Anda di halaman 1dari 39

CRITICAL BOOK REPORT

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Tugas ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Penelitian Tindakan Kelas
Dosen pengampu : Drs. Jamalum Purba,M.Si.

DISUSUN
OLEH:

NAMA KELOMPOK :

1. DEVITA SURI AIRINA (4171131009)


2. INDAH SANTIKA (4173131017)
3. FAYADDAH (4173131013)

JURUSAN : KIMIA
KELAS : KIMIA DIK B 2017
PROGRAM : S-1 PENDIDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................ i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ........................................................................................................ 2

BAB II RINGKASAN ISI BUKU


2.1 Identitas Buku .............................................................................................. 3
2.2 Ringkasan Buku Utama ............................................................................... 4
2.3 Buku Pembanding 1 ..................................................................................... 10
2.4 Buku Pembanding 2 ..................................................................................... 16

BAB III ANALISIS ISI BUKU


3.1 Gambaran Umum ......................................................................................... 18
3.2 Karakteristik ................................................................................................. 20
3.3 Tujuan .......................................................................................................... 22
3.4 Manfaat ........................................................................................................ 23
3.5 Tahapan Dalam PTK .................................................................................... 24
3.6 Fokus Masalah ............................................................................................. 26
3.7 Perencanaan Tindakan ................................................................................. 27
3.8 Tindakan....................................................................................................... 28

BAB IV KEUNGGULAN BUKU


4.1 Buku Utama ................................................................................................. 30
4.2 Buku Pembanding 1 ..................................................................................... 30
4.3 Buku Pembanding II .................................................................................... 30

i
BAB V KELEMAHAN BUKU
5.1 Buku Utama ................................................................................................. 31
5.2 Buku Pembanding I ...................................................................................... 31
5.3 Buku Pembanding II .................................................................................... 31

BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan .................................................................................................. 32
6.2 Saran ............................................................................................................ 32

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 33

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah
dan rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah kami ini, tak lupa pula shalawat
berangkaikan salam kami hadiahkan kepada putra Abdullah buah hati Aminah ialah Nabi
besar kita Muhammad SAW, yang selalu kita harapkan syafaatnya di hari kelak, dan semoga
kita menjadi salah satu orang yang mendapatkannya kelak. Amin.
Kami menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari
peran dan sumbangsih pemikiran serta intervensi dari banyak pihak. Karena itu dalam
kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan sedalam-
dalamnyakepada semua pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan penulisan makalah
ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Penenlitian Tindakan
Kelas Drs. Jamalum Purba,M.Si yang telah membimbing kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini, dengan selesainya makalah ini kami berharap agar makalah ini
nantinya bisa menjadi bukti bahwa kami telah menyelesaikan tugas makalah CBR pada 6
Oktober 2020 Semoga makalah ini bermanfaat. Amin.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini bermanfaat. Amin.

Medan, 6 Oktober 2020

TIM PENYUSUN

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Buku merupakan salah satu unsur dalam standar sarana dan prasarana pendidikan yang
dalam penyusunan dan penulisannya harus mengacu pada tujuan pendidikan nasional.
Dalam proses belajar mengajar, buku teks pelajaran atau buku ajar merupakan faktor
penunjang bagi mahasiswa dan merupakan media pembelajaran yang penting. Buku teks
atau buku ajar dipandang sebagai suatu sarana untuk mengkomunikasikan ilmu
pengetahuan. Artinya, buku ajar yang digunakan di universitas oleh dosen atau mahasiswa
harus secara jelas dapat mengkomunikasikan informasi, konsep, pengetahuan, dan
mengembangkan kemampuan sedemikian sehingga dapat dipahami oleh mahasiswa
maupun dosen. Dengan kata lain, buku ajar merupakan suatu media bagi penyajian suatu
subjek secara terurut bagi keperluan mengajar dan belajar sehingga bermanfaat untuk
pengkonstruksian suatu situasi belajar secara spesifik.
Penelitian tindakan kelas (PTK) semakin lebih dikenal oleh para guru dan para
pendidik, serta para pengambil kebijakan pendidikan karena penelitian tindakan kelas
memang mempunyai kelebihan nyata, yaitu mampu memberikan ide, perlakuan atau
treatment nyata yang berupa tindakan perbaikan praktis yang bisa dirasakan langsung oleh
para responden yaitu guru atau siswa yang diteliti.
Guru sebagai pendidik diharapkan dapat menjadi lebih peka terhadap permasalahan
pembelajaran, banyak sekali persoalan yang dihadapi guru dalam suasana pembelajaran
yang ia hadapi, yang jika masalah tersebut tidak dapat diatasi, maka akan menghambat
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Untuk itulah dibutuhkan suatu penelitian
pendidikan yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki kinerjanya. Hal-hal yang
perlu dikuasai guru yaitu konsep dasar metode penelitian pendidikan yang meliputi
pengenalan penelitian tindakan, prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, dan
pembuatan laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas. Dengan demikian, guru dapat
menerapkan dan mengambil manfaatnya guna membantu masalah-masalah kependidikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kedalaman materi pada ketiga buku?
2. Bagaimana pemahaman penulis terhadap isi buku yang di kritik ?
3. Bagaimana perbandingan ketiga buku dilihat dari keunggulan dan kelemahan buku?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk kedalaman materi pada ketiga buku.
2. Untuk meningkatkan pemahaman terhadap isi buku yang di kritik .
3. Untuk mengetahui perbandingan ketiga buku dilihat dari keunggulan dan kelemahan
buku.

1.4 Manfaat
1. Memahami secara mendalam isi buku yang kita resensi, sehingga tidak mudah lupa dan
dapat sebagai bahan diskusi.
2. Mengasah intelektual, karena dengan meresensi kita dapat mengetahui kelemahan dan
keunggulan buku tersebut, sekaligus memberi masukan.
3. Memberikan gambaran tentang isi buku kepada pembaca agar pembaca dapat
mempertimbangan buku yang akan dibacanya.

2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Identitas Buku


A. Buku Utama
1. Judul buku : Penelitian Tindak Kelas
2. Penulis : Mualimin dan Rahmat Arofah Hari Cahyadi
3. Penerbit : Ganding Pustaka
4. Tahun terbit : 2014
5. ISBN : 978-602-1638-43-9
6. Jumlah Halaman : 86
7. Kota terbit : Sidoarjo
8. Edisi :-

B. Buku Pembanding I
1. Judul buku : Penelitian Tindakan Kelas Melejitkan Kemampuan Penelitian
Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Guru
2. Penulis : H. Candra Wijaya, M.Pd dan Drs. Syahrum, M.Pd
3. Penerbit : Citapustaka Media Perintis
4. Tahun terbit : 2013
5. ISBN : 978-602-9377-60-6
6. Jumlah Halaman : 187 halaman
7. Kota terbit : Bandung
8. Edisi :-

C. Buku Pembanding II
1. Judul Buku : Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru dan Dosen
2. Penulis : Dr. Yalvema Miaz, MA
3. Penerbit : UNP Press Padang
4. Tahun terbit : 2015
5. ISBN : 978-602-1178-09-6
6. Jumlah Halaman : 120
7. Kota terbit : Padang
8. Edisi :-

3
9. Jilid : 1 (Satu)

2.2 Buku Utama


Penelitian Tindakan Kelas

A. Pengertian PTK

Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action
Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui
akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. Pertama
kali penelitian tindakan kelas diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yang
selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave
Ebbutt dan lainnya.

Dari pandangan di atas dapat dipaparkan beberapa kata kunci berkenaan dengan
penelitian tindakan kelas sebagai berikut :

1. Penelitian tindakan adalah suatu bentuk inkuiri (penyelidikan) yang dilakukan


melalui refleksi diri.
2. Penelitian tindakan kelas dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang
terjadi yaitu guru, murid, atau kepala sekolah.
3. Dilakukan pada latar pendidikan untuk memperbaiki dasar pemikiran dan
kepantasan dari praktik pendidikan.

