Anda di halaman 1dari 18

Pasar Efisien

Disusun Oleh:
Raihan Ramadhani (1901203010001)

Dosen Pembimbing : Dr. Fifi Yusmita, S.E, M.Si

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat dan salam tak lupa senantiasa kita sanjungkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang kita harapkan syafa’atnya di yaumulqiyamah nanti, amin.

Penyusunan makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Teori
Investasi Pasar Modal yang berjudul “Pasar Efisien”.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dalam hal
penulisan maupun pokok bahasan yang penulis jelaskan. Berkaitan dengan hal
tersebut saya selaku penulis sangat mengharapkan saran, agar kedepannya penulis
bisa memperbaiki kesalahan.

Banda Aceh, 25 Maret 2020

Penulis.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
1.3 LATAR BELAKANG MASALAH......................................................4
2.3 RUMUSAN MASALAH........................................................................4
3.3 TUJUAN PENULISAN.........................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 KONSEP DAN MAKNA PASAR EFISIEN..............................................6
2.2 BENTUK EFESIENSI PASAR..................................................................8
2.3 BUKTI EFESIENSI PASAR......................................................................12
2.4 BUKTI ANOMALI PASAR........................................................................15

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Di dalam pasar kompetitif, harga ekuilibrium suatu aktiva ditentukan oleh
tawaran yang tersedia dan permintaan agregrat. Harga keseimbangan ini
mencerminkan konsesus bersama antara semua partisipan pasar tentang nilai dari
aktiva tersebut berdasarkan informasi yang tersaji. Jika terdapat sebuah informasi
yang relevan masuk ke pasar yang berhubungan dengan suatu aset, informasi ini
akan digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan nilai dari aset yang
bersangkutan. Akibatnya adalah kemungkinan pergeseran ke harga ekuilibrium
yang baru. Harga ekuilibrium ini akan terus bertahan sampai suatu informasi baru
lainnya merubahnya kembali ke harga ekuilibrium yang baru.
Bagaimana sebuah pasar dapat bereaksi terhadap suatu informasi untuk
mencapai harga keseimbangan yang baru merupakan hal yang penting. Jika pasar
bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang
sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi ini disebut
pasar efisien. Dengan demikian ada hubungan antara teori pasar modal yang
menjelaskan tentang keadaan ekuilibrium dengan konsep pasar efisien yang
mencoba menjelaskan bagaimana pasar memproses informasi untuk menuju ke
posisi ekuilibrium yang baru. Efesiensi pasar seperti ini disebut dengan efesiensi
pasar secara informasi yaitu bagaimana pasar bereaksi terhadap informasi yag
tersedia.

1.2 Rumusan Masalah


. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, berikut
ini adalah rumusan masalah yang dapat diambil:
1. Bagaiman konsep dan makna pasar efisien?

4
2. Bagaimana bentuk pasar efisien?
3. Bagaimana bukti efesiensi pasar?
4. Bagaimana bukti anomali pasar?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dan makna pasar efisien.
2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk pasar efisien.
3. Untuk mengetahui bukti efesiensi pasar.
4. Untuk mengetahui bukti anomali pasar.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep dan Makna Pasar Efisien


Konsep awal dari pasar efisien telah muncul di tahun 1960an ketika sebagian
besar penelitian menganggap pasar modal efisien, dimulai dengan Fama (1965)
dan Samuelson (1965). Selama beberapa dekade berikutnya, semakin banyak
penelitian mulai membatalkan hipotesis dalam ketiga bentuknya, lemah, semi-
kuat, dan kuat.
Pada tahun 1970, Eugene Fama menerbitkan artikelnya yang mendefinisi
pasar yang efisien, juga perbedaan antara tiga bentuk efisiensi - lemah, semi-
kuat dan kuat. Menurut Fama (1970) pasar yang efisien didefinisikan sebagai
"pasar dengan sejumlah besar rasional, pemaksimalan laba yang secara aktif
bersaing, dengan masing-masing berusaha untuk memprediksi nilai pasar masa
depan dari sekuritas individu, dan di mana informasi penting saat ini hampir
tersedia secara bebas untuk semua peserta". Setelah Fama mengeluarkan
statementnya, banyak peneliti lain datang dengan memberikan definisi berbeda.
Seperti Beaver (1989) mendefinisikan pasar efisien sebagai hubungan antara
harga-harga sekuritas yang didasarkan pada distribusi informasinya. Sementara
Jones (1995) menyatakan bahwa efesiensi pasar didasarkan pada proses
dinamik.

2.1.1 Definisi Efisiensi Pasar Berdasarkan Nilai Interinsik Sekuritas


Dasar penilaian efisiensi pasar yang berhubungan dengan laporan keuangan
berasal dari praktek analisis sekuritas yang mencoba menemukan sekuritas-
sekuritas dengan harga yang kurang benar (mispriced) (Hartono, 2012:529).
Mispriced adalah sekuritas-sekuritas yang harganya menyimpang dari nilai

6
interinsiknya atau nilai fundamental. Beaver (1989) menyatakan untuk
mengukur efisiensi pasar dalam konteks ini bisa menilai seberapa besar
penyimpangannya. Untuk perkembangan konsep efesiensi pasar selanjutnya
tidak mengacu pada nilai intrinsik ini, melainkan menjurus ke aspek akurasi dari
return ekspektasi investor, ketersediaan informasi dan kecepatan pasar dalam
menyerap informasi tersebut.

2.1.2 Definisi Efisiensi Pasar Berdasarkan Akurasi dari Ekspektasi Harga


Definisi efisiensi pasar berdasarkan akurasi dari ekspektasi harga ini memicu
banyak perdebatan dikalangan peneliti. Beaver (1989) menyatakan bahwa
definisi ini tidak jelas, tidak operasional dan sirkular. Misalnya banyak
informasi baru masuk ke pasar dan kemudian terlihat bahwa harga dari sekuritas
yang berhubungan dengan informasi ini berubah. Karena informasi yang
tersedia dan harga berubah secara penuh mencerminkan informasi ini, maka
secara arti dapat dikatakan bahwa pasar adalah efisien. Menurut Beaver (1989)
yang ia katakan sirkular, yaitu tentu saja perubahan harga tersebut terjadi karena
informasi yang tersedia. Akan tetapi bisakah keadaan seperti ini sudah dapat
dikatakan pasar yang efisien. Sehingga definisi ini dianggap tidak menunjukkan
seberapa cepat dan seberapa akurat perubahan harga tersebut diakibatkan oleh
informasi yang tersedia. Fama (1970) mengeluarkan definisi dengan hanya
menunjukkan bahwa perubahan dari harga saja sudah cukup untuk menyatakan
bahwasanya pasar itu efisien.
Pernyataan definisi yang dikeluarkan oleh Fama (1970) menimbulkan banyak
perdebatan, sehingga Fama juga menyadari bahwa definisinya sulit dibuktikan
secara empiris, karena dibutuhkan suatu benchmark yang menunjukkan akurasi
dari ekspektasi harga semua investor. Fama mencoba menginformasikan
definisinya dengan mendefinikan suatu fungsi dari harga-harga di masa datang
yang tergantung dari sel informasi yang tersedia di periode sekarang. Fungsi
dari harga-harga di masa mendatang akibat informasi yang tersedia menjadi

7
bench mark yang kemudian dibandingkan dengan fungsi harga-harga di masa
datang yang terjadi karena informasi yang benar-benar digunakan oleh pasar.
Perbedaan harga dari kedua fungsi tersebut dianggap sebagai pasar yang tidak
efisien.
2.1.3 Definisi Efisiensi Pasar Berdasarkan Distribusi Informasi
Beaver (1989) mendefinisikan pasar yang efisien sebagai berikut:
“The market is efficient with respect to some specified information system, if
and only if securityprices act as if everyone observes the information system”.
Pernyataan dari Beaver (1989) menyiratkan bahwa jika setiap orang mengamati
suatu sistem informasi, maka setiap orang dianggap mendapatkan informasi
yang sama. Beaver berpendapat bahwa jika harga setiap sekuritas memiliki
properti seperti yang dirinya definisikan, maka harga setiap sekuritas tersebut
dapat dikatakan fuly reflect terhadap informasi yang tersedia.
Hal yang paling menarik dari definisi Beaver (1989) ini adalah bahwa pasar
sudah efisien apabila semua orang telah mendapatkan informasi yang sama.
Namun pernyataan Beaver ini juga masih menimbulkan pro dan kontra diantara
para peneliti lainnya untuk menguji pasar efisien tersebut. Hal ini karena
pernyataan Beaver mencerminkan investor tidak dapat menikmati abnormal
return atau excessive return.

