Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RESUME 4

DASAR PENYULUHAN

NAMA : NAJWA SALSABILA


NIM : 4441190153
KELAS : 3D AGRIBISNIS

PROSES ADOPSI DAN KEPUTUSAN INOVASI


Setiap penyuluh sudah memiliki dan menyampaikan inovasi dan juga sudah melakukan
peningkatan produktivitas usaha pertanian. Namun, yang terjadi di lapangan adalah masih
banyak petani yang tergabung kelompok tani dan ikut kegiatan penyuluhan tetapi
menjalankan usahatani dengan pola dan cara yang sudah berlangsung turun temurun. Ini
menunjukkan bahwa inovasi yang disampaikan oleh penyuluh belum sepenuhnya diadopsi
oleh petani.
Keberhasilan adopsi inovasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Karakteristik inovasi,
karakteristik petani sebagai penerima dan media penyampaian inovasi merupakan beberapa
faktor yang mempunyai pengaruh kuat terhadap tingkat adopsi.

1. Adopsi
Pengertian adopsi dalam proses penyuluhan menurut Departemen Kehutanan (1996)
dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku baik yang berupa: pengetahuan
(cognitive), sikap (affective), maupun keterampilan (psycho motoric) pada diri
seseorang setelah menerima “inovasi” yang disampaikan penyuluh oleh masyarakat
sasarannya. Adopsi adalah suatu keputusan individu untuk menggunakan inovasi
sebagai sarana tindakan. Manifestasi dari bentuk adopsi ini dapat dilihat atau diamati
berupa tingkah laku, metoda, maupun peralatan dan teknologi yang dipergunakan
dalam kegiatan komunikasinya.
Dinyatakan oleh Rogers (1983) bahwa perubahan seseorang untuk mengadopsi suatu
perilaku yang baru tersebut terjadi dalam beberapa tahapan sebagai berikut:
a) Tahap kesadaran (awareness)
Pada tahap ini para petani akhirnya menjadi sadar bahwa inovasi itu sungguh
ada, diluar sana sungguh sudah ada perkembangan mengenai pertanian tapi
mereka belum cukup informasi tentang itu.
b) Tahap minat (interest)
Setelah mengetahui ada hal baru para petani mulai tertarik untuk mencobanya
dan mulai mencari banyak informasi mengenai hal tersebut.
c) Tahap penilaian (evaluation)
Pada tahap ini petani mulai melakukan penilaian terhadap teknologi yang baru
ia ketahui untuk dilihat dari kondisinya, manajemen, sumber daya, harapan,
dan memutuskan untuk menggunakannya atau tidak. Evaluasi adalah juga
untuk membuat suatu percobaan/pengendalian mental mengenai inovasi itu.
d) Tahap percobaan (trial)
Pada tahap ini petani terlibat dalam percobaan inovasi dikebun. Jika
keterangan sudah lengkap, minat untuk meniru besar, dan jika ternyata hasil
penilaiannya positif, maka dimulai usaha mencoba hal baru yang sudah
diketahuinya.
e) Tahap adopsi (adoption)
Pada tahap ini petani mengambil keputusan untuk mengadopsi teknologi
tersebut atau tidak. Jika petani memilih untuk mengadopsi teknologi tersebut
maka petani itu sudah memiliki keyakinan akan berhasil.
2. Faktor Yang Mendukung Kecepatan Adopsi
a) Sifat inovasi
b) Sifat sasarannya
dikemukakan oleh Rogers and
Shoemaker (1971)bahwa dalam setiap kelompok masyarakat terbagi menjadi 5
(lima) kelompok individu berdasarkan tingkat kecepatannya mengadopsi
sebagai berikut.
 Kelompok perintis (innovator)
Pelopor/ orang-orang yang pertama dalam suatu wilayah tertentu yang
paling cepat mengadopsi suatu inovasi, memiliki rasa ingin tahu
tinggi/curiousity, cenderung indualis.
 Kelompok pelopor (early adopter),
Orang yang cukup aktif dalam pembangunan desa, umur relatif muda,
pendidikan cukup tinggi, status sosial agak tinggi dan disegani oleh
anggota masyarakat.
 Kelompok penganut dini (early mayority),
Golongan yang mudah terpengaruh bila hal baru telah disadari dan
diyakini keunggulannya.
 Kelompok penganut lambat (late mayorty),
Orang yang lambat menerima inovasi, kedudukan ekonominya rendah,
dan kurang bersemangat dalam usahataninya.
 Kelompok orang-orang kolot/naluri (laggard)
Kaum kolot/penolak, usia tua, statis dan pasif terhadap perubahan, dan
kurang rasional.

c) Cara Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan adopsi secara pribadi prosesnya akan lebih cepat
dibanding dengan menunggu keputusan warga/masyarakat belum lagi bila ada
persyaratan yang harus dipenuhi.

