PENGANTAR
Himpunan di atas dapat ditulis tidak berurutan yang juga tetap menyatakan
himpunan bulangan bulat dari 1 – 10. A={ 7, 8, 1 ,…, 9}
Dilihat dari cara penghitungannya, himpunan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. DISKRIT (Countable) / Dapat dihitung
a. Terhingga (finite)
Contoh : Banyaknya pohon di hutan
b. Tak terhingga (Infinite)
Contoh : Banyaknya bilangan bulat positif.
Contoh penulisan himpunan diskrit :
A = { 1, 2, 3, …, 10 } = {x; x bilangan bulat 1 ≤ x ≤ 10 }
2. KONTINU (Uncountable)
Contoh : Banyaknya bilangan antara 0 dan 1
1
1.1.2 Operasi Himpunan
Pada dasarnya ada tiga operasi himpunan yaitu :
a. Gabungan “”
b. Irisan “”
c. Komplemen “ C” = ‘ = -
TEOREMA 1.1.1
DEFINISI 1.1.3
2
DEFINISI 1.1.4
Latihan 1 :
3
Definisi 1.2.1
Suatu percobaan/eksperimen adalah proses yang mana pengamatan
dilakukan.
Definisi 1.2.2
Suatu kejadian sederhana adalah suatu kejadian yang tidak dapat dipecah.
Setiap kejadian sederhana berpadanan dengan satu dan hanya satu titik sampel.
Definisi 1.2.3
Ruang sampel yang dihubungkan dengan percobaan adalah himpunan
yang terdiri atas semua titik sampel yang mungkin.
Peluang sering dikatakan sebagai harapan terjadinya suatu kejadian dari hasil
suatu percobaan. Peluang meliputi ruang sampel terbilang dan tidak terbilang. Di
bawah ini diperlihatkan kesepadanan antara Aljabar Himpunan dengan Peluang
(Aljabar Kejadian )
PELUANG
HIMPUNAN
(Aljabar Kejadian)
Tindakan (Trial)/
Eksperimen
Ilustrasi
Kasus 1 :
Percobaan/Eksperimen: Pelantunan satu kali Sebuah Dadu
4
Peristiwa (outcome): Munculnya satu sisi dari hasil pelantunan
Kejadian sederhana: E1 = hasil angka 1, E2 = hasil angka 2, ..., E6 = hasil angka 6
Kejadian : Muncul sisi genap ------> A : Muncul sisi genap A={ 2, 4, 6 }
Muncul selain sisi genap --> AC = { 1, 3, 5 }
Munculnya sisi bernomor > 1 ----- > B = { 2,3,4,5,6 }
Ruang Sampel : Semua peristiwa yang mungkin tejadi dari hasil tindakan
S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }
Himpunan Kosong : Muncul sisi lebih dari 6
Latihan 2:
1. Tentukan ruang sampel dari distribusi anak pada suatu keluarga yang
memiliki 3 anak, serta hitung peluang bahwa keluarga tersebut punya
susunan keluarga PLL
2. Sebuah mata uang dan sebuah dadu dilemparkan bersama-sama, tentukan :
a. Ruang sampelnya
b. Nyatakan secara eksplisit kejadian berikut:
X = {M=muka dan bilangan genap yg muncul}
Y = {bilangan prima yang muncul}
Z = {B=belakang dan bilangan ganjil yang muncul}
X atau Y terjadi
Y dan Z terjadi
Hanya Y terjadi
Jika setiap peristiwa dalam kejadian A adalah juga peristiwa dalam kejadian B,
maka dikatakan A bagian dari B (A subset B). Operasi himpunan bagian biasanya
dilambangkan dengan “ “ namun banyak buku yang melambangkan dengan “
“. Untuk lambang pertama “ “, misalkan A himpunan bagian B dapat ditulis A
B. Dalam kasus ini unsur A < B. Sedangkan untuk lambang kedua misalkan A
himpunan bagian B. Dalam kasus ini unsur A ≤ B, atau dengan kata lain A bisa
lebih kecil dari B atau A sama dengan B.
5
S
A<B
A
A B
S A
B A=B
S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }
A : Muncul sisi genap A = { 2, 4, 6 }
A S
S
SS
Misalkan :
Definisi 1.2.4
Andaikan percobaan telah dihubungkan dengan ruang sampel S. Terhadap setiap
kejadian A di S (AS) kita menetapkan suatu bilangan P(A), disebut peluang A,
sehingga aksioma berikut dipenuhi,
Aksioma 1 : P(A) ≥ 0
Aksioma 2 : P(S) = 1
Aksioma 3 : Bila A1, A2, ...membentuk barisan kejadian yang saling eksklusif
(AiAj = , i ≠j ) di S, maka P(A1A2A3...)= P(A1)+P(A2)+P(A3)+ ...
6
Menghitung peluang
Secara umum langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung peluang
kejadian adalah :
1. tentukan eksperimen
2. tentukan ruang sampel S, yg berisi keumngkinan kejadian
3. Tentukan peluang tiap titk Sampel, yang memnuhi P(Ei) ≥ 0, dan
∑P(Ei)=1
4. Tentukan kejadian A yang menjadi perhatian
5. Hitunglah P(A)
Contoh: Kasus 1
Tentukan ruang sampelnya, titik sampel A, B, peluang akan kejadian
sederhana serta aksioma di atas dipenuhi:
Jawab:
Eksperimen : pelantunan satu kali dari sebuah dadu
Ruang Sampel : S = {1,2,3,4,5,6}
Titik sampel A : Muncul sisi genap A={ 2, 4, 6 }
Titik sampel B : Munculnya sisi bernomor > 1 B = { 2,3,4,5,6 }
Jika dadunya seimbang maka harapan kita akan munculnya sisi sisi dadu
dengan 6 pada satu kali pelantunan tentunya masing-masing P(Ai)=1/6.
Muncul Sisi Peluang
1 1/6
2 1/6
3 1/6
4 1/6
5 1/6
6 1/6
Sehingga :
P(A) = P(2) + P(4) + P(6)
= 1/6 + 1/6 + 1/6 = 3/6
P(B) = P(2) + P(3) + P(4) + P(5) + P(6)
= 1/6 + 1/6 + 1/6 + 1/6 + 1/6 = 5/6
Atau secara umum peluang kejadian seimbang adalah :
n( A)
P ( A)
n
n = banyaknya peristiwa/unsure
Contoh:
A dan B bermain tenis, dimana keungkinan A menang 2 banding 1. Jika
Bereka bertanding 2 kali, tentukan peluang A menang paling sedikit 1 kali.
Jawab:
Eksperimen : pengamatan pemenang setiap pertandingan antara A
melawan B
R Sampel : E1 : AA, E2 : AB, E3 : BA, E4 : BB
7
Pel kejadian sederhana: P(E1) = 2/3.2/3=4/9, P(E2) = 2/9, P(E3) = 2/9,
P(E4) = 1/9
Kejadian: A menang paling sedikit 1 kali: C = E1 E2 E3
Peluang A menang paling sedikit 1 kali : P(C) = P(E 1) + P(E2) + P(E3) =
6/9
Latihan 3 :
1. Misalkan suatu ruang sampel S terdiri 4 titik : S= {a 1, a2, a3, a4}. Fungsi
mana yang mendefinisikan suatu ruang kemungkinan pada S ?
a. P(a1) = 1/2 , P(a2) = 1/3 , P(a3) = 1/4 , dan P(a4) = 1/5
b. P(a1) = 1/2 , P(a2) = 1/4 , P(a3) = -1/4 , dan P(a4) = 1/2
c. P(a1) = 1/2 , P(a2) = 1/4 , P(a3) = 1/8 , dan P(a4) = 1/8
d. P(a1) = 1/2 , P(a2) = 1/4 , P(a3) = 1/4 , dan P(a4) = 0
Contoh:
1. Tentukan jumlah titik sampel di S dari pengamatan angka-angka hasil
pelantunan sepasang dadu.
Jawab:
Ruang sampel S akan terdiri dari himpunan semua pasangan yang
mungkin (x,y), dimana x dan y merupakan bilangan bulat antara 1 s.d 6.
baik dadu pertama maupun kedua dapat menghasilkan satu angka diantara
6. maka m=n=6, sehingga banyaknya titik sampel S adalah m.n = 36.
8
2. Suatu percobaan pencatatan hari lahir untuk masing-masing dari 20 orang.
Tentukan peluang bahwa kedua puluh orang tersebut memiliki hari lahir
yang berbeda
Jawab:
Jumlah Titik sampel utk pengamatan di atas adalah : (365)20
Kejadian A : dari 20 orang yang diamati memiliki hari lahir berbeda
Jumlah kejadian A : n(A) = 365 . 364 . 363 . ... 346
Peluang kejadian A : P(A) = (365 . 364 . 363 . ... 346) / (365)20
Definisi 1.2.5
Banyaknya cara mengurutkan r objek yang berbeda yang diambil dari n objek
yang berbeda, tanpa duplikasi (urutan diperhatikan) dinyatakan dengan Prn atau
Pn , r
Teorema 1.2.2
n!
Prn n(n 1)(n 2)...(n r )
(n r )!
Contoh :
Dalam berapa cara suatu perusahaan dapat memilih diantara 10 orang yang akan
menjadi kandidat untuk menempati 4 jabatan kosong yang berbeda.
Jawab :
10!
P510
(10 4)! = 5040
Teorema 1.2.2
Banyak cara mempartisi n objek yang berbeda ke dalam k kelompok yang berbeda
, berturut-turut mengandung n1, n2, n3, ..., nm objek adalah :
n!
N
n1! n 2 !...n k ! dengan n + n + n + ...+ n = n
1 2 3 m
n n!
n1 n2 .... n k n1!n 2 !...n k !
Contoh :
Bila perusahaan membutuhkan 20 tenaga kerja untuk ditempatkan di bidang A
sebanyak 10 orang, bidang B sebanyak 5 orang, bidang C sebanyak 3 orang, dan
bidang D sebanyak 2 Orang. Dari hasil seleksi telah diterima 20 orang untuk
ditempatkan di 4 bidang tersebut. Dengan berapa cara perusahaan dapat
menempatan 20 orang pelamar tsb kedalam bidang-bidang di atas ?
Jawab :
20!
N
10!5!3!2! =
9
Definisi 1.2.6
Banyaknya kombinasi dalam mengambil r objek dari n objek yang ada, tanpa
memperhatikan urutan (duplikasi diijinkan) dinyatakan dengan C rn atau C n , r
Teorema 1.2.3
n n!
C rn
r r!(n r )!
Contoh :
Tentukan banyak cara menempatkan 20 orang pelamar kedalam satu jenis
pekerjaan yang memerlukan 5 pekerja.
Jawab :
20!
C 520
5!(20 5)!
Latihan :
1. Dalam suatu kelas terdiri 12 orang laki-laki dan 4 orang wanita. Jika 3
orang mahasiswa dipilih secara acak untuk mewakili kelas tersebut,
tentukan kemungkinan bahwa mereka semua laki-laki.
2. Empat orang A,B,C, dan D masing-masing dibagi 13 kartu bridge dari
sebungkus kartu berisi 52 buah. Jika B tidak memiliki Ace, tentukan nilai
kemungkinan bahwa pasangannya A mempunyai dua kartu Ace.
10