Makalah Kel 2 Lismag Ke 5
Makalah Kel 2 Lismag Ke 5
Kelompok Al-Kindi
Disusun Oleh :
Desti Setianingrum 1801115007
Jihan Munawaroh 1801115003
Intan Dian Stepen 1801115023
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih. Segala puji dan syukur bagi Allah SWT
yang dengan rido-Nya ita dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancer. Sholawat serta
salam tetap kami haturkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang dengan
rido-Nya dan bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan dengan lancer.
Sebagai mahasiswa kami mengharapkan bimbingan dan bantuan, saran serta
dukungan dari bapak dan ibu dosen serta pihak lain agar makalah ini bisa berhasil dan
berguna bagi kita semua.
Tidak ada gading yang tak retak, demikian pula makalah ini, Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
16 Desember 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN
A. Persamaan Laplace
B. Persamaan Poisson
C. Konsep Syarat Batas
D. Metode Pemisahan Variabel
DAFTAR PUSTAKA
A. Persamaan Laplace
Telah diketahui bahwa hukum Gauss dinyatakan dalam bentuk :
❑
∮ E . dA= Qε … ( 1 )
S 0
Dengan menggunakan teorema divergensi (teorema Gauss), integral permukaan
dalam persamaan (1) dapat dinyatakan sebagai berikut :
❑
∫ (∇ .¿ E)dV = Qε …(2) ¿
V 0
∫ ( ∇ . E ) dV = ε1 ∫ ρdV … ( 3 )
V 0
Atau dapat diperoleh bahwa :
ρ
∇ . E= … (4)
ε0
Persamaan (4) sering disebut dengan persamaan hukum Gauss dalam bentuk
diferensial. Dalam persamaan E=−∇ V , jika dikombinasikan dengan persamaan
(4) akan diperoleh :
−ρ
∇ .∇V=
ε0
−ρ
∇2 V = …(5)
ε0
Dimana ρ adalah rapat muatan total. Persamaan (5) disebut persamaan Poisson. Jika
rapat muatan adalah nol, maka persamaan (5) menjadi:
∇ 2 V =0 …(6)
Persamaan (6) disebut persamaan Laplace. Persamaan (6) ini lebih
sederhana dalam penyelesaiannya. Oleh karena itu, persamaan Laplace ini yang
akan digunakan dalam rangka menyelesaikan permasalahan tentang potensial.
Persamaan (6) dapat dituliskan dalam koordinat kartesian sebagai berikut:
∂2 V ∂2 V ∂2 V
+ + =0 …(7)
∂ x 2 ∂ y 2 ∂ z2
a. Persamaan Laplace dalam Satu Dimensi
Misalkan V hanya tergantung pada variabel x saja, maka persamaan Laplace
menjadi :
∂2 V
=0 …(8)
∂ x2
Penyelesaian umum persamaan (8) adalah:
V =mx+b … (9)
Persamaan (9) berisi dua konstanta yang tidak diketahui yaitu m dan b yang
diharapkan sebagai jawaban dari persamaan diferensial orde dua. Kedua
konstanta tersebut ditentukan dengan menggunakan syarat batas. Syarat batas
dapat dipilih karena belum ada persoalan fisis yang ditentukan, kecuali hipotesis
asal yang menyatakan bahwa potensialnya hanya berubah terhadap x.
Misalkan V =V 1 pada saat x=x 1 dan V =V 2 pada x=x 2, maka melalui
persamaan (9) diperoleh sebagai berikut:
V 1=m x 1+b V 2=m x 2 +b
V 1−V 2 V 2 x 1−V 1 x2
m= b=
x 1−x 2 x 1−x 2
Sehingga persamaan (9) menjadi :
V 1 ( x−x 2 )−V 2 ( x−x 1)
V= …(10)
x 1−x 2
Jika diperoleh syarat batas V 1=0 , untuk x 1=0, dan V 2=V 0 , pada x 2=d ,
maka :
V0
m= b=0
d
Sehingga persamaan (9) menjadi :
V0 x
V= …(11)
d
b. Persamaan Laplace dalam Dua Dimensi
Jika V bergantung dari dua variabel, missal x dan y, maka persamaan
Laplace dituliskan :
∂2 V ∂2 V
+ =0 … ( 12 )
∂ x2 ∂ y2
Penyelesaian yang didapat akan mempunyai dua sifat, yaitu :
a) Nilai V ditulis ( x , y ) adalah rata – rata dari sekeliling titik. Jika
digambarkan lingkaran dengan jari – jari R yang terkait dengan titik ( x , y ),
maka harga rata – rata V pada lingkaran adalah sama dengan harga pada
pusat lingkaran.
1
V ( x , y )= Vdl …(13)
2 πR ∮
b) V tidak ada lokasi maksimum atau minimum, harga ekstrim terjadi pada
batas.
c. Persamaan Laplace dalam Tiga Dimensi
Jika V tergantung dari segitiga variabel x , y , z, maka persamaan Laplace
menjadi :
∂2 V ∂2 V ∂2 V
+ + =0
∂ x 2 ∂ y 2 ∂ z2
Penyelesaian V yang diperoleh akan memiliki dua sifat, yaitu :
a) Nilai V pada titik P adalah merupakan nilai rata – rata pada permukaan bola
berjari – jari R dengan titik pusat P.
1
V ( P )= ∮ Vda
2 π R2
b) Sebagai konsekuensinya, V dapat tidak ada lokasi maksimum atau
minimum, sedangkan nilai ekstrim V terjadi pada batas. Jika V maksimum
di titik P, maka dapat digambarkan suatu bola yang mengelilingi titik P
yang semua harga dari V akan lebih kecil daripada harga V di titik P.
B. Persamaan Poisson
Sehingga,
∇ 2 V 3 =∇ 2 V 1−∇2 V 2
− ρ −ρ
∇2 V 3 =
ε0
−( )
ε0
−ρ ρ
∇2 V 3 = + =0 …(25)
ε0 ε0
Dimana,
∇ . E 3=0 …(26)
∮ E3 . da=0 …(27)
Meliputi masing – masing permukaan perbatasan. Meskipun tidak
mengetahui bagaimana distribusi muatan tersebut maka dapat diketahui bahwa
masing – masing konduktor merupakan equipetensial, sehingga V 3 adalah
konstan meliputi masing – masing permukaan konduktor. Dalam hal ini, V 3
tidak perlu sama dengan nol, sebab V 1 dan V 2 harganya boleh tidak sama.
Dengan berdasarkan aturan dalam identitas vektor, yaitu hukum perkalian
´ )=f ( ∇ ´. A)+ Á . ( ∇ f ), maka dapat dinyatakan bahwa :
∇ . (fA
∇ . ( V 3 E3 ) =V 3 ( ∇ . E3 ) + E3 ( ∇ .V 3 ) …( 28)
Integral ruas kiri pada persamaan (30) melalui teorema divergensi dapat
diubah menjadi integral permukaan. Integral permukaan meliputi semua
perbatasan dari daerah yang telah ditentukan, termasuk semua permukaan
penghantar dan batas luar. Karena V 3 konstan meliputi setiap permukaan, (jika
batas luar adalah tak terhingga, V 3=0¿ , maka persamaan (30) menjadi :
❑ ❑
Tetapi integralnya tidak pernah negative, namun integral dapat diabaikan jika
E3 =0 di setiap tempat, akibatnya E1=E 2.
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa sistem tidak bergantung pada z,
sehingga persamaan Laplace menjadi :
∂2 V ∂2 V
+ =0
∂ x2 ∂ y2
∂2 V ∂2 XY
= =X
∂ x2 ∂ x2
∂2 V ∂2 XY
= =XY
∂ y2 ∂ y2
Misalkan X Y=k} ^ {2 ¿ dan XY =- {k} ^ {2,
X Y + XY = 0
X Y = -XY=−k 2
X } + {k} ^ {2} X= ¿
X ( x )= A e kx + B e−kx
Untuk nilai Y
V ( x , y )=(A e kx + B e−kx ) ¿
Untuk memperoleh solusi khususm maka kita masukkan syarat batas yang telah
diketahui sebelumnya.
a) Syarat batas 4 untuk V →0, bila x → ∞
V ( x , y )=( A ekx + B e−kx ) ( C sin ky + D cos ky )
π 0 jika k ≠l
0
2
{
∫ sin (ky )sin ( dy ) dy= π jika k ≠ l
Untuk k =l
π π
∫ V 0 ( y) sin(ky ) dy=D ∫ π2
0 0
π
π
D= ∫ V ( y ) sin ( ky ) dy
2 0 0
π
2
D= ∫ V 0 ( y ) sin ( ky ) dy
π 0
2 1
D= V 0 −cos ky π
π k [ 0 ]
2V0
D= ¿
πk
2V0
D= ¿
πk
0 , k=genap
{
D= 4 V 0
kπ
, k=ganjil
4 V0 ∞
V ( x , y )= ∑ sin ky
kπ k=1,3,5e
−kx