DISUSUN OLEH :
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
A. Sirkulasi dan Ekskresi Hewan Berdarah Dingin
Hewan berdarah dingin atau poikiloterm memiliki suhu tubuh yang relatif sama
dengan lingkungan sekitarnya karena ia tidak memiliki reseptor yang mampu bekerja untuk
mengatur suhu tubuhnya sendiri. Ciri-ciri yang dimiliki oleh hewan berdarah dingin yaitu :
1. Memiliki gerakan tubuh yang cepat
2. Mampu bertahan hidup walaupun tidak makan berhari-hari
3. Memiliki kemampuan melting atau mengganti kulitnya yang bertujuan untuk meremajakan
dan mengganti jaringan kulitnya.
Contoh hewan yang tergolong hewan berdarah dingin atau poikiloterm ini seperti
pada kelas reptilia, amphibia, arachnida, arthropoda, dan pisces. Dari contoh tersebut dapat
dijelaskan bahwa hewan poikiloterm memiliki ciri-ciri jantung terdiri dari satu sampai
dengan dua ruang saja. Selain itu, kebanyak dari hewan tersebut tubuhya menempel pada
tanah atau sejenis hewan yang merayap atau melatah ditanah.
Jadi, perbedaan struktur jantung antara hewan berdarah dingin dengan hewan
berdarah panas yaitu terletak pada jumlah ruang jantung yang terbentu. Yang mana, pada
hewan poikiloterm ruang jantung yang terbentuk terdiri dari satu hingga dua ruang saja
seperti pada kelas pisces, amphibia, reptil, dan sejenisnya.
Pada pisces, terdapat tiga organ dalam sistem ekskresinya, yaitu insang, ginjal, dan
kulit. Pada ikan, ginjal dan saluran reproduksi berakhir di tempat yang sama, yaitu lubang
urogenital. Sementara itu, insang dan kulit berperan sebagai sistem pernapasan. Insang
membuka dan menutup sesuai dengan pergerakan operculum. Insang kemudian menyaring
air yang masuk dan mengikat oksigen, lalu melepaskan karbon dioksida.
Berbeda lagi dengan hewan amfibi. Amfibi termasuk golongan hewan yang dapat
hidup di dua dunia, yaitu darat dan air. Organ pada sistem ekskresi amfibi adalah ginjal, paru-
paru, dan kulit. Seperti pisces, amfibi juga mengeluarkan urine di tempat yang sama dengan
saluran reproduksinya yang disebut dengan kloaka. Paru-paru dan kulit pada amfibi
digunakan sebagai sistem pernapasan di situasi yang berbeda. Amfibi akan menggunakan
paru-paru selama di darat dan menggunakan kulit selama di air.
Seperti pada amfibi, sistem ekskresi reptil juga tidak jauh berbeda. Mereka memiliki
ginjal, paru-paru, dan kulit. Bentuk dan ukurannya bisa berbeda-beda. Kura-kura, misalnya,
memiliki saluran ginjal yang sangat pendek. Ular bahkan tidak memiliki kandung kemih
untuk menampung urine.
Homoiterm adalah hewan berdarah panas. Pada hewan homoiterm suhunya lebih
stabil, hal ini dikarenakan adanya reseptor dalam otaknya sehingga dapat mengatur suhu
tubuh. Hewan homoiterm dapat melakukan aktivitas pada suhu lingkungan yang berbeda
akibat dari kemampuan mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm mempunyai variasi
temperatur normal yang dipengaruhi oleh faktor umur, faktor kelamin, faktor lingkungan,
faktor panjang waktu siang dan malam, faktor makanan yang dikonsumsi, dan faktor jenuh
pencernaan air.
Hewan berdarah panas adalah hewan yang dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-
suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya.
Sebagian panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan. Melalui
evaporasi berfungsi menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. Contoh hewan berdarah panas
adalah bangsa burung dan mamalia.
