Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT

(Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten
Ciamis)

Oleh:
1
Idin Hadwa, 2Soetoro, 3Zulfikar Noormansyah

1
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh
2
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran
3
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) besarnya biaya, penerimaan, pendapatan, dan
R/C agroindustri gula semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis, dan 2)
besarnya nilai tambah agroindustri gula semut Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten
Ciamis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan mengambil kasus
pada perajin gula semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis. Data yang
digunakan adalah data primer dan data sekunder. Sampling yang digunakan adalah purposive
sampling sebanyak 1 orang responden.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa :
1) Besarnya biaya agroindustri gula semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten
Ciamis dalam satu kali proses produksi adalah sebesar Rp 41.905,53; besarnya penerimaan
agroindustri gula semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis dalam
satu kali proses produksi adalah sebesar Rp 60.000,00; besarnya pendapatan agroindustri
gula semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis dalam satu kali
proses produksi adalah sebesar Rp 18.094,00, dan besarnya R/C agroindustri gula semut di
Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis adalah sebesar 1,43.
2) Besarnya nilai tambah agroindustri gula semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican
Kabupaten Ciamis adalah sebesar Rp 1.327,94 per kilogram.

Kata kunci : Usaha, Agroindusti, Gula Semut


PENDAHULUAN mengandalkan pohon aren yang tumbuh liar,
Pohon aren (Arenga pinnata Merr.) karena masih belum ada yang
merupakan tumbuhan yang menghasilkan membudidayakannya (Lempang, 2012).
bahan-bahan industri sejak lama kita kenal. Dahulu tanaman aren dikenal dengan
Namun sayang tumbuhan ini kurang mendapat nama botani Arenga saccharifera. Tetapi
perhatian untuk dikembangkan atau sekarang lebih banyak dipustakakan dengan
dibudidayakan secara sungguh-sungguh oleh nama Arenga pinnata Merr. Tanaman aren
berbagai pihak. Begitu banyak ragam produk bisa dijumpai dari pantai barat India sampai ke
yang dipasarkan setiap hari yang berasal dari sebelah selatan Cina dan juga kepulauan
bahan baku pohon aren, dan permintaan Guam. Habitat aren juga banyak terdapat di
produk-produk tersebut baik untuk Philipina, Malaysia, Indonesia dataran Assam
Kebutuhan ekspor maupun kebutuhan di India, Laos, Kamboja, Vietnam, Myanmar,
dalam negeri semakin meningkat. Hampir Srilanka dan Thailand (Lempang, 2012).
semua bagian pohon aren bermanfaat dan Aren merupakan jenis tanaman
dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, tahunan, berukuran besar, berbentuk pohon
mulai dari bagian fisik (akar, batang, daun, soliter tinggi hingga 12 m, diameter setinggi
dan ijuk) maupun hasil produksinya (nira, dada (DBH) hingga 60 cm. Pohon aren dapat
pati/tepung dan buah). Selama ini permintaan tumbuh mencapai tinggi dengan diameter
produk-produk yang bahan bakunya dari batang sampai 65 cm dan tinggi 15 m bahkan
pohon aren masih dipenuhi dengan

Halaman | 220
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 4 Nomor 2, Mei 2017

mencapai 20 m dengan tajuk daun yang Gula Semut yang merupakan studi kasus pada
menjulang di atas batang (Lempang, 2012). seorang perajin gula semut di Desa Sidamulih
Pengembangan tanaman aren di Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis.
Indonesia sangat prospektif. Di samping dapat
memenuhi kebutuhan konsumsi di dalam METODE PENELITIAN
negeri atas produk-produk yang berasal dari Jenis Penelitian
pohon aren, dapat juga meningkatkan Jenis penelitian yang digunakan dalam
penyerapan tenaga kerja, penghasilan petani, penelitian ini adalah studi kasus (case study)
pendapatan negara, dan dapat pula pada Seorang Perajin gula semut di Desa
melestarikan sumberdaya alam serta Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten
lingkungan hidup. Oleh karenanya dibutuhkan Ciamis. Studi kasus adalah penelitian tentang
pemikiran-pemikiran sebagai landasan status subjek penelitian berkenaan dengan
kebijakan berupa langkah nyata, yaitu suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan
inventarisasi potensi pohon aren, personalitas, dengan tujuan untuk memberikan
pengembangan tanaman aren, peningkatan gambaran secara mendetail tentang latar
pemanfaatan dan pengolahan baik bagian fisik belakang, sifat – sifat serta karakter – karakter
maupun produksi pohon aren (Lempang, yang khas dari kasus, ataupun individu, yang
2012) . kemudian dari sifat khas dijadikan suatu yang
Kabupaten Ciamis merupakan salah bersifat umum (Nazir, 2005).
satu wilayah dimana pohon aren bisa tumbuh
dan menghasilkan nira dengan baik, keadaan Operasionalisasi Variabel
tersebut memicu masyarakat untuk mengolah Untuk menyamakan persepsi tentang
air nira menjadi gula, baik gula cetak maupun variabel yang dianalisis, maka variabel-
gula semut sebagai tambahan ekonomi atau variabel yang diamati dalam penelitian ini
penghasilan. (Dinas Perindustrian, dioperasionalkan sebagai berikut :
Perdagangan, Koperasi dan UMKM Satu kali proses produksi dimulai dari
Kabupaten Ciamis, 2014). persiapan bahan baku sampai produk gula
Desa Sidamulih merupakan salah satu semut siap dijual yaitu selama 1 hari.
lokasi agroindusrti gula aren terbesar di Biaya produksi adalah seluruh biaya yang
Kecamatan Pamarican, para perajin gula aren dikeluarkan dalam kegiatan agroindustri yang
ini membuat gula cetak dan gula semut, untuk terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel, dan
Perajin gula cetak sebanyak 369 unit usaha dinilai dalam satuan rupiah (Rp).
dengan produksi 398,6 ton. Untuk perajin gula Biaya tetap adalah biaya yang besar
semut di Desa Sidamulih hanya ada 1 (satu) kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya
orang yang melaksanakan usaha gula semut produksi dan tidak habis dalam satu kali
secara rutin yaitu Bapak Darsim, dengan proses produksi, yang terdiri dari :
produksi yang dihasilkan adalah sebanyak 1,4 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), yaitu biaya
ton per tahun. yang dikeluarkan untuk membayar pajak tanah
Perajin agroindustri gula semut di Desa dan bangunan dalam satu kali proses produksi
Sidamulih, mengharapkan pendapatan dan dihitung dalam satuan rupiah (Rp) per satu
peningkatan nilai tambah melalui pengolahan kali proses produksi.
air nira menjadi gula, hal ini dilaksanakan Nilai penyusutan alat dan bangunan,
perajin sejak dahulu atau turun temurun. yaitu biaya yang dibebankan terhadap alat-alat
Seiring dengan berkembangnnya teknologi yang digunakan, dinilai dalam satuan rupiah
dan informasi, perajin tidak hanya membuat (Rp) per satu kali proses produksi. Untuk
gula dalam bentuk cetak melainkan juga dalam menghitung besarnya nilai penyusutan alat
bentuk serbuk atau gula semut. Sehubungan digunakan metode garis lurus (straight line
dengan hal itu, maka penulis merasa tertarik method) dengan rumus (Suratiyah, 2006).
untuk melaksanakan penelitian mengenai Nilai sisa merupakan nilai pada waktu
Analisis Usaha Nilai Tambah Agroindustri alat itu sudah tidak dapat dipergunakan lagi
dan dianggap nol. Bunga modal tetap, yaitu

