Studi Kasus Pandemi
Studi Kasus Pandemi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mata Kuliah Studi Kasus
Oleh :
SYINDIANA TRI OKTAVIATUN NISA
NPM : 1117500042
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga pada saat ini saya mampu untuk mengerjakan
dan menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Terimakasih saya ucapkan
kepada dosen pengampu mata kuliah Renie Tri Herdiani S,Psi M.Pd yang telah
memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas ini. Tugas ini disusun penulis
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber yang tersedia. Tugas ini disusun
oleh penulis dengan sebaik-baiknya, berkat kesabaran dan terutama pertolongan
dari Allah SWT yang akhirnya laporan ini dapat terselesaikan. Saya menyadari
tugas ini tidak sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun supaya laporan
ini lebih baik lagi dan dapat berguna bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa melancarkan segala usaha dan kerja
keras pada kita semua. Aamiin
1117500042
2
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................ 2
DAFTAR ISI....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 4
3.1 Analisis.......................................................................................................... 27
3.2 Sintesis.......................................................................................................... 29
3.3 Diagnosis....................................................................................................... 32
3.4 Prognosis....................................................................................................... 34
4.2 Evaluasi.......................................................................................................... 38
BAB V PENUTUP............................................................................................. 40
5.1 Simpulan........................................................................................................ 40
5.2 Saran.............................................................................................................. 40
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mudik berarti berlayar atau
pergi. Secara Epistemologi, mudik berarti perjalanan pulang ke kampung halaman
dalam kurun waktu tertentu untuk bertemu dan berkumpul dengan sanak keluarga
dan terjadi saat momentum khusus. Istilah mudik bisa dikaitkan dengan kirata
bahasa Jawa yaitu Milih Disik yang berari pulang dulu ke kampung halaman.
Sedangkan menurut bahasa Betawi “Mudik” berasal dari penyederhanaan dari
“udik” yang memiliki makna “kampung” (Somantri, 2001).
4
Keadaan bahwa masih banyak masyarakat yang akan mudik dimasa pandemi
Covid-19 ini tentunya menjadi sebuah suasana yang menggugah hati bahwa
disituasi yang sangat mengancam ini masyaakat belum memiliki kesadaran terkait
keselamatan dirinya sendiri, keluarga yang dituju dan kerabat lainnya.
Kemampuan berpikir jernih, menahan diri, egoisme pribadi masih mendominasi
masyarakat.
Namun demikian, jika dalam kondisi normal hal itu sangatlah wajar, namun
dalam kondisi yang tidak normal, masyarakat harus menyadari bahwa pulang
kampung atau mudik justru akan berdampak derita panjang pencegahan dan
5
penghentian penularan Covid-19. Masyarakat harus sadar bahwa, pulang
kampung atau mudik akan berpotensi penularan Covid-19 terhadap keluarga dan
lingkungan mereka, terutama bagi orang tua dan siapa saja yang memiliki
imunitas tubuh rendah. Rasa sayang seharusnyya dieujudkan dengan cara
menahan diri untuk tidak pulang kampung meskipun dimasa lebaran.
Presiden Joko Widodo saat membuka rapat virtual terbatas pada Selasa
(21/4/2020) resmi mengumumkan bahwa masyarakat dilarang mudik Lebaran
tahun ini. Keputusan itu diambil tentunya berdasarkan kajian dan pendalaman di
lapangan serta survei yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan
(Kemenhub). Sebelumnya, larangan mudik berlaku untuk ASN, TNI, Polri dan
pegawai BUMN. Namun berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh
Kementerian Perhubungan, masyarakat yang bersikeras mudik ada 24%, yang
memutuskan untuk tidak mudik 68% dan yang sudah mudik 24%. Data hasil
survei tersebut keinginan masyarakat yang bersikeras untuk tetap mudik masih
terbilang besar, sehingga diprediksi penyebaran Covid-19 akan terjadi
peningkatan drastis di masa mudik Lebaran.
6
lapangan. Keempat, untuk warga yang sudah terlanjur mudik, Presiden minta
kepada para Gubernur, Bupati, dan Wali Kota meningkatkan pengawasannya
karena pengawasan di wilayah masing-masing sangat penting sekali.
Terlepas kebesaran makna dibalik mudik lebaran baik secara sosial, ekonomi,
maupun reliugitas dalam kondisi tidak normal perlu kiranya patut diperhatikan.
Dimasa sedang dalam pertempuran melawan [enyebara Covid-19, keinginan
,mudik patut dipertimbangkan. Responsivitas dengan menahan diri untuk
sementara waktu tidak mudik sangat dibutuhkan. Ikuti imbauan pemerintah, ikuti
protokol kesehatan, adalah wujud sikap sikap sayang kepada keluarga.
7
1.3 Manfaat Studi Kasus
Manfaat dari studi kasus ini adalah untuk dapat mengetahui berbagai
macam perilaku yang ditunjukkan oleh pemudik dimasa pandemi
covid-19 seperti ini. Banayaknya mereka yang kurang mematuhi
hambauan dari pemerintah membuat virus covid-19 masih sulit untuk
ditangani di Indonesia. Salah satunya adalah perilaku pemudik ketika
masa pandemi seperti ini.
8
BAB II
IDENTIFIKASI HASIL
Untuk itu disini ingin mengetahui lebih luas lagi bagaimana akhirnya
pemudik memutuskan untuk pulang kekampung halaman meskipun tau situasi
9
sedang tidak seperti biasa atau dalam masa pandemi. Berbagai alasan yang
diberikan pemudik untuk akhirnya memutuskan untuk tidak mematuhi aturan
pemerintah dan memilih untuk pulang kampung. Mereka banyak yang tidak
menyadari bahaya yang mungkin saja ditemuinya pda saat perjalan pulang.
Mungkin memang keadaannya terlihat sehat namun kita tidak tahu apakah
pemudik benar-benar terbebas dari virus tersebut dan tidak benar-benar tidak
membawa virus dari perantauan. Karena tidak semua pemudik memtahui
himbauan yang diberikan pemerintah untuk melakukan pemeriksaan Covid-19.
10
2.2 Identitas Subyek
Brebes adalah salah satu daerah pantura yang banyak didatangi pemudik dari
beberapa daerah di Jawa Barat dan kota besar di Indonesia. Berikut adalah
pemudik yang datang dari perantauan dan kembali kedaerah Brebes tepanya desa
Sawojajar. Mudik pada saat Idul Fitri merupakan tradisi tahunan di Indonesia.
Idul Fitri dirayakan dengan berkumpul bersama keluarga. Banyak orang yang
terpaksa menghabiskan tabungan untuk dapat “mudik lebaran”, mempertaruhkan
keselamatan naik angkutan umum lebaran. Ini juga yang dialami oleh subyek
yang ada dalam studi kasus berikut.
Subyek 1
Usia : 22 Tahun
Agama : Islam
11
Alamat : Brebes Jawa Tengah
Nama Orangtua :
1). Ayah
Nama : Johan
Agama : Islam
2). Ibu
Nama : Torikha
Agama : Islam
Subyek 2
12
Nama : Mecca Rosmala ( Mela )
Usia : 36 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Nama Orangtua
1). Ayah
Nama : Soma
Agama : Islam
Pekerjaan : Nelayan
2). Ibu
Agama : Islam
Pekerjaan :-
13
Alamat :-
Berikut adalah gambaran kasus perilaku pemudik dimasa pandemi ini, yang dapat
saya lihat dan simpulkan dari hasil observasi dan wawancara yang sudah
dulakukan. Gambaran kasus berikut yang bisa saya lihat dan mencoba
menjelaskannya. Adapun gambaran kasusnya adalah sebagai berikut :
Beberapa hal diatas adalah gambaran yang dapat saya lihat dan pahami dari
penjelasan subyek. Sebagian memang kurang adanya pemahaman akan bahaya
virus Covid-19 dankurang taatnya subyek akan aturan maupun himbauan yang
diberikan oleh pemerintah dalam menmutus penyebaran virus Covid-19.
Meskipun banyak berita yang diberikan dari berbagai sumber setiap harinya salah
satunya informasi yang diberikan gugus Covid-19 tetap tidak diindahkan bahwa
virus ini memang bahaya untuk manusia.
14
2.4 Gambaran Subyek
Subyek 1
Subyek1 adalah salah satu warga desa Sawojajar yang memilih merantau keluar
Brebes dan mendapat pekerjaan di Karawang. Dia menjadi buruh di PT Yamaha
Karawang sudah selama kurang lebih 2 tahun. Di Karawang dia tinggal
dikontrakan bersama 1 temannya dalam kontrakan. Dia bekerja tergantung sift
yang didapat, bekerja dari hari senin – jumat namun apabila ada kerjaan tambahan
atau lebur dia akan bekerja pada hari sabtu dan minggu. Selama bekerja setiap
harinya dia akan diantar jemput menggunakan bisa antar jemput yang disediakan
oleh perusahaan. Di bekerja dibagian pengecekan kerangka ban atau pelek yang
diproduksi pabrik tersebut. Setiap harinya mendapatkan jatah makan dikanti dan
waktu istirahat untuk tidur sebentar sebelum melanjutakn bekerja. Nah dalam
situasi tersebut kita dapat menggambarkan bagaimana kegiatan setiap hari yang
dilakukan iqbal setelah keluar dari rumah kontrakan. Dia akan bertemu banayk
orang dalam satu ruangan dan situasi. Dengan berada dalam kendaraan yang sama
saat perjalanan menggunakan bisa antar jemput tidak menutup kemungkinan dapat
menyebarkan virus Covid-19. Setelah sampai dipabrik pun dia bertemu dan
bekerja dengan banyak orang, tetapi ketika dia bekerja dia menggunakan
perlengkapan keamanan kerja seperti kacamata, topi keselamatan, seragam sarung
tangan dan juga masker untuk menutupi wajah, dan ketika bekerja dalam pabrik
juga tidak terlalu banyak beinteraksi dengan orang lain kerana setiap bagian
berjarak dan fokus pada pekerjaannya masing-masing, dalam divisi bagiannya
dbekerja terdapat 6 orang lain nya. Namun dia akan bertemu dan berinteraksi
dengan banyak orang lagi dan dari berbagai bidang ketika jam makan siang dan
jam istirahat. Mengantri makanan dan menggunakan tempat makan yang
disediakan oleh pabrik dan berbagi tempat tidur ketika beristirahat dengan buruh
yang lain dari berbagai divisi dan bagian.
15
Subyek memutuskan untuk mudik menggunakan sepeda motor dan mencari jalan
tikus untuk menghindari cek point yang abisa daja membuat dia putar balik
ketempat semula dan tidak dapat melanjutkan untuk mudik kekampung halaman.
Dia mengendarai sepeda motor seorang diri tetapi tetap dengan beberapa
temannya yang menggunakan kendaraan masing-masing dari kota yang sama.
Meskipun dia tidak mematuhi himbauan dari pemerintah untuk tidak mudik tetap
ada beberapa hal yang dia perhatiakn seperti tidak terlalu banyak pemberhentian
saat mudik dan membawa disinfectant.
Subyek 2
Untuk subyek2 berikut juga berasal dari desa Sawojajar Brebes yang merantau di
Cilegon Banten. Dia bekerja sebagai penjaga toko sembako disana. Setiap hai dia
bekerja dari jam 3 pagi karena melayani para tukang sayur kompllek yang
berbelanja, karena toko tersebut berada dipasar Cilegon. Dia bekerja dari jam 3
pagi - jam 5 sore karena warung cukup besar dan memiliki banyak pelanggan,
selain tukang sayur ditoko tersebut juga menjadi bahan kulak para penjual seperti
seafood yang berharga 2000 dan baso . Dia tinggal dirumah yang telah disediakan
dan tidak jauh dari toko. Setiap hari dia bertemu dan berinteraksi dengan banyak
orang, pembeli dan pedagang yang ada disekitar pasar. Selain berinteraksi dengan
pembeli dia juga menerima uang dari pembayaran barang yang dibeli oleh
pembeli, didepan toko sudah disediakan air dan sabun cuci tangan namun tidak
semua pembeli mencuci tangan terlebih dahulu sebelum masuk dalam toko. Maka
16
dari itu tidak menutup kemungkinan virus dapat tersebar dan menular melalui
uang ang diterima dan dipegang oleh dia saat ditoko. Didalam toko juga terdapat
pemilik toko dan 2 spg dari salah satu produk seafood yang dijual.
17
2.5 Teknik Pengungkapan Masalah
Wawancara subyek1
Subyek1 : Alasan yang pasti yang membuat saya memutuskan untuk mudik
dimasa pandemi seperti ini pastinya adalah orangtua dan keluarga. Hampr setahun
didaerah perantauan jauh dari keluarga dan sanak saudara membuat saya
berkeinginan untuk mudik kekampung halaman. Karena momen lebaran adalah
waktu yang tepat untuk berkumpul dengan keluarga, dan untuk pekerjaan buruh
seperti saya yang mengikuti peraturan perusahaan hanya memiliki libur panjang
saat hari raya idul fitri, itu yang membuat saya memutuskan untuk mudik
18
Syindi : Apakah mas iqbal tidak takut menularkan virus pada keluarga
terutamma orangtua mas iqbal yang mungkin saja dibawa oleh mas iqbal sebagai
pemudik dari daerah perantauan?
Subyek1 : Rasa takut pasti tapi mau bagaimana lagi rasa ingin bertemu
keluarga lebih besar, saya juga sebisa mungkin mencoba untuk mengikuti anjuran
yang diberikan pemerintah dengan langsung menyemprotkan disinfectant setelah
tiba dari perjalanan mudik, berupaya denganmelakukan hal tersebut tidak dapat
menularkan yang mungkin saja ada virus yang saya bawa dari perantauan.
Syindi : Lalu setelah tiba di Sawojajar apakah mas iqbal lapor pada
petugas yang ada dibalai desa dan melakukan karantina mandiri?
19
Syindi : Apakah mas iqbal merasakan gejala-gejala yang seperti dicirikan
orang yang terpapar virus covid-19?
Subyek1 : Alhamdulillah sampai hari ini saya sehat walafiat dan bisa
bertemu dengan syindi seperti ini. Saya tidak merasakan gejala-gejala apapun dan
sebisa mungkin untuk tetap menjaga kebersihan dan kesehatan. Karena mau
bagaimanapun saya juga akan kembali ke Karawang untuk bekerja.
Subyek1 : Sama-sama ini juga menjadi pelajaran buat saya tersendiri mau
nurut sama pemerintah apa nurut sama hati nurani hahaha
Wawancara Subyek2
20
mela tau bahwa situasi sedang dalam masa pandemi cowvid19 ini,apa sih alasan
mba mela memutuskan untuk mudik dimasa pandemi seperti ini?
