BPP PK 2020
BPP PK 2020
Pada era sekarang tekonologi mengalami perkembangan sangat pesat termasuk di dunia
kesehatan. Untuk menegakkan sebuah diagnosis dan respon pengobatan selain dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik diperlukan adanya pemeriksaan laboratorium untuk
melengkapi data yang tidak bias diperoleh dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Untuk
itulah sebagai seorang dokter (klinisi) diharuskan mempunyai pengetahuan tentang
pemeriksaan diagnostic menggunakan laboratorium.
Salah satu pemeriksaan diagnostic yang digunakan adalah pemeriksaan darah. Darah
merupakan bagian tubuh berbentuk cair yang jumlahnya kurang lebih 5 liter (1/3 dari
berat tubuh). Darah terbagi menjadi dua komponen yaitu 3 liter plasma dan 2 liter sel
darah. Plasma darah berasal dari system limfatik dan intestine yang berfungsi sebagai
pembawa sel darah. Sel darah diproduksi terutama di sumsum tulang. Sel darah
diklasifikasikan dalam
1. Leukosit / sel darah putih ( granulosit,limfosit,monosit,eosinofil dan basofil)
2. Eritrosit / sel darah merah
3. Dan platelet / trombosit
Sebelum lahir hematopoiesis terjadi di hepar, pada pertengahan usia janin limpa dan
“lymph nodes” mulai berperan dalam produksi sel darah. Segera setelah lahir
hematopoiesis terjadi di sumsum tulang.
Berikut adalah gambaran hematopoiesis
PENGAMBILAN BAHAN PEMERIKSAAN
A. SIKAP DAN PERSIAPAN
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan bahan untuk pemeriksaan
hematology
1. Faktor pemeriksa
Tidak kasar / sabar
Tidak menakutkan terutama bila penderita anak kecil
Tidak menunjukkan sikap ragu – ragu
Terampil dan tidak ceroboh
Bekerja secara sistematis
Bekerja secara aseptis, bersih
Tidak makan / minum / merokok di laboratorium
Hindarkan pencemaran lingkungan
Perhatikan keselamatan orang lain dan diri sendiri
2. Persiapan penderita
Bila tidak ada keperluan tertentu, bahan pemeriksaan diambil dalam
keadaan puasa 12 jam
Bila penderita makan sesaat sebelum diambil darahnya, maka akan
meningkatkan volume plasma
Aktifitas fisik akan meningkatkan Hb, Eritrosit, LED
Posisi pada saat pengambilan tidur akan menurunkan nilai Hb dan
hematokrit.
Beberapa jenis obat akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.
B. MACAM BAHAN PEMERIKSAAN
Macam bahan yang akan diambil sesuai dengan pemeriksaan yang akan
dilakukan. Misalnya darah vena : untuk pemeriksaan darah rutin, darah kapiler
untuk hitung sel.
Macam bahan pemeriksaan :
1. Darah vena
Bayi baru lahir : Vena Umbilicalis
Bayi : Vena Jugularis externa
Dewasa : Semua Vena Superficial
Terbaik : Vena Mediana Cubiti
2. Darah kapiler
Anak : Ujung ibu jari kaki
Dewasa : Ujung jari tangan
C. CARA PENGAMBILAN
Darah kapiler
Sample darah kapiler dapat digunakan untuk pemeriksaan : Hb,Hitung sel
Mikrohematokrit/
Golongan darah Parasit malaria
Alat yang dipergunakan : Lancet steril dan kapas.
Reagensia : Alkohol 70 %
Cara pengambilan :
1. Masase jari tangan ( Telunjuk, jari tengah atau jari manis ). Desinfeksi dengan
alcohol 70 %, biarkan kering tanpa ditiup.
2. Lokasi penusukan ujung jari tangan sebelah kiri / kanan ( lihat gambar ).
Lakukan penusukan dengan lancet cesara sekonyong-konyong, sedalam
kurang lebih 2 – 3 mm sampai darah mengalir bebas.
3. Buang 3 tetesan yang pertama
4. Mengambil sample langsung dari jari
5. Gunakan kapas untuk menghentikan darah sesudah pengambilan sample
selesai.
Catatan :
Bila melakukan penusukan kemungkinan akan mendapatkan kesulitan,
bungkus dulu ujung jari dengan kain yang telah dicelupkan kedalam air
hangat.
Harus bekerja secara cepat agar darah tidak membeku.
Bila penusukan lambat akan menyebabkan darah membeku sebagian dan akn
menyebabkan hasil rendah palsu.
Bila tusukan kurang dalam dan kemudian diperas – peras akan meyebabkan
hasil rendah palsu.
Tempat tusukan cyanosis juga akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.
Darah Vena
Sample darah yang dapat ditampung dengan atau tanpa antikoagulan. Dengan
darah vena dapat diperoleh bermacam-macam sample, yaitu :
Whole bood / darah penuh
Plasma
Serum
Defibrinated blood
Clot blood
Tempat pengambilan : Semua Vena superficialis, biasanya vena mediana cubiti.
Alat yang dipergunakan :
Disposable spuit
Tourniquet
Kapas
Botol penampung
Reagensia : - Alkohol 70 %
- Anti koagulan ( sesuai kebutuhan )
Cara pengambilan :
1. Bendung disebelah proximal vena yang akan diambil agar tampak lebih jelas,
penderita diminta mengepal-ngepalkan tangannya.
2. Lakukan disinfeksi pada daerah tersebut dengan kapas alcohol 70 %
3. Periksa spuit, adakah udara, jarum kencang, bias dihisap dengan mudah
4. Setelah alcohol kering ( tidak boleh ditiup-tiup ), kulit ditegangkan, tusuk
dengan jarum dengan sudut 450, arah jarum sejajar dengan arah vena, jarum
menghadap keatas.
5. Setelah vena terasa tertusuk, jarum diputar menghadap kebawah. Tusukan
dilanjutkan menghadap ke vena. Darah akan mengalir dengan sendirinya bila
tusukan tepat. Kepalan tangan dibuka, darah dihisap pelan-pelan, ambil darah
sesuai kebutuhan.
6. Lepas tourniquet, jarum ditarik, tekan dengan kapas alcohol. Penderita
diminta untuk tetap menekan dengan kapas alcohol.
7. Lepas jarum dari spuit, tuang darah kedalam botol penampung dengan cara
mengalirkan darah lewat dinding botol penampung. Campur perlahan-lahan
dengan menggeser atau membolak-balikkan botol.
8. Jangan lupa identitas penderita.
Catatan :
Daerah pengambilan mengalami kongesti akan menyebabkan hemo konsentrasi.
Khusus untuk pemeriksaan koagulasi penusukan harus satu kali / tidak di ulang-
ulang.
Alat penampung harus bersih dan kering.
Bila akan menunda pemeriksaan harus diberi antikoagulan.
Pada saat menuang darah spuit kedalam botol, jarum harus dilepas, tidak boleh
disemprotkan ( harus dialirkan lewat dinding tabung ) dan tidak boleh dikocok
terlalu keras.
D. ANTIKOAGULANSIA
Karena suatu hal kadang-kadang kita tidak dapat segera melakukan pemeriksaan
sehingga kita memerlukan zat yang menyebabkan darah tidak membeku. Ada
bermacam-macam cara yang dapat dilakukan :
1. Dengan memakai antikoagulansia
2. Dengan memperoleh darah defebrinasi
3. Dengan menggunakan alat-alat yang dilapisi silicon ( dengan alat ini pembekuan
diperlambat )
Macam antikoagulansia :
1. EDTA ( Ethylen Diamine Tetra Acetic acid )
Dipakai dalam bentuk garam Natrium, Kalium, atau Lithium.
Sedikit Toxic
Dipakai untuk hematology rutin
Takaran yang diperlukan adalah 1,25 – 1,75 mg / ml darah
Bila dosis > 2 mg / ml darah akan menyebabkan :
Sel darah merah degenerasi
Hematokrit menurun
MCV menurun
MCHC meningkat
Trombosit false meningkat
Digunakan untuk pemeriksaan :
Rutin
Hematokrit
Osmotic Fragility Test
Golongan darah
Hitung sel
Tidak dapat digunakan dalam studi koagulasi, protrombin time
Dapat digunakan dalam bentuk larutan dengan konsentrasi 10 %
2. Heparin
Takaran menurut Dacie : 12,5 – 17,5 IU / ml darah
Kosasih : 1,0 mg / 10 ml darah
Harga mahal
Guna untuk pemeriksaan :
Osmotic Fragility Test
Hemoglobin
Hitung sel
Hematokrit
Golongan darah
Tidak dapat digunakan untuk darah hapus yang menggunakan cat
Romanowsky.
3. Tri Sodium sitrat
Dipergunakan dalam bentuk larutan : 0,106 M = 3,13 %
Takaran = 9 volume darah : 1 volume antikoagulan
Digunakan untuk study koagulasi
4. Natrium Sitrat 3,8 %
Tidak toxic, maka dapat dicampur dalam spuit saat pengambilan darah
Aturan pakai : Untuk study koagulasi dipakai perbandingan darah dan
antikoagulan 9:1
LED dipakai darah dan antikoagulan 4 : 1
Kadar Hb
LED
Study koagulasi
Transfuse
5. Double Oxalat
Bersifat toxic
Digunakan dalam bentuk kering
Dengan takaran : 2 mg / ml darah
Mempengaruhi bentuk sel darah sehingga terjadi hemolisa
Dapat digunakan untuk pemeriksaan :
Kadar Hb
LED
Perhitungan sel darah
Pemeriksaan OFT
Golongan darah
6. Natrium Flouride
Digunakan untuk pemeriksaan glukosa darah
Antikoagulan ini dapat mencegah Glikolisis
Takaran pemakaian 10 mg / ml darah
7. A C D ( Acid Citrate Dextrose )
Takaran pakai tiap 1 ml untuk 4 ml darah
Digunakan dalam : Dinas transfuse
Menyimpan darah
Pemeriksaan radioisotope ( pemeriksaan hematology )
Penyimpanan bahan :
Untuk pemeriksaan hematology sedapat mungkin tidak menunda pemeriksaan, tetapi
bila terpaksa harus menunda harus diberi antikoagulan. Batas waktu yang disarankan
bila darah disimpan ditemperatur ruang :
Hemoglobin : relative stabil
Leukosit : 2 jam
Eritrosit / hematokrit : 6 jam
Hapusan darah : 1 jam
LED : 2 jam
Trombosit : 1 jam
Retikulosit : 6 jam
Pengiriman bahan :
Bila bahan pemeriksaan hematology harus kita kirim / rujuk ke lain tempat maka harus
diperhatikan hal-hal dibawah ini :
Jarak tempat rujukan dengan batas kadaluwarsa bahan
Penampung harus benar-benar rapat, terfixir sehingga tak ada yang tumpah, tidak
hemolisis karena goncangan, tidak ada es yang tercampur.
Harus diberi es / es kering
Perhatikan proses pengangkutan bila kita tidak mengirim sendiri bahan tersebut.
E. PROSES PEMERIKSAAN
Dipengaruhi oleh berbagai macam sebab :
Bahan pemeriksaan
Alat yang digunakan
Reagensia yang dipakai, batas daluwarsa dan kualitasnya.
Suhu ruangan
Stabilitas tegangan listrik
Metode yang digunakan
Faktor pemeriksa : # Penguasaan teori # Terampil
# Teliti # Motivasi
F. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan dan pelaporan sangat penting sebab walaupun semua proses berjalan
dengan baik kalau proses pencatatan dan pelaporan tidak baik, hasil yang keluar
juga tidak baik.
G. SISTEM SATUAN, NILAI, DAN NILAI RUJUKAN
Dalam pelaporan hasil harus diperhatikan :
Satuan yang dipergunakan menggunakan satuan konvensional atau satuan
internasional (SI)
Nilai normal yaitu nilai yang didapatkan pada kelompok orang yang Nampak
sehat.
Nilai rujukan yaitu nilai yang didapatkan pada kelompok tertentu.
PRAKTIKUM 1
KADAR HEMOGLOBIN, HEMATOKRIT, JUMLAH
ERITROSIT,RETIKULOSIT DAN MORFOLOGI SEL DARAH MERAH
ABNORMAL
Pada praktikum blok hematologi akan dikerjakan praktikum jumlah eritrosit, retikulosit
dan morfologi sel darah merah abnormal, mengingat pemeriksaan kadar Hemoglobin
dan Hematokrit sudah pernah dikerjakan di blok-blok sebelumnya.
PEMERIKSAAN JUMLAH ERITROSIT
Metode untuk menghitung eritrosit dengan menggunakan hematology analyzer dari
Medonic M-series
Cara kerja
1. Darah yang telah dicampur dengan EDTA dibiarkan selama 10-15 menit
2. Darah EDTA kemudian “dikocok” ulang menggunakan mixer selama 10-15
menit.
3. Hisap sampel melalui aspiration needle dengan menekan tombol start
4. Ikuti petunjuk yang ada pada layar menu.
5. Tunggu hingga muncul hasil pada layar
6. Pemeriksaan selesai dan siap untuk sampel berikutnya setelah new sample
button kembali berwarna hijau
Nilai rujukan normal untuk hitung eritrosit :
Pria dewasa : 4,5 – 6,5 juta/mm3
Wanita dewasa : 3,9 – 5,6 juta/mm3
< 3 bulan : 4,0 – 5,6 juta/mm3
3 bulan : 3,2 – 4,5 juta/mm3
1 tahun : 3,5 – 5,0 juta/mm3
12 tahun : 4,2 – 5,2 juta/mm3
Retikulosit merupakan seri erytrosit, satu stadium lebih muda. Sel ini mempunyai
granula filamentosa yang hanya dapat dilihat dalam keadaan hidup. Untuk menghitung
retikulosit menggunakan cat supra vital yaitu Methylene blue atau Brilliant Cresyl Blue.
Macam pemeriksaan :
1) Basah / Inkubasi
2) Kering / Coverslip
Table. Perbedaan 2 metode pemeriksaan jumlah retikulosit
Perbedaan Kering Basah
Bahan Darah Vena + EDTA Darah Vena
Darah kapiler
Alat Objek glass Objek glass
Speader Speader
Botol Botol
Reagen BCB in Citras saline BCB in Methanol
R/
BCB 1 gram
Na sitrat 20 gram
NaCl 0,9 % 80 ml
Hitung dalam 1000 erytrosit dengan mempersempit lapangan pandang ( letakkan kertas
dengan lubang didalam lensa okuler mikroskop ).
Nilai rujukan menurut Dacie : 0,5 – 1,5 %
Contoh :
Missal dalam 1000 erytrosit ada 30 retikulosit, maka :
Jumlah retikulosit = 30 x 100 % = 3 %
1000
Untuk memperkirakan :
Ukuran eritrosit rata-rata
Banyaknya Hemoglobin tiap eritrosit
Macam :
1. MCV ( Mean Corpusculer Volume )
2. MCH ( Mean Corpusculer Hemoglobin )
3. MCHC ( Mean Corpusculer Hemoglobin Consentration )
1. MCV ( Mean Corpusculer Volume )
= Volume erytrosit rata-rata ( VER ) : Satuan Femtoliter
M C V = V E R = Hematoktit x 10
Jumlah erytrosit
Catatan : Erytrosit dalam juta.
Nilai normal = 82 – 92 Femtoliter
2. MCH ( Mean Corpusculer Hemoglobin )
= Hemoglobin Erytrosit rata-rata (H E R )
Adalah banyaknya Hb per Erytrosit
Satuannya Pikogram
MCH = HER = Hematoktit x 10
Jumlah erytrosit
Nilai normal : 27 – 32 pikogram
3. MCHC ( Mean Corpusculer Hemoglobin Consentration )
= Konsentrasi Hemoglobin Erytrosit rata-rata ( K H E R )
Adalah kadar hemoglobin erytrosit yang di dapat per erytrosit.
Satuannya : %
MCHC = KHER = Hb x 100 %
Ht
Nilai normal = 32 – 37 %
Catatan :
Nilai erytrosit rata-rata
Memerlukan pemeriksaan :
Hb
Ht
Jumlah erytrosit
Hb : Dihitung dengan foto elektrik ( Cyanmeth hemoglobin )
Erytrosit : In duplo ( 2 kali pemeriksaan )
Control : dilakukan dengan pemeriksaan preparat darah hapus, bila tidak sesuai
hasilnya, pemeriksaan jumlah erytrosit diulangi.
Berat
Idem sedang, ada Fragmentosit
Sel sabit
Target sel dsb.
Kelainan bentuk eritrosit :
Ovalosit
Ciger cell/sel cerutu
Elliptosit
Sferosit (Bulat seperti bola)
Sel Burr
Sel krenasi
Acantosit (duri lebih panjang daripada crenasi)
Target cell/Mexican hat cell/ sel topi meksiko/ sel sasaran.
Anulosit/Leptosit
Tear Drop Cell/ Sel tetes air mata
Pear Shape cell / seperti buah pear
Fragmentosit / Schistosit
Sel Sabit/ Sickle cell
Sel Lepuh/ Blister cell
Fragmentosit, helmet cell
i. Fragmentosit
ii. Helmet cell/ sel topi baja
Stomatosit/ central pallor seperti mulut
Triangulosit
Warna
Ditentukan oleh central pallor.
Disebut kromasi Normokrom : normal
Hipokrom : central pallor melebar
Hiperkrom : gelap
Polikromasi : ada sel yang warnanya lebih
gelap.
HITUNG TROMBOSIT
Metode untuk menghitung trombosit dengan menggunakan hematology analyzer dari
Medonic M-series
Cara kerja
7. Darah yang telah dicampur dengan EDTA dibiarkan selama 10-15 menit
8. Darah EDTA kemudian “dikocok” ulang menggunakan mixer selama 10-15
menit.
9. Hisap sampel melalui aspiration needle dengan menekan tombol start
10. Ikuti petunjuk yang ada pada layar menu.
11. Tunggu hingga muncul hasil pada layar
12. Pemeriksaan selesai dan siap untuk sampel berikutnya setelah new sample
button kembali berwarna hijau
Nilai Normal :
1. Bayi : 100.000 - 450.000
2. Anak-anak : 170.000 – 450.000
3. Dewasa : 150.000 – 400.000
PEMERIKSAAN RUMPLE LEED
Pemeriksaan Rumpel Leed adalah satu pemeriksaan penyaring untuk
mendeteksi kelainan system vaskuler dan trombosit
Alat : - Tensimeter
- Stetoskop
Cara pemeriksaan :
a. Ukur tekanan systole dan diastole, ambil rata-ratanya
b. Lakukan bendungan pada lengan atas dengan tekanan rata-rata tersebut
maksimal 100 mmHg dan pertahankan selama 10 menit
c. Baca hasilnya pada volar lengan bawah kira-kira 4 cm di bawah lipat
siku dengan penampang 5 cm.
Penilaian hasil:
- Normal : bila dalam waktu 10 menit tak tampak perdarahan pada area
pembacaan atau timbul petechiae kurang dari 5 buah
- Positip : dalam waktu 10 menit timbul 10 atau lebih petechiae
- Negatif: dalam waktu 10 menit atau lebih tidak timbul potechiae atau
kurang dari 10 buah
Catatan :
a. Bila dalam waktu kurang dari 10 menit sudah tampak lebih dari 10 buah
petechiae , percobaan di hentikan
b. Bila dalam 10 menit tak tampak petechiae atau timbul bercak kurang
dari 10 buah percobaan dihentikan, tungu 5 menit dan ulangi
pembacaan. Bila tak ada perubahan penilaian negative
c. Sebelum percobaan perhatikan apakah ada bekas gigitan nyamuk pada
daerah volar lengan bawah/ noda hitam yang mungkin yang
menyebabkan hasil menjadi positip palsu.
d. Bila rata-rata tekanan darah lebih dari 100 mmHg lakukan bendungan
vena maksimal pada tekanan 90 mmHg
Arti klinis :
R. L. Positip : Gangguan Vaskuler
PEMERIKSAAN WAKTU PERDARAHAN
Pemeriksaan ini terutama menilai faktor – faktor hemostatis yang letaknya
ekstravaskuler, tetapi keadaan dinding vaskuler dan trombosit juga berpengruh.
Metode Pemeriksaan : IVY
Prinsip Pemeriksaan : Masa perdarahan dapat dihitung waktu darah keluar pertama kali
setelah dilakukan penusukan pada volar lengan bawah sampai darah tidak dapat diisap
kembali oleh kertas saring pada tekanan 40 mmHg.
Alat dan Bahan :
1. Stopwatch
2. Lancet
3. Sphygmomanometer
4. Kertas saring
5. Kapas alcohol
Prosedur Pemeriksaan
1. Pasang sphygmomanometer pada lengan atas, pompa sampai 20 mmHg,
pertahankan tekanan.
2. Desinfeksi volar lengan bawah dengan kapas alkohol.
3. Tegangkan kulit, tusuk dengan lancet kira-kira 3 jari dari lipatan siku, hidupkan
stopwacth saat darah mulai keluar.
4. Isap darah dengan kertas saring setiap 30 detik.
5. Hentikan stopwatch pada waktu darah tidak dapat diisap lagi dan catat waktunya.
Interpretasi Hasil
- 1 – 6 menit : normal
- 6 – 11 menit : meragukan
- > 11 menit : patologis
Cara kerja :
1. Pasang preparat pada mikroskop
2. Sinari dengan obyektif : 10 x, 40 x, dan 100 x (sesuai kebutuhan)
3. Gambarkan masing-masing sel yang ditemukan (identifikasi)
4. Lakukan Hitung Jenis Lekosit
KETERANGAN PREPARAT
1) AML : Akut Mieloid Leukemia
o Biasanya lekositosis
o Hitung jenis :
- Mieloblas meninggi
- Promielosit meninggi juga
- Mielosit jumlahnya kecil
- Metamielosit jumlah kecil
- Sel Batang meninggi
- Sel Segmen jumlah tinggi
o Hiatus lekemikus (+)
o Smudge sel meninggi
2) CML : Kronik Mieloid Leukemia
o Lekositosis : 100.000 – 500.000/mm3
o Hitung jenis :
- Mieloblas dan promielosit ada 5 %
- Mielosit, metamielosit, batang, segmen banyak
- Jadi hiatus lekemikus negative (semua stadium ada)
o Eritrosit : kurang dari Normal
o Retikulosit normal/sedikit meninggi
o Kadang-kadang Basofil dan eosinofil meningkat
3) ALL : Akut Limfositik Leukemia
o Lekosit Predominan Limfoblas 50-90 %
o Gambaran limfoblas :
Sel besar, inti besar
Sitoplasma relative sedikit
Kromatin inti agak gelap
Nucleoli 1 – 2
Bentuk limfosit tua sedikit
SUMSUM TULANG
Sumsum tulang merupakan tempat yang aktif didalam proses hematopoiesis.
Sumsum tulang selain terisi sel-sel darah juga terisi oleh lemak.
Pemeriksaan meliputi :
3. Hitung jenis sel lekosit
4. Hitung jenis sel eritrosit
5. Hitung jenis sel limfosit
6. Hitung jenis sel monosit
7. Hitung jenis sel plasma
8. Hitung megakariosit
9. Penilaian trombosit
10. Ada tidaknya metastase sel ganas.
11. Ada tidaknya parasit
12. Aktifitas granulosit dan eritrosit
13. M:E Ratio
14. Penilaian selularitas
a. Perbesaran Mikroskop :
Obyektif 10 x dipakai untuk :
a. Menguji pulasan
b. Memilih bagian yang diperiksa /fragmen yang baik
c. Menilai selularitas
d. Melihat megakariosit
Obyektif 40 x dan 100 x (oli imersi), dipakai untuk :
i. Identitas/ morfologi sel
j. Selularitas
k. Megakariosit
l. Sel asing/ganas
m. M:E Ratio
n. Hitung jenis
b. Preparat sumsum tulang ada 2 macam :
a) Preparat Spread : Dibuat seperti hapusan darah tepi, dicari/dipilih fragmen yang
baik, dibaca di daerah trail.
Fragmen : Terletak di daerah ekor daripada preparat, digunakan untuk
identifikasi sel, hitung jenis sel dan selularitas sumsum tulang.
a. Gambar :
Darah Tepi
Fragmen Trail
Komponen Fragmen :
Trail
Arah gerak lapangan
pandang
Sel lemak Sel Darah Hemopoiesis (Pada hitung jenis)
Darah Tepi
Core
d. Pemeriksaan selularitas:
d. Selularitas dibedakan menjadi :
1. Normoseluler : sel lemak kurang lebih 25% sel hemopoietik
Sel lemak (bulat dan kepucatan) Sel hemopoietik (daerah yang tercat biru)
e. M : E Ratio : Perbandingan jumlah sel sistim mieloid dan sistim eritoid yang masih
berinti.
e. Normal, M : E ratio = (2 – 4) : 1
f. Megakariosit : tentukan jumlah dan morfologinya.
g. Hitung jenis sel berinti :
a. Seri mieloid/granuler
b. Seri eritroid
c. Seri limfosit
d. Seri monosit
e. Seri plasmosit
LAPORAN PRAKTIKUM SEMENTARA
3. Cross-Section dari :
A. Eritrosit B. Spherosit
8. Makrosit 9. Ovalosit-
eliptosit
Erytoblas Basofilik
erytroblas
Retikulosit
3. Formasi Rouleaux
2. Hiperkromasi 5. Hipokromasi
GAMBAR DAN BERI KETERANGAN!
Prolimfosit Promonosit
Medium Limfosit
Large Limfosit
D. Seri Plasma Sel
Plasmoblas Proplasmosit
Plasmosit