Anda di halaman 1dari 14

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala

sesuatu yang berkenaan dengan Akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah sistem
informasi. Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain :

 Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.


 Memproses data menjadi into informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan
keputusan.
 Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.

Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan yang secara
langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.

SIA terdiri dari 3 subsistem:

 Sistem pemrosesan transaksi

mendukung proses operasi bisnis harian.

 Sistem buku besar/ pelaporan keuangan

menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak.

 Sistem pelaporan manajemen

yang menyediakan pihak manajemen internal berbagai laporan keuangan bertujuan khusus serta
informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran, laporan kinerja,
serta laporan pertanggungjawaban.

Sistem Informasi Manajemen


Sistem Informasi Manajemen memproses berbagai transaksi non-keuangan yang tidak bisa
diproses oleh SIA biasa.

Cara Kerja
Untuk memahami bagaimana SIA bekerja, perlu untuk menjawab beberapa pertanyaan sebagai
berikut :

 Bagaimana mengoleksi data yang berkaitan dengan aktivitas dan transaksi organisasi?
 Bagaimana mentransformasi data kedalam informasi sehingga manajemen dapat
menggunakan untuk menjalankan organisasi?
 Bagaimana menjamin ketersediaan, keandalan, keakuratan informasi ?
Manfaat
Sebuah SIA menambah nilai dengan cara:

 Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat melakukan aktivitas
utama pada value chain secara efektif dan efisien.
 Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang dihasilkan
 Meningkatkan efisiensi
 Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan
 Meningkatkan sharing knowledge
 menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan

Sistem Informasi Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang merubah data
transaksi bisnis menjadi informasi keuangan yang berguna bagi pemakainya

Sistem inforamsi akuntansi sangat diperlukan bagi pemakai akuntansi yaitu pihak
luar(ekstern) oragnisasi perusahaandan pihak dalam(intern) oraganisasi perusahaan.
Kebutuhan para pemakai ekstern dapat dipenuhi dengan adanya publikasi laporan laba/rugi.
Sedangkan para pemakai intern dapat memenuhi kebutuhan informasi akuntansinya untuk
mencapai nilai ekonomis (laba) perusahaan semaksimal mungkin.

TUJUAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


1. Untuk mendukung operasi-operasi sehari-hari (to Support the –day-to-day operations).
2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen (to support decision making by internal
decision makers).
3. Untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggung-jawaban (to fulfill
obligations relating to stewardship).

Dalam SIA ada 2 pemakai informasi akuntansi yaitu:

1. Pihak ekstern

– Para langganan
– Para leveransir (supplier)
– Para pemegang saham (stockholder)
– Para pegawai
– Para pemberi pinjaman
– Instansi Pemerintah

2. Pihak Intern
SIA menyiapkan informasi bagi manajemen dengan melaksanakan operasi-operasi
tertentu atas semua data sumber yang diterimanya dan juga mempengaruhi hubungan
organisasi perusahaan dengan lingkungan sekitarnya

PROSES APLIKASI SIA

Pemakai

Sumber Data Umpan Balik Penghasil Informasi

Pengumpulan data Pemrosesan data manajemen database

PENGERTIAN dan TUJUAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Pengertian dan Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Pada dasarnya informasi merupakan data yang telah diolah sedemikian rupa, sehingga dapat
dijadikan dasar bagi pengambilan keputusan. Informasi memegang peran yang sangat penting
dalam suatu perusahaan untuk mengetahui kegiatan apa yang telah terjadi dengan
perusahaannya, melakukan evaluasi apakah kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan apa
yang telah direncanakan dan menjamin agar data tersebut dapat diolah secara efisien menjadi
informasi yang akurat, dapat dipercaya dan tepat waktu maka dalam pengolahan data tersebut
diperlukan suatu alat yang dinamakan sistem informasi.
Ada beberapa perbedaan sistem informasi yang diterapkan perusahaan. Salah satu sistem
informasi yang sangat diperlukan bagi manajemen untuk mengolah data administrasi dan
keuangan adalah sistem informasi akuntansi. Perbedaan tersebut sebenarnya hanya terletak
pada penekanannya saja, namun pada dasarnya tetap mengandung pengertian yang sama.
Davis, dan kawan-kawan, mengatakan bahwa Accoun-ting information system encompass the
process and procedures by which an organization’s financial information is received, registered,
recorded, handled, processed, stored, and ultimately disfosed of.
Penjelasan di atas menekankan pada proses dan prosedur pengelolaan atas informasi keuangan
organisasi mulai dari penerimaan sampai dengan informasi tersebut tidak berguna lagi bagi
organisasi.
Sedangkan Robert G. Murdick menyatakan bahwa The accounting information system can be
defined as the set of activities of the organization responsible for preparation of financial
information and the information obtained from transaction data for the purpose of :(1)internal
reporting to managers for use in planning and controlling current and future operations, and (2)
external reporting to stockholders, government and other outside parties.
Pengertian di atas jelas mengenai sistem informasi akuntansi dan dapat diambil kesimpulan
bahwa sistem informasi akuntansi mencakup proses dan prosedur pengelolaan informasi
keuangan organisasi dengan tujuan untuk pelaporan kepada pihak intern maupun ekstern
perusahaan.

2. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Tujuan penyusunan sistem informasi akuntansi adalah sama dengan tujuan penyusunan sistem
akuntansi antara lain :
a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelola kegiatan usaha baru.

b. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai
mutu, Ketepatan penyajian maupun struktur informasi

c. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi & pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki
tingkat keandalan (realibility) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap
mengenai pertanggung jawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.

d. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyeleng-garaan catatan akuntansi.


Tujuan di atas dapat dijelaskan bahwa biasanya perusahaan baru memulai usahanya sangat
memerlukan penyusunan sistem informasi akuntansi yang lengkap. Namun, adakalanya sistem
informasi akuntansi yang sudah ada tidak dapat memenuhi kebutuhan manajemen, baik dalam
hal mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasi yang terdapat dalam laporan. Dengan
memperbaiki pengawasan akuntansi dan pengendalian intern, maka pertanggungjawaban
terhadap penggunaan kekayaan organisasi dapat dilaksanakan dengan baik serta informasi yang
dihasilkan oleh sistem tersebut dapat
PERANCANGAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PENDEKATAN PADA TEKNOLOGI INFORMASI


Sistem Informasi Akuntansi dengan pendekatan teknologi informasi seperti halnya siklus
pengembangan sistem yang lainnya, dimana hal ini mensyaratkan adanya suatu metode daur
hidup pengembangan sistem. Pola daur hidup pengembangan sistem dapat menggunakan
beberapa model. Adapun tahapan pengembangan sistem yang umum digunakan sebagai berikut
:
Gambar 2. Tahapan Sistem
1. Tahapan Analisis Sistem
Dimulai karena adanya permintaan terhadap sistem baru. Proyek baru ditangani
dalam bentuk tim, yang melibatkan pemakai, analis sistem, dan para spesialis sistem
informasi yang lain, serta barangkali juga auditor internal. Tujuan utama analisis sistem
adalah untuk menentukan hal-hal detil tentang yang akan dikerjakan oleh sistem yang
diusulkan (dan bukan bagaimana caranya). Analisis sistem mencakup studi kelayakan dan
analisis kebutuhan. Analisis sistem mencakup studi kelayakan dan analisis kebutuhan.

Studi Kelayakan
Menentukan kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan. Berguna untuk
memastikan bahwa solusi yang diusulkan tersebut benar-benar dapat dicapai dengan
sumber daya dan dengan memperhatikan kendala yang terdapat pada perusahaan serta
dampak terhadap lingkungan sekeliling. Analis sistem melaksanakan penyelidikan awal
terhadap masalah dan peluang bisnis yang disajikan dalam usulan proyek pengembangan
sistem. Tugas-tugas yang tercakup dalam studi kelayakan meliputi:
● Penentuan masalah dan peluang yang dituju sistem
● Pembentukan sasaran sistem baru secara keseluruhan
● Pengidentifikasian para pemakai sistem
● Pembentukan lingkup sistem
Ukuran yang dipakai dalam studi kelayakan:
Tabel 1. Ukuran Studi Kelayakan
Aspek Pertimbangan
Teknologi
Apakah sistem dapat dikembangkan dan dioperasikan
dengan teknologi yang tersedia?
Ekonomi
Apakah manfaat sistem lebih besar daripada biaya yang
dikeluarkan (termasuk untuk memenuhi kebutuhan
personil)?

Non-ekonomi
Apakah sistem yang diusulkan memiliki keuntungan yang
tak dapat diukur dengan uang
Organisasi atau
Operasional
Apakah sistem yang diusulkan bisa cocok dengan budaya
organisasi?
Apakah level keahlian yang digunakan dalam sistem baru
sesuai dengan pegawai yang akan mengoperasikannya?
Jadwal
Mungkinkah menerapkan sistem tersebut sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan?
Kendala hukum,
etika, dan yang
lain
Apakah sistem yang diusulkan tidak bertentangan dengan
etika atau hukum?
Apakah terdapat kendala-kendala yang berbahaya yang
dilanggar?
Analisa Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan untuk menghasilkan spesifikasi kebutuhan (disebut
juga spesifikasi fungsional) . Spesifikasi kebutuhan adalah spesifikasi yang rinci tentang
hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan. Spesifikasi ini sekaligus
dipakai untuk membuat kesepahaman antara pengembang sistem, pemakai yang kelak
menggunakan sistem, manajemen, dan mitra kerja yang lain (misalnya auditor internal).
Analisis kebutuhan ini diperlukan untuk menentukan:
● keluaran yang akan dihasilkan sistem,
● masukan yang diperlukan sistem,
● lingkup proses yang digunakan untuk mengolah masukan menjadi keluaran,
● volume data yang akan ditangani sistem,
● jumlah pemakai dan kategori pemakai, serta
● kontrol terhadap sistem
2. Tahapan Analisis Sistem
Gambar 3. Skema Perancangan
Perancangan Konseptual
Disebut juga perancangan logis . Pada perancangan ini, kebutuhan pemakai dan
pemecahan masalah yang teridentifikasi selama tahapan analisis sistem mulai dibuat untuk
diimplementasikan Ada tiga langkah penting yang dilakukan dalam perancangan
konseptual, yaitu: evaluasi alternatif rancangan, penyiapan spesifikasi rancangan.

Contoh:
● perusahaan mau menggunakan pesanan pembelian atau menggunakan EDI
Desain Sistem
Perancangan Fisik
Analisis
Sistem
Perancangan Konseptual
● Arsitektur teknologi informasi yang digunakan terpusat atau terdistribusi
● Entri data akan dilakukan melalui keyboard, barcode scanner, atau kedua-duanya
Evaluasi yang dilakukan mengandung hal-hal berikut (Romney, Steinbart, dan Cushing,
1997):
● Bagaimana alternatif-alternatif tersebut memenuhi sasaran sistem dan organisasi
dengan baik?
● Bagaimana alternatif-alternatif tersebut memenuhi kebutuhan pemakai dengan
baik?
● Apakah alternatif-alternatif tersebut layak secara ekonomi?
● Apa saja keuntungan dan kerugian masing-masing?
Skema Perancangan Konseptual
Spesifikasi rancangan ini mencakup elemen-elemen berikut:
● Keluaran
Rancangan laporan mencakup frekuensi laporan (harian, mingguan, dan
sebagainya), isi laporan, bentuk laporan, dan laporan cukup ditampilkan pada layar
atau perlu dicetak
● Penyimpan data
Dalam hal ini, semua data yang diperlukan untuk membentuk laporan ditentukan
lebih detil, termasuk ukuran data (misalnya, nama barang maksimal terdiri atas 25
karakter) dan letaknya dalam berkas
● Masukan
Rancangan masukan meliputi data yang perlu dimasukkan ke dalam sistem
● Prosedur pemrosesan dan operasi
Rancangan ini menjelaskan bagaimana data masukan diproses dan disimpan dalam
rangka untuk menghasilkan laporan
Perancangan Fisik
Rancangan keluaran, berupa bentuk laporan dan rancangan dokumen
● Rancangan masukan, berupa rancangan layar untuk pemasukan data
● Rancangan antarmuka pemakai dan sistem, berupa rancangan interaksi antara
pemakai dan sistem (menu, ikon, dan sebagainya)
● Rancangan platform, berupa rancangan yang menentukan perangkat keras dan
perangkat lunak yang digunakan
● Rancangan basis data, berupa rancangan-rancangan berkas dalam basis data,
termasuk penentuan kapasitas masing-masing

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN PERSEDIAN

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN

Sistem Informasi Akuntansi Pembelian


Pembelian adalah kegiatan pemilihan sumber,
pemesanan dan perolehan barang dan jasa sebagai
salah satu aktivitas utama operasi bisnis perusahaan.
Sistem Informasi Akuntansi Pembelian (SIA
Pembelian) merupakan sistem yang dibangun untuk
mempermudah pelaksanaan pembelian dengan
meng-otomatisasi-kan atau meng-komputerisasi
keseluruhan maupun beberapa bagian dari proses
pembelian tersebut disertai dengan pengendalian
atau kontrol atas sistem komputerisasi tersebut.
Proses pembelian setiap jenis perusahaan hampir
serupa karena meliputi beberapa atau seluruh
kegiatan berikut ini :
1. Konsultasi dengan supplier yang diadakan
sebelum pembelian berlangsung dengan cara
menghubungi beberapa supplier untuk
mendapatkan pemahaman mengenai
ketersediaan kuantitas dan harga dari barang
dan jasa.
2. Pembuatan dokumen permintaan pengadaan
barang atau jasa dengan mendapatkan
persetujuan dari supervisor. Permintaan ini
kemudian digunakan oleh departemen
pembelian untuk memesan barang.
3. Mengadakan perjanjian dengan supplier untuk
pembelian barang atau jasa dimasa yang akan
datang. Perjanjian dengan supplier meliputi
pesanan-pesanan pembelian (pesanan yang
sebetulnya dikirim ke supplier) dan kontrak
dengan supplier.
4. Penerimaan barang atau jasa dari supplier
dimana perusahaan harus memastikan bahwa
hanya batang yang dipesan berada dalam
kondisi baiklah yang akan diterima.

5. Pengakuan kewajiban atas barang dan jasa yang


diterima dari supplier yang akan dicatat oleh
departemen hutang pada saat tagihan diterima
dari supplier.
6. Pemilihan invoice yang akan dibayar.
7. Penulisan, penandatanganan dan pengiriman
cek kepada supplier.
Dokumen yang terkait ke kepada siklus
pembelian adalah:
1. Purchase Requisition (Permintaan Pembelian)
2. Purchase order (Pemesanan Pembelian)
3. Receiving order (Penerimaan Pesanan)
4. Supplier (Vendor) invoice
5. Disbursment voucher
6. Disbursment check
7. Debit memorandum
8. New supplier (vendor) form
9. Request for proposal (or quotation)
1.2 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan
Persediaan adalah aktiva perusahaan yang
meliputi barang jadi yang tersedia untuk dijual
kembali, barang dalam penyelesaian yang sedang
diproduksi dan bahan serta perlengkapan yang
digunakan dalam proses produksi
Persediaan yang terdapat dalam perusahaan
dapat dibedakan menurut beberapa cara, dilihat dari
fungsinya, dan dilihat dari jenis dan posisi barang
dalam urutan pengerjaan produk.
1. Dilihat dari fungsinya
a. Batch stock atau lot inventory
b. Fluctuation stock
c. Anticipation stock
2. Dilihat dari jenis dan posisi produk dalam
urutan pengerjaan produk :
a. Persediaan bahan baku (raw material stock)
b. Persediaan bagian produk atau parts yang
dibeli (purchase parts/component stock)
c. Persediaan bahan-bahan pembantu atau
barang-barang perlengkapan (supplier
stock)

d. Persediaan barang setengah jadi atau


barang dalam proses (work in
process/progress stock)
e.Persediaan barang jadi (finished goods
stock)
Pada dasarnya terdapat lima catatan yang paling
penting atau utama dalam sistem persediaan :
1. Permintaan untuk dibeli (purchase requisition)
2. Laporan penerimaan (receiving report)
3. Catatan persediaan (balances of stores record)
4. Daftar permintaan bahan (material requisition
form)
5. Perkiraan pengawasan (control accounting)
Sistem pencatatan persediaan yaitu:
1. Periodic System, yaitu pada setiap akhir periode
dilakukan perhitungan secara fisik dalam
menentukan jumlah persediaan akhir.
2. Perpetual System atau juga disebut Book
Inventories, yaitu setiap mutasi dari persediaan
sebagai akibat dari pembelian ataupun
penjualan dicatat atau dilihat dalam kartu
administrasi persediaannya.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menilai suatu persediaan, diantaranya dengan :
a. first-in, first out (FIFO)
b. rata-rata tertimbang (weighted average)
c. last in, first-out (LIFO)
Pengendalian internal pada siklus pembelian
meliputi:
1. Pemisahan tugas. Individu-individu yang
mengotorisasi, melaksanakan pembelian, dan
mencatat transaksi adalah individu yang
berbeda untuk menghindari terjadinya
kecurangan.
2. Menggunakan informasi dari kejadian lampau
untuk mengontrol aktivitas pembelian
3. Mengamati dari dekat semua kegiatan
pembelian

