Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KOLABORASI PERAWAT DENGAN FARMASI

Diajukan untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah

Interpersonal Education

Dosen Pembimbing:

Khusanah Rahma, S.Kep., M.Tr.Kep

Disusun Oleh:

1. Alya Nisrina Maulana (CKR0180195)

2. Eksa Vika Suherman (CKR0180201)

3. Gatara Hutama Amirin (CKR0180204)

4. Hari Surachman (CKR0180205)

5. Muhamad Rohman (CKR0180214)

6. Ova Maylan (CKR0180218)

7. Yeyen Destiyanti (CKR0180226)

Kelas: A

Tingkat/Semester: 3/5

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKKU KAMPUS 2 CIREMAI

Jl. Kesambi No.237, Drajat, Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat 45134
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................5
1.2.1 Apakah peran kolaborasi perawat dalam pelaksanaan farmakologi?.....................................5
1.2.2 Bagaimana prinsip-prinsip pemberian obat...........................................................................5
1.2.3 Bagaimana implikasi keperawatan dalam farmakologi ?......................................................5
1.2.4 Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan kolaborasi pemberian obat........5
1.3 Tujuan........................................................................................................................................5
1.3.1 Mengetahui peran kolaborasi perawat dalam pelaksanaan farmakologi?.............................5
1.3.2 Mengetahui prinsip-prinsip pemberian obat..........................................................................5
1.3.3 Mengetahui implikasi keperawatan dalam farmakologi........................................................5
1.3.4 Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan kolaborasi pemberian obat...5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................................6
A. Peran Kolaborasi Perawat dalam Pelaksanaan Farmakologi..................................................6
a. Prinsip-prinsip pemberian obat..............................................................................................6
B. Implikasi keperawatan dalam farmakologi...............................................................................9
a. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kolaborasi pemberian obat...........10
BAB III...............................................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................12
3.2 Saran.........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah dengan memenjat puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
dosen saya kemudian dilanjutkan dengan penyusunan makalah dengan judul “ Kolaborasi
Perawat dengan Farmasi”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
baik dari sisi materi maupun penulisannya. Dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima berbagai masukan maupun saran yang bersifat membangun yang diharapkan
berguna bagi seluruh pembaca.

Cirebon, 02 Desember 2020

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam beberapa tahun ini di beberapa rumah sakit di luar negeri telah berkembang
pelayanan kesehatan bersama yang bersifat kolaboratif di antara beberapa profesi kesehatan
tersebut mulai saat pasien masuk rumah sakit, selama dirawat sampai dengan pada saat pasien
keluar rumah sakit. Pelayanan kolaboratif ini juga sebagian sudah mulai diterapkan di
beberapa rumah sakit di Indonesia yang sudah berjalan pelayanan farmasi kliniknya. Hal ini
adalah sebagai adanya jaminan patient safety dan medication safety dan keberhasilan terapi
yang optimal. Di samping itu tuntutan hukum bila terjadi malpraktek, bertambah
kompleksnya penyakit dan terapi yang dihadapi memunculkan drug related problems (DRP)
yang memerlukan peran farmasis yang berkompeten untuk secara kolaboratif bersama tenaga
kesehatan lainnya, seperti perawat di rumah sakit untuk dapat mengidentifikasi, mencegah
dan menyelesaikan masalah DRP tersebut. TUJUAN Untuk memberikan asuhan keperawatan
yang tepat mempercepat penyembuhan pasien dan menghindari resiko cedera. METODE
Metode menggunakan kualitatif untuk memberikan pembelajaran bagi pembaca. HASIL
Hasil menunjukkan bahwa rumah sakit telah melakukan kolaborasi antar perawat dengan
farmasi dengan baik. PEMBAHASAN Kolaborasi perawat-farmasi Kolaborasi didefinisikan
sebagai hubungan timbal balik di mana pemberi pelayanan memegang tanggung jawab paling
besar untuk perawatan pasien dalam kerangka kerja bidang mereka masing masing.
Kolaborasi perawatfarmasi dilakukan dalam beberapa jalur seperti jalur pendidikan,
penelitian, pelayanan bersama. Kolaborasi dalam bidang pelayanan kepada pasien, farmasi
rumah sakit telah bekerja sama dengan para klinisi dengan adanya Unit Dose Dispensing
yang melibatkan 1 atau lebih farmasi yang berkompeten terutama yang sudah bergelar
Magister Farmasi Klinik untuk melakukan pelayanan farmasi klinik di ruangan. Kompetensi
Farmasi Rumah Sakit Pelayanan farmasi klinik terutama di rumah sakit antara lain pelayanan
informasi obat,, penanganan sediaan sitostatika, penyediaan sedian total nutrisi parenteral,
monitoring kadar obat, pembuatan sediaan farmasi lainnya yang (DRP) yang memerlukan
peran farmasis yang berkompeten untuk secara kolaboratif bersama tenaga kesehatan lainnya,
seperti perawat di rumah sakit untuk dapat mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan
masalah DRP tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah peran kolaborasi perawat dalam pelaksanaan farmakologi?
1.2.2 Bagaimana prinsip-prinsip pemberian obat
1.2.3 Bagaimana implikasi keperawatan dalam farmakologi ?
1.2.4 Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan kolaborasi pemberian obat
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui peran kolaborasi perawat dalam pelaksanaan farmakologi?