2.1.4 Definisi Efesiensi Pasar Berdasarkan Proses Dinamik


Definisi Efisiensi Pasar didasarkan pada proses dinamik memperimbangkan
distribusi informasi yang tidak simetris dan menjelaskan bagaimana pada harga-
harga akan menyesuaikan karena informasi tidak simetris tersebut.

2.2 Bentuk Efisiensi Pasar


Hartono (2012:518) menyebutkan bentuk dari efesiensi pasar dapat ditinjau
dari segi ketersediaan informasinya saja atau melalui kecanggihan pelaku pasar
dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari informasi yang tersaji.

8
Bentuk efesiensi pasar secara informasi ditinjau dari segi informasi. Sementara
bentuk efesiensi pasar secara keputusan ditinjau dari sudut kecanggihan pelaku
pasar dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang ada. Penjelasan
lebih lengkap akan disajikan pada subbab di bawah ini.
2.2.1 Efesiensi Pasar secara Informasi
Hal terpenting dalam mengukur pasar efesien adalah hubungan antara harga
sekuritas dengan informasi (Hartono, 2012:518). Pertanyaannya adalah
informasi seperti apa yang relevan untuk menilai pasar efesien. Untuk
menjawab pertanyaan ini, Fama (1970) menyajikan tiga bentuk utama dari
efesiensi pasar berdasarkan informasi masa lalu, informasi sekarang yang
sedang dipublikasi, dan informasi privat. Berikut penjelasan detailnya:
1.
.....................................................................................................................
Efesiensi bentuk pasar lemah
Pasar dalam bentuk ini terjadi apabila harga dari setiap sekuritas
mencerminkan secara penuh informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini
merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk efesiensi pasar lemah ini
memiliki hubungan dengan random walk theory yang menyatakan bahwa
data historis tidak ada kaitan dengan masa sekarang. Jika pasar efesien
secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk
memprediksi harga sekarang. Ini berarti investor tidak dapat menggunakan
informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal pada
pasar efesien dalam bentuk lemah.

2.
.....................................................................................................................
Efesiensi pasar bentuk setengah kuat
Kondisi pasar seperti ini terjadi apabila harga-harga sekuritas mencerminkan
secara penuh semua informasi yang dipublikasikan, termasuk informasi

9
yang berada di laporan-laporan keuangan emiten. Adapun informasi yang
dipublikasikan berupa:
 Informasi yang dipublikasikan hanya mempengaruhi harga
sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi
 Informasi yang dipublikasikan mempengaruhi harga sekuritas
beberapa emiten
 Informasi yang dipublikasikan mempengaruhi harga sekuritas
semua perusahaan emiten

3.
.....................................................................................................................
Efesiensi pasar kuat
Pasar dikatakann efesien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas
secara penuh mencerminkan semua informasi termasuk informasi yang tidak
dipublikasi secara umum (privat). Jika pasar efesien dalam bentuk ini, maka
tidak ada individual investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak
normal karena memiliki informasi privat.

Adapun tujuan dari Fama (1970) membagikan informasi ke dalam tiga


bentuk pasar adalah untuk mengklasifikasikan penelitian empiris terhadap
efesiensi pasar. Ketiga bentuk pasar efesien ini memliki hubungan satu sama
lainnya. Dimana ketiga bentuk ini menunjukkan tingkatan kumulatif, yaitu
bentuk lemah merupakan bagian dari bentuk setengah kuat bentuk setengah kuat
merupakan bagian dari bentuk kuat.

2.2.2 Efesiensi Pasar secara Keputusan


Efesiensi pasar secara keputusan adalah kondisi dimana para pelaku pasar
yang canggih menganalisis lebih dalam informasi yang diterima supaya mereka
dapat mengambil keputusan yang tepat sehingga tidak dibodohi oleh pasar

10
(Ngurah, Putra, & Wiksuana, 2017). Hartono (2012:524) menyebutkan
bahwasanya ada dua jenis informasi, satu informasi yang tidak usah diolah
seperti pengumuman laba; dan satunya lagi informasi yang perlu ditindak
lanjuti. Informasi seperti ini harus dianalisa terlebih dahulu oleh pelaku pasar.
Contoh informasinya adalah mengenai mergernya suatu perusahaan. Pelaku
pasar dapat melihat kinerja laba yang dihasilkan perusahaan tersebut pada tahun
sebelumnya. Apabila memperoleh peningkatan, maka dapat diartikan kabar
baik. Untuk interpretasi pengumuman ini baik atau tidaknya para pelaku pasar
perlu untuk melakukan analisis mendalam untuk memperkirakan dampak
pengumuman tersebut terhadap sekuritas.

Efesiensi pasar secara keputusan juga merupakan efesiensi pasar bentuk kuat
menurut versi Fama (1970) karena bertumpu pada informasi yang distribusikan.
Namun, ada perbedaan diantara efesiensi pasar secara keputusan dengan
efesiensi pasar bentuk kuat. Perbedaannya terletak pada faktor-faktor yang
dipertimbangkan. Efesiensi pasar secara keputusan mempertimbangkan dua
buah faktor, yakni ketersediaan informasi dan kecanggihan pelaku pasar,
sedangkan efesiensi pasar bentuk kuat hanya tergantung pada ketersediaan
informasi saja. Bentuk efesiensi pasar secara keputusan lebih tinggi merupakan
bentuk efesiensi setengah kuat karena memiliki berbagai faktor pertimbangan
sebagai pasar efiesien, namun secara hierarki kedudukannya lebih tinggi
dibandingkan efesiensi pasar setengah kuat secara informasi. Berikut ini gambar
tingkatan bentuk pasar efesien agar memudahkan kita untuk memahaminya.

PASAR EFESIEN BENTUK LEMAH


PASAREFESIEN
PASAR EFESIEN BENTUK
BENTUK
PASAR SETENGAH
11
SETENGAH
EFESIEN KUAT
KUAT
BENTUK SCRKEPUTUSAN
SCR
KUAT INFORMASI
2.3 Bukti Efesiensi Pasar
Data pribadi, masa lalu
Tidak ada informasi Data masa lalu Data masa lalu dan publik dan publik

Tidak Efisien Lemah Semikuat Kuat

Suatu pasar dapat dikatakan efisien ketika harga-harga yang terbentuk di pasar
telah mencerminkan keseluruhan informasi yang ada dan keadaan tersebut
menyebabkan tidak seorangpun, baik itu investor individu maupun investor institusi,
dapat memperoleh return tidak normal (abnormal return). Informasi yang dijadikan
acuan disini yaitu informasi yang relevan, baik itu informasi masa lalu, informasi
publik, maupun informasi private. Informasi yang relevan disini maksudnya adalah
informasi yang memiliki kebermaknaan untuk mempengaruhi ekspektasi investor.
Informasi memiliki sifat yang acak dan unik, hampi tidak ada investor yang dapat
memprediksi kapan informasi tersebut muncul dan seberapa besar informasi tersebut
dapat berpengaruh pada tiap sekuritas. Diatas merupakan gambaran terkait efisiensi
pasar berdasarkan informasi. Pada pasar yang tidak efisien, harga yang terbentuk
pada pasar tersebut tidak mencerminkan sama sekali informasi. Untuk efisiensi pasar
bentuk lemah, harga yang terbentuk pada pasar mencerminkan informasi masa lalu,
para investor menggunakan analisis teknikal dalam mengambil keputusan
investasinya, untuk analisis teknikal bersumber dari data masa lalu. Sedangkan untuk
tingkatan efisiensi pasar bentuk semikuat, disini harga yang terbentuk dipasar

12
mencerminkan informasi data masa lalu dan informasi publik yang ada. Selanjutnya
ada efisiensi pasar bentuk kuat disini harga mencerminkan keseluruhan informasi
baik itu informasi data masa lalu, informasi publik, maupun informasi private. Pada
efisiensi pasar kuat para investor akan sulit untuk memperoleh return tidak normal.
Namun, Pada kenyataannya sangat sulit sekali kita jumpai pasar modal yang
memenuhi efisiensi pasar, sebab dalam pasar modal diseluruh dunia pasti ada saja
investor yang bertindak tidak rasional, dan juga terdapat beberapa investor besar
bertindak menjadi price maker bukan hanya price taker, selain itu terkadang ada
beberapa informasi yang tidak bersifat gratis (informasi melalui broker, manajer
investasi yg para investor harus membayar biaya jasa tersebut). Walaupun, demikian
kita tetap perlu mempertimbangkan seberapa dekat kondisi realita yang ada dengan
efisiensi pasar. Seberapa cepatkah harga berubah ketika informasi baru muncul. Satu
hal yang menjadi patokan kita ketika mengukur efisiensi pasar sebuah pasar modal
dapat dilihat dari seberapa cepat informasi baru tercermin pada harga saham, bila
semakin cepat maka semakin efisien pasar tersebut.
Konsep efisiensi pasar ini sangat berhubungan sekali dengan signaling theory.
Signalling theory merupakan teori yang menekankan pentingnya informasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi para investor. Bagi para
investor informasi merupakan unsur yang sangat penting karena informasi pada
dasarnya menyajikan keterangan atau gambaran baik itu keadaan masa lalu, saat ini
maupun keadaan dimasa yang akan datang suatu perusahaan. Informasi tersebut
beragam dapat berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh
manajemen dalam merealisasikan keinginan para pemegang sahamnya, atau juga
dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan
tersebut lebih baik daripada perusahaan lain.
Signaling theory terkait harga saham akan berubah ketika informasi berubah,
ketika berita baik tentang prospek perusahaan tersedia bagi publik, nilai perusahaan
dan harga saham naik. Tapi disetiap kemungkinan waktu, harga pasar merupakan
dugaan rasional terhadap nilai perusahaan berdasarkan informasi yang ada. Hal ini

