Anda di halaman 1dari 14

Makalah Observasi Trimester II Menggunakan Metode 7

Langkah Varney pada kasus Kehamilan Normal Pada Ny”


Di Pusekesmas Meninting

Disusun Oleh:
1. Baiq Endang Kurnia

2.Rizka Fatma Cahyani

3.Royani Agustina

4. Ida Ayu Ratnika

5. Zuhratul Istiqomah

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES MATARAM

T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kekuatan dan kemampuan dalam proses perkuliahan, dan penulisan makalah yang berjudul
“Makalah7 Langkah Varney pada kasus Kehamilan Normal Trimester II Pada Ny”, yang
merupakan suatu kajian yang disusun untuk melengkapi tugas kelompok dalam mata kuliah
Asuhan Kebidanan Kehamilan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mengharapkan saran, masukkan bahkan kritik yang
membangun untuk makalah ini, sehingga bisa digunakan sebagai referensi dalam mata kuliah
Asuhan Kebidanan Kehamilan.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada dosen ibu.selaku pengajar mata kuliah yang
telah membantu dan memotivasi penulis dalam pembuatan makalah ini. Terima kasih juga untuk
semua pihak yang telah membantu  dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat selesai seperti
yang diharapkan.

Mataram, 2 Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER DEPAN……………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………... ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………… 2
C. Tujuan…………………………………………………………………………… 2
D. Manfaat.................................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. AKTIVITAS IBU HAMIL.................................................................................... 3
B. JENIS-JENIS AKTIVITAS IBU HAMIL.............................................................. 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………… 11
B. Saran…………………………………………………………………………….. 11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………. 12
BAB 1

TINJAUAN TEORI

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan
berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan
pemilihan alat kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berkesinambungan. (Marmi,
2011:11). Dan tidak bisa di pungkiri bahwa masa kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru
lahir hingga penggunaan kontrasepsi, wanita akan mengalami berbagai masalah kesehatan. Agar
kehamilan, persalinan serta masa nifas seorang ibu berjalan normal, ibu membutuhkan pelayanan
kesehatan yang baik. Untuk peraturan pemerintahan Nomor 61 Tahun 2014 tentang kesehatan
reproduksi menyatakan bahwa setiap perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan
untuk mencapai hidup sehat dan mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta
mengurangi Angka Kematian Ibu (Bandiyah, 2009). Pelayanan kesehatan tersebut sangat
dibutuhkan selama periode ini. Karena pelayanan asuhan kebidanan yang bersifat berkelanjutan
(continuity of care) saat di memang sangat penting untuk ibu. Dan dengan asuhan kebidanan
tersebut tenaga kesehatan seperti bidan, dapat memantau dan memastikan kondisi ibu dari masa
kehamilan, bersalin, serta sampai masa nifas.

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sendiri masih sangat tinggi jika di bandingkan
dengan negara-negara ASEAN lainnya. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2015 jumlah AKI di Indonesia sebanyak 305/100.000 KH (Direktorat Kesehatan
Keluarga, 2016). Kematian Ibu maternal paling banyak adalah sewaktu bersalin sebesar (49,5%),
kematian waktu hamil (26%) pada waktu nifas (24%) (Kementrian Kesehatan RI, 2012).
Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2015 di Indonesia sebanyak 22,23/1000
KH (Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016). Kematian neonatal paling banyak asfiksia (51%),
BBLR (42,9%), SC (18,9%), prematur (33,3%), kelainan kongenital (2,8%) dan sepsi (12%)
(Riskerdas, 2015).

Bagi banyak wanita, pada trimester 2 inilah banyak terjadi perubahan dalam dirinya. Mual –
muntah di pagi hari mulai hilang, rasa malas dan lemas tidak lagi dirasakan. Kesimpulannya,
banyak yang  merasakan dirinya kembali sehat pada trimester 2 ini. Nafsu  makan mulai
kembali, bahkan mungkin menjadi lebih banyak dari sebelumnya. Namun ada banyak juga
wanita hamil yang  pada trimester 2 ini mulai sering merasakan nyeri lambung (sakit mag).

 Saat ini ukuran janin hanya beberapa centimeter (masih sangat kecil), namun perut ibu mulai
bertambah besar. Kelenjar susu  pada  payudara  ibu  mulai bekerja untuk produksi susu. Pada
trimester inilah, payudara ibu mulai memproduksi cairan kekuningan yang kaya nutrisi untuk
bayi, yang disebut dengan kolostrum. Kolostrum akan menjadi makanan pertama begitu bayi
lahir hingga beberapa hari setelahnya.

  Dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai tenaga kesehatan bidan haruslah memiliki
prinsip yang harus dipegang teguh oleh seorang bidan. Supaya bidan berarti dalam kehidupan
masyarakat dan  memberikan pelayanan yang berkualitas untuk perempuan dan keluarga. Oleh
karena itu penulis memilih “ASUHAN KEBIDANAN TRIMESTER KE 2 MENGGUNAKAN 7
LANGKAH VARNEY” sebagai judul makalah ini supaya kita dapat mengetahui. Asuhan
kebidanan yang di berikan saat trimester ke dua menggunakan metode 7 langkah varney.

B. Rumusan Masalah

1 Apa saja perubahan yang di alami seorang  ibu saat trimester ke dua?

2  Apa peran bidan dalam menangani seorang ibu pada trimester ke dua?

C.Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan pada Ny kehamilan dengan  dengan menggunakan pendekatan


manajemen Varney.

2 Tujuan Khusus

1 Mampu melakukan pengumpulan data pada Ny. Nena di Rumah sakit Puri Bunda 2011.

2. Menentukan interpretasi data pada Ny. Nena di Rumah sakit Puri Bunda 2011.

3. Mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial pada Ny. Nena di Rumah sakit Puri
Bunda 2011.
4. Mengidentifikasikan kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi pada Ny. Nena di
Rumah sakit Puri Bunda 2011.

5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh pada Ny. Nena di Rumah sakit Puri Bunda 2011.

6. Melaksanakan rencana asuhan pada Ny. Nena di Rumah sakit Puri Bunda 2011.

7. Mengevaluasi  rencana asuhan pada Ny. Nena di Rumah sakit Puri Bunda 2011.

D.  Manfaat
1. Untuk Depkes
Dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengawasi para bidan Indonesia apakah bidan Indonesia
sudah melakukan manajemen kebidanan sesuai dengan standar.
       2.   Untuk Institusi
Dapat dijadikan sebagai acuan dalam memberikan wawasan/pengetahuan kepada mahasiswa,
apakah mahasiswa sudah memahami manajemen kebidanan.
       3.   Untuk Mahasiswa
Dapat dijadikan sebagai referensi dalam menggali/mencari informasi untuk memperluas
wawasan/pengetahuan tentang manajemen kebidanan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak


konsepsi sampai aterm (Manuaba IGB, 2010; h. 75). Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9
bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester
kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27),
dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).

 Bidan sesuai dengan perannya sebagai tenaga kesehatan memiliki kewajibsan memberikan
asuhan untuk menyelamatkan ibu dan anak dari gangguan kesehatan. Untuk melaksanakan
asuhan tersebut digunakan metode pendekatan yang disebut manajemen kebidanan. Metode dan
pendekatan digunakan untuk mendalami permasalahan yang dialami oleh pasien atau klien dan
kemudian merumuskan permasalahan tersebut, serta akhirnya mengambil langkah
pemecahannya. Manajemen kebidanan membantu proses berfikir bidan didalam melaksanakn
asuhan dan pelayanan kebidanan.  

B. Kebutahan Tindakan Segera dalam Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Kehamilan


Menurut Varney

Proses manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah. Proses ini merupakan
sebuah metode dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang
logis dan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan. Proses ini menguraikan
bagaimana prilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan. Proses manajemen ini bukan hanya
terdiri dari pemikiran dan tindakan saja melainkan juga prilaku pada setiap langkah agar
pelayanan yang komprehensif dan aman dapat di capai. Dengan demikian proses manajemen
harus mengikuti urutan yang logis dan memberikan pengertian yang menyatukan pengetahuan,
hasil temuan, dan penilaian yang terpisah-pisah menjadi satu kesatuan yang berfokus pada
manajemen klien. (Varney,1997)

Proses manajemen menurut Varney (1997) terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana setiap
langkah di sempurnakan secara periodik. Proses di mulai dengan mengumpulkan data dasar &
berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang
dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Langkah-langkah penerapan manajemen kebidanan di
lakukan secara berkesinambungan, yaitu:

Pengumpulan data

Pengkajian adalah pendekatan secara sistematis untuk mengumpulkan data, menganalisis data
sehingga dapat diketahui masalah dan keadaan pasien. Pada langkah ini bidan mengumpulkan
semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
pasien.

1.Langkah I : Pengumpulan data dasar


Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yag akurat dan lengkap dari semua
sumber yag berkaitan dengan kondisi klien yang meliputi data subyektif dan data objektif
(Eatiwidani D, 2008; h. 134). Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan
langkah berikutnya sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi akan
menentukan benar tidaknya proses interprestasi pada tahap selanjutnya. Oleh karena itu
pendekatan ini harus komprehensif,mencakup data subjektif,data objektif,dan hasil
pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan keadaan klien yang sebenarnyaserta valid. Kaji
ulang data yang sudah dikumpulkan apakah sudah tepat,lengkap dan akurat.

Data – data yang dikumpulkan meliputi

Data subjektif

 Biodata dan identitas pasiendan suami

Yang perlu dikaji : Nama ibu dan suami, umur, suku/bangsa, pendidikan pekerjaan, alamat.
Tujuan dilakukan anamnesa ini untuk mengidentifikasi (mengenal) pasien lebih dekat.

 Keluhan utama

Merupakan alasan utama pasien untuk datang ke BPS dan mengetahui keluhan pasien.

 Riwayat penyakit kehamilan (perdarahan, pre-eklamsia, eklamsia, penyakit kelamin,


anemia, dll ).
 Kebiasaan waktu hamil (Makan, Obat-obatan/ jamu, Merokok dll)
 Riwayat persalinan sekarang (Jenis persalinan, ditolong, lama persalinan, ketuban,
panjang tali pusat, plasenta, komplikasi persalinan pada ibu dab bayi, keadaan BBL). Ini
bertujuan untuk mengetahui keadaan dan riwayat penyakit atau kelainann yang diderita
ibu.

1. Data objektif

Data objektif merupakan data yang dikumpulkan dari pemeriksaan umum dan khusus.

 Pemeriksaan umum

        Secara teori kemungkinan ditemukan gambaran keadaan umum pasien baik yang mencakup
kesadaran, tekanan darah,nadi, pernafasan, suhu, tinggi badan, berat badan dan keadaan umum
pasien.

        Keadaan normal yaitu apabila kesadaran CMC, TD 110/70 mmHg, nadi 82x/I, pernafasan
22x/i, BB sebelum hamil 48 Kg, BB saat hamil 52 Kg, TB 155 cm, LILA 23,7 cm.

 Pemeriksaan khusus

Inspeksi secaha head to toe dalam batas normal

Leopold, I, II dan II : Ballotemen (+)

Pemeriksaan Mc. Donal, TBBJ dan DJJ belum bias di dengar dan di ukur
 Pemeriksaan refleks pada ibu hamil yaitu reflek patella Kiri (+) kanan (+).
 Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Hb 9,8 gram %, protein urine (-), glukosa urine (-), USG dan CTG belum
dilakukan.

2. Langkah II : Interpretasi data dasar


Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnose atau masaalah berdasarkan
interpretasi data-data yang telah dikumpulkan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah
yang spesifik (Eatiwidani D, 2008; h. 134). Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang
ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnosa kebidanan.
Standar nomenklatur diagnosa kebidanan: 
1.     Diakui dan telah disyahkan oleh profesi         
2.    Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan     
3.    Memiliki ciri khs kebidanan     
4.    Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan  
5.    Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan          
Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan
seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan.  Masalah adalah hal-hal berkaitan
dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai. Masalah
sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami oleh wanita yang diidentifikasi oleh bidan
sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa. Selain masalah yang
tetap membutuhkan penanganan, klien juga memiliki kebutuhan.  Kebutuhan adalah hal-hal yang
dibutuhkan klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan
melakukan analisa data.    

3.Langkah III : Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial


Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa
atau masalah yang sudah diidentifikasi,dan membutuhkan antisipasi bila memungkinkan
dilakukan pencegahan (Estiwidani D, 2008; h. 135).
Ibu G1P0A0 usia kehamilan 6-7 minggu, janin hidup tunggal intra uterin, ballotemen (+),
jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik.

Dasar :

1. Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya


2. Bayi baru lahir spontan pukul 13.50wib pada tanggal 30-10-2012
3. Pemeriksaan umum
4. Pemeriksaan fisik
5. Refleks

Masalah : tidak ada

Kebutuhan :

1. Informasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan


2. jaga kehangatan bayi
3. Bedung bayi lalu posisikan bayi miring
4. Berikan bayi pada ibu untuk disusukan,setelah ibu selesai dibersihkan
5. Diagnosa potensial

         Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan masalah
atau diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan di tuntut untuk mampu mengantisipasi masalah
potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial yang terjadi tetapi juga merumuskan
tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi.

4.Langkah IV : Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera


untuk melakukan konsultasi dan kolaborasi
Mengidentifikasi perklunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Jadi
manajemen bukan hanya selama asuhan periodik atau kunjungan perinatal saja tetapi juga selama
wanita tersebut bersama bidan terus-menerus (Estiwidani D, 2008; h. 136). Dalam kondisi
tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan
dokter atau tim kesehatan lain seperti pekerja sosial, ahli gizi atau seorang ahli perawatan klinis
bayi  baru lahir. Dalam hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk
menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam manajemen asuhan
kebidanan

5.Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh


Pada langkah ini direncanakan asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah– langkah sebelumnya.(Estiwidani D; 2008. h.
137).
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau
diagnisa yang telah teridentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak
lengkap dapat dilengkapi. Rencan asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa-apa yang
sudah teridentifikasi dari kondisi pasien atau dari masalah yang berkaitan tetapi juga dari
kerangka pedoman antisipasi terhadap pasien tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi
berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan atau konseling dan apakah perlu merujuk pasien bila
ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi kulturasi atau masalah psikologis.

Intervensi pasien yang mungkin dilakukan seperti, jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan,
informasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan, jaga kehangatan bayi, bedung
bayi lalu posisikan bayi miring, berikan bayi pada ibu untuk disusukan setelah ibu selesai
dibersihkan, mandikan bayi, lakukan perawatan tali pusat, anjurkan ibu untuk menyusui bayinya
sesering mungkin, jelaskan pada ibu tanda-tanda bahaya pada bayi, datang ke posyandu untuk
mendapatkan imunisasi.

6. Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman


Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah kelima yang dilaksanakan secara efesien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau
bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya, misalnya memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana.
(Estiwidani D, 2008; h. 138)

        Pada langkah ini rencana menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke lima
dilaksanakan secara aman dan efisien. Perencanaan ini dibuat dan dilaksanakan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian lagi oleh pasien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak
melakukannya sendiri, bidan tetap bertanggung jawab untuk mengarahkan penatalaksanaannya.

Dalam kondisi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani pasien yang
mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam penatalaksanaan asuhan bagi pasien
adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh
tersebut. Pelaksanaan yang efesien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu
dan asuhan pasien.

7.Langkah VII : Evaluasi tindakan


Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar terpenuhi sesuai kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggep
efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaanya.(Estiwidani D, 2008; h. 138).

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut
dapat dianggap efektif jika memang benar-benar efektif dalam pelaksanaannya.

           Langkah-langkah proses pelaksanaan umumnya merupakan pengkajian yang


memperjelaskan proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses
klinis, karena proses penatalaksanaan tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua
langkah terakir tergantung pada pasien dan situasi klinik.

Kemungkinan hasil evaluasi yang ditemukan adalah :

1. Tercapainya seluruh perencanaan tindakan


2. Tercapainya sebagian dari perencanaan tindakan sehingga dibutuhkan revisi.

Hasil evaluasi dari penanganan yang telah dilakukan terhadap kasus ini berupa : ibu dan keluarga
paham dengan penjelasan yang diberikan dan mampu untuk mengulangi asuhan yang telah
diberikan.

Anda mungkin juga menyukai