4
1.3.2 Mengetahui prinsip-prinsip pemberian obat
1.3.3 Mengetahui implikasi keperawatan dalam farmakologi
1.3.4 Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan kolaborasi pemberian
obat

BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran Kolaborasi Perawat dalam Pelaksanaan Farmakologi


Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat – obatan yang aman . Perawat
harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan
perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas
yang direkomendasikan . Secara hukum perawat bertanggung jawab jika mereka memberikan
obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan kontraindikasi
bagi status kesehatan klien . Sekali obat telah diberikan , perawat bertanggung jawab pada
efek obat yang diduga bakal terjadi. Buku-buku referensi obat seperti , Daftar Obat Indonesia
( DOI ) ,  Physicians‘ Desk Reference (PDR), dan sumber daya manusia , seperti ahli
farmasi , harus dimanfaatkan perawat  jika merasa tidak jelas mengenai reaksi terapeutik

5
yang diharapkan , kontraindikasi , dosis , efek samping yang mungkin terjadi , atau reaksi
yang merugikan dari pengobatan  ( Kee and Hayes, 1996 ).

Pemberian obat menjadi salah satu tugas kolaboratif perawat yang paling penting, karena :

1. Perawat merupakan mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien.
2. Perawat bertanggung jawab bahwa obat sudah diberikan dan memastikan bahwa obat
itu benar diminum oleh pasien.
3. Perawat yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien terhadap pengobatan.
Misalnya : pasien yang sukar menelan, muntah atau tidak dapat minum obat tertentu.
4. Perawat hampir 24 jam waktunya disediakan untuk memenuhi kebutuhan pasien.

a. Prinsip-prinsip pemberian obat


Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil untuk
diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga
mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat
dan efek samping obat sangat penting dimiliki oleh perawat. Perawat memiliki peran yang
utama dalam meningkatkan dan mempertahan kesehatan klien dengan mendorong klien untuk
lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan. Perawat berusaha membantu klien dalam
membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap
obat yang dipesankan dan turut serta bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan
tentang pengobatan bersama dengan tenaga kesehatan lain. Perawat dalam memberikan obat
juga harus memperhatikan resep obat yang diberikan harus tepat, hitungan yang tepat pada
dosis yang diberikan sesuai resep dan selalu menggunakan prinsip 12 benar, yaitu:

1. Benar Klien
Klien yang benar dapat  dipastikan dengan memeriksa  identitas klien, dan meminta klien
menyebutkan namanya sendiri. Beberapa klien akan menjawab dengan nama sembarang atau
tidak berespon, maka gelang identifikasi harus diperiksa pada setiap klien pada setiap kali
pengobatan. Pada keadan gelang identifikasi hilang, perawat harus memastikan identitas klien
dan meminta klien menyebutkan namanya sendiri. Beberapa klien akan menjawab dengan
nama sembarang atau tidak berespon, maka gelang identifikasi harus diperiksa pada setiap
klien pada setiap kali pengobatan. Pada keadan gelang identifikasi hilang, perawat harus
memastikan identitas klien sebelum setiap obat diberikan.