13
sejalan dengan efisiensi pasar. harga saham akan bertindak secara cepat dan tepat
ketika ada informasi baru yang relevan muncul, harga saham akan segera melakukan
penyesuaian.
Terdapat beberapa peneliti yang menguji efisiensi pasar di beberapa pasar
modal. Harjito (2003) melakukan pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Lemah di Bursa
Saham Kuala Lumpur. Ia melakukan pengujian efisien pasar bentuk lemah pada 40
saham yang terdaftar di Papan Kedua (second board) Bursa Saham Kuala Lumpur
dengan periode analisis 1997-2002 (periode sebelum krisis hingga sesudah krisis).
Dari penelitiannya Harjito menyimpulkan bahwa secara umum saham-saham yang
terdaftar di Papan Kedua menunjukkan efisiensi pasar bentuk lemah untuk periode
selama krisis ataupun periode setelah krisis ekonomi di Malaysia.
Penelitian lainnya terkait efisiensi pasar di pasar modal yaitu oleh Astuti
(2008) melakukan penelitian tentang “Analisis Efisiensi Pasar Modal Bentuk Lemah
Pada Bursa Efek Jakarta”. Dalam penelitiannya astuti menguji apakah perubahan
IHSG, LQ-45 dan Indeks Sektoral harian untuk periode 1999 sudah Efisien dalam
bentuk lemah? Setelah dilakukan pengujian dengan indeks harian setiap sektoral.
Astuti menyimpulkan bahwa untuk saham IHSG Bursa Efek Jakarta dan saham LQ45
telah efisien dalam bentuk lemah. tidak ada ketergantungan perubahan harga saham
antara hari ini dengan hari sebelumnya atau hari sesudahnya. Namun untuk indek
saham infrastruktur belum efisien dalam bentuk lemah. Hal tersebut dikarenakan
return saham infrastruktur tidak terdistribusi secara normal. Berarti pada periode 1999
pada keadaan efisiensi pasar bentuk lemah. Para investor tidak bisa mendapatkan
abnormal return, jika hanya memanfaatkan informasi perubahan harga dimasa lalu.
Sebab, harga yang terbentuk di pasar telah mencerminkan informasi masa lalu.
Pada penelitian-penelitian tersebut telah dibuktikan bahwa efisiensi pasar
terjadi dalam pasar modal pada periode waktu tertentu. Namun, untuk pasar modal
yang memiliki efisiensi pasar bentuk kuat belum banyak pengujian tentang hal
tersebut. Sebab, data pribadi sangat sulit untuk didapatkan bagi sebagian investor.
Jadi, sangat sulit untuk menemukan pasar dengan harga yang terbentuk yang telah

