Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR NUTRISI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dasar
pada Semester Ganjil (3)
Dosen Pengampu : Sri Mulyanti,M.Kep

Disusun oleh:

ENA TRIJAYANTI / NIM E1914401001

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2020
A. KONSEP DASAR KEBUTUHAN NUTRISI
1. Definisi
Nutrisi adalah ikatan kimia yang di perlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta
mengatur proses proses kehidupan (Soemarjo, 2000). Menurut Rock CL
(2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan
makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan,
pertumbuhan, dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik
antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi
2. Jenis Nutrisi
a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon,
hidrogen dan oksigen.
1) Karbohidrat sederhana (Gula); bisa berupa mono sakarida
(molekul ganda yang terdiri dari glukosa, fruktosa, galaktosa)
juga bisa berupa disakarida (molekul ganda), contoh sukrosa
(glukosa + fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa), laktosa
(glukosa + galaktosa)
2) Karbohidrat kompleks (amilum) adalah poli sakarida karena
disusun banyak molekul glukosa.
3) Serat adalah jenis karbohidrat yang di peroleh dari ttumbuh
tumbuhan, tidak dapat di cerna okeh tubuh dengan sedikit atau
tidak menghasilkan kalori tetapi dapat meningkatkan feses
Karbohitrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk
hidup, terutama sebagai bahan bakar (misal glukosa) cadangan
makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada
hewan), pada materi pembangunan (misalnya selulosa pada
tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Kebutuhan karbohidrat
60-70% dari kebutuhan energi total.
b. Protein
Protein sangat penting untuk pembenttukan dan pemeliharaan
jaringan tubuh. Bebeapa sumber protein berkualitas tinggi adalah;
ayam, ikan, domba, kalkun, dan hati. Beberapa sumber protein nabati
adalah; kelompok kacang polong (misal buncis, kapri, dan kedelai),
kacang kacangan dan biji-bijian.
Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis
nutrien ini berupa stuktur nutrien kompleks yeng terdiri dari asam
asam amino. Protein akan di hidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik.
Untik melepaskan asam asam amino yang kemudian akan di serap
oleh usus. Fungsi protein;
1) Protein menggantikan protein yang hilang selama proses
metabolisme yang normal dan proses penguasaan yang normal
2) Protein menghasilkan jaringan yang baru.
3) Protein di perlukan dalam pembuatan protein protein yang baru
dengan fungsi khusus dalam tubuh yaitu enzim, hormon dan
hemoglobin.
4) Protein sebagai sumber energi

Kebutuhan protein 10-15% atau 0,8-1,0 g/kg BB dari kebutuhan


energi total.

c. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang di padatkan. Lemak
dan minyak terdiri atas gabungan gliserol dengan asam-asam lemak
10-25% dari kebutuhan energi total. Fungsi lemak;
1) Sebagai sumber energi; merupakan sumber energi yang di
padatkan dengan memberikan 9 kal/gr
2) Ikut serta membangun jaringan tubuh
3) Perasaan kenyang, lemak dapat menda waktu pengosongan
lambung dan mencegah timbul rasa lapar segera setelah lapar
kembali setelah makan
4) Vitamin larut dalam lemak.
Asam arkahidronat (AA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA)
adalah dua asam lemak penting, khususnya dalam masa
pertumbuhan otak bayi yang berlangsung sangat pesat selama 6
bulan kedua kehidupan.

Pada priode ini, AA dan DHA berperan baesar dalam


perkembangan mental dan daya lihat bayi. Karena sebagian besar
makanan sapihan mengandung sedikit AA dan DHA susu lanjutan
yang di perkaya dengn AA dan DHA akan menjadi sumber penting
dua asam lemak ini.

