Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN STUDI KASUS

“PERILAKU PEMUDIK DISITUASI PADEMI”

Dosen Pengampu : Renie Tri Herdiani S,Psi M,Pd

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mata Kuliah Studi Kasus

Oleh :
SYINDIANA TRI OKTAVIATUN NISA
NPM : 1117500042

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga pada saat ini saya mampu untuk mengerjakan
dan menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Terimakasih saya ucapkan
kepada dosen pengampu mata kuliah Renie Tri Herdiani S,Psi M.Pd yang telah
memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas ini. Tugas ini disusun penulis
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber yang tersedia. Tugas ini disusun
oleh penulis dengan sebaik-baiknya, berkat kesabaran dan terutama pertolongan
dari Allah SWT yang akhirnya laporan ini dapat terselesaikan. Saya menyadari
tugas ini tidak sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun supaya laporan
ini lebih baik lagi dan dapat berguna bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa melancarkan segala usaha dan kerja
keras pada kita semua. Aamiin

Tegal, 21 Mei 2020

Syindiana Tri O.N

1117500042

2
DAFTAR ISI

COVER...............................................................................................................

KATA PENGANTAR........................................................................................ 2

DAFTAR ISI....................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 4


1.2 Tujuan Studi Kasus....................................................................................... 7
1.3 Manfaat......................................................................................................... 8

BAB II IDENTIFIKASI HASIL STUDI........................................................ 9

2.1 Alasan Pemilihan Kasus................................................................................ 9

2.2 Identitas Subyek............................................................................................ 11

2.3 Gambaran Kasus............................................................................................ 14

2.4 Gambaran Subyek......................................................................................... 15

2.5 Teknik Pengungkapan Masalah..................................................................... 18

2.6 Ketertarikan Hasil Studi................................................................................ 24

BAB III PROSEDUR PEMBERIAN BANTUAN......................................... 27

3.1 Analisis.......................................................................................................... 27

3.2 Sintesis.......................................................................................................... 29

3.3 Diagnosis....................................................................................................... 32

3.4 Prognosis....................................................................................................... 34

BAB IV PEMBERIAN BANTUAN DAN EVALUASI................................. 36

4.1 Jenis Layanan yang Diberikan ...................................................................... 36

4.2 Evaluasi.......................................................................................................... 38

4.3 Keterbatasan Studi Kasus.............................................................................. 39

BAB V PENUTUP............................................................................................. 40

5.1 Simpulan........................................................................................................ 40

5.2 Saran.............................................................................................................. 40

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mudik berarti berlayar atau
pergi. Secara Epistemologi, mudik berarti perjalanan pulang ke kampung halaman
dalam kurun waktu tertentu untuk bertemu dan berkumpul dengan sanak keluarga
dan terjadi saat momentum khusus. Istilah mudik bisa dikaitkan dengan kirata
bahasa Jawa yaitu Milih Disik yang berari pulang dulu ke kampung halaman.
Sedangkan menurut bahasa Betawi “Mudik” berasal dari penyederhanaan dari
“udik” yang memiliki makna “kampung” (Somantri, 2001).

Budaya masyarakat untuk mudik kekampung halaman, berkumpul bersama


bersama keluarga dimasa lebaran sudah merupakan tradisi turun temurun dan
dilakukan setiap tahunnya. Hal ini yang membuat sebagian besar masyarakat sulit
menerima kenyataan bahwa tahun ini tidak ada yang namanya mudik kekampung
halaman, berkumpul bersama sanak saudara dan tetangga untuk berlebaran. Sudah
menjadi tradisi untuk pulang kekampung halaman dimasa lebaran. Akan tetapi
tradisi juga harus dijalankan dalam situasi tertentu dan tidak mutlak. Tradisi
dilaksanakan untuk kebaikan manusia. Tradisi juga dilaksanakan untuk sesuatu
yang lebih baik maka tradisi itu bisa saja tidak dijalankan atau dilaksanakan atau
bahkan dihilangkan tergantung pada situasi dan kondisi yang terjadi serta
kebermanfaatannya.

4
Keadaan bahwa masih banyak masyarakat yang akan mudik dimasa pandemi
Covid-19 ini tentunya menjadi sebuah suasana yang menggugah hati bahwa
disituasi yang sangat mengancam ini masyaakat belum memiliki kesadaran terkait
keselamatan dirinya sendiri, keluarga yang dituju dan kerabat lainnya.
Kemampuan berpikir jernih, menahan diri, egoisme pribadi masih mendominasi
masyarakat.

Diberbagai media elektronik dan media sosial, pesan moral begitu


banyakdisajikan untuk menggugah hati, membuka mata dan pikiran masyarakat
untuk dapat melihat situasi pandemi saat ini adalah nyata dan serius. Bangsa dan
negara ini membutuhkan kita sebagai individu yang ikut bertanggung jawab,
berjuang bersama-sama, memiliki komitmen yang kuat sehingga kita mampu
menyelesaikan bencana nasional ini dengan bergandeng tangan. Tidak ada
perbedaan antara saya, kamu dan mereka dalam hal memutus rantai Covid-19.
Setiap individu bertanggung jawab atas hal itu, karena Covid-19 ini juga tidak
membedakan siapa saya , kamu dan mereka.

Menahan masyarakat yang diperantauan untuk tidak puang kampung atau


mudik bukanlah persoalan sederhana. Ritual pulang kampung atau mudik telah
ada sejak zaman dulu, dan ini merupakan kegiatan yang telah mendarah daging
bagi masyarakat Indonesia. Rasanya menyadarkan masyarakat untuk tidak mudik
menjadi kesulitan tersendiri bagi pemerintah, mengingat mudik lebaran telah
menjadi ritual sosial keagamaan yang telah melekat bagi masyarakat indonesia
sejak dulu. Karena hampir sebagian waktunya merantau dan jauh dari rumah
maka kesempatan mudik lebaran adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh
sebagian masyarakat. Selain rindu akan kampung halaman, sebagian masyarakat
berpikir bahwa lebaran diperantauan tidaklah enak karena berbeda situasi dan
kondisi seperti dikampung halama.

Namun demikian, jika dalam kondisi normal hal itu sangatlah wajar, namun
dalam kondisi yang tidak normal, masyarakat harus menyadari bahwa pulang
kampung atau mudik justru akan berdampak derita panjang pencegahan dan

5
penghentian penularan Covid-19. Masyarakat harus sadar bahwa, pulang
kampung atau mudik akan berpotensi penularan Covid-19 terhadap keluarga dan
lingkungan mereka, terutama bagi orang tua dan siapa saja yang memiliki
imunitas tubuh rendah. Rasa sayang seharusnyya dieujudkan dengan cara
menahan diri untuk tidak pulang kampung meskipun dimasa lebaran.

Presiden Joko Widodo saat membuka rapat virtual terbatas pada Selasa
(21/4/2020) resmi mengumumkan bahwa masyarakat dilarang mudik Lebaran
tahun ini. Keputusan itu diambil tentunya berdasarkan kajian dan pendalaman di
lapangan serta survei yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan
(Kemenhub). Sebelumnya, larangan mudik berlaku untuk ASN, TNI, Polri dan
pegawai BUMN. Namun berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh
Kementerian Perhubungan, masyarakat yang bersikeras mudik ada 24%, yang
memutuskan untuk tidak mudik 68% dan yang sudah mudik 24%. Data hasil
survei tersebut keinginan masyarakat yang bersikeras untuk tetap mudik masih
terbilang besar, sehingga diprediksi penyebaran Covid-19 akan terjadi
peningkatan drastis di masa mudik Lebaran.

Oleh sebab itu Jokowi memberikan arahan terkait antisipasi mudik


Lebaran, sebagai berikut: Pertama, fokusnya adalah mencegah meluasnya wabah
Covid-19 di Indonesia dengan mengurangi atau membatasi pergerakan orang dari
satu tempat ke tempat yang lain. Kedua, demi keselamatan bersama, untuk
dilakukan langkah-langkah yang lebih tegas mencegah terjadinya pergerakan
orang ke daerah. Ketiga, arus mudik kali ini dipercepat bukan karena faktor
budaya, tetapi memang karena memang terpaksa, yang ada di lapangan banyak
pekerja informal di Jabodetabek terpaksa pulang kampung karena penghasilannya
menurun sangat drastis atau bahkan hilang. Untuk itu, Presiden minta percepatan
program social safety net, jaring pengaman sosial yang memberikan perlindungan
sosial di sektor informal dan para pekerja harian maupun program insentif
ekonomi bagi usaha mikro, usaha kecil betul-betul segera dilaksanakan di

6
lapangan. Keempat, untuk warga yang sudah terlanjur mudik, Presiden minta
kepada para Gubernur, Bupati, dan Wali Kota meningkatkan pengawasannya
karena pengawasan di wilayah masing-masing sangat penting sekali.

Kebijakan pelarangan mudik membutuhkan sarana tempat pemeriksaan dan


pos penyekatan yang dijaga oleh Polri dan petugas lainnya. Dalam
pelaksanaannya di lapangan hal ini menimbulkan kendala. Karena luasnya
wilayah Indonesia, khususnya Pulau Jawa, kendaraan pemudik dapat melalui
“jalur tikus” yang tidak memungkinkan untuk dibuat tempat pemeriksaan dan pos
penyekatan. Mereka melakukan perjalanan melalui jalur yang kurang pengawasan
atau “jalur tikus” karena jalurjalur utama dijaga ketat oleh petugas (Media
Indonesia, 2 Mei 2020). Oleh karena itu, dalam hal ini perlu peran pemerintah
daerah di lokasi yang menjadi jalur alternatif pemudik, untuk mengawasi pemudik
yang melewati “jalur tikus”.

Terlepas kebesaran makna dibalik mudik lebaran baik secara sosial, ekonomi,
maupun reliugitas dalam kondisi tidak normal perlu kiranya patut diperhatikan.
Dimasa sedang dalam pertempuran melawan [enyebara Covid-19, keinginan
,mudik patut dipertimbangkan. Responsivitas dengan menahan diri untuk
sementara waktu tidak mudik sangat dibutuhkan. Ikuti imbauan pemerintah, ikuti
protokol kesehatan, adalah wujud sikap sikap sayang kepada keluarga.

1.2 Tujuan Studi Kasus


a. Mengetahui Alasan Pemilihan Kasus Perilaku Pemudik
b. Mengetahui Identitas Subyek
c. Dapat mengetahui Gambaran Kasus
d. Dapat mengetahui Gambaran Subyek
e. Mengetahui Teknik Pengungkapan Masalah
f. Mengetahui Ketertarikan Hasil Studi

7
1.3 Manfaat Studi Kasus

Manfaat dari studi kasus ini adalah untuk dapat mengetahui berbagai
macam perilaku yang ditunjukkan oleh pemudik dimasa pandemi
covid-19 seperti ini. Banayaknya mereka yang kurang mematuhi
hambauan dari pemerintah membuat virus covid-19 masih sulit untuk
ditangani di Indonesia. Salah satunya adalah perilaku pemudik ketika
masa pandemi seperti ini.

8
BAB II

IDENTIFIKASI HASIL

2.1 Alasan Pemilihan Kasus

Fenomena ritual mudik, seaka terjadi kontrak sosial antara individu


dengan masyarakat dan lingkungan, dan menjadi bagian tak terpisahkan dengan
keberadaan lebaran. Dalam ritual mudik, mengandung dasar kebutuhan secara
sosial dan keagamaan. Dimasa pandemi Covid-19 banyaknya para perantau yang
memutuskan untuk pulang kampung atau mudik, ini terjadi karena beberapa hal
ada yang memilih mudik karena pemutusan kerja dan karena memang ingin
bertemu dengan sanak keluarga untuk menikamati suasana lebaran dikampung
halaman. Banyaknya masyarakat yang tidak memperdulikan peraturan yang
dibuat oleh pemerintah terkait larang mudik membuat aparat bingung untuk
mengatasi dan mengimbangi membludaknya pemudik dijalar dan daerah tertentu.
Kurang tegasnya pemerintah daerah juga memudahkan pemudik dengan mudah
melewati aparat yang bertugas dijalan posko-posko yang tersedia.

Untuk fenomena studi kasus yang akan diangkat berikut adalah


permasalahan pemudik karena terdesak dan memang hanya ingin merayakan
lebaran bersama keluarga dirumah. Pemudik nekat untuk pulang kampung
meskipun pada beberapa daerah yang dia lewati menerapkan PSBB, pemudik
akan melewati jalan-jalan tikus yang sekiranya tidak bertemu pos penyekatan dan
bertemu dengan petugas yang berjaga agar dapat lolos. Karena pemudik dengan
menggunakan kendaraan roda dua akan lebuh mudah untuk mencari jalan-jalan
tikus dan lolos dari pos penyekatan ketimbang dengan pemudik yang
menggunakan kendaraan umum atau mobil pribadi.

Untuk itu disini ingin mengetahui lebih luas lagi bagaimana akhirnya
pemudik memutuskan untuk pulang kekampung halaman meskipun tau situasi

9
sedang tidak seperti biasa atau dalam masa pandemi. Berbagai alasan yang
diberikan pemudik untuk akhirnya memutuskan untuk tidak mematuhi aturan
pemerintah dan memilih untuk pulang kampung. Mereka banyak yang tidak
menyadari bahaya yang mungkin saja ditemuinya pda saat perjalan pulang.
Mungkin memang keadaannya terlihat sehat namun kita tidak tahu apakah
pemudik benar-benar terbebas dari virus tersebut dan tidak benar-benar tidak
membawa virus dari perantauan. Karena tidak semua pemudik memtahui
himbauan yang diberikan pemerintah untuk melakukan pemeriksaan Covid-19.

10
2.2 Identitas Subyek

Brebes adalah salah satu daerah pantura yang banyak didatangi pemudik dari
beberapa daerah di Jawa Barat dan kota besar di Indonesia. Berikut adalah
pemudik yang datang dari perantauan dan kembali kedaerah Brebes tepanya desa
Sawojajar. Mudik pada saat Idul Fitri merupakan tradisi tahunan di Indonesia.
Idul Fitri dirayakan dengan berkumpul bersama keluarga. Banyak orang yang
terpaksa menghabiskan tabungan untuk dapat “mudik lebaran”, mempertaruhkan
keselamatan naik angkutan umum lebaran. Ini juga yang dialami oleh subyek
yang ada dalam studi kasus berikut.

Subyek 1

Nama : Iqbal Handika

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 22 Tahun

Agama : Islam

Anak ke- : Anak 1 dari 3 bersaudara

Status : Belum Menikah

11
Alamat : Brebes Jawa Tengah

Pendidikan Terakhir : SMA Sederajat

Pekerjaan : Buruh pabrik

Daerah perantauan : Karawang Jawa Barat

Nama Orangtua :

1). Ayah

Nama : Johan

Agama : Islam

Pekerjaan : Supir Bis

Alamat : Brebes Jawa Tengah

2). Ibu

Nama : Torikha

Agama : Islam

Pekerjaan : Penjual Es Buah

Alamat : Brebes Jawa Tengah

Subyek 2

12
Nama : Mecca Rosmala ( Mela )

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 36 Tahun

Agama : Islam

Anak ke- : Anak 1 dari 4 bersaudara

Status : Sudah Menikah

Alamat : Desa Saawojajar Brebes Jawa Tengah

Pekerjaan : Penjaga Toko

Daerah perantauan : Cilegon Banten

Suami : Indra Sulistya

Pekerjaan : Pedagang

Nama Orangtua

1). Ayah

Nama : Soma

Agama : Islam

Pekerjaan : Nelayan

Alamat : Desa Sawojajar Brebes

2). Ibu

Nama : Rasiah (Almh)

Agama : Islam

Pekerjaan :-

13
Alamat :-

2.3 Gambaran Kasus

Berikut adalah gambaran kasus perilaku pemudik dimasa pandemi ini, yang dapat
saya lihat dan simpulkan dari hasil observasi dan wawancara yang sudah
dulakukan. Gambaran kasus berikut yang bisa saya lihat dan mencoba
menjelaskannya. Adapun gambaran kasusnya adalah sebagai berikut :

1. Subyek kurang mematuhi himbauan dari pemerintah dan cenderung


melanggar
2. Subyek kurang memahami bagaimana penyebaran virus dapat ditularkan
3. Subyek kurang memahami penerapan social distancing ketika berada
dalam daerah perantauan
4. Subyek tidak menyadari bahwa dia bisa menjadi carrier atau orang yang
mungkin membawa virus dan dapat menularkan kepada orang lain
5. Subyek sebenarnya memiliki ketakutan akan bahaya dari virus Covid-19
6. Subyek kurang memahami protokol kesehatan yang dianjurkan oleh
pemerintah seperti menggunakan masker setiap berpergian, selalu mencuci
tangan atau menggunakan handstanitaizer dan menjaga jarak dengan
oranglain
7. Subyek tidak mengikuti anjuran pemerintah saat memutuskan mudik dan
tiba ditempat tinggalnya
8. Subyek memahami apa saja pencegahan untuk penularan virus

Beberapa hal diatas adalah gambaran yang dapat saya lihat dan pahami dari
penjelasan subyek. Sebagian memang kurang adanya pemahaman akan bahaya
virus Covid-19 dankurang taatnya subyek akan aturan maupun himbauan yang
diberikan oleh pemerintah dalam menmutus penyebaran virus Covid-19.
Meskipun banyak berita yang diberikan dari berbagai sumber setiap harinya salah
satunya informasi yang diberikan gugus Covid-19 tetap tidak diindahkan bahwa
virus ini memang bahaya untuk manusia.

14
2.4 Gambaran Subyek

Subyek 1

Subyek1 adalah salah satu warga desa Sawojajar yang memilih merantau keluar
Brebes dan mendapat pekerjaan di Karawang. Dia menjadi buruh di PT Yamaha
Karawang sudah selama kurang lebih 2 tahun. Di Karawang dia tinggal
dikontrakan bersama 1 temannya dalam kontrakan. Dia bekerja tergantung sift
yang didapat, bekerja dari hari senin – jumat namun apabila ada kerjaan tambahan
atau lebur dia akan bekerja pada hari sabtu dan minggu. Selama bekerja setiap
harinya dia akan diantar jemput menggunakan bisa antar jemput yang disediakan
oleh perusahaan. Di bekerja dibagian pengecekan kerangka ban atau pelek yang
diproduksi pabrik tersebut. Setiap harinya mendapatkan jatah makan dikanti dan
waktu istirahat untuk tidur sebentar sebelum melanjutakn bekerja. Nah dalam
situasi tersebut kita dapat menggambarkan bagaimana kegiatan setiap hari yang
dilakukan iqbal setelah keluar dari rumah kontrakan. Dia akan bertemu banayk
orang dalam satu ruangan dan situasi. Dengan berada dalam kendaraan yang sama
saat perjalanan menggunakan bisa antar jemput tidak menutup kemungkinan dapat
menyebarkan virus Covid-19. Setelah sampai dipabrik pun dia bertemu dan
bekerja dengan banyak orang, tetapi ketika dia bekerja dia menggunakan
perlengkapan keamanan kerja seperti kacamata, topi keselamatan, seragam sarung
tangan dan juga masker untuk menutupi wajah, dan ketika bekerja dalam pabrik
juga tidak terlalu banyak beinteraksi dengan orang lain kerana setiap bagian
berjarak dan fokus pada pekerjaannya masing-masing, dalam divisi bagiannya
dbekerja terdapat 6 orang lain nya. Namun dia akan bertemu dan berinteraksi
dengan banyak orang lagi dan dari berbagai bidang ketika jam makan siang dan
jam istirahat. Mengantri makanan dan menggunakan tempat makan yang
disediakan oleh pabrik dan berbagi tempat tidur ketika beristirahat dengan buruh
yang lain dari berbagai divisi dan bagian.

15
Subyek memutuskan untuk mudik menggunakan sepeda motor dan mencari jalan
tikus untuk menghindari cek point yang abisa daja membuat dia putar balik
ketempat semula dan tidak dapat melanjutkan untuk mudik kekampung halaman.
Dia mengendarai sepeda motor seorang diri tetapi tetap dengan beberapa
temannya yang menggunakan kendaraan masing-masing dari kota yang sama.
Meskipun dia tidak mematuhi himbauan dari pemerintah untuk tidak mudik tetap
ada beberapa hal yang dia perhatiakn seperti tidak terlalu banyak pemberhentian
saat mudik dan membawa disinfectant.

Subyek 2

Untuk subyek2 berikut juga berasal dari desa Sawojajar Brebes yang merantau di
Cilegon Banten. Dia bekerja sebagai penjaga toko sembako disana. Setiap hai dia
bekerja dari jam 3 pagi karena melayani para tukang sayur kompllek yang
berbelanja, karena toko tersebut berada dipasar Cilegon. Dia bekerja dari jam 3
pagi - jam 5 sore karena warung cukup besar dan memiliki banyak pelanggan,
selain tukang sayur ditoko tersebut juga menjadi bahan kulak para penjual seperti
seafood yang berharga 2000 dan baso . Dia tinggal dirumah yang telah disediakan
dan tidak jauh dari toko. Setiap hari dia bertemu dan berinteraksi dengan banyak
orang, pembeli dan pedagang yang ada disekitar pasar. Selain berinteraksi dengan
pembeli dia juga menerima uang dari pembayaran barang yang dibeli oleh
pembeli, didepan toko sudah disediakan air dan sabun cuci tangan namun tidak
semua pembeli mencuci tangan terlebih dahulu sebelum masuk dalam toko. Maka

16
dari itu tidak menutup kemungkinan virus dapat tersebar dan menular melalui
uang ang diterima dan dipegang oleh dia saat ditoko. Didalam toko juga terdapat
pemilik toko dan 2 spg dari salah satu produk seafood yang dijual.

Dia memutusakan mudik kekampung halaman menggunakan kendaraan umum


yaitu bis, dia berhasil lolos dari penyekatan yang ada dibeberapa daerah. Dia
paham akan bahaya yang akan dihadapi jika dia memaksa memutuskan untuk
mudik kekampung halaman karena bingung ketika dia berlebaran diperantauan
yang jauh dari rumah. Didalam bis yang ditumpanginya dia bersama dengan
banyak penumpang dengan macam-macam tujuan dan mereka tidak hanya naik
dari daerah Cilegon, ada juga dari daerah Merak dan Serang banten karena bis ada
pemberhentian dari ketiga daerah itu untuk menaikkan penumpang. Dan tidak
menutup kemungkinan bahwa mereka yang berada dalam satu bus dengan dia
(Mela) terbebas dari virus Covid-19. Karena dalam satu bus tersebut tidak semua
orang memakai masker wajah dan tidak memahami himbauan dari pemerintah.

17
2.5 Teknik Pengungkapan Masalah

Untuk dapat menuntaskan studi kasus perlunya teknik pengungkapan masalah,


berikut adalah teknik pengungkapan masalah yang saya gunakan adalah observasi
dan wawancara. Untuk dapat menghasilka data yang spesifik dan sesuai dengn
kejadian nyata perlunya kita melakukan sebuah observasi terhadap subyek, dan
agar lebih akurat kita dapat melakukan wawancara secara eklusif dengan subyek1
dan subyek2. Dengan hal ini saya menyampaikan hasil wawancara menggunakan
verbatim berikut.

Wawancara subyek1

Syindi : Assalamualaikum mas iqbal

Subyek1 : Waalaikumsalam syin

Syindi : Apa kabar mas iqbal?

Subyek1 : Alhamdulillah masih sehat walafiat

Syindi : Alhamdulilah kalau begitu ya mas, jadi begini maksud


kedatangan saya kesini adalah untuk mewawancarai mas iqbal terkait mudik yang
dilakukan mas iqbal dari daerah perantauan, sedangkan mas iqbal tahu sendiri
bahwa situasi sedang dalam masa pandemi Covid-19. Apasih alasan mas ibal
memilih mudik dimasa pandemi seperti ini?

Subyek1 : Alasan yang pasti yang membuat saya memutuskan untuk mudik
dimasa pandemi seperti ini pastinya adalah orangtua dan keluarga. Hampr setahun
didaerah perantauan jauh dari keluarga dan sanak saudara membuat saya
berkeinginan untuk mudik kekampung halaman. Karena momen lebaran adalah
waktu yang tepat untuk berkumpul dengan keluarga, dan untuk pekerjaan buruh
seperti saya yang mengikuti peraturan perusahaan hanya memiliki libur panjang
saat hari raya idul fitri, itu yang membuat saya memutuskan untuk mudik

18
Syindi : Apakah mas iqbal tidak takut menularkan virus pada keluarga
terutamma orangtua mas iqbal yang mungkin saja dibawa oleh mas iqbal sebagai
pemudik dari daerah perantauan?

Subyek1 : Rasa takut pasti tapi mau bagaimana lagi rasa ingin bertemu
keluarga lebih besar, saya juga sebisa mungkin mencoba untuk mengikuti anjuran
yang diberikan pemerintah dengan langsung menyemprotkan disinfectant setelah
tiba dari perjalanan mudik, berupaya denganmelakukan hal tersebut tidak dapat
menularkan yang mungkin saja ada virus yang saya bawa dari perantauan.

Syindi : Apakah selama perjalanan dari Karawang-Brebes mas iqbal


menjumpai cek point dibeberapa daerah?

Subyek1 : Selama perjalanan saya dan rombongan tidak menjumpai satupun


cek point corona padahal kita melewati daerah perbatasan antara Jawa Barat dan
Jawa Tengah, kami tidak menjumpainya mungkin karena kita perjalanan terlalu
pagi sehingga tidak ada yang berjaga dipos pengecekan haha

Syindi : selama perjalanan dari Karawang-Brebes berapa kali mas iqbal


dan teman-teman berhenti untuk isirahat?

Subyek1 : Selama perjalanan kami hanya berhenti 2 kali, yang pertama di


pom bensin untuk mengisi bahan bakar dan yang kedua berhenti di minimarket
untuk mengisi perut hehehe

Syindi : Lalu setelah tiba di Sawojajar apakah mas iqbal lapor pada
petugas yang ada dibalai desa dan melakukan karantina mandiri?

Subyek1 : Setelah sampai dirumah saya langsung bersih-bersih dan tidur


akhirnya tidak sempat lapor dibalai desa karena lupa, saya juga tidak melakukan
karantina mandiri dan langsung beraktifitas diluar rumah. Sebenarnya kenapa
saya tidak melakukan karantina mandiri karena saya bingung apa yang harus saya
lakukan selama karantina dan apa saja yang bisa saya lakukan ketiak karantina,
sehingga saya memutuskan untuk melakukan kegiatan seperti biasa tanpa ada
perasaan takut yang mungkin saja akan menyebarkan virus keorang lain.

19
Syindi : Apakah mas iqbal merasakan gejala-gejala yang seperti dicirikan
orang yang terpapar virus covid-19?

Subyek1 : Alhamdulillah sampai hari ini saya sehat walafiat dan bisa
bertemu dengan syindi seperti ini. Saya tidak merasakan gejala-gejala apapun dan
sebisa mungkin untuk tetap menjaga kebersihan dan kesehatan. Karena mau
bagaimanapun saya juga akan kembali ke Karawang untuk bekerja.

Syindi : Baik terimakasih untuk waktunya sudah mau berbagi cerita


perjalanan mudik dimasa pandemi seperti ini.

Subyek1 : Sama-sama ini juga menjadi pelajaran buat saya tersendiri mau
nurut sama pemerintah apa nurut sama hati nurani hahaha

Wawancara Subyek2

Syindi : Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh, mba mela

Subyek2 : Waalaikum salam syindi

Syindi : Bagaimana kabarnya mba ?

Subyek2 : Alhamdulillah sehat syindi

Syindi : Alhamdulillah kalau begitu ya mba, jadi begini mba kedatangan


saya kesini adalah ingin mewawacarai mba mela terkait mudik yang dilakukan
mba mela dari Cilegon ke Brebes menggunakan kendaraan umum sedangkan mba

20
mela tau bahwa situasi sedang dalam masa pandemi cowvid19 ini,apa sih alasan
mba mela memutuskan untuk mudik dimasa pandemi seperti ini?

Subyek2 : Sebenarnya untuk lebaran tahun ini saya memang sudah berniat
untuk tidak pulang kampung karena memang seang pandemi corona tapi akhirnya
saya memutuskan untuk mudik kekampung karena memang toko yang saya jaga
mengurangi jumlah beberapa karyawan apalagi karyawan yang rumahnya jauh,
jadi daripada saya tetap disana tanpa pekerjaan yang jelas dan tidak dapat
penghasilan lagi akhirnya saya memutuskan untuk mudik saja meskipun awalnya
memang tidak berniat untuk mudik.

Syindi : Apakah pengurangan karyawan yang dilakukan toko itu akibat


dari pandemi covid19?

Subyek2 : Iya karena toko tidak terlalu rame seperti biasa maka dari itu
akhirnya beberapa dari kami tidak dapat bekerja disana lagi, bukan hanya saya
sebagai karyawan toko disana yang dipecat beberapa spg produk yang berjaga
disana juga terkena imbas dari pandemi corona ini beberapa dari mereka juga
bernasib sama seperti saya

Syindi : Jadi itu alasan mba mela memutuskan mudik kekampung, kenapa
mba mela tidak menunggu situasi lebih aman terlebih dahulu sebelum
memutuskan mudik disituasi yang masih genting ini, apakah mba mela tidak takut
tertular virus saat dalam perjalanan?

Subyek2 : Ya mau baimana lagi syindi inginnya juga seperti itu, inginnya
tetap disana dan baru mudik kalau situasinya sudah aman tapi kan disana saya
juga bingung disisi lain tidak punya pekerjaan tapi kalau mau mencari pekerjaan
dimasa sekarang sulit dan tidak memungkinkan, karena beberapa pt saya banyak
yang melakukan pengurangan karyawan, dan jika disana terus menerus juga ada
biaya rumah kontrakan, biaya makan dan lai-lain sedangkan pemasukan sudah
tidak ada. Saya juga sebenarnya takut apalagi saya bekerja ditoko yang berte,u
dengan banyak orang ditambah lagi saya mudik menggunakan kendaraan umum,
saya takut membawa virus dan bisa saja menularkan pada orang yang ada dirumah

21
Syindi : Lalu apakah sesampainya dirumah mba mela melakukan protokol
kesehatan yang dihimbau oleh pemerintah. Seperti menyemprotkan disinfectant
pada barang-barang yg dibawa dan cuci tangan dan membersihkan badan terlebih
dahulu lalu melakukan karantina mandiri dirumah

Subyek2 : Karena terlalu senang tiba dirumah saya langsung bersalaman


dengan orang yang ada dirumah tanpa mecuci tangan terlebih dahulu dan
membersikan barang-barang yang saya gunakan dan yang saya bawa. Saya juga
tidak melapor pada petugas yang berjaga dibalai desa karena meresa badan saya
baik-baik saja dan tidak mengalami gejala seperti orang yang terkena virus
corona. Pada saat tiba dirumah saya juga tidak melakukan karantina mandiri
karena tidak mengetahui apa saja kegiatan yang dilakukan ketika karantina
mandiri, kegiatan apa yang boleh dilakukan dan kegiatan apa yang tidak boleh
dilakukan. Saya malah langsung pergi membeli makanan dan ngobrol sama
tetangga yang lain hahaha

Syindi : Apakah mba mela tidak takut kalau mba mela membawa virus
yang bisa saya menularkan ketetangga atau orangyang ada dirumah jika tidak
menerapkan protokol kesehatan dari pemerintah?

Subyek2 : Takut sih pasti api mau gimana lagi orang orang yang lain juga
melakukan hal yang sama, mereka jalan jalan dan tidak melakukan karantina
mandiri setelah mudik dari perantauan jadi ya saya juga menganggap biasa saja
seperti yang lain tidak mengikuti himbauan dari pemerintah

Syindi : Harusnya meskipun orang lain tidak mengikuti himbauan dari


pemerintah mba mela bisa lebih bijak menyikapi bahwa memang virus ini bukan
hal yang biasa, seperti yang mba mela tadi katakan bahwa mba mela takut
menularkan kepada yang lain itukan berarti mba mela menyadari bahwa virus ini
berbahaya dan dapat ditularkan oleh siapa saja

Subyek2 :Iya meskipun begitu saya sekarang lebih berhati-hati lagi setiap
harinya, dengan memakai masker ketika berpergian dan mencuci tangan setelah

22
keluar hehe takut saya syindi tapi karna tidak terbiasa pake masker ya kadang lupa
kalo keluar tidak pake masker dan lupa cuci tangan

Syindi : Makanya dibiasakan dari sekarang untuk mencuci tangan dan


memakai masker ketika berpergian untuk mencegar terpapar virus corona diluar
sana, karena kita tidak tau virus corona ada dimana saja ya mab mela

Subyek2 : Iya syindi sedang diusahakan hahaa

Syindi : Ya sudah kalau terimakasih sudah meluangkan waktunya untuk


bercerita mengenai pengalama mudik selama pandemi ini mba mela, sehat selalu
ya mba

Subyek2 : Sama-sama syindi juga sehat selalu

23
2.6 Keterkaitan Hasil Studi dengan Dimensi Psikologis, Fisik, Nilai dan
Norma

Psikologis

Untuk dimensi psikologis para subyek memiliki rasa ketakutan yang sama hanya
saja mereka tidak memahami cara menerapkan protokol kesehatan yang benar,
meskipun ada beberapa protokol kesehatan sudah dilakukan mereka hanya meresa
takut menyebarkan virus. Tapi mereka tetap melalukan mudik dimasa pandemi
covid-19, untuk subyek1 dan subyek2 secara psikologis mengapa dia tetap
melaukan mudik dimasa pandemi adalah untuk kepuasan hatinya dapat bertemu
dengan sanak keluarga dikampung halaman, karena dia merantau jauh dari
keluarga dan tidak dapat pulang selain hari lebaran dan libur panjang dikarenakan
dia masih menjadi pegawai kontrak sehingga tidak diperbolehkan mengambil cuti.
Dengan begitu dengan dia melakukan mudik akan membauat perasaannya
menjadi puas apalagi ketika dia dapat lolos dari cek point dibeberapa daerah yang
dilaluinya karena dia mencari jam yang sekiranya tidak bertemu dengan petugas
cek point.

Dia merasa mudik dimasa pandemi sangat mudah dan tidak berbahaya, sehinnga
membuat rasa takut akan menularkan kepada keluarga dirumah terkalahkan
dengan kepuasan yang dimiliikinya. Perasaan ingin bertemu dengan keluaga
didukung dengan mudahnya akses mudik yang dia alami menjadi faktor kuat
dalam mendapatkan kepuasan hatinya. Sehingga mengurangi perasaan takut yang
dia takutkan sejak awal mudik, ditambah lagi setelah ketika dia tidak lapor kepada
petugas dan tidak melakukan karantina mandiri dia tetap berada pada kesehatan
yang stabil, tidak merasakan gejala-gejala yang banyak diberitakan ditv atau
media. Dia merasa baik-baiksaja membuat perasaanya lega sudah memutuskan
dimasa pandemi, dan dia tidak lagi merasa akan menularkan kepada keluaraga
atau tetangga ketika melakukan mudik dimasa pandemi covid-19 seperti ini.

24
Fisik

Virus covid-19 tidak memandang usia, jenis kelamin dan status orang, dia bisa
saja menetap pada tubuh manusia yang sudah terpapar. Virus ini melihat dari fisik
seseorang manapun virus ini akan hinggap pada manusia yang memiliki imun
rendah. Maka untuk hal itu pemerintah selalu memberikan himbauan untuk tetap
menjaga kesehatan tubuh dan selalu meningkatkan imun tubuh dengan berjemur
dibawah sianr matahari pada pukul 10 pagi selama 10-15 menit, karena pada jam
tersebut sinar matahari mempunyai manfaat untuk meningkatkan imun dalam
tubuh manusia. Untuk kasus ini subyek 1 dan subyek 2 memiliki jenis kelamin
yang berbeda, namun sekali lagi virus ini tidak memandang jenis kelamin
manusia. Keduanya memiliki daya tahan tubuh yang bagus sehingga mereka tidak
merasakan gejala apapun ketika tiba dikampung halaman, meskipun sebenarnya
mereka berpotensi terpapar virus covid-19 ini karena dilihat dari bagaimana ketika
mereka bekerja dan ketika mereka melakukan perjalanan pulang dari daerah
perantauan menuju rumah.

Mereka berpotensi membawa virus covid-19 dari daerah perantauan kekampung


halaman apabila mereka melakukan kontak fisik dengan orang yang ada disekitar
rumah atau orang yang bertemu dengan mereka. Apalagi dengan orangtua yang
ada dirumah mereka memiliki resiko tinggi terpapar virus covid-19 karena sudah
memiliki daya taha tubuh yang menurun, selain orangtua anak-anak juga dapat
terpapar virus covid-19 karena daya tahan yang belum cukup bagus untuk
menhalau virus masuk dalam tubuhnya. Menurangi kontak fisik dengan orang lain
dan selalu jaga jarak adalah hal penting diperhatikan dimasa pandemi covid-19
seperti ini, karena kita tidak mengetahui siapa saja orang yang terpapar virus dan
yang tidak. Karena banyak diantara mereka yang sudah terpapar virus-19 tetapi
tidka merasakan gelaja-gejala tertentu, atau biasa disebut orang tanpa gejala.
Orang-orang seperti itu yang patut diwaspadai keadaannya karena dia tidak
menunjukkan gejala dan bisa saja memaparkan virus kepada oranglain. Apalagi
subyek1 dan subyek2 tidak melakukan karantina mandiri, padahal melakukan
karantina mandiri dapat membantu mencegah penyebaran virus covid-19 yang

25
bisa saja dibawa oleh orang yang dari daerah lain atau daerah perantauan. Karena
dengan melakukan karantina mandiri mereka tidak dapat berinteraksi
denganbanyak orang dan meminimalisir penyebaran.

Nilai dan Norma

Nilai dan norma yang harusnya diterapkan oleh pemudik dimasa pandemi adalah
lebih menhargai orang yang ada di rumah dan tetangga sekitar dengan
menerapkan jaga jarak dan karantina mandiri, karena dengan melakukan hal
tersebut lebih memperkecil kemungkinan mereka akan memaparkan virus-19 pada
orang sekitar. Tetapi banyak diantara mereka para pemudik banyak yang
menyepelekan hal tersebut dan menganggap biasa akan hal tersebut. Padahal
dengan mengurangi interaksi dengan mereka membaut mereka terhindar dari virus
covid-19. Untuk masa sekrang banyak orang yang tidak memperdulikan orang
lain dengan melakukan mudik dimasa pandemi ini, padahal dengan mereka tidak
melakukan mudik diamsa pandemi dan tetap dirumah aja atau tetap didaerah
perantauan akan dapat memutus rantai penyebaran virus covid-19. Dengan
menerapkan nilai dan norma yang baik masyarakat bisa saja membantu
pemerintah dalam mengurangi kasus persebaran virus covid-19, apabila mereka
menerapkan protokol kesehatan dan tetap dirumah saja. Selain membantu
pemerintah msayrakat juga dapat membantu para dokter yang ada digarda
terdepan agar lekas menyelesaikan tugasnya dan lekas dapat hidup dengan normal
kembali seperti dulu.

Tetapi banyak dari mereka para pemudik tidak menerapkan nilai dan norma pada
masa pandemi ini sehingga persebaran virus covid-19 di Indonesia terus
meningkat jumlah kasus positifnya. Karena banyak masyarakat yang membandel
dan tidak mematuhi himbauan dari pemerintah.

26
BAB III

PROSEDUR PEMBERIAN BANTUAN

3.1 Analisis

Subyek1

Berhubung subyek1 adalah saudara saya, saya mulai melakukan observasi saat dia
baru saja tiba setelah melakukan perjalanan menggunakan sepeda motor dari
Karawang Jawa Barat menuju Brebes Jawa Tengah. Dia berangkat dari Karawang
sekitar jam 3 pagi bersama rombongan teman sesama pemudik dari Karawang
menuju Brebes. Dan dia tiba sekitar jam 8 pagi karena dia tidak terlalu terburu-
buru karena berangkat dengan rombongan dan hanya sesekali saja berhenti karena
pengisian bahan bakar dan istirahat di mini market. Karena berangkat pukul 3 pagi
selama perjalan dia tidak menjumpai cek point atau pos pengecekan covid-19
yang dilakukan oleh petugas kepolisian dan satgas covid-19. Setelah tiba dia
langsung menyemprotkan disinfectant yang dia bawa selama perjalanan berupa
kaleng semprotan, dai menyemprotkan keseluruh badan dan barang-barang yang
dia bawa dan dia pakai serta motor yang dia kendarai. Setelah itu dia langsung
membersihkan diri dengan mandi dan menuci semua perlengkapan yang dia
kenakan seperti pakaian, celana, jaket, sepatu, sarung tangan, baff dan juga tas
yang dia gunakan. Setelah melakuakn beberapa langkah-langkah untuk mencegah
penularan virus covid-19 pada keluarga dirumah, dia tidak membuat laporan atau
melaporkan bahwa dia pemudik dari daerah karawang pada posko yang berada di
balai desa yang disediakan di desa Sawojajar. Dia tidak melaporkan
keberadaannya dan juga dia tidak melakukan karantina mandiri untuk beberapa
saat dirumah. Tetapi dia langsung beraktifitas diluar rumah tanpa melakukan
karantina mandiri terlebih dahuku karena dia baru saja tiba dari daerah perantauan
yang bisa saja membawa virus covid-19.

27
Subyek2

Untuk berikut adalah subyek2 dia adalah tetangga saya yaneg memutuskan mudik
dari daerah perantauan karena ditempatnya bekerja sedang ada pengurangan
karyawan akibat dari virus covid19 ini. Itu adalah alasan dia memutuskan untuk
mudik kekampung halaman karena berada jauh dari kampung halaman yang tidak
memiliki pekerjaan, ingin mencara pekerjaan pun sedang dalam situasi yang sulit.
Bekerja sebagai penjaga toko pasar membuat dia bertemu dan berinteraksi dengan
banyak orang setiap harinya, menerima uang pembayaran dari berbagai orang
dengan latar belakang yang berbeda. Meskipun sudah disediakan sabun dan air
untuk mencuci tangan banyak dari pembeli yang tidak menghiraukannya bahkan
tidak melakukan protokol kesehatan dari pemerintah itu yang membuat dia bisa
saaja tertular virus yang dibawa oleh pembeli. Karena banayk juga pembeli yang
tidak menggunakan masker. Satu minggu sebelum lebaran akhirnya dia
memutuskan untuk mudik ke Brebes menggunakan bus antar kota. Ketika sampai
di po dan naik kedalam bus disana tidak memberlakukan protokol kesehatan
seperti jaga jarak dan menggunakan masker, banayk penumpang yang tidak
menggunakan masker dan penumpang didalam busa penuh, tidak seperti
himbauan dari pemerintah yang memerintahkan bahwa penggunaan kendaraan
umum atau pribadi penumpang hanya dioerbolehkan 50% penumpang dari
kapasitas kendaraan. Dan selama perjalanan Cilegon-Brebes bus yang dia
kendaraan bisa lolos dari cek point didaerah yang dilewati sehingga dia bisa
sampai dengan selamat di Brebes dengan penumpang dalam bus yang tidak
dikurangi karena cek point. Setelah sampai dirumah dia langsung bersalaman
dengan orang yang ada dirumah tanpa mencuci tangan atau membersihkan badan
terlebih dahulu. Dia tidak menyadari apa yang dilakukannya dapat menularkan
virus yang mungkin saja terbawa olehnya dari daerah perantauan atau dibawa
pada saat dia menggunakan kendaraan bus dan dia gunakan saat mudik. Selama
dirumah dia juga tidak melakukan karantina mandiri dan langsung berinteraksi
dengan tetangga yang lain, dia langsung pergi keluar untuk berbelanja makanan .
dia juga tidak melapor pada petugas yang berjaga dibalai desa tersebut.

28
3.2 Sintesis

Sintesis adalah usaha untuk merangkum, menggolong-golongkan dan


menghubung-hubungkan data yang telah terkumpul pada tahap analisis yang telah
disusun rapi sehingga menunjukkan keseluruhan gambaran tentang diri subyek.

Setelah melakukan analisis terhadap subyek1 dan subyek2 ada beberapa


permasalahan yang dapat diambil disana. Untuk sumbyek1 lebih memahami akan
bahaya dari virus coevid19 dan apa saja langkah-langkah untuk mencegah
penularan virus covid-19, hanya saja dia tidak memahami akan cara penerapannya
dengan baik dan dilakukan untuk apa dan bagiamana. Dia melakukan karena
berita-berita yang dia dengar setiap harinya, seperti menyemprotkan disinfectant
dan langung membersihkan diri setelah dari perjalanan mudik. Namun karena
subyek1 bekerja menjadi buruh disalah satu pabrik yang ada dikarawang yang
mengharuskan dia beretmu dan berinteraksi dengan banyak orang. Berada jauh
diperantauan dan tidak memiliki kesempatan untuk dapat pulang kerumah dalam
waktu tertentu membuat dia nekat untuk melakukan mudik dimasa pandemi,
emskipun dia menyadari akan bahaya yang akan terjadi. Bahaya yang bisa terjadi
diantaranya dapat membawa dan menularkan virus covid19 kepada orang tua
yang ada dirumah dan oarang yang ada disekitar tempat tinggal. Dengan alasan
tersebut akhirnya dia nekat memutuskan untuk mudik kekampung halaman
dimasa pandemi covid-19 seperti ini.

Namun setelah tiba dikampung halaman subek tidak menerapkan protokol


kesehatan ddengan baik, dan cenderung bodoamat atau tidak peduli dengan
keadaan sekitar. Tidak menganggap serius akan aturan yang diterapkan oleh
pemerintah tentamg protokol kesehatan dan jaga jarak aman agar tidak mudah
terpapar virus covid19. Karena dia melihat orang yang berada disekitar tempat
tingalnya bersikap biasa seperti tidak sedang dalam masa pandemi virus covid19.
Sehingga dia sebagai pemudikpu melakukan hal yang sama, ada beberapa yang
peduli akan virus covid19 dan lebih banyak yang tidak peduli pada virus covid19
ini.

29
Untuk subyek2 dia menyadari bahwa virus ini berbahaya hanya saja dia tidak
menerapkan protokol kesehatan. Dia cenderung tdak mempermasalahkan virus
covid 19 pada setiap harinya, dilihat dari bagaimana dia bersikap setelah baru saja
tiba dari perjalanan mudik. Dia tidak menerapkan protokol kesehatan yang
dihimbau pemerintah, dia cenderung mengbaikannyaa, karena melihat dari
tetangga yang melakukan hal yang sama, sama-sama tidak menerapkan protokol
kesehatan. Dengan itu ketika dia memakai masker atau melakukan protokol
kesehatan dengan baik semata-mata ketika ada orang yang sekirany tau betul akan
bahaya dari virus covid19. Namun jika tidak ada orang yang mengingatkan dia
akan mengabaikan himbauan untuk menjaga kesehatan dengan melakukan
beberapa kegiatan dengan seperti biasa.

Subyek masing-masing menyadari bagaimana virus Covid29 dapat ditularkan


hanya saja mereka tidak terlalu serius untuk menerapkan protokol kesehatan yang
benar. Meskipun sudah banayk melihat banyak kasus yang terjadi akibat virus
covid 19 dari pemberitaan yang disisarkan tetap saja mereka tidak benar-benar
sadar akan resiko yang akan dihadapi. Dengan tidak menerapkan protokol
kesehatan yang dihimbau pemerintah subyek meyepelekan keselamatan kesehatan
diri dan orang yang ada disekitar tempat tinggal. Mereka seakan menantang virus
covid-19 dan menganggap bisa menghadapi virus, merasa mereka kebal akan
virus covid 19 sehingga tidak melakukan langkah-langkah dalam protokol
kesehatan untuk memutus rantai penyebaran virus covid19. Dengan begitu subyek
seharusnya lebih taat dan patuh terhadap himbauan dan aturan pemerintah karena
virus ini dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan jauh lebih berbahaya
atau bahkan fatak bilaterjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang
memiliki penyakit tertentu, perokok atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah.
Mereka juga selain tidak protokol kesehatan mereka tidak paham akan kategori
orang yang diduga terkena virus covid-19, ODP ( orang dalam pemantauan ) dan
PDP ( pasien dalam pengawasan). Sebenarnya ketika mereka melakukan mudik
dari daerha peerantauan ke kampung halaman mereka adalah salah satu ODP atau
orang dalam pantauan karena mereka melakukan perpindahan tempat dari daerah

30
perantauan ke kampus halaman. Yang seharusnya mereka wajib lapor pada peugas
agar nantinya dapat dipantau dan dicek kesehatan berkala oleh tenaga madis atau
petugas jaga dan melakukan karantina mandiri. Dan setelah melakukan protokol
kesehatan itu selama 14 hari dan tidak terjadi gejala-gejala tertentu baru mereka
dapat dikatakan negatif dari virus covid19 dan baru bisa berinteraksi atau
perpergian keluar rumah selagi memang perlu. Namun pada kenyataannya mereka
tidak melakukan hal seperti diatas sehingga membuat mereka dapat disebut
sebagai warga yang kurang patuh akan himbauan.

31
3.3 Diagnosis

Diagnosis merupakan suatu tahapan untuk mencoba menemukan penyebab


timbulnya masalah yang dihadapi subyek berdasarkan data yang telah didapat,
penyeba timbulnya permasalahan subyek terdiri dari.

a. Faktor yang berasal dari dalam diri subyek


- Psikologis
Keadaan psikologis yang terjadi pada subyek adalah karena jauh dari
sanak saudara dan sendiri didaerah perantauan membuat dia
memutuskan untuk mudik kekampung halaman. Karena dengan dia
jauah dari rumah dan salah satu subyek diputuskan dari pekerjaan
membuat dia mau tidak mau memilih untuk mudik. Perasaan yang
bingung membuat dia akhirnya nekat mudik meskipun dengan
kendaran umum. Menganggap sepele atau menyepelekan virus
covid19 dan menganggap dirinya kebal akan virus covid19. Tidak
melakukan phsycal distancing atau jaga jarak dari oarang yang ada
dirumah atau dilsekitar rumah seperti tetangga
- Kurangnya pemahaman tentang bahaya virus Covid-19
Banyak dari diantara pemudik yang tidak menyadari bahaya yang
ditimbulkan dari virus ini dan menganggap sepele virus ini meskipun
banayknya himbauan dari oemerintah untuk tetap mematuhi
perasaturan yang ada tetapi tetap saja banyak diantara mereka
memberiarkan dan tidak mengindahkannya. Tidak menerapkan protkol
kesehatan yang ada. Karena apabila mereka memahami bahay dan
dampak yang akan ditimbulkan mereka akan menerapkan protokol
kesehatan dengan baik. Subyek kurang memahami akan penerapan
protokol kesehatan yang sudah dihimbau dan disebarluaskan oleh
pemerintah
- Kurang pemahaman tentang bahaya mudik saat pandemi
Kurangnya pemahaman dan informasi tetang bahaya mudik pada masa
oandemi membuat mereka tidak menghiraukan larangan dan anjuran

32
pemerintah untuk tidak melakukan mudik dimasa pandemi meskipun
sudah banyak informasiyang tersedia dari berbagai sumber yang telah
diberikan pemerintah dan gugus tugas penangana virus Covid-19.
Tidak mematuhi aturan dilarang mudik yang dilakuakn oleh
pemerintah

b. Faktor Eksternal
- Kurangnya informasi yang benar
Meskipun banayknya informasi dari pemeritah yang dierikan setiap
harinya ditv nasional maupun laman web yang tesedia tetap sja
pemahan ang ditanggkap oleh masing-masimg masyarakat berbeda.
Simpang siurnya informasi yang tersedia dia media masa juga
membuat mereka tidak percaya pada pemberitaan, karena mereka pikir
pemerintah tidak serius dalam menangani virus covid 19. Sehingga
membuat mereka tidak menghiraukan anjuran dari pemerintah mereka
tetap melakukan mudik dimasa pandemi dan tidak melakukan protokol
kesehatan.
- Lingkungan sosial
Lingkungan sosial yang menjadi salah satu faktor serius dalam hal ini
karena mereka tidak akan benar-benar berani melaukan mudik diamsa
pandemi apabila tidak ada hal yang mendukung dari lingkungan
sosialnya. Mereka memutuskan untuk mudik kekampung halaman
karena dia meresa tidak sendiri apabila melakukan mudik dimasa
pandemi, lingkungan sosial mendukung akan keputusan yang diambil
oelh para perantau untuk melakukan mudik dimasa pandemi.
Ditambah lagi keluarga yang ada dirumah mendukung mereka untuk
melakukan mudik dengan alasan berkumpul saat lebaran meskipun
dilakukan pada masa pandemi virus Covid-19.

33
3.4 Prognosis
Prognosis merupakan suatu tahap untuk memprediksi kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi apabila permasalahan yang dihadapi
tidak segera mendapat bantuan.
Berikut adalah kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi jika
pemberian bantuan tidak segera dilakukan
1. Pertama, Kemungkinan yang akan terjadi apabila seseorang
memutuskan mudik dimasa pandemi seperti ini adalah dapat
terpapar virus Covid-19 ketika melakukan perjalanan mudik yang
bisa saja ditularkan oleh pemudik yang lain ketika diperjalanan
atau ditempat istirahat.
2. Kedua, Ketika dia berhasil mudik dan sampai dirumah dia akan
menjadi contoh bagi teman sesama perantau unuk melakukan
mudik dimasa pandemi. Yang akhirnya mereka akan beramai-
ramai mudik kekampung halaman ydang tidak menghiraukan
larangan dari pemerintah untuk tidak melakukan mudik
kekampung halaman.
3. Ketiga, ketika dia melakukan mudik dimasa pandemi dia akan
dianggap tidak mantaati peraturan dari pemerintah, karena mereka
memaksa mudik dan tidak mematuhi himbauan dari pemrintah

4. Keempat, ketika dia mudik dan lolos dari cek point covid-19 yang
dilakukan oleh petugas itu akan membuat petugas pada lapangan
terkesan jelek karena membiarkan mereka mudik dan meloloskan
mereka dari cek point daerah, karena apabila mereka menemukan
cek point ketika mudik mereka akan dihimbau untuk putar balik
kedaerah perantauan kembali
5. Kelima, dikucilkan dari lingkungan sekitar rumah, itu adalah salah
satu resiko yang bisa terjadi karena melakukan mudik dimasa
pandemi seperti ini. Karena orang sekitar akan menganggap bahwa
dia pembawa virus dari daerah perantauan.

34
6. Keenam, mereka juga dapat dikarantina ditempat khusus bersama
dengan pemudik yang lain. Alih-alih ingin bertemu dengan
keluarga mereka malah dikarantina dan terpisah dari keluarga.
Disaat dikarantina bersama para pemudik lain yang bisa saja kamu
yang sehat malah terpapar vitus dari pemudik yang lain
7. Ketujuh, ketika sampai dirumah akan medapat perlakuan yang
kurang enak dari orang disekitar rumah, tidak mau berjabat tangan
dan berinteraksi dengannya
8. Kedelapan, tidak dapat kembali kedaerah perantauan karena
peraturan baru yang ditetapkan pemerintah menyulitkan pemudik
susah untuk kembali ke daerah perantauan. Dan harus memiliki
surat keterangan sehat dan bebas covid-19
9. Kesembilan, sulitnya mendapatkan surat izin kembali kedaerah
perantauan karena tidak mendapatkan surat kesehatan dan susat
bebas covid19. Karena tidak semua instansi dapat memberikan
surat kesehatan dengan mudah
10. Kesepuluh, hilangnya pekerjaan dan sulitnya mendapat pekerjaan
kembali karena telah melakukan kmudik dimasa pandemi

35
BAB IV

PEMBERIAN BANTUAN DAN EVALUASI

4.1 Jenis layanan yang diberikan

Berikut adalah jenis layanan yang diberikan untuk pemudik dimasa pandemi virus
Covid-19. Pemberian layanan informasi dan layanan konseling individu yang
diberikan kepada mereka dirasa cukup tepat untuk masa pandemi sekarang ini,
sebagai berikut :

1. Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan yang memungkinkan klien meneriman
dan memahamiberagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan klien. Untuk
dimasa pandemi sekarang ini informasi sangat lah penting diberikan agar
individu tidak salah dalam mengambil sebuah keputusan yang bisa saja
merugikan dirinya dan keluarga. Banyak hal yang dapat didapat ketiak
individu atau klien mendapatkan layanan informasi diantaranya adalah 1)
membekali individu tentang pandemi dan bahaya dari virus Covid-19. 2)
memberikan pilihan lain untuk individu yang berada didaerah perantauan
agar tidak melakukan mudik. Agar nantinya individu dapat memahami dan
menerapkan apa saja aturan yang dibuat pemeritah untuk memutuskan
mata rantai penyebaran virus Covid-19.
Layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai
hal yang berguna untuk mengenal dirinya, merencanakan, dan
mengembangkan pola kehidupan sebagai masyarakat dan anggota
keluarga. Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi
digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan dan
menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dalam mengambil sebuah
keputusan. Dalam hal ini mengambil keputusan untuk mudik atau tetap
didaerah perantauan, namunmereka juga harus diperkuat dengan informasi
yang valid sehingga mereka dapat mematuhi peraturan dengan baik yang

36
ditetapkan oleh pemerintah. Jika pemerintah memberikan informasi yang
berubah-rubah dan tidak konsisten yang dapat dipertanggung jawabkan
keakuratannya, individu juga tidak akan mau mengikuti anjuran meskipun
banak pemberitaan yang menyinggung tentang bahaya akan mudik dimasa
pandemi virus Covir-19 seperti ini.

2. Konseling Individual
Dengan melakukan konseling individu karena saya dapat dengan efektif
memberikan layanannya. Saya dapat melihat respon yang diberiakan oleh
individu selama melakukan konseling selain itu jika melakuakn konseling
dengan banyak orang juga situasi yang terjadi tidak memungkinkan. Maka
dari itu pemilihan konseling individu saya rasa tepat untuk diberikan pada
pemudik dimasa pandemi Covid-19 seperti ini.

37
4.2 Evaluasi
Setelah melakukan studi kasus pada pemudik dimasa pandemi virus
Covid-19 dan diberikannya layanan, kita melakukan evalusasi apakah
pemberian layanan pada pemudik tepat atau tidak. Berikut beberapa
evaluasi yang kita dapat setelah melakukan layanan pada pemudik Covid-
19.
- Membiasakan hidup sehat selama pandemi
- Mentaati peraturan dan himbauan dari pemerintah
- Sadar akan protokol kesehatan
- Kesadaan untu melapor dan memeriksakan keadaan pada petugas yang
telah disediakan
- Menerapkan phsycal distancing ditempat umum dan ditempat kerja
- Tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain
- Tidak terlalu sering berinteraski dengan rekan kerja yang lain
- Memutuskan untuk tetap tinggal dikampung halaman dan ytidak
kembali ke daerah perantauan karena takut akan terpapar virus
- Mengurangi mengkonsumsi berita hoax yang banayk tersedia agar
mencegah kepanikan
- Saling memberikan informasi yang benar dan memilah
- Menyiapkan syarat-syarat surat bebas Covid-19 dengan melakukan
protokol kesehatan dan menjaga kesehatan tubuh

Subyek1 kembali keperantauan Subyek2 memilih berjualan didekat rumah

38
4.3 Keterbatasan studi kasus
Keterbatasan atau kesulitan yan ditemui saat elakukan studi kasus pada
pemudik dimasa pandemi
1. Keterbatasan mendapat informasi terkait pemudik yang ada diamsa
pandemi
2. Subyek tidak menjelaskan dengan benar selama studi kasus
3. Subyek banyak menutupi
4. Kurangnya informasi terkait dampak dan resiko yang akan dialami
pemudik
5. Sulitnya subyek memberi waktu saat obeservasi dan wawancara

39
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam melakuakan studi kasus ini, kedua subyek memiliki alasan sendiri
mengapa melakukan mudik dimasa pandemi Covid-19. Alasan mudik untuk
subyek1 adalah karena dia ingun berkumpul dengan sanak saudara saat hari raya
lebaran, dan alasan mudik untuk subyek2 adalah karena diberhentikan kerja dari
tempatnya bekerja didaerah perantauan dan bingung ubtuk mencari kerja kembali
karena situasi sedang tidak memungkinkan ditambah lagi biaya hidup dan uang
yang semakin berkurang.

Dengan begitu studi kasus diatas sudah menjelaskan berbagai alasan dan perilaku
yang ditunjukkan oleh pemudik dimasa pandemi Covid-19 seperyi ini.

5.2 Saran

Saran kepada semua pihak dan seluruh masyarakat Indonesia

- Selalu mentaati peraturan dan himbauan yang ditetapkan pemerintah


- Selalu menerapkan protokol kesehatan sehari-hari
- Ubah pola pikir bahwa virus ini tidak berahaya
- Memikirkan dampak dan resiko yang terjadi apabila tidak patuh
terhadap aturan
- Manjaga jarak dan menerapkan pola hidup sehat
- Pshycal distancing diamanapun berada karena kita tidak tau virus
Covid-19 ini berada menempel pada siapa dan benda-benda apa asaja
- Selalu mencuci tangan atau menggunakan hanstanitaizer dan
menggunakan masker ketika berpergian
- Mengakses informasi yang benar dari pemerintah
- Hindari menonton yangan yang sekiranya akan membuat kepanikan
dalam diri

40
DAFTAR PUSTAKA

www.alodokter.com

https://www.kompas.com

https://m.cnnindonesia.com

Media Kernels, Jurnal “ Mudik ditengah Pandemi Corona “

Lentera Inspirasi Perubahan Today, Jurnal “ Mudik dilarang, Taring Pemerintah


di Uji”

http://www.medanbisnisdaily.com/news/online/read/2020/04/24/106493/mudik_di_m
asa_pandemi_covid_19_tradisi_yang_tidak_mutlak/

https://tirto.id/eLRY

41
LAMPIRAN

42

Anda mungkin juga menyukai