Anda di halaman 1dari 7

Tersedia online di www.sciencedirect.

com

ScienceDirect

Procedia - Ilmu Sosial dan Perilaku 174 (2015) 2184 - 2190

INTE 2014

Perancangan kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan


keterampilan kerjasama dalam lingkungan online

Kawita Panlumlers Sebuah,*, dan Panita Wannapiroon b


Sebuah Dosen, Program Bisnis Komputer, Fakultas Ilmu Manajemen di Suan Dusit Rajabhat University, Bangkok, 10300, Thailand

b Asisten Profesor, Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Divisi Pendidikan,

Fakultas Pendidikan Teknik, Raja Mongkut Universitas Teknologi Bangkok Utara, Bangkok, 10800, Thailand

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah 1) merancang kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kerjasama dalam lingkungan
online, dan 2) mengevaluasi rancangan kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kerjasama dalam lingkungan
online. Prosedur penelitian dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah merancang kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan
keterampilan kerjasama dalam lingkungan online, dan tahap kedua adalah mengevaluasi kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan
keterampilan kerjasama dalam lingkungan online. Kelompok sampel penelitian ini terdiri dari lima orang ahli yang dipilih dengan metode purposive sampling. Data
dianalisis dengan rata-rata aritmatika dan deviasi standar. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. pengantar pelajaran 2) kegiatan dibagi menjadi tiga sub
langkah 2.1 sampai diperkenalkan ke dalam kegiatan kelompok 2.2 Kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan
kerjasama dalam lingkungan online, dan 2.3 evaluasi dan pengujian, dan 3) kesimpulan pembelajaran. 2. Para ahli sepakat bahwa kegiatan pembelajaran
kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kerjasama dalam lingkungan online merupakan tingkat kesesuaian tertinggi.

©
© 2 2 0 0 1 1 5 4 P. Tdia
u hubdethlisbSEBUAH
Hai y rs E . l P. se u v b yaitu li r SH L e td d . b T y Hai E s l saya s s e Sebuah v n yaitu Hai r p L en td Sebuah . mengakses artikel di bawah lisensi CC BY-NC-ND
( P. h e tt e p r : - ive
/ r / uc ce nr vHai
errsaya
dHai
m eeSebuah
nms s p e t w Hai r n g s / saya l bd ic
. Hai saya e. li4n
/ Sebuah r t. sy y0 eSebuah
Hai s / /f )bUt y h - e nc S - n ak
keanekaragaman.
Peer-review di bawah tanggung jawab Universitas Sakarya

Kata kunci: Kegiatan Belajar; Pembelajaran kooperatif; Pembelajaran Berbasis Masalah; Lingkungan Online; Keterampilan Koperasi

* Penulis yang sesuai. Tel .: + 66-086-756-9489.


Alamat email: Kawita_pan@dusit.ac.th

1877-0428 © 2015 Diterbitkan oleh Elsevier Ltd. Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-NC-ND ( http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/
).
Peer-review dibawah tanggung jawab Universitas Sakarya doi: 10.1016 /
j.sbspro.2015.02.019
Kawita Panlumlers dan Panita Wannapiroon / Procedia - Ilmu Sosial dan Perilaku 174 (2015) 2184 - 2190 2185

1. Perkenalan

Kerangka Kebijakan TIK Nasional 2011- 2020 (ICT 2020) adalah Kerangka Kebijakan TIK Thailand. Menurut
Pendidikan Thailand bergerak ke "Pembelajaran Cerdas", yang membutuhkan adopsi TIK sebagai alat untuk meningkatkan kinerja pembelajaran.
Kebijakan ini mendukung baik dalam mendukung aplikasi maupun pengembangan media pembelajaran TIK. Kemudian menjadi bagian dari
masyarakat pembelajar seumur hidup (Kementerian Teknologi Informasi dan Komunikasi Thailand, 2012).

Pembelajaran kooperatif sepertinya banyak mendapat perhatian dari pendidik. Mengenai kegiatan pembelajaran kooperatif dalam pandangan pengajar pada
mata pelajaran tertentu, kurikulum, peserta didik, dan lingkungan belajar. Instruktur dapat merangsang peserta didik untuk memperoleh pengetahuan serta
keterampilan interpersonal dan tim. Selain itu dapat membantu meningkatkan interaksi mereka dengan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk
memaksimalkan pembelajaran mereka dan mencapai tujuan bersama (Wichadee & Orawiwatnakul, 2012). Pembelajaran kooperatif adalah strategi pengajaran
yang diterapkan untuk mengajar tim kecil. Setiap siswa memiliki kemampuan masing-masing pada level yang berbeda. Para instruktur menggunakan berbagai
kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman mereka. Setiap anggota tim memiliki tanggung jawab untuk belajar dan juga membantu rekan satu tim
belajar, yang menciptakan suasana pencapaian. Siswa mengerjakan tugas sampai semua anggota kelompok berhasil memahami dan menyelesaikannya
(Johnson, 1991). Pembelajaran kooperatif dicirikan oleh lima elemen umum, termasuk 1) interdepe positif menyadari bahwa kontribusi setiap anggota penting bagi
keberhasilan kelompok, 2) tatap muka interaksi kelompok tatap muka, setiap anggota didorong untuk berpartisipasi, membantu orang lain sukses, dan belajar dari
satu sama lain, 3) pertanggungjawaban individu dan kelompok anggota membagi pekerjaan dan bertanggung jawab secara individu untuk tugas-tugas tertentu, 4)
pengembangan keterampilan sosial kelompok kecil yang melibatkan negosiasi dan penggunaan kelompok

