Anda di halaman 1dari 10

BAB II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Langkah pertama dalam pengkajian ibu Hiperemesis Gravidarum adalah
mengumpulkan data (Mitayani, 2009). Data-data yang akan dikumpulkan adalah
sebagai berikut :
a) Data riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekaranf terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu
sesuai dengan gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum, yaitu : mual dan
muntah terus menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus dan terasa
asam di mulut, serta konstipasi dan demam. Selanjutnya dapat juga ditemukan
berat badan menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan elektrolit.
Terjadinya oliguria, takikardi, mata cekung, dan ikterus.
2) Riwayat kesehatan dahulu
a. Kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum sebelumnya.
b. Kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan
saluran pencernaan yang menyebabkan mual muntah.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga.

b) Data fisik biologis


Data yang dapat ditemukan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum adalah
mamae membengkak, hiperpigmentasi pada areola mamae, terdapat kloasma
gravidarum, mukosa membran dan bibir kering, turgor kulit buruk, mata cekung
dan sedikit ikterik, ibu tampak pucat dan lemah, takikardi, hipotensi, serta pusing
dan kehilangan kesadaran.

c) Riwayat menstruasi
a. Kemungkinan menarche usia 12-14 tahun.
b. Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala, dan muntah.
d) Riwayat perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkaawinan usia muda.

e) Riwayat kehamilan dan persalinan


a. Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada nafsu makan.
b. Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai kenaikan berat badan,
tekanan darah, dan tingkat kesadaran.

f) Data psikologi
Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa ibu
sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang labil,
mudah marah, cemas, takut akan kegagalan persalinan, mudah menangis, sedih,
serta kekecewaan dapat memperberat mual dan muntah. Pola pertahanan diri
(koping) yang digunakan ibu bergantung pada pengalamannya terhadap kehamilan
serta dukungan dari keluarga dan perawat.

g) Data sosial ekonomi


Hiperemesis gravidarum bisa terjadi pada semua golongan ekonomi, namun pada
umumnya terjadi pada tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal ini diperkirakan
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki.

h) Data penunjang
Data penunjang didapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan darah dan
urine. Pemeriksaan darah yaitu nilai hemoglobin dan hematokrit yang meningkat
menunjukkan hemokonsentrasi yang berkaitan dengan dehidrasi. Pemeriksaan
urinalisis yaitu urine yang sedikit dan konsentrasi yang tinggi akibat dehidrasi,
juga terdapatnya aseton di dalam urine.

B. Diagnosa Keperawatan
Menurut Mitayani (2009) dan Carol (2012), diagnosa keperawatan yang dapat
ditegakkan pada ibu dengan Hiperemesis Gravidarum adalah sebagai berikut :
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan muntah yang berlebihan dan intake yang tidak adekuat.
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah terus menerus, dan asupan diet yang tidak adekuat.
3. Gangguan rasa nyaman : nyeri pada epigastrium yang berhubungan dengan
muntah yang berulang, peningkatan asam lambung.
4. Tidak efektifnya pola pertahanan diri yang berhubungan dengan efek psikologis
terhadap kehamilan dan perubahan peran sebagai ibu.
5. Resiko injury pada janin berhubungan dengan berkurangnya peredaran
darah dan makanan ke fetal (janin).
6. Kurang pengetahuan mengenai situasi resiko tinggi berhubungan dengan
kurangnya interpretasi tentang informasi.
7. Ansietas pada ibu berhubungan dengan resiko kematian pada janin.
8. Intoleransi aktifitas fisik berhubungan dengan kelemahan akibat nutrisi yang tidak
adekuat dan peningkatan kebutuhan energi pada kehamilan

C. Rencana Keperawatan
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan muntah yang berlebihan dan intake yang tidak adekuat.
Tujuan : kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi.
Kriteria hasil :
1. Turgor kulit elastis
2. Mukosa bibir lembab
3. Asupan cairan oral adekuat
4. Terdapat kesinambungan asupan dan keluaran dalam 24 jam
5. Hasil laboratorium (hematologi dan elektrolit) dalam batas normal

Intervensi :

1. Kaji TTV dan tanda-tanda dehidrasi


Rasional : Untuk mengetahui keluhan umum dan kekurangan cairan pada ibu.
TTV meningkat merupakan tanda-tanda dehidrasi dan hipovolemia.
2. Observasi hasil pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi
 Elektrolit
Rasional : Ketidakseimbangan elektrolit atau asam basa biasanya dan
bahkan dapat mengancam nyawa.
 Hematokrit
Rasional : Hematokrit meningkat pada keadaan dehidrasi.
 BUN
Rasional : BUN menunjukkan hipovolemia menurunkan perfusi dan fungsi
ginjal.
3. Istirahatkan ibu ditempat yang nyaman
Rasional : Istirahat akan menurunkan kebutuhan energi kerja yang membuat
metabolisme meningkat, sehingga tidak merangsang terjadinya mual dan
muntah.
4. Pantau tetes cairan infus
Rasional : Tetes infus yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya
kekurangan dan kelebihan cairan di sirkulasi.
5. Catat intake dan output
Rasional : Untuk mengetahui intake dan output cairan dan dapat diketahui
keseimbangan cairan tubuh.
6. Anjurkan untuk minum tiap jam
Rasional : Untuk menambah pemasukan cairan melalui oral.
7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infus
8. Rasional : Pemberian cairan infus dapat mengganti jumlah cairan elektrolit
yang hilang dengan cepat, sehingga dapat mencegah keadaan yang lebih buruk
lagi pada ibu.