d. Vitamin
Vitamin adalah bahan organic yang tidak dapat di bentuk
oleh tubuh dan berfungsi sebagai kataisator proses metabolisme
tubuh. Vitamin dibagi kedalam dua kelas besar yaitu vitamin larut
dalam air (vitamin C, B1, B2, B6, B12) dan vitamin yang larut dalam
lemak (vitamin A, D, E, K). Berikut ini rincian dari beberapa vitamin
dan penting;
1) Vitamin A
Vitamin ini membantu perkembangan daya lihat bayi. Juga
berperan dalam proses kerja sel tulang. Anak-anak yang
ekurangan vitamin A akan menderita rabun senja serta gangguan
pertumbuhan. Mereka juga rentan terhadap infeksi. Sumber
vitamin A antara lain; telur, keju, dan hati.
2) Vitamin B-Konpleks
Semua vitamin B membantu produksi energi, dan membantu
terbentuknya sel-sel otak bayi. Vitamin B1 dan niasin (salasatu
anggota B-Kompleks) membantu sel tubuh menghasilkan energi.
Vitamin B6 membantu tubuh melawan penyakit dan infeksi. B12
digunakan dalam pembentukan sel darah merah. Kecukupan
vitamin B-Kompleks membatu mencegah kelambatan
pertumbuhan, anemia, gangguan penglihatan, kerusakan saraf,
dan gangguan jantung. Makanan seperti misalnya roti, padi-
padian, hati banyak mengandung vitamin B-Kompleks. Setiap
anggota vitamin B-Kompleks bersumber dari makanan tertentu
misalnya; B1 dari kacang buncis, B12 dari daging, ikan, telur,
dan susu.
3) Vitamin C
Anak-anak dapat memperoleh Vitamin C dari jeruk dan
berbagai macam sayuran. Mereka men merlukan vitamin C
untuk membentuk beberapa zat kimia lainm ( salasatu anggota
vitamin B misalnya) agar dapat di gunakan tubuh. Vitamin c juga
membantu penyerapan zat besi. Mereka yang memerlukan
vitamin C bisa mengalami kelemahan tualang, anemia, dan
gangguan kesehatan lainnya.
4) Vitamin D
Sinar matahari membantu tubuh membuat sinar vitamin B,
bahkan sejumlah anak kebutuhan vitamin ini sudah terpenuhi
dengan bantuan sinar matahari. Vitamin D sangat penting karena
membantu kalsiaum masuk ke tulang. Inilah sebabnya mengapa
vitami D ditambah ke dalam susu sapi (disebut susu yang telah
“diperkaya”). Sayangnya, banyak produk susu yang di gemari
anak anak justru tidak di perkaya dengan vitamin D. Keju dan
yogurt kaya kalsium tetapi tidak mengandung vitamin D.
Makanan yang di perkaya vitamin D lebih baik daripada
suplemen vitamin. Anak-anak yang mengonsumsi diet rendah
vitamin D bisa menderita ricketsia, suatu penyakit yang
melemahkan tulang atau menjadikan tulang cacat.
e. Mineral dan Air
Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagai
enzim, dan sangat penting dalam pengendalian sistem cairan tubuh.
Mineral meruoakan konsistuen esensial pada jaringan lunak, cairan
dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh
tidak dapat mensistensis sehingga harus disediakan lewat makanan.
Tiga fungsi mineral:
1) Konsistuen tulang dan gigi; contoh: kalsium, magnesium, fospor.
2) Pembentukan garam garam yang larut dan mengendalikan
komposisi cairan tubuh; contoh: Na, Cl (ekstraseluler) , K, Mg, P
(intra seluler).
3) Bahan dasar enzim dan protein

