Anda di halaman 1dari 13

ACARA I

HIDROGEOLOGI DAN PENGAPLIKASIAN HUKUM DARCY

I. PENGERTIAN
Hirdologi adalah studi tentang air, dalam pengertian luas hidrologi
mempelajari distribusi, gerakan dan kandungan unsur-unsur kimia seluruh air
di bumi.
Definisi yang berkaitan dengan hidrogeologi/geohidrologi oleh para ahli :
1. Lamarc (1802), orang yang pertama kali menggunakan istilah hidrogeologi
yang didefinisikan studi fenomena dari degradasi (erosi) dan pengendapan
oleh air.
2. Lucas (1879), menggunakan istilah hidrogeologi sebagai studi geologi
mengenai air bawah tanah (Underground water)
3. Mead (1919), pada buku hidrologi klasiknya mendefinisikan hidrogeologi
sabagai studi tentang hukum-hukum terjadinya dan gerakan dari pada
subteranian waters (airtanah). Mead menitikberatkan sifat khusus dari studi
airtanah sebagai agen geologi
4. Meinzer, yang pertama kali menyebut istilah Geohidrologi sebagai ilmu yang
mempelajari tentang air tanah pada pertemuan IASH (International
Association of Scientific Hydrology) tahum 1939. Geohidrologi adalah sebagai
cabang ilmu dari hidrologi dimana pada siklus hidrologi sebagian berada di
permukaan yaitu penguapan, pengembunan, hujan, aliran air permukaan ini
sebagai Surface Hidrologi, sebagai siklus hidrologi yang lain akan meresap
masuk kedalam tanah dan mengalir di bawah tanah ini yang disebut
subterrainian Hydrology atau Geohidrology.
5. Mead dan Meinzer, sebagai ahli hidrologi klasik menggunakan istilah yang
berbeda, yaitu hidrogeologi atau geohidrologi, yaitu termasuk air
permukaaan dan air bawah permukaan dengan orientasi (dasar) geologi.
6. Toth (1990), Hidrogeologi dalam bahasa Inggris tertulis Hydrogeology, bila
melihat dari struktur bahasa maka dapat diuraikan menjadi hydro
(merupakan kata sifat yang berarti “mengenai air” ) dan geology (kata benda),
sehingga dapat definitive dapat dikatakan merupakan suatu studi
dariinteraksi antara kerja kerangka batuan dan air tanah. Dalam prosesnya
studi ini menyangkut aspek-aspek fisika dan kimia yang terjadi di dekat atau
di bawah permukaan tanah, termasuk di dalamnya adalah transportasi
massa, material, reaksi kimai, perubahan temperature, perubahan topografi
dan lainnya yang terjadi dalam skala waktu harian (daily time scale).
7. Singh (1992), menyatakan bahwa hidrologi adalah ilmu yang
membahas karakteristik menurut waktu dan ruang tentang kuantitas
dan kualitas air bumi, termasuk di dalamnya kejadian, pergerakan,
penyebaran, sirkulasi tampungan, eksplorasi, pengembangan dan
manajemen.
8. Pada saat ini persoalan airtanah semakin kompleks dengan adanya kerja
sama dari berbagai disiplin ilmu antara lain geologi, hidrologi, hidrolika,
agronomi, kimia, fisika sehingga pengertian tentang airtanah sangat luas dan
kompleks. Sehingga batasan hidrogeologi dan geohidrologi semakin kabur.
Pada prinsipnya studi ini meliputi sifat fisik, kimia, lingkungan, gerakan,
kegunaan dan hal-hal lain yang menyangkut airtanah.
9. Ilmu Hidrogeologi merupakan perpaduan ilmu geologi dan ilmu hirdolika.
Dalam buku ini dititik bertkan pada gerakan/aliran air di dalam tanah
secara hirolik. Gabungan dua kata hidro dan geologi menunjukkan secara
implisit pengertian geologi dari air. Atau dengan kata lain adalah merupakan
suatu studi tentang interaksi antara kerangka system batuan dan atau
dengan air tanah. Dari sudut pandang hidrolika maka istilah gerakan aliran
dalam tanah dikenal dengan hirolika dalam media porous, karena airtanah
mengalir di antara atau di sela-sela butiran tanah yang sekaligus sebagai
media. Pengetahuan tentang hidrogeologi ini penting bagi manusia, karena
fungsi dan kegunaanya meliputi tiga aspek (Toth, 1990) :
1. Aspek sebagai salah satu sumber alam yang dimanfaatkan untuk
berbagai macam keperluan bagi umat manusia.
2. Aspek bagian dari hidrologi di dalam tanah yang mempengaruhi
keseimbangan siklus hidrologi global
3. Aspek sebagai anggota/agen dari geologi.
Kajian sumberdaya air memerlukan integrasi studi air atmosfer, air
permukaan, dan airtanah. Untuk itu diperlukan kerjasama antara ketiga bidang
keahlian tersebut. Dalam perkembangannya ilmu hidrogeologi sering digunakan
untuk memecahkan berbagai masalah. Beberapa contoh bidang kajian dan contoh
kajiannya disajikan dalam ( Tabel 1) berikut ini.
No Bidang Contoh Kajian
1 Penyediaan air bersih Eksplorasi airtanah untuk penyediaan air bersih
di daerah kritis air
2 Perencanaan wilayah Survei potensi airtanah untuk penyediaan air
bersih di kawasan binaan
3 Pencemaran airtanah Studi distribusi pencemaran limbah industri,
limbah pertanian, pencemaran alamiah
Survei salinitas dalam airtanah di kota-kota
pesisir
4 Masalah geologi teknik Studi gerakan tanah, tanah longsor, penurunan
(bencana alam geologi) permukaan tanah
5 Eksplorasi hidrokarbon Studi hidrodinamika airtanah untuk melacak
migrasi minyak
6 Eksplorasi endapan Alterasi Hidrotermal
mineral
7 Eksplorasi panas bumi Studi sistem aliran airtanah di kawasan lapangan
panas bumi
8 Pemantauan Instalasi system pemantauan dan pengendalian
eksploitasi air tanah eksploitasi air tanah dengan system telemetri.
9 Zona imbuhan mata air Identifikasi zona imbuhan mata air di kawasan
gunung api berdasarkan data isotop alamiah.
10 Aplikasi metoda Pemetaan akifer berdasarkan survey geolistrik di
geofisika kawasan pantai

