Anda di halaman 1dari 30

PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK

Pada era sekarang tekonologi mengalami perkembangan sangat pesat termasuk di dunia
kesehatan. Untuk menegakkan sebuah diagnosis dan respon pengobatan selain dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik diperlukan adanya pemeriksaan laboratorium untuk
melengkapi data yang tidak bias diperoleh dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Untuk
itulah sebagai seorang dokter (klinisi) diharuskan mempunyai pengetahuan tentang
pemeriksaan diagnostic menggunakan laboratorium.
Salah satu pemeriksaan diagnostic yang digunakan adalah pemeriksaan darah. Darah
merupakan bagian tubuh berbentuk cair yang jumlahnya kurang lebih 5 liter (1/3 dari
berat tubuh). Darah terbagi menjadi dua komponen yaitu 3 liter plasma dan 2 liter sel
darah. Plasma darah berasal dari system limfatik dan intestine yang berfungsi sebagai
pembawa sel darah. Sel darah diproduksi terutama di sumsum tulang. Sel darah
diklasifikasikan dalam
1. Leukosit / sel darah putih ( granulosit,limfosit,monosit,eosinofil dan basofil)
2. Eritrosit / sel darah merah
3. Dan platelet / trombosit
Sebelum lahir hematopoiesis terjadi di hepar, pada pertengahan usia janin limpa dan
“lymph nodes” mulai berperan dalam produksi sel darah. Segera setelah lahir
hematopoiesis terjadi di sumsum tulang.
Berikut adalah gambaran hematopoiesis
PENGAMBILAN BAHAN PEMERIKSAAN
A. SIKAP DAN PERSIAPAN
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan bahan untuk pemeriksaan
hematology
1. Faktor pemeriksa
 Tidak kasar / sabar
 Tidak menakutkan terutama bila penderita anak kecil
 Tidak menunjukkan sikap ragu – ragu
 Terampil dan tidak ceroboh
 Bekerja secara sistematis
 Bekerja secara aseptis, bersih
 Tidak makan / minum / merokok di laboratorium
 Hindarkan pencemaran lingkungan
 Perhatikan keselamatan orang lain dan diri sendiri
2. Persiapan penderita
 Bila tidak ada keperluan tertentu, bahan pemeriksaan diambil dalam
keadaan puasa 12 jam
 Bila penderita makan sesaat sebelum diambil darahnya, maka akan
meningkatkan volume plasma
 Aktifitas fisik akan meningkatkan Hb, Eritrosit, LED
 Posisi pada saat pengambilan tidur akan menurunkan nilai Hb dan
hematokrit.
 Beberapa jenis obat akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.
B. MACAM BAHAN PEMERIKSAAN
Macam bahan yang akan diambil sesuai dengan pemeriksaan yang akan
dilakukan. Misalnya darah vena : untuk pemeriksaan darah rutin, darah kapiler
untuk hitung sel.
Macam bahan pemeriksaan :
1. Darah vena
Bayi baru lahir : Vena Umbilicalis
Bayi : Vena Jugularis externa
Dewasa : Semua Vena Superficial
Terbaik : Vena Mediana Cubiti
2. Darah kapiler
Anak : Ujung ibu jari kaki
Dewasa : Ujung jari tangan
C. CARA PENGAMBILAN
Darah kapiler
Sample darah kapiler dapat digunakan untuk pemeriksaan : Hb,Hitung sel
Mikrohematokrit/
Golongan darah Parasit malaria
Alat yang dipergunakan : Lancet steril dan kapas.
Reagensia : Alkohol 70 %
Cara pengambilan :
1. Masase jari tangan ( Telunjuk, jari tengah atau jari manis ). Desinfeksi dengan
alcohol 70 %, biarkan kering tanpa ditiup.
2. Lokasi penusukan ujung jari tangan sebelah kiri / kanan ( lihat gambar ).
Lakukan penusukan dengan lancet cesara sekonyong-konyong, sedalam
kurang lebih 2 – 3 mm sampai darah mengalir bebas.
3. Buang 3 tetesan yang pertama
4. Mengambil sample langsung dari jari
5. Gunakan kapas untuk menghentikan darah sesudah pengambilan sample
selesai.
Catatan :
 Bila melakukan penusukan kemungkinan akan mendapatkan kesulitan,
bungkus dulu ujung jari dengan kain yang telah dicelupkan kedalam air
hangat.
 Harus bekerja secara cepat agar darah tidak membeku.
