Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Atletik merupakan gabungan dari beberapa jenis olahraga yang
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar dan
lompat. Atletik juga dikenal dengan induk dari semua cabang olahraga,
hal tersebut dapat dibuktikan dengan mengamati olahraga atletik yang di
dalamnya terdapat kegiatan fisik yang meliputi jalan, lari, lompat dan
lempar. Kegiatan fisik tersebut merupakan aktivitas jasmani alamiah
yang biasa dilakukan oleh manusia pada umumnya. Atletik merupakan
cabang olahraga yang diperlombakan pada olimpiade pertama tahun 776
SM. Induk organisasi olahraga atletik di Indonesia adalah PASI
(Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).
Di dalam atletik ada dua event, yaitu event lintasan dan event
lapangan. Event lintasan terdiri dari nomor-nomor lari (jarak pendek,
jarak menengah, jarak jauh) dan jalan cepat, sedangkan event lapangan
terdiri dari nomor lempar dan lompat. Pada nomor lompat
memperlombakan nomor lompat galah, lompat tinggi, lompat jangkit
dan lompat jauh.
Atletik khusus nya lari merupakan cabang olahraga yang paling
popular. Olahraga ini banyak diminati diseluruh penjuru dunia
dikarenakan lari merupakan modal awal dari hampir segala olahraga.
Sprint atau lari cepat merupakan suatu perlomban lari dengan kecepatan
penuh sepanjang jarak yang harus di tempuh. Disebut dengan lari cepat
karena jarak yang ditempuh adalah pendek atau dekat. Jadi, dalam
nomor lari ini yang di utamakan adalah kecepatan yang maksimal mulai

1
Abel Karsa Levie, 2017
POTENSI ATLET LARI PADA PERLOMBAAN ATLETIK NOMOR SPRINT 30 METER SEBAGAI UPAYA IDENTIFIKASI
BAKAT
(Studi Pada Perlombaan Atletik Nomor Sprint 30 Meter Pada Sekolah Dasar
Se-Bandung Raya)
universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
2

dari awal lari sampai akhir lari. Mengingat dalam lari ini yang
diutamakan adalah kecepatan maka kekuatan fisik yang prima sangat
diperlukan. Menurut Sajoto (1990: 17) “Kecepatan adalah kemampuan
seseoarang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam
bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.”
Sprint atau lari jarak pendek adalah nomor yang memiliki
kekhasan yaitu tingkat keberbakatan yang di miliki seorang atlet.
Menurut Siswantoyo (2009: 11)
Pemanduan bakat olahraga merupakan upaya untuk mencari
bibit olahraga yang diperkirakan dapat berprestasi dikemudian
hari. Proses pembinaan memerlukan waktu yang lama, yakni di
mulai dari masa kanak-kanak atau usia dini hingga anak
mencapai prestasi tertinggi.

Seperti Pengembangan potensi anak menurut Dikdik (2010: 7)


“Calon atlet merupakan modal yang sangat berharaga, karena mereka
semua dilahirkan dengan potensi yang harus di kembangkan”.
Nomor lari merupakan nomor yang disebut sebagai non teknik,
karena lari merupakan aktivitas alami yang relatif sederhana jika
dibandingkan dengan nomor-nomor lompat atau nomor lempar. Namun
demikian tidaklah sederhana itu dalam nomor lari. Penekanan pada
kecepatan dan daya tahan ditentukan oleh jarak lomba.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, atletik terdiri dari
beberapa event. Masing-masing event memiliki ciri atau sifat. Seperti
pada nomor sprint atau lari jarak pendek dan lari gawang lebih
menekankan pada neuro-muscular yaitu lebih menekankan pada
stimulus/respon yang terhubung terhadap otot yang kemudian dapat

Abel Karsa Levie, 2017


POTENSI ATLET LARI PADA PERLOMBAAN ATLETIK NOMOR SPRINT 30 METER SEBAGAI UPAYA IDENTIFIKASI
BAKAT
(Studi Pada Perlombaan Atletik Nomor Sprint 30 Meter Pada Sekolah Dasar
Se-Bandung Raya)
universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
3

mewujudkan gerak (untuk koordinasi, kecepatan bereaksi,


kekuatan/power), lari jarak menengah dan lari jarak jauh lebih
menggunakan sistem cardio respiratory atau sistem kerja jantung, dan
peningkatan masing-masing nomor berdasarkan atas kekuatan dan daya
tahan (aerobic dan anaerobic) dan aspek fisik tentunya menjadi faktor
utama yang sangat penting.
Untuk menjadikan atlet yang berprestasi di tingkat nasional dan
internasional memerlukan proses panjang pada pembinaan olahraga
prestasi. Pembinaan olahraga prestasi memerlukan waktu yang lama
sampai atlet meraih prestasi puncak, waktu yang diperlukan kurang
lebih 6–12 tahun latihan. Program pembinaan tersebut sebenarnya telah
dilakukan melalui berbagai upaya yang strategis baik oleh pemerintah,
induk organisasi atletik, maupun masyarakat yang peduli terhap
perkembangan atletik di Indonesia.
Pembinaan sebaiknya dimulai sejak dini, sehingga atlet memiliki
dasar kuat untuk mencapai dan mempertahankan prestasi puncak.
Pembibitan pada olahraga merupakan sebuah tahap penting dalam
pembinaan prestasi olahraga yang menjadi pondasi dari bangunan sistem
pembinaan olahraga prestasi di Indonesia. Pembinaan prestasi sejak
awal perlu dikelola dengan baik dan benar sesuai dengan prinsip
pembinaan jangka panjang, sistematis dan berorientasi pada sasaran.
Identifikasi bakat adalah langkah pertama dalam pembinaan olahraga
prestasi, dengan adanya pemanduan bakat akan lebih mudah untuk
mengarahkan bakat yang dimiliki setiap anak.
Bakat adalah suatu potensi yang ditentukan secara genetik atau
keturunan dan dapat dipengaruhi oleh keadaan sekeliling. Sedangkan

Abel Karsa Levie, 2017


POTENSI ATLET LARI PADA PERLOMBAAN ATLETIK NOMOR SPRINT 30 METER SEBAGAI UPAYA IDENTIFIKASI
BAKAT
(Studi Pada Perlombaan Atletik Nomor Sprint 30 Meter Pada Sekolah Dasar
Se-Bandung Raya)
universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
4

pengertian bakat menurut Hadisasmita dan Syarifuddin (1996, hlm. 53)


menjelaskan bahwa “Bakat pada umumnya diartikan sebagai suatu
kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu untuk
dikembangkan lebih lanjut dan dilatih, yaitu agar bakat itu dapat
terwujud”. Pada dasarnya anak-anak merupakan individu yang memiliki
potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga ia merupakan insan yang
memiliki karakteristik yang unik. Seperti yang dijelaskan dalam Desmita
(2009, hlm. 40) bahwa :
Anak-anak adalah individu yang memiliki potensi fisik yang
khas, sehingga ia merupakan insan yang unik. Potensi-potensi
khas yang dimilikinya perlu dikembangkan dan
diaktualisasikan sehingga mampu mencapai taraf
perkembangan yang optimal.

Perlombaan potensi atletik merupakan perlombaan yang terus


berkelanjutan setiap tahunnya yang menjadi agenda rutin perlombaan
potensi tingkat sekolah dasar di Bandung Raya yang di selenggarakan
oleh mahasiswa Universitas Pendidikan Olahraga prodi Pendidikan
Kepelatihan Olahraga.
Perlombaan potensi atletik pertama kali diselenggarakan pada
tahun 2015 oleh mahasiswa Pendidikan Kepelatihan Olahraga angkatan
2013 dengan nomor-nomor yang diperlombakan dalam perlombaan
tersebut yaitu lari 30 meter dan lompat jauh dengan kategori kelas dan
jenis kelamin. Perlombaan potensi atletik II yang diselenggrakan hari
sabtu tanggal 17 desember 2016 oleh mahasiswa Pendidikan
Kepelatihan Olahraga angkatan 2014 dengan nomor-nomor yang

Abel Karsa Levie, 2017


POTENSI ATLET LARI PADA PERLOMBAAN ATLETIK NOMOR SPRINT 30 METER SEBAGAI UPAYA IDENTIFIKASI
BAKAT
(Studi Pada Perlombaan Atletik Nomor Sprint 30 Meter Pada Sekolah Dasar
Se-Bandung Raya)
universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
5

