00
Sumber : Kriteria perencanaan KP-03-hal 26

Debit sungai pada data perencanaan adalah sebesar 205 m3/detik

sehingga tinggi jagaan yang digunakan adalah 1,00 meter.
 Menghitung Lebar Sungai Rata – Rata (Bn)

Bn = b + 2 . (½.d3)

= b + d3

= 40 + 1.68155

= 41.68155 m

 Menghitung Lebar Maksimum Bendung (B)

B = (6/5). Bn

= (6/5). 41.68155

= 50.01786

≈ 50 m
 2.2.3 Menghitung Lebar Pintu Penguras
 Lebar Pintu Penguras
1
∑b1 = 10 .B
1
= 10 . 50
=5m
 Lebar maksimum pintu penguras = 2 m
5
n= 2 = 2.5 ≈ n = 3 buah
5
b1 = 3 = 1,67 ≈ 1.5 m
Lebar pintu penguras (b1) = 1,5 m
4,4745
=2,23725 Keterangan :
2
b1 = lebar pintu penguras (m)
n = jumlah pintu penguras

2.2.4 Menghitung Lebar Efektif

Kemampuan pintu pembilas untuk mengalirkan air dianggap hanya 80%
saja, maka disimpulkan besar lebar efektif bendung :

Beff= B - ∑ t – 0.20. ∑b1

Dimana :
Beff : Lebar efektif bendung (m)
B : Lebar maksimum bendung (m)
t : Jumlah tebal pilar (m)
b1 : Jumlah lebar pintu - pintu pembilas (m)
 Tebal pilar (t) diambil = 1 m
 Direncanakan 3 pintu pembilas dan 3 pilar :
 Beff = B - ∑ t – 0.20. ∑b1
= 50 – (3.1) – 0,20.(3.1,5)
= 46.1 m
 1.5 m 1.5 m 1.5 m

1m 1m 1m

Gambar 2.2.Sketsa Lebar Efektif Bendung

2.2.5 Menentukan Tinggi Mercu Bendung (P)

Elevasi mercu bendung ditentukan oleh berbagai factor, sebagai pedoman
diambil:

- Elevasi dasar sawah bagian hilir, tertinggi, dan terjauh = 222 m

- Kedalaman air sawah = 0,20 m
- Kehilangan tinggi energi di saluran dan boks tersier = 0,20 m
- Kehilangan tinggi energi di bangunan sadap tersier = 0,20 m
- Variasi muka air untuk eksploitasi di jaringan primer = 0,20 m
- Panjang dan kemiringan saluran primer = 0,15 m
- Kehilangan energi pada bangunan ukur di jaringan primer = 0,30 m
- Kehilangan tinggi energi di pintu pengambilan saluran = 0,15 m
- Panjang dan kemiringan kantong lumpur = 0,05 m
- Kehilangan tinggi di pintu pengambilan utama = 0,15 m
- Tinggi cadangan untuk mercu = 0,15 m

Jumlah = 223,75 m
Sehingga :
Elevasi tinggi mercu bendung (x) = 223,75 m
Elevasi dasar sungai pada dasar bendung (y ) = 220.00 m
Maka tinggi mercu bendung (P) = x–y
 = 223,75 m – 220,00 m
= 3,75 m
Jadi, tinggi mercu bendung yang direncanakan adalah 3,75 m
2.3 Perhitungan Tinggi Air Maksimum Di Atas Mercu Bendung

Gambar 2.3 Mercu Bendung

2.3.1 Tinggi Energi dari Puncak Mercu Bendung
Debit Rencana (Qd) = 205 m3/dt
Tinggi mercu bendung (p) = 3,75 m
Lebar efektif bendung (Beff) = 46.1 m
Q = C. Beff . He3/2
3
2 Qd
He =
C x B eff C = C 1 x C2 x C3
2
Qd
He=
(
C x Beff ) 3

dimana :
Qd = debit banjir rencana (m3/dt)
Beff = lebar efektif bendung (m)
He = tinggi total air di atas bendung (m)
C = koefisien pelimpasan (discharge coefficient)
C1 = dipengaruhi sisi depan bendung
C2 = dipengaruhi lantai depan
C3 = dipengaruhi air di belakang bendung
 Nilai C, C1, C2, dan C3 didapat dari grafik ratio of discharge coefficient
(pada lampiran). Untuk menentukan tinggi air di atas bendung digunakan cara
coba – coba (trial and error) dengan menentukan tinggi perkiraan He terlebih
dulu.
Dicoba He = 1,5 m maka :

P 3 , 75
= =2,5
 He 1,5

Dari grafik DC 12 (pada lampiran) didapatkan C 1 = 2,163 (dengan

upstream face : vertical)

 Hd = P + He – d3 = 3,75+ 1,5 – 1,68155 = 3,56845 m

Hd +d 3 3,56845+1,68155
= =3,5
He 1,5

Dari grafik DC 13 A diperoleh C2 = 1

Hd 3,51845
= =2 , 345633333
He 1,5

Dari grafik DC 13 B diperoleh C3 = 1

 Didapat C = C1 x C2 x C3 = 2,163

2 2
Q d 3 205
He'=
(
C x B eff )(
=
2,163 x 46 .1 )
3 =1 ,612 m⇒ He≠He
 Perhitungan selanjutnya dilakukan dengan menggunakan tabel.

2.163

Grafik C1
Grafik C1

Grafik C2
 Grafik C3

Tabel 2.3.Perhitungan Tinggi Air di Atas Mercu Bendung

(hd+d3)/H (hd)/H Kesalaha
He hd p/He C1 C2 C3 C He'
e e n
3.568450
1.5 2.5 3.500 2.379 2.162 1 1 2.162 1.62 0.12
0
3.668450
1.6 2.34375 3.344 2.293 2.157 1 1 2.157 1.62 0.02
0
3.688450 2.31481
1.62 3.315 2.277 2.155 1 1 2.155 1.62 0.00
0 5
3.708450 2.28658
1.64 3.287 2.261 2.153 1 1 2.153 1.62 -0.02
0 5
3.748450 2.23214
1.68 3.232 2.231 2.151 1 1 2.151 1.62 -0.06
0 3
3.768450 2.20588
1.7 3.206 2.217 2.149 1 1 2.149 1.62 -0.08
0 2
3.788450 2.18023
1.72 3.180 2.203 2.147 1 1 2.147 1.62 -0.10
0 3
3.808450 2.15517
1.74 3.155 2.189 2.145 1 1 2.145 1.63 -0.11
0 2
3.828450 2.13068
1.76 3.131 2.175 2.143 1 1 2.143 1.63 -0.13
0 2
3.848450 2.10674
1.78 3.107 2.162 2.141 1 1 2.141 1.63 -0.15
0 2
 Maka diperoleh tinggi total air di atas puncak/mercu bendung (He) = 1,62 m

2.3.2 Tinggi Kecepatan Air Maksimum

Untuk menentukan tinggi air maksimum di atas mercu bendung
dipergunakan cara coba-coba (trial and error), sehingga diperoleh hv0 = hv0.

H = He – hv0 d0 = H + p

A = Beff x d0

Qd v
02
v 0= h v 0=
A 2g

Keterangan :
hv0 = tinggi kecepatan di hulu sungai (m)
H = tinggi air maksimum diatas mercu (m)
d0 = tinggi muka air banjir di hulu bending (m)
v0 = kecepatan aliran di hulu bendung (m/dt)
g = gravitasi (9,81 m/dt2)

Tabel 2.4 Perhitungan Tinggi Kecepatan Air Maksimum

hv0 H d0 A v0 hv0' Kesalahan
0.010 1.610 5.360 247.096 0.830 0.035 0.025
0.015 1.605 5.355 246.866 0.830 0.035 0.020
0.020 1.600 5.350 246.635 0.831 0.035 0.015
0.025 1.595 5.345 246.405 0.832 0.035 0.010
0.027 1.593 5.343 246.312 0.832 0.035 0.008
0.030 1.590 5.340 246.174 0.833 0.035 0.005
0.035 1.585 5.335 245.944 0.834 0.035 0.000
0.040 1.580 5.330 245.713 0.834 0.035 -0.005
0.045 1.575 5.325 245.483 0.835 0.036 -0.009
 Dimana :
Qd = 205 m3/dt
d3 = 1. 68155 m
Beff = 46.1 m
P = 3.75 m
He = 1,62 m

Maka didapat :
hv0= hv0’ = 0,035 m
H = 1,585 m
d0 = 5,335 m
A = 245.944 m2
v0 = 0,834 m/dt

2.4 Perhitungan Ketinggian Energi pada Tiap Titik

2.4.1 Tinggi Energi pada Aliran Kritis

 Menentukan hidrolic pressure of the weir (dc)
Q Q
q= =
B ' Beff
205
=
46. 1
=4, 447 m3 /dt /m

1
q2
dc=
g( ) 3

1
4 , 447 2
¿( 9. 81 )
3

¿ 1 ,263 m

 Menentukan harga Ec
 q
vc=
dc
4 , 447
¿
1 ,263
¿ 3 ,521 m/ dt

( v c )2
h vc =
2g
( 3 ,525 )2
¿ =0 ,647 m
2⋅9 , 81

Ec =d c +hvc +P
¿1,263+0 ,632+3,75
¿5,645m
Keterangan :
dc = tinggi air kritis di atas mercu (m)
vc = kecepatan air kritis (m/dt)
hvc = tinggi kecepatan kritis (m)
Ec = tinggi energi kritis (m)

2.4.2 Tinggi Energi (Air Terendah) Pada Kolam Olakan

Untuk menentukan tinggi energi (air terendah) pada kolom olakan dicari
dengan cara coba-coba (trial and error) dimana E1≈Ec.
Diketahui :

q = 4 ,447 m3/dt /m
Ec = 5,645 m
Dimana :

q v
d 1= 12
v1 h v 1= E1 =d 1 +h v1
2g

Tabel 2.5. Perhitungan Tinggi Energi (Air Terendah) Pada Kolam Olakan

V1 q d1 hv1 E1 Ec Kesalaha
 n
10.0000 4.447 0.4447 5.0968 5.5415 5.645 0.1035
10.1000 4.447 0.4403 5.1993 5.6396 5.645 0.0054
10.1050 4.447 0.4401 5.2044 5.6445 5.645 0.0005
10.1055 4.447 0.4401 5.2050 5.6450 5.645 0.0000
10.1056 4.447 0.4401 5.2051 5.6451 5.645 -0.0001
10.1600 4.447 0.4377 5.2612 5.6989 5.645 -0.0539
11.0000 4.447 0.4043 6.1672 6.5714 5.645 -0.9264
11.2234 4.447 0.3962 6.4202 6.8164 5.645 -1.1714

Maka diperoleh :

v1 = 10,1055 m/dt E1 = 5,6450 m

d1 = 0,4401 m
hv1 = 5,2050 m
dimana :
d1 = tinggi air terendah pada kolam olakan (m)
v1 = kecepatan aliran pada punggung bending (m)
hv1 = tinggi kecepatan (m)
E1 = tinggi energi (m)

2.4.3 Tinggi Energi (Air Tertinggi) pada Kolam Olakan

v1
g . d1
 Fr =
10,1055
= √ 9,81.0,4401
= 4,863
d1  
 
1

 1  8 Fr  1
2 2

 d2 = 2  
1

=
0 , 4401
2
[
( 1+8 .( 4,863)2 ) 2 −1 ]
= 2,815 m
q
 v2 = d2
 4,447
= 2,815
= 1,580 m/dt
2
v2
 hv2 = 2g
2
1,580
= 2. 9,81
= 0,127 m
 E2 = d2 + hv2
= 2,815 + 0,127
= 3,942 m
Keterangan :
Fr = bilangan Froude
d2 = tinggi air tertinggi pada kolam olakan (m)
v2 = kecepatan aliran (m/dt)
hv2 = tinggi kecepatan (m)
E2 = tinggi energi (m)

2.4.4 Tinggi Energi di Hilir Bendung

Pada perhitungan sebelumnya, telah didapat d3 = 1,68155 m.
q
 v3 = d3
4 ,447
= 1,68155
= 2,644 m/dt
2
v3
 hv3 = 2g
2
2,644
= 2 . 9,81
= 0,356 m
  E3 = d3 + hv3
= 1,68155 + 0,356
= 2,03755 m
Keterangan :
d3 = tinggi air di hilir bendung (m)
v3 = kecepatan aliran di hilir bendung (m/dt)
hv3 = tinggi kecepatan di hilir bendung (m)
E3 = tinggi energi di hilir bendung (m)

2.4.5 Perhitungan Panjang dan Dalam Penggerusan

 Dalam penggerusan (scouring depth) :
d0 = 5.335 m
d3 = 1,68155 m
h = d0 – d3
= 5,335 – 1,68155 = 3,65345 m
3
q = 4 ,447 m /dt /m
d = diameter batu terbesar yang hanyut waktu banjir, diambil
d = 300 mm

Schoklish Formula :
4,75 0,2 0,57
0 , 32
.h .q
T = d
4 ,75
0 , 32
.(3,65345)0,2 .( 4,447)0,57 = 2,322 m
= 300
Keterangan :
T = kedalaman penggerusan (m)
d = diameter batu terbesar yang hanyut waktu banjir (mm)
h = beda tinggi muka air di hulu dan di hilir (m)
q = debit persatuan lebar (m3/detik/m)
  Perhitungan Panjang penggerusan (scouring length) :
v1 = 10.1055 m/dt
H = 1.585 m
P = 3,75 m

Angelholzer Formula :
2p
(v1  2 g H ) H
g
L =

2 . 3,75
=
(10,1055+ √2. 9,81 . 1,585)
√ 9,81
+1,585

= 16.566 m
Keterangan :
L = panjang penggerusan (m)
v1 = kecepatan aliran pada punggung bendung (m/dt)
H = tinggi air maksimum dari puncak mercu (m)
P = tinggi mercu bendung (m)
g = gravitasi (9,81 m2/detik)

Tabel 2.6 Ketinggian Energi pada Tiap Titik

Titik-titik d (m) v (m/dt) hv (m) e (m)
0 5,335 0.834 0,035 -
1 0,4401 10,1055 5,2050 5,6450
2 2,815 1,580 0.127 3,942
3 1,68155 2,644 0.356 2.03755
c 1,263 3,521 0.632 5,645
H 1.585
He 1,62
P 3,75
T 2,322
L 16.566

Elevasi Masing – Masing Titik :

 Elev. dasar sungai = + 220,00 m
 Elev. muka air normal (MAN) = 220,00+ P
= 220,00+ 3,75
 = + 223,75 m
 Elev. muka air banjir (MAB) = 220,00 + d0
= 220,00 + 5.335
= + 225.335 m
 Elev. energi kritis = 220.00 + Ec
= 220,00 + 5,645
= + 225.645 m
 Elev. energi di hilir bendung = 220,00+ E3
= 220,00+ 2.03755
= + 222.037 m
 Elev. dasar kolam olakan = 220,00– (T – d3)
= 220,00 – (2,322 – 1,68155)
= + 219.360 m
 Elev. sungai maksimum di hilir = 220,00 + d3
= 220,00 + 1,68155
= + 221.681 m
 Perancangan Irigasi dan Bangunan Air
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana

+ 225,645 m E1 = 5,338 m
MAB
+ 225,335 m hv0 = 0,035 m hvc = 0,632 m
He = 1,62 m dc = 1,263 m
H = 1,585 m hd = 3,326 m
MAN
+ 223 ,75 m Vc = 3,521 m/dt
hv1 = 5,2050 m

V0 = 0,834 m/dt E2 = 3,942 m E3 = 2,03755 m + 222,037 m

d0 = 5.335 m
p = 3,75 m hv2 = 0,127 m hv3 = 0,356 m
+ 221,681 m
V1 = 10,1055 m/dt T = 2,322 m d3 = 1,68155 m
v2 = 1,580 m/dt
+ 220,00 m v3 = 2,644 m/dt
d2 = 2,815 m

+ 219,360 m d1 = 0,4401 m

L = 16,566 m

Gambar 2.4 Ketinggian Energi pada Tiap Titik

2.5 Perencanaan Bentuk Mercu Bendung

2.5.1 Menentukan bagian muka (up stream) bendung

Untuk menentukan bentuk penampang kemiringan bendung bagian hulu,
ditetapkan berdasarkan parameter seperti H dan P, sehingga akan diketahui
kemiringan bendung bagian up stream seperti ketentuan pada Tabel 2.7.
Data :

H = 1,585 m

P = 3.75 m

P 3 .75
= =2 , 3659
H 1 .585

Tabel 2.7. Nilai P/H Terhadap Kemiringan Muka Bendung

P/H Kemiringan
< 0.40 1:1
0.40 – 1.00 3:2
1.00 – 1.50 3:1
> 1.50 Vertikal

Dari tabel, untuk P/H = 2,7898 diperoleh kemiringan muka bendung

adalah vertikal. Bentuk mercu yang dipilih adalah mercu Ogee.
Bentuk mercu Ogee tidak akan memberikan tekanan sub atmosfer pada
permukaan mercu sewaktu bendung mengalirkan air pada debit rencana, karena
mercu Ogee berbentuk tirai luapan bawah dari bendung ambang tajam aerasi.
Untuk debit yang rendah, air akan memberikan tekanan ke bawah pada mercu.
Dari buku Standar Perencanaan Irigasi KP-02 Hal 57 Gambar 4.9, untuk
bendung mercu Ogee dengan kemiringan vertikal, pada bagian upstream
diperoleh nilai :
X0 = 0,175 H = 0,175 × 1,585 =0,2774 m
X1 = 0,282 H = 0,282 × 1,585 =0,4470 m
R0 = 0,5 H = 0,5 × 1,585 =0,7925 m
R1 = 0,2 H = 0,2 × 1,585 =0,317 m
2.5.2 Menentukan bagian belakang (down stream) bendung
Untuk merencanakan permukaan mercu Ogee bagian hilir, U.S.Army
Corps of Engineers mengembangkan persamaan sebagai berikut :

x n  k  H ( n1)  y ..................................................(1)
Dimana :
 Nilai k dan n tergantung kemiringan up stream bendung.
 Harga – harga k dan n adalah parameter yang ditetapkan dalam
Tabel 2.8.
 x dan y adalah koordinat – koordinat permukaan down stream.
 H adalah tinggi air di atas mercu bendung.

Tabel 2.8. Nilai k dan n untuk Berbagai Kemiringan

Kemiringan permukaan K n
1:1 1,873 1,776
3:2 1,939 1,810
3:1 1,936 1,836
vertikal 2,000 1,850
Sumber : Standar Perencanaan Irigasi KP-02 Hal 56 Tabel 4.2

Bagian up stream : vertikal

Dari tabel di atas diperoleh :
k = 2,000
n = 1,850
Nilai k dan n disubstitusi ke dalam persamaan (1)
Sehingga didapat persamaan downstream

x n  k  H ( n1)  y
( 1, 850−1 )
x 1, 850=2⋅1,585 ⋅y
1,850
x =3 ,17 y
1,850
x
y=
3 ,17
1,850
y=0,315 x
 Menentukan Koordinat Titik Singgung antara Garis Lengkung
dengan Garis Lurus Sebagian Hilir Spillway

o Kemiringan bendung bagian down stream (kemiringan garis lurus)

dy
1
dx (1 : 1)
1,850
o Persamaan parabola : y=0,315 x
Turunan pertama persamaan tersebut :
1,850
y=0,315 x
dy
=1,85.0,315. x 0,85
dx
dy
=0,58275 . x 0, 850
dx
Kemiringan garis lurus 1:1
dy
1
dx
dy 1
 tg 
dx 1
0 ,850
1=0,616 x
1
x 0, 850 =
0 ,58275
x c=1 , 8876 m
1,850
y=0,315 x
y=0 , 315⋅( 1 ,8876 )1 , 850
y c =1. 020 m

Diperoleh koordinat titik singgung x c , y c = (1,8876 ; 1,020) m

Jadi perpotongan garis lengkung dan garis lurus terletak pada
jarak:
y = 1,020 m dari puncak spillway
x = 1,8876 m dari sumbu spillway
  Lengkung Mercu Spillway Bagian Hilir
1,850
Persamaan : y=0,315 x

Elevasi muka air normal = + 223,75 m

Elevasi dasar kolam olakan =+ 219,360 m
x c , y c = (1,8876 ; 1,020) m

Tabel 2.9. Lengkung Mercu bagian Hilir / Down Stream (interval 0.2 m)

x y elevasi
223.750
0.0 0.0000 0
223.734
0.2 0.0160 0
223.692
0.4 0.0578 2
223.627
0.6 0.1224 6
223.541
0.8 0.2085 5
223.435
1.0 0.3150 0
223.308
1.2 0.4414 6
223.163
1.4 0.5870 0
222.998
1.6 0.7515 5
222.815
1.8 0.9345 5
222.729
1.8876 1.020 7

 Bagian Hilir Spillway dengan Kemiringan 1 : 1

tg  1 ;   45o

y
 tg   1  y  x
persamaan x
Elev. dasar kolam olakan = + 219,360 m

Tabel 2.10. Bagian Hilir dengan Kemiringan 1:1

 x y elevasi
0.0 0.0 222.7297
0.2 0.2 222.5297
0.4 0.4 222.3297
0.6 0.6 222.1297
0.8 0.8 221.9297
1.0 1.0 221.7297
1.2 1.2 221.5297
1.4 1.4 221.3297
1.6 1.6 221.1297
1.8 1.8 220.9297
2.0 2.0 220.7297
2.2 2.2 220.5297
2.4 2.4 220.3297
2.6 2.6 220.1297
2.8 2.8 219.9297
3.0 3.0 219.7297
3.2 3.2 219.5297
3.3697 3.3697 219.3600

x1 = 0.4470 m
MAN =+223.75 m x0 = 0.2774 m

R0 = 0.7924 m
xc, yc =(1.8876;1.020) m
R1 = 0.317 m

+220.00 m
+219.360 m

Gambar 2.5 Rencana Bentuk Mercu Bendung

2.6 Perencanaan Lantai Depan (Apron)

Untuk mencari panjang lantai muka, maka yang menentukan adalah ΔH
terbesar. ΔH terbesar ini biasanya terjadi pada saat air muka setinggi mercu
bendung, sedangkan di belakang bendung adalah kosong. Seberapa jauh lantai
muka ini diperlukan, sangat ditentukan oleh garis hidraulik gradien yang
digambar kearah upstream dengan titik ujung belakang bendung sebagai titik
permulaan dengan tekanan sebesar nol. Miring garis hidraulik gradien disesuaikan
dengan kemiringan yang diijinkan untuk suatu tanah dasar tertentu, yaitu dengan
menggunakan Creep Ratio (c).

L
α

ΔH

Gambar 2.6 Teori Bligh

9Berdasarkan teori Bligh, prosedur mencari panjang apron dengan hidraulik

gradient ini menggunakan perbedaan tekanan sepanjang garis aliran.

10.749

2.928 7.820
MAN =+223.75 m

R1 = 0.317 m
 Hij = 0,4384

 Hhi = 0,70
 Hgh = 0,20
10.749  Hfg = 0,40  Hef = 0,10
+220.00 m  Hde = 0,20  Hcd = 0,10  Hab = 0,40
 Hbc = 0,40 +219.360 m
1.000
0.500 0.500 0.500 j a
2.142 2.000
1.000
g f 0.500
e d 0.500
i h c b

2.749 2.000 1.000 2.000 1.000 2.000 3.500 2.000 1.000 2.000

Gambar 2.7 Creep Line Rencana

2.6.1 Menentukan panjang lantai muka dengan rumus Bligh

L
ΔH = c
L = c . ΔH
dimana : ΔH = Beda tekanan
L = Panjang creep line
cbligh = Creep ratio (diambil c = 5, untuk pasir kasar)
 2,0
=0 , 40
ΔH ab = 5
2,0
=0, 40
ΔH bc = 5
0,5
=0, 10
ΔH cd = 5
1,0
=0 ,20
ΔH de = 5
0,5
=0, 10
ΔH ef = 5
2,0
=0, 40
ΔH fg = 5
1,0
=0 ,20
ΔH gh = 5
3,5
=0,70
ΔH hi = 5
2 , 142
=0 , 4284
ΔH ij = 5
 ΔH = 2.9284 m
L = 2.9284 x 5 = 14,642 m
Faktor keamanan = 20% . 14,642 m = 2,9284 m
Jadi Ltotal = 14,642 m + 2,9284 m = 17.5704 m

2.6.2 Menentukan Panjang Creep Line (Creep Length)

Panjang horizontal ( Lh ) = 2 + 1 + 2 + 3,5 + 2 + 1 + 2 + 1 + 2 + 2,749
= 19,249 m
Panjang vertikal ( Lv ) = 2 + 0.5 + 0,5 + 1 + 2,142 + 0,5 + 0,5 + 0,5 +
0,5+0,5+1
= 9,642 m
Panjang Total Creep Line ( ΣL ) = Lh + Lv
= 19,249 + 9,642
= 28,891 m
Cek :

 L  H . c
 28,891  2,9284 . 5
28,891  14,642 ............. (konstruksi aman terhadap tekanan air)

 Pengujian Creep Line ada dua cara yaitu:

a. Teori Bligh

L = Cc . H b

Di mana L = Panjang Creep Line yang diijinkan

Cc = Koefisien Bligh (Cc diambil 5)
Hb = beda tinggi muka air
Hb = P + H – d3
= 3,75 + 1,585 – 1.68155 = 3,65345 m

sehingga L = Cc . Hb
= 5 . 3,65345 = 18,26725 m

Syarat : L < ΣL
18,26725 m < 28,891 m ……………………..(OK!!!)

b. Teori Lane

L = Cw . Hb

Di mana Cw adalah koefisien lane (Cw diambil 3)

Sehingga L = Cw . Hb

= 3 . 3,65345

= 10,96035 m

1
Ld = Lv + 3 Lh
1
= 9,642 + 3 x 18,3
= 17,4043 m

Syarat : L < Ld

10,96035 < 15,742 m ……………….......(OK!!!)

 Tabel 2.11 Data Hasil Perhitungan

d3 1.68155 v1 10,1055  
v3 2,644   d1 0,4401  
L’=Beff 46,1   hv1 5,2050  
P 3,75   E1 5,6450  
He 1,62   d2 2,815  
hv0 0,035   v2 1,580  
d0 5,335   hv2 0.127  
H 1,585   E2 3,942  
v0 0,834   T 2.322  
dc 1,263   L 16,566  
vc 3,521   hv3 0,356  
hvc 0,632   E3 2,03755  
Ec 5,645   ΣL 27,942  
 BAB III
ANALISA STABILITAS BENDUNG

Gaya-gaya yang bekerja pada tubuh bendung, akibat:

1. Tekanan air.
2. Tekanan lumpur.
3. Tekanan berat sendiri bendung.
4. Gaya gempa.
5. Gaya angkat (uplift pressure).

3.1 Tekanan Air

3.1.1 Tekanan Air Normal

γair = 1 ton/m3
1
.γ air .h 2
Pa = 2
3.750 2.817

MAN =+223.75 m

R1 = 0.317 m
PA2
3.750
PA1

+219.360 m
1.000 +220.00 m
0.500 0.500 0.500 j a
2.142 2.000
1.000
g f 0.500
e d 0.500
i h c b

2.749 2.000 1.000 2.000 1.000 2.000 3.500 2.000 1.000 2.000
 Gambar 3.1 Tekanan Akibat Air Normal

γair = 1 ton/m3
1 1
.γ air .h 2 . ( 1 ) (3,75)2 .
Pa1 = 2 = 2 = 7,03125 ton
Pa2 = b . h . γair = (2,817).(3,75).(1) = 10,56375 ton
Tabel. 3.1 Perhitungan Tekanan Air Normal
Koef. Berat (ton) Lengan (m) Momen (ton.m)
Bagian b H
Berat Air V H x y Mr Mo
3.7 7,0312 27,36562
Pa1 3.75 1  -  - 3,892  -
5 5 5
2.81 3.7 10,5637 7,091 74,9128
Pa2 1 -  - - 
7 5 5 5 3
10,5637 7,0312 74,9128 27,36562
jumlah    
5 5 3 5

3.1.2 Tekanan Air Banjir (Flood)

3.264

3.750 1.585 2.817 0.447

MAB =+225.335 m

Pf4
1.585

MAN =+223.75 m

2.332 2.332
R1 = 0.317 m
Pf3
Pf2
3.750
3.750 Pf5
Pf1

Pf6 2.332

+219.360 +219.360 m
1.000 +220.00 m
0.500 0.500 0.500 j a
2.142 2.000
1.000
g f 0.500
e d 0.500
i h c b

2.749 2.000 1.000 2.000 1.000 2.000 3.500 2.000 1.000 2.000

Gambar 3.2 Tekanan Akibat Air Banjir

γair = 1 ton/m3
 1 1
.γ air .h 2 . ( 1 ) (3,30)2 .
Pf1 = 2 = 2 = 5,445 ton
Pf2 = b . h . γair = (1,710).(3,30).(1) = 5,643 ton
Pf3 = b . h . γair = (2,617).(3,30).(1) = 8,6361 ton
Pf4 = b . h . γair = (3,099).(1,71).(1) = 5,2993 ton
1 1
.γ air .h 2 . ( 1 ) (2,424 )2 .
Pf5 = 2 = 2 = 2,9379 ton
1 1
− . γ air .h 2 − . ( 1 ) (2 ,424)2 .
Pf6 = 2 = 2 = -2,9379 ton

Tabel. 3.2 Perhitungan Tekanan Air Banjir

Koef. Berat (ton) Lengan (m) Momen (ton.m)
Bagian b h
Berat Air V H x y Mr Mo

Pf1 3.3 3.3 1 5.4450 3.8400 20.9088

Pf2 1.71 3.3 1 5.6430 4.3900 24.7728

Pf3 2.617 3.3 1 8.6361 6.6915 57.7885

Pf4 3.099 1.71 1 5.2993 6.4505 34.1831

Pf5 2.424 2.424 1 2.9379 3.6160 10.6234

Pf6 2.424 2.424 1 -2.9379 2.8080 8.2496

jumlah 16.8733 8.1501 110.8445 45.6816

3.2 Tekanan Lumpur

γlumpur = 2,65 ton/m3
 θ = 300
Ka = tan2 (450 – θ/2)
= tan2 (450 – 30o/2)
= 0,333

Keterangan :
γlumpur = berat volume lumpur (t/m3)
θ = sudut gesek dalam
Ka = tekanan lumpur aktif
1
. Ka. γ lumpur . h2
PL = 2

3.750 2.817

MAN =+223.75 m

R1 = 0.317 m
PA2
3.750
PA1

+219.360 m
1.000 +220.00 m
0.500 0.500 0.500 j a
2.142 2.000
1.000
g f 0.500
e d 0.500
i h c b

2.749 2.000 1.000 2.000 1.000 2.000 3.500 2.000 1.000 2.000

Gambar 3.3 Tekanan Akibat Lumpur

1 1
.Ka. γlumpur .h2 .(0,333).(2,65).(3,75)2
PL1 = 2 = 2 = 6,2047 ton
PL2 = b . h . γlumpur = (2,817).(3,75).(2,65) = 27,994 ton

Tabel. 3.3 Perhitungan Tekanan Lumpur

Bagian b h Koef. Berat (ton) Lengan (m) Momen (ton.m)
Berat V H x y Mr Mo
 Lumpur
3.7
PL1 3.75 2,65 - 6,2047 - 3.8920 - 24,1487
5
3.7
PL2 2.817 2,65 27,994 - 7,0915 - 198,519 -
5
jumlah 27,994 6,2047 198,519 24,1487

3.3 Tekanan Berat Sendiri Bendung

Berat volume pasangan batu γpasangan = 2,2 ton/m3
Pada badan bendung yang berbentuk parabola, luas penampang digunakan
pendekatan :
A = 2/3 . b . h

0.455 0.811

W13
W12
0.221

W10
W11
0.799
1.266 1.048

W8
3.750

W9 2.730

2.314 2.730

W3 W7
0.640
W2 0.640

1.640 W4 a
1.000

5.130 3.370
j g W5 2.000

W1 0.5 f W6
1.000 1.000
e 0.5
d
1.000

i 3.500 h 1.000 c 2.000 b

Gambar 3.4 Tekanan Berat Sendiri Bendung

W1 = b . h . γpasangan = 3,5 . 1 . 2,2 = 7,7 ton

 W2 = b . h . γpasangan = 5,130 . 1,640 . 2,2 = 18,5090 ton
W3 = b . h . γpasangan = 2,730 . 0,640 . 2,2 = 3,8438 ton
W4 = b . h . γpasangan = 3,370 . 1 . 2,2 = 7,414 ton
W5 = b . h . γpasangan = 1,0 . 0,5 . 2,2 = 1,1 ton
W6 = b . h . γpasangan = 2,0 . 1,0 . 2,2 = 4,4 ton
W7 = 1/2 . b . h . γpasangan = 1/2 . 0,640 . 0,640 . 2,2 = 0,45056 ton
W8 = b . h . γpasangan = 2,314 . 2,730 . 2,2 = 13,8979 ton
W9 =1/2. b . h . γpasangan =1/2. 2,730 . 2,730 . 2,2 = 8,19819 ton
W10 =b . h . γpasangan = 1,266 . 0,799 . 2,2 = 2,2254 ton
W11 = 2/3 . b . h . γpasangan = 2/3 . 1,048 . 0,799 . 2,2 = 0,2475 ton
W12 = 2/3 . b . h . γpasangan = 2/3. 0,455 . 0,221 . 2,2 = 0,1475 ton
W13 = 2/3 . b . h . γpasangan = 2/3. 0,811 . 0,221 . 2,2 = 0,2629 to
Tabel. 3.4 Perhitungan Tekanan Berat Sendiri Bendung
berat Lengan momen
berat
Segmen b h luas jenis
(ton)
beton x y Mr Mo
W1 3.5 1 3.5 2.2 7.700 6.750 0.500 51.975 3.850
W2 5.13 1.64 8.4132 2.2 18.509 5.935 1.820 109.851 33.686
W3 2.73 0.65 1.7745 2.2 3.904 2.005 2.320 7.827 9.057
W4 3.37 1 3.37 2.2 7.414 1.685 1.500 12.493 11.121
W5 1 0.5 0.5 2.2 1.100 2.250 0.750 2.475 0.825
W6 2 1 2 2.2 4.400 1.000 0.500 4.400 2.200
W7 0.64 0.64 0.2048 2.2 0.451 0.427 2.213 0.192 0.997
W8 2.314 2.73 6.3172 2.2 13.898 4.527 4.005 62.916 55.661
W9 2.73 2.73 3.7264 2.2 8.198 2.460 3.550 20.167 29.103
W10 1.266 0.799 1.0155 2.2 2.234 5.051 5.753 11.284 12.853
W11 1.048 0.799 0.5582 2.2 1.228 4.069 5.636 4.997 6.921
W12 0.455 0.221 0.067 2.2 0.147 5.523 6.243 0.814 0.920
W13 0.811 0.211 0.144 2.2 0.317 4.069 5.636 1.289 1.785
jumlah     31.591   69.500     290.681 168.980
X

3.4 Gaya Gempa

3.4.1 Gempa Horizontal

 Gaya Horizontal (H) = Kh . ΣV1
= 0,1 . 69.500
 = 6.95 ton
 Momen akibat gempa horizontal :
M0 = Mr = Kh . ΣM1
= 0,1 . 168.980
= 16.898 tm
Keterangan :
H = gaya gempa horizontal (t)
Kh = koefisien gempa horizontal, (Pondasi batu :Kh = 0,1)
V1 = berat sendiri bendung (t)
M01 = momen guling akibat berat sendiri (tm)

3.4.2 Gempa Vertikal

 Gaya Vertikal (V) = Kv . ΣW
= 0,05 . 69.500
= 3.475 ton
o Momen akibat gempa vertikal :
Mr = Kv . ΣMr1
= 0,05. 290.681
= 14.534 tm
Keterangan :
V = gaya gempa vertikal (t)
Kv = koefisien gempa vertikal, (Pondasi batu : Kv = 0,05)
Mr1 = momen tahanan akibat berat sendiri (tm)

3.5 Gaya Angkat (Uplift Pressure)

3.5.1 Air Normal

ΣL = Lh + Lv
= 28,891 m
 ΔH (air normal) = elev. MAN – elev. Dasar Kolam Olakan
= 223,75 – 219.360
= 4.39 m
Lx
Ux = Hx – L . ΔH
Lx
Ux = Hx – 28,891 .(4,39)
Ux = Hx – 0,151950434 Lx

Keterangan :
Hx = tinggi muka air dari titik yang dicari (m)
Lx = panjang rayapan (m)
ΣL = total rayapan (m)
ΔH = tinggi muka air normal (m)
Ux = uplift pressure di titik x (t/m2)

h 2U 1+U 2
e=
()
3 U 1+U 2

U 1+U 2
xH
R= 2

Gambar 4.3.1 Rayapan Gaya Angkat

Tabel. 3.5 Perhitungan Tinggi Air Normal Terhadap Muka Bendung

 Titik Hx (m) Lx (m) Ux (t/m2)
Tabel. 3.6

a 4.39 28.891 0.0000

       
b 6.39 26.891 2.3039
       
c 6.39 24.891 2.6078
       
d 5.89 24.391 2.1838
       
e 5.89 23.391 2.3357
       
f 5.39 22.891 1.9117
       
g 5.39 20.891 2.2156
       
h 6.39 19.891 3.3676
       
i 6.39 16.391 3.8994
       
j 4.248 14.249 2.0829

Perhitungan Gaya Angkat Akibat Air Normal

Bagian Gambar Gaya angkat per 1 m panjang (t)

U 1 +U 2
×H
H= 2

a 0+2 ,3039
×2,0
=- 2
= -2,3039 t
2.0000
h 2a+ b
a-b y =
()
3 a+ b
b
2.3039 2,0 ( 2×0 ) +2,3039
=
( 3 ) 0+2,3039
= 0,667 m
Ytotal = 0,667 m
 U 1 +U 2
×H
V= 2
2 , 3039+2 , 6078
×2,0
2.0000 = 2
c b
= 4,912 t
b-c
2.6078
2.3039
x =
( h3 ) 2b+c
b +c

2,0 ( 2×2, 3039 ) +2 , 6078

=
( 3 ) 2 ,3039+ 2, 6078
= 0,979 m
X total = 2 – 0,979 = 1,021 m
U 1 +U 2
×H
H= 2
2 , 6078+2 , 1838
×0,5
= 2
2.1838 = 1,1979 t
d
0.5000
c-d
2.6078 c y =
( h3 ) 2c+d
c +d

0,5 ( 2×2 ,6078 ) +2 , 1838

=
( 3 ) 2 , 6078+2 ,1838
= 0,257 m
Ytotal = 0,257 m
U 1 +U 2
×H
V= 2

1.0000 2 ,1838+2 ,3357

e d ×1,0
= 2
= 2,2597 t
h 2d+ e
d-e 2.3357 2.1838
x =
()
3 d+e

1,0 ( 2×2, 1838 ) +2 , 3357

=
( 3 ) 2 ,1838+2 , 3357
= 0,494 m
X total = 1 – 0,494 + 2 = 2,506 m
 U 1 +U 2
×H
H= 2
2 , 3357+1 , 9117
×0,5
= 2
1.9117
f = 1,062 t

e-f
e
0.5000
y =
( h3 ) 2e+f
e+f
2.3357
0,5 ( 2×2 ,3357 )+1 , 062
=
( 3 ) 2 ,3357 +1 ,062
= 0,385 m
Ytotal = 0,385 + 0,5 = 0,885 m
U 1 +U 2
×H
V= 2
1 , 9117+2 ,2156
×2
2.0000 = 2
g f
= 4,1273 t

2.2156
1.9117
x =
( h3 ) 2ff ++gg
f-g
2 ( 2×1, 9117 ) +2 ,2156
=
( 3 ) 1 , 9117+2 , 2156
= 0,975 m
X total = 2 – 0,975 + 1 + 2 = 4,025 m
U 1 +U 2
×H
H= 2
2 , 2156+3 , 3676
×1
=- 2
2.2156 = -2,792 t
g

h 2g+h
1.0000

h
y =
()3 g+h
g-h
3.3676 1 ( 2×2, 2156 )+3 , 3676
=
( 3 ) 2 ,2156 +3 ,3676
= 0,466 m
Ytotal = 0,466 + 0,5 = 0,966 m
 U 1 +U 2
×H
V= 2
3 , 3676+3 , 8994
3.5000 ×3 ,50
i h
= 2
= 12,717 t

( h3 ) 2h+i
3.3676
3.8994

h-i h+i
x =
3,50 ( 2×3 ,3676 )+3 ,8994
=
( 3 ) 3 , 3676+3 , 8994
= 1,707 m
Xtotal = 3,50 – 1,707 + 5 = 6,793 m
U 1 +U 2
×H
H= 2
3 ,8994 +2 ,0829
2.0829 ×2, 142
j
= 2
= 6,407 t
2.1420

i-j i y =
( h3 ) 2i+i+ jj
3.8994
2,142 ( 2×3 , 8994 )+2 ,0829
=
( 3 ) 3 ,8994 +2 , 0829
= 1,179 m
Ytotal = 1,179 m

Tabel. 3.7 Gaya Angkat Akibat Air Normal

Uplift Force (t) Lengan (m) Lengan (m) Momen (t.m)

Hx Lx Ux
Titik x y
(m) (m) (t/m2) V H x y Mr Mo
(total) (total)
a 4.39 28.891 0.0000
- 1.536
      0,667 0,667
2,3039 7
b 6.39 26.891 2.3039
      4,912 0,979 1,021 5.015
c 6.39 24.891 2.6078
       1,1979 0,257 0,257 0.308
d 5.89 24.391 2.1838
      2,2597 0,494 2,506 5.663
e 5.89 23.391 2.3357
      1,062 0,385 0,885 0.940
f 5.39 22.891 1.9117
      4,1273 0,975 4,025 16.612
g 5.39 20.891 2.2156
      -2,792 0,466 0.966 2.697
h 6.39 19.891 3.3676
      12,717 1,707 6,793 86.386
i 6.39 16.391 3.8994
      6,407 1,179 1,179 7.554
j 4.248 14.249 2.0829
4.233
Σ (JUMLAH) 24,016 3.571 122,478
7

Gaya Angkat:
V = fu . ΣV = 0,50 . (24,016) = 12,008 t
H = fu . ΣH = 0,50 . (3,571) = 1,7855 t
Mr = fu . ΣMr = 0,50 . (4,2337) = 2,11685 tm
Mo = fu . ΣMo = 0,50 . (122,478) = 61,239 tm
Dimana : fu = koefisien reduksi untuk jenis tanah keras (50 %)

3.5.2 Air Banjir

ΣL = Lh + Lv
= 19,249 + 9,642
= 28,891 m

ΔH (air normal) = elev. MAB – elev. Dasar Kolam Olakan

= 225,335 – 219,360
= 5,975 m
Lx
Ux = Hx – ΣL . ΔH
Lx
Ux = Hx – 28 , 891 .(5,975)
Ux = Hx – 0,206812 Lx
 Keterangan :
Hx = tinggi muka air dari titik yang dicari (m)
Lx = panjang rayapan (m)
ΣL = total rayapan (m)
ΔH = tinggi muka air normal (m)
Ux = uplift pressure di titik x (t/m2)

Tabel. 3.8 Perhitungan Tinggi Air Banjir Terhadap Muka Bendung

Titik Hx (m) Lx (m) Ux (t/m2)

a 5.975 28.891 0.0000

       
b 7.975 26.891 2.4136
       
c 7.975 24.891 2.8272
       
d 7.475 24.391 2.4306
       
e 7.475 23.391 2.6375
       
f 6.975 22.891 2.2409
       
g 6.975 20.891 2.6545
       
h 7.975 19.891 3.8613
       
i 7.975 16.391 4.5851
       
j 5.833 14.249 2.8861

Tabel. 3.9 Perhitungan Gaya Angkat Akibat Air Banjir

Bagian Gambar Gaya angkat per 1 m panjang (t)
U 1 +U 2
×H
H= 2
0+2 , 4136
×2,0
a =- 2
= -2,4136 t
2.0000
a-b h 2a+ b
y =
()3 a+ b
b
2.4136

=
(2,03 ) ( 2×0 ) +2,4136
0+2 , 4136
= 0,667 m
Ytotal = 0,667 m
U 1 +U 2
×H
V= 2
2 , 4136+2, 8272
×2,0
= 2
2.00002.0000
c c b b = 5,2408 t

b-c 2.8272
2.4136
2.4136 x =
( h3 ) 2b+c
b +c
2.8272

=
(2,03 ) ( 2×2,4136 ) +2 ,8272
2 , 4136+2 , 8272
= 0,974 m
X total = 2 – 0,974 = 1,026 m
2.4306
d U 1 +U 2
0.5000 ×H
c-d 2.4306 c H= 2
2.8272 d
0.5000 2 , 8272+2 , 4306
×0,5
c = 2
2.8272
= 1,314 t

y =
( h3 ) 2c+d
c +d

=
(0,53 ) ( 2×22 , 8272+2,
,8272 ) +2 , 4306
4306
= 0,256 m
 Ytotal = 0,256 m
U 1 +U 2
×H
V= 2
e d
2 , 4306+2, 6375
×1,0
= 2
= 2,534 t
2.6375 e 2.4306
d h 2d+ e
d-e
x =
()3 d+e

2.6375 2.4306 =
(1,03 ) (2×2, 4306 ) +2 ,6375
2 , 4306+2 , 6375
= 0,493 m
2.4306 X total = 1 – 0,493 + 2 = 2,507 m
f U 1 +U 2
e d ×H
H= 2
0.5000
e 2.4306 2 , 6375+2 , 4306
2.6375 ×0,5
2.6375
= 2
2.4306
f = 1,267 t

e-f
2.4306 e
0.5000
y =
( h3 ) 2e+f
e+f
2.6375
2.0000 f

g
2.6375
f 0.5000
e =
(0,53 ) ( 2×22 , 6375+2
,6375 ) +2 , 4306
, 4306
= 0,253 m
Ytotal = 0,253 + 0,5 = 0,753 m
2.6545 2.4306 U 1 +U 2
2.0000
2.0000
g f
2
×H
f-g f V=
g
2 , 4306+2, 6545
×2
2.6545 2.4306
= 2
= 5,0851 t
2.6545 2.4306
g 2.6545
x =
( h3 ) 2ff ++gg
g 2.6545

1.0000 1.0000
=
( 23 ) ( 2×2, 4305 )+2 ,6545
2 , 4305+2 , 6545
h
h 3.8613 = 0,985 m
3.8613

g 2.6545

1.0000
 2.0000
g f

2.6545 2.4306

X total = 2 – 0,985+ 1 + 2 = 4,015 m

U 1 +U 2
×H
H= 2
2 , 6545+3 , 8613
2.6545
×1
g =- 2

1.0000 = -3,2579 t
h 2g+h
g-h h
3.8613 y =
()3 g+h

=
( 13 ) ( 2×2, 6545 ) +3 , 8613
2 ,6545+3 ,8613
= 0,469 m
Ytotal = 0,469 + 0,50 = 0,969 m
U 1 +U 2
×H
V= 2
3 , 8613+4 , 5851
i 3.5000 h ×3 ,50
= 2
= 14,781 t
i 3.5000 h

( h3 ) 2h+i
3.8613
4.5851
h-i h+i
x =

4.5851
3.8613
=
(3,503 ) (2×33 , 8613+4
,8613 )+4 , 5851
,5851
2.8861 = 1,7 m
j
Xtotal = 3,50 – 1,7+ 5 = 6,8 m
2.1420
U 1 +U 2
×H
H= 2
2.8861 i
4 , 5851+2 ,8661
j ×2 , 142
4.5851
= 2
2.1420 = 7,98 t
i-j

i
y =
( h3 ) 2i+i+ jj
4.5851
( 2×4 , 5851 )+2 ,8661
=
(2,142
3 ) 4 ,5851+2 , 8661
= 1,153 m
 Ytotal = 1,153 m

Tabel. 3.10 Gaya Angkat Akibat Air Banjir

Uplift Force (t) Lengan (m) Lengan (m) Momen (t.m)

Hx Lx Ux
Titik x y
(m) (m) (t/m2) V H x y Mr Mo
(total) (total)
5.97
a 28.891 0.0000                
5
-
            0,667   0.667 1,610  
2,4136
7.97
b 26.891 2.4136                
5
0,97
        5,2408     1,026     5,377
4
7.97
c 24.891 2.8272                
5
         1,314   0,256   0,256   0,336
7.47
d 24.391 2.4306                
5
0,49
        2,534     2,507     6.353
3
7.47
e 23.391 2.6375                
5
          1,267   0,253   0,753   0.954
6.97
f 22.891 2.2409                
5
0,98
        5,0851     4,015     20,417
5
6.97
g 20.891 2.6545                
5
- 3,157
            0,469   0,969 0
 
3,2579
7.97
h 19.891 3.8613                
5
        14,781   1,7   6,8     100,511
7.97
i 16.391 4.5851                
5
          7,98   1,153   1,153   9,2
5.83
j 14.249 2.8861                
3
28,954
Σ (JUMLAH) 3.755         4,767 143,178
9

Gaya angkat :
 V = fu . ΣV = 0,50 . (28,9549) = 14,478 t
H = fu . ΣH = 0,50 . (3.755) = 1,8775 t
Mr = fu . ΣMr = 0,50 . (4,767) = 2,3835 tm
Mo = fu . ΣMo = 0,50 . (143,178) = 71,589 tm
Dimana : fu = koefisien reduksi untuk jenis tanah keras (50 %)

Tabel. 3.11 Akumulasi Beban-Beban pada Bendung

Gaya (t) Momen (tm)

No Bagian
Vertikal Horisontal Mr Mo
1 2 3 4 5 6
           
Tekanan Air
a Air Normal 10,5637 7,0312 74,9128 27,3656
b Air Banjir 16,8733 8,1501 110,8445 45,6816
c Tekanan Lumpur 27,994 6,2047 198,519 24,1478
Berat Sendiri
d 69,5 -  290,681 168,980
Bendung
Gaya Gempa
e Gempa Horisontal - 6,95 16,898 16,898
f Gempa Vertikal 3,475 - 14,534 14,534
Gaya Angkat
g Air Normal 12,008 1.7855 2,11685 61,239
h Air Banjir 14,478 1.8775 2,3835 71,589
3.6 Kontrol Stabilitas Bendung
Kombinasi gaya-gaya yang bekerja pada bendung:
3.6.1 Tanpa Gempa
Tegangan ijin tanah σ’= 22 t/m2
1. Keadaan Air Normal dengan Uplift Pressure
ΣH = a(4) + c(4) + g(4)
= 7,0312 + 6,2047 + 1,7855 = 15,0214 t
ΣV = a(3) + c(3) + d(3) - g(3)
= 10,5637 + 27,994 + 69,5 – 12,008 = 96,0497 t
ΣMr = a(5) + c(5) + d(5) + g(5)
= 74,9128 + 198,519 + 290,681 + 2,11685 = 566,299 tm
ΣMo = a(6) + c(6) + g(6)
= 27,3656 + 24,1478 + 61,239 = 112,7524 tm
Kontrol :
a) Terhadap guling (over turning)
 Mr 566,299
=5, 02
SF =  M 0 = 112,7524 .............. ≥ 1,50 (OK!)
b) Terhadap geser (sliding)
f V 0 ,70×( 96,0497 )
=4 , 476
SF =  H = 15,0214 .......≥ 1,20 (OK!)
keterangan : f = koefisien geser
c) Terhadap daya dukung tanah (over stressing)

8.500

Gambar 3.5 Lebar Pondasi Bendung

  Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
Mr  M0 566 ,299−112,7524
=4 ,722 m
a =  V = 96,0497
 Resultante beban vertikal bekerja sejarak e dari pusat berat bendung.
B 8,5
a −4 ,722=−0 , 472 m
e = 2 = 2
 Jarak e masih terletak di dalam ‘ Bidang Kern’
B 8,5
=
e = -0,472 < 6 6 → e < 1,333 m
 Tegangan yang terjadi pada tanah akibat beban–beban pada bendung :
V M.x

A Iy
σ=
V  V . e . 0,5 . b x

bx . by 1 3
. bx . by
= 12
V 6.V.e
 2
bx . by bx . by
=

V  6.e 
1  
bx . b y  b x 
=
Tegangan izin tanah dasar (σ’) = 2,2 kg/cm2 = 22 t/m2
 Tegangan tanah dikontrol per 1 meter panjang bendung :

96,0497 6×(−0 , 472 )

σmax = 8,5× (1 )
1+
8,5( ) = 8,163 t/m2 < σ’= 22 t/m2
(OK!)

96,0497 6× ( -0,472 )
σmin = 8,5× (1 )
1−
8,5( ) = 6,675 t/m2 >0
(OK!)
2. Keadaan Banjir dengan Uplift Pressure
ΣH = b(4) + c(4) + h(4)
= 8,1501 + 6,2047 + 1,8775 = 16,2323 t
ΣV = b(3) + c(3) + d(3) - h(3)
 = 16,8733 + 27,994 + 65,9 – 14,478 = 96,2893 t
ΣMr = b(5) + c(5) + d(5) + h(5)
= 110,8445 + 198,519 + 290,681 + 2,3835 = 602,428 tm
ΣMo = b(6) + c(6) + h(6)
= 45,6816 + 24,1478 + 71,589 = 141,4184 tm
Kontrol :
a) Terhadap guling (over turning)
 Mr 602,428
=4 ,259
SF =  M 0 = 141,4184 ..............≥ 1,50 (OK !)
b) Terhadap geser (sliding)
f V 0,7×( 96,2893 )
=4 , 152
SF =  H = 16,2323 .....≥ 1,20 (OK !)
keterangan : f = koefisien geser
c) Terhadap daya dukung tanah (over stressing)
 Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
 M r   M0 353 ,515−115, 017
= 3,809 m
a =  V = 62,615
 Resultante beban vertikal bekerja sejarak e dari pusat berat bendung.
B 8,0 B
a −3 , 809= 0,191 m
e = 2 = 2 < 6 = 1,333 m
 Tegangan pada tanah dasar

V  6.e 
1  
bx . b y  b x 
σ =

62,615 6×( 0 , 191 )

σmax = 8,0× (1 )
1+ (
8,0 ) = 8,949 t/m2 < σ’= 22 t/m2 (OK !)

62,615 6×( 0 ,191 )

8,0× (1 ) ( 8,0 )
1−
σmin = = 6,705 t/m2 > 0 (OK !)

3.6.2 Dengan Gempa Horizontal

Tegangan ijin tanah (dengan gempa) σ’= 22 t/m2 x 1,3 = 28,6 t/m2
1. Keadaan Air Normal dengan Uplift Pressure
 ΣH = a(4) + c(4) + e(4) + g(4)
= 5,445 + 1,088 + 5,407 + 1,198 = 13,137 t
ΣV = a(3) + c(3) + d(3) - g(3)
= 8,636 + 5,182 + 54,066 – 11,476 = 56,407 t
ΣMr = a(5) + c(5) + d(5) + g(5)
= 57,788 + 34,673 + 203,987 + 3,481 = 299,930 tm
ΣM0 = a(6) + c(6) + e(6) + g(6)
= 20,909 + 4,178 + 14,112 + 53,584 = 92,782 tm
Kontrol :
a). Terhadap guling (over turning)
 Mr 299,930
=3 ,233
SF =  M 0 = 92,782 ..............≥ 1,50 (OK !)
b).Terhadap geser (sliding)
f V 0,7×( 56,407 )
=3 ,006
SF =  H = 13,137 .....≥ 1,20 (OK !)
keterangan : f = koefisien geser
c). Terhadap daya dukung tanah (over stressing)
 Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
Mr  M0 2 99,930-92,782
=3 , 673 m
a = V = 56,407
 Resultante beban vertikal bekerja sejarak e dari pusat berat bendung.
B 8,0 B
a −3 ,762=0 , 327 m
e = 2 = 2 < 6 = 1,333 m
Tegangan pada tanah dasar

V  6.e 
1  
bx . b y  b x 
σ =

56,407 6×( 0 , 327 )

σmax = 8,0× (1 )
1+ (
8,0 ) = 8,784 t/m2 < σ’=28,6 t/m2 (OK !)

56,407 6×( 0 ,327 )

8,0× (1 ) ( 8,0 )
1−
σmin = = 5,318 t/m2 > 0 (OK !)
2. Keadaan Air Normal tanpa Uplift Pressure
 ΣH = a(4) + c(4) + e(4)
= 5,445 + 1,088 + 5,407 = 11,939 t
ΣV = a(3) + c(3) + d(3)
= 8,636 + 5,182 + 54,066 = 67,884 t

ΣMr = a(5) + c(5) + d(5)

= 57,788 + 34,673 + 203,987 = 296,448 tm
ΣM0 = a(6) + c(6) + e(6)
= 20,909 + 4,178 + 14,112 = 39,198 tm
Kontrol :
a). Terhadap guling (over turning)
 Mr 296 , 448
=7 ,563
SF =  M 0 = 39,198 ..............≥ 1,50 (OK !)
b).Terhadap geser (sliding)
f V 0,7×( 67,884 )
=3 , 980
SF =  H = 11,939 .......≥ 1,20 (OK !)
keterangan : f = koefisien geser
c). Terhadap daya dukung tanah (over stressing)
 Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
 M r   M0 296 ,448−39 ,198
=3 ,790 m
a = V = 67 , 884
 Resultante beban vertikal bekerja sejarak e dari pusat berat bendung.
B 8,0 B
a −3 ,790=0 , 210 m
e = 2 = 2 < 6 = 1,333 m
Tegangan pada tanah dasar
V  6.e 
1  
b x . b y  b x 
σ =

67,884 6×( 0 , 210 )

σmax = 8,0× (1 )
1+(8,0 ) = 9,825 t/m2 < σ’= 28,6 t/m2
(OK !)
 67,884 6×( 0 ,210 )
σmin = 8,0× (1 )
1− (
8,0 ) = 7,146 t/m2 > 0 (OK !)
3. Keadaan Air Banjir dengan Uplift Pressure
ΣH = b(4) + c(4) + e(4) + h(4)
= 8,150 + 1,088 + 5,407 + 1,779 = 16,424 t
ΣV = b(3) + c(3) + d(3) - h(3)
= 16,873 + 5,182 + 54,066 – 13,505 = 62,615 t

ΣMr = b(5) + c(5) + d(5) + h(5)

= 110,845 + 34,673 + 203,987 + 4,010 = 353,515 tm
ΣM0 = b(6) + c(6) + e(6) + h(6)
= 45,682 + 4,178 + 14,112 + 65,158 = 129,129 tm
Kontrol :
a). Terhadap guling (over turning)
 Mr 353 ,515
=2, 738
SF =  M 0 = 129 ,129 ..............≥ 1,50 (OK !)
b).Terhadap geser (sliding)
f V 0,7×( 62,615 )
=2 , 669
SF =  H = 16,424 .......≥ 1,20 (OK !)
keterangan : f = koefisien geser
c). Terhadap daya dukung tanah (over stressing)
 Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
 M r   M0 353,515−129, 129
=3 ,584 m
a = V = 62,615
 Resultante beban vertikal bekerja sejarak e dari pusat berat bendung.
B 8,0 B
a −3 .584=0 , 416 m
e = 2 = 2 < 6 = 1,333 m
Tegangan pada tanah dasar
V  6.e 
1  
b x . b y  b x 
σ =
 62,615 6×( 0 , 416 )
σmax = 8,0× (1 )
1+(8,0 ) = 10,272 t/m2 < σ’= 28,6 t/m2
(OK !)

62,615 6×( 0 , 416 )

σmin = 8,0× (1 )
(
1−
8,0 ) = 5,382 t/m2 > 0 (OK !)
4. Keadaan Air Banjir tanpa Uplift Pressure
ΣH = b(4) + c(4) + e(4)
= 8,150 + 1,088 + 5,407 = 14,645 t
ΣV = b(3) + c(3) + d(3)
= 16,873 + 5,182 + 54,066 = 76,121 t

ΣMr = b(5) + c(5) + d(5) + e(5)

= 110,845 + 34,673 + 203,987 + 14,112 = 363,616 tm
ΣM0 = b(6) + c(6) + e(6)
= 45,682 + 4,178 + 14,112 = 63,971 tm
Kontrol :
a). Terhadap guling (over turning)
 Mr 363,616
=5,684
SF =  M 0 = 63 ,971 ..............≥ 1,50 (OK !)
b).Terhadap geser (sliding)
f V 0,7×( 76,121 )
=3 , 639
SF =  H = 14,645 .......≥ 1,20 (OK !)
keterangan : f = koefisien geser
c). Terhadap daya dukung tanah (over stressing)
 Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
 M r   M0 363,616−63, 971
=3 ,936 m
a =  V = 76, 121
 Resultante beban vertikal bekerja sejarak e dari pusat berat bendung.
B 8,0 B
a −3 , 936=0 ,064 m
e = 2 = 2 < 6 = 1,333 m
Tegangan pada tanah dasar
 V  6.e 
1  
b x . b y  b x 
σ =

76,121 6×( 0 , 064 )

σmax = 8,0× (1 ) (
1+
8,0 ) = 9,969 t/m2 < σ’ = 28,6 t/m2
(OK !)

76,121 6×( 0 , 064 )

σmin = 8,0× (1 )
1+ (
8,0 ) = 9,062 t/m2 >0 (OK !)

3.6.3 Dengan Gempa Vertikal

Tegangan ijin tanah (dengan gempa) σ’= 22 t/m2 x 1,3 = 28,6 t/m2
1. Keadaan Air Normal dengan Uplift Pressure
ΣH = a(4) + c(4) + g(4)
= 5,445 + 1,088 + 1,198 = 7,730 t
ΣV = a(3) + c(3) + d(3) + f(3) – g(3)
= 8,636 + 5,182 + 54,066 + 2,703 – 11,476 = 59,111 t
ΣMr = a(5) + c(5) + d(5) + f(5) + g(5)
= 57,788 + 34,673 + 203,987 + 10,199 + 3,481 = 310,129 tm
ΣM0 = a(6) +c(6) + f(6) + g(6)
= 20,909 + 4,178 + 10,199 + 53,584 = 88,870 tm
Kontrol :
a). Terhadap guling (over turning)
 Mr 310 ,129
=3 ,490
SF =  M 0 = 88 , 870 ..............≥ 1,50 (OK !)
b).Terhadap geser (sliding)
f V 0,7×( 59,111 )
=5 , 353
SF =  H = 7,730 .......≥ 1,20 (OK !)
keterangan : f = koefisien geser
c). Terhadap daya dukung tanah (over stressing)
 Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
Mr  M0 310 ,129−88 ,870
=3,743 m
a = V = 59 ,111
  Resultante beban vertikal bekerja sejarak e dari pusat berat bendung.
B 8,0 B
a −3 ,743=0 ,257 m
e = 2 = 2 < 6 = 1,333 m
Tegangan pada tanah dasar
V  6.e 
1  
b x . b y  b x 
σ =

59,111 6×( 0 , 257 )

σmax = 8,0× (1 ) (
1+
8,0 ) = 8,812 t/m2 < σ’= 28,6 t/m2
(OK !)

59,111 6×( 0 ,257 )

σmin = 8,0× (1 )
1− (
8,0 ) = 5,965 t/m2 >0 (OK !)
2. Keadaan Air Normal tanpa Uplift Pressure
ΣH = a(4) + c(4)
= 5,445 + 1,088 = 6,533 t

ΣV = a(3) + c(3) + d(3) + f(3)

= 8,636 + 5,182 + 54,066 + 2,703 = 70,587 t
ΣMr = a(5) + c(5) + d(5) + f(5)
= 57,788 + 34,673 + 203,987 + 10,199 = 306,648 tm
ΣM0 = a(6) + c(6)
= 20,909 + 4,178 = 25,086 tm
Kontrol :
a). Terhadap guling (over turning)
 Mr 306, 648
=12 , 224
SF =  M 0 = 25 , 086 ..............≥ 1,50 (OK !)
b).Terhadap geser (sliding)
f V 0,7×( 70,587 )
=7 ,563
SF =  H = 6,533 .......≥ 1,20 (OK !)
keterangan : f = koefisien geser
c). Terhadap daya dukung tanah (over stressing)
 Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
  M r   M0 306,648−25,086
=3,989 m
a = V = 70,587
 Resultante beban vertikal bekerja sejarak e dari pusat berat bendung.
B 8,0 B
a −3 , 989=0 , 011 m
e = 2 = 2 < 6 = 1,333 m
Tegangan pada tanah dasar
V  6.e 
1  
b x . b y  b x 
σ =

70,587 6×( 0 , 011 )

σmax = 8,0× (1 )
1+ (
8,0 ) = 8,897 t/m2 < σ’ = 28,6 t/m2
(OK !)

70,587 6×( 0 , 011 )

σmin = 8,0× (1 )
1− (
8,0 ) = 8,750 t/m2 > 0 (OK !)

3. Keadaan Air Banjir dengan Uplift Pressure

ΣH = b(4) + c(4) + h(4)
= 8,150 + 1,088 + 1,779 = 11,018 t
ΣV = b(3) + c(3) + d(3) + f(3) – h(3)
= 16,873 + 5,182 + 54,066 + 2,703 – 13,505 = 65,319 t
ΣMr = b(5) + c(5) + d(5) + h(5)
= 110,845 + 34,673 + 203,987 + 4,010 = 353,515 tm
ΣM0 = b(6) + c(6) + f(6) + h(6)
= 45,682 + 4,178 + 10,199 + 65,158 = 125,216 tm
Kontrol :
a). Terhadap guling (over turning)
 Mr 353,515
=2 , 823
SF =  M 0 = 125,216 ..............≥ 1,50 (OK !)
b).Terhadap geser (sliding)
f V 0,7×( 65,319 )
=4 , 150
SF =  H = 11,018 .......≥ 1,20 (OK !)
keterangan : f = koefisien geser
c). Terhadap daya dukung tanah (over stressing)
 Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
 M r   M0 353 ,515−125 , 216
=3 ,495 m
a =  V = 65 , 319
 Resultante beban vertikal bekerja sejarak e dari pusat berat bendung.
B 8,0 B
a −3 , 495=0 ,505 m
e = 2 = 2 < 6 = 1,333 m
 Tegangan pada tanah dasar

V  6.e 
1  
b x . b y  b x 
σ =

65,319 6×( 0 , 505 )

σmax = 8,0× (1 )
1+ (
8,0 ) = 11,256 t/m2 < σ’= 28,6 t/m2 (OK
!)

65,319 6×( 0 ,505 )

σmin = 8,0× (1 )
1− (
8,0 ) = 5,073 t/m2 >0 (OK !)

4. Keadaan Air Banjir tanpa Uplift Pressure

ΣH = b(4) + c(4)
= 8,150 + 1,088 = 9,238 t
ΣV = b(3) + c(3) + d(3) + f(3)
= 16,873 + 5,182 + 54,066 + 2,703 = 78,824 t
ΣMr = b(5) + c(5) + d(5) + f(5)
= 110,845 + 34,673 + 203,987 + 10,199 = 359,704 tm
ΣM0 = b(6) + c(6)
= 45,682 + 4,178 = 49,859 tm
Kontrol :
a). Terhadap guling (over turning)
 Mr 359 ,704
=7 ,214
SF =  M 0 = 49 ,859 ..............≥ 1,50 (OK !)
b).Terhadap geser (sliding)
 f V 0,7×( 78,824 )
=5 , 973
SF =  H = 9,238 .......≥ 1,20 (OK !)
keterangan : f = koefisien geser
c). Terhadap daya dukung tanah (over stressing)
 Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
 M r   M0 359 ,704−49 ,859
=3,931 m
a = V = 78,824
 Resultante beban vertikal bekerja sejarak e dari pusat berat bendung.
B 8,0 B
a −3 , 931=0 , 069 m
e = 2 = 2 < 6 = 1,333 m
Tegangan pada tanah dasar
V  6.e 
1  
b x . b y  b x 
σ =

78,824 6×( 0 , 069 )

σmax = 8,0× (1 ) (
1+
8,0 ) = 10,364 t/m2 < σ’= 26 t/m2
(OK !)

78,824 6×( 0 , 069 )

σmin = 8,0× (1 )
1− (
8,0 ) = 9,342 t/m2 > 0
(OK !)
 Tabel 3.12 Akumulasi Kombinasi Gaya-Gaya yang Bekerja pada Tubuh Bendung

Tegangan Tanah
SF
Kombinasi gaya – gaya Tanpa Gempa Dengan Gempa
pada tubuh bendung Guling Geser Max Min Max Min

≥ 1,5 ≥1,2 < 22 t/m2 >0 < 28.6 t/m2 >0

Tanpa gempa        
Air normal +
a. 3.81 5.11 7.46 6.64 - -
1 gaya angkat
Air banjir +
b. 3.07 3.98 8.95 6.71 - -
gaya angkat
Dengan gempa
       
horizontal
Air normal +
a. 3.23 3.01 - - 8.78 5.32
gaya angkat
2 b. Air normal 7.56 3.98 - - 9.82 7.15
Air banjir +
c. 2.74 2.67 - - 10.27 5.38
gaya angkat
d. Air banjir 5.68 3.64 - - 9.97 9.06
Dengan gempa
       
vertikal
Air normal +
a. 3.49 5.35 - - 8.81 5.97
gaya angkat
3
b. Air normal 12.22 7.56 - - 8.90 8.75
Air banjir +
c. 2.82 4.15 - - 11.26 5.07
gaya angkat
d. Air banjir 7.21 5.97 - - 10.36 9.34

Kesimpulan dari tabel akumulasi di atas yaitu bendung yang dirancang

aman terhadap gaya guling atau geser akibat berat bendung itu sendiri dan tekanan
air yang terjadi akibat muka air banjir dan muka air normal. Tegangan tanah
akibat bendung yang direncanakan tidak melewati tegangan tanah izin yang
ditentukan. Kondisi kritis atau yang paling membahayakan dari berbagai macam
kondisi telah diberikan warna kuning pada tabel.