Kira-kira 6% tubuh manusia dewasa terbuat dari mineral. Air


merupakan zat makanan paling mendasar yang dibutuhkan oleh
tubuh manusia terdiri dari atas 50-70% air. Pada orang dewas asupan
air berkisaran antara 1200-1500 cc per hari, namun dianjurkan
sebanyak 1900 cc sebagai batas optimum.
3. Penilaian Status Nutrisi
a. Klinis
Metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang
terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini
dapat dilihat pada jaringan epitel seperti: kulit, rambut, dan mukosa
oral, atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh
seperti kelenjar tiroid.
b. Biofisik
Penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi dan
melihat perubahan struktur dari jaringan. Cara yang digunakan
adalah tes adaptasi gelap.
c. Biokimiawi
Pemeriksaan specimen yang diuji secara laboratoris yang
dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang
digunakan antara lain: darah, urine, tinja dll.
d. Antropometri
Pengertian Antropometri: berasal dari kata anthropos dan
metros. Anthropos artinya tubuh dan methros artinya ukuran. Dari
definisi di atas dapat ditarik pengertian bahwa anthropometri gizi
adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi
tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat
gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan tinggi
badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak dibawah kulit.
Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass
Index (BMI) dan Ideal Body Weight (IBW).
a. Body Mass Index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan
tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan
sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over
weigth) dan obesitas.
Rumus BMI diperhitungkan : BB(kg) / TB(m) atau BB(pon)
x 704,5/ TB(inci)2
b. Ideal Body Weight (IBW)
Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh
yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter
dikurangi 100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu.
4. Masalah Kebutuhan Nutrisi
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan
dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi,
Jantung Koroner, Kanker, Anoreksia Nervosa.
a. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang
dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat
badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan
metabolisme.
Tanda klinis :
1) Berat badan 10-20% dibawah normal
2) Tinggi badan dibawah ideal
3) Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran
standar
4) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
5) Adanya penurunan albumin serum
6) Adanya penurunan transferrin
Kemungkinan penyebab:
1) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna
kalori akibat penyakit infeksi atau kanker
2) Disfagia karena adanya kelainan persarafan
3) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau
intoleransi laktosa
4) Nafsu makan menurun
b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami
seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat
asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis:
1) Berat badan lebih dari 10% berat ideal
2) Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
3) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada
wanita
4) Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau
monoton
Kemungkinan penyebab :
1) Perubahan pola makan
2) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang
mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah
melebihi kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan
kalori.
d. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan
kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai
masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan
yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya
kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane
mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
e. Diabetes mellitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang
ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat
kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan
oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti
penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan
gaya hidup yang berlebihan.
g. Penyakit jantung coroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang
sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan
merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner sering dialami karena
adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-
lain.
h. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang
disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan.
i. Anoreksia nervosa
Aneroksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara
mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi,
pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, elergi, dan
kelebihan energi.
5. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi
dapat mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi
kesalahan.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan
bergizi tinggi dapat mempengaruhi gizi seseorang .
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap
makanan tertentu dapat mempengaruhi status gizi.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi
karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang
tidak sedikit, oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi
perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan
gizi keluarganya di bandingkan masyarakat dengan kondisi
perekonomian rendah.
f. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah
dengan cepat hal ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan
perkembangan yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun
energy basal relative konstan.
g. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di
bandingkan dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0
kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.
h. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan
tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar
pengeluaran panas sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga
menjadi lebih besar.
i. Status Kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia
(kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek
samping obat.
j. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan
persepsi individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat.
Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang
(mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan
kekuatan).
k. Alkohol dan Obat
Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi
kontribusi pada defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelajakan
untuk alcohol daripada makanan. Alcohol yang berlebihan juga
mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-obatan yang menekan
nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan
juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi
zat gizi di dalam intestine.
6. Etiologi
Tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan
karena faktor biologi, psikologi atau ekonomi.
 Faktor predisposisi
Faktor pencetus dari gangguan nutrisi adalah karena berkurangnya
nafsu makan yang disebabkan oleh:
a. Rasa nyeri
b. Anxietas
c. Depresi
d. Perubahan situasi/ lingkungan
e. Perbedaan makanan
f. Gangguan pemasukkan makanan
g. Waktu pemberian makanan dan pemberian obat tidak tepat
7. Manifestasi Klinis
Tanda-tanda subjektif dari pasien biasanya pasien mengeluh seperti :
a. Mual
b. Anoreksia
c. Lemas
d. Lesu

Sedangkan tanda-tanda obyektif yang muncul akibat gangguan


nutrisi biasanya seperti :
a. Rambut berserabut, kusam ,kusut, kering tipis, dan kasar
b. Kulit kasar, kering, pucat, bersisik
c. Wajah mengalami diskolorasi, bersisik, bengkak, kulit gelap di
pipi dan di bawah mata
d. Konjungtiva pucat, konjungtiva serosis
e. Bibir kering, lesi anguler pada sudut mulut

