Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dasar
pada Semester Ganjil (3)
Dosen Pengampu : Sri Mulyanti,M.Kep
Disusun oleh:
c. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang di padatkan. Lemak
dan minyak terdiri atas gabungan gliserol dengan asam-asam lemak
10-25% dari kebutuhan energi total. Fungsi lemak;
1) Sebagai sumber energi; merupakan sumber energi yang di
padatkan dengan memberikan 9 kal/gr
2) Ikut serta membangun jaringan tubuh
3) Perasaan kenyang, lemak dapat menda waktu pengosongan
lambung dan mencegah timbul rasa lapar segera setelah lapar
kembali setelah makan
4) Vitamin larut dalam lemak.
Asam arkahidronat (AA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA)
adalah dua asam lemak penting, khususnya dalam masa
pertumbuhan otak bayi yang berlangsung sangat pesat selama 6
bulan kedua kehidupan.
d. Vitamin
Vitamin adalah bahan organic yang tidak dapat di bentuk
oleh tubuh dan berfungsi sebagai kataisator proses metabolisme
tubuh. Vitamin dibagi kedalam dua kelas besar yaitu vitamin larut
dalam air (vitamin C, B1, B2, B6, B12) dan vitamin yang larut dalam
lemak (vitamin A, D, E, K). Berikut ini rincian dari beberapa vitamin
dan penting;
1) Vitamin A
Vitamin ini membantu perkembangan daya lihat bayi. Juga
berperan dalam proses kerja sel tulang. Anak-anak yang
ekurangan vitamin A akan menderita rabun senja serta gangguan
pertumbuhan. Mereka juga rentan terhadap infeksi. Sumber
vitamin A antara lain; telur, keju, dan hati.
2) Vitamin B-Konpleks
Semua vitamin B membantu produksi energi, dan membantu
terbentuknya sel-sel otak bayi. Vitamin B1 dan niasin (salasatu
anggota B-Kompleks) membantu sel tubuh menghasilkan energi.
Vitamin B6 membantu tubuh melawan penyakit dan infeksi. B12
digunakan dalam pembentukan sel darah merah. Kecukupan
vitamin B-Kompleks membatu mencegah kelambatan
pertumbuhan, anemia, gangguan penglihatan, kerusakan saraf,
dan gangguan jantung. Makanan seperti misalnya roti, padi-
padian, hati banyak mengandung vitamin B-Kompleks. Setiap
anggota vitamin B-Kompleks bersumber dari makanan tertentu
misalnya; B1 dari kacang buncis, B12 dari daging, ikan, telur,
dan susu.
3) Vitamin C
Anak-anak dapat memperoleh Vitamin C dari jeruk dan
berbagai macam sayuran. Mereka men merlukan vitamin C
untuk membentuk beberapa zat kimia lainm ( salasatu anggota
vitamin B misalnya) agar dapat di gunakan tubuh. Vitamin c juga
membantu penyerapan zat besi. Mereka yang memerlukan
vitamin C bisa mengalami kelemahan tualang, anemia, dan
gangguan kesehatan lainnya.
4) Vitamin D
Sinar matahari membantu tubuh membuat sinar vitamin B,
bahkan sejumlah anak kebutuhan vitamin ini sudah terpenuhi
dengan bantuan sinar matahari. Vitamin D sangat penting karena
membantu kalsiaum masuk ke tulang. Inilah sebabnya mengapa
vitami D ditambah ke dalam susu sapi (disebut susu yang telah
“diperkaya”). Sayangnya, banyak produk susu yang di gemari
anak anak justru tidak di perkaya dengan vitamin D. Keju dan
yogurt kaya kalsium tetapi tidak mengandung vitamin D.
Makanan yang di perkaya vitamin D lebih baik daripada
suplemen vitamin. Anak-anak yang mengonsumsi diet rendah
vitamin D bisa menderita ricketsia, suatu penyakit yang
melemahkan tulang atau menjadikan tulang cacat.
e. Mineral dan Air
Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagai
enzim, dan sangat penting dalam pengendalian sistem cairan tubuh.
Mineral meruoakan konsistuen esensial pada jaringan lunak, cairan
dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh
tidak dapat mensistensis sehingga harus disediakan lewat makanan.
Tiga fungsi mineral:
1) Konsistuen tulang dan gigi; contoh: kalsium, magnesium, fospor.
2) Pembentukan garam garam yang larut dan mengendalikan
komposisi cairan tubuh; contoh: Na, Cl (ekstraseluler) , K, Mg, P
(intra seluler).
3) Bahan dasar enzim dan protein
8. Pathway
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Tujuan
pengkjian adalah untuk mengumpulkan informasi dan membuat data
dasar klien. Data yang diperoleh sangat berguna untuk tahap selanjutnya
dalam proses keperawatan.
a. Pengumpulan data
1) Data Subyektif
Data yang didapat oleh pencatat dari pasien/keluarga dan dapat
diukur dengan menggunakan standar yang diakui.
2) Data Obyektif
Data yang didapat oleh pencatat dari pemeriksaan dan dapat
diukur dengan menggunakan standar yang diakui.
3) Analisa Data
Data Primer
Data yang diperoleh dari klien melalui percakapan
Data Sekunder
Data yang diperoleh dari komunikasi dengan orang yang
dikenal, dokter/perawat yang mengetahui keadaan klien.
b. Anamnesa
1) Keluhan utama
2) Riwayat keperawatan dan diet
Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan.
Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus.
Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa
lama periode waktunya ?
Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet
seperti luka bakar dan demam ?
Adakah toleransi makanan dan minuman tertentu ?
3) Faktor yang mempengaruhi diet
Status kesehatan
Kultur dan kepercayaan
Status social dan ekonomi
Faktor psikologis
Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan fisik: apatis, lesu
2) Berat badan: obesitas, kurus (underweight)
3) Otot: flaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu
bekerja
4) Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, parestbesia, reflek
menurun.
5) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare,
pembesaran liver.
6) Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 x/menit, irama
abnormal, tekanan darah rendah/tinggi.
7) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis,
pecah/patah-patah.
8) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekie, lemak di subkutan tidak
ada.
9) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis,
membrane mukosa pucat.
10) Gusi: perdarahan, peradangan.
11) Lidah: edema, hiperemasis
12) Gigi: karies, nyeri, kotor.
13) Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus.
14) Kuku: mudah patah
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
Albumin (N:4 - 5,5 mg/100ml)
Transferin (N:170 - 25 mg/100 ml)
Hb (N: 12 mg%)
BUN (N:10 - 20 mg/100ml)
Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N :laki - laki: 0,6 - 1,3
mg/100 ml,wanita: 0,5 - 1,0 mg/ 100 ML)
2) Pengukuran antopometri:
Berat badan ideal: (TB – 100) ± 10%
BMI (Body Mass Index)
BB (kg)
TBxTB (m)
Lingkar pergelangan tangan
Lingkar lengan atas (LLA)
Nilai normal wanita: 28,5 cm dan pria: 28,3 cm
Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal wanita: 16,5 – 18 cm dan pria: 12,5 – 16,5 cm
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan disusun setelah mendapatkan data-data yang
ditemukan dilapangan dan menegakkan masalah keperawatan.
Kemudian masalah keperawatan dikelompokkan untuk melihat prioritas
dari masalah keperawatan yang paling utama untuk dilakukan asuhan
keperawatan. Diagnosa Keperawatan menurut (SDKI,2016) yaitu :
Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak
mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena
faktor biologis, psikologi ditandai dengan mual, muntah dan tidak nafsu
makan
3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan
masalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan
dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang
melakukan dari semua tindakan keperawatan (Dermawan, 2012).
4. Implementasi
Implementasi adalah tindakan yang harus dilakukan atau
penatalaksanaan dari sebuah intervensi yang telah ditentukan
sebelumnya pada intervensi berdasarkan diagnosa keperawatan.
Penatalaksanaan dilaksanakan dengan tindakan secara mandiri,
melakukan observasi, melakukan edukasi, dan kolaborasi dengan tenaga
medis lainnya.
a. Sop pemberian infus
Peralatan
1) IV Catheter / Wings Needle/ Abocath sesuai kebutuhan
2) Perlak
3) Tourniquet
4) Plester
5) Guntung
6) Bengkok
7) Sarung tangan bersih
8) Kassa steril
9) Kapal alkohol / Alkohol swab
10) Betadine
Prosedur
1) Cuci tangan
2) Dekatkan alat
3) Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan sensasi yang
akan dirasakan selama pemasangan infus
4) Atur posisi pasien / berbaring
5) Siapkan cairan dengan menyambung botol cairan dengan
selang infus dan gantungkan pada standar infus
6) Menentukan area vena yang akan ditusuk
7) Pasang alas
8) Pasang tourniket pembendung ± 15 cm diatas vena yang akan
ditusuk
9) Pakai sarung tangan
10) Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5-10 cm
11) Tusukan IV catheter ke vena dengan jarum menghadap ke
jantung
12) Pastikan jarum IV masuk ke vena
13) Sambungkan jarum IV dengan selang infus
14) Lakukan fiksasi ujung jarum IV ditempat insersi
15) Tutup area insersi dengan kasa kering kemudian plester
16) Atur tetesan infus sesuai program medis
17) Lepas sarung tangan
18) Pasang label pelaksanaan tindakan yang berisi : nama
pelaksana, tanggal dan jam pelaksanaan
19) Bereskan alat
20) Cuci tangan
21) Observasi dan evaluasi respon pasien, catat pada
dokumentasi keperawatan
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap untuk melihat hasil atau menilai sejauh
mana tercapainya suatu intervensi yang dilakukan dan respon klien
terhadap pemberian asuhan keperawatan yang diberikan (Perry Potter,
2005). Dalam evaluasi keperawatan terdapat beberapa langkah untuk
mengevaluasi keperatan yang sudah dilakukan, yakni:
a. Mengumpulakan data-data dalam pemberian asuhan keperawatan.
b. Membandingkan data dari hari kehari dari sebelum pemberian
asuhan keperawatan hingga sesudah pemberian asuhan keperawatan
sesuai dengan rencana tindakan yang sudah ditetapkan.
c. Melihat perkembangan pasien setelah diberikan asuhan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
<,https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://makalahapaaj
aboleh.blogspot.com/2015/01/makalahkebutuhannutrisidalamtubuh.html%3Fm%
3D1&ved=2ahUKEwjm1sify9btAhXA8HMBHeQIB1sQFjAEegQIRABusg=AO
vVaw1Waz8wulH5s9lwV_kXlGBb,diakses>