Halaman | 221
ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT
(Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten
Ciamis)
IDIN HADWA, SOETORO, ZULFIKAR NOORMANSYAH

nilai bunga modal dari biaya tetap yang diukur dalam satuan rupiah Liter
dihitung berdasarkan bunga bank (bunga (Rp/Lt).
tabungan) yang berlaku pada saat penelitian, j) Penerimaan adalah hasil perkalian
dan dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp) per dari hasil produksi dengan harga jual
satu kali proses produksi. produk dan dinyatakan dalam satuan
Biaya variabel (variable cost) adalah rupiah (Rp).
biaya yang besar kecilnya tergantung pada k) Pendapatan adalah selisih antara
besar kecilnya volume produksi, dan sifatnya penerimaan dengan biaya produksi,
habis dalam satu kali proses produksi. Yang dan dinyatakan dalam satuan rupiah
termasuk dalam biaya variabel adalah : (Rp).
a) Bahan baku, yaitu air nira yang l) Faktor konversi, menunjukkan
digunakan untuk membuat gula banyaknya output yang dihasilkan
semut dalam satu kali proses dari satu kilogram bahan baku.
produksi, dan dinyatakan dalam m) Koefisien tenaga kerja, menunjukkan
satuan liter (lt). banyaknya tenaga kerja yang
b) Minyak curah, yaitu tambahan input diperlukan untuk mengolah satu
lain yang digunakan untuk membuat kilogram bahan baku (HKSP/kg
gula semut. Dihitung dalam satuan bahan baku).
kilogram dan dinilai dalam satuan n) Sumbangan input lain, biaya sarana
rupiah per kilogram (Rp/Kg). produksi yang dikeluarkan selain
c) Kayu Bakar, dihitung dalam satuan biaya bahan baku dan biaya tenaga
meter kubik (m3), dan dinilai dalam kerja, dinyatakan dalam rupiah per
satuan rupiah (Rp) per satu kali kilogram bahan baku (Rp/Kg bahan
proses produksi. baku).
d) Plastik, dihitung dalam satuan buah, o) Nilai output, yaitu nilai yang
dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp) dihasilkan dari perkalian antara nilai
per satu kali proses produksi. konversi dengan harga output,
e) Tenaga kerja, yaitu jumlah tenaga dinyatakan dalam rupiah per
kerja yang digunakan untuk kilogram (Rp/Kg).
memproduksi gula semut dalam p) Nilai tambah adalah selisih antara
setiap satu kali proses produksi, nilai output dengan harga bahan baku
dinyatakan dalam satuan Hari Kerja dan sumbangan input lain dinyatakan
Setara Pria (HKSP). dalam rupiah per kilogram bahan
f) Bunga modal variabel, yaitu nilai baku (Rp/Kg bahan baku).
bunga modal dari biaya variabel yang q) Rasio nilai tambah, yaitu persentase
dihitung berdasarkan bunga bank nilai tambah dari nilai output,
(bunga tabungan) yang berlaku pada dinyatakan dalam persen (%).
saat penelitian dan dinyatakan dalam r) Asumsi yang digunakan dalam
satuan rupiah per satu kali proses penelitian ini adalah :
produksi.  Semua produk yang dihasilkan
g) Hasil produksi adalah seluruh habis terjual.
produksi gula semut dalam satu kali  Harga output dan harga input
proses produksi, diukur dalam satuan adalah yang berlaku pada saat
kilogram (Kg). penelitian.
h) Harga output adalah harga jual gula  Nilai sisa peralatan yang
semut pada saat penelitian, diukur digunakan dianggap 0 (nol)
dalam satuan rupiah per kilogram rupiah
(Rp/Kg).
i) Harga input adalah harga bahan baku
utama (air nira) pada saat penelitian,

Halaman | 222
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 4 Nomor 2, Mei 2017

 Usaha agroindustri gula semut 2) R/C = 1 maka usaha tersebut tidak untung
selama satu tahun sebanyak 350 tidak rugi (impas).
kali proses produksi. 3) R/C < 1 maka usaha tersebut rugi.

Teknik Penarikan Sampel


Penarikan sampel dalam penelitian ini
menggunakan purposive sampling. Purposive HASIL DAN PEMBAHASAN
sampling adalah teknik menentukan sampel A. Letak Geografis Daerah Penelitian
dangan pertimbangan tertentu. Sampel yang Desa Sidamulih termasuk dalam
dipilih sebagai responden adalah seorang wilayah Kecamatan Pamarican Kabupaten
Perajin gula semut yang bernama Bapak Ciamis Provinsi Jawa Barat. Jarak pusat
Darsim, perajin rutin melaksanakan usaha pemerintahan Desa Sidamulih ke ibukota
dibandingkan Perajin lainnya, selain itu juga Kecamatan Pamarican sejauh 11 kilometer, ke
beliau pernah mengikuti pelatihan usaha gula ibukota Kabupaten Ciamis sejauh 51 kilometer
semut dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan ke ibukota Provinsi Jawa Barat 173
Koperasi dan UMKM Kabupaten Ciamis. kilometer. Secara geografi letak Desa
Sidamulih adalah sebagai berikut :
Rancangan Analisis Data a) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa
Untuk menghitung besarnya biaya, Margajaya Kecamatan Pamarican.
penerimaan, pendapatan dan R/C agroindustri b) Sebelah Selatan berbatasan dengan
gula semut di Desa Sidamulih Kecamatan Desa Mekarmulya Kecamatan
Pamarican Kabupaten Ciamis, digunakan alat Pamarican.
analisis sebagai berikut : c) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa
TC = TFC + TVC Cikupa Kecamatan Banjarsari.
TR = Hy . Y d) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa
Sukasari Kecamatan Cidolog.
π = TR – TC
Dimana : B. Identitas Responden
TC = Total Cost (Biaya Total) Responden dalam penelitian ini adalah
TFC = Tota Fixed Cost (Biaya Tetap Bapak Darsim, beliau merupakan satu-satunya
Total) perajin yang menjalankan usaha gula semut
TVC = Total Variable Cost (Biaya dengan rutin di Desa Sidamulih Kecamatan
Variabel Total) Pamarican Kabupaten Ciamis. Identitas
TR = Total Revenue (Penerimaan Total) responden meliputi:
a. Umur : 43 tahun
Y = Quantity (Volume Penjualan)
b. Tingkat pendidikan: Sekolah Dasar
Hy = Price (Harga Jual)
c. Jumlah tanggungan keluarga : 2 orang
π = Pendapatan d. Pengalaman berusaha : 6 tahun.
Untuk mengetahui apakah usahatani
tersebut menguntungkan atau tidak, maka Berdasarkan umur, responden berada
dihitung dengan menggunakan R/C yaitu dalam masa produktif dalam menjalankan
membandingkan antara penerimaan total usaha tesebut, tetapi dengan tingkat
dengan biaya produksi total, secara matematis pendidikan yang rendah dan jumlah
dapat ditulis sebagai berikut : tanggungan keluarga sebanyak 2 orang, beliau
R/C = Penerimaan Total / Biaya Total hanya menjadikan usaha tersebut sebagai
usaha sampingan dengan pengalaman
Dari hasil analisis akan diperoleh
berusaha selama 6 tahun.
beberapa ketentuan yang terdiri dari :
1) R/C > 1 maka usaha tersebut C. Analisis Usaha Agroindustri Gula
menguntungkan. Semut
1) Biaya Total

Halaman | 223
ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT
(Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten
Ciamis)
IDIN HADWA, SOETORO, ZULFIKAR NOORMANSYAH

Biaya total yang dikeluarkan dalam a) Rata-rata R/C pada agroindustri gula
pembuatan gula semut dalam satu kali proses semut di Desa Sidamulih adalah :
produksi adalah sebesar Rp. 41.962,84, dan Total penerimaan (TR)
b) R/C = =
Total Biaya (TC)
biaya yang digunakan dalam usaha Rp. 60.000,00
agroindustri gula semut dibagi dua jenis biaya, = 1,43
Rp. 41.962,84
yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya c) R/C pada perajin gula semut di Desa
tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak Sidamulih sebesar 1,43. Artinya nilai
dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi, R/C lebih besar daripada 1, maka
yang terdiri dari penyusutan alat, pajak bumi dapat disimpulkan bahwa
dan bangunan, serta bunga modal tetap, yaitu agroindustri gula semut di Desa
sebesar Rp. 483,64. Sedangkan biaya tidak Sidamulih menguntungkan. Nilai R/C
tetap (biaya variabel) adalah biaya yang besar sebesar 1,43 berarti dengan
kecilnya dipengaruhi oleh besar kecilnya mengeluarkan biaya sebesar 1 satuan
produksi, yang terdiri dari biaya penyediaan maka akan menghasilkan penerimaan
bahan baku (sarana produksi), tenaga kerja sebesar 1,43 satuan, dengan
dan bunga modal variabel,yaitu sebesar Rp. keuntungan sebesar 0,43.
41.479,20.
5) Nilai Tambah
2) Penerimaan Aktifitas pengolahan nira pada
Gula semut yang dihasilkan oleh industri gula semut merupakan salah satu
perajin adalah sebanyak 4 kilogram per satu bentuk kegiatan yang mengakibatkan
kali proses produksi, dengan harga jual gula bertambahnya nilai komoditi nira. Besaran
semut sebesar Rp. 15.000,00. Jadi penerimaan nilai tambah tersebut dapat diketahui melalui
gula semut sebesar Rp. 60.000,00 per satu kali analisis nilai tambah Metode Hayami. Melalui
proses produksi. analisis ini dapat diketahui distribusi nilai
tambah terhadap tenaga kerja dan perajin.
3) Pendapatan Analisis nilai tambah pada penelitian ini
Pendapatan bersih yang diterima dimulai dari pengadaan bahan baku nira
perajin gula semut yaitu penerimaan dikurangi sampai dengan produk gula semut habis
dengan biaya produksi (biaya tetap dan biaya terjual. Dasar perhitungan dalam analisis nilai
variabel). Besarnya pendapatan tergantung tambah pada industri gula semut
pada banyaknya produk yang dihasilkan serta menggunakan per satuan liter dari bahan baku
harga jual. Hasil penelitian menunjukkan nira sebagai bahan baku utama. harga bahan
bahwa pendapatan agroindustri gula semut baku nira pada saat penelitian yaitu Rp. 138,06
dalam satu kali proses produksi di Desa per liter.
Sidamulih sebesar Rp 18.037,16. Berdasarkan perhitungan konversi
bobot, dalam satu kali proses produksi, output
4) R/C yang dihasilkan perajin gula semut di Desa
R/C digunakan mengetahui kelayakan Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten
agroindustri gula semut di Desa Sidamulih. Ciamis adalah 4,00 kilogram dari bahan baku
R/C merupakan perbandingan antara nira yang diolah sebanyak 32,00 liter.
penerimaan dengan biaya total. Layak atau Berdasarkan pembagian besaran output oleh
tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari nilai input bahan baku utama didapatkan nilai
R/C. Apabila nilai R/C lebih besar daripada 1 faktor konversi sebesar 0,13. Nilai ini
maka suatu usaha dikatakan layak, jika nilai menunjukkan bahwa setiap satu liter nira yang
R/C lebih kecil daripada 1 maka usaha diolah akan menghasilkan 0,13 kilogram gula
tersebut tidak layak, dan jika nilai R/C sama semut.
dengan 1 maka usaha tersebut tidak Koefisien tenaga kerja adalah jumlah
mendapatkan untung dan tidak rugi. tenaga kerja yang dibutuhkan dibagi dengan

Halaman | 224
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 4 Nomor 2, Mei 2017

jumlah input nira. tenaga kerja yang 1) Biaya total pada seorang perajin gula
dibutuhkan pada usaha agroindustri gula semut di Desa Sidamulih Kecamatan
semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamaricaan Kabupaten Ciamis dalam
Pamarican Kabupaten Ciamis dengan bahan satu kali proses produksi adalah Rp.
baku sebanyak 32,00 liter adalah 1HKSP 41.962,84 dan penerimaan dalam satu
dengan rata-rata upah Rp. 35.000,00 per kali proses produksi Rp. 60.000,00
HKSP. Nilai koefisien tenaga kerja diperoleh serta pendapatan dalam satu kali
dari hasil pembagian jumlah tenaga kerja proses produksi Rp. 18.037,16.
dengan jumlah input bahan baku yang diolah Adapun rata-rata R/C dalam satu kali
dalam satu kali proses produksi. Hasil proses produksi adalah 1,43, artinya
perhitungan tersebut menunjukkan nilai usaha agroindustri gula semut
koefisien tenaga kerja pada agroindustri gula respoden di Desa Sidamulih
semut di daerah penelitian adalah 0,03. Nilai Kecamatan Pamarican Kabupaten
ini dapat diinterpretasikan sebagai jumlah Ciamis menguntungkan dan layak
tenaga kerja yang diperlukan untuk untuk diusahakan.
memproduksi satu liter nira hingga menjadi 2) Besarnya nilai tambah dari usaha
gula semut adalah 0,03 HKSP. agroindustri gula semut responden di
Sumbangan input lain adalah biaya- Desa Sidamulih Kecamatan
biaya yang dikeluarkan selain biaya bahan Pamarican Kabupaten Ciamis adalah
baku nira dan tenaga kerja. Sumbangan input Rp. 1.327,94 per kilogram.
lain pada kegiatan pengolahan nira menjadi
gula semut terdiri dari biaya minyak, plastik, Saran
kayu bakar, serbuk gergaji, transportasi, Dari hasil perhitungan bahwa
listrik, biaya penyusutan, pajak dan bunga agroindustri gula semut menguntungkan
modal. sumbangan input lain pada agroindustri sehingga agroindustri gula semut layak untuk
industri gula semut per satu liter bahan baku dikembangkan, dan bagi pihak pemerintah
nira dalam satu kali proses produksi adalah dapat memberikan dukungan dan kebijakan
Rp. 409,00 terhadap agroindustri tersebut.
Nilai output diperoleh dari hasil
perkalian rata-rata harga output per liter
DAFTAR PUSTAKA
dengan faktor konversi pada perajin
Balai Penyuluhan, Pertanian, Perikanan, dan
agroindustri gula semut di Desa Sidamulih
Kehutanan. 2015. Data Curah hujan
Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis
2014. Kecamatan Pamarican.
yaitu sebesar Rp. 1.875,00.
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi
Nilai tambah diperoleh dari hasil
dan UMKM Kabupaten Ciamis 2015.
pengurangan nilai output oleh sumbangan
Sentra Industri Gula Aren. Ciamis.
input lain dan harga input. nilai tambah pada
Lempang, M. 2012. Pohon Aren dan Manfaat
perajin agroindustri gula semut di Desa
Produksinya, Balai Penelitian
Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten
Kehutanan Makasar.
Ciamis dalam satu kali proses produksi adalah
Nazir. 2005. Metode Penelitian. Ghalia
Rp. 1.327,94 per kilogram. Nilai tambah
Indonesia. Jakarta
tersebut merupakan nilai tambah kotor karena
Pemerintah Desa Sidamulih 2015. Data
belum memperhitungkan imbalan tenaga
Perajin Gula Semut. Sidamulih
kerja.
Soekartawi. 2000. Pengantar Agroindustri.
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
KESIMPULAN DAN SARAN
Sudiyono, A. 2004. Pemasaran Pertanian.
Kesimpulan
Universitas Muhammadiyah Malang.
Berdasarkan hasil penelitian dan
Malang.
pembahasan, maka dapat ditarik beberapa
Suratiyah. K. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar
kesimpulan sebagai berikut :
Swadaya. Jakarta.

Halaman | 225

Anda mungkin juga menyukai