2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah terus menerus, dan asupan diet yang tidak adekuat.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
1. Nausea dan vomitus berkurang atau hilang
2. Makan yang dihabiskan 1 porsi
3. BB stabil atau bertambah
4. Klien mengkonsumsi makanan dengan gizi yang cukup

Intervensi :

1. Kaji kebutuhan nutrisi klien


Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi ibu dapat dinilai sejauh mana
kekurangan nutrisi ibu dan menentukan langkah selanjutnya.
2. Observasi tanda-tanda kekurangan nutrisi
Rasional : Untuk mengetahui nutrisi ibu dapat dinilai sejauh mana kekurangan
nutrisi akibat muntah yang berlebihan.
3. Beri makanan dalam jumlah sedikit tapi sering setiap 2 atau 3 jam
Rasional : Dapat mengurangi pemenuhan lambung dan mengurangi kinerja
klinik serta mempermudah proses penyerapan.
4. Berikan makanan yang tidak berlemak dan berminyak
Rasional : Mengurangi rangsangan saluran pencernaan, sehingga mual dan
muntah berkurang.
5. Anjurkan klien untuk memakan makanan yang kering (roti kering dan biskuit)
Rasional : Tidak merangsang pencernaan sehingga mengurangi perasaan mual.
6. Berikan motivasi agar mau menghabiskan makanan
Rasional : Ibu merasa diperhatikan dan berusaha menghabiskan makanannya.
7. Pantau berat badan klien setelah 2 hari sekali
Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan berat badan sesuai usia
kehamilan.

3. Gangguan rasa nyaman : nyeri pada epigastrium yang berhubungan dengan


muntah yang berulang, peningkatan asam lambung.
Tujuan : Gangguan rasa nyaman nyeri dapat teratasi
Kriteria hasil :
1. Nyeri pada epigastrium berkurang
2. Klien tidak terlihat meringis
3. Skala nyeri 1

Intervensi :

a. Kaji tingkat nyeri


Rasional : Untuk mengetahui tingkat nyeri ibu dan menentukan tindakan
selanjutnya.
b. Atur posisi ibu dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah makan
Rasional : Untuk mengurangi tekanan pada gastrointestinal sehingga
mencegah muntah berulang.
c. Perhatikan kebersihan mulut ibu sesudah dan sebelum makan
Rasional : Untuk menimbulkan rasa nyaman dan diharapkan mengurangi
rasa mual dan muntah.
d. Alihkan perhatian ibu pada hal yang menyenangkan
e. Rasional : Agar ibu bisa melupakan rasa nyeri akibat muntah yang
berulang.
f. Anjurkan ibu untuk beristirahat dan batasi pengunjung
Rasional : Dapat menambah ketenangan pada ibu.
g. Kolaborasi dalam pemberian antiemetic dan sedative dengan dokter
Rasional : Obat antiemetic untuk mengurangi mual dan muntah dan
sedative untuk membuat ibu tenang sehingga nyeri dapat berkurang.

4. Tidak efektifnya pola pertahanan diri yang berhubungan dengan efek psikologis
terhadap kehamilan dan perubahan peran sebagai ibu.
Tujuan : pola pertahanan diri efektif
Kriteria hasil :
1) Menunjukkan koping yang efektif
2) Menunjukkan minta terhadap aktifitas untuk mengisi waktu luang
berpartisipasi dalam pembuatan keputusan
3) Mengungkapkan secara verbal tentang rencana baik menerima atau
mengubah keputusan

Intervensi :

a. Bantu ibu untuk mengungkapkan perasaannya secara langsung


terhadap kehamilan
Rasional : Untuk mengetahui reaksi ibu terhadap kehamilannya.
b. Dengarkan keluhan ibu dengan penuh perhatian
Rasional : Ibu merasa diperhatikan dan tidak sendiri dalam mengatasi
masalah.
c. Diskusikan kepada ibu mengenai masalah yang dihadapi dan
pemecahan masalah yang dapat dilakukan
Rasional : Untuk mengetahui koping ibu dalam menghadapi
masalahnya.
Bantu ibu untuk memecahkan masalahnnya, terutama yang
berhubungan dengan kehamilan
Rasional : Dapat menemukan pola koping ibu yang efektif
d. Dukung ibu dalam menemukan pemecahan masalah yang konstruktif
Rasional : Dapat menambah rasa percaya diri ibu dalam memberikan
dukungan pada ibu terhadap kehamilannya.
e. Libatkan keluarga dalam kehamilan ibu
Rasional : Keluarga dapat diajak kerjasama dalam memberikan
dukungan pada ibu terhadap kehamilannya.
f. Kolaborasi dengan psikiatri jika diperlukan
Rasional : Untuk mengetahui adanya kemungkinan faktor psikologis
yang lebih berat sebagai penyebab masalah.