keterampilan interaksi, dan 5) pemrosesan kelompok untuk melibatkan siswa merefleksikan pengalaman kelompok ( Johnson dkk,
1995).
Pembelajaran berbasis masalah adalah teknik pembelajaran yang menarik perhatian dunia (Yusof et al, 2012). Pembelajaran berbasis masalah sebenarnya
merupakan filosofi yang bertujuan untuk mengembangkan lingkungan yang holistik dan berpusat pada siswa (Alwi et al, 2012). Masalahnya mengimpor ke awal
proses pembelajaran tanpa pengetahuan yang diharapkan siswa. Masalah untuk merangsang pembelajaran mengarah pada pertanyaan tidak ada jawaban, yang
mengarahkan peserta didik terus mencari solusinya (Majumdar, 2011). Pembelajaran berbasis masalah telah digunakan dalam berbagai disiplin ilmu dan tingkat
pendidikan (Yusof et al, 2012). Polya memaparkan prosedur pemecahan masalah yang terdiri dari 4 langkah: memahami masalah, menyusun rencana,
melaksanakan rencana, dan melihat ke belakang (Polya, 1957).

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam arti Internet dan aplikasinya seperti situs web, email, telekonferensi, groupware untuk
pembelajaran kolaboratif yang didukung komputer (CSCL), sistem manajemen pembelajaran (LMS), jejaring sosial dan media sosial untuk
pendidikan berkembang pesat di Thailand. Kita dapat menyebut semua istilah ini "Lingkungan Online", bahwa peserta didik berada jauh dari
instruktur dan komputer untuk mencapai sumber belajar, untuk berinteraksi dengan pelajaran dan instruktur (Wannapiroon, 2008).

Pembelajaran berbasis masalah kooperatif menggabungkan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran kooperatif
berbasis masalah untuk membimbing siswa melalui siklus pembelajaran berbasis masalah sesuai dengan prinsip pembelajaran kooperatif dan
mengembangkan seluruh kelas menjadi komunitas belajar (Yusof et al, 2012) (Alwi et al, 2012) (Yusof et al, 2012).

Oleh karena itu, peneliti memiliki ide untuk merancang kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kerjasama dalam
lingkungan online.

2. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian penelitian ini adalah;


2186 Kawita Panlumlers dan Panita Wannapiroon / Procedia - Ilmu Sosial dan Perilaku 174 (2015) 2184 - 2190

2.1. Merancang kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kerjasama dalam lingkungan online.

2.2. Mengevaluasi rancangan kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kerjasama dalam lingkungan online.

3. Ruang lingkup penelitian

3.1. Populasi

Dalam studi penelitian ini, populasi terdiri dari para ahli di bidang desain pembelajaran, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis
masalah, lingkungan online dan keterampilan kooperatif.

3.2. Grup Sampel

Kelompok sampel adalah lima ahli di bidang desain pembelajaran, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah, lingkungan online dan
keterampilan kooperatif, dipilih dengan metode purposive sampling.

3.3. Variabel penelitian

Variabel kemandirian adalah kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kerjasama di lingkungan online
dan variabel terikatnya adalah evaluasi kegiatan pembelajaran.

4. Kerangka Konseptual

Kerangka penelitian dari penelitian ini adalah mengintegrasikan desain pembelajaran, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah dan lingkungan online,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka penelitian.


Kawita Panlumlers dan Panita Wannapiroon / Procedia - Ilmu Sosial dan Perilaku 174 (2015) 2184 - 2190 2187

5. Metodologi Penelitian

5.1. Tahap pertama adalah merancang kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kerjasama dalam lingkungan online dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

5.1.1. Mengkaji, menganalisis dan mensintesis dokumen dan pembentuk peneliti yang relevan dengan kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk

meningkatkan keterampilan kerjasama dalam lingkungan online.


