Anda di halaman 1dari 3

RESUME SITOHISTOTEKNOLOGI

MATERI 8

Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Sitohistoteknologi Praktikum

Dosen Pengampu:
1. Purwanto, S.Si
2. Ahmad Fahrurrozi, S.Si, M.Sc

Ditulis oleh:
Nama : Anis Fadilah
NIM : P3.73.34.1.19.049

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
2020
DEHIDRASI,CLEARING,EMPREGNASI,EMBEDDING

Tahapan Pematangan Jaringan

Dehidrasi

 Dehidrasi bertujuan untuk mengeluarkan seluruh cairan yang terdapat dalam jaringan
yang telah difiksasi sehingga dapat diisi dengan paraffin atau zat lain untuk membuat
blok praparat.
 Spesimen diproses menggunakan reagen dengan konsentrasi meningkat.
 Dehidrasi berlebihan dapat menyebabkan jaringan menjadi keras, rapuh dan kusut.
 Dehidrasi tidak sempurna akan meganggu penetrasi reagen pembening ke dalam jaringan,
sehingga spesimen lunak dan tidak bisa dilakukan proses infiltrasi.

Zat Dehidrasi

Etanol
• Bening, tidak berwarna, mudah terbakar
• Bersifat hidrofilik
• Tercampur dengan air dan pelarut organik lainnya
• Bekerja cepat dan stabil
Metanol
Isopropil alcohol
Butil alcohol (butanol)
Alkohol terdenaturasi

Tanda bahwa dehidrasi berhasil dilakukan :

 Tidak terlihat lagi aliran perpindahan larutan ketika dimasukkan ke dalam larutan
dehidrasi terakhir
 Warna yang dihasilkan dari jaringan tersebut terlihat berwarna abu-abu atau pucat
 Tekstur lunak dan rapuh
 Gunakan 1 – 3 buah kaset sebagai kontrol.

Clearing

Bertujuan untuk mengeluarkan alcohol dari jaringan dan digantikan dengan paraffin.
Proses ini sangat krusial karena bila di dalam jaringan masih tertinggal alcohol maka paraffin
tidak bias masuk ke dalam jaringan

Syarat zat- zat pembeningan :

 Memiliki kemampuan penetrasi jaringan yang cepat


 Penghapusan zat dehidrasi cepat
 Mudah digantikan oleh zat infiltrasi
 Efek kerusakan jaringan yang rendah

Zat Clearing

Xilol (sering digunakan)


Toluen
Kloroform
Xilol substitusi
Citrus Fruit Oil (reagen limonene)

Impregnasi / Embedding

Pembenaman (impregnasi) adalah proses untuk mengeluarkan cairan pembening (clearing agent)
dari jaringan dan diganti dengan parafin. Pada tahap ini jaringan harus benar-benar bebas dari
cairan pembening karena sisa cairan pembening dapat mengkristal dan sewaktu dipotong dengan
mikrotom akan menyebabkan jaringan menjadi mudah robek.

Zat yang di gunakan

 Parafin adalah filtrat yang paling banyak digunakan untuk infiltrasi dan embedding di
laboratorium histopatologi. Parafin yang digunakan tersedia dalam berbagai bentuk
dengan berbagai suhu lelehnya dan zat penambahnya untuk bisa menghasilkan potongan
jaringan yang berkualitas. Beberapa praktisi menganjurkan menggunakan parafin yang
mempunyai titik leleh yang rendah dalam mempercepat proses infiltrasi. Reagen Infiltrasi
mempertahankan fungsi dari sel dan komponen ultrastruktural selama proses
pemotongan.

Proses pembenaman sebagai berikut :

1. jaringan dbenamkan ke dalam parafin/paraplast I selama 2 jam

2. jaringan kemudian dipindahkan kedalam parafin/paraplast II selama 1 jam

3. akhirnya jaringan dimasukkan kedalam parafin/paraplast III selama 2 jam.

4. setelah pembenaman proses dapat dilanjutkan dengan pengecoran/bloking

Anda mungkin juga menyukai