Anda di halaman 1dari 26

KONSEP PERCOBAAN PELUANG

Ir. Moden Purba, MT

1.
Pengantar:
Materi yang akan dibahas dalam pokok bahasan disini
merupakan dasar dari materi teori probabilitas secara
keseluruhan, yang meliputi beberapa pengkajian tentang
percobaan, hasil suatu percobaan, ruang sampel dan kejadian.
Dalam banyak persoalan yang berkaitan dengan
munculnya suatu kejadian tertentu, dapat diselesaikan dengan
menghitung jumlah titik dalam ruang sampel tanpa perlu membuat
daftar unsurnya. Patokan dasar mencacah ini disebut aturan
perkalian.

2
Kompetensi:
Setelah mempelajari materi pokok bahasan disini,
mahasiswa diharapkan:
1. Mampu menggunakan konsep-konsep dasar teori
Probabilitas secara benar.
2. Mampu dan terampil dalam melakukan hitungan-hitungan
yang berkaitan dengan hasil percobaan, ruang sampel,
kejadian, permutasi, kombinasi, dan menghitung titik
sampel
3. Terampil dalam mengerjakan soal-soal tugas dan latihan.

3
Daftar Isi Materi:
• Percobaan, Ruang Sampel &
Kejadian
• Menghitung Titik Sampel

4
1.1. Percobaan, Ruang Sampel dan Kejadian
• Data : Semua informasi yang dicatat dan dikumpulkan dalam bentuk
aslinya, baik dalam bentuk hitungan maupun pengukuran.
• Percobaan (Eksperimen): Suatu proses pengumpulan data yang
menunjukan adanya variasi di dalam hasil nya. (proses ini diulang-
ulang dlm kondisi yg sama, dan menghasilkan data)
• Ruang Sampel (S): Kumpulan semua hasil eksperimen. Dan tiap-tiap
unsur dlm ruang sampel S disebut Titik Sampel
• Kejadian (event): Himpunan bagian dari ruang sampel S.
• Ruang Sampel Diskrit : Ruang sampel dimana banyaknya elemen
berhingga atau dpt dihitung sesuai dg bilangan cacah.
• Ruang Sampel Kontinu : Ruang sampel yang memuat semua
bilangan dalam suatu interval
5
Contoh (1.1):
Percobaan: Pelemparan sepasang dadu (merah dan putih)
Hasil : Pasangan ( i , j ); i = titik yg tampak dari dadu merah
j = titik yg tampak dari dadu putih
Ruang Sampel ( S): kumpulan pasangan ( i , j ) dengan
i = 1, 2, … 6 dan j = 1, 2, …., 6
 (1,1), (1, 2), (1,3), (1, 4), (1,5), (1,6) 
(2,1), (2, 2), (2,3), (2, 4), (2,5), (2,6) 
 
(3,1), (3, 2), (3,3), (3, 4), (3,5), (3,6)   n(S)  62
S   
(4,1), (4, 2), (4,3), (4, 4), (4,5), (4,6)   36 unsur
(5,1), (5, 2), (5,3), (5, 4), (5,5), (5,6) 
 
(6,1), (6, 2), (6,3), (6, 4), (6,5), (6,6) 

Misalnya kita tertarik pada kejadian jumlah titik dadu yang tampak adalah
7, dan kejadian adanya titik kedua dadu sama, maka
6
Kita misalkan:
A = kejadian jumlah ttk yg tampak adalah 7
 (1,1),(2,2),(3,3),(4,4),(5,5),(6,6)
B = kejadian bahwa titik kedua dadu sama

 (1,6),(2,5),(3,4),(4,3),(5,2),(6,1)

Contoh(1.2):
Percobaan: Dalam dua minggu 4 pasien diberi obat. Sembuh dan
tidaknya pengobatan pasien dicatat.
Hasil : Semua pasangan yg mungkin dari ke 4-pasien.
Misalnya, K = kesuksesan dalam pengobatan dan
G = kegagalan dalam pengobatan
Ruang Sampel(S): kumpulan semua pasangan dari hasil eksperimen

7
 KKKK , 
KKKG, KKGK , KGKK , GKKK 
 
S  KKGG, KGKG, KGGK , GKKG, GKGK , GGKK   n(S)  24
KGGG, GKGG, GGKG, GGGK   16 unsur
 
GGGG 
Misalnya:
Kejadian A = semua pasien akan sembuh  KKKK
Kejadian B = ada 50% lebih pasien yg sembuh
 KKKK, KKKG, KKGK, KGKK, GKKK
• Jika n(S) menyatakan banyaknya komponen yang muncul dalam
kejadian tersebut
maka:
n( A )  1
n(B)  5
8
Contoh(1.3):
Percobaan: terdiri atas lantunan uang logam, bila muncul sisi muka
akan dilakukan lantunan untuk kedua kalinya. Tetapi jika
lantunan pertama diperoleh sisi belakang, lantunan kedua
akan digulirkan sebuah dadu.
Guna mencatat semua unsur dalam ruang sampel S yang
memberikan informasi terbanyak, sebaiknya mencacat secara
bersistem menggunakan diagram pohon seperti gambar 1.1
Hasil : Semua pasangan (i,j), yang muncul pada lantunan
pertama dan lantunan kedua.
Ruang Sampel(S): dari gambar (1.1) diperoleh

S  {MM, MB, B1, B2, B3, B4, B5, B6}

9
Hasil pertama Hasil kedua Titik Sampel

M MM

M B MB

1 B1

2 B2

3 B3

B 4 B4

5 B5

6 B6

Gambar (1.1). Diagram pohon untuk contoh (1.3)


10
Definisi (1.1):
Komplemen suatu kejadian A terhadap ruang sampel S, adalah
himpunan yang semua unsur S yang tidak termasuk dalam A.
c
Dinyatakan dengan A

Contoh(1.4):

Dalam contoh (1.3).


Misalnya ,A = kejadian munculnya titik sampel yang sama
= {MM}
Maka A c  {MB, B1, B2, B3, B4, B5, B6}
Jika B = {hasil pertama sisi belakang} = {B1, B2, B3, B4, B5, B6},
maka
Bc  {MM, MB}

11
Definisi (1.2):
Gabungan dua kejadian A dan B dinyatakan “A  B”, adalah
kejadian yang memuat semua unsur yang termasuk dalam A, atau B,
atau sekaligus kedua- keduanya.

Contoh(1.5):
Misalkan A = { a, b, c } dan B = { b, c, d, e }
A  B = { a, b, c, d, e } dan B  A = { a, b, c, d, e }
disini A  B = B  A

Definisi (1.2):
Irisan dua kejadian A dan B dinyatakan “A  B”, , adalah
kejadian yang unsurnya termasuk dalam A, dan B.
12
Contoh(1.6):
Misalkan A dan B seperti pada contoh (1.5)
A  B = {b, c} dan B  A = {b, c}
disini A  B = B  A

Definisi (1.3):
Dua kejadian A dan B saling meniadakan atau terpisah bila
“A  B=  ”, yaitu bila A dan B tidak memiliki unsur persekutuan.

Contoh(1.7):
Misalkan A = {a, e, i, o, u} dan B = {r, s, t}
AB =
yaitu A dan B tidak mempunyai unsur persekutuan, jadi tidak
mungkin muncul serentak.
13
1.2. Menghitung Titik Sampel
Dalam banyak persoalan yang berkaitan dengan munculnya
suatu kejadian tertentu, dapat diselesaikan dengan menghitung
jumlah titik dalam ruang sampel tanpa perlu membuat daftar
unsurnya. Patokan dasar mencacah ini disebut aturan perkalian.

Teorema (1.1):
Bila suatu operasi dapat dilakukan dalam n1-cara, dan setiap
cara pada operasi ke-2 dapat dilakukan dalam n2-cara, maka kedua
operasi tersebut secara bersama-sama dapat dilakukan dalam
(n1)(n2 ) -cara.
Aturan perkalian ini dapat diperluas sehingga mencangkup banyak
(=k) operasi.
14
Contoh(1.8):
Suatu perusahaan perumahan menawarkan untuk calon pembeli
menyajikan beberapa pilihan rumah gaya luar berbentuk
tradisional, spanyol, kolonial dan modern, bertempat di daerah
pusat kota, pantai,dan bukit. Ada berapa banyak pilihan
seseorang pembeli dapat memesan rumah?
Jawab:
n1 = 4; n2 =3

Jadi banyaknya pilihan untuk memesan rumah = ( n1 )(n2 ) = (4)(3)


= 12 macam

• Dapat pula dinyatakan seperti diagram pohon pada Gambar (1.2)

15
Bukit
Pantai
Modern Pusat Kota
Bukit
Pantai
Spanyol
Pusat Kota
Bukit
Kolonial Pantai
Pusat Kota
Bukit
Tradisional Pantai
Pusat Kota

Gambar (1.2). Diagram pohon untuk contoh (1.8)


16
Contoh(1.9):

Seorang langganan ingin memasang telepon dan ia dapat memilih dari


10 warna dekorasi, 3 pilihan panjang kawat sambungan dan 2 jenis
telepon yang diputar atau yang pakai tombol. Ada berapa banyak pilihan
jika seseorang akan memasang telepon tersebut di atas?

Jawab:
n1 = 10;n2 =3; n3 = 2
Jadi banyaknya pilihan jika seseorang akan memasang telepon adalah
( n1)(n2)( n3) = (10)(3)(2) = 60 macam pilihan

17
Definisi (1.4):
Permutasi adalah suatu susunan yang dapat dibentuk dari satu
kumpulan obyek yang diambil sebagian atau seluruhnya
Banyaknya permutasi dari n-elemen setiap kali dipilih k-
n
P
elemen dinyatakan dengan simbol nPk atau k atau P (n, k)

n!
P  ; k  n ; Didefinisikan: o! = 1
n k (n  k)!

Contoh(1.10):
untuk n=4 dan k=3 , diperoleh

4!
P   24
4 3 ( 4  3)!

18
Teorema (1.2):
Banyaknya permutasi dari n-obyek yang berbeda adalah n!
(dibaca n-faktorial)

Contoh(1.11):
Ada berapa permutasi yang dapat dibentuk dari himpunan yang
mempunyai 3 anggota yang berlainan.

Jawab:
Misalnya himpunan tersebut adalah H = {a, b, c}
Permutasi yang dapat dibuat adalah abc, acb, bac, bca, cab, cba. Ada 6
susunan yang berlainan. atau
Permutasi yang dapat dibuat adalah = (3)(2)(1) = 6 (susunan yang
berlainan)
19
Teorema (1.3):
Banyaknya permutasi n-obyek berlainan yang disusun melingkar
adalah (n-1)!

Contoh(1.12):
Berapa banyaknya permutasi dari 5 orang yang duduk di meja

bundar.

Jawab:
Misalnya nama orang tersebut adalah A, B, C, D, E
Banyaknya permutasi yang dapat dibentuk melingkar ini adalah
4! = 24 susunan

20
Teorema (1.4):
Banyaknya permutasi dari n-obyek yang berlainan jika diantaranyan1
berjenis pertama,n2 berjenis ke-2, ….nk ,berjenis ke-k adalah
n!
P 
n n1,n2,...,nk n1 ! n2 !...nk !

Contoh(1.12):
Berapa banyaknya permutasi dari 5 orang yang duduk di meja
bundar.

Jawab:
Misalnya nama orang tersebut adalah A, B, C, D, E
Banyaknya permutasi yang dapat dibentuk melingkar ini
adalah 4! = 24 susunan

21
Contoh(1.13):
Berapa banyaknya jadwal yang dapat disusun dalam
penyelenggaran pelatihan kerja, untuk 3 penceramah dalam 3 pertemuan
bila ke-3nya bersedia memberikan pelatihan setiap hari selama 5-hari
kerja?

Jawab:
Dalam hal ini n=5 dan k=3, permutasi yang dapat dibentuk
adalah 5! 5!
5P3    (5)( 4)(3)  60
(5  3)! 2!
Jadi banyaknya jadwal yang dapat disusun dalam penyelenggaran
pelatihan kerja tersebut adalah 60 macam susunan

22
Definisi(1.5):
Suatu himpunan bagian yang terdiri dari k elemen yang
diperoleh dari suatu himpunan dengan n elemen disebut suatu
Kombinasi dari n elemen setiap kali diambil k elemen.
n n
Diberi simbol sebagai: n Ck  C , C(n,k) atau  
k k 
Dengan rumus:
C  n Pk  n!
n k
k! k!(n  k)!

Teorema (1.5):
Banyaknya kombinasi dari n-obyek yang berlainan bila diambil
sebanyak r-sekaligus adalah
n n!
 r   r!(n  r)!
 
23
Teorema (1.6):
Banyaknya cara menyekat suatu himpunan dari n-obyek dalam
r-sel, masing-masing berisi n1 unsur dalam sel-pertama, n2 dalam sel
ke-2, … , nr dalam sel ke-r adalah

 n  n!
 n ,n ,...n   dimana n  n1  n2  ...  nr
 1 2 r  n1 ! n2 !...nr !

Catatan:
Dari satu kombinasi dapat disusun k! permutasi, ini berarti bahwa
jumlah permutasi yang diperoleh dari semua kombinasi, sama dengan k!
kali jumlah kombinasinya.
Pk n!
Jadi n Pk  k! nCk atau
n
n Ck  
k! k!(n  k)!

24
Contoh(1.14):
Berapa banyaknya cara untuk menampung 7 orang dalam 3
kamar hotel, jika tersedia 1 kamar mempunyai 3 tempat tidur sedangkan
2 kamar lainnya mempunyai 2 tempat tidur?

Jawab:
 7  7!
Jumlah seluruh sekat adalah    3!2!2!  210 cara
 3, 2, 2 

Contoh (1.15) :
Berapa kombinasi dari 4 huruf ABCD, jika diambil 3 huruf ?

Jawab :
4! 4!
Untuk n=4 dan k=3 diperoleh 4 C3    4
3! (4 - 3) ! 3! 1!

25
Tabel 1.1. tabel
4 C3
Kombinasi Permutasi
ABC ABC ACB BAC BCA CAB CBA
ABD ABD ADB BAD BDA DAB DBA
ACD ACD ADC CAD CDA DAC DCA
BCD BCD BDC CBD CDB DBC DCB
Keterangan:
AB, ACB, BAC, BCA, CAB, CBA adalah kombinasi-kombinasi yang
sama (lihat baris pertama)

26

Anda mungkin juga menyukai