Dalam keadaan dimana klien tidak memakai gelang identifikasi (sekolah, kesehatan kerja,
atau klinik berobat jalan), perawat juga bertanggung jawab untuk secara tepat
mengidentifikasi setiap orang pada saat memberikan pengobatan.

2. Benar Obat
 Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan oleh seorang dokter, dokter gigi,
atau pemberi asuhan kesehatan yang memiliki izin praktik dengan wewenang dari
pemerintah. Perintah melalui telepon untuk pengobatan harus ditandatangani oleh dokter
yang Perintah pengobatan mungkin diresepkan menelepon dalam waktu 24 jam.
Komponen dari perintah pengobatan adalah : (1) tanggal dan saat perintah ditulis, (2)
nama obat, (3) dosis obat, (4) rute pemberian, (5) frekuensi pemberian, dan (6) tanda
tangan  dokter atau pemberi asuhan kesehatan. Meskipun merupakan tanggung jawab
perawat untuk mengikuti perintah yang tepat, tetapi jika salah satu komponen tidak ada

6
atau perintah pengobatan tidak lengkap, maka obat tidak boleh diberikan dan harus
segera menghubungi dokter tersebut untuk mengklarifikasinya ( Kee and Hayes, 1996 ).
 Perawat bertanggungjawab untuk mengikuti perintah yang tepat
 Perawat harus menghindari kesalahan yaitu dengan membaca label obat minimal 3x:
-Pada saat melihat botol atau kemasan obat

-Sebelum menuang atau mengisap obat

-Setelah menuang atau mengisap obat

 Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah


 Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat tersebut
 Memberikan obat-obatan tanda: nama obat, tanggal kadaluarsa
3. Benar Dosis Obat

 Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien.


 Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang
bersangkutan.
 Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang akan
diberikan, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: tersedianya obat dan
dosis obat yang diresepkan atau diminta, pertimbangan berat badan klien
(mg/KgBB/hari), jika ragu-ragu dosis obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh
perawat lain.
 Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.
4. Benar Waktu Pemberian
 Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
 Waktu yang benar adalah saat dimana obat yang diresepkan harus diberikan. Dosis
obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam  sehari, seperti b.i.d ( dua kali sehari ),
t.i.d ( tiga kali sehari ), q.i.d ( empat kali sehari ), atau q6h ( setiap 6 jam ), sehingga
kadar obat dalam plasma dapat dipertahankan. Obat-obat dengan waktu paruh pendek
diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu yang tertentu.
 Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t1/2). Obat yang mempunyai
waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan unutk obat yang memiliki waktu paruh
pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu tertentu.
 Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah makan atau
bersama makanan.
 Memberikan obat seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi mukosa lambung
bersama-sama dengan makanan.
 Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan
untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan kontraindikasi
pemeriksaan obat.
5. Benar Cara Pemberian

 Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh harus tepat dan memadai.

7
 Memperhatikan kemampuan klien dalam menelan sebelum memberikan obat-obat
peroral.
 Menggunakan teknik aseptic sewaktu memberikan obat melalui rute parenteral.
 Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap bersama dengan klien sampai
obat oral telah ditelan.
6. Benar Dokumentasi
Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah sakit. Dan selalu
mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon klien
terhadap pengobatan.

7. Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi Klien


Perawat mempunyai tanggung jawab dalam melakukan pendidikan kesehatan pada pasien,
keluarga, dan masyarakat luas terutama yang berkaitan dengan obat seperti manfaat obat
secara umum, penggunaan obat yang baik dan benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang
menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah pemberian obat, efek samping dan reaksi yang
merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan, perubahan-
perubahan yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit dan
sebagainya.

8. Benar Hak Klien untuk Menolak


Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat harus memberikan inform
consent dalam pemberian obat.

 Hak Klien Mengetahui Alasan Pemberian Obat


Hak ini adalah prinsip dari memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi
( Informed concent ) , yang berdasarkan pengetahuan individu yang diperlukan untuk
membuat suatu keputusan.