Tabel 1. Berbagai bidang kajian dan contoh kajian bidang hidrogeologi

II. SIKLUS HIDROLOGI

Siklus hidrogeologi atau siklus airtanah erat hubungannya dengan siklus


air meteorik. Siklus ini dapat berlangsung akibat panas dari radiasi sinar matahari.
Kedua siklus ini merupakan bagian dari siklus hidrologi di permukaan bumi
dengan perhitungan jumlah air seperti pada Gambar 1. Proses-proses utama yang
berlangsung dalam siklus hidrologi meliputi proses evaporasi, evapotranspirasi,
dan presipitasi. Proses evaporasi adalah proses penguapan air ke atmosfer dari
tubuh-tubuh air yang ada di bumi baik dari laut, sungai atau danau. Sedangkan
evapotranspirasi adalah gabungan dari proses penguapan air yang terkandung di
tanah yaitu soil moisture dari zona perakaran dan aktivitas vegetasi (transpirasi)
dengan proses evaporasi.

Gambar 1. Perhitungan jumlah air di dunia (Univ. of Illinois at Urbana Champagne,


2006)

Selanjutnya proses presipitasi (hujan) akan mengembalikan air tersebut dari


atmosfer ke daratan dan lautan. Sebagian air hujan tertampung di danau/rawa
(depression storage), sebagian mengalir di darat (overland flow), membentuk aliran
permukaan (surface runoff/direct run off), sebagai bagian dari aliran sungai (stream
flow) dan sebagian lagi terserap (infiltrasi) di daerah recharge menjadi airtanah
(Gambar 2).
Gambar 2. Gambaran skematik siklus hidrologi (J. Bier, 1978)

Siklus hidrologi air dan proses terjadinya, yaitu :

