Makalah Kelompok 1 IPE Kolaborasi Perawat Dengan Farmasi
Makalah Kelompok 1 IPE Kolaborasi Perawat Dengan Farmasi
Interpersonal Education
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
Kelas: A
Tingkat/Semester: 3/5
Jl. Kesambi No.237, Drajat, Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat 45134
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................5
1.2.1 Apakah peran kolaborasi perawat dalam pelaksanaan farmakologi?.....................................5
1.2.2 Bagaimana prinsip-prinsip pemberian obat...........................................................................5
1.2.3 Bagaimana implikasi keperawatan dalam farmakologi ?......................................................5
1.2.4 Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan kolaborasi pemberian obat........5
1.3 Tujuan........................................................................................................................................5
1.3.1 Mengetahui peran kolaborasi perawat dalam pelaksanaan farmakologi?.............................5
1.3.2 Mengetahui prinsip-prinsip pemberian obat..........................................................................5
1.3.3 Mengetahui implikasi keperawatan dalam farmakologi........................................................5
1.3.4 Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan kolaborasi pemberian obat...5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................................6
A. Peran Kolaborasi Perawat dalam Pelaksanaan Farmakologi..................................................6
a. Prinsip-prinsip pemberian obat..............................................................................................6
B. Implikasi keperawatan dalam farmakologi...............................................................................9
a. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kolaborasi pemberian obat...........10
BAB III...............................................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................12
3.2 Saran.........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah dengan memenjat puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
dosen saya kemudian dilanjutkan dengan penyusunan makalah dengan judul “ Kolaborasi
Perawat dengan Farmasi”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
baik dari sisi materi maupun penulisannya. Dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima berbagai masukan maupun saran yang bersifat membangun yang diharapkan
berguna bagi seluruh pembaca.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam beberapa tahun ini di beberapa rumah sakit di luar negeri telah berkembang
pelayanan kesehatan bersama yang bersifat kolaboratif di antara beberapa profesi kesehatan
tersebut mulai saat pasien masuk rumah sakit, selama dirawat sampai dengan pada saat pasien
keluar rumah sakit. Pelayanan kolaboratif ini juga sebagian sudah mulai diterapkan di
beberapa rumah sakit di Indonesia yang sudah berjalan pelayanan farmasi kliniknya. Hal ini
adalah sebagai adanya jaminan patient safety dan medication safety dan keberhasilan terapi
yang optimal. Di samping itu tuntutan hukum bila terjadi malpraktek, bertambah
kompleksnya penyakit dan terapi yang dihadapi memunculkan drug related problems (DRP)
yang memerlukan peran farmasis yang berkompeten untuk secara kolaboratif bersama tenaga
kesehatan lainnya, seperti perawat di rumah sakit untuk dapat mengidentifikasi, mencegah
dan menyelesaikan masalah DRP tersebut. TUJUAN Untuk memberikan asuhan keperawatan
yang tepat mempercepat penyembuhan pasien dan menghindari resiko cedera. METODE
Metode menggunakan kualitatif untuk memberikan pembelajaran bagi pembaca. HASIL
Hasil menunjukkan bahwa rumah sakit telah melakukan kolaborasi antar perawat dengan
farmasi dengan baik. PEMBAHASAN Kolaborasi perawat-farmasi Kolaborasi didefinisikan
sebagai hubungan timbal balik di mana pemberi pelayanan memegang tanggung jawab paling
besar untuk perawatan pasien dalam kerangka kerja bidang mereka masing masing.
Kolaborasi perawatfarmasi dilakukan dalam beberapa jalur seperti jalur pendidikan,
penelitian, pelayanan bersama. Kolaborasi dalam bidang pelayanan kepada pasien, farmasi
rumah sakit telah bekerja sama dengan para klinisi dengan adanya Unit Dose Dispensing
yang melibatkan 1 atau lebih farmasi yang berkompeten terutama yang sudah bergelar
Magister Farmasi Klinik untuk melakukan pelayanan farmasi klinik di ruangan. Kompetensi
Farmasi Rumah Sakit Pelayanan farmasi klinik terutama di rumah sakit antara lain pelayanan
informasi obat,, penanganan sediaan sitostatika, penyediaan sedian total nutrisi parenteral,
monitoring kadar obat, pembuatan sediaan farmasi lainnya yang (DRP) yang memerlukan
peran farmasis yang berkompeten untuk secara kolaboratif bersama tenaga kesehatan lainnya,
seperti perawat di rumah sakit untuk dapat mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan
masalah DRP tersebut.
4
1.3.2 Mengetahui prinsip-prinsip pemberian obat
1.3.3 Mengetahui implikasi keperawatan dalam farmakologi
1.3.4 Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan kolaborasi pemberian
obat
BAB II
PEMBAHASAN
5
yang diharapkan , kontraindikasi , dosis , efek samping yang mungkin terjadi , atau reaksi
yang merugikan dari pengobatan ( Kee and Hayes, 1996 ).
Pemberian obat menjadi salah satu tugas kolaboratif perawat yang paling penting, karena :
1. Perawat merupakan mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien.
2. Perawat bertanggung jawab bahwa obat sudah diberikan dan memastikan bahwa obat
itu benar diminum oleh pasien.
3. Perawat yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien terhadap pengobatan.
Misalnya : pasien yang sukar menelan, muntah atau tidak dapat minum obat tertentu.
4. Perawat hampir 24 jam waktunya disediakan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
1. Benar Klien
Klien yang benar dapat dipastikan dengan memeriksa identitas klien, dan meminta klien
menyebutkan namanya sendiri. Beberapa klien akan menjawab dengan nama sembarang atau
tidak berespon, maka gelang identifikasi harus diperiksa pada setiap klien pada setiap kali
pengobatan. Pada keadan gelang identifikasi hilang, perawat harus memastikan identitas klien
dan meminta klien menyebutkan namanya sendiri. Beberapa klien akan menjawab dengan
nama sembarang atau tidak berespon, maka gelang identifikasi harus diperiksa pada setiap
klien pada setiap kali pengobatan. Pada keadan gelang identifikasi hilang, perawat harus
memastikan identitas klien sebelum setiap obat diberikan.
Dalam keadaan dimana klien tidak memakai gelang identifikasi (sekolah, kesehatan kerja,
atau klinik berobat jalan), perawat juga bertanggung jawab untuk secara tepat
mengidentifikasi setiap orang pada saat memberikan pengobatan.
2. Benar Obat
Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan oleh seorang dokter, dokter gigi,
atau pemberi asuhan kesehatan yang memiliki izin praktik dengan wewenang dari
pemerintah. Perintah melalui telepon untuk pengobatan harus ditandatangani oleh dokter
yang Perintah pengobatan mungkin diresepkan menelepon dalam waktu 24 jam.
Komponen dari perintah pengobatan adalah : (1) tanggal dan saat perintah ditulis, (2)
nama obat, (3) dosis obat, (4) rute pemberian, (5) frekuensi pemberian, dan (6) tanda
tangan dokter atau pemberi asuhan kesehatan. Meskipun merupakan tanggung jawab
perawat untuk mengikuti perintah yang tepat, tetapi jika salah satu komponen tidak ada
6
atau perintah pengobatan tidak lengkap, maka obat tidak boleh diberikan dan harus
segera menghubungi dokter tersebut untuk mengklarifikasinya ( Kee and Hayes, 1996 ).
Perawat bertanggungjawab untuk mengikuti perintah yang tepat
Perawat harus menghindari kesalahan yaitu dengan membaca label obat minimal 3x:
-Pada saat melihat botol atau kemasan obat
Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh harus tepat dan memadai.
7
Memperhatikan kemampuan klien dalam menelan sebelum memberikan obat-obat
peroral.
Menggunakan teknik aseptic sewaktu memberikan obat melalui rute parenteral.
Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap bersama dengan klien sampai
obat oral telah ditelan.
6. Benar Dokumentasi
Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah sakit. Dan selalu
mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon klien
terhadap pengobatan.
9. Benar Pengkajian
Perawat selalu memeriksa ttv sebelum pemberian obat.
8
12. Benar Reaksi dengan Obat Lain
Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan dengan omeprazol penggunaan
pada penyakit kronis.
9
2. Setelah mengecek perintah pengobatan, bacalah tabel tiga kali ketika mempersiapkan
obat :
Saat mengambil obat
Saat membuka/menuang atau mencampur
Saat mengembalikan.
1. Obat yang sudah lama, lebih-lebih yang sudah hilang etiketnya atau tidak jelas jangan
dipakai.
2. Cara pemberian obat harus memperhatikan prinsip 12 benar
3. Perhatikan pasien waktu minum obat, jangan meninggalkan obat diatas meja.
4. Jangan sekali-kali memberikan obat-obatan yang telah disiapkan orang lain, kecuali
jelas ditugaskan kepada kita.
5. Perhatikan reaksi pasien setelah minum obat.
6. Mencatat atau membubuhkan paraf pada waktu atau pada status pasien setelah
memberikan obat.
7. Obat-obatan harus disimpan sesuai dengan syarat-syarat penyimpanan masing-masing
obat, misalnya : Lemari es, tempat yang sejuk, gelap dan lain-lain.
8. Obat-obat yang dibeli sendiri oleh pasien harus disimpan dalam lemari obat pada
tempat khusus, dengan etiket nama yang jelas.
9. Menuangkan obat-obatan cair, jangan pada sisi yang ada etiketnya dan sejajar dengan
mata.
10. Setiap kali selesai mengambil obat, tempat obat ditutup kembali.
11. Bila terjadi kesalahan dalam memberikan obat harus segera dilaporkan kepada yang
bertanggung jawab.
12. Usahakan agar tangan selalu bersih, ketika akan memberikan obat-obatan.
Peran dan Tanggung jawab perawat sehubungan dengan pemberian obat:
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada keadan gelang identifikasi hilang, perawat harus memastikan identitas klien
sebelum setiap obat diberikan. Perawat yang bertanggung jawab, perawat primer, atau dokter
harus diberitahu jika pembatalan pemberian obat ini dapat membahayakan klien, seperti
dalam pemberian insulin.
3.2 Saran
Kami harap makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca agar tertarik untuk
terus dapat meningkatkan keingintahuannya terhadap informasi baru yang bermanfaat. Demi
kesempurnaan makalah ini, saya berharap kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun agar makalah ini bisa lebih baik untuk kedepannnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Femy fatalina,dkk(2015 ).persepsi dan penerimaan interprofessional collaborative practice
bidang martenitas pada tenaga kesehatan.jurnal pendidikan kedokteran indonesia.vol 4.
12
13