Anda di halaman 1dari 13

TUGAS BIOLOGI DASAR 9

“RANGKUMAN SISTEM KOORDINASI PADA HEWAN”

DISUSUN OLEH :
WD. TIARA PUTRI KOMALA ARIEF
NIM : H041201035
BIOLOGI A

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
A. SISTEM KOORDINASI HEWAN

Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ
agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan,
mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan tadi. Setiap
rangsangan-rangsanga yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian
otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan. Setiap aktivitas yang
terjadi di dalam tubuh, baik yang sederhana maupun yang kompleks merupakan hasil
koordinasi yang rumit dan sistematis dari beberapa sistem dalam tubuh.
Sistem koordinasi pada hewan meliputi sistem saraf beserta indera dan sistem
endokrin(hormon). Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena sistem saraf
ini tidak dimiliki oleh tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda,
semakin tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem sarafnya.

Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas serabut saraf yang
tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi sensorisindrawi,
aktivitas motorik volunter dan involunter organ atau jaringan tubuh,
dan homeostasis berbagai proses fisiologis tubuh. Sistem saraf merupakan jaringan paling
rumit dan paling penting karena terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling terhubung
dan vital untuk perkembangan bahasa, pikiran dan ingatan. Satuan kerja utama dalam sistem
saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel glia.
Sel saraf atau neuron merupakan satuan kerja utama dari sistem saraf yang berfungsi
menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus (rangsang). Jutaan
sel saraf ini membentuk suatu sistem saraf.

Struktur Sel Saraf

Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel.
Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit).Dendrit
berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan
impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit
pendek.

Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini
berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielinyang
merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia
yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel
Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi.
Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier,yang berfungsi
mempercepat penghantaran impuls.

Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini
berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielinyang
merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia
yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel
Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi.
Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier,yang berfungsi
mempercepat penghantaran impuls.

Komponen sistem Saraf

Sel Saraf, yang terdiri dari satu badan sel yang didalamnya keluar tonjolan-tonjolan
sitoplasma yang terdiri dari dua macam yaitu dendrit dan neurit (akson). Baik akson maupun
dendrit yang berukuran panjang mempunyai selaput pembungkus yang disebut selaput myelin
yang dibuat oleh sel schwann. Di sebelah luarnya dibungkus oleh neurillema. Myelin
merupakan selaput akson yang tidak continue yang diantaranya terdapat suatu penyempitan
sirkular yang disebut node of ranvier. Node merupakan bagian diantara dua ruas.

B. EVOLUSI SISTEM SARAF

Evolusi sistem saraf tanggal kembali ke pengembangan pertama dari sistem


saraf di hewan (atau metazoans). Neuron berkembang sebagai sel pensinyalan listrik khusus
pada hewan multiseluler, mengadaptasi mekanisme potensial aksi yang ada
pada eukariota bersel tunggal dan kolonial yang bergerak . Jaring saraf sederhana
yang terlihat pada hewan seperti Cnidaria (ubur-ubur) berevolusipertama, terdiri dari neuron
polimodal yang memiliki fungsi ganda dalam fungsi motorik dan sensorik. Cnidaria dapat
dibandingkan dengan Ctenophores (ubur-ubur sisir), yang meskipun sama-sama ubur-ubur,
memiliki sistem saraf yang sangat berbeda. Tidak seperti Cnidaria, Ctenophores memiliki
neuron yang menggunakan pensinyalan elektrokimia. Ini membingungkan karena filum
Ctenophora dianggap lebih kuno dari pada Porifera (spons), yang tidak memiliki sistem saraf
sama sekali. Hal ini menyebabkan munculnya dua teori yang menjelaskan bagaimana sistem
saraf awal muncul. Satu teori menyatakan bahwa sistem saraf muncul pada nenek moyang
basal untuk semua filum ini, namun hilang di Porifera. Teori lain menyatakan bahwa sistem
saraf muncul secara independen dua kali, satu basal ke Cnidaria dan satu basal ke
Ctenophores. Hewan bilateral- Tali saraf ventral di invertebrata dan kabel saraf punggung
yang didukung oleh notochord di chordata - berevolusi dengan sistem saraf pusat yang berada
di sekitar wilayah pusat, proses yang dikenal sebagai sefalisasi .
Potensi aksi , yang diperlukan untuk aktivitas saraf, berevolusi pada eukariota bersel
tunggal. Ini menggunakan potensi aksi kalsium daripada natrium, tetapi mekanismenya
mungkin diadaptasi menjadi pensinyalan listrik saraf pada hewan multisel . Pada beberapa
eukariota kolonial seperti Obelia, sinyal listrik menyebar tidak hanya melalui jaringan saraf,
tetapi juga melalui sel epitel dalam sistem pencernaan koloni bersama. Beberapa filum non-
metazoan, termasuk choanoflagellates, filasterea, dan mesomycetozoea, telah ditemukan
memiliki homolog protein sinaptik, termasuk sekretori SNAREs, Shank, dan Homer. Dalam
choanoflagellates dan mesomycetozoea, protein ini diregulasi selama fase kolonial,
menunjukkan pentingnya protein proto-sinaptik ini untuk komunikasi sel ke sel. Sejarah
gagasan tentang bagaimana neuron dan sistem saraf pertama muncul dalam evolusi telah
dibahas dalam sebuah buku baru-baru ini.