Resiko injury pada janin berhubungan dengan berkurangnya peredaran


darah dan makanan ke fetal (janin).
Tujuan : perkembangan janin tidak terganggu
Kriteria hasil :
1) Janin berkembang sesuai usia kehamilan
2) Denyut jantung bayi dalam keadaan normal dan aktif
Intervensi :
1) Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya nutrisi bagi pertumbuhan
dan
perkembangan janin
Rasional : Agar ibu menyadari akan pentingnya nutrisi bagi janin dan
ibu sehingga mengetahui kan kebutuhan nutrisinya.
2) Periksa fundus uteri
Rasional : Tinggi fundus uteri yang tidak sesuai dengan usia
kehamilan dapat menjadi bahan penilaian akan nutrisi.
3) Pantau denyut jantung janin
Rasional : Denyut jantung yang masih dalam keadaan normal dan
aktif menandakan janin masih dalam keadaan baik.
f. Kurang pengetahuan mengenai situasi resiko tinggi berhubungan
dengan
kurangnya interpretasi tentang informasi.
Tujuan : pengetahuan mengenai situasi resiko tinggi meningkat
Kriteria hasil :
1) Mengungkapkan kesadaran terhadap kondisi yang membuat klien
beresiko
2) Dapat menyebutkan kemungkinan tindakan pencegahan
3) Berpartisipasi untuk mencapai kehamilan yang sehat
Intervensi :
1) Evaluasi pengetahuan yang berhubungan dengan perubahan yang
normal pada kehamilan
Rasional : Dapat memberikan bimbingan antisipasi dan meningkatkan
tanggung jawab individu terhadap kesehatan.
2) Berikan infromasi yang berhubungan dengan situasi resiko tinggi
Rasional : Meningkatkan pemahaman akan dampak kehamilan pada
proses penyakit.
3) Pertahankan sikap terbuka
Rasional : Penerimaan penting untuk mengembangkan dan
mempertahankan hubungan
4) Berikan bimbingan antisipasi
Rasional : Informasi mendorong penerimaan tanggung jawab dan
meningkatkan keinginan untuk melakukan perawatan diri.
g. Ansietas pada ibu berhubungan dengan resiko kematian pada janin.
Tujuan : ansietas dapat teratasi
Kriteria hasil :
1) Mengidentifikasi cara-cara sehat untuk menghadapi ansietas
2) Menggunakan sistem pendukung secara efektif
Intervensi :
1) Kaji tingkat stress klien
Rasional : Klien dapat menjadi tergantung pada anggota keluarga lain
yang dapat mempengaruhi ansietasnya.
2) Observasi tanda-tanda perubahan emosional
Rasional : Ansietas dapat ditransmisikan antar keluarga dan klien.
3) Perhatikan tingkat ansietas klien
Rasional : Stress yang tidak dapat diatasi dapat mempengaruhi
penyelesaian tugas-tugas kehamilan.
4) Berikan kehangatan secara emosional dan situasi mendukung
Rasional : Memudahkan perkembangan hubungan saling percaya.
h. Intoleransi aktifitas fisik berhubungan dengan kelemahan akibat
nutrisi
yang tidak adekuat dan peningkatan kebutuhan energi pada kehamilan.
Tujuan : intoleransi aktifitas dapat teratasi
Kriteria hasil :
1) Klien mampu melakukan aktifitas secara mandiri
2) Klien tampak sehat dan segar
3) Klien dapat beraktifitas seperti biasanya
Intervensi :
1) Kaji tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktifitas
Rasional : Mengetahui rentang energi klien dalam aktifitas fisik.
2) Identifikasi aktifitas yang menghambat
Rasional : Mengetahui sumber yang menghambat aktifitas klien.
3) Berikan dukungan pada klien dalam melakukan aktifitas
Rasional : Memotivasi klien agar dapat melakukan aktifitas secara
bertahap.
4) Ajarkan pengaturan aktifitas dan teknik manajemen waktu untuk
mencegah keletihan
Rasional : Memudahkan klien untuk terhindar dari rasa lelah dan
dapat mengurangi rasa mual
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, I.M. dkk., 2005, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta: EGC.

Carol, G. 2012, Rencana Asuhan Keperawatan Maternal dan Bayi Baru Lahir,

Jakarta: EGC.

Gant, N.F. dan Cunningham, F.G., 2011, Dasar-Dasar Ginekologi & Obstetri, Jakarta:

EGC.

Indriyani, D. 2013, Keperawatan Maternitas Pada Area Perawatan Antenatal,

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Manuaba. Dkk., 2007, Pengantar Kuliah Obstetri, Jakarta: EGC.

Mitayani, 2009, Asuhan Keperawatan Maternitas, Jakarta: Salemba Medika.

Morgan, G. dan Hamilton, C. 2009, Obstetri & Ginekologi, Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, S. dkk., 2002, Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga, Jakarta: Yayasan

Bina Pustaka.

Reeder, S.J. dkk. 2011. Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita volume 1, Bayi,

& Keluarga. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai