Tutorial 2
Tutorial 2
Infeksi piogenik menyebabkan beberapa penyakit umum, diantaranya impetigo (luka merah
pada wajah.), osteomyelitis (infeksi bakteri yang menyerang tulang), sepsis (reaksi imun
ekstrem yang kadang-kadang dapat terjadi ketika infeksi masuk ke dalam aliran darah),
artritis septik, spondylodiscitis, otitis media, sistitis dan meningitis. Proses Infeksi piogenik
ini dimulai dengan adanya penghancuran neutrophil melalui pelepasan leukosidin sehingga
terbentuk abses(sekumpulan nanah yang terkumpul di satu titik pada bagian tubuh tertentu).
Hal tersebut merupakan ciri khas infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus
(Miller and John, 2011).
Kemudian, infeksi pada luka bisa terjadi dalam 24-72 jam setelah luka terjadi apabila
tidak ditangani dengan tepat. Namun Bila luka segera ditangani dengan baik, pada
umumnya luka lecet akan mengering dan menyembuh dalam 3-7 hari untuk luka lecet
yang kecil atau 1-2 minggu untuk luka lecet yang besar dan dalam. Mayoritas infeksi
bakteri pada kulit dan jaringan lunak dapat sembuh dalam 7 sampai 10 hari.
repository.unair.ac.id
Perkembangan dan evolusi infeksi bakteri meliputi 3 faktor utama, yaitu: lokasi masuk dan fungsi
barrier kulit, pertahanan host, respons inflamasi terhadap invasi mikroba, dan sifat patogenik
organisme. Kulit anak dan orang dewasa normal relatif resistan terhadap infeksi. Sebagian besar
infeksi kulit terjadi ketika terdapat kerusakan barrier kulit. Maserasi, mencukur, luka kronis,
ekskoriasi gigitan serangga yang gatal, variasi pH kulit, kondisi kulit kering, kelainan inflamasi kulit,
dan kerusakan barrier epidermis akibat patogen lainnya merupakan beberapa cara bakteri melewati
barrier kulit
Infeksi bakteri pada kulit terbagi menjadi: (1) infeksi primer (pioderma), (2) infeksi sekunder, (3)
manifestasi kulit akibat penyakit bakteri sistemik, dan (4) kondisi reaktif akibat infeksi pada lokasi
yang jauh. Infeksi bakteri primer disebabkan oleh invasi spesies tunggal bakteri patogen pada kulit
normal. Impetigo, erisipelas, dan furunkulosis merupakan contoh infeksi kulit primer. Sebaliknya,
infeksi sekunder terjadi pada lokasi yang telah mengalami kerusakan kulit. Walaupun bakteri yang
ada bukan merupakan penyebab kelainan kulit yang mendasari, proliferasi bakteri dan invasi yang
terjadi selanjutnya pada area sekitar dapat memperburuk dan memperpanjang penyakit. Infeksi
sekunder dapat terjadi jika telah terjadi kerusakan integritas kulit, atau jika terjadi perubahan
kondisi imun lokal akibat penyakit kulit primer, diikuti infeksi bakteri. Berbeda dengan infeksi primer,
infeksi sekunder menunjukkan beberapa organisme pada kultur, dan tidak jarang, sulit untuk
menentukan bakteri mana yang merupakan penyebab utama.