Sebagian besar hewan yang ada adalah bilaterian , yang berarti hewan dengan sisi kiri
dan kanan yang menyerupai bayangan cermin satu sama lain. Semua bilateria diperkirakan
diturunkan dari nenek moyang mirip cacing yang muncul pada periode Ediacaran , 550-600
juta tahun yang lalu. Bentuk tubuh bilaterian fundamental adalah tabung dengan rongga usus
berlubang yang membentang dari mulut ke anus, dan tali saraf dengan ganglion yang sangat
besar di bagian depan, yang disebut " otak ".

Luas permukaan tubuh manusia yang dipersarafi oleh masing-masing saraf tulang belakang
Bahkan mamalia , termasuk manusia, menunjukkan rencana tubuh bilaterian yang
tersegmentasi pada tingkat sistem saraf. Sumsum tulang belakang berisi serangkaian ganglia
segmental , masing-masing menimbulkan saraf motorik dan sensorik yang menginervasi
sebagian permukaan tubuh dan otot-otot yang mendasarinya. Pada tungkai, tata letak pola
persarafan rumit, tetapi pada batangnya menimbulkan serangkaian pita sempit. Tiga segmen
teratas milik otak, memunculkan otak depan, otak tengah, dan otak belakang. [9]
Bilaterian dapat dibagi, berdasarkan peristiwa yang terjadi sangat awal dalam
perkembangan embrio, menjadi dua kelompok ( superphyla ) yang
disebut protostom dan deuterostom . [10] Deuterostom termasuk vertebrata
serta echinodermata dan hemichordata (terutama cacing biji pohon ek). Protostom, kelompok
yang lebih beragam, termasuk artropoda , moluska, dan berbagai jenis cacing. Ada perbedaan
mendasar antara kedua kelompok dalam penempatan sistem saraf di dalam tubuh: protostom
memiliki tali saraf di sisi ventral (biasanya bawah) tubuh, sedangkan di deuterostom kabel
saraf ada di punggung (biasanya atas ) sisi. Faktanya, banyak aspek tubuh terbalik di antara
kedua kelompok, termasuk pola ekspresi beberapa gen yang menunjukkan gradien punggung-
ke-perut. Beberapa ahli anatomi sekarang menganggap bahwa tubuh protostom dan
deuterostom "terbalik" satu sama lain, sebuah hipotesis yang pertama kali diajukan
oleh Geoffroy Saint-Hilaireuntuk serangga dibandingkan dengan vertebrata. Jadi, serangga,
misalnya, memiliki tali saraf yang membentang di sepanjang garis tengah perut, sementara
semua vertebrata memiliki tali tulang belakang yang membentang di sepanjang garis tengah
punggung. Tetapi data molekuler terbaru dari protostom dan deuterostom yang berbeda
menolak skenario ini.

C. ORGANISASI SISTEM SARAF VERTEBRATA

Sistem saraf pada vertebrata secara umum dibagi menjadi dua yaitu sistem saraf
pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST). SSP terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.
SST utamanya terdiri dari saraf, yang merupakan serat panjang yang menghubungkan SSP ke
setiap bagian dari tubuh. SST meliputi saraf motorik, memediasi pergerakan pergerakan
volunter (disadari), sistem saraf otonom, meliputi sistem saraf simpatis, sistem saraf
parasimpatis, dan fungsi regulasi (pengaturan) involunter (tanpa disadari) dan sistem saraf
enterik (pencernaan), sebuah bagian yang semi-bebas dari sistem saraf yang fungsinya adalah
untuk mengontrol sistem pencernaan.

Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf pusat ini
berfungsi sebagai pusat pengendali utama pada tubuh. Sistem saraf inilah yang mengatur
pergerakan tubuhmu, misalnya saat tangan kamu melakukan gerakan refleks ketika
menyentuh mangkuk bakso yang panas. Gerakan refleks itu, tanpa kamu sadari merupakan
tugas dari sistem saraf pusat lho, Pahamifren.

Otak dan sumsum tulang belakang yang menjadi pengendali tubuh manusia, berada pada
sistem saraf pusat. Kenapa sistem saraf pusat bisa mengontrol gerakan tubuh? Hal ini karena
sistem saraf pusat mampu mengolah informasi atau rangsangan yang diperoleh dari indera-
indera tubuh.

Informasi dan rangsangan tersebut disebarkan ke seluruh tubuh, sehingga tubuh kamu bisa
merespon gerakan apa yang harus dilakukan ketika menerima informasi tersebut. Contohnya,
saat kamu ingin menyantap semangkuk bakso, otak akan menerima informasi dalam bentuk
visual dari mata, bahwa ada semangkuk bakso di depan kamu.

Bersamaan dengan itu, hidung kamu akan menerima rangsangan berupa aroma dari bakso
tersebut. Kedua rangsangan itu kemudian dikirim ke otak untuk memberikan sinyal kepada
tangan kamu, sehingga tangan kamu bergerak mengambil sendok untuk memasukkan bakso
tersebut ke mulut kamu.

Otak merupakan organ terpenting dari tubuh manusia yang tersusun oleh jutaan sel saraf.
Permukaan otak manusia yang berlipat-lipat, membuat otak manusia mampu menyimpan
lebih banyak neuron dibandingkan otak yang permukaannya mulus seperti pada sebagian
besar hewan.
Berkat permukaan otak yang berlipat-lipat ini, manusia bisa memiliki kemampuan kognitif
yang lebih tinggi dibandingkan hewan. Otak manusia terdiri dari 3 bagian, yaitu otak depan,
otak tengah, dan otak belakang. Berikut penjelasannya:

 Otak Besar (Serebrum)

Otak besar atau otak bagian depan manusia disusun oleh serebrum. Serebrum merupakan
bagian yang paling besar pada otak manusia, sehingga disebut sebagai otak besar. Serebrum
atau otak besar ini menjadi bagian otak manusia yang menentukan dasar-dasar kecerdasan
manusia.

Serebrum menjadi pusat integrasi yang paling rumit dan menjadi pusat kontrol semua ingatan
manusia. Serebum mampu merumuskan semua kegiatan yang kompleks, seperti saat kamu
sedang belajar, bermain atau berpikir. Ketika membaca sebuah topik atau materi belajar
misalnya, serebum yang menentukan informasi apa saja yang penting dan harus diingat.

Nggak cuma itu Pahamifren, serebrum juga yang mengatur emosi manusia. Serebrum ini
terdiri dari dua belahan, yaitu hemisfer kanan dan hemisfer kiri. Kedua hemisfer ini memiliki
peranan penting dalam proses belajar kita. Hemisfer kanan memiliki kemampuan untuk
memecahkan masalah visual, sementara hemisfer kiri cara kerjanya lebih rasional dan analitis.

 Talamus dan Hipotalamus

Selain serebrum, di otak depan manusia juga terdapat talamus dan hipotalamus. Talamus
merupakan bagian otak yang menjadi penerima informasi sensorik dari organ indra yang
diteruskan ke otak besar. Dari otak besar, informasi hasil terjemahannya akan masuk ke
talamus dulu sebelum keluar dari otak untuk disampaikan ke organ yang ditargetkan.

Sementara hipotalamus, adalah bagian otak yang menjadi pusat pengaturan homeostasis atau
pengaturan lingkungan dalam tubuh kita. Hipotalamus lah yang dapat mengatur suhu tubuh
kamu agar tetap stabil.

Saat kamu merasa kepanasan ketika berjalan kaki di siang hari, sensor-sensor yang ada di
seluruh kulit tubuh kamu akan memberi sinyal listrik yang berisi informasi kalau tubuh kamu
sedang kepanasan kepada hipotalamus.

Informasi tersebut akan diterjemahkan oleh hipotalamus untuk menjaga suhu tubuh tetap
stabil dengan cara melepaskan enzim bradikinin ke kulit. Dari kulit, enzim bradikinin ini
akan membuat pembuluh darah dan kelenjar keringat melebar, lalu mengeluarkan keringat
dari tubuh. Saat keringat ini keluar, suhu tubuh kamu akan kembali turun karena panas di
tubuh kamu menguap oleh keringat.

 Mesensefalon (Otak Bagian Tengah)


Selanjutnya kita bahas otak bagian tengah. Otak tengah yang biasa disebut mesensefalon ini
posisinya sejajar dan lebih dekat dengan mata dan telinga. Karena lebih dekat kedua organ
indra tersebut, tugas mesensefalon ini berkaitan dengan pendengaran dan penglihatan kita.

Mesensefalon mampu menerjemahkan informasi suara dari kedua telinga kamu. Sekalipun
yang menjadi pusat penglihatan di otak adalah bagian otak besar, tetapi mesensefalon ini juga
memiliki andil dalam gerak refleks mata. Misalnya, saat ada debu yang mengganggu atau ada
cahaya yang menyilaukan mata kamu. Mesensefalon inilah yang secara tidak kamu sadari
bertugas untuk menutup mata kamu.

 Serebelum (Otak Kecil)

Di bagian otak belakang, ada serebelum yang disebut juga sebagai otak kecil. Serebelum
merupakan pusat keseimbangan tubuh manusia yang dapat memantau kedudukan posisi
tubuh manusia.

Serebelum membantu koordinasi, ketepatan, dan keakuratan waktu gerakan tubuh manusia.
Misalnya, saat ada bola yang melayang ke arah kamu, serebelum ini akan berkoordinasi
dengan korteks motorik yang ada di otak bagian depan untuk menentukan kapan kamu akan
menangkap bola tersebut agar tidak meleset.

Di bagian otak belakang ini juga ada yang namanya pons varoli atau jembatan varol. Pons
varoli ini bertugas untuk menghubungkan atau menghantarkan impuls bolak-balik dari otak
bagian kanan dan kiri.

Pons varoli juga menghubungkan bagian dalam otak besar dan otak kecil hingga sumsum
tulang belakang. Pons varoli juga memiliki tugas sebagai pengatur frekuensi dan kekuatan
bernapas manusia.

Ternyata tugas otak manusia sangat rumit ya, Pahamifren. Karena otak menjadi pusat kontrol
di seluruh tubuh manusia, otak membutuhkan kalori yang cukup banyak. Dengan beragam
tugas yang rumit itu, maka tak heran jika otak menjadi organ manusia yang paling banyak
membutuhkan energi.

Otak manusia menggunakan 25% kalori setiap harinya. Makanya, biar otak kamu bekerja
secara maksimal, kamu harus menjaga asupan kalori dan gizi dari makanan yang kamu
konsumsi ya, Pahamifren.
Sumsum Tulang Belakang

Selain otak, sistem saraf pusat terdiri atas sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang
ini terhubung dengan otak. Bagian pangkalnya disebut sumsum lanjutan atau medula
oblongata, dan bagian yang memanjang dalam rongga tulang belakang disebut sebagai
medula spinalis.

Medula oblongata berfungsi untuk mengatur denyut jantung, menyempitkan pembuluh darah,
melakukan gerakan menelan, batuk, bersin, bersendawa dan muntah. Medula oblongata juga
menjadi pusat kendali pernapasan utama pada tubuh manusia. Sementara medula spinalis
berfungsi untuk menghubungkan rangsangan dari dan menuju otak.

Sumsum tulang belakang manusia juga berfungsi untuk mengatur gerakan refleks alias
gerakan yang terjadi tanpa disadari. Gerakan refleks ini terjadi sebagai respon tubuh manusia
terhadap adanya ancaman atau hal yang berbahaya.

Misalnya, seperti yang dijelaskan di paragraf awal tadi, saat tangan kamu menyentuh
mangkuk bakso yang panas, tangan kamu akan melakukan gerak refleks untuk melepaskan
mangkuk bakso tersebut.

Atau saat kamu tidak sengaja menghirup bubuk merica yang kamu tabur di atas kuah bakso,
tanpa sadar kamu otomatis bersin kan? Untuk melakukan gerakan refleks tersebut, tubuh
manusia membutuhkan jalur penyampaian informasi yang lebih pendek. Nah, medula spinalis
inilah bagian saraf pusat yang sangat cocok dengan tugas tersebut.

Berbeda dengan sistem saraf pusat, sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang
bercabang dari otak dan sumsum tulang belakang ke seluruh bagian tubuh manusia. Fungsi
sistem saraf tepi ini memungkinkan sistem saraf pusat untuk berkomunikasi dengan bagian-
bagian tubuh kamu. Sistem saraf tepi bekerja secara dua arah melalui saraf sensorik dan saraf
motorik, berikut penjelasannya:
Sistem Saraf Sensorik
Sistem saraf sensorik atau aferen adalah saraf yang menerima rangsangan dari lingkungan
sekitar, yang bertugas untuk meneruskan informasi rangsangan yang didapatkan kepada otak.
Informasi atau rangsangan tersebut berupa visual, rasa, atau aroma. Inilah mengapa saraf
sensorik banyak ditemukan di indera penciuman dan indera perasa, seperti hidung dan lidah.

Saraf Motorik

Saraf motorik atau eferen adalah saraf yang menerima perintah dari otak dan sumsum tulang
belakang, serta mengantarkan perintah tersebut ke organ tubuh manusia lainnya. Saraf
motorik ini dibedakan lagi menjadi saraf somatik dan saraf otonom.
Saraf Somatik

Saraf somatik bekerja secara sadar, seperti ketika kamu menggerakkan tangan untuk
menyendok makanan, atau mengambil tisu untuk mengelap keringat. Makanya, saraf somatik
ini biasanya ditemukan di otot rangka, jadi bisa memerintah otot-otot tersebut untuk
berkontraksi dan kamu pun bisa bergerak sesuai keinginan kamu.
Saraf Otonom

Sebaliknya, saraf otonom bekerja secara tidak sadar. Saraf inilah yang mengontrol kontraksi
paru-paru kamu agar tetap bernapas setiap saat. Saraf otonom juga betugas mengontrol sistem
pencernaan kamu agar dapat mengolah makanan yang masuk. Maka dari itu, saraf otonom ini
banyak ditemukan pada otot polos, seperti pada organ pencernaan, otot jantung, dan kelenjar.
Karena memiliki fungsi yang berlawanan pada organ yang sama, saraf otonom ini dibagi lagi
menjadi dua, yaitu:

 Saraf Simpatis

Saraf simpatis adalah saraf yang mengendalikan respon tubuh kita pada saat kita berada
dalam keadaan bahaya atau yang biasa disebut keadaan “fight or flight”. Misalnya, saat ada
anjing yang mendadak muncul di dekat kamu, maka saraf simpatis akan mendorong kamu
untuk bereaksi, entah bersiaga untuk melawan anjing tersebut (fight) atau lari menjauh dari
anjing tersebut (flight).

 Saraf Parasimpatis

Sementara saraf parasimpatis adalah saraf yang berfungsi untuk mengendalikan organ-organ
tubuh manusia saat dalam fase “istirahat”. Karena fungsi saraf simpatis dan parasimpatis ini
berbeda, lokasi pangkal sarafnya juga berbeda. Saraf simpatis berpangkal di sumsum tulang
belakang atau medula spinalis, di daerah dada sampai pinggang. Sementara saraf
parasimpatis berpangkal di medula oblongata, yang lebih dekat dengan otak.

D. IMPULS SARAF
Sistem saraf terdiri dari beberapa bagian, yaitu sebagai berikut.

1. Neuron (Sel Saraf)

Neuron adalah unit terkecil dan fungsional yang membentuk sistem saraf. Neuron memiliki
panjang 39 inchi dan berfungsi untuk menghantarkan rangsangan dari reseptor ke pusat saraf
serta menghantarkan rangsangan dari pusat saraf ke otot dan kelenjar. Adapun struktur
neuron yang harus Quipperian tahu adalah sebagai berikut.

a. Badan sel saraf (perikarion) merupakan pengendali seluruh aktivitas neuron. Fungsi
dari badan sel ini adalah menerima rangsang dari dendrit ke akson. Bagian-bagian
badan sel, yaitu sitoplasma yang didalamnya terdapat badan Nissl (tumpukan RE
kasar dan ribosom), nukleus, dan organel sel lain seperti mitokondria, badan Golgi,
dan neurofibril.
b. Dendrit merupakan bagian neuron yang ukurannya pendek dan bercabang-cabang.
Dendrit berfungsi untuk menerima impuls dan meneruskannya ke badan sel saraf.
c. Akson adalah bagian neuron yang ukurannya panjang dan memiliki cabang tunggal.
Bagian ujung terdapat suatu kantong yang berisi neurotransmitter. Nah,
neurotransmitter inilah yang nantinya akan menyampaikan impuls saraf ke bagian
sinapsis.
d. Selubung mielin adalah pelindung akson yang berisi lemak berwarna putih
kekuningan dan bersegmen. Selubung mielin disusun oleh suatu sel yang disebut sel
Schwann. Bagian akson yang tidak ditutupi oleh mielin disebut nodus Ranvier.

Berikut ini adalah gambar struktur neuron.

Berdasarkan fungsinya, neuron dibagi menjadi tiga, yaitu neuron sensorik, motorik, dan
konektor.
a. Neuron sensorik adalah neuron yang berfungsi menghantarkan impuls dari reseptor ke
pusat saraf, yaitu otak dan sumsum tulang belakang.
b. Neuron motorik adalah neuron yang berfungsi untuk mengnatarkan impuls dari pusat
saraf ke efektor (otot dan kelenjar).
c. Neuron keonektor adalah penghubung antara neuron sensorik dan motorik.

Berdasarkan juluran sitoplasmanya, neuron dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

a. Neuron unipolar adalah neuron yang memiliki satu juluran sitoplasma pada badan
selnya.
b. Neuron bipolar adalah neuron yang memiliki dua juluran sitoplasma pada badan
selnya. Contohnya neuron pada alat indera seperti telinga, mata, dan hidung.
c. Neuron multipolar adalah neuron yang memiliki satu akson dan banyak dendrit pada
badan selnya.

2. Neuroglia

Neuroglia atau biasa disebut sel glia merupakan penunjang susunan saraf pusat yang
berfungsi sebagai jaringan ikat. Neuroglia ini terdiri dari beberapa jenis sel, yaitu astrosit
yang berbentuk seperti bintang dan berfungsi sebagai penyatu neuron, oligodendrosit yang
berbentuk seperti astrosit namun dengan badan sel lebih kecil dan berfungsi membentuk
selubung mielin, mikroglia yang bersifat fagosit, dan sel ependima berupa sel epitelium yang
melapisi serebral dan medula spinalis.

3. Sinapsis

Sinapsis adalah penghubung antarneuron. Artinya, sinapsis menjadi titik temu antara ujung
akson suatu neuron dan dendrit dari neuron lain. Pada celah sinapsis inilah terkandung suatu
substansi kimia yang disebut neurotransmitter. Neurotransmitter terdiri dari beberapa macam,
yaitu sebagai berikut.

a. Asetilkolin yang disekresikan oleh neuron di bagian otak.


b. Epinefrin disekresikan oleh kelenjar adrenal saat tubuh sedang bahaya.
c. Norepinefrin disekresikan oleh sebagian besar neuron yang badan selnya berada di
batang otak dan hipotalamus.
d. Dopamin disekresikan oleh hipotalamus. Dopamin ini berperan besar dalam
menentukan emosional Quipperian.
e. Serotonin diproduksi di saluran pencernaan, kelenjar pineal, dan sistem saraf pusat.
f. Asam gama aminobutirat disekresikan oleh neuron di otak. Jika kadar asam ini
berkurang, kamu akan merasa tidak nyaman, galau, takut, dan gelisah.
Mekanisme Penghantaran Impuls

Impuls adalah rangsangan yang berupa aliran listrik dan merambat pada serabut saraf.
Penghantaran impuls terjadi secara konduksi yang melibatkan pompa ion Na+ dan K+.
Mekanisme penghantaran impul terjadi melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut.

1. Tahap polarisasi (istirahat)

Pada tahap ini, neuron tidak menghantarkan impuls, sehingga saluran ion Na+ dan
K+ tertutup dan bagian luar membran bermuatan positif sedangkan bagian dalamnya
bermuatan negatif.

2. Tahap depolarisasi

Pada tahap ini, neuron sedang dilalui oleh impuls. Keadaan neuron pada tahap ini adalah
sebagai berikut.

a. Saluran ion Na+ terbuka. Akibatnya ion Na+ masuk ke dalam sel.
b. Muatan listrik mengalami perubahan di mana bagian luar bermuatan negatif dan
bagian dalamnya bermuatan positif.
3. Tahap repolarisasi

Tahap repolarisasi terjadi ketika neuron sudah dilalui impuls. Hal ini mengakibatkan saluran
Na+ tertutup dan tidak aktif. Sementara itu, saluran K+ terbuka sehingga ion K+ akan keluar.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.

Anda mungkin juga menyukai