d) Saluran Komunikasi Yang Digunakan


Inovasi yang disampaikan melalu media masa jauh lebih mudah untuk
diterima dibanding dengan inovasi yang disampaikan secara pribadi.
e) Keadaan Penyuluh
f) Ragam Sumber Informasi
3. Inovasi
Inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, praktek atau objek yang dianggap sebagai
sesuatu yang baru oleh seorang individu atau satu unit adopsi lain.
a) Jenis – jenis inovasi
Dikemukakan oleh Rogers (1983) Inovasi terdiri atas empat jenis dibawah ini.
a. Penemuan yaitu kreasi suatu produk, jasa, atau proses baru yang belum
pernah dilakukan sebelumnya. Konsep ini cenderung disebut
revolisioner.
Contoh: Penemuan pesawat terbang oleh wright.
b. Pengembangan yaitu pengembangan suatu produk, jasa, atau proses
yang sudah ada. Konsep seperti ini menjadi aplikasi ide yang telah ada
berbeda.
Misalnya pengembangan Mcd oleh Ray Kroc.
c. Duplikasi yaitu peniruan suatu produk, jasa, atau proses yang telah
ada. Meskipun duplikasi bukan semata meniru melainkan menambah
sentuhan kreatif untuk memperbaiki konsep agar lebih mampu
memenangkan persaingan.
Misalnya duplikasi perawatan gigi oleh Dentaland.
d. Sintesis yaitu perpaduan konsep dan faktor-faktor yang sudah ada
menjadi formulasi baru. Proses ini meliputi pengambilan sejumlah ide
atau produk yang sudah ditemukan dan dibentuk sehingga menjadi
produk yang dapat diaplikasikan dengan cara baru.
Misalnya sintesis pada arloji oleh casio.
b) Proses Keputusan Inovasi
Dinyatakan oleh Rogers (1983) proses keputusan inovasi memiliki lima tahap
berikut ini.
a. Tahap Pengetahuan (Knowledge Stage)
Seseorang mengetahui adanya inovasi dan memperoleh
beberapapengertian tentang bagaimana inovasi itu berfungsi.
Dikemukakan oleh Rogers, tiga jenis pengetahuan (knowledge)
sebagai berikut.
o Pengetahuan Akan Keberadaan Inovasi (Awareness-
Knowledge)
Pengetahuan ini akan memotivasi individu untuk belajar lebih
banyak tentang inovasi dan kemudian akan mengadopsinya.
Pada tahap ini inovasi mencoba diperkenalkan pada masyarakat
tetapi tidak ada informasi yang pasti tentang produk tersebut.
Kurangnya informasi tersebut maka masyarakat tidak merasa
memerlukan akan inovasi tersebut. Sehingga untuk
menyampaikannya diperlukan media masa seperti televisi atau
radio sehingga masyarakat akan mulai penasaran dan akhirnya
mengadopsi inovasi tersebut
o Pengetahuan Tentang Cara Menggunakan Inovasi (How-To-
Knowledge)
Rogers memandang pengetahuan jenis ini sangat penting dalam
proses keputusan inovasi. Untuk lebih meningkatkan peluang
pemakaian sebuah inovasi maka individu harus memiliki
pengetahuan ini dengan memadai berkenaan dengan
penggunaan inovasi ini.
o Pengetahuan Tentang Prinsip-Prinsip Yang Mendasari
Bagaimana Dan Mengapa Inovasi Dapat Bekerja (Principles-
Knowledge)
Merupakan pengetahuan tentang prinsip-prinsip yang
mendasari bagaimana dan mengapa suatu inovasi dapat bekerja.
b.Tahap Persuasi (Persuasion Stage)
Tahap persuasi terjadi ketika individu memiliki sikap positif atau
negatif terhadap inovasi. Tetapi sikap ini tidak secara langsung akan
menyebabkan apakah individu tersebut akan menerima atau menolak
suatu inovasi. Rogers menyatakan bahwa knowledge stage lebih
bersifat kognitif (tentang pengetahuan), sedangkan persuasion stage
bersifat afektif karena menyangkut perasaan individu, karena itu pada
tahap ini individu akan terlibat lebih jauh lagi. Tingkat ketidakyakinan
pada fungsi-fungsi inovasi dan dukungan sosial akan mempengaruhi
pendapat dan kepercayaan individu terhadap inovasi.
c. Tahap Keputusan (Decision Stage)
Menurut Rogers adoption (menerima) berarti bahwa inovasi tersebut
akan digunakan secara penuh, sedangkan menolak berarti “not adopt
an innovation”. Jika inovasi dapat dicobakan secara parsial, umpanya
pada keberadaan suatu individu, maka inovasi akan lebih cepat
diterima karena biasanya individu tersebut pertama-tama ingin
menerima inovasi tersebut. Walaupun begitu, penolakan inovasi dapat
saja terjadi pada setiap proses keputusan inovasi ini.
d.Tahap Implementasi (Implementation Stage)
Pada tahap implementasi sebuah inovasi dicoba untuk dipraktekkan,
akan tetapi sebuah inovasi membawa sesuatu yang baru apabila tingkat
ketidakpastiannya akan terlibat dalam adopsi. Ketidakpastian dari
hasil-hasil inovasi ini masih akan menjadi masalah pada tahapan ini.
Maka si pengguna akan memerlukan bantuan teknis dari agen
perubahan untuk mengurangi tingkat ketidakpastian dari akibatnya.
e. Tahap Konfirmasi (Confirmation Stage)
Menurut Rogers keputusan ini dapat menjadi terbalik apabila si
pengguna ini menyatakan ketidaksetujuan atas pesan-pesan tentang
inovasi tersebut. Akan tetapi, kebanyakan cenderung untuk
menjauhkan diri dari hal-hal seperti ini dan berusaha mencari pesan-
pesan yang mendukung memperkuat keputusan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Halil, Warda. 2017. Peranan Komunikasi Dalam Proses Adopsi Inovasi Penyuluhan
Pertanian. Makassar. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan.

Martina. Zurian. 2016. Analisis Adopsi Inovasi Penyuluhan Pertanian Di Kabupaten Aceh
Utara Dalam Mendukung Kedaulatan Pangan. Agrisep 15(2):143-150.

Anda mungkin juga menyukai