 Bila penusukan lambat akan menyebabkan darah membeku sebagian dan akn
menyebabkan hasil rendah palsu.
 Bila tusukan kurang dalam dan kemudian diperas – peras akan meyebabkan
hasil rendah palsu.
 Tempat tusukan cyanosis juga akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.
Darah Vena
Sample darah yang dapat ditampung dengan atau tanpa antikoagulan. Dengan
darah vena dapat diperoleh bermacam-macam sample, yaitu :
 Whole bood / darah penuh
 Plasma
 Serum
 Defibrinated blood
 Clot blood
Tempat pengambilan : Semua Vena superficialis, biasanya vena mediana cubiti.
Alat yang dipergunakan :
 Disposable spuit
 Tourniquet
 Kapas
 Botol penampung
Reagensia : - Alkohol 70 %
- Anti koagulan ( sesuai kebutuhan )
Cara pengambilan :
1. Bendung disebelah proximal vena yang akan diambil agar tampak lebih jelas,
penderita diminta mengepal-ngepalkan tangannya.
2. Lakukan disinfeksi pada daerah tersebut dengan kapas alcohol 70 %
3. Periksa spuit, adakah udara, jarum kencang, bias dihisap dengan mudah
4. Setelah alcohol kering ( tidak boleh ditiup-tiup ), kulit ditegangkan, tusuk
dengan jarum dengan sudut 450, arah jarum sejajar dengan arah vena, jarum
menghadap keatas.
5. Setelah vena terasa tertusuk, jarum diputar menghadap kebawah. Tusukan
dilanjutkan menghadap ke vena. Darah akan mengalir dengan sendirinya bila
tusukan tepat. Kepalan tangan dibuka, darah dihisap pelan-pelan, ambil darah
sesuai kebutuhan.
6. Lepas tourniquet, jarum ditarik, tekan dengan kapas alcohol. Penderita
diminta untuk tetap menekan dengan kapas alcohol.
7. Lepas jarum dari spuit, tuang darah kedalam botol penampung dengan cara
mengalirkan darah lewat dinding botol penampung. Campur perlahan-lahan
dengan menggeser atau membolak-balikkan botol.
8. Jangan lupa identitas penderita.
Catatan :
 Daerah pengambilan mengalami kongesti akan menyebabkan hemo konsentrasi.
 Khusus untuk pemeriksaan koagulasi penusukan harus satu kali / tidak di ulang-
ulang.
 Alat penampung harus bersih dan kering.
 Bila akan menunda pemeriksaan harus diberi antikoagulan.
 Pada saat menuang darah spuit kedalam botol, jarum harus dilepas, tidak boleh
disemprotkan ( harus dialirkan lewat dinding tabung ) dan tidak boleh dikocok
terlalu keras.
D. ANTIKOAGULANSIA
Karena suatu hal kadang-kadang kita tidak dapat segera melakukan pemeriksaan
sehingga kita memerlukan zat yang menyebabkan darah tidak membeku. Ada
bermacam-macam cara yang dapat dilakukan :
1. Dengan memakai antikoagulansia
2. Dengan memperoleh darah defebrinasi
3. Dengan menggunakan alat-alat yang dilapisi silicon ( dengan alat ini pembekuan
diperlambat )
Macam antikoagulansia :
1. EDTA ( Ethylen Diamine Tetra Acetic acid )
 Dipakai dalam bentuk garam Natrium, Kalium, atau Lithium.
 Sedikit Toxic
 Dipakai untuk hematology rutin
 Takaran yang diperlukan adalah 1,25 – 1,75 mg / ml darah
 Bila dosis > 2 mg / ml darah akan menyebabkan :
 Sel darah merah degenerasi
 Hematokrit menurun
 MCV menurun
 MCHC meningkat
 Trombosit false meningkat
Digunakan untuk pemeriksaan :
 Rutin
 Hematokrit
 Osmotic Fragility Test
 Golongan darah
 Hitung sel
 Tidak dapat digunakan dalam studi koagulasi, protrombin time
 Dapat digunakan dalam bentuk larutan dengan konsentrasi 10 %
2. Heparin
 Takaran menurut Dacie : 12,5 – 17,5 IU / ml darah
 Kosasih : 1,0 mg / 10 ml darah
 Harga mahal
 Guna untuk pemeriksaan :
 Osmotic Fragility Test
 Hemoglobin
 Hitung sel
 Hematokrit
 Golongan darah
 Tidak dapat digunakan untuk darah hapus yang menggunakan cat
Romanowsky.
3. Tri Sodium sitrat
 Dipergunakan dalam bentuk larutan : 0,106 M = 3,13 %
 Takaran = 9 volume darah : 1 volume antikoagulan
 Digunakan untuk study koagulasi
4. Natrium Sitrat 3,8 %
 Tidak toxic, maka dapat dicampur dalam spuit saat pengambilan darah
 Aturan pakai : Untuk study koagulasi dipakai perbandingan darah dan
antikoagulan 9:1
 LED dipakai darah dan antikoagulan 4 : 1
 Kadar Hb
 LED
 Study koagulasi
 Transfuse
5. Double Oxalat
 Bersifat toxic
 Digunakan dalam bentuk kering
 Dengan takaran : 2 mg / ml darah
 Mempengaruhi bentuk sel darah sehingga terjadi hemolisa
 Dapat digunakan untuk pemeriksaan :
 Kadar Hb
 LED
 Perhitungan sel darah
 Pemeriksaan OFT
 Golongan darah
6. Natrium Flouride
 Digunakan untuk pemeriksaan glukosa darah
 Antikoagulan ini dapat mencegah Glikolisis
 Takaran pemakaian 10 mg / ml darah
7. A C D ( Acid Citrate Dextrose )
 Takaran pakai tiap 1 ml untuk 4 ml darah
 Digunakan dalam : Dinas transfuse
Menyimpan darah
Pemeriksaan radioisotope ( pemeriksaan hematology )
Penyimpanan bahan :
Untuk pemeriksaan hematology sedapat mungkin tidak menunda pemeriksaan, tetapi
bila terpaksa harus menunda harus diberi antikoagulan. Batas waktu yang disarankan
bila darah disimpan ditemperatur ruang :
 Hemoglobin : relative stabil
 Leukosit : 2 jam
 Eritrosit / hematokrit : 6 jam
 Hapusan darah : 1 jam
 LED : 2 jam
 Trombosit : 1 jam
 Retikulosit : 6 jam
Pengiriman bahan :
Bila bahan pemeriksaan hematology harus kita kirim / rujuk ke lain tempat maka harus
diperhatikan hal-hal dibawah ini :
 Jarak tempat rujukan dengan batas kadaluwarsa bahan
 Penampung harus benar-benar rapat, terfixir sehingga tak ada yang tumpah, tidak
hemolisis karena goncangan, tidak ada es yang tercampur.
 Harus diberi es / es kering
 Perhatikan proses pengangkutan bila kita tidak mengirim sendiri bahan tersebut.
E. PROSES PEMERIKSAAN
Dipengaruhi oleh berbagai macam sebab :
 Bahan pemeriksaan
 Alat yang digunakan
 Reagensia yang dipakai, batas daluwarsa dan kualitasnya.
 Suhu ruangan
 Stabilitas tegangan listrik
 Metode yang digunakan
 Faktor pemeriksa : # Penguasaan teori # Terampil
# Teliti # Motivasi
F. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan dan pelaporan sangat penting sebab walaupun semua proses berjalan
dengan baik kalau proses pencatatan dan pelaporan tidak baik, hasil yang keluar
juga tidak baik.
G. SISTEM SATUAN, NILAI, DAN NILAI RUJUKAN
Dalam pelaporan hasil harus diperhatikan :
 Satuan yang dipergunakan menggunakan satuan konvensional atau satuan
internasional (SI)
 Nilai normal yaitu nilai yang didapatkan pada kelompok orang yang Nampak
sehat.
 Nilai rujukan yaitu nilai yang didapatkan pada kelompok tertentu.
PRAKTIKUM 1
KADAR HEMOGLOBIN, HEMATOKRIT, JUMLAH
ERITROSIT,RETIKULOSIT DAN MORFOLOGI SEL DARAH MERAH
ABNORMAL
Pada praktikum blok hematologi akan dikerjakan praktikum jumlah eritrosit, retikulosit
dan morfologi sel darah merah abnormal, mengingat pemeriksaan kadar Hemoglobin
dan Hematokrit sudah pernah dikerjakan di blok-blok sebelumnya.
PEMERIKSAAN JUMLAH ERITROSIT
Metode untuk menghitung eritrosit dengan menggunakan hematology analyzer dari
Medonic M-series
Cara kerja
1. Darah yang telah dicampur dengan EDTA dibiarkan selama 10-15 menit
2. Darah EDTA kemudian “dikocok” ulang menggunakan mixer selama 10-15
menit.
3. Hisap sampel melalui aspiration needle dengan menekan tombol start
4. Ikuti petunjuk yang ada pada layar menu.
5. Tunggu hingga muncul hasil pada layar
6. Pemeriksaan selesai dan siap untuk sampel berikutnya setelah new sample
button kembali berwarna hijau
Nilai rujukan normal untuk hitung eritrosit :
Pria dewasa : 4,5 – 6,5 juta/mm3
Wanita dewasa : 3,9 – 5,6 juta/mm3
< 3 bulan : 4,0 – 5,6 juta/mm3
3 bulan : 3,2 – 4,5 juta/mm3
1 tahun : 3,5 – 5,0 juta/mm3
12 tahun : 4,2 – 5,2 juta/mm3

PEMERIKSAAN JUMLAH RETIKULOSIT

Retikulosit merupakan seri erytrosit, satu stadium lebih muda. Sel ini mempunyai
granula filamentosa yang hanya dapat dilihat dalam keadaan hidup. Untuk menghitung
retikulosit menggunakan cat supra vital yaitu Methylene blue atau Brilliant Cresyl Blue.
Macam pemeriksaan :
1) Basah / Inkubasi
2) Kering / Coverslip
Table. Perbedaan 2 metode pemeriksaan jumlah retikulosit
Perbedaan Kering Basah
Bahan Darah Vena + EDTA Darah Vena
Darah kapiler
Alat Objek glass Objek glass
Speader Speader
Botol Botol
Reagen BCB in Citras saline BCB in Methanol
R/
BCB 1 gram
Na sitrat 20 gram
NaCl 0,9 % 80 ml

Hitung dalam 1000 erytrosit dengan mempersempit lapangan pandang ( letakkan kertas
dengan lubang didalam lensa okuler mikroskop ).
Nilai rujukan menurut Dacie : 0,5 – 1,5 %
Contoh :
Missal dalam 1000 erytrosit ada 30 retikulosit, maka :
Jumlah retikulosit = 30 x 100 % = 3 %
1000

NILAI ERYTROSIT RATA-RATA (Nilai Indeks Eritrosit)

Untuk memperkirakan :
 Ukuran eritrosit rata-rata
 Banyaknya Hemoglobin tiap eritrosit
Macam :
1. MCV ( Mean Corpusculer Volume )
2. MCH ( Mean Corpusculer Hemoglobin )
3. MCHC ( Mean Corpusculer Hemoglobin Consentration )
1. MCV ( Mean Corpusculer Volume )
= Volume erytrosit rata-rata ( VER ) : Satuan Femtoliter
M C V = V E R = Hematoktit x 10
Jumlah erytrosit
Catatan : Erytrosit dalam juta.
Nilai normal = 82 – 92 Femtoliter
2. MCH ( Mean Corpusculer Hemoglobin )
= Hemoglobin Erytrosit rata-rata (H E R )
Adalah banyaknya Hb per Erytrosit
Satuannya Pikogram
MCH = HER = Hematoktit x 10
Jumlah erytrosit
Nilai normal : 27 – 32 pikogram
3. MCHC ( Mean Corpusculer Hemoglobin Consentration )
= Konsentrasi Hemoglobin Erytrosit rata-rata ( K H E R )
Adalah kadar hemoglobin erytrosit yang di dapat per erytrosit.
Satuannya : %
MCHC = KHER = Hb x 100 %
Ht
Nilai normal = 32 – 37 %
Catatan :
Nilai erytrosit rata-rata
Memerlukan pemeriksaan :
 Hb
 Ht
 Jumlah erytrosit
Hb : Dihitung dengan foto elektrik ( Cyanmeth hemoglobin )
Erytrosit : In duplo ( 2 kali pemeriksaan )
Control : dilakukan dengan pemeriksaan preparat darah hapus, bila tidak sesuai
hasilnya, pemeriksaan jumlah erytrosit diulangi.

MORFOLOGI DARAH TEPI


Pemeriksaan morfologi sel darah merah abnormal diawali dengan pembuatan
apusan darah yang kemudian diwarnai dengan pewarna khusus (lihat Student's guide
blok-blok sebelumnya). Kemudian amati dengan mikroskop menurut kaidah-kaidah
yang berlaku.
Sel Darah Merah
Anisositosis (kelainan variasi ukuran eritrosit)
Dibagi menjadi :
Ringan :
Kriteria :
Dijumpai Normosit sampai mikrosit atau normosit
sampai makrosit
Variasi tersebut jumlahnya tak banyak.
Sedang :
Kriteria :
Kriteria sama dengan ringan
Variasi tersebut jumlahnya lebih dari ringan
Berat :
Kriteria :
Dijumpai mikrosit sampai makrosit
Variasi tersebut jumlahnya sangat banyak
Normal ukuran eritrosit adalah 6,9 – 9,6 mikron
< 6,9 Mikrosit
> 9,6 Makrosit
Poikilositosis : Kelainan variasi bentuk Eritrosit
Dibagi menjadi :
Ringan
Dijumpai normosit sampai ovalosit
Ovalosit sampai eliptosit
Eliptosit sampai sel sigar
Sedang
Idem ringan, ada Tear Drop Cell
Pear Shape Cell dsb.

Berat
Idem sedang, ada Fragmentosit
Sel sabit
Target sel dsb.
Kelainan bentuk eritrosit :
Ovalosit
Ciger cell/sel cerutu
Elliptosit
Sferosit (Bulat seperti bola)
Sel Burr
Sel krenasi
Acantosit (duri lebih panjang daripada crenasi)
Target cell/Mexican hat cell/ sel topi meksiko/ sel sasaran.
Anulosit/Leptosit
Tear Drop Cell/ Sel tetes air mata
Pear Shape cell / seperti buah pear
Fragmentosit / Schistosit
Sel Sabit/ Sickle cell
Sel Lepuh/ Blister cell
Fragmentosit, helmet cell
i. Fragmentosit
ii. Helmet cell/ sel topi baja
Stomatosit/ central pallor seperti mulut
Triangulosit
Warna
Ditentukan oleh central pallor.
Disebut kromasi Normokrom : normal
Hipokrom : central pallor melebar
Hiperkrom : gelap
Polikromasi : ada sel yang warnanya lebih
gelap.

Benda Inklusi Eritrosit:


 Basophilic stippling
 Pappenheimer body (granula sideroblastik)
 Howell Jolly (lebih besar dari pappenheimer body)
 Cincin Cabot (denaturasi protein)
 Benda Heinz (hanya terlihat dengan cat supra vital)
Susunan sel darah merah :
1. Autoaglutinasi oleh karena Antibodi
2. Rouleaux oleh karena susunan protein serum yang abnormal normal di zone
III – IV
Kelainan kombinasi
Misal : Mikrosferosit
Eritrosit normal Mikrosferosit Makrosit
oval
Laporan praktikum sementara :
PRAKTIKUM II
HITUNG TROMBOSIT & PEMERIKSAAN KOAGULASI
 Pendahuluan :
 Hemostasis adalah usaha tubuh menghentikan keluarnya darah dari
pembuluh darah dan mempertahankan supaya darah tetap cair dan mengalir
dalam pembuluh darah sehingga keadaan faali tubuh dapat terpelihara.
 Mekanisme hemostasis dipelihara oleh :
1. Sistem pembuluh darah
2. Trombosit
3. Faktor-faktor koagulasi
 Kegagalan dalam proses hemostasis dapat menyebabkan perdarahan yang
abnormal, sedangkan kegagalan dalam memelihara viskositas supaya darah
tetap cair mengakibatkan trombosis.
 Untuk mendeteksi adanya kelainan dalam proses hemostasis/thrombosis
dilakukan pemeriksaan skrining dengan tujuan untuk mengetahui/mengarahkan
letak defek hemostasis dan selanjutnya dapat dilakukan tes khusus untuk
mencari kelainan tertentu.
 Pemeriksaan skrining koagulasi antara lain :
a. Rumpel Leed
b. Jumlah trombosit
c. Waktu perdarahan
d. Waktu pembekuan
e. Retraksi bekuan dan konsistensi bekuan
f. Lisis bekuan
g. PPT
h. APPT
 Waktu perdarahan, waktu pembekuan, PPT & APPT dipergunakan untuk pre
operasi. Dalam diktat ini hanya dibicarakan pemeriksaan skrining No. 1 – 6.

HITUNG TROMBOSIT
Metode untuk menghitung trombosit dengan menggunakan hematology analyzer dari
Medonic M-series
Cara kerja
7. Darah yang telah dicampur dengan EDTA dibiarkan selama 10-15 menit
8. Darah EDTA kemudian “dikocok” ulang menggunakan mixer selama 10-15
menit.
9. Hisap sampel melalui aspiration needle dengan menekan tombol start
10. Ikuti petunjuk yang ada pada layar menu.
11. Tunggu hingga muncul hasil pada layar
12. Pemeriksaan selesai dan siap untuk sampel berikutnya setelah new sample
button kembali berwarna hijau
Nilai Normal :
1. Bayi : 100.000 - 450.000
2. Anak-anak : 170.000 – 450.000
3. Dewasa : 150.000 – 400.000
PEMERIKSAAN RUMPLE LEED
 Pemeriksaan Rumpel Leed adalah satu pemeriksaan penyaring untuk
mendeteksi kelainan system vaskuler dan trombosit
 Alat : - Tensimeter
- Stetoskop
 Cara pemeriksaan :
a. Ukur tekanan systole dan diastole, ambil rata-ratanya
b. Lakukan bendungan pada lengan atas dengan tekanan rata-rata tersebut
maksimal 100 mmHg dan pertahankan selama 10 menit
c. Baca hasilnya pada volar lengan bawah kira-kira 4 cm di bawah lipat
siku dengan penampang 5 cm.
 Penilaian hasil:
- Normal : bila dalam waktu 10 menit tak tampak perdarahan pada area
pembacaan atau timbul petechiae kurang dari 5 buah
- Positip : dalam waktu 10 menit timbul 10 atau lebih petechiae
- Negatif: dalam waktu 10 menit atau lebih tidak timbul potechiae atau
kurang dari 10 buah
 Catatan :
a. Bila dalam waktu kurang dari 10 menit sudah tampak lebih dari 10 buah
petechiae , percobaan di hentikan
b. Bila dalam 10 menit tak tampak petechiae atau timbul bercak kurang
dari 10 buah percobaan dihentikan, tungu 5 menit dan ulangi
pembacaan. Bila tak ada perubahan penilaian negative
c. Sebelum percobaan perhatikan apakah ada bekas gigitan nyamuk pada
daerah volar lengan bawah/ noda hitam yang mungkin yang
menyebabkan hasil menjadi positip palsu.
d. Bila rata-rata tekanan darah lebih dari 100 mmHg lakukan bendungan
vena maksimal pada tekanan 90 mmHg
 Arti klinis :
R. L. Positip : Gangguan Vaskuler
PEMERIKSAAN WAKTU PERDARAHAN
Pemeriksaan ini terutama menilai faktor – faktor hemostatis yang letaknya
ekstravaskuler, tetapi keadaan dinding vaskuler dan trombosit juga berpengruh.
Metode Pemeriksaan : IVY
Prinsip Pemeriksaan : Masa perdarahan dapat dihitung waktu darah keluar pertama kali
setelah dilakukan penusukan pada volar lengan bawah sampai darah tidak dapat diisap
kembali oleh kertas saring pada tekanan 40 mmHg.
Alat dan Bahan :
1. Stopwatch
2. Lancet
3. Sphygmomanometer
4. Kertas saring
5. Kapas alcohol
Prosedur Pemeriksaan
1. Pasang sphygmomanometer pada lengan atas, pompa sampai 20 mmHg,
pertahankan tekanan.
2. Desinfeksi volar lengan bawah dengan kapas alkohol.
3. Tegangkan kulit, tusuk dengan lancet kira-kira 3 jari dari lipatan siku, hidupkan
stopwacth saat darah mulai keluar.
4. Isap darah dengan kertas saring setiap 30 detik.
5. Hentikan stopwatch pada waktu darah tidak dapat diisap lagi dan catat waktunya.
Interpretasi Hasil
- 1 – 6 menit : normal
- 6 – 11 menit : meragukan
- > 11 menit : patologis

PEMERIKSAAN WAKTU PEMBEKUAN


- Waktu pembekuan adalah waktu yang diperlukan darah untuk membeku, hasilnya
dapat dijadikan ukuran aktivitas factor – factor koagulasi.
- Alat :
1. Spuit 3 cc
2. Alkhol swab
3. Objek glas
4. Lidi
5. Stopwatch
- Cara pemeriksaan :
1. Ambil darah vena 3 ml secara legeartis
2. Letakkan darah di objek gelas
3. Diamkan darah selama 30 detik
4. Cek dengan menggunakan lidi apakah sudah terbentuk gumpalan
5. Ulangi setiap 30 detik lakukan sampai terjadi gumpalan darah dengan sempurna
- Arti klinis :
Normal : 9-15 menit
Memanjang : kelainan beberapa factor koagulasi (koagulopati) inhibitor dalam darah
misal heparin.
- Catatan :
1. Pengambilan darah tidak boleh terlalu banyak tusukan supaya cairan jaringan tak
ikut masuk dalam darah (mempercepat timbulnya bekuan darah).
2. Waktu pengambilan darah tidak boleh lebih dari 30 detik supaya tak terjadi proses
pembekuan sebelum pemeriksaan dikerjakan.
3. Alat-alat yang digunakan untuk pemeriksaan harus bebas kotoran dan kering.
LAPORAN PRAKTIKUM SEMENTARA
PRAKTIKUM DARAH TEPI ABNORMAL
 Tujuan : Mengetahui jenis/bentuk abnormal pada darah tepi dan
melaporkan hasilnya dengan benar
 Prinsip pemeriksaan :
 Pemeriksaan darah tepi abnormal meliputi :
a. Hitung Jenis Lekositdengan hematoanalizer
b. Gambaran darah tepi : Lekosit, Eritrosit, Trombosit
 Materi preparat :
1. AML, CML, ALL, CLL
2. Lekositosis, Lekemoid reaksi
3. LPB (Limfosit Plasma Biru), Thalasemia
 Alat dan Bahan :
1. Mikroskop
2. Oil imersi
 Harga normal hitung jenis lekosit darah tepi
- Eosinofil : 1-4 %
- Basofil : 0-1 %
- Staf : 2-5 %
- Segmen : 50-70 %
- Limfosit : 20-40 %
- Monosit : 1-6 %
- Blast :0%
- Promielosit :0%
- Mielosit : 0 %
- Metamielosit : 0 %

 Cara kerja :
1. Pasang preparat pada mikroskop
2. Sinari dengan obyektif : 10 x, 40 x, dan 100 x (sesuai kebutuhan)
3. Gambarkan masing-masing sel yang ditemukan (identifikasi)
4. Lakukan Hitung Jenis Lekosit
 KETERANGAN PREPARAT
1) AML : Akut Mieloid Leukemia
o Biasanya lekositosis
o Hitung jenis :
- Mieloblas meninggi
- Promielosit meninggi juga
- Mielosit jumlahnya kecil
- Metamielosit jumlah kecil
- Sel Batang meninggi
- Sel Segmen jumlah tinggi
o Hiatus lekemikus (+)
o Smudge sel meninggi
2) CML : Kronik Mieloid Leukemia
o Lekositosis : 100.000 – 500.000/mm3
o Hitung jenis :
- Mieloblas dan promielosit ada 5 %
- Mielosit, metamielosit, batang, segmen banyak
- Jadi hiatus lekemikus negative (semua stadium ada)
o Eritrosit : kurang dari Normal
o Retikulosit normal/sedikit meninggi
o Kadang-kadang Basofil dan eosinofil meningkat
3) ALL : Akut Limfositik Leukemia
o Lekosit Predominan Limfoblas 50-90 %
o Gambaran limfoblas :
 Sel besar, inti besar
 Sitoplasma relative sedikit
 Kromatin inti agak gelap
 Nucleoli 1 – 2
 Bentuk limfosit tua sedikit

4) CLL : Kronik Limfositik Leukemia


o Lekosit : Lekositosis, Predominan limfosit kecil 65-75 %
o Stadium lanjut : limfosit kecil 95 -98 %
o Limfoblas sedikit
o Limfosit besar sedikit
o Kadang-kadang tampak gambaran monoton.
5) Lekositosis
o Jumlah lekosit dalam darah tepi meningkat
o Jumlah lekosit > 12.000/mm3
o Variasi bentuk sel : netrofilia, eosinofilia, Basofilia, lymfositosis,
monositosis
6) Reaksi Lekemoid
Gambaran darah perifer seperti leukemia :

Lekositosis jarang > 50.000/mm3
 Bentuk sel khas (normal)
 Banyak bentuk matang, ada bentuk muda
 Anemia tidak berat dan bersifat sementara
 Akibat dari : infeksi berat, hemolisis cepat, luka bakar.
7) Limfosit Plasma Biru:
 Merupakan bentuk limfosit atipik
 Limfosit dengan cytoplasma kebiruan
 Inti bervariasi, seperti inti monosit, plasmosit
 Mempunyai nucleoli (blastoid)
 Dijumpai pada penyakit virus, khususnya DHF
Dilaporkan dalam : Berapa sel/100 lekosit
8) Thalasemia
 Eritrosit menunjukkan gambaran bentuk dan ukuran yang normal
 Anisositosis berat (makrosit, mikrosit)
 Poikilositosis berat : Target sel, Schistocyt, Basofilik stipling, Dll

SUMSUM TULANG
 Sumsum tulang merupakan tempat yang aktif didalam proses hematopoiesis.
 Sumsum tulang selain terisi sel-sel darah juga terisi oleh lemak.
 Pemeriksaan meliputi :
3. Hitung jenis sel lekosit
4. Hitung jenis sel eritrosit
5. Hitung jenis sel limfosit
6. Hitung jenis sel monosit
7. Hitung jenis sel plasma
8. Hitung megakariosit
9. Penilaian trombosit
10. Ada tidaknya metastase sel ganas.
11. Ada tidaknya parasit
12. Aktifitas granulosit dan eritrosit
13. M:E Ratio
14. Penilaian selularitas
a. Perbesaran Mikroskop :
 Obyektif 10 x dipakai untuk :
a. Menguji pulasan
b. Memilih bagian yang diperiksa /fragmen yang baik
c. Menilai selularitas
d. Melihat megakariosit
 Obyektif 40 x dan 100 x (oli imersi), dipakai untuk :
i. Identitas/ morfologi sel
j. Selularitas
k. Megakariosit
l. Sel asing/ganas
m. M:E Ratio
n. Hitung jenis
b. Preparat sumsum tulang ada 2 macam :
a) Preparat Spread : Dibuat seperti hapusan darah tepi, dicari/dipilih fragmen yang
baik, dibaca di daerah trail.
 Fragmen : Terletak di daerah ekor daripada preparat, digunakan untuk
identifikasi sel, hitung jenis sel dan selularitas sumsum tulang.
a. Gambar :
Darah Tepi
Fragmen Trail

Komponen Fragmen :

Trail
Arah gerak lapangan
pandang
Sel lemak Sel Darah Hemopoiesis (Pada hitung jenis)

b) Preparat Squash : Dibuat dengan cara sumsum tulang dikumpulkan fragmennya


kemudian dijepit diantara dua gelas obyek.
b. Membaca Preparat Squash :
1. Dibaca di daerah tengah (core)
2. Untuk estimasi selularitas dengan jenis sel
c. Gambar :

Darah Tepi
Core

c. Harga normal menurut Dacie dan Lewis :


Myeloblas : 0,1 – 3,5 %
Promyelosit : 0,5 – 5 %
Myelosit Netrofil : 5 – 20 %
Myelosit Eosinofil : 0,1 – 3 %
Myelosit Basofil : 0 – 0,5 %
Metamyelosit : 10 – 30 %
Segmen Netrofil : 0,7 – 2,5 %
Segmen eosinofil : 0,2 – 3 %
Segmen Basofil : 0 – 0,5 %
Limfosit : 5 – 20 %
Monosit : 0 – 0,2 %
Plasma sel : 0,1 – 3,5 %
Reticulum sel : 0,1 – 2 %
Megakariosit : 0,1 – 0,5 %
Pro eritroblass : 0,5 – 5 %
Polikromatik Eritroblas : 2 – 20 %
Orthokromatik Eritroblas : 2 – 10 %
M:E Ratio : 2-4 : 1

d. Pemeriksaan selularitas:
d. Selularitas dibedakan menjadi :
1. Normoseluler : sel lemak kurang lebih 25% sel hemopoietik
Sel lemak (bulat dan kepucatan) Sel hemopoietik (daerah yang tercat biru)

2. Hiperseluler : hampir semua sel lemak diganti sel hemopoietik

3. Hiposeluler : Sebagian besar fragmen merupakan sel lemak

e. M : E Ratio : Perbandingan jumlah sel sistim mieloid dan sistim eritoid yang masih
berinti.
e. Normal, M : E ratio = (2 – 4) : 1
f. Megakariosit : tentukan jumlah dan morfologinya.
g. Hitung jenis sel berinti :
a. Seri mieloid/granuler
b. Seri eritroid
c. Seri limfosit
d. Seri monosit
e. Seri plasmosit
LAPORAN PRAKTIKUM SEMENTARA

Bentuk-Bentuk Eritrosit Abnormal

1. Sperositosis 2. Target sel

3. Cross-Section dari :
A. Eritrosit B. Spherosit

C. Spheroidosit D. Target sel

4. Hipokrom = Anulosit 5. Spherosit

6. Normal eritrosit 7. Mikrosit

8. Makrosit 9. Ovalosit-
eliptosit

10. Acantosit 11. Burr sel

12. Sel krenasi 13. Schistosit

14. Sel crescent 15. Sel sikle

16. Formasi rouleoux


Seri erytrosit

Erytoblas Basofilik
erytroblas

Poli kromatik erytroblas Ortinokromat

Retikulosit

Benda inklusi pada Erytrosit


1. Basophilic stipling 4. Pappenheimer bodies

2. Cabot rings 5. Howell Jolly Bodies

3. Formasi Rouleaux

Gambar dan beri keterangan!

1. Kelainan ukuran / anisositosis 4. Kelainan bentuk sel / poikilositosis

2. Hiperkromasi 5. Hipokromasi
GAMBAR DAN BERI KETERANGAN!

1. Barr Bodies/Drum stick 2. Toxic Granulasi

3. Hipersegmentasi 4. Dohle Bodies

5. Neutrofil degenerasi 6. Pelger-Huet Anomali

7. Vakuolisasi Neutrofil 8. Auer-Rods

9. Smudge cell/ Basket cell 10. Giant Lisosom/


Supras Bodies
Morfologi Sel Darah

A. Seri Leukosit Granulosit :


Myeloblas
Promielosit

Mielosit mielosit mielosit


Eosinofil basofil netrofil

Metamielosit Metamielosit Metamielosit


Eosinofil basofil netrofil

Staf Staf Staf


Eosinofil basofil netrofil

Segmen Segmen Segmen


Eosinofil basofil netrofil

Seri limfosit Seri Monosit


Limfoblas Monoblas

Prolimfosit Promonosit

Small Limfosit Monosit

Medium Limfosit
Large Limfosit
D. Seri Plasma Sel
Plasmoblas Proplasmosit

Plasmosit

Anda mungkin juga menyukai