5.1.2. Merancang kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kerjasama dalam lingkungan online.
5.1.3. Membuat alat evaluasi untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran.

5.2. Tahap kedua adalah mengevaluasi kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kerjasama dalam lingkungan online
sebagai berikut:

5.2.1. Untuk mempresentasikan kegiatan pembelajaran yang dirancang kepada lima ahli dari bidang desain pembelajaran, pembelajaran kooperatif,
pembelajaran berbasis masalah, lingkungan online dan keterampilan kooperatif.
5.2.2. Meningkatkan kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kerjasama dalam lingkungan online sesuai
dengan saran dari ahli.

5.2.3. Menganalisis hasil evaluasi kegiatan pembelajaran dengan mean aritmatika () dan standar deviasi (SD) yang terdiri dari 5 kriteria
evaluasi menurut skala likert.
5.2.4. Untuk meringkas dan membahas hasil penelitian ini.

6. Hasil

6.1. Kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kerjasama dalam lingkungan online diilustrasikan pada Gambar 2.
2188 Kawita Panlumlers dan Panita Wannapiroon / Procedia - Ilmu Sosial dan Perilaku 174 (2015) 2184 - 2190

Gambar 2. Kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kerjasama dalam lingkungan online.

Kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kerjasama dalam lingkungan online meliputi tiga langkah; rinciannya
adalah sebagai berikut:

1) Pengantar pelajaran

1.1) Instruktur menjelaskan tujuan dari kegiatan pembelajaran.


1.2) Instruktur mengatur siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang per kelompok kemampuan campuran yang dipertimbangkan dari catatan sekolah sebelumnya.

1,3) Instruktur menyarankan cara bekerja dalam kelompok, menetapkan peran anggota dan kriteria bekerja.
1.4) Pelajar berlatih sesuai dengan langkah-langkah di atas.
Kawita Panlumlers dan Panita Wannapiroon / Procedia - Ilmu Sosial dan Perilaku 174 (2015) 2184 - 2190 2189

2) Aktivitas

Langkah ini dapat dibagi menjadi tiga tahap:

2.1) Untuk memperkenalkan kegiatan yang mencakup tiga komponen:


2.1.1) Grup menyajikan masalah dan aplikasi target.
2.1.2) Grup memahami masalah bersama .
2.1.3) Instruktur menyarankan pedoman kepada grup .

2.2) Menurut kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kerjasama dalam lingkungan online terdiri dari
delapan komponen:
2.2.1) Peserta didik mengikuti diskusi kelompok untuk mendefinisikan masalah.
2.2.2) Peserta didik menetapkan asumsi bersama-sama.

2.2.3) Peserta didik bekerja sama untuk menentukan tujuan pembelajaran.

2.2.4) Peserta didik bekerjasama mengidentifikasi topik apa yang akan dipelajari.

2.2.5) Peserta didik mencari data terkait.


2.2.6) Adanya perancah oleh leaners membantu pelajar.
2.2.7) Peserta didik membuat data dan asumsi diperiksa.
2.2.8) Instruktur memantau perilaku peserta didik, termasuk memberikan nasehat dan saran.

2.3) Untuk mengevaluasi dan menguji dibagi menjadi tiga komponen:


2.3.1) Peserta didik merangkum konsep dan prinsip pemecahan masalah.
2.3.2) Peserta didik menyimpulkan proses pembelajaran yang diselesaikan masalah dan diterapkan pada masalah dalam situasi lain.

2.3.3) Peserta didik mempresentasikan laporan kerja kelompok dengan ruang diskusi untuk dicek kerja kelompok dan individu.

3) Penutup pelajaran

3.1) Pelajaran dibagikan oleh instruktur dan peserta didik.


3.2) Instruktur dan peserta didik berbagi ide untuk memenuhi tujuan pembelajaran.

3.3) Peserta didik mengevaluasi kelompok kerja.

6.2. Evaluasi kesesuaian hasil kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kerjasama dalam
lingkungan online

Tabel 1 menunjukkan bahwa para ahli setuju bahwa kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kerjasama dalam
lingkungan online sudah sesuai pada tingkat tertinggi. ( x = 4,71, SD = 0,48).

Tabel 1. Hasil evaluasi kesesuaian kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kooperatif

lingkungan online
Hasil
Tingkat
Daftar Evaluasi
SD kelayakan

1. Pengantar pelajaran 4.75 0.47 Paling tinggi

2. Aktivitas 4.72 0.47 Paling tinggi

2.1 Perkenalkan ke dalam kegiatan kelompok 4.67 0.48 Paling tinggi

2.2 Kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah 4.70 0.47 Paling tinggi

meningkatkan keterampilan kerjasama di lingkungan online

2.3 Evaluasi dan pengujian 4.80 0.45 Paling tinggi


2190 Kawita Panlumlers dan Panita Wannapiroon / Procedia - Ilmu Sosial dan Perilaku 174 (2015) 2184 - 2190

3. Kesimpulan pelajaran 4.67 0,51 Paling tinggi

Ringkasan 4.71 0.48 Paling tinggi

Tabel 2 menunjukkan para ahli setuju bahwa kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kerjasama dalam lingkungan online
untuk digunakan sudah sesuai pada tingkat tertinggi. ( x = 4,70, SD = 0,50).

