Disusun Oleh:
Raihan Ramadhani (1901203010001)
Penyusunan makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Teori
Investasi Pasar Modal yang berjudul “Pasar Efisien”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dalam hal
penulisan maupun pokok bahasan yang penulis jelaskan. Berkaitan dengan hal
tersebut saya selaku penulis sangat mengharapkan saran, agar kedepannya penulis
bisa memperbaiki kesalahan.
Penulis.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.3 LATAR BELAKANG MASALAH......................................................4
2.3 RUMUSAN MASALAH........................................................................4
3.3 TUJUAN PENULISAN.........................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 KONSEP DAN MAKNA PASAR EFISIEN..............................................6
2.2 BENTUK EFESIENSI PASAR..................................................................8
2.3 BUKTI EFESIENSI PASAR......................................................................12
2.4 BUKTI ANOMALI PASAR........................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
2. Bagaimana bentuk pasar efisien?
3. Bagaimana bukti efesiensi pasar?
4. Bagaimana bukti anomali pasar?
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
6
interinsiknya atau nilai fundamental. Beaver (1989) menyatakan untuk
mengukur efisiensi pasar dalam konteks ini bisa menilai seberapa besar
penyimpangannya. Untuk perkembangan konsep efesiensi pasar selanjutnya
tidak mengacu pada nilai intrinsik ini, melainkan menjurus ke aspek akurasi dari
return ekspektasi investor, ketersediaan informasi dan kecepatan pasar dalam
menyerap informasi tersebut.
7
bench mark yang kemudian dibandingkan dengan fungsi harga-harga di masa
datang yang terjadi karena informasi yang benar-benar digunakan oleh pasar.
Perbedaan harga dari kedua fungsi tersebut dianggap sebagai pasar yang tidak
efisien.
2.1.3 Definisi Efisiensi Pasar Berdasarkan Distribusi Informasi
Beaver (1989) mendefinisikan pasar yang efisien sebagai berikut:
“The market is efficient with respect to some specified information system, if
and only if securityprices act as if everyone observes the information system”.
Pernyataan dari Beaver (1989) menyiratkan bahwa jika setiap orang mengamati
suatu sistem informasi, maka setiap orang dianggap mendapatkan informasi
yang sama. Beaver berpendapat bahwa jika harga setiap sekuritas memiliki
properti seperti yang dirinya definisikan, maka harga setiap sekuritas tersebut
dapat dikatakan fuly reflect terhadap informasi yang tersedia.
Hal yang paling menarik dari definisi Beaver (1989) ini adalah bahwa pasar
sudah efisien apabila semua orang telah mendapatkan informasi yang sama.
Namun pernyataan Beaver ini juga masih menimbulkan pro dan kontra diantara
para peneliti lainnya untuk menguji pasar efisien tersebut. Hal ini karena
pernyataan Beaver mencerminkan investor tidak dapat menikmati abnormal
return atau excessive return.
8
Bentuk efesiensi pasar secara informasi ditinjau dari segi informasi. Sementara
bentuk efesiensi pasar secara keputusan ditinjau dari sudut kecanggihan pelaku
pasar dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang ada. Penjelasan
lebih lengkap akan disajikan pada subbab di bawah ini.
2.2.1 Efesiensi Pasar secara Informasi
Hal terpenting dalam mengukur pasar efesien adalah hubungan antara harga
sekuritas dengan informasi (Hartono, 2012:518). Pertanyaannya adalah
informasi seperti apa yang relevan untuk menilai pasar efesien. Untuk
menjawab pertanyaan ini, Fama (1970) menyajikan tiga bentuk utama dari
efesiensi pasar berdasarkan informasi masa lalu, informasi sekarang yang
sedang dipublikasi, dan informasi privat. Berikut penjelasan detailnya:
1.
.....................................................................................................................
Efesiensi bentuk pasar lemah
Pasar dalam bentuk ini terjadi apabila harga dari setiap sekuritas
mencerminkan secara penuh informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini
merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk efesiensi pasar lemah ini
memiliki hubungan dengan random walk theory yang menyatakan bahwa
data historis tidak ada kaitan dengan masa sekarang. Jika pasar efesien
secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk
memprediksi harga sekarang. Ini berarti investor tidak dapat menggunakan
informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal pada
pasar efesien dalam bentuk lemah.
2.
.....................................................................................................................
Efesiensi pasar bentuk setengah kuat
Kondisi pasar seperti ini terjadi apabila harga-harga sekuritas mencerminkan
secara penuh semua informasi yang dipublikasikan, termasuk informasi
9
yang berada di laporan-laporan keuangan emiten. Adapun informasi yang
dipublikasikan berupa:
Informasi yang dipublikasikan hanya mempengaruhi harga
sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi
Informasi yang dipublikasikan mempengaruhi harga sekuritas
beberapa emiten
Informasi yang dipublikasikan mempengaruhi harga sekuritas
semua perusahaan emiten
3.
.....................................................................................................................
Efesiensi pasar kuat
Pasar dikatakann efesien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas
secara penuh mencerminkan semua informasi termasuk informasi yang tidak
dipublikasi secara umum (privat). Jika pasar efesien dalam bentuk ini, maka
tidak ada individual investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak
normal karena memiliki informasi privat.
10
(Ngurah, Putra, & Wiksuana, 2017). Hartono (2012:524) menyebutkan
bahwasanya ada dua jenis informasi, satu informasi yang tidak usah diolah
seperti pengumuman laba; dan satunya lagi informasi yang perlu ditindak
lanjuti. Informasi seperti ini harus dianalisa terlebih dahulu oleh pelaku pasar.
Contoh informasinya adalah mengenai mergernya suatu perusahaan. Pelaku
pasar dapat melihat kinerja laba yang dihasilkan perusahaan tersebut pada tahun
sebelumnya. Apabila memperoleh peningkatan, maka dapat diartikan kabar
baik. Untuk interpretasi pengumuman ini baik atau tidaknya para pelaku pasar
perlu untuk melakukan analisis mendalam untuk memperkirakan dampak
pengumuman tersebut terhadap sekuritas.
Efesiensi pasar secara keputusan juga merupakan efesiensi pasar bentuk kuat
menurut versi Fama (1970) karena bertumpu pada informasi yang distribusikan.
Namun, ada perbedaan diantara efesiensi pasar secara keputusan dengan
efesiensi pasar bentuk kuat. Perbedaannya terletak pada faktor-faktor yang
dipertimbangkan. Efesiensi pasar secara keputusan mempertimbangkan dua
buah faktor, yakni ketersediaan informasi dan kecanggihan pelaku pasar,
sedangkan efesiensi pasar bentuk kuat hanya tergantung pada ketersediaan
informasi saja. Bentuk efesiensi pasar secara keputusan lebih tinggi merupakan
bentuk efesiensi setengah kuat karena memiliki berbagai faktor pertimbangan
sebagai pasar efiesien, namun secara hierarki kedudukannya lebih tinggi
dibandingkan efesiensi pasar setengah kuat secara informasi. Berikut ini gambar
tingkatan bentuk pasar efesien agar memudahkan kita untuk memahaminya.
Suatu pasar dapat dikatakan efisien ketika harga-harga yang terbentuk di pasar
telah mencerminkan keseluruhan informasi yang ada dan keadaan tersebut
menyebabkan tidak seorangpun, baik itu investor individu maupun investor institusi,
dapat memperoleh return tidak normal (abnormal return). Informasi yang dijadikan
acuan disini yaitu informasi yang relevan, baik itu informasi masa lalu, informasi
publik, maupun informasi private. Informasi yang relevan disini maksudnya adalah
informasi yang memiliki kebermaknaan untuk mempengaruhi ekspektasi investor.
Informasi memiliki sifat yang acak dan unik, hampi tidak ada investor yang dapat
memprediksi kapan informasi tersebut muncul dan seberapa besar informasi tersebut
dapat berpengaruh pada tiap sekuritas. Diatas merupakan gambaran terkait efisiensi
pasar berdasarkan informasi. Pada pasar yang tidak efisien, harga yang terbentuk
pada pasar tersebut tidak mencerminkan sama sekali informasi. Untuk efisiensi pasar
bentuk lemah, harga yang terbentuk pada pasar mencerminkan informasi masa lalu,
para investor menggunakan analisis teknikal dalam mengambil keputusan
investasinya, untuk analisis teknikal bersumber dari data masa lalu. Sedangkan untuk
tingkatan efisiensi pasar bentuk semikuat, disini harga yang terbentuk dipasar
12
mencerminkan informasi data masa lalu dan informasi publik yang ada. Selanjutnya
ada efisiensi pasar bentuk kuat disini harga mencerminkan keseluruhan informasi
baik itu informasi data masa lalu, informasi publik, maupun informasi private. Pada
efisiensi pasar kuat para investor akan sulit untuk memperoleh return tidak normal.
Namun, Pada kenyataannya sangat sulit sekali kita jumpai pasar modal yang
memenuhi efisiensi pasar, sebab dalam pasar modal diseluruh dunia pasti ada saja
investor yang bertindak tidak rasional, dan juga terdapat beberapa investor besar
bertindak menjadi price maker bukan hanya price taker, selain itu terkadang ada
beberapa informasi yang tidak bersifat gratis (informasi melalui broker, manajer
investasi yg para investor harus membayar biaya jasa tersebut). Walaupun, demikian
kita tetap perlu mempertimbangkan seberapa dekat kondisi realita yang ada dengan
efisiensi pasar. Seberapa cepatkah harga berubah ketika informasi baru muncul. Satu
hal yang menjadi patokan kita ketika mengukur efisiensi pasar sebuah pasar modal
dapat dilihat dari seberapa cepat informasi baru tercermin pada harga saham, bila
semakin cepat maka semakin efisien pasar tersebut.
Konsep efisiensi pasar ini sangat berhubungan sekali dengan signaling theory.
Signalling theory merupakan teori yang menekankan pentingnya informasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi para investor. Bagi para
investor informasi merupakan unsur yang sangat penting karena informasi pada
dasarnya menyajikan keterangan atau gambaran baik itu keadaan masa lalu, saat ini
maupun keadaan dimasa yang akan datang suatu perusahaan. Informasi tersebut
beragam dapat berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh
manajemen dalam merealisasikan keinginan para pemegang sahamnya, atau juga
dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan
tersebut lebih baik daripada perusahaan lain.
Signaling theory terkait harga saham akan berubah ketika informasi berubah,
ketika berita baik tentang prospek perusahaan tersedia bagi publik, nilai perusahaan
dan harga saham naik. Tapi disetiap kemungkinan waktu, harga pasar merupakan
dugaan rasional terhadap nilai perusahaan berdasarkan informasi yang ada. Hal ini
13
sejalan dengan efisiensi pasar. harga saham akan bertindak secara cepat dan tepat
ketika ada informasi baru yang relevan muncul, harga saham akan segera melakukan
penyesuaian.
Terdapat beberapa peneliti yang menguji efisiensi pasar di beberapa pasar
modal. Harjito (2003) melakukan pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Lemah di Bursa
Saham Kuala Lumpur. Ia melakukan pengujian efisien pasar bentuk lemah pada 40
saham yang terdaftar di Papan Kedua (second board) Bursa Saham Kuala Lumpur
dengan periode analisis 1997-2002 (periode sebelum krisis hingga sesudah krisis).
Dari penelitiannya Harjito menyimpulkan bahwa secara umum saham-saham yang
terdaftar di Papan Kedua menunjukkan efisiensi pasar bentuk lemah untuk periode
selama krisis ataupun periode setelah krisis ekonomi di Malaysia.
Penelitian lainnya terkait efisiensi pasar di pasar modal yaitu oleh Astuti
(2008) melakukan penelitian tentang “Analisis Efisiensi Pasar Modal Bentuk Lemah
Pada Bursa Efek Jakarta”. Dalam penelitiannya astuti menguji apakah perubahan
IHSG, LQ-45 dan Indeks Sektoral harian untuk periode 1999 sudah Efisien dalam
bentuk lemah? Setelah dilakukan pengujian dengan indeks harian setiap sektoral.
Astuti menyimpulkan bahwa untuk saham IHSG Bursa Efek Jakarta dan saham LQ45
telah efisien dalam bentuk lemah. tidak ada ketergantungan perubahan harga saham
antara hari ini dengan hari sebelumnya atau hari sesudahnya. Namun untuk indek
saham infrastruktur belum efisien dalam bentuk lemah. Hal tersebut dikarenakan
return saham infrastruktur tidak terdistribusi secara normal. Berarti pada periode 1999
pada keadaan efisiensi pasar bentuk lemah. Para investor tidak bisa mendapatkan
abnormal return, jika hanya memanfaatkan informasi perubahan harga dimasa lalu.
Sebab, harga yang terbentuk di pasar telah mencerminkan informasi masa lalu.
Pada penelitian-penelitian tersebut telah dibuktikan bahwa efisiensi pasar
terjadi dalam pasar modal pada periode waktu tertentu. Namun, untuk pasar modal
yang memiliki efisiensi pasar bentuk kuat belum banyak pengujian tentang hal
tersebut. Sebab, data pribadi sangat sulit untuk didapatkan bagi sebagian investor.