Sedangkan menurut Mill (2000) penelitian tindakan kelas sebagai penyelidikan


yang sistematis (sistematic inquiry) yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah untuk
mengetahui praktik pembelajaranya.

Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi
pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada
sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat
tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan
tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih
baik.

4
B. Manfaat PTK

Penelitian tindakan kelas merupakan kebutuhan bagi seorang guru, dimana PTK
berguna untuk meningkatkan profesionalitas seorang guru. Manfaat PTK bagi guru
sebagaimana berikut :

1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka tanggap terhadap
dinamika pembelajaran di kelasnya. Dia menjadi reflektif dan kritis terhadap apa
yang dia dan muridnya lakukan. Daya reflektif dan kritis akan membawa
perubahan baik pada guru itu sendiri maupun pada muridnya.
2. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak
lagi sebagai seorang praktis, yang sudah merasa puas terhadap apa yang
dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun
juga sebagai peneniliti dibidangnya.
3. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki
proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam, terhadap apa yang terhadap
apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata
didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang dikelasnya.
4. Pelaksanaan PTK tidak menggangu tugas pokok seorang guru karena dia tidak
perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang
terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran.
5. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk
melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori
dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.
C. Ciri-ciri PTK
Penelitian tindakan kelas memiliki ciri khas yang berbeda dengan penelitian pada
umumnya. Adapun ciri khas penelitian tindakan kelas adalah :
1. Munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik pembelajaran yang dilakukan
selama ini terjadi masalah dan perlu diselesaikan.
2. Dilakukan melalui refleksi diri. Dimana guru melakukan refleksi terhadap proses
belajar mengajarnya sendiri.
3. Penelitian dilakukan di dalam kelas, sehingga penelitian fokus pada kegiatan
pembelajaran berupa prilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi.
4. Memiliki tujuan untuk memperbaiki pembelajaran.

5
Tabel 1. Perbandingan PTK dengan non PTK

No Aspek PTK Non PTK


1 Peneliti Guru Orang luar
2 Rencana Oleh guru Oleh peneliti
peneliti
3 Munculnya Dirasakan oleh guru Dirasakan oleh orang luar
masalah
4 Sifat Adanya tindakan untuk Belum tentu ada tindakan
perbaikan perbaikan
5 Peran guru Sebagai guru dan peneliti Sebagai obyek penelitian
6 Tempat Kelas Kelas
7 Pengumpulan Oleh guru sendiri atau Oleh peneliti
data bantuan orang lain
8 Hasil Langsung dimanfaatkan Menjadi milik peneliti dan
penelitian guru dan dirasakan oleh belum tentu dimanfaatkan
kelas oleh guru
9 Pendekatan Menggunakan penelitian Menggunakan penelitian
kualitatif menggambarkan kualitatif dan kuantitatif
apa yang sedang berjalan dengan menguji signifkansi
dan ditujukan untuk untuk statistik, hubungan sebab
mengetahui dampak dari akibat antar variabel
kegiatan yang dilakukan

D. Prinsip Dalam PTK


Penyusunan PTK harus mengacu pada prinsip-prinsip PTK. Hopkins mengemukakan ada
enam prinsip yang harus diperhatikan dalam PTK, yaitu:
1. Metode PTK yang diterapkan seyogyanya tidak mengganggu komitmen sebagai
pengajar;
2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan
karena dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran;
3. Metodologi yang digunakan harus reliable

6
4. Masalah program yang diusahakan adalah masalah yang merisaukankan, dan
didasarkan pada tanggung jawab professional
5. Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten dan
memiliki kepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang berkaitan dengan
pekerjaannya;
6. PTK tidak dilakukan sebatas dalam konteks kelas atau mata pelajaran tertentu
melainkan dengan perspektif misi sekolah secara keseluruhan.

E. Karakteristik PTK
Menurut Richart Winter (1996) ada enam karekteristik PTK, yaitu (1) kritik reflektif,
(2) kritik dialektis, (3) kolaboratif, (4) resiko, (5) susunan jamak, dan (6) internalisasi
teori dan praktek. Untuk lebih jelasnya, berikut ini dikemukakan secara singkat
karakteristik PTK tersebut.
1. Kritik Refleksi
Salah satu langkah di dalam penelitian kualitatif pada umumnya, dan
khususnya PTK ialah adanya upaya refleksi terhadap hasil observasi mengenai latar
dan kegiatan suatu aksi. Hanya saja, di dalam PTK yang dimaksud dengan refleksi
ialah suatu upaya evaluasi atau penilaian, dan refleksi ini perlu adanya upaya kritik
sehingga dimungkinkan pada taraf evaluasi terhadap perubahan-perubahan.
2. Kritik Dialektis
Dengan adanyan kritik dialektif diharapkan penelitian bersedia melakukan
kritik terhadap fenomena yang ditelitinya. Selanjutnya peneliti akan bersedia
melakukan pemeriksaan terhadap: (a) konteks hubungan secara menyeluruh yang
merupakan satu unit walaupun dapat dipisahkan secara jelas, dan, (b) Struktur
kontradiksi internal, -maksudnya di balik unit yang jelas, yang memungkinkan
adanya kecenderungan mengalami perubahan meskipun sesuatu yang berada di
balik unit tersebut bersifat stabil.
3. Kolaboratif
Kolaborasi dalam kesempatan ini ialah berupa sudut pandang yang
disampaikan oleh setiap kolaborator. Selanjutnya, sudut pandang ini dianggap
sebagai andil yang sangat penting dalam upaya pemahaman terhadap berbagai
permasalahan yang muncul. Untuk itu, peneliti akan bersikap bahwa tidak ada sudut
pandang dari seseorang yang dapat digunakan untuk memahami sesuatu masalah

7
secara tuntas dan mampu dibandingkan dengan sudut pandang yang berasal; dari
berbagai pihak.
4. Resiko
Dengan adanya ciri resiko diharapkan dan dituntut agar peneliti berani
mengambil resiko, terutama pada waktu proses penelitian berlangsung. Resiko yang
mungkin ada diantaranya (a) melesetnya hipotesis dan (b) adanya tuntutan untuk
melakukan suatu transformasi. Selanjutnya, melalui keterlibatan dalam proses
penelitian, aksi peneliti kemungkinan akan mengalami perubahan pandangan karena
ia menyaksikan sendiri adanya diskusi atau pertentangan dari para kalaborator dan
selanjutnya menyebabkan pandangannya berubah.
5. Susunan Jamak
Susunan jamak ini berkaitan dengan pandangan bahwa fenomena yang diteliti
harus mencakup semua komponen pokok supaya bersifat komprehensif. Suatu
contoh, seandainya yang diteliti adalah situasi dan kondisi proses belajar-mengajar,
situasinya harus meliputi paling tidak guru, siswa, tujuan pendidikan, tujuan
pembelajaran, interaksi belajarmengajar, lulusan atau hasil yang dicapai, dan
sebagainya.
6. Internalisasi Teori dan Praktik
Menurut pandangan para ahli PTK bahwa antara teori dan praktik bukan
merupakan dua dunia yang berlainan. Akan tetapi, keduanya merupakan dua tahap
yang berbeda, yang saling bergantung, dan keduanya berfungsi untuk mendukung
tranformasi. Pendapat ini berbeda dengan pandangan para ahli penelitian
konvesional yang beranggapan bahwa teori dan praktik merupakan dua hal yang
terpisah. Keberadaan teori diperuntukkan praktik, begitu pula sebaliknya sehingga
keduanya dapat digunakan dan dikembangkan bersama.
F. Jenis-jenis PTK
Ada empat jenis PTK, yaitu: (1) PTK diasnogtik, (2) PTK partisipan, (3) PTK
empiris, dan (4) PTK eksperimental (Chein, 1990). Untuk lebih jelas, berikut
dikemukakan secara singkat mengenai keempat jenis PTK tersebut.
1. PTK Diagnostik; yang dimaksud dengan PTK diagnostik ialah penelitian
yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan.
2. PTK Partisipan; suatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan ialah
apabila orang yang akan melaksanakan penelian harus terlibat langsung

8
dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa
laporan.
3. PTK Empiris; yang dimaksud dengan PTK empiris ialah apabila peneliti
berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan membukakan apa
yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada
prinsipnya proses penelitinya berkenan dengan penyimpanan catatan dan
pengumpulan pengalaman penelti dalam pekerjaan sehari-hari.
4. PTK Eksperimental; yang dikategorikan sebagai PTK eksperimental ialah
apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai
teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatam
belajarmengajar. Di dalam kaitanya dengan kegitan belajar-mengajar,
dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategi atau teknik yang ditetapkan
untuk mencapai suatu tujuan instruksional.
G. Mode-model PTK
Ada beberapa model PTK yang sampai saat ini sering digunakan di dalam dunia
pendidikan, di antaranya: (1) Model Kurt Lewin, (2) Model Kemmis dan Mc Taggart, (3)
Model John Elliot, dan (4) Model Dave Ebbutt.
1. Model Kurt Lewin
PTK Model Kurt Lewin menggambarkan penelitian tindakan sebagai
suatu proses spiral yang meliputi perencanaa, pelaksanaan, pengamatan
dan refleksi. Penelitian tindakan kelas dalam satu siklus terdiri dari empat
langkah, yaitu:
a. Perencanaan (planning)
b. aksi atau tindakan (acting)
c. Observasi (observing)
d. refleksi (reflecting).
2. Model Kemmis dan Mc Taggart
Model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Taggart tampak
masih begitu dekat dengan model Lewin. Karena didalam satu siklus atau
putara terdiri dari empat komponen seperti yang hanya dilaksanakan oleh
Lewin yaitu meliputi : 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) observasi, 4) refleksi.
3. Model John Elliot
Model John Elliot bila dibandingkan dengan dua model yang sudah
diutarakan di atas, yaitu Model Kurt Lewin dan Kemmis-McTaggart, PTK

9
Model John Elliot ini tampak lebih detail dan rinci. Dikatakan demikian,
oleh karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi
yaitu antara 3-5 aksi (tindakan). Sementara itu, setiap aksi kemungkinan
terdiri dari beberapa langkah, yang terealisasi dalam bentuk kegiatan
belajar-mengajar. Maksud disusunnya secara terinci pada PTK Model John
Elliot ini, supaya terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf di
dalam pelaksanan aksi atau proses belajar-mengajar.
4. Model Dave Ebbutt
Menurut Dave model-model PTK yang ada seperti yang diperkenalkan oleh
Elliot, Kemmis dan Taggart dipandang sudah cukup bagus. Akan tetapi didalam
model-model tersebut masih ada beberapa hal atau bagian yang belum tepat dan
perlu adanya pembenahan. Pada dasarnya Ebbutt setuju dengan gagasan-gagasan
yang diutarakan Kemmis dan Elliot tetapi tidak sependapat mengenai beberapa
interpretasi Elliot mengenai karya Kemmis. Ebbutt mengatakan bahwa bentuk
spiral yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc Taggart bukan merupakan cara yang
terbaik untuk menggambarkan proses refleksi-aksi (action-reflection).
5. Debora South
Menyebutkan langkah-langkah penelitiannya sebagai penelitian tindakan
dialektik (dialetic action research) yang terdiri dari empat langkah yaitu identifikasi
suatu daerah fokus masalah, pengumpulan data, analisis dan interpretasi data,
perencanaan tindakan. (Syaodih, 2013:146) dalam penelitian tindakan Debora
menekankan pada identifikasi masalah sebelum melakukan perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

2.3 Buku Pembanding 1


A. PENTINGNYA PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Di dalam kelas yang dihuni beragam-ragam siswa yang memiliki kemauan dan
keinginan yang berbeda-beda. Di kelas itu juga akan mengindikasikan bahwa setidaknya
akan bermunculan masalah yang harus segera diatasi. Untuk itulah, sangat diperlukan
langkah-langkah tepat dan jitu untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, dimana ujung
tombak pelaksanaannya adalah guru. Langkah-langkah yang tepat dan jitu yang harus
dilakukan guru untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut adalah dengan cara
melakukan PTK demi untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran siswa serta

10
untuk meningkatkan profesionalitas guru itu sendiri. Oleh karena itu, PTK memang begitu
diperlukan oleh guru yang selalu berkecimpung dengan dunia kelas. Guru merupakan
orang yang paling tepat untuk melakukan PTK.

B. PENGERTIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Dalam bidang pendidikan, khususnya dalam praktik pembelajaran, penelitian
tindakan berkembang menjadi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action
Reserach (CAR). PTK adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalam kelas ketika
pembelajaran berlangsung. PTK dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kualitas pem-belajaran. PTK berfokus pada kelas atau pada proses
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Suharsimi (2002) menjelaskan PTK melalui
gabungan definisi dari tiga kata yaitu “Penelitian” + “Tindakan” + “Kelas”. Makna setiap
kata tersebut adalah sebagai berikut.
Penelitian; kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
memecahkan suatu masalah.
Tindakan; sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.
Tindakan yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus kegiatan.
Kelas; sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang
sama dari guru yang sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah
ruangan kelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukan karyawisata,
praktikum di laboratorium, atau belajar tempat lain di bawah arahan guru.

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di
dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan
melalui tindakan yang akan dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan
nyata guru dalam pengembangan profesinya. Tujuan khusus PTK adalah untuk mengatasi
berbagai persoalan nyata guna memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses
pembelajaran di kelas.
Dengan memperhatikan tujuan dan hasil yang dapai dapat dicapai melalui PTK,
terdapat sejumlah manfaat PTK antara lain sebagai berikut.

11
1. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan bagi para
pendidik (guru) untuk mening-katkan kulitas pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK
yang dilaporkan dapat dijadikan sebagai bahan artikel ilmiah atau makalah untuk
berbagai kepentingan antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal
ilmiah.
2. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis
artikel ilmiah di kalangan pendidik. Hal ini ikut mendukung professionalisme dan karir
pendidik.
3. Mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antarpendidik dalam satu
sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah dalam pem-
belajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
4. Meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya men-jabarkan kurikulum atau
program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas.
Hal ini turut memperkuat relevansi pembelajaran bagi kebutuhan peserta didik.
5. Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan
kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil
belajar siswa pun dapat meningkat.
6. Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman,
menyenangkan, serta melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media
yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-
sungguh.

A. KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Terdapat sejumlah karakteristik yang merupakan keunikan PTK dibandingkan
dengan penelitian pada umumnya, antara lain sebagai berikut.
1. PTK merupakan kegiatan yang tidak saja berupaya meme-cahkan masalah, tetapi
sekaligus mencari dukungan ilmiah atas pemecahan masalah tersebut.
2. PTK merupakan bagian penting upaya pengembangan profesi guru melalui aktivitas
berpikir kritis dan sistematis serta membelajarkan guru untuk menulis dan membuat
catatan.
3. Persoalahan yang dipermasalahkan dalam PTK bukan dihasilkan dari kajian teoretik
atau dan penelitian terdahulu, tetapi berasal dari adanya permasalahan nyata dan

12
aktual (yang terjadi saat ini) dalam pembelajaran di kelas. PTK berfokus pada
pemecahan masalah praktis bukan masalah teoretis.
4. PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam mengenai hal-
hal yang terjadi di dalam kelas.
5. Adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru dan kepala sekolah) dengan
peneliti dalam hal pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan
keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tentang tindakan (action).
6. PTK dilakukan hanya apabila; (a) Ada keputusan kelompok dan komitmen untuk
pengembangan; (b) Bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru; (c) Alasan
pokok ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan; dan (d) Bertujuan
memperoleh pengetahuan dan atau sebagai upaya pemecahan masalah.

Kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru) dan peneliti merupakan salah satu
ciri khas PTK. Melalui kolaborasi ini mereka bersama menggali dengan mengkaji
permasalahan nyata yang dihadapi oleh guru dan atau siswa.

B. PRINSIP PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru (peneliti) dalam
pelaksanaan PTK yaitu sebagai berikut.
Pertama, tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian yang dilakukan
tidak boleh mengganggu atau menghambat kegiatan utama, misalnya bagi guru tidak
boleh sampai mengor-bankan kegiatan pembelajaran.
Kedua, masalah penelitian yang dikaji merupakan masalah yang cukup
merisaukannya dan berpijak dari tanggung jawab profesional guru.
Ketiga, metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang
lama, sehingga berpeluang menggangu proses pembelajaran.
Keempat, metodologi yang digunakan harus terencana secara cermat, sehingga
tindakan dapat dirumuskan dalam suatu hipotesis tindakan yang dapat diuji di
lapangan.
Kelima, permasalahan atau topik yang dipilih harus benar– benar nyata,
menarik, mampu ditangani, dan berada dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk
melakukan perubahan. Peneliti harus merasa terpanggil untuk meningkatkan diri.

13
Keenam; peneliti harus tetap memperhatikan etika dan tata krama penelitian
serta rambu–rambu pelaksanaan yang berlaku umum.
Ketujuh; kegiatan PTK pada dasarnya merupakan kegiatan yang berkelanjutan,
karena tuntutan terhadap peningkatan dan pengembangan akan menjadi tantangan
sepanjang waktu.
Kedelapan, meskipun kelas atau mata pelajaran merupakan tanggung jawab
guru, namun tinjauan terhadap PTK tidak terbatas dalam konteks kelas dan atau mata
pelajaran tertentu melainkan dalam perspektif misi sekolah.

C. PERBEDAAN ANTARA NON-PTK DENGAN PTK

Non PTK PTK


1. Dilakukan oleh pihak luar 1. Dilakukan oleh guru

2. Ketat terhadap syarat-syarat 2. Fleksibel terhadap ukuran


formal, seperti: ukuran sampel, subjek penelitian
populasi harus representative
3. Instrumen dikembangkan 3. Tidak dituntut pengem-
hingga valid dan reliabel bangan instrumen.
4. Menggunakan analisis statistic 4. Tak menggunakan analisis statistik
yang lebih rumit. yang rumit.
5. Mensyaratkan hipotesis 5. Tak menggunakan hipotesis
penelitian. penelitian, kecuali hipotesis tindakan.
6. Tidak langsung memperbaiki praktek 6. Dapat memperbaiki praktek/
/proses pembelajaran proses pembelajaran secara langsung
7. Diarahkan pada generalisasi 7. Tidak diarahkan ke generalisasi.

14
D. SYARAT-SYARAT AGAR PTK BERHASIL
No. Syarat-Syarat Agar PTK Berhasil
1 Peneliti, kolaborator, dan siswa harus punya tekad dan komitmen untuk meningkatkan kualitas
pem-belajaran dan komitmen itu terwujud dalam keterlibatan mereka dalam seluruh kegiatan
PTK secara proporsional. Andil itu mungkin terwujud jika ada maksud yang jelas dalam
melakukan intervensi tersebut.
2 Peneliti dan kolaborator menjadi pusat dari penelitian sehingga dituntut untuk
bertanggungjawab atas peningkatan yang akan dicapai.

3 Tindakan yang dilakukan hendaknya didasarkan pada pengetahun, baik pengetahuan konseptual
dari tinjauan pustaka teoretis, maupun pengetahuan teknis prosedural, yang diperoleh lewat
refleksi kritis dan dipadukan dengan pengalaman orang lain dari tinjauan pustaka hasil
penelitian tindakan), berdasarkan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya. Refleksi kritis dapat
dilakukan dengan baik jika didukung oleh keterbukaan dan kejujuran terhadap diri sendiri,
khususnya kejujuran mengakui kelemahan atau kekurangan diri,

4 Tindakan tersebut dilakukan atas dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi dapat
diubah ke arah perbaikan,

5 PTK melibatkan pengajuan pertanyaan agar dapat melakukan perubahan melalui tindakan yang
disadari dalam konteks yang ada dengan seluruh kerumitannya,

6 Peneliti mesti mamantau secara sistematik agar mengetahui dengan mudah arah dan jenis
perbaikan, yang semuanya berkenaan dengan pemahaman yang lebih baik terhadap praktik dan
pemahaman tentang bagaimana perbaikan ini telah terjadi,

7 Peneliti perlu membuat deskripsi otentik objektif (bukan penjelasan) tentang tindakan yang
dilaksanakan dalam riwayat faktual, perekaman video and audio, riwayat subjektif yang diambil
dari buku harian dan refleksi dan observasi pribadi, dan riwayat fiksional,

8 Peneliti perlu memberi penjelasan tentang tindakan berdasarkan deskripsi autentik tersebut di atas,
yang mencakup (a) identifikasi makna-makna yang mungkin diperoleh (dibantu) wawasan teoretik
yang relevan, pengaitan dengan penelitian lain (misalnya lewat tinjauan pustaka di mana
kesetujuan dan ketidaksetujuan dengan pakar lain perlu dijelaskan), dan konstruksi model (dalam
konteks praktik terkait) bersama penjelasannya; (b) mempermasalah kan deskripsi terkait, yaitu
secara kritis memper-tanyakan motif tindakan dan evaluasi terhadap hasilnya; dan (c) teorisasi,
yang dilahirkan dengan memberikan penjelasan tentang apa yang dilakukan dengan cara tertentu

9 Peneliti perlu menyajikan laporan hasil PTK dalam berbagai bentuk termasuk: (a) tulisan tentang
hasil refleksi-diri, dalam bentuk catatan harian dan dialog, yaitu percakapan dengan dirinya
sendiri; (b) per-cakapan tertulis, yang dialogis, dengan gambaran jelas tentang proses percakapan
tersebut; (c) narasi dan cerita; dan (d) bentuk visual seperti diagram, gambar, dan grafik.

10 Peneliti perlu memvalidasi pernyataan peneliti tentang keberhasilan tindakan peneliti lewat
pemerik-saan kritis dengan mencocokkan pernyataan dengan bukti (data mentah), baik dilakukan
sendiri maupun bersama teman (validasi-diri), meminta teman sejawat untuk memeriksanya
dengan masukan dipakai untuk memperbaikinya (validasi sejawat), dan terakhir menyajikan hasil
seminar dalam suatu seminar (validasi publik). Perlu dipastikan bahwa temuan validasi selaras
satu sama lain karena semuanya berdasarkan pemeriksaan terhadap penyataan dan data mentah.
Jika ada perbedaan, pasti ada sesuatu yang masih harus dicermati kembali.
Sumber: McNiff, Lomax dan Whitehead dalam Abdoeh (2007)

15
2.4 Buku Pembanding II
Penelitian tindakan didefinisikan sebagai penelitian sistematis apa saja yang
dilaksanakan oleh para guru, penyeleng-garaan pendidikan, guru konseling atau penasehat
pendidikan, atau lainnya yang menaruh minat dan berkepentingan dalam proses atau
lingkungan belajar-mengajar (PBM) dengan tujuan mengumpulkan informasi seputar cara
kerja sekolah, cara mengajar guru, dan cara belajar siswa mereka. Suatu hal yang lebih
penting lagi penelitian tindakan diciri khaskan sebagai penelitian yang dilakukan oleh para
guru demi kepentingan mereka sendiri. penelitian tindakan memungkinkan para guru untuk
mempelajari kelas mereka sendirisebagai contoh, metode mengajar, siswa, dan penilaian
mereka sendiri agar bisa lebih memahami hal–hal tersebut sekaligus mampu meningkatkan
kualitas atau efektivitasnya. Penelitian tindakan secara spesifik memusatkan perhatian pada
ciri unik populasi/ subjek penelitian yang menjadi ojek pelaksana/sasaran sebuah pabrik atau
yang menjadi mitra wajib bagi tindakan tertentu.
Tujuan utama peneliti pendidikan tradisional adalah “untuk menjelaskan atau
membantu memahami aneka isu, pertanyaan, dan proses pendidikan” (Gay & airasian, 200,
nml. 24). Dalam penelitian tradisional, metode–metode penelitian yang berbeda yakni
prosedur khusus yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data untuk memberi
pan-dangan yang berlainan tentang suatu realita tertentu. Beragam metode penelitian ini
cendrung dikelompokkan menjadi dua kategori besar pendekatan kuantitatif dan pendekatan
kualitatif yang didasarkan pada asumsi–asumsi yang berbeda tentang cara memahami hakekat
kebenaran atau unsure pembentuk realita yang sebaik–baiknya (McMilan, 2004). Singkat
kata, metode penelitian kuantitatif masyarakat mengumpulkan dan menganalisis data numeric
(misalnya, nilai ujian, peringkat opini, skala sikap); metodologi penelitian kualitatif menurut
pengumpulan data naratif (misalnya, catatan observasi, transkip wawancara, entri jurnal).
Untuk pertanyaan mengapa guru harus melakukan Penelitian Tindakan Kelas, dapat
dijawab dengan jawaban utamanya yaitu untuk mengubah citra dan meningkatkan
keterampilan profesional guru. Istilah “profesional” sepertinya meningkatkan kedudukan
guru dan dosen, akan tetapi sekaligus mereka sendiri bertanya–tanya apa sebenarnya makna
profe-sional itu. Seorang guru atau dosen yang profesional adalah yang selalu
mengembangkan diri untuk memenuhi tuntutan dalam tugasnya sebagai pendidik. Semua
aspek guru atau dosen dalam kemampuannya sebagai pendidik, merupakan bentuk dari
pengembangan tersebut. Selain itu juga termasuk untuk menentukan dan mengambil
keputusan yang sesuai dengan profesinya (professional judgment), dan untuk melakukan
penelitian tindakan kelas sebagai salah satu cara meningkatkan cara mengajar. Salah satu

16
bentuk inkuiri pendidikan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Di dalam pelaksanaannya
gagasan atau permasalahan guru atau dosen diuji dan dikembangkan dalam bentuk tindakan.

17
BAB III
ANALISIS BUKU

3.1 Gambaran Umum


Buku Utama
Seringkali kita mendengar istilah penelitian, dimana merupakan terjemahan bahasa
Inggris dari research. Penelitian merupakan kegiatan puncak bagi para mahasiswa untuk
menyelesaikan program sarjana. Para mahasiswa dituntut untuk melakukan pencarian
terhadap masalah yang dikaji. Langkah dalam melakukan penelitian diantaranya
merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, verifikasi data dan menarik kesimpulan.
Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research,
yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan
yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. Pertama kali penelitian
tindakan kelas diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya
dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt dan
lainnya.
Pada awalnya penelitian tindakan menjadi salah satu model penelitian yang dilakukan
pada bidang pekerjaan tertentu dimana peneliti melakukan pekerjaannya, baik di bidang
pendidikan, kesehatan maupun pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu contoh
pekerjaan utama dalam bidang pendidikan adalah mengajar di kelas, menangani bimbingan
dan konseling, dan mengelola sekolah. Dengan demikian yang menjadi subyek penelitian
adalah situasi di kelas, individu siswa atau di sekolah. Para guru atau kepala sekolah dapat
melakukan kegiatan penelitiannya tanpa harus pergi ke tempat lain seperti para peneliti
konvensional pada umumnya.

Buku Pembanding I
Di dalam kelas yang dihuni beragam-ragam siswa yang memiliki kemauan dan
keinginan yang berbeda-beda. Di kelas itu juga akan mengindikasikan bahwa setidaknya
akan bermunculan masalah yang harus segera diatasi. Untuk itulah, sangat diperlukan
langkah-langkah tepat dan jitu untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, dimana ujung
tombak pelaksanaannya adalah guru. Langkah-langkah yang tepat dan jitu yang harus
dilakukan guru untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut adalah dengan cara
melakukan PTK demi untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran siswa serta
untuk meningkatkan profesionalitas guru itu sendiri. Oleh karena itu, PTK memang begitu

18
diperlukan oleh guru yang selalu berkecimpung dengan dunia kelas. Guru merupakan
orang yang paling tepat untuk melakukan PTK.

Buku Pembanding II
Dalam buku pembanding II ini menjelaskan adanya intervensi tindakan masa lalu atau
tradisional, dimana tujuan utama peneliti pendidikan tradisional adalah “untuk menjelaskan
atau membantu memahami aneka isu, pertanyaan, dan proses pendidikan”. Dalam penelitian
tradisional, metode–metode penelitian yang berbeda yakni prosedur khusus yang digunakan
untuk mengumpulkan dan menganalisis data untuk memberi pan-dangan yang berlainan
tentang suatu realita tertentu. Beragam metode penelitian ini cendrung dikelompokkan
menjadi dua kategori besar pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif yang
didasarkan pada asumsi–asumsi yang berbeda tentang cara memahami hakekat kebenaran
atau unsure pembentuk realita yang sebaik–baiknya (McMilan, 2004). Singkat kata, metode
penelitian kuantitatif masyarakat mengumpulkan dan menganalisis data numeric (misalnya,
nilai ujian, peringkat opini, skala sikap); metodologi penelitian kualitatif menurut
pengumpulan data naratif (misalnya, catatan observasi, transkip wawancara, entri jurnal).
Meskipun pendekatan kuantitatif dan kualitatif terhadap pelaksanana penelitian sangat
berbeda dalam beragam tingkatnya, kedua pendekatan tidak studi penelitian yang
menerapkan kedua jenis data penelitian. Jenis-jenis studi seperti ini sering kali disebut
dengan rancangan penelitihan metode campuran. Kombinasi kedua jenis data cenderung
memberikan pemahaman. Dengan kata lain, jenis-jenis studi kombinatif ini memanfaatkan
kekuatan relatif dari data kuantitatif sekaligus data kualitatif. Creswell (2005) memandang
studi penelitian tindakan paling mirip dengan rancangan metode campuran, karena studi
penelitian tindakan sering kali menfaatkan data kuantitatif sekaligus kualitatif. Selama
berpuluh-puluh tahun telah muncul tekanan dari badan-badan Publik, yang di picu oleh
media massa, telah mengritik sekolah-sekolah karena tingkat prestasinya yang rendah dalam
bidang matematika, sains, membaca menulis, dan sejarah. Para pemimpin bisnis
mempersalahkan sekolah karena tidak mempersiapkan mahasiswa sebagai angkatan kerja.
meskipun para guru menjadi objek secara langsung dari kritik. Akibat pemberlakuaan
teru menerus temuan-temuan penelitian yang lebih tadisional ini, bahwa muncul
kebutuhan nyata akan praktik penelitian tindakan berbasis-kelas dan dirintis-guru
yang semakin meninggkat.Tujuanya juga untuk meningkatkan penilaian professional
Guru dan memberikan wawasan tentang sarana yang lebih baik dan efektif dalam
mewujudkan hasil-hasil pendidikan yang diingginkan McMillan (2004)

19
mendeskripsikan penelitian tinda-kan sebagai penelitian yang memfokuskan pada
pemecahan masalah kelas atau sekolah khusus, meningkatkan praktik, atau
membantu mengambil keputusan di satu situs local. Penelitian tindakan menawarkan
sebuah proses untuk mengubah praktik saat ini menuju praktik yang lebih baik. Tujuan
utama penelitian tindakan adalah untuk meningkatkan praktik secara lansung di dalam satu
atau beberapa kelas atau sekolah (McMillan, 2004).

3.2 Karakteristik
Buku Utama
Menurut Richart Winter (1996) ada enam karekteristik PTK, yaitu (1) kritik
reflektif, (2) kritik dialektis, (3) kolaboratif, (4) resiko, (5) susunan jamak, dan (6)
internalisasi teori dan praktek. Untuk lebih jelasnya, berikut ini dikemukakan secara
singkat karakteristik PTK tersebut.
1. Kritik Refleksi
Salah satu langkah di dalam penelitian kualitatif pada umumnya, dan
khususnya PTK ialah adanya upaya refleksi terhadap hasil observasi mengenai latar
dan kegiatan suatu aksi. Hanya saja, di dalam PTK yang dimaksud dengan refleksi
ialah suatu upaya evaluasi atau penilaian, dan refleksi ini perlu adanya upaya kritik
sehingga dimungkinkan pada taraf evaluasi terhadap perubahan-perubahan.
2. Kritik Dialektis
Dengan adanyan kritik dialektif diharapkan penelitian bersedia melakukan
kritik terhadap fenomena yang ditelitinya. Selanjutnya peneliti akan bersedia
melakukan pemeriksaan terhadap: (a) konteks hubungan secara menyeluruh yang
merupakan satu unit walaupun dapat dipisahkan secara jelas, dan, (b) Struktur
kontradiksi internal, -maksudnya di balik unit yang jelas, yang memungkinkan
adanya kecenderungan mengalami perubahan meskipun sesuatu yang berada di
balik unit tersebut bersifat stabil.
3. Kolaboratif
Kolaborasi dalam kesempatan ini ialah berupa sudut pandang yang
disampaikan oleh setiap kolaborator. Selanjutnya, sudut pandang ini dianggap
sebagai andil yang sangat penting dalam upaya pemahaman terhadap berbagai
permasalahan yang muncul. Untuk itu, peneliti akan bersikap bahwa tidak ada sudut
pandang dari seseorang yang dapat digunakan untuk memahami sesuatu masalah

20
secara tuntas dan mampu dibandingkan dengan sudut pandang yang berasal; dari
berbagai pihak.
4. Resiko
Dengan adanya ciri resiko diharapkan dan dituntut agar peneliti berani
mengambil resiko, terutama pada waktu proses penelitian berlangsung. Resiko yang
mungkin ada diantaranya (a) melesetnya hipotesis dan (b) adanya tuntutan untuk
melakukan suatu transformasi. Selanjutnya, melalui keterlibatan dalam proses
penelitian, aksi peneliti kemungkinan akan mengalami perubahan pandangan karena
ia menyaksikan sendiri adanya diskusi atau pertentangan dari para kalaborator dan
selanjutnya menyebabkan pandangannya berubah.
5. Susunan Jamak
Susunan jamak ini berkaitan dengan pandangan bahwa fenomena yang diteliti
harus mencakup semua komponen pokok supaya bersifat komprehensif. Suatu
contoh, seandainya yang diteliti adalah situasi dan kondisi proses belajar-mengajar,
situasinya harus meliputi paling tidak guru, siswa, tujuan pendidikan, tujuan
pembelajaran, interaksi belajarmengajar, lulusan atau hasil yang dicapai, dan
sebagainya.
6. Internalisasi Teori dan Praktik
Menurut pandangan para ahli PTK bahwa antara teori dan praktik bukan
merupakan dua dunia yang berlainan. Akan tetapi, keduanya merupakan dua tahap
yang berbeda, yang saling bergantung, dan keduanya berfungsi untuk mendukung
tranformasi. Pendapat ini berbeda dengan pandangan para ahli penelitian
konvesional yang beranggapan bahwa teori dan praktik merupakan dua hal yang
terpisah. Keberadaan teori diperuntukkan praktik, begitu pula sebaliknya sehingga
keduanya dapat digunakan dan dikembangkan bersama.

Buku Pembanding I

Terdapat sejumlah karakteristik yang merupakan keunikan PTK dibandingkan


dengan penelitian pada umumnya, antara lain sebagai berikut.
1. PTK merupakan kegiatan yang tidak saja berupaya meme-cahkan masalah, tetapi
sekaligus mencari dukungan ilmiah atas pemecahan masalah tersebut.
2. PTK merupakan bagian penting upaya pengembangan profesi guru melalui aktivitas
berpikir kritis dan sistematis serta membelajarkan guru untuk menulis dan membuat
catatan.

21
3. Persoalahan yang dipermasalahkan dalam PTK bukan dihasilkan dari kajian teoretik
atau dan penelitian terdahulu, tetapi berasal dari adanya permasalahan nyata dan aktual
(yang terjadi saat ini) dalam pembelajaran di kelas. PTK berfokus pada pemecahan
masalah praktis bukan masalah teoretis.
4. PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam mengenai hal-
hal yang terjadi di dalam kelas.
5. Adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru dan kepala sekolah) dengan
peneliti dalam hal pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan
keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tentang tindakan (action).
6. PTK dilakukan hanya apabila; (a) Ada keputusan kelompok dan komitmen untuk
pengembangan; (b) Bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru; (c) Alasan
pokok ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan; dan (d) Bertujuan
memperoleh pengetahuan dan atau sebagai upaya pemecahan masalah.

3.3 Tujuan
Buku Utama
Tujuan penelitian biasanya ditulis setelah rumusan masalah. Hal ini karena tujuan
penelitian berangkat dari rumusan masalah. Tujuan penelitian sendiri adalah pernyataan
yang dirumuskan secara konkret, tegas dan sederhana tentang hal-hal yang ingin
diungkapkan atau dijawab melalui penelitian yang kita laksanakan. Pernyataan tujuan
merupakan atas pertanyaan-pertanyaan penelitia yang telah dirumuskan sebelumnya.
Menurut Ratna (2010:271), secara sederhana tujuan penelitian dapat diartikan sebagai
pernyataan mengenai apa yang hendak dicapai. Secara redaksional berbentuk kalimat
pernyataan, bukan pertanyaan.
Buku Pembanding I
Secara lebih rinci tujuan PTK antara lain:
1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di
sekolah.
2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah
pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.
3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta
sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara
berkelanjutan.

22
Buku Pembanding II
Tujuanya juga untuk meningkatkan penilaian professional Guru dan memberikan
wawasan tentang sarana yang lebih baik dan efektif dalam mewujudkan hasil-hasil
pendidikan yang diingginkan McMillan (2004) mendeskripsikan penelitian tindakan sebagai
penelitian yang memfokuskan pada pemecahan masalah kelas atau sekolah khusus,
meningkatkan praktik, atau membantu mengambil keputusan di satu situs local. Penelitian
tindakan menawarkan sebuah proses untuk mengubah praktik saat ini menuju praktik yang
lebih baik. Tujuan utama penelitian tindakan adalah untuk meningkatkan praktik secara
lansung di dalam satu atau beberapa kelas atau sekolah (McMillan, 2004).

3.4 Manfaat
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas Pada ketiga buku adalah sebuah penelitian tindakan
kependidikan merupakan suatu proses pendidikan juga, sehingga guru melibatkan
kompetensi personal dengan kompetensi profesional dalam pekerjaannya, karena kedua hal
ini sangat diperlukan dalam melakukan penelitian yang melibatkan manusia. Dalam hal ini
dapat dikemukakan bahwa tanpa komitmen pribadi, mengajar tidak lebih dari sekedar
menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik seperti menuangkan air kedalam gelas
kosong. Untuk menghindari hal tersebut, sebagai seorang pendidik yang baik kita harus mau
bertanggung jawab untuk mendidik diri kita sendiri terlebih dahulu sebelum melakukan
pendidikan kepada peserta didik dan masyarakat pada umumnya. Dalam kerangka inilah
pentingnya calon guru dan guru dibekali oleh kemampuan untuk melakukan penelitian,
khususnya penelitian tindakan kelas, yang akan membekali guru tersebut dalam melakukan
berbagai tindakan edukatif secara profesional, rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Buku Pembanding I
Manfaat PTK antara lain sebagai berikut.
7. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan bagi para
pendidik (guru) untuk mening-katkan kulitas pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK
yang dilaporkan dapat dijadikan sebagai bahan artikel ilmiah atau makalah untuk
berbagai kepentingan antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal
ilmiah.
8. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis
artikel ilmiah di kalangan pendidik. Hal ini ikut mendukung professionalisme dan karir
pendidik.
9. Mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antarpendidik dalam satu
sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah dalam pem-
belajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
10. Meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya men-jabarkan kurikulum atau
program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas.

23
Hal ini turut memperkuat relevansi pembelajaran bagi kebutuhan peserta didik.
11. Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan
kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil
belajar siswa pun dapat meningkat.
12. Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman,
menyenangkan, serta melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media
yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-
sungguh.

3.5 Tahapan dalam PTK


Buku Utama
Agar PTK mencapai hasil yang optimal dan sesuai dengan harapan, maka penyusunan
PTK harus melalui tahap-tahap penyusunan PTK. Tahap-tahap penyusunan PTK adalah
sebagai berikut:
a. Perencanaan (Plan)
Perencanaan merupakan tahapan yang paling penting dalam melakukan
penelitian. Melakukan segala sesuatu harus didasarkan pada perencanaan. Pada tahap
ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan
bagaimana tindakan akan dilakukan.
b. Pelaksanaan Tindakan (acting)
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan,
yaitu melakukan tindakan di kelas sesuai dengan rencana yang telah disusun pada
tahap perencanaan. Sebelum melaksanakan tindakan perlu melihat kembali apakah
rumusan masalah dan hipotesis yang dibuat sudah layak ataukah belum.
c. Pengamatan (observing)
Pengamatan merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.
Pengamat bisa dari teman sejawat atau guru sendiri. Pada tahap ini, guru pelaksana
mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat
untuk perbaikan siklus berikutnya. Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan
tindakan kelas dengan melakukan pencatatan-pencatatan, perekaman, dokumentasi
pada gejala-gejala yang muncul pada saat pelaksanaan tindakan.
d. Refleksi (reflecting)
Merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan. Dalam tahap ini, guru berusaha untuk menemukan hal-hal yang sudah

24
dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan secara cermat
mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Pada tahap refleksi peneliti juga perlu
untuk mengungkapkan hasil penelitian dengan megungkapkan kelebihan dan
kekurangannya.
Buku Pembanding I

Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru (peneliti) dalam
pelaksanaan PTK yaitu sebagai berikut.
Pertama, tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian yang dilakukan
tidak boleh mengganggu atau menghambat kegiatan utama, misalnya bagi guru tidak
boleh sampai mengor-bankan kegiatan pembelajaran.
Kedua, masalah penelitian yang dikaji merupakan masalah yang cukup
merisaukannya dan berpijak dari tanggung jawab profesional guru.
Ketiga, metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang
lama, sehingga berpeluang menggangu proses pembelajaran.
Keempat, metodologi yang digunakan harus terencana secara cermat, sehingga
tindakan dapat dirumuskan dalam suatu hipotesis tindakan yang dapat diuji di
lapangan.
Kelima, permasalahan atau topik yang dipilih harus benar– benar nyata,
menarik, mampu ditangani, dan berada dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk
melakukan perubahan. Peneliti harus merasa terpanggil untuk meningkatkan diri.
Keenam; peneliti harus tetap memperhatikan etika dan tata krama penelitian
serta rambu–rambu pelaksanaan yang berlaku umum.
Ketujuh; kegiatan PTK pada dasarnya merupakan kegiatan yang berkelanjutan,
karena tuntutan terhadap peningkatan dan pengembangan akan menjadi tantangan
sepanjang waktu.
Kedelapan, meskipun kelas atau mata pelajaran merupakan tanggung jawab
guru, namun tinjauan terhadap PTK tidak terbatas dalam konteks kelas dan atau mata
pelajaran tertentu melainkan dalam perspektif misi sekolah.

Buku Pembanding II
Didalam buku pembanding II dijelaskan tahap dalam penelitian yaitu : Pada tahap
pertama yang berlangsung tahun 1998/1999, dilakukan penawaran keikutsertaan guru–guru
SD yang bertugas tersebar di Kotamadya Bandung dengan suka rela (tanpa dana).
Berlandaskan dorongan keingin tahuan mereka bagaimana sebuah penelitian yang dilakukan

25
guru itu harus dilaksanakan, makaLima belas orang guru SD menyatakan hasrat ingin turut
serta dalam penelitian tersebut. Selanjutnya kepada mereka dibagikan sebuah daftar
pertanyaan ( questionnaire) yang berisi sejumlah nilai–nilai yang mereka yakini untuk
dikembang-kan dan dididikkan di kalangan murid mereka. Daftar pertanyaan yang telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia itu dibawa pulang oleh para guru untuk dipelajari,
dan dikembalikan setelah diisi. Dalam masukan balikan dari koordinator penelitian ternyata
nilai–nilai yang dijunjung tinggi dan berada pada deretan terbanyak yang dipilih oleh guru–
guru Indonesia adalah nilai keluarga, kebangsaan, dan kerjasama/gotong royong.
Pada tahap kedua yang berlangsung tahun akademis 2001/2002, kegiatan penelitian
berada pada tingkat kegiatan pembelajaran dikelas dan diluar kelas (beyond classroom).
Tujuan adalah mengembangkan dan mendidikkan nilai–nilai yang seharusnya dimiliki
warga negara yang baik terhadap lingkungan. Sepuluh orang guru SD menyatakan ikut serta
secara sukarela dalam tahap kedua, untuk melanjutkan kegiatan mereka pada tahap pertama
Pada tahap ini diikutsertakan tiga orang mahasiswa PPS yang akan berperan sebagai
pengamat dalam kegiatan pembelajaran para guru. Penjadwalan dilakukan untuk
penyesuaian dengan kegiatan rutin sehari-hari para guru dan untuk keperluan monitoring
dan pengamatan.

3.6 Fokus Masalah


Buku Utama
Penelitian bermula dari masalah yang telah terjadi, hal ini juga berlaku bagi penelitian
tindakan kelas. Bagi guru hampir masalah pembelajaran dirasakan ketika melakukan
pembelajaran. masalah yang muncul dalam pembelajaran hendaknya diindentifikasi
dengan baik. Penelitian tindakan akan berhasil jika guru pandai untuk mengidentifikasi
masalah yang terjadi pada kelasnya.
Hopkin (1993) proses mengidentifikasi mungkin bagi guru sangat membingungkan
tapi, guru tidak harus memulai dengan masalah. Guru dapat memulai dengan gagasan
untuk melakukan perbaikan, kemudian mencoba menfokuskan gagasan tersebut.
Guru kelas I MI berkewajiban untuk membenahi kesalahan-kesalahan penulisan
bentuk huruf pada buku kotak yang di pakai sekarang ini. Dalam pembenahan penulisan
huruf tidak cukup dengan menggunakan metode ceramah saja, namun perlu konsep dan
darimana cara menulis huruf yang lebih benar secara matang dan maksimal. Namun juga
perlu metode demonstrasi yang lebih ditonjolkan , sehingga ssiwa betul-betul memahami

26
cara penulisan. Huruf mana yang harus di tulis penuh (dua kotak), serta satu kotak dan
huruf yang menggandol/menggantung yang telah di contohkan oleh guru.
Kenyataan di lapangan atau di kelas banyak siswa yang tidak memperdulikan bentuk
penulisan, di tulis hanya asal bisa di baca, juga ingin cepat selasai biar jelek tidak peduli
padahal sering di ingatkan tetapi masih tetap saja. Inilah yang menjadi penyebab tulisan
siswa tidak sesuai dengan apa yang di harapkan guru.

Buku Pembanding I
Sebelum suatu masalah ditetapkan/dirumuskan, perlu ditumbuhkan sikap dan
keberanian untuk mempertanyakan, misalnya tentang kualitas proses dan hasil pembelajaran
yang dicapai selama ini. Sikap tersebut diperlukan untuk menumbuhkan keinginan peneliti
memperbaiki kualitas pembelajaran. Tahapan ini disebut dengan tahapan merasakan adanya
masalah.

Buku Pembanding II
Dalam buku pembanding II ini menjelaskan fokusan masalah dalam penelitian tindakan
kelas terdapat pada keprofesionalan tenaga pengajar baik itu Guru maupun Dosen.
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan untuk meningkatkan kualitas tenaga pengajar dalam
pembelajaran.

3.7 Perencanaan Tindakan


Buku Utama
Tahap Perencanaan (Planning)
 Menyusun satuan pelajaran
 Menyiapkan soal atau masalah
 Menyiapkan blanko observasi
 Menyiapkan blanko evaluasi
 Pada tahap ini perencanaan di susun berkolaboratif yakni dengan teman sejawat

Buku Pembanding I
Secara rinci, tahapan perencanaan tindakan terdiri atas kegiatan- kegiatan sebagai
berikut.

(1) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan
hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif tindakan
pemecahan masalah, kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik
dan yang dapat dilakukan guru.

27
(2) Mentukan cara yang tepat untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan
indikator-indikator keberhasilan serta instrumen pengumpul data yang dapat dipakai
untuk meng-analisis indikator keberhasilan itu.
(3) Membuat secara rinci rancangan tindakan yang akan dilak-sanakan mencakup; (a)
Bagian isi mata pelajaran dan bahan belajarnya; (b) Merancang strategi dan skenario
pembelajaran sesuai dengan tindakan yang dipilih; serta (c) Menetapkan indikator
ketercapaian dan menyusun instrumen pengumpul data.

Buku Pembanding II
Didalam Buku pembanding II ini menjelaskan perencanaan penelitian tindakan oleh
tenaga pengajar baik itu guru ataupun Dosen dimana seorang tenaga pengajar harus
meneliti. Dimana dalam penelitian itu menjelaskan suatu masalah-maslah yang ada di dunia
pendidikan sehingga adanya perbaikan-perbaikan sistem pendidikan seperti: kurikumlum
dans sebagainya untuk lebih baik.

3.8 Tindakan
Buku Utama
Tahap Pelaksanaan (actuating)
Pada tahap ini pembelajaran di fokuskan untuk peningkatan kemampuan siswa membaca
lancer melalui media kartu kata. Pembelajaran lebih pada penggunaan media dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
 Tahap awal. di mulai dengan mengajukan pertanyaan dan lanjutan dengan
penyampaian tujuan belajar
 Memberikan beberapa masalah (soal ) melalui kegiatan tanya jawab pada siswa
 Memberikan LKS bagi masing-masing siswa
 Siswa diberikan kartu kata
 siswa mengamati gambar dan memberikan komentar
 Mendemonstrasikan jawaban di depan kelas.
 Mengumpulkan hasil kerja.

Buku Pembanding I
Pada tahapan ini, rancangan strategi dan skenario pem-belajaran diterapkan. Skenario
tindakan harus dilaksanakan secara benar tampak berlaku wajar. Pada PTK yang dilakukan
guru, pelaksanaan tindakan umumnya dilakukan dalam waktu antara 2 sampai 3 bulan.
Waktu tersebut dibutuhkan untuk dapat menyesaikan sajian beberapa pokok bahasan dan
mata pelajaran tertentu. Berikut disajikan contoh aspek-aspek rencana (skenario) tindakan
yang akan dilakukan pada satu PTK.

28
Buku Pembanding II

Didalam Buku pembanding II ini menjelaskan tindakan berupa membuah proposal


peneletian. Dimana dalam buku ini menjelaskan secara kongkrit bagaimana cara menyusun
proposal penelitian yang benar.Contonya; pada bagian pustaka didalam buku ini
menjelaskan pada bagian tinjauan pustaka berisi tentang tinjauan dari berbagai penelitian
yang relevan dan telah ada, sejauh peneliti dapat menjangkaunya. Misalnya peneliti
menyebutkan bahwa telah banyak penelitian sejenis yang dilakukan oleh para peneliti lain.

29
BAB IV
KEUNGGULAN BUKU
4.1 Buku Utama
Dalam buku utama ini penulis sudah sangat detail menjelaskan materi tentang
penelitian tindakan kelas, dari mulai pengertian penelitian tindakan kelas sampai dengan
contoh proposal penelitian tindakan kelas. Penulis juga banyak mengambil pendapat para
ahli untuk menyempurnakan buku ini. Salah satu contohnya yaitu di materi pengertian
penelitian tindakan kelas, manfaat PTK, ciri-ciri PTK serta yang lainnya.

4.2 Buku Pembanding I


Pada buku pembanding I ini buku sudah memuat materi yang lengkap sehingga
buku sudah bisa menjadi pedoman untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas. Dari
segi tulisan, buku juga sudah menggunakan font yang baik sehingg jelas dibaca. Layout
pada buku juga sudak baik.

4.3 Buku pembandinga II


Dalam buku pembanding II ini memiliki keunggulan pada segi bahasa dimana bahasa
yang digunakan mudah dimengerti oleh pembaca. Pada segi isi buku ini menjelaskan secara
singkat dan padat tentang penelitian tindakan kelas, dimana pada awal buku ini menjeaskan
paparan umum tentang penelitian yaitu tentang pandangan penelitian secara tradisional dan
kenapa harus ada penenlitian.selanjutnya membahas tentang pentingnya penelitian bagi
tenaga pengajar seperti guru dan dosen yang sudah dielaskan bahwa “Tujuanya juga untuk
meningkatkan penilaian professional Guru dan memberikan wawasan tentang sarana yang
lebih baik dan efektif dalam mewujudkan hasil-hasil pendidikan yang diingginkan McMillan
(2004) mendeskripsikan penelitian tindakan sebagai penelitian yang memfokuskan pada
pemecahan masalah kelas atau sekolah khusus, meningkatkan praktik, atau membantu
mengambil keputusan di satu situs local. Penelitian tindakan menawarkan sebuah proses
untuk mengubah praktik saat ini menuju praktik yang lebih baik. Tujuan utama penelitian
tindakan adalah untuk meningkatkan praktik secara lansung di dalam satu atau beberapa kelas
atau sekolah (McMillan, 2004)”. Selanjutnya dalam buku ini menjelaskan sistematika
pembuatan proposal penelitian tindakan kelas yang baik.

30
BAB V
KEKURANGAN BUKU
5.1 Buku Utama
Dalam buku utama penelitian tindakan kelas hanya memiliki kekurangan dari segi
tulisan dan layout, dimana tulisan dalam buku ini banyak yang berantakan dan tidak teratur.

5.2 Buku Pembanding I


Buku ini sangat bagus sehingga memiliki kekurang yang sedikit yaitu berupa tidak
adanya gambar pada buku untuk menambah wawasan pembaca.

5.3 Buku Pembanding II


Dalam buku pembanding II ini memiliki kekurangan dari segi isi yaitu kurangnya
menjelaskan karakteristik penelitian dan tahap-tahap penelitian tindakan kelas. Pada segi
tampilan yaitu buku yang berjudul “Penelitian Tindakan Kelas Guru dan Dosen” memiliki
warna yang kurang menarik dimana cover buku ini hanya tulisan judul saja dan tanpa
adanya warna yang menggambarkan tentang buku ini.

31
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari review buku yang kami lakukan, terdapat kelebihan dan
kekurangan pada buku sehingga kita dapat menggunakan ketiga buku tersebut menjadi
pedoman untuk melakukan penelitian tindakan kelas. Buku tersebut juga menjadi referensi
kita pada perkuliahan dan penelitian.

6.2 Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih banyak terdapat
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
sumbangsi pikiran dari para pembaca demi penyempurnaan makalah ini.

32
DAFTAR PUSTAKA

Miaz.Y., (2015), Penelitian Tindakan Kelas, UNP Press Padang, Padang.

Mualimin dan Rahmat, A.H.C. (2014). Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik.
Ganding Pustaka. Sidoarjo.

Wijaya, H, C. (2013). Penelitian Tindakan Kelas Melejitkan Kemampuan Penelitian Untuk


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Guru. Citapustaka Media Perintis. Bandung.

33

Anda mungkin juga menyukai