Aves hanya memiliki ginjal dan paru-paru sebagai organ ekskresi, tapi mamalia juga
memiliki kulit dan hati. Pada manusia, kulit menghasilkan keringat, sementara ginjal
mengeluarkan urine. Hati mengeluarkan urea dan paru-paru membuang karbon dioksida.
C. Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi adalah suatu sistem yang memfasilitasi pertukaran zat-zat yang
dibutuhkan tubuh dan zat-zat sisa metabolisme. Pada manusia sistem sirkulasi
meliputi sistem peredaran darah dan sistem limfatik. Sistem peredaran darah mencakup
darah, jantung dan pembuluh darah. Sistem limfatik mencakup cairan limfe, pembuluh
limfatik, jaringan dan organ limfatik. Sistem peredaran darah pada manusia termasuk
kedalam sistem peredaran darah tertutup (melalui pembuluh darah) dan peredaran darah
ganda. Sistem peredaran darah berfungsi untuk: mengedarkan oksigen (O2) dan sari-sari
makanan ke seluruh jaringan tubuh, membawa karbondioksida (CO2) menuju paru-paru,
menjaga suhu tubuh, membawa sisa hasil metabolisme ke ginjal untuk disekresikan.
Sistem limfatik adalah sistem sirkulasi sekunder dalam sistem tubuh yang berperan
utama dalam menghasilkan imun (kekebalan tubuh). Sistem ini tersusun atas cairan limfe,
organ dan jaringan limfatik, dan sumsum tulang belakang. Sistem limfatik memiliki tiga
fungsi yaitu: mengalirkan cairan interstisial, mentranspor lemak dari makanan dan
membangkitkan reaksi imun.
Sistem peredaran darah pada manusia termasuk peredaran darah tertutup dan ganda.
Peredaran darah tertutup karena darah dilewatkan melalui suatu pembuluh. Peredaran darah
ganda karena terdiri dari peredaran darah besar, yaitu dari jantung ke seluruh tubuh dan
peredaran darah kecil, yaitu dari jantung ke paru-paru.
D. Jantung
Jantung merupakan organ peredaran darah yang berbentuk seperti kerucut tumpul dan
ujung bawahnya agar miring ke bagian kiri. Jantung terletak di antara paru-paru dan di atas
diafrgma di dalam rongga dada. Ukuran jantung hampir sama dengan kepalan tangan orang
dewasa dengan berat 220-260 gram (untuk orang dewasa).
a. Fungsi jantung
b. Struktur jantung
Bagian terluar jantung dibungkus oleh membran perikardium. Membran ini berupa
kantong dengan lapisan ganda dan dapat membesar dan mengecil.
Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan, yaitu epikardium, miokardium, dan
endokardium.
Jantung memiliki empat ruangan, yaitu dua serambi dan dua bilik. Serambi berfungsi
untuk menerima darah dari seluruh tubuh, sedangkan fungsi bilik adalah untuk
memompa darah keluar jantung.
Jantung terdiri dari tiga katup atau valvula, yaitu valvula bikuspidalis (terletak antara
serambi kiri dan bilik kiri), valvula trikuspidalis (terletak antara serambi kanan dan
bilik kanan), dan valvula semilunaris (terletak di pangkal aorta dan arteri).
E. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi adalah sebuah proses pengeluaran zat – zat sisa metabolisme yang
sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Zat ini bisa berupa karbon dioksida, urin, urea,
keringat dan senyawa–senyawa lain yang bersifat toksik (racun). Jika tidak dibuang, segala
zat tersebut akan menumpuk di dalam tubuh dan berpotensi menyebabkan gangguan
kesehatan.
Setidaknya ada empat organ yang berperan dalam proses pembuangan atau ekskresi
pada tubuh manusia, yakni ginjal, kulit, paru-paru dan hati.
Fungsi dan peran keempat sistem ekskresi ini berbeda-beda. Pun demikian dengan zat
atau sisa metabolime yang dihasilkannya, juga tidak sama. Ginjal misalnya, akan
mengeluarkan cairan berupa urin; kulit akan mengeluarkan cairan dalam bentuk keringat;
paru paru akan mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida; sedangkan hati akan
mengeluarkan mineral urea.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai bagaimana keempat organ ini menunaikan
tugasnya sebagai sistem ekskresi, yuk simak ulasan berikut:
Ginjal adalah organ ekskresi pada manusia yang berbentuk seperti kacang. Jumlahnya
ada dua dan terletak di kanan dan kiri tulang belakang, tepatnya di bawah hati dan limpa.
Dalam tubuh manusia dewasa, ginjal biasanya memiliki panjang sekitar 11 cm. Berat dan
besarnya bervariasi, tergantung jenis kelamin, umur, serta ada tidaknya ginjal pada sisi lain.
Pada lelaki dewasa, rata-rata ginjal memiliki ukuran panjang sekitar 11,5 cm, lebar
sekitar 6 cm dan ketebalan 3,5 cm dengan berat sekitar 120-170 gram atau kurang lebih 0,4%
dari berat badan. Pada wanita dewasa, berat ginjal sekitar 115 – 155 gram. Volume rata-rata
ginjal adalah 146 cm3 di kiri dan 134 cm3 di kanan.
Sebagai alat ekskresi, ginjal akan menjalankan tiga tahapan dalam proses pembuangan,
termasuk penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorbsi) dan pengumpulan
(augmentasi).
Kulit adalah lapisan jaringan pelindung paling luar pada manusia, yang terdapat di
permukaan tubuh. Sama seperti ginjal, kulit juga memiliki peran dalam sistem ekskresi
karena mampu mengeluarkan zat–zat sisa berupa kelenjar keringat.
Fungsi lain dari kulit adalah melindungi tubuh terhadap patogen dan kehilangan air
yang berlebihan. Kulit terdiri dari 3 macam lapisan, yang masing-masing memiliki fungsi
sendiri.
Di dalam lapisan malphigi terdapat sebuah pigmen yang dapat menentukan warna kulit serta
melindungi sel dari kerusakan akibat sinar matahari.
Ada sepasang paru-paru di dalam tubuh manusia, yakni paru-paru kanan dan kiri.
Keduanya terletak di rongga dada, dimana paru-paru kanan biasanya lebih besar, sementara
paru-paru kiri yang berdekatan dengan jantung lebih kecil.
Selain menjadi organ dalam sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan
sistem peredaran darah (sirkulasi), paru-paru juga berperan dalam sistem ekskresi. Fungsinya
adalah mengeluarkan gas-gas sisa proses pernapasan yaitu gas CO² (karbon dioksida) dan
H2O (uap air).
Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah
kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga berperan dalam sistem
ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa
senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan
memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut
proses detoksifikasi.
F. Penanggulangan masalah air dan Ginjal manusia
Penyakit ginjal bisa disebabkan oleh banyak hal, termasuk infeksi, penyakit autoimun,
dan penyakit metabolik, seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi. Sebenarnya untuk
mencegah penyakit ginjal diperlukan langkah sederhana yang bisa dilakukan, di antaranya:
Minum air putih dalam jumlah yang cukup, setidaknya 8-10 gelas per hari. Kemudian
sebisa mungkin batasi konsumsi alkohol dan minuman bersoda.
Berhenti merokok. Merokok dan terpapar asap rokok dapat merusak fungsi berbagai
organ dalam tubuh, termasuk ginjal.
Tidur dengan cukup. Mencukupi istirahat dengan tidur 6-8 jam sehari diperlukan agar
tubuh dan organ di dalamnya termasuk ginjal tetap sehat.
Jaga agar berat badan tetap ideal. Salah satunya dengan olahraga atau melakukan
aktivitas fisik dengan rutin.
Hindari mengonsumsi obat-obatan di luar dari anjuran dan pengawasan dokter,
terlebih bila obat tersebut dikonsumsi dalam dosis besar atau dalam jangka panjang.