1) Siklus Pendek / Siklus Kecil


Penguapan air laut karena pemanasan matahari di permukaan laut.
Air laut mengalami perubahan bentuk menjadi gas. Terjadi kondensasi
atau pengembunan. Pembentukan awan. Awan yang tertiup angin,
menyebabkan turun hujan. Hujan jatuh di wilayah laut. Pada siklus
pendek ini, hujan terjadi di permukaan laut dan prosesnya hanya
melibatkan wilayah laut saja.
2) Siklus Sedang
Penguapan air laut karena pemanasan matahari di permukaan laut.
Terjadi kondensasi atau pengembunan. Uap bergerak oleh tiupan angin
ke darat. Pembentukan awan. Turun hujan di permukaan daratan. Air
mengalir di sungai dan selanjutnya menuju laut kembali. Siklus sedang
melibatkan wilayah daratan dan lautan.
3) Siklus Panjang
Penguapan air laut karena pemanasan matahari di permukaan laut.
Uap air mengalami sublimasi. Pembentukan awan yang mengandung
kristal es. Awan bergerak oleh tiupan angin ke darat. Pembentukan
awan. Turun salju di daerah kutub. Pembentukan gletser. Gletser
mencair membentuk aliran sungai. Air mengalir di sungai menuju darat
dan kemudian ke laut.
II. MACAM AIR
Menurut Bambang Hermanto (2012) bahwa macam-macam air sebagai berikut:
1. Air Tanah Freatik
merupakan air tanah dangkal, contohnya air sumur yang terletak di antara air
permukaan dan lapisan kedap air (impermeable).
2. Air Tanah Dalam (Artesis)
meruapakan air tanah dalam, terletak di antara lapisan akuifer dengan lapisan
batuan kedap air (akuifer terkekang).
3. Air Tanah Meteorit (Vados)
merupakan air tanah yang berasal dari proses presipitasi (hujan) dari awan yang
mengalami kondensasi bercampur debu meteorit.
4. Air Tanah Baru (Juvenil)
merupakan air tanah yang terbentuk dari dalam bumi karena intrusi magma. air
tanah juvenil ditemukan dalam bentuk air panas (geyser).
5. Air Konat
merupakan air tanah yang terjebak pada lapisan batuan purba sehingga sering
copypaste dari fuat cepat disebut fosil water.

IV. PERILAKU BATUAN TERHADAP AIR TANAH


Berdasarkan pada kondisi fisik batuan dalam kaitannya dalam kemampuan
batuan untuk menyimpan airtanah, maka terdapat beberapa istilah sebagai berikut
(Fetter, 1994) :
1. Akuifer (aquifer), yaitu suatu tubuh batuan, tanah atau regolith yang berfungsi
sebagai reservoir dan mempunyai harga porositas serta permeabilitas yang baik
sehingga mampu menyimpan dan meluluskan airtanah dalam jumlah cukup
besar dan cukup suplesi. Contoh : batupasir dan batugamping
2. Akuitar (aquitar), yaitu batuan atau regolith dengan harga permeabilitas kecil
tetapi masih mengandung airtanah dalam jumlah yang cukup dan dapat
berperan sebagai media transmisi air yang berasal dari satu akuifer ke akuifer
lainnya. Contoh : batulanau, batulempung pasiran.
3. Akuiklud (aquiclude), yaitu batuan atau regolith yang termasuk kategori kedap
air (impermeabel), tetapi masih mampu menyimpan air dalam jumlah yang tidak
banyak dan tidak mampu untuk meluluskannya. Contoh : batulempung.
4. Akuiflug (aquiflug), yaitu batuan atau regolith yang sama seklai kedap air serta
tidak dapat mengandung air dan mempunyai harga permebilitas nol. Contoh :
Granit
Berdasarkan posisi stratigrafinya, variasi posisi dari akuifer, akuitar, akuiflug,
dan akuiklud ditunjang dengan sifat-sifat fisik lainnya maka dapat di tentukan
bahwa macam-macam akuifer Menurut Krussman dan Ridder (1970) dalam Utaya
(1990:41-42) sebagai berikut:

a. Akuifer Bebas (Unconfined Aquifer) yaitu lapisan lolos air yang hanya
sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air. Permukaan tanah
pada aquifer ini disebut dengan water table (preatiklevel), yaitu permukaan air
yang mempunyai tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer.

Gambar 3. Konfigurasi akuifer tertekan dan muka air tanah pada sumur.
Sumber : Kruseman dan de Ridder (1994)

b. Akuifer Tertekan (Confined Aquifer) yaitu akifer yang seluruh jumlahnya air
yang dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang di atas maupun di bawah, serta
mempunyai tekanan jenuh lebih besar dari pada tekanan atmosfer.
Gambar 4. Konfigurasi akuifer tak tertekan dan muka air tanah.
Sumber : Kruseman dan de Ridder (1994)

c. Leaky aquifer (semi confined atau akifer bocor) yaituAkifer yang dibatasi
oleh lapisan semi permeabel/lapisan akitard di atas atau dibawahnya.

Gambar 5. Konfigurasi akuifer bocoran dan muka air tanah pada sumur.
Sumber : Kruseman dan de Ridder (1994)
ACARA II
APLIKASI HUKUM DARCY

1.1 Tujaan
1. Untuk menentukan konduktifitas hidrolik (K)
2. Untuk menentukan kecepatan aliran (v)
1.2 Alat dan Bahan
• Botol bekas
• Pipa Paralon
• Selang
• Tanah Sampel
• Gelas Ukur
• Penyangga
• Wadah
Data yang berupa gambar aliran air tanah dalam air tanah beserta
keterangannya

