Anda di halaman 1dari 13

TUGAS AKHIR KELOMPOK

PERANCANGAN BILIK DISINFEKTAN (CHAMBER)

Disusun Oleh Kelompok 4 :

1. Alfa Antonio (18010001)


2. Radhiyatan Mardhiyah (18010011)
3. Joelara Sinaga (18010037)
4. Alsyah Rizal (18010027)
5. Candra Montri Sitepu (18010045)
6. Henris Sitohang (18010051)
7. Dwi Givo (18010019)
8. Elsa Berliani (18010059)
9. Augie Pramudia (18010069)
10. Erim Purba (18010075)
11. Sofiandre Putra (18010077)
12. M Syaswarizam (18010056)
13. M. Rasinu Putra (18010067)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN BATAM
2020
Bab I
Pendahuluan

Upaya pencegahan kuman udara dapat dilakukan dengan desinfeksi. Desinfeksi ruang
dapat dilakukan dengan penyinaran UV, ozon dan pengkabutan. Desinfeksi dengan pengkabutan
ini biasanya sering dilakukan karena biaya yang murah. Desinfeksi ini biasanya dengan
menggunakan bahan desinfektan 1%. Pelaksanaan desinfeksi ini hendaknya dilakukan secara
periodik, hal ini karena angka kuman dapat bertambah oleh adanya aktifitas pelayanan pasien.
Selain itu, faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban dan pencahayaan juga dapat
mempengaruhi.

Salah satu upaya dalam pencegahan adalah dengan menggunakan bilik disenfektan yang
menggunakan cairan disenfektan yang tepat dan aman bagi tubuh manusia.

Proses pengerjaan bilik disenfektan

1. Pemotongan besi
2. Penyambungan besi dengan metode las
3. Pemasangan alat pompa disenfektan
4. Pemasangan humidifier
5. Pemasangan penutup bilik

Akhir-akhir ini muncul di masyarakat tentang penggunaan bilik


desinfeksi (disinfection chamber) di berbagai tempat  untuk  pencegahan  penyebaran virus
SARS-CoV-2 sebagai penyebab wabah COVID-19. Namun kemunculan penggunaan bilik
tersebut banyak menimbulkan keragu-raguan di masyarakat, bagaimana efektifitas dan manfaat
dari segi kesehatan.

Pada tanggal 3 April 2020 ini telah diterbitkan Surat edaran Direktur Jenderal
Kesehatan Masyarakat Nomor 375 tahun 2020 tentang Penggunaan Bilik Desinfeksi Dalam
Rangka Pencegahan  Penularan  COVID-19. Surat edaran ini dimaksudkan untuk menjadi
pertimbangan kembali bagi pemerintah daerah dan masyarakat dalam penggunaan bilik
desinfeksi dalam rangka pencegahan penularan COVID-19. Berikut beberapa hal yang harus
dipertimbangkan menurut Surat Edaran tersebut.
1. Desinfeksi adalah proses menghilangkan sebagian besar atau semua mikroorganisme
patogen kecuali spora bakteri yang terdapat di permukaan benda mati (non-biologis,
seperti pakaian, dinding) (Centers for Disease Control and Prevention, CDC).
Desinfeksi dilakukan terhadap permukaan (lantai, dinding, peralatan, dan lain-lain),
ruangan, pakaian, dan Alat Pelindung Diri (APD).
2. Bilik desinfeksi yang sekarang banyak digunakan di masyarakat untuk mendesinfeksi
permukaan tubuh yang tidak tertutup, pakaian dan barang-barang yang digunakan atau
dibawa oleh manusia. Berdasarkan informasi dari lapangan, berbagai macam cairan
desinfektan yang digunakan untuk bilik desinfeksi ini diantaranya adalah diluted
bleach  (larutan pemutih/natrium hipoklorit), klorin dan sejenisnya, etanol 70%, amonium
kuarterner (seperti benzalkonium klorida), hidrogen peroksida (H20 2) dan sebagainya.
Desinfektan tersebut merupakan desinfektan yang digunakan untuk mendesinfeksi
ruangan dan permukaan, seperti lantai, perabot, peralatan kerja, pegangan tangga atau
eskalator, moda transportasi, dan lain-lain.
3. Menurut WHO, menyemprotkan desinfektan ke tubuh dapat berbahaya untuk
membran mukosa (misal: mata, mulut) sehingga berpotensi menimbulkan risiko terhadap
kesehatan dan merusak   Pajanan desinfektan langsung ke tubuh secara terus-menerus
dapat menyebabkan iritasi kulit dan iritasi pada saluran pernafasan. Selain itu,
penggunaan desinfektan jenis larutan hipoklorit pada  konsentrasi tinggi dapat
mengakibatkan kulit terbakar parah.
Memang benar menurut WHO, menyemprotkan desinfektan ke tubuh dapat berbahaya
untuk membran mukosa (misal: mata, mulut) sehingga berpotensi menimbulkan risiko terhadap
kesehatan dan merusak. Namun, peneliti bidang kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) Joddy Arya Laksmono menjelaskan penggunaan disinfektan tidak boleh sembarangan.
Salah satu bahan yang sering digunakan untuk campuran dalam membuat cairan disinfektan
adalah pemutih pakaian. Dia menjelaskan sesuai saran WHO sangat tidak dianjurkan untuk
mencampurkan seluruh bahan disinfektan dalam satu wadah.