Tabel 2. Hasil evaluasi kesesuaian kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kooperatif

lingkungan online untuk digunakan

Hasil
Tingkat
Daftar Evaluasi
SD kelayakan

1. Kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah dalam lingkungan online sesuai


4.80 0.45
untuk meningkatkan keterampilan kerjasama Paling tinggi

2. Kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kerjasama


4.60 0,55 Paling tinggi
dalam lingkungan online dimungkinkan untuk digunakan

Ringkasan 4.70 0,50 Paling tinggi

7. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kerjasama dalam
lingkungan online meliputi tiga langkah; Rinciannya adalah sebagai berikut: pendahuluan pelajaran, kegiatan, dan kesimpulan pelajaran dan 2) para ahli
sepakat kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kerjasama dalam lingkungan online untuk digunakan sudah
sesuai pada tingkat tertinggi.
Untuk menggunakan kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kerjasama dalam lingkungan online, setiap lembaga
pendidikan yang ingin menerapkan kegiatan pembelajaran tersebut harus mempersiapkan dengan baik lingkungan belajar, pengajar dan peserta didik.

8. Diskusi

Menurut penilaian para ahli, ditemukan bahwa kegiatan pembelajaran kooperatif berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan kerjasama
dalam lingkungan online untuk digunakan berada pada tingkat kesesuaian tertinggi. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Yusof et. Al. (2012) yang
menemukan bahwa kerangka pembelajaran kooperatif berbasis masalah (CPBL) dalam pendidikan teknik. Sebuah studi kasus sampel termasuk
menegaskan kebutuhan untuk mendukung siswa untuk belajar dalam tim mereka, dan hasil dari pengembangan dan pengalaman positif dalam kerja tim
saat menjalani pembelajaran berbasis masalah kooperatif.

Referensi

Alwi, SRW, Yusof, KM, Hasyim H. & Zainon Z. (2012). Pendidikan Keberlanjutan untuk Mahasiswa Teknik Tahun Pertama menggunakan Koperasi
Pembelajaran Berbasis Masalah. Procedia Ilmu Sosial dan Perilaku. hlm. 52-58.
Johnson, D. (1991). Pembelajaran kooperatif: Meningkatkan produktivitas instruksional fakultas perguruan tinggi. Laporan Pendidikan Tinggi ASHE-ERIC.
Johnson, DW, Johnson, RT, & Holubec, EJ (1995). Lingkaran pembelajaran. Edina, MI. Perusahaan Buku Interaksi. Edisi ke-4. Majumdar, B. & Boonyanurak, P. (2011). Pembelajaran
Berbasis Masalah. Universitas Burapa. Kementerian Teknologi Informasi dan Komunikasi Thailand. (2012). Kerangka Kebijakan TIK Nasional 2011-2020: TIK 2020. Kementerian

Teknologi Informasi dan Komunikasi Thailand. Polya, G. (1957). Bagaimana mengatasinya. New
York. Doubleday & Company, Inc. 1957.
Wannapiroon, P. (2008). [On line]. Pengembangan model pembelajaran campuran berbasis masalah dalam mengembangkan sikap kritis mahasiswa
berpikir. Seminar Universitas Thaicyber. Tersedia: http://ejournals.swu.ac.th/index.php/ictl/article/view/367/362 Wichadee, S. & Orawiwatnakul, W. (2012). Pembelajaran
Bahasa Kooperatif: Meningkatkan Peluang Untuk Belajar Dalam Tim. Jurnal dari
Pengajaran & Pembelajaran Perguruan Tinggi. hlm 93-100.

Yusof, KM, Hassan, SAHS & Phang, FA (2012). Menciptakan Lingkungan Belajar yang Selaras secara Konstruktif dengan menggunakan Masalah Kooperatif
Pembelajaran Berbasis (CPBL) untuk Kursus Umum. Procedia Sosial dan Ilmu Perilaku. hlm. 747-757.
Yusof, KM, Hassan, SAHS, Jamaludin, MZ & Harun, NF (2012). Cooperative Problem-based Learning (CPBL): Framework for
Mengintegrasikan Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran Berbasis Masalah. Procedia Ilmu Sosial dan Perilaku. hlm.223-232.

Anda mungkin juga menyukai