Subyek2 : Sebenarnya untuk lebaran tahun ini saya memang sudah berniat
untuk tidak pulang kampung karena memang seang pandemi corona tapi akhirnya
saya memutuskan untuk mudik kekampung karena memang toko yang saya jaga
mengurangi jumlah beberapa karyawan apalagi karyawan yang rumahnya jauh,
jadi daripada saya tetap disana tanpa pekerjaan yang jelas dan tidak dapat
penghasilan lagi akhirnya saya memutuskan untuk mudik saja meskipun awalnya
memang tidak berniat untuk mudik.
Subyek2 : Iya karena toko tidak terlalu rame seperti biasa maka dari itu
akhirnya beberapa dari kami tidak dapat bekerja disana lagi, bukan hanya saya
sebagai karyawan toko disana yang dipecat beberapa spg produk yang berjaga
disana juga terkena imbas dari pandemi corona ini beberapa dari mereka juga
bernasib sama seperti saya
Syindi : Jadi itu alasan mba mela memutuskan mudik kekampung, kenapa
mba mela tidak menunggu situasi lebih aman terlebih dahulu sebelum
memutuskan mudik disituasi yang masih genting ini, apakah mba mela tidak takut
tertular virus saat dalam perjalanan?
Subyek2 : Ya mau baimana lagi syindi inginnya juga seperti itu, inginnya
tetap disana dan baru mudik kalau situasinya sudah aman tapi kan disana saya
juga bingung disisi lain tidak punya pekerjaan tapi kalau mau mencari pekerjaan
dimasa sekarang sulit dan tidak memungkinkan, karena beberapa pt saya banyak
yang melakukan pengurangan karyawan, dan jika disana terus menerus juga ada
biaya rumah kontrakan, biaya makan dan lai-lain sedangkan pemasukan sudah
tidak ada. Saya juga sebenarnya takut apalagi saya bekerja ditoko yang berte,u
dengan banyak orang ditambah lagi saya mudik menggunakan kendaraan umum,
saya takut membawa virus dan bisa saja menularkan pada orang yang ada dirumah
21
Syindi : Lalu apakah sesampainya dirumah mba mela melakukan protokol
kesehatan yang dihimbau oleh pemerintah. Seperti menyemprotkan disinfectant
pada barang-barang yg dibawa dan cuci tangan dan membersihkan badan terlebih
dahulu lalu melakukan karantina mandiri dirumah
Syindi : Apakah mba mela tidak takut kalau mba mela membawa virus
yang bisa saya menularkan ketetangga atau orangyang ada dirumah jika tidak
menerapkan protokol kesehatan dari pemerintah?
Subyek2 : Takut sih pasti api mau gimana lagi orang orang yang lain juga
melakukan hal yang sama, mereka jalan jalan dan tidak melakukan karantina
mandiri setelah mudik dari perantauan jadi ya saya juga menganggap biasa saja
seperti yang lain tidak mengikuti himbauan dari pemerintah
Subyek2 :Iya meskipun begitu saya sekarang lebih berhati-hati lagi setiap
harinya, dengan memakai masker ketika berpergian dan mencuci tangan setelah
22
keluar hehe takut saya syindi tapi karna tidak terbiasa pake masker ya kadang lupa
kalo keluar tidak pake masker dan lupa cuci tangan
23
2.6 Keterkaitan Hasil Studi dengan Dimensi Psikologis, Fisik, Nilai dan
Norma
Psikologis
Untuk dimensi psikologis para subyek memiliki rasa ketakutan yang sama hanya
saja mereka tidak memahami cara menerapkan protokol kesehatan yang benar,
meskipun ada beberapa protokol kesehatan sudah dilakukan mereka hanya meresa
takut menyebarkan virus. Tapi mereka tetap melalukan mudik dimasa pandemi
covid-19, untuk subyek1 dan subyek2 secara psikologis mengapa dia tetap
melaukan mudik dimasa pandemi adalah untuk kepuasan hatinya dapat bertemu
dengan sanak keluarga dikampung halaman, karena dia merantau jauh dari
keluarga dan tidak dapat pulang selain hari lebaran dan libur panjang dikarenakan
dia masih menjadi pegawai kontrak sehingga tidak diperbolehkan mengambil cuti.
Dengan begitu dengan dia melakukan mudik akan membauat perasaannya
menjadi puas apalagi ketika dia dapat lolos dari cek point dibeberapa daerah yang
dilaluinya karena dia mencari jam yang sekiranya tidak bertemu dengan petugas
cek point.
Dia merasa mudik dimasa pandemi sangat mudah dan tidak berbahaya, sehinnga
membuat rasa takut akan menularkan kepada keluarga dirumah terkalahkan
dengan kepuasan yang dimiliikinya. Perasaan ingin bertemu dengan keluaga
didukung dengan mudahnya akses mudik yang dia alami menjadi faktor kuat
dalam mendapatkan kepuasan hatinya. Sehingga mengurangi perasaan takut yang
dia takutkan sejak awal mudik, ditambah lagi setelah ketika dia tidak lapor kepada
petugas dan tidak melakukan karantina mandiri dia tetap berada pada kesehatan
yang stabil, tidak merasakan gejala-gejala yang banyak diberitakan ditv atau
media. Dia merasa baik-baiksaja membuat perasaanya lega sudah memutuskan
dimasa pandemi, dan dia tidak lagi merasa akan menularkan kepada keluaraga
atau tetangga ketika melakukan mudik dimasa pandemi covid-19 seperti ini.
24
Fisik
Virus covid-19 tidak memandang usia, jenis kelamin dan status orang, dia bisa
saja menetap pada tubuh manusia yang sudah terpapar. Virus ini melihat dari fisik
seseorang manapun virus ini akan hinggap pada manusia yang memiliki imun
rendah. Maka untuk hal itu pemerintah selalu memberikan himbauan untuk tetap
menjaga kesehatan tubuh dan selalu meningkatkan imun tubuh dengan berjemur
dibawah sianr matahari pada pukul 10 pagi selama 10-15 menit, karena pada jam
tersebut sinar matahari mempunyai manfaat untuk meningkatkan imun dalam
tubuh manusia. Untuk kasus ini subyek 1 dan subyek 2 memiliki jenis kelamin
yang berbeda, namun sekali lagi virus ini tidak memandang jenis kelamin
manusia. Keduanya memiliki daya tahan tubuh yang bagus sehingga mereka tidak
merasakan gejala apapun ketika tiba dikampung halaman, meskipun sebenarnya
mereka berpotensi terpapar virus covid-19 ini karena dilihat dari bagaimana ketika
mereka bekerja dan ketika mereka melakukan perjalanan pulang dari daerah
perantauan menuju rumah.
25
bisa saja dibawa oleh orang yang dari daerah lain atau daerah perantauan. Karena
dengan melakukan karantina mandiri mereka tidak dapat berinteraksi
denganbanyak orang dan meminimalisir penyebaran.
Nilai dan norma yang harusnya diterapkan oleh pemudik dimasa pandemi adalah
lebih menhargai orang yang ada di rumah dan tetangga sekitar dengan
menerapkan jaga jarak dan karantina mandiri, karena dengan melakukan hal
tersebut lebih memperkecil kemungkinan mereka akan memaparkan virus-19 pada
orang sekitar. Tetapi banyak diantara mereka para pemudik banyak yang
menyepelekan hal tersebut dan menganggap biasa akan hal tersebut. Padahal
dengan mengurangi interaksi dengan mereka membaut mereka terhindar dari virus
covid-19. Untuk masa sekrang banyak orang yang tidak memperdulikan orang
lain dengan melakukan mudik dimasa pandemi ini, padahal dengan mereka tidak
melakukan mudik diamsa pandemi dan tetap dirumah aja atau tetap didaerah
perantauan akan dapat memutus rantai penyebaran virus covid-19. Dengan
menerapkan nilai dan norma yang baik masyarakat bisa saja membantu
pemerintah dalam mengurangi kasus persebaran virus covid-19, apabila mereka
menerapkan protokol kesehatan dan tetap dirumah saja. Selain membantu
pemerintah msayrakat juga dapat membantu para dokter yang ada digarda
terdepan agar lekas menyelesaikan tugasnya dan lekas dapat hidup dengan normal
kembali seperti dulu.
Tetapi banyak dari mereka para pemudik tidak menerapkan nilai dan norma pada
masa pandemi ini sehingga persebaran virus covid-19 di Indonesia terus
meningkat jumlah kasus positifnya. Karena banyak masyarakat yang membandel
dan tidak mematuhi himbauan dari pemerintah.
26
BAB III
3.1 Analisis
Subyek1
Berhubung subyek1 adalah saudara saya, saya mulai melakukan observasi saat dia
baru saja tiba setelah melakukan perjalanan menggunakan sepeda motor dari
Karawang Jawa Barat menuju Brebes Jawa Tengah. Dia berangkat dari Karawang
sekitar jam 3 pagi bersama rombongan teman sesama pemudik dari Karawang
menuju Brebes. Dan dia tiba sekitar jam 8 pagi karena dia tidak terlalu terburu-
buru karena berangkat dengan rombongan dan hanya sesekali saja berhenti karena
pengisian bahan bakar dan istirahat di mini market. Karena berangkat pukul 3 pagi
selama perjalan dia tidak menjumpai cek point atau pos pengecekan covid-19
yang dilakukan oleh petugas kepolisian dan satgas covid-19. Setelah tiba dia
langsung menyemprotkan disinfectant yang dia bawa selama perjalanan berupa
kaleng semprotan, dai menyemprotkan keseluruh badan dan barang-barang yang
dia bawa dan dia pakai serta motor yang dia kendarai. Setelah itu dia langsung
membersihkan diri dengan mandi dan menuci semua perlengkapan yang dia
kenakan seperti pakaian, celana, jaket, sepatu, sarung tangan, baff dan juga tas
yang dia gunakan. Setelah melakuakn beberapa langkah-langkah untuk mencegah
penularan virus covid-19 pada keluarga dirumah, dia tidak membuat laporan atau
melaporkan bahwa dia pemudik dari daerah karawang pada posko yang berada di
balai desa yang disediakan di desa Sawojajar. Dia tidak melaporkan
keberadaannya dan juga dia tidak melakukan karantina mandiri untuk beberapa
saat dirumah. Tetapi dia langsung beraktifitas diluar rumah tanpa melakukan
karantina mandiri terlebih dahuku karena dia baru saja tiba dari daerah perantauan
yang bisa saja membawa virus covid-19.
27
Subyek2
Untuk berikut adalah subyek2 dia adalah tetangga saya yaneg memutuskan mudik
dari daerah perantauan karena ditempatnya bekerja sedang ada pengurangan
karyawan akibat dari virus covid19 ini. Itu adalah alasan dia memutuskan untuk
mudik kekampung halaman karena berada jauh dari kampung halaman yang tidak
memiliki pekerjaan, ingin mencara pekerjaan pun sedang dalam situasi yang sulit.
Bekerja sebagai penjaga toko pasar membuat dia bertemu dan berinteraksi dengan
banyak orang setiap harinya, menerima uang pembayaran dari berbagai orang
dengan latar belakang yang berbeda. Meskipun sudah disediakan sabun dan air
untuk mencuci tangan banyak dari pembeli yang tidak menghiraukannya bahkan
tidak melakukan protokol kesehatan dari pemerintah itu yang membuat dia bisa
saaja tertular virus yang dibawa oleh pembeli. Karena banayk juga pembeli yang
tidak menggunakan masker. Satu minggu sebelum lebaran akhirnya dia
memutuskan untuk mudik ke Brebes menggunakan bus antar kota. Ketika sampai
di po dan naik kedalam bus disana tidak memberlakukan protokol kesehatan
seperti jaga jarak dan menggunakan masker, banayk penumpang yang tidak
menggunakan masker dan penumpang didalam busa penuh, tidak seperti
himbauan dari pemerintah yang memerintahkan bahwa penggunaan kendaraan
umum atau pribadi penumpang hanya dioerbolehkan 50% penumpang dari
kapasitas kendaraan. Dan selama perjalanan Cilegon-Brebes bus yang dia
kendaraan bisa lolos dari cek point didaerah yang dilewati sehingga dia bisa
sampai dengan selamat di Brebes dengan penumpang dalam bus yang tidak
dikurangi karena cek point. Setelah sampai dirumah dia langsung bersalaman
dengan orang yang ada dirumah tanpa mencuci tangan atau membersihkan badan
terlebih dahulu. Dia tidak menyadari apa yang dilakukannya dapat menularkan
virus yang mungkin saja terbawa olehnya dari daerah perantauan atau dibawa
pada saat dia menggunakan kendaraan bus dan dia gunakan saat mudik. Selama
dirumah dia juga tidak melakukan karantina mandiri dan langsung berinteraksi
dengan tetangga yang lain, dia langsung pergi keluar untuk berbelanja makanan .
dia juga tidak melapor pada petugas yang berjaga dibalai desa tersebut.
28
3.2 Sintesis
29
Untuk subyek2 dia menyadari bahwa virus ini berbahaya hanya saja dia tidak
menerapkan protokol kesehatan. Dia cenderung tdak mempermasalahkan virus
covid 19 pada setiap harinya, dilihat dari bagaimana dia bersikap setelah baru saja
tiba dari perjalanan mudik. Dia tidak menerapkan protokol kesehatan yang
dihimbau pemerintah, dia cenderung mengbaikannyaa, karena melihat dari
tetangga yang melakukan hal yang sama, sama-sama tidak menerapkan protokol
kesehatan. Dengan itu ketika dia memakai masker atau melakukan protokol
kesehatan dengan baik semata-mata ketika ada orang yang sekirany tau betul akan
bahaya dari virus covid19. Namun jika tidak ada orang yang mengingatkan dia
akan mengabaikan himbauan untuk menjaga kesehatan dengan melakukan
beberapa kegiatan dengan seperti biasa.
30
perantauan ke kampus halaman. Yang seharusnya mereka wajib lapor pada peugas
agar nantinya dapat dipantau dan dicek kesehatan berkala oleh tenaga madis atau
petugas jaga dan melakukan karantina mandiri. Dan setelah melakukan protokol
kesehatan itu selama 14 hari dan tidak terjadi gejala-gejala tertentu baru mereka
dapat dikatakan negatif dari virus covid19 dan baru bisa berinteraksi atau
perpergian keluar rumah selagi memang perlu. Namun pada kenyataannya mereka
tidak melakukan hal seperti diatas sehingga membuat mereka dapat disebut
sebagai warga yang kurang patuh akan himbauan.
31
3.3 Diagnosis
32
pemerintah untuk tidak melakukan mudik dimasa pandemi meskipun
sudah banyak informasiyang tersedia dari berbagai sumber yang telah
diberikan pemerintah dan gugus tugas penangana virus Covid-19.
Tidak mematuhi aturan dilarang mudik yang dilakuakn oleh
pemerintah
b. Faktor Eksternal
- Kurangnya informasi yang benar
Meskipun banayknya informasi dari pemeritah yang dierikan setiap
harinya ditv nasional maupun laman web yang tesedia tetap sja
pemahan ang ditanggkap oleh masing-masimg masyarakat berbeda.
Simpang siurnya informasi yang tersedia dia media masa juga
membuat mereka tidak percaya pada pemberitaan, karena mereka pikir
pemerintah tidak serius dalam menangani virus covid 19. Sehingga
membuat mereka tidak menghiraukan anjuran dari pemerintah mereka
tetap melakukan mudik dimasa pandemi dan tidak melakukan protokol
kesehatan.
- Lingkungan sosial
Lingkungan sosial yang menjadi salah satu faktor serius dalam hal ini
karena mereka tidak akan benar-benar berani melaukan mudik diamsa
pandemi apabila tidak ada hal yang mendukung dari lingkungan
sosialnya. Mereka memutuskan untuk mudik kekampung halaman
karena dia meresa tidak sendiri apabila melakukan mudik dimasa
pandemi, lingkungan sosial mendukung akan keputusan yang diambil
oelh para perantau untuk melakukan mudik dimasa pandemi.
Ditambah lagi keluarga yang ada dirumah mendukung mereka untuk
melakukan mudik dengan alasan berkumpul saat lebaran meskipun
dilakukan pada masa pandemi virus Covid-19.
33
3.4 Prognosis
Prognosis merupakan suatu tahap untuk memprediksi kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi apabila permasalahan yang dihadapi
tidak segera mendapat bantuan.
Berikut adalah kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi jika
pemberian bantuan tidak segera dilakukan
1. Pertama, Kemungkinan yang akan terjadi apabila seseorang
memutuskan mudik dimasa pandemi seperti ini adalah dapat
terpapar virus Covid-19 ketika melakukan perjalanan mudik yang
bisa saja ditularkan oleh pemudik yang lain ketika diperjalanan
atau ditempat istirahat.
2. Kedua, Ketika dia berhasil mudik dan sampai dirumah dia akan
menjadi contoh bagi teman sesama perantau unuk melakukan
mudik dimasa pandemi. Yang akhirnya mereka akan beramai-
ramai mudik kekampung halaman ydang tidak menghiraukan
larangan dari pemerintah untuk tidak melakukan mudik
kekampung halaman.
3. Ketiga, ketika dia melakukan mudik dimasa pandemi dia akan
dianggap tidak mantaati peraturan dari pemerintah, karena mereka
memaksa mudik dan tidak mematuhi himbauan dari pemrintah
4. Keempat, ketika dia mudik dan lolos dari cek point covid-19 yang
dilakukan oleh petugas itu akan membuat petugas pada lapangan
terkesan jelek karena membiarkan mereka mudik dan meloloskan
mereka dari cek point daerah, karena apabila mereka menemukan
cek point ketika mudik mereka akan dihimbau untuk putar balik
kedaerah perantauan kembali
5. Kelima, dikucilkan dari lingkungan sekitar rumah, itu adalah salah
satu resiko yang bisa terjadi karena melakukan mudik dimasa
pandemi seperti ini. Karena orang sekitar akan menganggap bahwa
dia pembawa virus dari daerah perantauan.
34
6. Keenam, mereka juga dapat dikarantina ditempat khusus bersama
dengan pemudik yang lain. Alih-alih ingin bertemu dengan
keluarga mereka malah dikarantina dan terpisah dari keluarga.
Disaat dikarantina bersama para pemudik lain yang bisa saja kamu
yang sehat malah terpapar vitus dari pemudik yang lain
7. Ketujuh, ketika sampai dirumah akan medapat perlakuan yang
kurang enak dari orang disekitar rumah, tidak mau berjabat tangan
dan berinteraksi dengannya
8. Kedelapan, tidak dapat kembali kedaerah perantauan karena
peraturan baru yang ditetapkan pemerintah menyulitkan pemudik
susah untuk kembali ke daerah perantauan. Dan harus memiliki
surat keterangan sehat dan bebas covid-19
9. Kesembilan, sulitnya mendapatkan surat izin kembali kedaerah
perantauan karena tidak mendapatkan surat kesehatan dan susat
bebas covid19. Karena tidak semua instansi dapat memberikan
surat kesehatan dengan mudah
10. Kesepuluh, hilangnya pekerjaan dan sulitnya mendapat pekerjaan
kembali karena telah melakukan kmudik dimasa pandemi
35
BAB IV
Berikut adalah jenis layanan yang diberikan untuk pemudik dimasa pandemi virus
Covid-19. Pemberian layanan informasi dan layanan konseling individu yang
diberikan kepada mereka dirasa cukup tepat untuk masa pandemi sekarang ini,
sebagai berikut :
1. Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan yang memungkinkan klien meneriman
dan memahamiberagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan klien. Untuk
dimasa pandemi sekarang ini informasi sangat lah penting diberikan agar
individu tidak salah dalam mengambil sebuah keputusan yang bisa saja
merugikan dirinya dan keluarga. Banyak hal yang dapat didapat ketiak
individu atau klien mendapatkan layanan informasi diantaranya adalah 1)
membekali individu tentang pandemi dan bahaya dari virus Covid-19. 2)
memberikan pilihan lain untuk individu yang berada didaerah perantauan
agar tidak melakukan mudik. Agar nantinya individu dapat memahami dan
menerapkan apa saja aturan yang dibuat pemeritah untuk memutuskan
mata rantai penyebaran virus Covid-19.
Layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai
hal yang berguna untuk mengenal dirinya, merencanakan, dan
mengembangkan pola kehidupan sebagai masyarakat dan anggota
keluarga. Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi
digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan dan
menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dalam mengambil sebuah
keputusan. Dalam hal ini mengambil keputusan untuk mudik atau tetap
didaerah perantauan, namunmereka juga harus diperkuat dengan informasi
yang valid sehingga mereka dapat mematuhi peraturan dengan baik yang
36
ditetapkan oleh pemerintah. Jika pemerintah memberikan informasi yang
berubah-rubah dan tidak konsisten yang dapat dipertanggung jawabkan
keakuratannya, individu juga tidak akan mau mengikuti anjuran meskipun
banak pemberitaan yang menyinggung tentang bahaya akan mudik dimasa
pandemi virus Covir-19 seperti ini.
2. Konseling Individual
Dengan melakukan konseling individu karena saya dapat dengan efektif
memberikan layanannya. Saya dapat melihat respon yang diberiakan oleh
individu selama melakukan konseling selain itu jika melakuakn konseling
dengan banyak orang juga situasi yang terjadi tidak memungkinkan. Maka
dari itu pemilihan konseling individu saya rasa tepat untuk diberikan pada
pemudik dimasa pandemi Covid-19 seperti ini.
37
4.2 Evaluasi
Setelah melakukan studi kasus pada pemudik dimasa pandemi virus
Covid-19 dan diberikannya layanan, kita melakukan evalusasi apakah
pemberian layanan pada pemudik tepat atau tidak. Berikut beberapa
evaluasi yang kita dapat setelah melakukan layanan pada pemudik Covid-
19.
- Membiasakan hidup sehat selama pandemi
- Mentaati peraturan dan himbauan dari pemerintah
- Sadar akan protokol kesehatan
- Kesadaan untu melapor dan memeriksakan keadaan pada petugas yang
telah disediakan
- Menerapkan phsycal distancing ditempat umum dan ditempat kerja
- Tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain
- Tidak terlalu sering berinteraski dengan rekan kerja yang lain
- Memutuskan untuk tetap tinggal dikampung halaman dan ytidak
kembali ke daerah perantauan karena takut akan terpapar virus
- Mengurangi mengkonsumsi berita hoax yang banayk tersedia agar
mencegah kepanikan
- Saling memberikan informasi yang benar dan memilah
- Menyiapkan syarat-syarat surat bebas Covid-19 dengan melakukan
protokol kesehatan dan menjaga kesehatan tubuh
38
4.3 Keterbatasan studi kasus
Keterbatasan atau kesulitan yan ditemui saat elakukan studi kasus pada
pemudik dimasa pandemi
1. Keterbatasan mendapat informasi terkait pemudik yang ada diamsa
pandemi
2. Subyek tidak menjelaskan dengan benar selama studi kasus
3. Subyek banyak menutupi
4. Kurangnya informasi terkait dampak dan resiko yang akan dialami
pemudik
5. Sulitnya subyek memberi waktu saat obeservasi dan wawancara
39
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam melakuakan studi kasus ini, kedua subyek memiliki alasan sendiri
mengapa melakukan mudik dimasa pandemi Covid-19. Alasan mudik untuk
subyek1 adalah karena dia ingun berkumpul dengan sanak saudara saat hari raya
lebaran, dan alasan mudik untuk subyek2 adalah karena diberhentikan kerja dari
tempatnya bekerja didaerah perantauan dan bingung ubtuk mencari kerja kembali
karena situasi sedang tidak memungkinkan ditambah lagi biaya hidup dan uang
yang semakin berkurang.
Dengan begitu studi kasus diatas sudah menjelaskan berbagai alasan dan perilaku
yang ditunjukkan oleh pemudik dimasa pandemi Covid-19 seperyi ini.
5.2 Saran
40
DAFTAR PUSTAKA
www.alodokter.com
https://www.kompas.com
https://m.cnnindonesia.com
http://www.medanbisnisdaily.com/news/online/read/2020/04/24/106493/mudik_di_m
asa_pandemi_covid_19_tradisi_yang_tidak_mutlak/
https://tirto.id/eLRY
41
LAMPIRAN
42