LP Gangguan Kebutuhan Dasar Oksigenasi
LP Gangguan Kebutuhan Dasar Oksigenasi
Disusun Oleh:
Naswa Salsabila Sofwan
E1914401025
Rata-Rata
Kelompok Usia
Pernafasan/menit
Bayi Baru Lahir 30-60
1-5 tahun 20-30
6-10 tahun 18-26
10tahun-dewasa 12-20
Dewasa tua 60 tahun keatas 16-25
B. Pathway
C. Etiologi
1. Faktor Fisiologi
a. Menurunnya kemampuan mengikatO 2 seperti pada anemia
b. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada
Obstruksi saluran pernafasan bagian atas
c. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang
mengakibatkan terganggunya oksigen(O2)
d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam
luka, dll
e. Kondisi yang mempengaruhi pergerakkan dinding dada seperti
pada kehamilan, obesitas, muskulur sekeletal yang abnormal,
penyakit kronis seperti TBC paru.
2. Faktor Perilaku
a. Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehingga
daya ikat oksigen
b. berkurang.
c. Exercise, exercise akan meningkatkan kebutuhan Oksigen.
d. Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh
darah perifer dan
e. koroner
f. Alkohol dan obat-obatan menyebankan intake nutrisi /Fe
mengakibatkan
g. penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi pusat
pernafasan.
h. kecemasan ; menyebabkan metabolisme meningkat.
3. Perubahan-Perubahan fungsi jantung yang memengaruhi
kebutuhan oksigenasi:
a. Gangguan kondiksi seperti distritmia (takikardia/bradikardia).
b. Perubahan cardiac output, menurunnya cardiac output seoerti
pada pasien dekom menimbulkan hipoksia jaringan.
c. Kerusakan fungsi katup seperti pada stenosis, obstruksi,
regurgitasi darah yang mengakibatkan ventrikel bekerja lebih
keras.
d. Myocardial iskhemial infark mengakibatkan kekurangan
pasokan darah dari arteri koroner ke miokardium.
V. Intervensi Keperawatan
A. Bersihan jalan nafas tidak efektif
1. Latihan batuk efektif (I.01006)
Observasi
a. Identifikasi kemampuan batuk
b. Monitor adanya retensi sputum
c. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
d. Monitor input dan output cairan
Terapeutik
a. Atur posisi semi-fowler ataufowler
b. Pasang perlak dan bengkokdipangkuan pasien
c. Buang sekret pada tempatsputum
Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan prosedurbatuk efektif
b. Anjurkan tarik napas dalammelalui hidung selama 4 detik,
ditahan selama 2 detik,kemudiankeluarkan dari mulutdengan
bibir mencucu(dibulatkan) selama 8 detik.
c. Anjurkan mengulangi tariknapas dalam hingga 3 kali
d. Anjurkan batuk dengan kuatlangsung setelah tarik napas dalam
yang ke-3
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberianmukolitik atau ekspektoran, jika perlu
2. Manajemen jalan napas (I.01011)
Observasi
a. Monitor pola napas (frekuensi,kedalaman, usahanapas)
b. Monitor bunyi napastambahan (gurgling, mengi, wheezing,
ronkhi kering)
c. Monitor sputum (jumlah,warna, aroma)
Terapeutik
a. Pertahankan kepatenan jalannapas dengan head-tilt
(jawthrustjika curiga traumaservikal)
b. Posisikan semi-fowler ataufowler
c. Berikan minum hangat
d. Lakukan fisioterapi dada, jikaperlu
e. Lakukan pengisapan lendirkurang dari 15 detik
f. Lakukan hiperoksigenasisebelum pengisapanendotrakeal
g. Lakukan sumbatan bendapadat dengan forsep McGill
h. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
a. Anjurkan asupan cairan2000ml/hari, jika tidak adakontra
indikasi
b. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberianbronkodilator, ekspektoran,mukolitik,
jika perlu
3. Pemantauan Respirasi (I.01014)
Observasi
a. Monitor frekuensio, irama, kedalaman dan upaya napas
b. Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
kusmaul, Cheyne-Stokes, Biot ataksik).
c. Monitor adanya sumbatan jalan napas.
d. Auskultasi bunyi napas
e. Monitor saturasi oksigen
f. Monitor nilai AGD
g. Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
a. Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien.
b. Dokumentasi hasilpemantauan
Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
b. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
B. Gangguan Pertukaran Gas
1. Terapi Oksigen (I.01026)
Observasi:
a. Monitor kecepatan aliran oksigen
b. Monitor posisi alat terapi oksigen
c. Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan fraksi yang
diberikan cukup
d. Monitor efektivitas terapi oksigen (mis. Oksimetri, analisa gas
darah), jika perlu
e. Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan
f. Monitor tanda tanda hipoventilasi
g. Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelektasis
h. Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
i. Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen
Terapeutik:
a. Besihkan secret pada mulut, hidung dan trakea , jika perlu
b. Pertahankan kepatenan jalan nafas
c. Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
d. Berikan oksigen tambahan jika perlu
e. Tetap berikan oksigen saat pasien di transportasi
f. Gunaskan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat
mobilitas pasien
Edukasi
a. Ajarkan poasien dan keluiarga cara menggunakan oksigen
dirumah
Kolaborasi
a. Kolaborasi penentuan dosis oksigen
b. Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan / tidur
2. Pemantauan Respirasi (I.01014)
Observasi
a. Monitor frekuensio, irama, kedalaman dan upaya napas
b. Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
kusmaul, Cheyne-Stokes, Biot ataksik).
c. Monitor adanya sumbatan jalan napas.
d. Auskultasi bunyi napas
e. Monitor saturasi oksigen
f. Monitor nilai AGD
g. Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
a. Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien.
b. Dokumentasi hasilpemantauan
Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
b. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
C. Pola Nafas Tidak Epektif
1. Manajemen jalan napas (I.01011)
Observasi
a. Monitor pola napas (frekuensi,kedalaman, usahanapas)
b. Monitor bunyi napastambahan (gurgling, mengi, wheezing,
ronkhi kering)
c. Monitor sputum (jumlah,warna, aroma)
Terapeutik
a. Pertahankan kepatenan jalannapas dengan head-tilt
(jawthrustjika curiga traumaservikal)
b. Posisikan semi-fowler ataufowler
c. Berikan minum hangat
d. Lakukan fisioterapi dada, jikaperlu
e. Lakukan pengisapan lendirkurang dari 15 detik
f. Lakukan hiperoksigenasisebelum pengisapanendotrakeal
g. Lakukan sumbatan bendapadat dengan forsep McGill
h. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
a. Anjurkan asupan cairan2000ml/hari, jika tidak adakontra
indikasi
b. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberianbronkodilator, ekspektoran,mukolitik,
jika perlu
2. Pemantauan Respirasi (I.01014)
Observasi
a. Monitor frekuensio, irama, kedalaman dan upaya napas
b. Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
kusmaul, Cheyne-Stokes, Biot ataksik).
c. Monitor adanya sumbatan jalan napas.
d. Auskultasi bunyi napas
e. Monitor saturasi oksigen
f. Monitor nilai AGD
g. Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
a. Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien.
b. Dokumentasi hasilpemantauan
Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
b. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
VI. Bukti Evidence Based Practice
A. Pelaksanaan Pemberian Terapi Oksigen Pada Pasien Gangguan Sistem
Pernafasan. Arief Bachtiar et al, (2015). Jurnal Terapan, Vol 1. No.2
B. Sasono Mardiano. (2013). Pengaruh Latihan Batuk Efektif Terhadap
Frekuensi Pernafasan Pasien TB Paru Di Instalansi Rawat Inap
Penyakit Dalam Rumah Sakit Pelabuhan Palembang. Jurnal Harapan
Bangsa Vol. 1 No.2
C. Devi Listiani et al (2020). Pengaruh Batuk Efektif Terhadap
Pengeluaran Sputum Pada TBC di Wilayah Kerja Puskesmas Tes Kab.
Lebong. CHMK nursing Scientific Journal. Vol 4 No 2.
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisna, Chomang. PATHWAY OKSIGENASI.
https://www.scribd.com/document/358662295/PATHWAY-Oksigenasi
Oni, Oni. ASKEP Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi.
https://www.academia.edu/36038589/ASKEP_Pemenuhan_Kebutuhan_Oksigena
si
https://www.academia.edu/search?utf8=%E2%9C
%93&q=Laporan+Pendahuluan+pendahuluan+pemenuhan+kebutuhan+oksigenas
i
https://academia.edu/36038589/ASKEP_Pemenuhan_Kebutuhan_Oksigenasi
`