Malaria
Peran Antioksidan pada Buah Delima dan Buah Merah (Pandanus conoideus)
terhadap Splenomegali pada Penderita Malaria
Abstrak
Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan dengan intensitas yang tinggi di dunia. Indonesia sebagai salah satu
negara tropis memiliki beberapa daerah endemis malaria, salah satunya adalah Lampung. Perjalanan infeksi malaria pada
seseorang menimbulkan manifestasi klinis yang dikenal dengan trias malaria, yaitu demam, anemia dan pembesaran limpa
(splenomegali). Splenomegali merupakan kondisi yang cukup berbahaya karena splen merupakan organ yang penting dalam
sistem imun tubuh. Cara yang dilakukan untuk mengobati malaria adalah mengkonsumsi obat anti malaria (OAM). Namun,
sudah terdapat beberapa laporan akan kejadian resistensi terhadap OAM. Karena hal tersebut, dibutuhkan alternatif lain
dalam pengobatan malaria. Beberapa laporan menyatakan bahwa antioksidan dapat berperan dalam mengatasi malaria,
salah satunya menghasilkan penurunan parasitemia. Penurunan parasitemia pada penderita dapat mengurangi terjadinya
kejadian apoptosis sel yang terjadi, salah satunya pada splen. Selain mengurangi apoptosis, antioksidan dapat berperan
langsung pada sel-sel splen. Hal tersebut ditandai dengan perbaikan yang terjadi pada gambaran histologi splen yang
terinduksi malaria dengan pemberian antioksidan.
Korespondensi: Ade Triajayanti, alamat Jl. Kopi No. 24 A, Gedong Meneng, Rajabasa, Lampung, HP 087889922706, e-mail
adetriajayanti@rocketmail.com
(6.36), diikuti oleh Kabupaten Pesisir Barat (3.47) apoptosis sel pada penderita malaria akan terus
dan Kota Bandar Lampung (0.58). Tingginya angka meningkat seiring dengan parasitemia yang
kejadian malaria pada Kabupaten Pesawaran terjadi dan akan menurun setelah parasitemia
berhubungan erat dengan tingkat gigitan nyamuk sampai pada nilai maksimal.8
Anopheles sp.. Bidang Penelitian dan Pengobatan yang dilakukan terhadap
Pengembangan (Litbang) Kementrian Kesehatan malaria sampai saat ini masih menggunakan obat
Republik Indonesia menunjukkan bahwa angka anti malaria (OAM), dengan tujuan untuk
gigitan nyamuk di Kabupaten Pesawaran sebesar mematikan atau mengurangi parasitemia pada
80 gigitan per orang per jam. Pengukuran yang tubuh penderita. Beberapa kasus di berbagai
digunakan dalam survei tersebut adalah indikator negara menggambarkan bahwa OAM sudah
Man Bitting Rate (MBR).3 mulai mengalami resistensi. Hal tersebut menjadi
Malaria adalah penyakit akibat infestasi ancaman besar bagi upaya dalam mengontrol
dari parasit. Parasit ini tidak menginfestasi hingga memberantas malaria.9
manusia secara langsung melainkan melalui Diperlukan variasi lain dalam pengobatan
vektor yaitu, nyamuk Anopheles sp.. Nyamuk ini malaria untuk mengatasi ancaman resistensi yang
akan menggigit manusia dan menularkan parasit akan terjadi. Beberapa penelitian sudah meneliti
yang terkandung didalam liurnya. Penyakit ini kemampuan antioksidan dalam alternatif
menyebabkan berbagai gejala, mulai dari gejala pengobatan malaria. Banyak bahan makanan,
yang sangat ringan hingga berat bahkan dapat terutama buah-buahan, yang memiliki kadar
menyebabkan kematian. Gejala yang biasa antioksidan tinggi, contohnya adalah delima dan
ditimbulkan adalah demam, berkeringat, malaise, buah merah (Pandanus conoideus lam).10
sakit kepala, mual dan fatigue. Selain gejala yang Salah satu jenis antioksidan adalah β-
timbul, tanda klinis yang sering muncul pada karoten. β-karoten merupakan salah satu
malaria adalah peningkatan laju pernapasan, antioksidan yang dimiliki oleh buah merah dan
ikterus ringan, kelemahan, pembesaran hati dan delima. Mekanisme kerja β-karoten sebagai
pembesaran limpa (splenomegali). 4 antioksidan adalah dengan memadamkan singlet
Splenomegali merupakan tanda klinis yang oksidasi (penghambatan peroksidasi lemak) dan
sering sekali dijumpai pada kasus malaria. Limpa akan berikatan dengan radikal bebas sebagai
sebagai salah satu organ imun di dalam tubuh perlindungan sel serta reseptor sel fagosit dari
memiliki beberapa peran yang berkaitan erat kerusakan autooksidasi.11
dengan infeksi malaria.5 Fungsi limpa tersebut
adalah; 1) menghancurkan dan mengeluarkan Isi
eritrosit yang terinfeksi Plasmodium sp. dari World Health Organization (WHO)
pembuluh darah; 2) Terlibat dalam proses mencatat bahwa dari tahun 2010-2015 angka
eritropoiesis dan hematopoiesis; dan 3) kematian akibat malaria terhitung menurun
Pembentukkan sel T dan sel B spesfik patogen sebesar 21%.1 Hal ini menandakan keberhasilan
terjadi pada pulpa putih limpa.6 program pemerintah dalam penanggulangan
Terlihat dari fungsi yang dimiliki limpa, saat malaria. Selain di tingkat dunia, tren API di
terjadinya infeksi dari Plasmodium sp. maka limpa Indonesia juga mengalami penurunan dari tahun
akan bekerja lebih dalam mengaktifkan sistem 2011-2015.2
kekebalan tubuh untuk melawan patogen. Limpa Malaria adalah salah satu penyakit yang
juga menjadi tempat perombakan sel darah disebabkan oleh parasit. Parasit malaria
merah yang sudah terinfeksi oleh Plasmodium merupakan protozoa yang menginfeksi darah dari
sp.. Sisa-sisa zat hasil perombakan yang berupa genus Plasmodium. Terdapat lima spesies
parasit akan terakumulasi pada zona marginal Plasmodium sp. yang dapat menginfeksi manusia,
dari limpa. Sel-sel radang dalam jumlah besar yaitu Plasmodium vivax (malaria tertiana),
juga akan tersebar luas di permukaan limpa. 5 Plasmodium falcifarum (malaria tropika),
Infeksi akibat Plasmodium sp. akan Plasmodium malariae, Plasmodium knowlesi dan
menimbulkan banyak radikal bebas yang dapat Plasmodium ovale. Setiap spesies Plasmodium
menginduksi sel-sel sekitar sehingga memiliki lokasi penyebaran yang berbeda-beda.
menyebabkan kerusakan jaringan hingga Plasmodium falcifarum dan Plasmodium
apoptosis sel, terutama terjadi pada sel limpa. 7 malariae tersebar hampir disetiap negera.
Dkhil, pada tahun 2009 mengatakan bahwa nilai Plasmodium falcifarum dan Plasmodium vivax
umumnya ditemukan pada wilayah Amarika anoreksia, perut terasa tidak enak dan diare
Selatan, Asia Tenggara, Negara Oceiana dan ringan.12
India. Di Indonesia sendiri, bagian Indonesia Selain gejala klinis yang dijelaskan
timur, dimulai dari Kalimantan, Sulawesi, sebelumnya, malaria juga memiliki gejala khas
Maluku, Irian Jaya, hingga Nusa Tenggara Timur yang dapat diidentifikasi secara cepat, yaitu ‘trias
banyak disinggahi oleh Plasmodium falcifarum malaria’. Trias malaria merupakan tiga gejala
dan Plasmodim vivax.12 klinis yang sering bahkan hampir dialami semua
Malaria merupakan penyakit yang penderita malaria. Gejala yang termasuk dalam
ditularkan melalui gigitan nyamuk. Saat nyamuk trias malaria adalah demam periodik, anemia
Anopheles betina menggigit manusia, nyamuk dan splenomegali. Demam periodik yang terjadi
akan melepaskan sporoozit kedalam pembuluh terbagi menjadi tiga periode, yaitu:
darah. Dalam kurun waktu 45 menit, sebagian 1. Periode dingin: penderita menggigil, menutup
besar dari sporozoit tersebut akan menuju ke diri dengan selimut atau bahan lainnya, saat
hati dan sebagian kecilnya akan mati. Sporozoit menggigil seluruh badan akan bergetar dan
yang berhasil masuk kedalam hati, akan gigi akan saling terkantuk, setelah itu diikuti
mengalami perkembangan aseksual didalam sel dengan kenaikan temperatur.
parenkim hati. Setiap jenis Plasmodium sp.
memiliki waktu yang berbeda-beda dalam
2. Periode panas: pada periode ini penderita
akan merasakan nadi yang cepat dan
melakukan perkembangan aseksual ini. Pada sel
temperatur tubuh yang tetap tinggi dalam
parenkim hati yang terinfeksi akan terbentuk
beberapa jam.
schizont (hasil perkembangbiakan aseksual
Plasmodium sp.), yang mana jika terjadi ruptur 3. Periode berkeringat: saat periode ini,
maka schizont tersebut akan mengeluarkan penderita merasakan sehat karena sudah
merozoit yang akhirnya menyebar ke pembuluh mulai banyak keringat yang keluar dari tubuh
darah. Merozoit yang bebas beredar di dalam dan temperatur tubuh mulai menurun. 12
pembuluh darah akan menginfeksi eritrosit Jenis anemia yang terjadi pada penderita
dengan masuk kedalam eritrosit melalui reseptor malaria adalah anemia hemolitik berat. Anemia
permukaan eritrosit. Di dalam eritrosit, merozoit ini dapat terjadi karena terjadinaya kerusakan
akan berkembang menjadi tropozoit, kemudian pada eritrosit yang terinfestasi Plasmodium sp..
kembali menjadi schizont. Jika eritrosit ruptur Permukaan eritrosit berubah menjadi tidak
maka akan mengeluarkan merozoit kembali dan teratur. Hal tersebut membuat eritrosit harus
siklus akan berulang.4,12 dibuang dari peredaran darah oleh limpa. 13
Perkembangan parasit selanjutnya adalah Splenomegali atau perbesaran limpa
merupakan kondisi yang terjadi akibat kompensasi
perkembangan seksual. Merozoit yang beredar di
dari kerja limpa yang meningkat dan proliferasi
dalam darah selain menginvasi eritrosit akan 8
berkembang menjadi gametosit, baik mikrogamet pada sel limpa sehingga terjadinya hiperplasia sel.
ataupun makrogamet. Pada tahap ini, parasit dapat Selain itu, limpa yang berperan dalam perombakan
kembali terambil saat nyamuk Anopheles sp. erotrosit menjadi tempat penumpukan dari zat sisa
perombakan tersebut, salah satunya adalah
menggigit manusia yang terinfeksi. Di dalam tubuh 6
nyamuk parasit akan melanjutkan proses hemozoin (zat pewarna parasit). Penumpukan zat
gametositnya, yaitu mikrogamet dan makrogamet sisa dari sel-sel hasil perombakan tersebut secara
akan melebur menjadi zigot. Zigot tersebut mikroskopis dapat dilihat pada zona marginal dari
5,14
berkembang menjadi ookinet, kemudian ookista limpa. Kejadian splenomegali pada penderita
dan pada akhirnya menjadi sporozoit yang kembali malaria dapat ditemukan pada hari ketiga pasca
12
dapat menginfeksi manusia.
4,12 infeksi akut.
Infestasi parasit malaria dapat menimbulkan Limpa merupakan salah satu organ yang
beberapa gejala klinis. Gejala klinis timbul setelah berperan dalam sistem pertahanan tubuh
masa inkubasi selesai. Waktu inkubasi yang dimiliki manusia terhadap berbagai infeksi yang terjadi.
Plasmodium berbeda-beda setiap jenisnya. Pada kejadian malaria, limpa memegang
Ditemukannya keluhan prodormal sebelum peranan penting, terdapat dua mekanisme kerja
terjadinya demam, seperti kelesuan, malaise, sakit limpa dalam melawan infeksi malaria. Pertama,
kepala, merasa dingin di punggung, nyeri sendi dan limpa akan bekerja secara langsung dalam
tulang, demam ringan, penghancuran parasit yang terdapat di dalam
eritrosit. Fungsi ini sejalan dengan kerja limpa
untuk merombak eritrosit yang sudah tua pulpa putih dan pulpa merah hingga keduanya
ataupun patologis. 15 tidak dapat dibedakan akibat hiperplasia jaringan
Kedua, infeksi yang terjadi pada penderita limpa. Selain itu, perluasan kedua limpa terjadi
malaria dengan parasitemia yang tinggi membuat karena peningkatan aktivitas hematopoietik dan
limpa akan mengaktivasi sistem imun untuk peningkatan jumlah makrofag untuk melakukan
menyerang Plasmodium sp. yang terdapat di eritrofagositosis.8
dalam darah. Limpa akan menginduksi beberapa Malaria dapat ditangani dengan
sitokin proinflamasi seperti interleukin (IL)-1β, IL- pengobatan menggunakan Obat Anti Malaria
6, tumor necrosis factor (TNF)-α, interferon (IFN)- (OAM). Namun pada beberapa negara, salah
γ dan menginduksi sintesis nitric oxide (NO). Zat- satunya Indonesia, sudah melaporkan terjadinya
zat tersebut yang akan mengleminasi parasit dari kasus resistensi terhadap OAM. Karena hal
tubuh penderita.15 tersebut, diperlukan alternatif lain dalam
Pada penderita malaria terjadi produksi menangani malaria. Beberapa penelitian
berlebih dari sitokin proinflamasi, yaitu TNF-α, menjelaskan bahwa penggunaan antioksidan
IFN-γ, IL-2, ROI, ROS dan NO.7 Jumlah TNF-α yang dapat mengurangi angka parasitemia dan
berlebih pada tubuh akan terus meningkatkan perbaikan sel-sel pada splenomegali. Sumber
produksi NO yang berperan sebagai radikal antioksidan yang digunakan oleh penelitian
bebas. Selain itu, TNF-α juga dapat meningkatkan sebelumnya bersumber dari buah-buahan, yaitu
Intercellular Adhesion Molecule-1 (ICAM-1) yang buah merah dari Papua dan delima.9,10,15
ada di otak sehingga dapat menimbulkan Buah merah atau dalam bahasa latin
sitoaderensi dan akhirnya terjadi obstruksi pada disebut pandanus conoideus lam merupakan
otak.10 tanaman endemik di Indonesia. Tanaman ini
Fungsi utama sitokin proinflamasi pada banyak ditemukan di Papua dan Papua Nugini.
awalnya untuk membantu tubuh melawan Tetapi daerah lain, seperti Maluku, Sulawesi,
parasit, tetapi karena terjadinya produksi Kalimantan, Jawa, dan Sumatera, sudah mulai
berlebih menimbulkan radikal bebas yang menanam tanaman ini.16 Buah ini seperti
bersifat tidak spesifik. Keadaan tersebut akan namanya memiliki warna merah setelah masak.
menimbulkan stres oksidatif dalam tubuh Ukuran buah ini terbilang cukup besar,
sehingga menimbulkan kerusakan pada jaringan panjangnya sekitar 68 – 110 cm dengan diameter
sekitar hingga kematian sel atau apoptosis. 7 10-15 cm. Buah merah memiliki banyak
Radikal bebas tersebut juga akan berinteraksi kandungan minyak di dalamnya.17
dengan lipid pada membran eritrosit sehingga Buah merah mengandung berbagai zat,
menyebabkan disfungsi dan kerusakan eritrosit antara lain antioksidan (karetenoid dan
bahkan hingga menimbulkan ruptur pada tokoterol), asam lemak jenuh (asam larat,
eritrosit.10 Melihat fungsi dan mekanisme kerja palmiat, stearat), dan asam lemak tak jenuh
limpa sebagai agen perlindungan tubuh terhadap (asam palmioleat, oleat, linoleat, dan omega 3).
infeksi malaria, memberikan gambaran jelas Antioksidan yang dimiliki buah merah dapat
terjadinya splenomegali pada penderita malaria digunakan sebagai penangkal berbagai penyakit
dan hal tersebut dapat dilihat secara yang berhubungan dengan radikal bebas. 11
makroskopis.14 Karetenoid memiliki dua mekanisme dalam
Selain secara makroskopis, limpa menjalankan fungsinya. Pertama, karetenoid
mengalami perubahan secara mikroskopis, yaitu akan bekerja dengan cara memadamkan singlet
terlihat perluasan daerah pulpa putih dan pulpa oksidasi, yang bertujuan untuk menghambat
merah pada limpa penderita malaria.14 Perluasan terjadinya peroksidase. Jika singlet oksidasi
pulpa putih terdeteksi pada hari kedelapan terdapat di dalam tubuh, maka akan singlet
setelah penderita terinfeksi malaria. Perluasan oksidasi tersebut akan menyerang sel lain hingga
tersebut terjadi karena proliferasi sel pada limpa terjadi kerusakan sel hingga kerusakan DNA. 11
sebagai respons pertahanan tubuh. Selain itu, Kedua, karetenoid sebagai antioksidan
pada saat yang bersamaan ditemukan zat akan berikatan dengan radikal bebas. Karetenoid
pewarna parasit dengan jumlah yang relatif yang berikatan dengan radikal bebas tidak
banyak.8 mengubah muatan yang dimiliki radikal bebas,
Pada hari ke-12 pascainfeksi telah elektronnya dalam jumlah tetap, tetapi akan
ditemukan apoptosis sel dan perluasan pada menurunkan energi yang dimilikinya. Sehingga
radikal bebas tidak lagi mampu menginduksi sel Pemberian ekstrak delima pada mencit
lainnya. Selain itu, karetenoid akan melindungi swiss albino yang telah terinfeksi malaria
reseptor sel fagosit dari kerusakan autooksidasi memberikan hasil yang memuaskan. Parasitemia
akibat dari terbentuknya radikal bebas. 11 yang terjadi pada mencit tersebut mengalami
Zat terbanyak yang dikandung buah merah penurunan pada hari keenam pasca infeksi
adalah karetenoid. Zat ini memiliki berbagai sebesar 50%.15 Parasitemia yang terjadi pada
jenis, antara lain α-karoten, β-karoten, β- penderita berbanding lurus dengan tingkat
cryptoxantin, dll. Diantara jenis jenis tersebut, β- apoptosis yang dialami sel penderita.8
karoten merupakan zat tertinggi dimiliki oleh Selain mengalami penurunan parasitemia,
buah merah. β-karoten dapat memperlambat pemberian ekstrak delima juga memperbaiki limpa
penumpukan plak pada pembuluh darah dan mencit yang terinfeksi malaria. Berat limpa mencit
meningkatkan kekebalan tubuh kerena adanya perlahan mengalami penurunan. Secara
interaksi antara vitamin A dengan protein mikroskopis, limpa mencit yang diberikan ekstrak
sehingga produksi antibodi meningkat. Palupi, delima memiliki rasio perbesaran pulpa putih dan
2009, mengatakan bahwa mengkonsumsi β- pulpa merah yang lebih kecil dibandingkan limpa
karoten selama dua bulan dengan dosis 30-60 mencit tanpa pemberian ekstrak delima. Selain itu,
mg perhari akan meningkatkan sel-sel terjadi penebalan kapsul limpa setelah pemberian
pembunuh alami seperti sel T-Helpers dan ekstrak delima selama enam hari. Hal tersebut
limfosit. Efek terapetik β-karoten dapat dijadikan akan menurunkan peradangan yang terjadi pada
sebagai alternatif dalam mempertahankan limpa akibat terhambatnya stres oksidatif pada sel
stamina, meningkatkan kekebalan tubuh, dan limpa. Stres oksidatif yang terus terjadi akan
15
bahkan dapat dijadikan untuk pengobatan mengakibatkan apoptosis sel
degeneratif seperti diabetes mellitus, jantung Beberapa penelitian di atas menjelaskan
koroner, kanker, dan HIV/AIDS.11 bahwa antioksidan pada buah merah dan delima
Selain β-karoten, buah merah memiliki zat dapat membantu menangani malaria, terkhusus
lain yang memiliki fungsi yang cukup menarik pada splenomegali yang dialami penderita.