Contohnya sangat tidak disarankan bilamana cairan disinfektan dibuat dengan


mencampurkan bahan pemutih pakaian dengan pembersih lantai atau alkohol atau H2O2. "Hal
tersebut bukannya akan lebih mengaktifkan daya disinfektan malah senyawa kimianya akan
berubah menjadi bentuk lain dan tentunya akan sangat membahayakan bagi tubuh yang terpapar
campuran cairan disinfektan tersebut," kata Joddy kepada Kompas.com, Selasa (31/3).

Anjuran WHO adalah gunakan bahan aktif pemutih pakaian dengan konsentrasi 0,05%
atau 1 bagian pemutih untuk 100 bagian air dan tidak dicampur oleh bahan lainnya. Jadi dia
menyarankan untuk menggunakan cairan disinfektan yang aman dan pembuatannya sesuai
takaran. Selain itu tidak ada pencampuran bahan disinfektan lain.

Penggunaan bilik

Terkait dengan penggunaan bilik disinfektan, Joddy menambahkan aman tidaknya


penggunaan bilik disinfektan tergantung pada 3 hal : konsep bilik disinfektan yang digunakan
lama waktu penyemprotan, dan bahan pembuat cairan disinfektan

"Kalau kita bicara tentang bilik disinfektan, maka ada dua hal yang perlu diedukasi kepada
masyarakat. Pertama adalah desain bilik disinfektannya itu sendiri dan cairan disinfektannya
yang digunakan," kata dia.

Joddy melanjutkan, fungsi dari bilik disinfektan adalah untuk sterilisasi. Sementara itu
bagian-bagian yang perlu disterilisasi adalah setiap permukaan benda, misalnya pada APD,
gagang pintu, keran air, ponsel, toilet, saklar lampu, wastefel dan lain sebagainya.

"Untuk penyemprotan cairan disinfektan secara langsung ke permukaan tubuh memang


menyimpan risiko bila sering kontak dengan cairan disinfektan," kata Joddy. Jika masyarakat
sudah terlanjur membuat bilik disinfektan, dia menyarankan untuk tidak lama-lama saat
penyemprotannya. "Saran dari saya adalah pastikan bahwa kontak antara cairan disinfektan
dengan permukaan tubuh sesingkat mungkin dan setelahnya dapat dibilas dengan air mengalir,"
kata dia.

Lama waktu penyemprotan

Idealnya waktu kontak atau pemakaian untuk bilik disinfektan (chamber) ini
maksimum 10 detik. Hal itu berdasarkan hasil uji laju antimikroba dari sodium hipoklorit yang
dapat mematikan mikroba patogen dalam 10 detik.
Dia menyarankan untuk tidak terlalu sering menggunakan cairan disinfektan. Itu karena
di tubuh manusia atau pun di permukaan tubuh terdapat mikroba-mikroba serta enzim-enzim
baik yang sangat dibutuhkan untuk metabolisme tubuh. (Nur Fitriatus Shalihah). Dilansir oleh
kontan.co.id.

Pendekatan ergonomi yang digunakan pada pembuatan bilik disinfektan (chamber) ini
adalah anthropometri. Anthropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan
dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Anthropometri secara luas digunakan untuk
pertimbangan ergonomis dalam suatu perancangan (desain) produk maupun sistem kerja (seperti
perancangan fasilitas atau perlengkapan/perkakas kerja) yang akan memerlukan interaksi
manusia. Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas marupakan faktor
yang penting dalam menunjang peningkatan pelayanan atau aktivitas produksi. Setiap desain
produk, baik produk yang sederhana maupun produk yang sangat komplek, harus berpedoman
kepada antropometri pemakainya. Untuk dimensi yang digunakan pada bilik ini, diperlukan
ukuran yang sesuai.

Selain anthropometri, pendekatan ergonomi display juga diperlukan pada produk ini.
Displai adalah sebuah alat untuk menginformasikan sebuah obyek, kejadian (event) status atau
situasi melalui panca indera kepada manusia. Displai menurut Purnomo (2004) merupakan
bagian dari lingkungan yang perlu memberi informasi yang diterima indera manusia secara
langsung maupun tidak langsung untuk memperlancar tugas-tugas pekerja. Tujuan displai di
industri, yaitu menyediakan informasi yang cukup tentang status atau kondisi alat/equipment
tersebut.
Bab II
Concept Design

2.1 Pengumpulan Data Rancangan


Adapun data rancangan yang diperlukan agar produk ini sesuai dengan konsep
ergonomi. Pendekatan ergonomi yang digunakan adalah anthopometri dan display. Kedua
pendekatan ini sangat diperlukan.

2.1.1 Pendekatan Ergonomi


A. Anthropometri
Pertimbangan Anthropometri Dalam Desain :

1. Variabilitas keacakan/random
2. Variasi ukuran dimensi tubuh
3. Variasi jenis kelamin
4. Variasi kelompok umur
5. Variasi suku bangsa/etnis
6. Variasi jenis pekerjaan/latihan
7. Faktor tubuh
8. Faktor nutrisi & kondisi lingkungan
B. Display
Efektifitas Displai :

1. Visibility yang bagus, displai bisa menampilkan secara jelas terlihat/terdengar.


2. Comprehension yang bagus, bisa membuat keputusan yang tepat dan aksi kontrol yang
bagus dengan tindakan dan delay minimal.
3. Compatibility yang bagus, displai bisa digunakan dengan mudah (berhubungan dengan
displai yang lain) dan tidak membingungkan dengan tipe yang lain.
4. Legibility yang bagus, displai memiliki sifat informasi/karakter alphanumerik yang
memungkinkan salah satunya dari karakter tersebut dapat diidentifikasi.
5. Readability yang bagus, displai mempunyai kualitas mudah dibaca yang memungkinkan
untuk mengenali isi informasi dari material pada saat informasi alphanumerik
ditambilkan dalam tulisan.

2.1.1.1 Anthropometri
(Format Tabel 1 untuk data anthropometri dan dimensi pengukuran anthropometri).
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Pengukuran Dimensi Anthropometri

Nama Subyek Variabel dimensi yang diukur Nilai (cm)*


Radhiyatan Tinggi badan 150
Alsyah Tinggi badan 172
Elsa Tinggi badan 155
Henris Tinggi badan 172
Alfa Tinggi badan 165
Rasinu Tinggi badan 185
Candra Tinggi badan 180
Augi Tinggi badan 162
Andre Tinggi badan 180
Joelara Tinggi badan 175
Erim Tinggi badan 180
Syaswarizam Tinggi badan 178
Givo Tinggi badan 179

*Hasil nilai (cm) untuk pengukuran variabel dimensi yang sudah umum diukur, seperti:
tinggi badan, berat badan

2.1.1.2Display
a. Display Bilik
Dengan didapatnya nilai rata-rata tinggi badan tersebut, maka desain ukuran yang
diperlukan dalam produk bilik disinfektan ini, sebagai berikut :
Gambar 2.1 Dimensi Bilik Disinfektan

Untuk penutup pada sisi bilik, menggunakan terpal transparan. Hal ini bertujuan agak
mempermudah dalam penglihatan / visual manusia. Juga terpal transparan dapat mempermudah
sirkulasi pencahayaan dan menjaga suhu dalam bilik tersebut.
b. Display Humidifier
Agar ruangan bilik dapat di kontrol kelembapan dan agar tidak ruangan pengap sebab
ruangan tertutup maka bisa kiata tambahkan humidifer yang berguna sebagai pengharum
sekaligus penjaga kelembapan ruangan bilik disenfektan

Gambar 2.2 Humidifier


c. Display pompa air
Pompa air digunakan agar air dapat di lakukan penyemprotan secara otomatis ke badan dan
menggunakan saluran air yang paling kecil sehingga air yang keluar agar bebentuk seperti
embun yang berguna menjaga badan agar tidak basah saat di lakukan penyiraman disenfektan ke
tubuh.
Gambar 2.3 pompa

2.2 Pengolahan Data Rancangan


Berdasarkan sampel tinggi badan yang didapat, maka rata-rata tinggi badan
mahasiswa Unrika adalah :
150+172+ 155+172+ 165+185+180+162+180+175+180+178+179
= 171,769 cm
13

2.3 Hasil Rancangan

Gambar 3.3 Bilik Disinfektan (chamber)


2.4 Analisa Rancangan

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, maka produk bilik disinfektan ini sudah sesuai
dengan konsep ergonomi. Dengan adanya pendekatan anthropometri dan display. Dengan adanya
produk ini dapat membantu dan memudahkan manusia untuk terhindar dari virus, bakteri
ataupun kuman yang menempel pada tubuh. Pembuatannya berdasarkan saran dari WHO tentang
penggunaan bilik disenfekatan yang mana bilik disenfektan akan lebih baik jika menggunakan
metedo uap air dibandingkan dengan air nya langsung sebab tidak membuat perih di mata
ataupun air yang bisa saja tertelan oleh penggunanya. Perancangan bilik disenfektan juga
disesuaikan dengan kondisi tubuh masyarakat pada umumnya bisa digunakan oleh anak-anak
hingga orang dewasa tapi kami tidak menyarankan penggunaan untuk balita.

Bab III

Final Result

3.1 perancangan final

Hasil browsing di internet, didapat beberapa contoh bilik disenfektan yang agak mirip dengan desain
bentuk yang dinginkan. Biasanya desain seperti ini digunakan oleh masyarakat pada umumnya.
Bahan yang biasa digunakan adalah besi dan terpal bening sebagai penutup.

Gambar 3.1 bilik disenfektan umum


Rancangan diatas sebenarnya sudah baik untuk digunakan hanya saja cairan yang digunakan
dalam penyemprotan masih tergolang tidak dianjurkan oleh kementrian kesehatan dan WHO,
sebab yang digunakan masyarakat kebanyakan adalah carian pemutih yang berbahaya bagi
kulit dan jika terhirup oleh manusia sangat berbahaya.

Berikut adalah tabel interpretasi dari need

Technical Interpretation Remaks


Bahan kuat Besi
Penutup yang sesuai Terpal bening
Penyalur air disenfektan Pompa air
Penjaga kelembapan ruangan Humidifer

Dari spesifikasi di atas team memutuskan rancangan final sebagai berikut:

Technical Interpretation Remaks


Bahan besi Besi petak hole
Terpal bening Ketebala 2-3 mm
Pompa air
Humidifer Kapasitas 1liter

3.2 analisa ekonomi

analisa harga dilakukan dengan membandingkan produk yang di jual dipasaran.

New design Rp. 800.000-1.000.000


Produk yang sudah ada Rp. 3.000.000-8.000.000
Secara ekonomis produk kami lebih murah, kami juga memperhatikan dari segi ergonomi dan
faktor-faktor lainnya yang mendukung keefisienan produk.

Bab IV
Kesimpulan

Dari pengembangan konsep produk bilik disenfektan diatas dapat disimpulkan:


1. Dengan mengidentifikasi customer need akan dapat dikembangkan target spesifikasi produk yang
kemudian di interpretasikan menjadi konsep rancangan, diseleksi dan menghasilkan rancangan final.
2. Bilik disenfktan di rancang sebagai alat bantu membersihkan diri dari kuman atau virus yang
dibawa dari luar ruangan.
3. hasil rancangan akhir didapatkan menggunakan terpal bening yang dapat ditembus sinar matahari
sangat baik di gunakan dan juga humidifier yang kami gunakan berguna menjaga serta
mengharumkan ruangan bilik.
4. Dari sisi ergonomis tentu harga lebih murah dari pada yang dijual di pasaran yang mencapai harga
8.000.000

Anda mungkin juga menyukai