4. Dokumen-dokumen yang berurutan dan


bernomor urut tercetak.
Elemen yang harus ada untuk mendukung
pengendalian internal yang baik atas persediaan
adalah:

1. Pemilihan karyawan, pelatihan dan disiplin


yang baik.
2. Pengendalian yang ketat atas barang yang
datang melalui sistem barcode.
Pengendalian yang efektif atas semua barang
yang keluar dari fasilitas.
Pengendalian persediaan mencakup tindakan
mempertahankan jumlah persediaan yang optimum,
dimana jumlah persediaan sesuai dengan kebutuhan
operasi perusahaan. Jumlah persediaan yang terlalu
banyak akan menambah biaya dan modal kerja
membeku di persediaan, sedangkan jumlah
persediaan yang terlalu sedikit akan menghambat
kelancaran produksi maupun distribusi dan
mengakibatkan opportunity lost. Oleh karena
tersebut terdapat sebuah metode untuk
mempermudah pengendalian jumlah persediaan
yang disebut Economic Order Quantity (EOQ).
Peran Akuntan Dalam Sistem Informasi Akuntansi.

PERAN AKUNTAN DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI.

Dimanakah seorang akuntan dapat bekerja? Akuntan sebagai salah satu profesi
dapat bekerja di suatu perusahaan swasta maupun di pemerintahan atau mendirikan
suatu perusahaan. Jika akuntan mendirikan perusahaan, akuntan tersebut disebut
akuntan publik (public accountant) yang pekerjaannya adalah mengaudit laporan
keuangan perusahaan sebagai pihak yang independen dan hasilnya berupa pendapat
atas laporan keuangan tersebut. Jika bekerja di dalam perusahaan
swasta/pemerintahan, akuntan tersebut disebut akuntan pribadi (private accountant).

Pekerjaan/tugas/fungsi yang dapat dilakukan oleh seorang akuntan di dalam suatu


perusahaan adalah sebagai:

 Controller
 Treasurer (bendaharawan)
 Tax specialist (spesialis pajak)
 Financial Analyst (analis keuangan)
 Cost accountant (akuntan biaya)
 General accountant (akuntan umum)
 Information systems (sistem informasi)
 Budgeting specialist (spesialis anggaran)
 Internal auditor (pemeriksa internal)

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah subsistem dari sistem informasi yang bertujuan
untuk mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi keuangan dari kejadian
bisnis (Gelinas et. al., 2004, p.15). Informasi ini dikomunikasikan kepada berbagai pihak
pengambil keputusan.
Apakah peran yang dimainkan seorang akuntan dalam SIA? Tiga peran akuntan
dalam SIA adalah sebagai user, designer, dan auditor. Sebagai user atau pemakai
sistem, akuntan harus bisa memastikan bahwa sistem baru berisi ciri-ciri
(features) yang dibutuhkan dalam menjalankan pekerjaan/tugas/fungsinya dalam
organisasi. Dengan kata lain, para akuntan harus memberikan gambaran yang
jelas tentang kebutuhan mereka kepada para profesional/spesialis sistem yang
merancang sistem mereka. Karena itu, akuntan sebagai pemakai sistem harus
mengetahui bagaimana sistem dikembangkan, teknik-teknik yang digunakan dalam
pengembangan sistem, dan teknologi yang akan digunakan dalam sistem yang baru.

Salah satu faktor keberhasilan/kesuksesan dalam perancangan suatu sistem informasi


adalah dengan melibatkan pemakai sistem tersebut. Akuntan sebagai pemakai sistem
informasi akuntansi harus dilibatkan dalam perancangan sistem karena akuntan
mempunyai pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi, prinsip-prinsip
pengauditan, teknik-teknik sistem informasi, dan metode pengembangan sistem.
Perancangan sistem merupakan upaya kolaborasi antara akuntan dengan
profesional/spesialis sistem. Akuntan bertanggung jawab untuk sistem konseptualnya
sedangkan profesional/spesialis sistem bertanggung jawab untuk sistem fisiknya.
Sebagai contoh: manajer departemen kredit akan membutuhkan informasi mengenai
kredit para pelanggan untuk mendukung keputusan yang akan dibuatnya. Akuntan
menentukan hakikat informasi yang diperlukan, sumber-sumbernya, tujuannya, dan
peraturan akuntansi yang perlu diterapkan. Profesional/spesialis sistem menentukan
teknologi yang paling ekonomis dan efektif untuk mendapatkan, memproses dan
menghasilkan informasi tersebut.

Informasi dari laporan yang dihasilkan SIA harus sesuai dengan kualitas suatu
informasi. Salah satunya adalah keandalan data SIA yang akan menghasilkan laporan
keuangan tersebut. Baik auditor internal maupun auditor eksternal/public
accountant melakukan pengauditan SIA untuk menyediakan kepastian
(assurance) mengenai informasi yang terkandung pada laporan keuangan
tersebut. Akuntan sebagai auditor perlu mengetes sistem kontrolnya, menilai
efisensi dan efektifitas sistem, dan berpartisipasi dalam proses pengembangan
sistem. Agar lebih efektif melakukan pekerjaannya, auditor harus memiliki pengetahuan
teknik pengembangan sistem, pengendalian, teknologi yang digunakan, dan
perancangan dan pengoperasian SIA.
PENCAPAIAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI YANG MEMADAI

Sebelum melaksanakan metodologi pengembangan sistem, maka perlu pemahaman


terhadap kebijakan dan sekumpulan hal-hal mendasar yang menjadi keyakinan
manajemen suatu organisasi terhadap sistem informasi. Kebijakan ini berkaitan dengan
filosofi manajemen, dan sistem informasi yang proaktif.
Secara umum ada dua filosofi yang dapat digunakan dalam pengembangan sistem
informasi organisasi, yaitu dipandang sebagai senjata pertahanan taktik dan senjata
ofensif strategik. Pertama, sistem informasi dipandang sebagai senjata pertahanan
taktik dan operasional untuk menentukan basic data, kebutuhan pemrosesan dan
kewajiban pelaporan untuk membantu perusahaan tetap pada jalur yang harus dilalui
dan bertahan hidup. Kedua, sistem informasi akuntansi dipandang sebagai senjata
ofensif yang strategik untuk dapat memenangkan persaingan. Kebijakan sistem
informasi yang proaktif akan menghilangkan pemisah antara departemen, personalia
dan fungsi garis, serta menghilangkan batas wilayah negara. Kebijakan sistem informasi
proaktif mengakui penerapan teknologi informasi, seperti
telekomunikasi, komputer, electronic mail, computer-integrated manufacturing,
teleshopping, teleconference, multifunctional workstations secara terintegrasi.
Tujuan sistem informasi dan kebutuhan informasi yang didefinisikan secara jelas adalah
salah satu kunci untuk suksesnya sistem informasi. Kesuksesan suatu sistem
membutuhkan tujuan-tujuan yang terdefinisikan. Suatu sistem dengan tujuan tertentu
akan menyelesaikan lebih banyak untuk suatu organisasi, daripada sistem tanpa tujuan,
sedikit tujuan, atau tujuan yang ambisius (Calliueot and Lapayre, 1992).
Calliueot and Lapayre (1992) menyatakan bahwa penciptaan suatu informasi efektif
membutuhkan suatu pengorganisasian untuk mengembangkan sejumlah sistem-sistem
pendukung. Penarikan staf yang kompeten dan layak adalah suatu tindakan yang
sangat penting. Investasi yang besar dalam perangkat keras, perangkat lunak dan
pendukung sistem yang lain adalah sesuatu yang penting, namun tanpa manusia
bersumber daya yang kompeten untuk mengkoordinasikan sistem akan menghasilkan
informasi yang tidak layak, tidak tepat waktu atau tidak akurat.

Anda mungkin juga menyukai