diperlombakan dalam perlombaan tersebut yaitu lari 30 meter, estafet


8x50 meter, lompat jauh, dan lembar bola dengan kategori kelas dan
jenis kelamin. Sedangkan perlombaan potensi atletik III yang di
selenggrakan hari kamis tanggal 4 mei 2017 oleh mahasiswa Pendidikan
Kepelatihan Olahraga 2014 dengan dengan nomor-nomor yang
diperlombakan dalam perlombaan tersebut yaitu lari 30 meter, estafet
8x50 meter, lompat jauh, dan lembar bola dengan kategori kelas dan
jenis kelamin.
Perlombaan potensi atletik ini di harapkan dapat membantu
pengembangan minat dan bakat pada usia dini, manfaat dari perlombaan
potensi atletik dapat membantu guru dalam mendeteksi potensi yang
dimiliki peserta didik sejak awal, karena untuk menjadi atlet yang
berprestasi harus dibina sejak usia dini.
Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul: “Potensi Atlet Lari Pada
Perlombaan Atletik Nomor Sprint 30 Meter Sebagai Upaya
Identifikasi Bakat (Studi Pada Perlombaan Atletik Nomor Lari 30
Meter Pada Sekolah Dasar Se-Bandung Raya”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di
atas, penulis akan merumuskan masalah sebagai berikut yaitu :
Bagaimana potensi atlet pada perlombaan atletik nomor sprint 30 meter
sebagai upaya identifikasi bakat?

Abel Karsa Levie, 2017


POTENSI ATLET LARI PADA PERLOMBAAN ATLETIK NOMOR SPRINT 30 METER SEBAGAI UPAYA IDENTIFIKASI
BAKAT
(Studi Pada Perlombaan Atletik Nomor Sprint 30 Meter Pada Sekolah Dasar
Se-Bandung Raya)
universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
6

C. Tujuan Penelitian
Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai
awal untuk kegiatan selanjutnya. Adapun tujuan dalam penelitian ini
yaitu, untuk mengetahui potensi atlet pada perlombaan atletik nomor
sprint 30 meter sebagai upaya identifikasi bakat.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang serta tujuan penelitian, maka manfaat
yang diharapakan oleh penulis melalui penelitian ini adalah manfaat
secara teoritis dan secara praktis, yang paparkan sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk memperoleh dan gambaran secara teoritis mengenai
perkembangan prestasi dalam usia dini khususnya cabang olahraga
atletik nomor lari cepat.
b. Diharapkan bisa dijadikan sebagai sumbangan keilmuan dan
informasi dalam proses langkah awal pembinaan atlet usia dini
pada cabang olahraga atletik.
2. Manfaat Praktis
a. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan atau
acuan bagi para pelatih untuk membina atlet di usia dini,
khususnya olahraga atletik.
b. Dapat memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan kualitas
dan produktifitas sumber daya manusia terutama para pelatih dan
atlet di usia dini olahraga atletik.

Abel Karsa Levie, 2017


POTENSI ATLET LARI PADA PERLOMBAAN ATLETIK NOMOR SPRINT 30 METER SEBAGAI UPAYA IDENTIFIKASI
BAKAT
(Studi Pada Perlombaan Atletik Nomor Sprint 30 Meter Pada Sekolah Dasar
Se-Bandung Raya)
universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
7

E. Struktur Organisasi Skripsi


Struktur organisasi berisi rincian tentang urutan penulisan
setiap bab dan bagian bab dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini
struktur organisasi penelitian dirimu bahwa:
1. BAB I Pendahuluan : Dalam hub ini diuraikan mengenai latar
belakang masalah rumusan, masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan struktur organisasi penelitian
2. BAB II Kajian pustaka : Pada bab ini di uraikan teori-teori yang
berkaitan dan mendukung penelitian penulis.
3. BAB III Metode penelitian : Pada bab ini penulis menjelaskan
pendekatan dan metode penelitian, subjek dan objek penelitian,
prosedur penelitian, teknik dan alat pengumpulan data, teknik
pengolahan dan analisis data mengenai pengaruh interaksi sosial
dengan kemandirian atlet pada cabang olahraga beregu dan
perorangan.
4. BAB IV Hasil penelitian dan Pembahasan : Dalam bab ini penulis
ingin menguraikan deskripsi data dan hasil penelitian.
5. BAB V kesimpulan dan saran : Dalam bab ini penulis berusaha
mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari
hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan
dikaji salam skripsi.

Abel Karsa Levie, 2017


POTENSI ATLET LARI PADA PERLOMBAAN ATLETIK NOMOR SPRINT 30 METER SEBAGAI UPAYA IDENTIFIKASI
BAKAT
(Studi Pada Perlombaan Atletik Nomor Sprint 30 Meter Pada Sekolah Dasar
Se-Bandung Raya)
universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai