Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH BIMBINGAN DOA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN

PREOPERASI DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL RS ISLAM FATIMAH


CILACAP

The Effect Of Prayer Guidance On Anxiety Level Patients Who Will Surgery In Central Surgery
Room RS Islam Fatimah Cilacap
Kasron1*; Sokeh .2
1
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
2
Perawat IBS RSI Fatimah Cilacap
*kasron@stikesalirsyadclp.ac.id

ABSTRAK
Kecemasan sering terjadi pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi. Kecemasan
sering menyebabkan permasalahan sebelum dilakukan operasi. Tujuan penelitian untuk
mengetahui efektifitas pemberian bimbingan doa terhadap penurunan kecemasan pasien
preoperasi. Penelitian dengan menggunakan pendekatan quasi eksperimental desain pre-post
test design with control group. Pengambilan responden dilakukan secara accidental sampling
dengan diperoleh 48 responden. The Amsterdam Preoperatif Anxiety and Information Scale
(APAIS) versi Indonesia digunakan untuk mengukur skor kecemasan. Analisis data
menggunakan uji Wilcoxon dan Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan kelompok
intervensi sebelum bimbingan doa dengan tingkat kecemasan berat sebanyak 79,2% dan
setelah intervensi bimbingan doa sebanyak 16,7%. Hasil analisis menunjukan bahwa ada
perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi (p-
value: 0,001), dan ada perbedaan tingkat kecemasan setelah intervensi antara kelompok
kontrol dan kelompok intevensi (p-value: 0,001). Hasil penelitian terdapat perbedaan tingkat
kecemasan pasien preoperasi sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi dan
ada perbedaan tingkat kecemasan setelah intervensi antara kelompok kontrol dan kelompok
intevensi.

Kata kunci : bimbingan doa, cemas, preoperasi.

ABSTRACT
Anxiety occured in the patients who will surgery. Anxiety caused problems before surgery.
This study aimed to evaluate the prayer guidance to decrease anxiety. The research used
quasi-experiment with two group pre-post test group. The sampling used accidental sampling
with 48 respondents. The Indonesian version of The Amsterdam Preoperative Anxiety and
Information Scale (APAIS) used to measure anxiety scores. Data analysis using the Wilcoxon
and Mann-Whitney tests. The results of the study showed that the intervention group before
prayer guidance with severe anxiety levels was 79.2% and after prayer guidance
interventions as much as 16.7%. The results of the analysis showed that there were
differences in anxiety levels before and after intervention in the intervention group (p-value:
0.001), and there were differences in anxiety levels after intervention between the control
group and the intervention group (p-value: 0.001). So that it can be concluded that there are
differences in the level of anxiety of preoperative patients before and after intervention in the
intervention group and there are differences in anxiety levels after intervention between the
control group and the intervention group.

Keywords: prayer guidance, anxiety, preoperation

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 47


LATAR BELAKANG operasi/pembedahan (misalnya takut sakit
Pengobatan suatu penyakit tidak waktu operasi, takut terjadi kecacatan),
selamanya menggunakan obat-obatan, kekhawatiran terhadap anestesi/pembiusan
namun dapat dilakukan dengan tindakan (misalnya takut terjadi kegagalan
operasi atau pembukaan tubuh yang anestesi/meninggal, takut tidak bangun
umumnya dilakukan dengan membuat lagi) dan lain-lain (Herdman & Kamitsuru,
sayatan. Operasi adalah semua tindakan 2014).
pengobatan yang menggunakan cara Penelitian Makmuri dan Kamaludin
invasif dengan membuka atau (2007) tentang tingkat kecemasan pre
menampilkan bagian tubuh yang akan operasi menunjukkan bahwa dari 40 orang
ditangani. Setelah bagian yang akan responden terdapat 40,0% yang memiliki
ditangani ditampilkan, dilakukan tindakan tingkat kecemasan dalam kategori sedang,
perbaikan yang akan diakhiri dengan 37,5% dalam kategori ringan, responden
penutupan dan penjahitan luka dengan tingkat kecemasan berat sebanyak
(Sjamsuhidajat et al, 2010). Beberapa 17,5% dan responden yang tidak merasa
pasien mengatakan bahwa tindakan operasi cemas sebanyak 5 %. Perawat mempunyai
dapat menimbulkan kekawatiran terhadap peranan yang sangat penting dalam setiap
dirinya. Prosedur operasi banyak tindakan pembedahan pada masa sebelum
menimbulkan komplikasi dan efek operasi. Untuk itu sebagai perawat perlu
samping yang ditimbulkan oleh pasien melakukan langkah-langkah dalam
yang akan menjalani operasi sehingga menurunkan kecemasan. Intervensi
mengakibatkan tingkat kecemasan pasien keperawatan yang tepat diperlukan untuk
yang akan menjalani operasi menjadi mempersiapkan klien baik secara fisik
meningkat (Nelson et al, 2014). maupun psikis. Salah satu tindakan untuk
Cemas adalah perasaan tidak nyaman mengurangi tingkat kecemasan adalah
atau ketakutan yang tidak jelas dan gelisah dengan cara mempersiapkan mental dari
disertai dengan respon autonom. Sumber pasien. Kini telah banyak dikembangkan
cemas terkadang tidak spesifik atau tidak terapi–terapi non farmakologis untuk
diketahui oleh individu, perasaan yang mengatasi kecemasan. Intervensi non-
was-was untuk mengatasi bahaya ini farmakologis dibutuhkan pasien untuk
merupakan sinyal peringatan akan adanya mengatasi rasa sakit, rasa cemas, tidak
bahaya dan kemungkinan individu untuk nyaman juga gelisah, sehingga akan
mengambil langkah untuk menghadapinya. membantu menghindari atau mengurangi
Sebagai contoh kekhawatiran menghadapi terapi obat yang diperlukan untuk rasa
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 48
cemas yang dialami (Arifah & Trise, Di beberapa Negara Eropa dan
2012). Beberapa studi telah dilakukan pada Amerika telah berkembang terapi
teknik non-farmakologis untuk mengatasi alternative dan komplementer (Evidence-
ataumengurangi kecemasan ini termasuk Based Complementary and Alternative
relaksasi,distraksi, stimulasi listrik saraf Medicine) yang digunakan untuk kesehatan
transkutan (TENS), pendekatan psikologis, dan pengobatan beberapa keluhan pasien.
danmeditasi.
Salah satu cara untuk menurunkan menghidupkan sifat-sifat dan asma-asma
tingkat kecemasan seseorang tersebut Allah yang mempunyai kekuatan tak
adalah dengan memenuhi kebutuhan terhingga dalam dirinya. Dengan demikian,
spiritulnya. Spiritual ini berkaitan dengan dalam dirinya tumbuh suatu kekuatan
sisi keagamaan yang dapat meningkatkan spiritual yang mampu membuat jiwanya
keimanan kepada Allah,SWT. Spiritual merasa tentram dan kembali seimbang.
dalam hal ini dapat dikatakan sebagai Keseimbangan dalam tubuh yang
fondasi agama yang melekat pada disebabkan adanya ketentraman jiwa bisa
seseorang. Oleh karena itu, peranan menormalkan fungsi organ tubuh seperti
spiritual sangat berpengaruh pada meningkatkan imunitas sehingga mampu
kehidupan manusia (Snyder & Lindquist, menggerakan suatu mekanisme internal
2012). untuk menyembuhkan penyakit
Spiritualitas mencakup kepercayaan (Stephenson, Draucker, & Martsolf, 2003).
pada hubungan suatu kekuatan yanglebih Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tinggi, kekuatan pencipta, keberadaan do’a sebagai penyembuh terhadap
Tuhan, dan sumber energi yang kecemasan diantaranya dengan berdo’a
tidakterbatas. Spiritualitas mengandung menghasilkan beberapa efek medis dan
pengertian hubungan manusia dengan psikologis yaitu akan menyeimbangkan
Tuhanya dengan menggunakan instrument keseimbangan kadar serotonin dan
sholat, puasa, dzikir, dan doa. Aspek neropineprine di dalam tubuh, dimana
spiritual dapat di kembangkan dengan fenomena ini merupakan morfin alami
berbagai cara diantaranya bagi umat yang bekerja didalam otak serta akan
muslim yang akan menjalani operasi menyebabkan hati dan pikiran merasa
adalah dengan berdoa, dan pasrah (tawakal tenang dibandingkan sebelum berdo’a,
dan inabah) kepada Allah akan keadaan Otot-otot tubuh mengendur terutama otot
dirinya. Apabila seseorang berdo’a, maka bahu yang sering mengakibatkan
ia sebenarnya memasukkan dan ketegangan psikis. Hal tersebut merupakan
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 49
salah satu bentuk karunia Allah yang usia 18-60 tahun, operasi sedang dan besar
sangat berharga yang berfungsi sebagai zat serta belum pernah operasi sebelumnya,
penenang didalam otak manusia beragama Islam, mampu mendengar
(Chabibah, 2011; Isnaini, 2016). dengan baik. 24 responden pada masing-
Berdasarkan studi pendahuluan yang masing kelompok kontrol dan intervensi.
dilakukan di IBS RSI Fatimah Cilacap Pengambilan data kecemasan
untuk menurunkan kecemasan pasien pre menggunakan The Amsterdam Preoperatif
operasi perlu adanya alternatif terapi non Anxiety and Information Scale (APAIS)
farmakologis untuk menurunkan versi Indonesia sebelum dan setelah
kecemasan pasien pre operasi di IBS RSI intervensi. Analisis data menggunakan uji
Fatimah Cilacap yaitu bimbingan do’a. Wilcoxon dan Mann-Whitney.
Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pengaruh Bimbingan HASIL
Doa terhadap tingkat kecemasan pasien Gambaran karakteristik responden
pre-operasi di ruang persiapan RSI Fatimah dapat ditampilkan pada tabel 1 berikut:
Cilacap. Tabel 1. Karakteristik Pasien Pre-
Operasi di RSI Fatimah Cilacap
No Karakteristik Intervensi Kontrol
METODE f % f %
1 Umur (tahun)
Penelitian dilakukan di IBS RSI <31 9 37,5 8 33,3
31-40 3 12,5 9 37,5
Fatimah Cilacap pada bulan Desember
41-50 4 16,6 5 20,8
2017. Jenis penelitian quasi experimental 51-60 8 33,3 2 8,3
dengan pendekatan pre -post test design 2 Tingkat Pendidikan
SD 3 12,5 4 16,6
with kontrol group. Instrumen APAIS SMP 3 12,5 5 20,8
SMA 8 33,3 9 37,5
(Amsterdam Preoperative Anxiety and PT 10 41,6 6 25
3 Jenis Kelamin
Information Scale) digunakan untuk Laki-laki 14 58,3 7 29,1
Perempuan 10 41,6 17 70,8
mengukur tingkat kecemasan responden 4 Klasifikasi Operasi
yang dilakukan 40 menit sebelum operasi Sedang 5 20,8 3 12,5
Besar 19 79,1 21 87,5
dan 10 menit sebelum operasi. Intervensi 5 Pekerjaan
Buruh 1 4,1 3 12,5
pemberian terapi doa dilakukan setelah IRT 6 25 3 12,5
Swasta 8 33,3 4 16,6
pengukuran kecemasan pertama. Sejumlah Pedagang 3 12,5 3 12,5

48 responden terpilih menjadi responden Petani 2 8,3 3 12,5


PNS 4 16,6 8 33,3
secara accidental sampling dengan kriteria
pasien preoperasi elektif dalam kondisi
sadar, tidak mendapat obat anti depresan,
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 50
kelompok intervensi sebelum diberi
bimbingan doa paling banyak pada
Tabel 2 Tingkat Kecemasan Pasien Pre
kategori berat yaitu 19 orang (79,2%) dan
operasi di IBS RSI Fatimah Cilacap
Tahun 2018 responden kelompok kontrol sebelum
No Kelompok/ Sebelum p-
Tingkat Sesudah value* tindakan dalam kategori berat yaitu 21
Cemas
orang (87,5%). Hasil penelitian
A Intervensi
1 Ringan 0 (0) 11 0,001 menunjukan antara kelompok bimbingan
(45,8)
2 Sedang 5 9 doa dengan kelompok kontrol pada
(20,8) (37,5)
3 Berat 19 4 pengukuran pertama didapatkan tidak ada
(79,2) (16,7)
B Kontrol perbedaan yang signifikan dengan p-value
1 Ringan 0 (0) 0 (0) 1,000
1.000, sehingga dapat disimpulkan bahwa
2 Sedang 3 3
(12,5) (12,5) tidak ada perbedaan tingkat kecemasan
3 Berat 21 21
(87,5) (87,5) pasien pre operasi sebelum pemberian
p-value** 1,000 0,001
Ket: *: Uji Wilcoxon; **: Uji: Mann-Whitney bimbingan doa dan sebelum pada
Hasil analisis menunjukkan ada kelompok kontrol di IBS RSI Fatimah
perbedaan tingkat kecemasan antara Cilacap.
sebelum dan sesudah intervensi pada Kemudian hasil penelitian menunjukan
kelompok intervensi yang dilakukan bahwa kecemasan responden sesudah
pemberian bimbingan berdoa (p-value: diberi bimbingan doa paling banyak pada
0,001), serta ada perbedaan tingkat kategori ringan yaitu 11 orang (45,8%) dan
kecemasan setelah intervensi antara responden sesudah pada kelompok kontrol
kelompok kontrol dan kelompok intevensi kategori berat yaitu 21 orang (87,5%).
(p-value: 0,001). Hasil penelitian menunjukan antara
sesudah diberi bimbingan doa dengan
PEMBAHASAN kelompok kontrol didapatkan ada
Hasil penelitian menunjukan tingkat perbedaan yang signifikan (p-value:
kecemasan pre- post bimbingan doa 0,001), sehingga dapat disimpulkan bahwa
didapatkan perbedaan yang signifikan (p- ada perbedaan yang signifikan antara
value: 0,001). Dengan demikian dapat tingkat kecemasan pasien pre operasi
disimpulkan bahwa pemberian bimbingan sesudah pemberian bimbingan doa
doa efektif untuk menurunkan kecemasan dibandingkan dengan sesudah pada
pasien pre-operasi. Hasil penelitian kelompok kontrol di IBS RSI Fatimah
menunjukan kecemasan responden Cilacap.

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 51


Pasien yang akan menjalani operasi beberapa efek medis dan psikologis yaitu
akan menunjukan banyak komplikasi dan akan menyeimbangkan keseimbangan
efek samping yang ditimbulkan oleh pasien kadar serotonin dan norepineprine di dalam
yang akan menjalani operasi sehingga tubuh, dimana fenomena ini merupakan
mengakibatkan tingkat kecemasan pasien morfin alami yang bekerja didalam otak
yang akan menjalani operasi akan serta akan menyebabkan hati dan pikiran
meningkat. Cemas adalah perasaan tidak merasa tenang dibandingkan sebelum
nyaman atau ketakutan yang tidak jelas dan berdo’a, otot-otot tubuh mengendur
gelisah disertai dengan respon autonom. terutama otot bahu yang sering
Sumber terkadang tidak spesifik atau tidak mengakibatkan ketegangan psikis. Hal
diketahui oleh individu, perasaan yang tersebut merupakan salah satu bentuk
was-was untuk mengatasi bahaya ini karunia allah yang sangat berharga yang
merupakan sinyal peringatan akan adanya berfungsi sebagai zat penenang didalam
bahaya dan kemungkinan individu untuk otak manusia. Kondisi psikologis seperti
mengambil langkah untuk menghadapinya. depresi dan stres teramati lebih rendah
Sebagai contoh kekhawatiran menghadapi pada orang-orang yang taat beragama serta
operasi/pembedahan (misalnya takut sakit tingkat kematian dini di kalangan orang-
waktu operasi, takut terjadi kecacatan), orang yang beribadah dan berdoa secara
kekhawatiran terhadap anestesi/pembiusan teratur adalah sekitar 25% lebih rendah
(misalnya takut terjadi kegagalan dibandingkan pada mereka yang tidak
anestesi/meninggal, takut tidak bangun memiliki keyakinan agama (Riyadi, 2012).
lagi) dan lain-lain (Gordon, 2014). Doa dapat menjadi kekuatan dan
Untuk itu sebagai perawat perlu penyembuhan segala penyakit, kekuatan
melakukan langkah-langkah dalam doa harus disertai dengan keyakinan,
menurunkan kecemasan. Intervensi kesabaran dan keridhoan. Doa sangat
keperawatan yang tepat diperlukan untuk diperlukan untuk ketenangan hati
mempersiapkan klien baik secara fisik seseorang. Doa adalah harapan untuk
maupun psikis. Salah satu tindakan untuk kesembuhan. Sebagai perawat, kita harus
mengurangi tingkat kecemasan adalah membimbing pasien dalam agama dan
dengan cara mempersiapkan mental dari doanya. Baik pasien sendiri yang berdoa
pasien (Black & Hawk, 2009). Riset ataupun kita yang berdoa untuk
menunjukan bahwa do’a sebagai kesembuhan pasien (Reza, 2016).
penyembuh terhadap kecemasan Adapun pengertian doa secara istilah
diantaranya dengan berdo’a menghasilkan ialah “melahirkan kehinaan dan
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 52
kerendahan diri serta menyatakan kecemasan setelah intervensi antara
kehajatan dan ketundukan kepada Allah kelompok kontrol dan kelompok
SWT. Sebagai muslim juga harus yakin intevensi(p-value: 0,001).
dan percaya dengan kekuatan doa seperti
yang sudah tertulis dalam al-Qur`an surat
Al-Mukmin ayat 60, Allah berfirman : KESIMPULAN
yang artinya, Dan Tuhanmu berfirman: Berdasarkan hasil penelitian dan
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan pembahasan tentang pemberian terapi doa
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya terhadap pasien preoperasi menunjukan
orang-orang yang menyombongkan diri ada perbedaan tingkat kecemasan antara
dari menyembah-Ku akan masuk neraka sebelum dan sesudah intervensi pada
Jahannam dalam keadaan hina. Adapun kelompok intervensi yang dilakukan
beberapa faedah doa adalah sebagai pemberian bimbingan berdoa (p-value:
berikut: menghadapkan wajah kepada 0,001), serta ada perbedaan tingkat
Allah SWT. dengan tadharru’, memajukan kecemasan setelah intervensi antara
permohonan kepada Allah SWT yang kelompok kontrol dan kelompok
memiliki perbendaharaan yang tidak akan intevensi(p-value: 0,001).
habis- habisnya, memperoleh naungan
rahmat Allah SWT., menunaikan UCAPAN TERIMA KASIH
kewajiban taat dan menjauhkanmaksiyat, Terimakasih kami sampaikan kepada
menabung sesuatu yang diperlukan untuk Ketua STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah
masa susah dan sempit, memperoleh Cilacap dan Direktur RS Islam Fatimah
keridhaan Allah SWT., memperoleh hasil Cilacap atas ijin dan dukungannya
yang pasti karena setiap doa dipelihara
dengan baik di sisi Allah SWT melindungi
diri dari bala bencana, dan menolak
bencana atau meringankan tekanannya
(Habibi & Hasbi, 2015).
Hasil penelitian menunjukan ada
perbedaan tingkat kecemasan antara
sebelum dan sesudah intervensi pada
kelompok intervensi yang dilakukan
pemberian bimbingan berdoa (p-value:
0,001), serta ada perbedaan tingkat
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 53
DAFTAR PUSTAKA Rohani Islam Dalam Menurunkan
Stres Pasien Kanker Payudara Di
Arifah, S., & Trise, I. N. (2012). Pengaruh Rumah Sakit Sultan Agung
Pemberian Informasi Tentang Semarang. Universitas Islam Negeri
Persiapan Operasi Dengan Walisongo.
Pendekatan Komunikasi Terapeutik Makmuri, H., & Kamaludin, R. (2007).
Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien The correlation between education
Pre Operasi Di Ruang Bougenville levels toward anxiety levels of
RSUD Sleman. Jurnal Kebidanan, fracture femur pre operated patient at
IV(1), 40–49. Prof. Dr. Margono Soekarjo Hospital
Black, M., & Hawk, J. (2009). Medical of Purwokerto. Jurnal Ilmiah
Surgical Nursing, Clinical Kesehatan Keperawatan, 3(2), 108–
Management for Positive Outcomes 115.
(8 Vol 2). Singapore: Elsevier Pte Nelson, M. T., Spencer, C. C., &
Ltd. Thompson, A. (2014). 2014 ACC /
Chabibah, I. (2011). Bentuk layanan AHA Guideline on Perioperative
bimbingan rohani pasien dalam Cardiovascular Evaluation and
membantu proses kesembuhan pasien Management of Patients Undergoing
di layanan kesehatan cuma-cuma(lkc) Noncardiac Surgery. Journal of the
ciputat. Universitas Islam Negeri American College of Cardiology,
Syarif Hidayatullah. 64(22).
Gordon, M. (2014). Manual of nursing https://doi.org/10.1016/j.jacc.2014.07
diagnosis. Jones & Bartlett .944
Publishers. Reza, I. F. (2016). Implementasi Coping
Habibi, A. A., & Hasbi, A. (2015). Religious dalam Mengatasi Gangguan
Kesehatan spiritual dan ibadah shalat Fisik-Psikis-Sosial-Spiritual pada
dalam perspektif ilmu dan teknologi Pasien Gagal Ginjal Kronik. Intizar,
kedokteran. Jurnal Medika Islamika, 22(2), 243–280.
12(1). Riyadi, A. (2012). Dakwah terhadap
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2014). Pasien (Telaah terhadap Model
Nursing Diagnoses Definition and Dakwah melalui Sistem Layanan
Classification 2015-2017 (6th ed.). Bimbingan Rohani Islam di Rumah
Oxford: Wiley Blackwell. Sakit). Jurnal Bimbingan Konseling
Isnaini, K. (2016). Peranan Bimbingan Islam, 3(2).
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 54
Sjamsuhidajat, R., Karnadihardja, W.,
Prasetyono, T. O. H., & Rudiman, R.
(2010). Buku Ajar Ilmu Bedah.
Jakarta: EGC.
Snyder, M., & Lindquist, R. (2012).
Complementary Alternative
Therapies Nursing (4th ed.). Springer
Publishing Company.
Stephenson, P. L., Draucker, C. B., &
Martsolf, D. S. (2003). The
Experience of Spirituality in the Lives
of Hospice Patients. Journal of
Hospice and Palliative Nursing, 5(1),
51–58.

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XII, No. 1. Maret 2019 55

Anda mungkin juga menyukai