Jadi, sangat sulit untuk menemukan pasar dengan harga yang terbentuk yang telah
14
mencerminkan keseluruhan informasi termasuk data pribadi. Para investor masih
dapat mengambil keuntungan tidak normal dalam strategi investasinya dengan
berbekal informasi pribadi yang digali sendiri oleh investor.
2.4 Bukti Anomali Pasar
Anomali pasar adalah teknik atau strategi yang tampaknya bertentangan
dengan pasar efisien (Hartono: 2012,576). Jones (1996) merumuskan anomali
pasar sebagai suatu teknik ataupun strategi yang tampaknya berlawanan dengan
pasar efisien. Beberapa anomali yang banyak mendapatkan perhatian adalah
anomali karena strategi PER rendah (low P/E ratios) dan anomali efek ukuran
perusahaan.
Basu (1977) melakukan penelitian dengan merangkingkan PER (price/earning
ratio) dan mengamati hasil perbandingan PER tertinggi dengan PER rendah
selama satu tahun setelah pembelian sekuritas. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa sekuritas PER rendah lebih banyak dibandingkan PER tinggi. Kondisi ini
dikatakan anomali karena informasi PER merupakan informasi yang tersedia luas
dan sudah banyak dilakukan oleh para pelaku pasar untuk menilai sekuritas. Oleh
karena telah banyakya investor yang menggunakan strategi ini, seharusnya
metode ini tidak akan menghasilkan abnormal return. Pada kenyataannya, justru
sebaliknya, metode ini menghasilkan abnormal return, sehingga dikatakan
anomali.
Anomali pasar juga dapat terjadi di entitas berskala kecil. Banz (1981)
menemukan bahwa perusahaan-perusahaan kecil yang listing di New York Stock
Exchange (NYSE) memberikan return yang besar dibandingkan return yang
diberikan entitas besar.
Penelitian terbaru dilakukan oleh Lanfear di tahun 2019 yang menyatakan
bahwa anomali pasar juga dapat dipicu oleh bencana alam. Penelitiannya menguji
efek abnormal yang kuat karena badai topan AS selama periode 1990 hingga
2017 pada pengembalian saham dan illiquidity di seluruh portofolio saham yang
diurutkan berdasarkan ekuitas pasar (ME), rasio ekuitas book-to-market (BE /
ME), momentum, return- on-equity (ROE), dan investasi- ke aset (I / A). Faktor
panjang / pendek yang terkait dengan ROE dan I / A tidak sensitif terhadap badai,
sementara faktor ukuran, BE / ME-, dan terkait momentum sangat sensitif
terhadap peristiwa cuaca ekstrem ini. Long dan shortleg bereaksi berbeda dan
stok momentum tinggi mengalami dampak negatif pada pengembalian ini, urutan
besarnya lebih besar dari saham lainnya. Illiquidity abnormal hanya mampu
menjelaskan sebagian kecil dari abnormal return yang diamati.
15
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Pasar yang efisien adalah pasar dimana semua harga sekuritas yang
diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Informasi
tersebut dapat berupa laporan laba perusahaan, pembagian deviden, stock split,
laporan dari para analis pasar modal dan lainnya. Konsep pasar modal yang
efisien tersebut menyiratkan adanya suatu proses penyesuaian harga sekuritas
menuju ke harga keseimbangan yang baru sebagai respon atas informasi baru
yang sempurna. Pasar yang dikatakan efisien jika waktu menyesuaikan harga
keseimbangan yang baru dilakukan dengan sangat cepat. Seberapa cepat waktu
untuk dapat menyerap semua informasi tergantung dari jenis informasinya, jenis
informasi ini misalnya adalah pengumuman laba oleh perusahaan emiten. Adapun
pasar yang tidak efisien dikatakan anomali pasar.
16
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Novita Santi. (2008). Analisis Efisiensi Pasar Modal Bentuk Lemah pada
Bursa Efek Jakarta.
Banz, R. W. (1981). The relationship between return and market value of common
stocks. Journal of financial economics, 9(1), 3-18.
Beaver, W., Eger, C., Ryan, S., & Wolfson, M. (1989). Financial reporting,
supplemental disclosures, and bank share prices. Journal of Accounting
Research, 27(2), 157-178.
Harjito, D. Agus. (2003). Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Lemah di Bursa Saham
Kuala Lumpur JSB, 8(1).
Jones, C. P. (1996). Investments: analysis and management. John Wiley & Sons.
17
Darussalam, 1, 25–43.
18