14
mencerminkan keseluruhan informasi termasuk data pribadi. Para investor masih
dapat mengambil keuntungan tidak normal dalam strategi investasinya dengan
berbekal informasi pribadi yang digali sendiri oleh investor.
2.4 Bukti Anomali Pasar
Anomali pasar adalah teknik atau strategi yang tampaknya bertentangan
dengan pasar efisien (Hartono: 2012,576). Jones (1996) merumuskan anomali
pasar sebagai suatu teknik ataupun strategi yang tampaknya berlawanan dengan
pasar efisien. Beberapa anomali yang banyak mendapatkan perhatian adalah
anomali karena strategi PER rendah (low P/E ratios) dan anomali efek ukuran
perusahaan.
Basu (1977) melakukan penelitian dengan merangkingkan PER (price/earning
ratio) dan mengamati hasil perbandingan PER tertinggi dengan PER rendah
selama satu tahun setelah pembelian sekuritas. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa sekuritas PER rendah lebih banyak dibandingkan PER tinggi. Kondisi ini
dikatakan anomali karena informasi PER merupakan informasi yang tersedia luas
dan sudah banyak dilakukan oleh para pelaku pasar untuk menilai sekuritas. Oleh
karena telah banyakya investor yang menggunakan strategi ini, seharusnya
metode ini tidak akan menghasilkan abnormal return. Pada kenyataannya, justru
sebaliknya, metode ini menghasilkan abnormal return, sehingga dikatakan
anomali.
Anomali pasar juga dapat terjadi di entitas berskala kecil. Banz (1981)
menemukan bahwa perusahaan-perusahaan kecil yang listing di New York Stock
Exchange (NYSE) memberikan return yang besar dibandingkan return yang
diberikan entitas besar.
Penelitian terbaru dilakukan oleh Lanfear di tahun 2019 yang menyatakan
bahwa anomali pasar juga dapat dipicu oleh bencana alam. Penelitiannya menguji
efek abnormal yang kuat karena badai topan AS selama periode 1990 hingga
2017 pada pengembalian saham dan illiquidity di seluruh portofolio saham yang
diurutkan berdasarkan ekuitas pasar (ME), rasio ekuitas book-to-market (BE /
ME), momentum, return- on-equity (ROE), dan investasi- ke aset (I / A). Faktor
panjang / pendek yang terkait dengan ROE dan I / A tidak sensitif terhadap badai,
sementara faktor ukuran, BE / ME-, dan terkait momentum sangat sensitif
terhadap peristiwa cuaca ekstrem ini. Long dan shortleg bereaksi berbeda dan
stok momentum tinggi mengalami dampak negatif pada pengembalian ini, urutan
besarnya lebih besar dari saham lainnya. Illiquidity abnormal hanya mampu
menjelaskan sebagian kecil dari abnormal return yang diamati.

15
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Pasar yang efisien adalah pasar dimana semua harga sekuritas yang
diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Informasi
tersebut dapat berupa laporan laba perusahaan, pembagian deviden, stock split,
laporan dari para analis pasar modal dan lainnya. Konsep pasar modal yang
efisien tersebut menyiratkan adanya suatu proses penyesuaian harga sekuritas
menuju ke harga keseimbangan yang baru sebagai respon atas informasi baru
yang sempurna. Pasar yang dikatakan efisien jika waktu menyesuaikan harga
keseimbangan yang baru dilakukan dengan sangat cepat. Seberapa cepat waktu
untuk dapat menyerap semua informasi tergantung dari jenis informasinya, jenis
informasi ini misalnya adalah pengumuman laba oleh perusahaan emiten. Adapun
pasar yang tidak efisien dikatakan anomali pasar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Novita Santi. (2008). Analisis Efisiensi Pasar Modal Bentuk Lemah pada
Bursa Efek Jakarta.

Banz, R. W. (1981). The relationship between return and market value of common
stocks. Journal of financial economics, 9(1), 3-18.

Basu, S. (1977). Investment performance of common stocks in relation to their price‐


earnings ratios: A test of the efficient market hypothesis. The journal of
Finance, 32(3), 663-682.

Beaver, W., Eger, C., Ryan, S., & Wolfson, M. (1989). Financial reporting,
supplemental disclosures, and bank share prices. Journal of Accounting
Research, 27(2), 157-178.

Harjito, D. Agus. (2003). Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Lemah di Bursa Saham
Kuala Lumpur JSB, 8(1).

Hartono, J. (2012). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (ketujuh). Yogyakarta:


BPFE Yogyakarta.

Jones, C. P. (1996). Investments: analysis and management. John Wiley & Sons.

Fama, E. F. (2010). American Finance Association Efficient Capital Markets : A


Review of Theory and Empirical Work. The Journal of Finance, 25(2), 28–30.
Ngurah, I. G., Putra, A., & Wiksuana, I. G. B. (2017). Pengujian Efisiensi Pasar di
Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Manajemen Unud, 6(4), 2105–2132.
Samri, Y., Nasution, J., Prodi, S., Perbankan, D., Ekonomi, F., & Negeri, U. I.
(2015). Hypothesis Pasar Efisien / Efficient Market Hypothesis ( Pasal Modal
menurut Teori Fama dan Pandangan Islam ). Jurnal Perspektif Ekonomi

17
Darussalam, 1, 25–43.

18

Anda mungkin juga menyukai