Final Test Kewarganegaraan
Final Test Kewarganegaraan
3. Negara merupakan suatu wilayah dimana memiliki suatu sistem yang berlaku bagi
setiap individu yang berada di wilayah tersebut. Suatu negara dapat berupa negara
yang berdaulat ataupun bagian dari negara yang lebih besar. Ciri ciri sebuah negara
adalah memiliki rakyat, wilayah, dan memiliki pemerintahan.
4. Ideologi merupakan kata yang berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari ideas dan
logos yang memiliki makna pemikiran, cara pandang, ilmu, dan cita cita. Maka dari
itu, dapat disimpulkan bahwa ideologi merupakan sebuah cara pandang atau ilmu
yang membentuk suatu kerangka berfikir dalam masyarakat dalam mewujudkan
sebuah cita cita. Terdapat beberapa contoh ideologi, yaitu ideologi Pancasila, ideologi
sosial komunis, ideologi liberalisme, dan ideologi kapitalisme.
a. Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila merupakan ideologi yang menjadikan nilai-nilai yang ada pada
setiap butir Pancasila sebagai pedoman dasar dalam melaksanakan kehidupan
bernegara. Ideologi Pancasila juga menjadikan Pancasila sebagai cita cita sebuah
negara. Negara yang menganut ideologi Pancasila adalah Indonesia.
c. Ideologi Liberalisme
Ideologi Liberalisme merupakan ideologi kepentingan individu daripada
kepentingan suatu golongan atau kelompok. Dalam ideologi ini didasari oleh
paham yang menganut adanya kebebasan setiap individu, baik itu dari berbagai
aspek, yaitu : aspek ekonomi, aspek sosial, aspel agama, aspek budaya, dll. Salah
satu negara yang menganut ideologi ini adalah United Kingdom.
d. Ideologi Kapitalisme
Ideologi Kapitalisme merupakan ideologi yang mengutamakan kepemilikan
modal individua tau kepemilikan modal suatu kelompok masyarakan yang
digunakan sebagai alat penggerak kesejahteraan masyarakat. Ideologi ini sangat
erat kaitannya dengan ekonomi karena tujuan dari ideologi ini adalah untuk
mendapatkan modal dang keuntungan yang sebesar besarnya. Salah satu negara
yang menganut ideologi ini adalah United States.
5. Faktor penting dalam pembentukan identitas nasional adalah factor primodial dan
factor kondisional. Faktor primodial merupakan factor yang secara alamiah melekat
pada suatu bangsa, seperti kondisi geografi dan demografi. Sedangkan factor
kondisonal adalah suatu keadaan yang memengaruhi terbentuknya identitas nasional.
Misalnya, factor historis dapat memengaruhi proses terbentuknya masyarakat, factor
sosial politik, dan kebudayaan yang dimiliki. Selain itu, terdapat factor lain yang
dapat memengaruhi pembentukan identitas nasional, yaitu factor sacral. Faktor ini
merupakan suatu kesamaan keyakinan yang dipeluk dan daikui oleh masyarakat yang
bersangkutan.
6. Menurut saya Mia Audina dan Sri Mulyani adalah orang Indonesia yang hebat
dibidangnya masing masing. Mia Audina memilih untuk pindah kewarganegaraan
seteleh menikah dengan seorang pria berkewarganegaraan Belanda. Mia Audina pun
sempat meminta untuk tetap bisa membela Indonesia, namun ditolak karena bukan
lagi warga Indonesia. Maka dari itu, menurut saya Mia Audina tidak sepenuhnya
salah memilih menjadi berkewarganegaraan lain karena memang hal tersebut tidak
terkait dengan benar atau salah, tpi terkait dengan konsekuensi yang akan didapat
nantinya dan tidak ada lagi hak dan kewajiban terhdapat Indonesia. Misalnya, Mia
Audina tidak bisa mewakili Indonesia dan mungkin tidak bisa mendapatkan benefit
yang yang seharusnya didapat ketika mewakili Indonesia seperti tunjangan atau pun
penghargaan lainnya.
Disisi lain, Sri Mulyani rela melepaskan posisi strategis di Bank Dunia untuk menjadi
pembantu presiden pada tahun 2010 – 2016. Menurut saya, yang dilakukan Sri
Mulyani sangatlah luar biasa karena berani melepaskan jabatan tersebut untuk bisa
membantu membangun Indonesia dan bisa dibilang Sri Mulyani memiliki jiwa
nasionalisme. Hal tersebut bisa dijadikan contoh bagi generasi selanjutnya, namun
jangan sampai semangat nasionalisme tersebut dijadikan “alat” untuk masyarakat
menjalankan kewabijannya sebagai warga negara tapi juga mendapat yang setimpal
atas kewajibannya yang telah dilaksanakan sebagai warga negara.
7. Film pendek dengan judul “KTP” sangat menarik dan banyak pesan yang bisa dipetik
dari film pendek tersebut. Jika dihubungkan dengan sub bab mata kulaih
kewarganegaraan, film tersebut sangat berhubungan dengan sub bab Dasar Hukum
Warga Negara. Dalam hal ini, agar hubungan tersebut terjadi petugas kecamatan,
Darno mendatangi salah satu warga, Mbah Karsono, untuk pendataan pembuatan
KTP. Pendataan tersebut dilakukan agar Mbah Karsono bisa mendapatkan jaminan
kesehatan atau dengan kata lain mendapat haknya sebagai warga negara. Namun,
pendataan tersebut tidak berjalan lancer karena kepercayaan Mbah Karsono yaitu
Kejawen tidak terdaftar dalam list pendataan KTP tersebut. Singkat cerita, untuk
mengatasi permasalahan tersebut warga melakukan musyawarah yang hasilnya ialah
warga siap menjamin kesehatan Mbah Karsono dan Mbah Karsono tidak perlu
memaksakan pendataan tersebut karena kepercayaan Mbah Karsono tidak ada dalam
list perndataan tersebut. Jadi, kesimpulan yang saya dapat dari film pendek tersebut
adalah hubungan negara dan warga negara tidak harus satu arah, melainkan bisa dua
arah. Ketika negara belum bisa memberikan yang terbaik, warga bisa ikut membantu
mencarikannya solusi.
Kehilangan Kewarganegaraan.
Metode Top-Down
Dalam metode ini menggunakan logika berpikir dari ‘atas’ kemudian melakukan
pemetaan ‘ke bawah’ untuk melihat keberhasilan atau kegagalan suatu implementasi
kebijakan. Dalam metode ini juga a lebih fokus pada kegagalan implementasi
kebijakan karena menjelaskan persoalan-persoalan atau faktor penghambat
implementasi.
Dartar Pustaka
U.S. Department of State. (n.d.). Acquisition of U.S. Citizenship at Birth by a Child Born
Abroad. Retrieved December 18, 2020, from
https://travel.state.gov/content/travel/en/legal/travel-legal-considerations/us-
citizenship/Acquisition-US-Citizenship-Child-Born-Abroad.html.
Price, P. J. (2016). Jus soli and statelessness: A comparative perspective from the Americas.