8. Pathway
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Tujuan
pengkjian adalah untuk mengumpulkan informasi dan membuat data
dasar klien. Data yang diperoleh sangat berguna untuk tahap selanjutnya
dalam proses keperawatan.
a. Pengumpulan data
1) Data Subyektif
Data yang didapat oleh pencatat dari pasien/keluarga dan dapat
diukur dengan menggunakan standar yang diakui.
2) Data Obyektif
Data yang didapat oleh pencatat dari pemeriksaan dan dapat
diukur dengan menggunakan standar yang diakui.
3) Analisa Data
 Data Primer
Data yang diperoleh dari klien melalui percakapan
 Data Sekunder
Data yang diperoleh dari komunikasi dengan orang yang
dikenal, dokter/perawat yang mengetahui keadaan klien.
b. Anamnesa
1) Keluhan utama
2) Riwayat keperawatan dan diet
 Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan.
 Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus.
 Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa
lama periode waktunya ?
 Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet
seperti luka bakar dan demam ?
 Adakah toleransi makanan dan minuman tertentu ?
3) Faktor yang mempengaruhi diet
 Status kesehatan
 Kultur dan kepercayaan
 Status social dan ekonomi
 Faktor psikologis
 Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan fisik: apatis, lesu
2) Berat badan: obesitas, kurus (underweight)
3) Otot: flaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu
bekerja
4) Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, parestbesia, reflek
menurun.
5) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare,
pembesaran liver.
6) Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 x/menit, irama
abnormal, tekanan darah rendah/tinggi.
7) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis,
pecah/patah-patah.
8) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekie, lemak di subkutan tidak
ada.
9) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis,
membrane mukosa pucat.
10) Gusi: perdarahan, peradangan.
11) Lidah: edema, hiperemasis
12) Gigi: karies, nyeri, kotor.
13) Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus.
14) Kuku: mudah patah
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
 Albumin (N:4 - 5,5 mg/100ml)
 Transferin (N:170 - 25 mg/100 ml)
 Hb (N: 12 mg%)
 BUN (N:10 - 20 mg/100ml)
 Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N :laki - laki: 0,6 - 1,3
mg/100 ml,wanita: 0,5 - 1,0 mg/ 100 ML)
2) Pengukuran antopometri:
 Berat badan ideal: (TB – 100) ± 10%
 BMI (Body Mass Index)
BB (kg)
TBxTB (m)
 Lingkar pergelangan tangan
 Lingkar lengan atas (LLA)
Nilai normal wanita: 28,5 cm dan pria: 28,3 cm
 Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal wanita: 16,5 – 18 cm dan pria: 12,5 – 16,5 cm
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan disusun setelah mendapatkan data-data yang
ditemukan dilapangan dan menegakkan masalah keperawatan.
Kemudian masalah keperawatan dikelompokkan untuk melihat prioritas
dari masalah keperawatan yang paling utama untuk dilakukan asuhan
keperawatan. Diagnosa Keperawatan menurut (SDKI,2016) yaitu :
Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak
mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena
faktor biologis, psikologi ditandai dengan mual, muntah dan tidak nafsu
makan
3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan
masalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan
dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang
melakukan dari semua tindakan keperawatan (Dermawan, 2012).

Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


Keperawatan Hasil(SLKI) (SIKI)
Defisit nutrisi Setelah dilakukan 1. Manajemen Nutrisi a. Membantu
kurang dari tindakan keperawatan a. Identifikasi status mengkaji keadaan
kebutuhan b.d diharapkan pasien dapat Nutrisi pasien
ketidakmampuan mengetahui status b. Identifikasi alergi b. Untuk
dalam nutrisi dengan kriteria dan intoleransi mengetahui
memasukkan, hasil : makanan apakan ada alergi
mencerna, a. kekuatan otot c. Identifikasi makanan
mengabsorbsi menelan meningkat makanan yang c. Makanan
makanan karena b. Pengethuan tentang disukai kesukaan yang
faktor biologis, pilihan makanan d. Identifikasi tersaji akan
psikologi ditandai dan inuman yang kebutuhan kalori meningkatkan
dengan mual, sehat meningkat dan jenis nutrien keinginan untuk
muntah dan tidak c. Pengetahuan e. Monitor berat makan.
nafsu makan tentang standar badan d. Untuk
asupan nutrisi yang f. Monitor hasil mengetahui
tepat meningkat pemeriksan jumlah kalori
d. Penyiapan dari laboratorium yang akan
penyimpanan g. Fasilitasi diberikan
makanan dan menentukan e. Untuk memantau
minuman yang pedoman perubahan atau
aman meningkat diet(mis.piramida penurunan BB
e. Sikap terhadap makanan) f. Untuk
makanan atau h. Sajikan makanan mengetahui status
minuman sesuai secara menarik dan nutrisi
dengan tujuan suhu yang sesuai g. Untuk mengatur
kesehatan i. Lakukan oral asupan nutrisi
meningkat hygiene sebelum h. Untuk
f. Nyeri abdomen makan meningkatkan
menurun keinginan pasien
untuk makan
g. Frekuensi makan j. berikan makanan i. Mulut yang bersih
membaik tinggi serat dan meningkatkan
h. Nafsu makan TKTP nafsu makan
membaik k. berikan suplemen j. untuk mencegah
i. Bising usus makanan,jika perlu konstipasi
membaik l. Kolaborasi k. menambah energi
j. Membran mukosa pemberian l. Mengatasi atau
membaik medikasi sebelum menghilangkan
k. Tebal lipatn kulit makan (mis.pereda rasa mual muntah
triset membaik nyeri m. Untuk
antiemetic,jika menentukan
perlu jumlah kalori dan
m. Kolborasi dengan nutrisi yang
ahli gizi untuk dibutuhkan pasien
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan ,jika
perlu

4. Implementasi
Implementasi adalah tindakan yang harus dilakukan atau
penatalaksanaan dari sebuah intervensi yang telah ditentukan
sebelumnya pada intervensi berdasarkan diagnosa keperawatan.
Penatalaksanaan dilaksanakan dengan tindakan secara mandiri,
melakukan observasi, melakukan edukasi, dan kolaborasi dengan tenaga
medis lainnya.
a. Sop pemberian infus
 Peralatan
1) IV Catheter / Wings Needle/ Abocath sesuai kebutuhan
2) Perlak
3) Tourniquet
4) Plester
5) Guntung
6) Bengkok
7) Sarung tangan bersih
8) Kassa steril
9) Kapal alkohol / Alkohol swab
10) Betadine
 Prosedur
1) Cuci tangan
2) Dekatkan alat
3) Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan sensasi yang
akan dirasakan selama pemasangan infus
4) Atur posisi pasien / berbaring
5) Siapkan cairan dengan menyambung botol cairan dengan
selang infus dan gantungkan pada standar infus
6) Menentukan area vena yang akan ditusuk
7) Pasang alas
8) Pasang tourniket pembendung ± 15 cm diatas vena yang akan
ditusuk
9) Pakai sarung tangan
10) Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5-10 cm
11) Tusukan IV catheter ke vena dengan jarum menghadap ke
jantung
12) Pastikan jarum IV masuk ke vena
13) Sambungkan jarum IV dengan selang infus
14) Lakukan fiksasi ujung jarum IV ditempat insersi
15) Tutup area insersi dengan kasa kering kemudian plester
16) Atur tetesan infus sesuai program medis
17) Lepas sarung tangan
18) Pasang label pelaksanaan tindakan yang berisi : nama
pelaksana, tanggal dan jam pelaksanaan
19) Bereskan alat
20) Cuci tangan
21) Observasi dan evaluasi respon pasien, catat pada
dokumentasi keperawatan
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap untuk melihat hasil atau menilai sejauh
mana tercapainya suatu intervensi yang dilakukan dan respon klien
terhadap pemberian asuhan keperawatan yang diberikan (Perry Potter,
2005). Dalam evaluasi keperawatan terdapat beberapa langkah untuk
mengevaluasi keperatan yang sudah dilakukan, yakni:
a. Mengumpulakan data-data dalam pemberian asuhan keperawatan.
b. Membandingkan data dari hari kehari dari sebelum pemberian
asuhan keperawatan hingga sesudah pemberian asuhan keperawatan
sesuai dengan rencana tindakan yang sudah ditetapkan.
c. Melihat perkembangan pasien setelah diberikan asuhan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Saphira,Liza Amanda. 2014.”konsep kebutuhan nutrisi”,2012 April 2014,


<https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.com
/doc/217803965/KONSEPKEBUTUHANNUTRISi&ved=2ahUKEwjcuMzgqdzt
AhWJA3IKHffdA_AQFjAGegQIDRAC&usg=AOvVaw0xO2FYMKzTM9IbrV
wIjehS&cshid=1608459454650>

Aditya,Brata. 2014.”Pathway Nutrisi’, 24 November 2014,


<https://id.scribd.com/doc/247992526/Pathway-Nutrisi.24 November 2014.>

2015.’kebutuhan nutrisi dalam tubuh’

<,https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://makalahapaaj
aboleh.blogspot.com/2015/01/makalahkebutuhannutrisidalamtubuh.html%3Fm%
3D1&ved=2ahUKEwjm1sify9btAhXA8HMBHeQIB1sQFjAEegQIRABusg=AO
vVaw1Waz8wulH5s9lwV_kXlGBb,diakses>

Anda mungkin juga menyukai