Gambar 1. Percobaan Darcy

1.3 Dasar Teori


Henry Philibert Gaspard Darcy (10 Juni 1803 - 3 Januari 1858) adalah seorang
insinyur Perancis yang memberikan kontribusi penting dalam beberapa teori
hidrolika. Dia dilahirkan di Dijon, Perancis. Meskipun ayahnya meninggal pada
tahun 1817 ketika ia berusia 14, ibunya bias meminjam uang untuk membayar
biaya sekolahnya. Pada 1821 ia masuk di Ecole Polytechniquedi Paris,dan dua
tahun kemudian dipindahkan ke Ecole des Ponts et Chaussees, yang akhirnya
membawa dia bekerja pada Departemen jembatan dan jalan. Pada tahun 1856 dia
mempublikasikan hasil percobaannyadi laboratorium tentang aliran air melalui
media berpori yaitu pasir . Hasil percobaannya berupa hokum empiris yang disebut
Hukum Darcy . Penemuan hukum ini sekaligus dapat dianggap sebagai kelahiran
dari ilmu hidrologi.
Hukum Darcy adalah persamaan yang mendefinisikan kemampuan suatu fluida
mengalir melalui media berpori seperti batu. Hal ini bergantung pada prinsip
bahwa jumlah aliran antara dua titik adalah berbanding lurus dengan perbedaan
tekanan antara titik-titik dan kemampuan media melalui yang mengalir untuk
menghambat arus. Berikut tekanan mengacu pada kelebihan tekanan lokal atas
tekanan hidrostatik cairan normal yang, karena gravitasi, meningkat dengan
mendalam seperti di kolom berdiri air. Ini faktor impedansi aliran ini disebut
sebagai permeabilitas. Dengan kata lain, hukum Darcy adalah hubungan
proporsional sederhana antara tingkat debit sesaat melalui media berpori dan
penurunan tekanan lebih dari jarak tertentu.

Gambar 2. Hukum darcy

Dimana:
Q = Laju aliran air (volume per waktu)
K = Konduktivitas hidraulik
dh/dl = gradien hidraulik
Prosedur Kerja :
• Menentukan head loss = hi = (hi - h2) dan panjang aliran = L
• Menghitung harga landaian hidrolika = i = hl/L (tanpa satuan)
• Dengan rumus Q = K .i . A, dimana
Q = debit aliran (diukur),
A = luas penampang (dihitung), maka harga
K = konduktifitas hidrolik dapat dihitung
• Kecepatan aliran = V dapat dihitung dengan menggunakan rumus V = K .i

Pembatasan Hukum Darcy :


• Hukum Darcy hanya berlaku untuk tanah yang homogen dan isotropis.
Isotropis yaitu sifat tanah ke segala arah sama atau homogen dari atas
sampai kebawah.
• Kontinuitas volume air yang masuk ke volume kontrol tidak sama dengan
volume yang keluar, tanpa menghiraukan volume kontrol. Kalau volume
tetap hukum darcy tidak berlaku.
• Volume tanahnya tidak berubah, bagi tanah yang mengembang dan
mengkerut tidak berlaku Hukum Darcy.
• Hukum darcy hanya berlaku pada aliran Laminer, aliran turbulen tidak
berlaku.
Tabel 1. Representative Values of K = Hydraulic Condctivity (after morris and
Johnson di ambil dari Todd, 1980)
K (Hydraulic
Type of
N No Material Conductivity),
Measurement
m/day
1 Gravel, coarse 150 R
2 Gravel, medium 270 R
3 Grave, fine 450 R
4 Sand, coarse 45 R
5 Sand, medium 12 R
6 Sand,fine 2,5 R
7 Silt 0,08 H
8 Clay 0,0002 H
9 Sandstone, fine-grained 0,2 V
10 Sandstone, medium-grained 3,1 V
11 Limestone 0,94 V
12 Dolomite 0,001 V
13 Dune sand 20 V
14 Loess 0,08 V
15 Peal 5,7 V
16 Schist 0,2 V
17 Slate 0,00008 V
18 Till, Predominantly sand 0,49 V
19 Till, Predominantly gravel 30 V
20 Tuff 0,2 V
21 Basalt 0, 01 V
22 Gabro, weathred 0,2 V
23 Granite, weathred 1,4 V
*H is horizontal Hydraulic conductivity* Jt is a repacked sampel, and V is vertical
Hydraulic conductivity
Contoh soal :

Diket : h1 = 185 m h2 = 155 m

L = 400 m Q = 3725,5 m³/hari

t = 30 m l = 175 m

hl = h1 – h2

A=txl

i = hl/ L

Q=K.i.A

v =K.I

Ditanya : K = …..m/hari

v = …..m3/hari

Jenis akuifer berdasarkan harga K ( hydraulic consuctivity ) ?

Anda mungkin juga menyukai