perhatian, yaitu β-cryptoxantin. β-cryptoxantin Mekanisme perbaikan yang terjadi pada splen
berfungsi dalam membantu proses penderita malaria terjadi melalui berbagai cara.
pembentukan vitamin A sehingga dapat Dapat dikatakan bahwa dengan pemberian
menurunkan resiko terjadinya kanker paru. 18 antioksidan pada penderita malaria akan
Beberapa peneliti sudah mulai mencoba menurunkan angka apoptosis sel. Penurunan
meneliti manfaat dari buah merah untuk apoptosis sel ini dapat terjadi karena antioksidan
pengobatan malaria. Salah satunya adalah akan menangkal radikal bebas yang dihasilkan
Iribhogbe, 2013, melakukan percobaan kepada oleh parasit malaria. Antioksidan akan
mencit swiss albino yang telah terinfeksi malaria. melindungi sel dari paparan radikal bebas secara
Mencit tersebut diberikan asupan antioksidan, langsung atau antioksidan akan berikatan
seperti vitamin A, vitamin E, zink, selenium- dengan radikal bebas sehingga terjadi
organik. Hasilnya, penggunaan antioksidan, penurunan kemampuan radikal bebas dalam
terutama vitamin A dan E kepada mencit menginduksi sel lainnya.8,15,19
tersebut dapat menurunkan parasitemia dengan Peran antioksidan selain dengan
persentase mendekati pengobatan dengan menurunkan angka parasitemia, dapat
artesunat.19 meningkatkan sel-sel imunitas. Pada kasus
Selain buah merah, delima juga memiliki malaria terjadi peningkatan kebutuhan imunitas
efek dalam mengobati infeksi malaria. Pada untuk melawan parasit yang telah menginfeksi
penelitian yang dilakukan oleh Mubaraki, 2016, tubuh penderita. Splen sebagai organ imunitas
mengatakan bahwa ekstrak delima memiliki akan bekerja lebih keras untuk mengaktivasi
aktivitas sebagai antibakteria, antiprotozoal, berbagai sitokin proinflamasi sehingga parasit
antifungal, antihelminthic, dan antioksidan. 15 Hal yang ada di dalam tubuh penderita dapat
tersebut didukung dengan penelitian yang dimusnahkan. Dengan adanya antioksidan, maka
dilakukan oleh Hafiz, 2016, bahwa delima kerja splen akan berkurang sehingga hiperplasia
memiliki efek proteksi pada malaria yang yang terjadi pada splen tersebut akan
mengalami kelainan hepatik.20 mengalami penurunan.8,15
2013 Oktober 31; Yogyakarta. Indonesia: 18. Wijaya H, Pohan HG. Kajian teknis standar
STTN-Batan; 2013. minyak buah merah (Pandanus conoideus
15. Mubaraki MA, Hafiz TA, Dkhil MA, Al- Lam). 2009 Nov 19; Jakarta. Indonesia: PPI
Quraishy S. Beneficial effect of Punica Standarisasi; 2009.
granatum peel extract on murine malaria- 19. Iribhogbe OI, Agbaje EO, Oreagba IA, Aina
induced spleen injury. BMC Complement OO, Ota AD. Antioxidant based combination
Altern Med. 2016; 16(221):1-9. therapy in malaria: In vivo study in
16. Limbongaan J, Malik A. Peluang plasmodium berghei infected mice. 2013;
pengembangan buah merah (Pandanus 1(2): 70–7.
conoideus Lamk.) di Provinsi Papua. J. Litbang 20. Hafiz TA, Mubaraki MA, Al-Quraishy SDM.
Pertan. 2009; 28(4):134–41. The potential role of Punica granatum
17. Rohman A, Sugeng R, Che Man YB. treatment on murine malaria-induced hepatic
Characterizaton of red fruit (Pandanus injury and oxidative stress. Parasitol Res.
conoideus Lam) oil. Int. Food Res. J. 2012; 2016; 115(4):1427–33.
19(2):563–7.