 Hak Klien untuk Menolak Pengobatan


Klien dapat menolak untuk pemberian suatu pengobatan . Adalah tanggung jawab perawat
untuk menentukan , jika memungkinkan , alasan penolakan dan mengambil langkah –
langkah yang perlu untuk mengusahakan agar klien mau menerima pengobatan . Jika suatu
pengobatan dtolak , penolakan ini harus segera didokumentasikan. Perawat yang bertanggung
jawab, perawat primer, atau dokter harus diberitahu jika  pembatalan pemberian obat ini
dapat membahayakan klien, seperti dalam pemberian insulin. Tindak lanjut  juga diperlukan
jika terjadi perubahan pada hasil pemeriksaan laboratorium , misalnya pada pemberian
insulin atau warfarin (  Taylor, Lillis and LeMone, 1993 ; Kee and Hayes, 1996 ).

9. Benar Pengkajian
Perawat selalu memeriksa ttv sebelum pemberian obat.

10. Benar Evaluasi


Perawat selalu melihat atau memantau efek kerja dari obat setelah pemberiannya.

11. Benar Reaksi terhadap Makanan


Obat memliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat. Jika obat itu harus diminum
sebelum makan (ante cimum atau a.c) untuk memperoleh kadar yang diperlukan harus diberi
satu jam sebelum makan misalnya tetrasiklin dan sebaiknya ada obat yang harus diminum
setelah makan misalnya indometasin.

8
12. Benar Reaksi dengan Obat Lain
Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan dengan omeprazol penggunaan
pada penyakit kronis.

B. Implikasi keperawatan dalam farmakologi


Implikasi keperawatan dalam farmakologi mencakup hal-hal yang berkaitan dengan
proses keperawatan antara lain pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Beberapa hal yang perlu dikaji dalam pengelolaan farmakologi :

1. Keadaan pasien/identifikasi pasien


 Usia  : Bayi, Anak-anak , Dewasa Dan Lansia
 Reaksi : Bagaimana Reaksi pasein setelah minum obat.
 Pola kebiasaan  : Kebiasaan pasien pada waktu minum obat, misalnya dengan
memakai air minum, pisang dan lain-lain.
 Persepsi pasien tentang obat : khasiat obat, sugesti terhadap obat.
1. Keadaan obat / identifikasi obat
 Dosis obat sesuai umur pasien
 Bentuk obat apakah padat , cair suspensi
 Pengunaan obat : oral, sub-lingual, ditelan atau dikunyah.
1. Efek samping obat (side effect)
2. Etiket
 Obat luar atau obat dalam (obat dalam diberi etiket putih, obat luar diberi ektiket
biru).
 Tanggal/bulan/tahun kadaluarsa obat.
 Jenis obat (sedative, antihistamine, antibiotic, deuresis dll.
1. Keadaan pasien
Hal yang perlu dikaji adalah apakah pasien sedang menjalani terapi khusus :

 Penderita TBC Aktif


 Penderita Kusta Aktif
 Penderita Epilepsi
 Penderita Malnutrisi
2. Ada tidaknya riwayat alergi obat
Bila mana ada pasien yang tidak tahan akan jenis obat tertentu maka harus ditulis dengan
jelas pada status pasien dengan tinta merah, agar dokter dapat memilih obat lain yang lebih
aman.

a. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kolaborasi pemberian


obat
1. Perawat yang membagi obat harus bekerja dengan penuh konsentrasi dan tenang.

9
2. Setelah mengecek perintah pengobatan, bacalah tabel tiga kali ketika mempersiapkan
obat :
 Saat mengambil obat
 Saat membuka/menuang atau mencampur
 Saat mengembalikan.
1. Obat yang sudah lama, lebih-lebih yang sudah hilang etiketnya atau tidak jelas jangan
dipakai.
2. Cara pemberian obat harus memperhatikan prinsip 12 benar
3. Perhatikan pasien waktu minum obat, jangan meninggalkan obat diatas meja.
4. Jangan sekali-kali memberikan obat-obatan yang telah disiapkan orang lain, kecuali
jelas ditugaskan kepada kita.
5. Perhatikan reaksi pasien setelah minum obat.
6. Mencatat atau membubuhkan paraf pada waktu atau pada status pasien setelah
memberikan obat.
7. Obat-obatan harus disimpan sesuai dengan syarat-syarat penyimpanan masing-masing
obat, misalnya : Lemari es, tempat yang sejuk, gelap dan lain-lain.
8. Obat-obat yang dibeli sendiri oleh pasien harus disimpan dalam lemari obat pada
tempat khusus, dengan etiket nama yang jelas.
9. Menuangkan obat-obatan cair, jangan pada sisi yang ada etiketnya dan sejajar dengan
mata.
10. Setiap kali selesai mengambil obat, tempat obat ditutup kembali.
11. Bila terjadi kesalahan dalam memberikan obat harus segera dilaporkan kepada yang
bertanggung jawab.
12. Usahakan agar tangan selalu bersih, ketika akan memberikan obat-obatan.
Peran dan Tanggung jawab perawat sehubungan dengan pemberian obat:

1. Perawat harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang memadai mengenai


obat.
2. Mendukung keefektivitasan obat.
3. Mengobservasi efek samping dan alergi obat
4. Menyimpan, menyiapkan dan administrasi obat
5. Melakukan pendidikan kesehatan tentang obat
6. Perawatan, pemeliharaan dan pemberian banyak obat-obatan merupakan tanggung
jawab besar bagi perawat.
Kesalahan dapat terjadi pada instruksi, pembagian, penamaan dan pengintrepretasian
instruksi sesuai dengan penatalaksanaan obat. Obat harus tidak diberikan perawat tanpa
membawa resep tertulis kecuali pada saat kegawatan. Tanggung jawab ini hanya bisa
dilimpahkan dengan persetujuan dari petugas yang memiliki wewenang.

10
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada keadan gelang identifikasi hilang, perawat harus memastikan identitas klien
sebelum setiap obat diberikan. Perawat yang bertanggung jawab, perawat primer, atau dokter
harus diberitahu jika pembatalan pemberian obat ini dapat membahayakan klien, seperti
dalam pemberian insulin.

3.2 Saran
Kami harap makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca agar tertarik untuk
terus dapat meningkatkan keingintahuannya terhadap informasi baru yang bermanfaat. Demi
kesempurnaan makalah ini, saya berharap kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun agar makalah ini bisa lebih baik untuk kedepannnya.

11
DAFTAR PUSTAKA
Femy fatalina,dkk(2015 ).persepsi dan penerimaan interprofessional collaborative practice
bidang martenitas pada tenaga kesehatan.jurnal pendidikan kedokteran indonesia.vol 4.

Firawati.dkk(2012).pelaksapro gram keselamatan pasien di RSUD SOLOK.jur nal kesehatan


masyarakat andalas.vol. 6.

Gunawan.dkk(2015).analisis rendahnya laporan insiden keselamatan pasien di rumah


sakit.jurnal kedokteran brawijawa.v ol.28.

Luftan,lazuardi, dkk(2012) kebijakan pemerintahan daerah dalam meningkatkan sistem


rujukan kesehatan daerah kepulauan di kabupaten lingga provensi kepulauan riau.jurnal
kebijakan kesehatan indonesia.vol( 1).

Nurmalia.(2014).pengaruh program mentoring terhadap penerapan budidaya keselamatan


pasien .jurnal manajemen keperawatan.vol .2.

Roymond H.S(2019)docu mentation of patient indentification into the electronic system to


improve the quality of nursing services.jurnal international journal of scientific dan
technology research.vol. 8.

Tarwoto,Wartona(2006).Kebut uhan dasar manusia dan proses keperawatan. Jakarta:Salemba


medika.

Vaughans,W.Bennita. (2011).Keperawa tan dasar Demystified. Yogyakarta:Raph a


publishing.

Wahyu,E asrin,O.P,diana S.R(2006).Hubunga n pengetahuan komunikasi terapeutik terhadap


kemampuan komunikasi perawat dalan melaksanakan asuhan keperawatan di rumah sakit
elisabeth purwokerto.jurnal keperawatan.Vol.1( 1).

Widy,S,A(2017).model kolaborasi dokter, apoteker dan direktur terhadap peningkatan


efaktivitas teamwork di rumah sakit. Jurnal farmasi klinik indonesia.vol 6

12
13

Anda mungkin juga menyukai