Transformasi Geometri
Transformasi geometri adalah sebuah perubahan posisi atau perpindahan
dari suatu posisi awal ( x , y ) ke posisi lain ( x’ , y’ ).
Kita akan mengambil contoh sebuah perosotan, di perosotan itu hanya ada
mengubah titik awal yaitu puncak perosotan yang menuju ke titik akhir yaitu
ujung perosotan. Contoh gambar nya seperti ini :
Translasi ( Pergeseran )
( x’ , y’ ) = ( a , b ) + ( x , y )
Keterangan :
( x’ , y’ ) = titik bayangan.
( a , b ) = vektor translasi.
( x , y ) = titik asal.
2. Refleksi ( Pencerminan ) :
Seperti halnya bayangan pada benda yang terbentuk dari sebuah cermin. Sebuah
objek yang mengalami refleksi akan memiliki bayangan benda yang dihasilkan oleh
sebuah cermin. Hasil dari refleksi dalam bidang Cartesius tergantung sumbu yang
menjadi cerminnya. Pembahasan materi refleksi yang akan diberikan ada 7 jenis.
Jenis – jenis tersebut antara lain yakni :
7 jenis refleksi
Rumus
refleksi
3. Rotasi :Kita semua pasti pernah melihat yang namanya bianglala, yang biasanya
terdapat di pasar malam. Bianglala tersebut merupakan sebuah contoh dari rotasi
dalam transformasi geometri.
Rotasi dalam hal ini dapat dipahami sebagai memindahkan dari suatu titik ke
titik yang lain. Prinsipnya ialah yakni dengan memutar terhadap sudut dan titik
pusat tertentu yang memiliki jarak sama dengan setiap titik yang diputar.
Namun perlu di ingat bahwa rotasi itu tidak dapat mengubah ukuran.
Rotasi
Rumus
rotasi
4. Dilatasi :Dilatasi disebut juga dengan suatu per besaran atau pengecilan suatu
objek. Jika dalam transformasi pada translasi, refleksi, dan rotasi hanya dengan
mengubah posisi benda.
Rumus dilatasi
Contoh Soal
Soal No.1
Jawaban nya :
Di ketahui : T2 = ( 4 1 ).
Maka :
1. Mencari nilai a :
3+a+2=8
a+5=8
a=8–5=3
2. Mencari nilai b :
-2 + b + 1 = 7
b -1 = 7
b7+1=8
Jadi, nilai translasi dari T1 adalah =
1.Titik A(5,-2) ditranslasi oleh T (-3, 1). Tentukan koordinat bayangan titik A tersebut!
a. A’(2,1)
b. A’(1,1)
c. A’(2,2)
d. A’(2,-1)
e. A’(-2,1)
a. y = 2x + 2
b. y = 2x - 2
c. y = 3x + 2
d. y = 3x - 2
e. y = 2x + 3
BAB ll Aturan Pencacahan
n2 = banyak cara untuk menyusun unsur kedua setelah unsur pertama
tersusun
n3 = banyak cara untuk menyusun unsur ketiga setelah unsur kedua
tersusun
nk = banyak cara untuk menyusun unsur ke-k setelah objek unsur
sebelumnya tersusun.
Jawab:
3! = 3 x 2 x 1! = 6
3. Permutasi
Permutasi adalah susunan yang berurutan dari semua atau sebagian
elemen dari suatu himpunan. Permutasi memiliki beberapa jenis soal yaitu
soal permasalahan sehari-hari dengan memperhatikan suatu urutan/posisi,
permutasi dengan memiliki unsur yang sama, dan permutasi melingkar
(siklis).
P siklis = (n-1)!
4. Kombinasi
Kombinasi adalah pemilihan banyaknya susunan dari semua atau
sebagian elemen dari suatu himpunan tanpa memperhatikan urutan
pemilihannya. Karena tanpa memperhatikan urutan maka nilai AB =
BA pada penyelesaian kombinasi.
Contoh soal:
Identifikasi soal:
Soal-soal
1.Budi mempunyai koleksi 3 pasang sepatu dengan merk yang berbeda, dan 4 baju yang
berlainan coraknya, serta 3 celana yang berbeda warna. Banyak cara berpakaian Budi dengan
A. 10
B. 12
C. 22
D. 41
E. 36
2.Pada suatu rapat terdapat 10 orang yang saling berjabat tangan. Banyak jabatan tangan
tersebut adalah ....
A. 90
B. 50
C. 45
D. 25
E. 20
BAB 3
PELUANG
A. Kaidah Pencacahan
1. ATURAN PENGISIAN TEMPAT
Contoh:
1. disediakan himpunan angka {1, 2, 3, 4} jika akan dibentuk bilangan yang terdiri dari dua
angka, berapa banyak bilangan yang terbentuk apabila tidak boleh ada angka yang berulang?
Jawab:
Misal ada slot ( tempat) seperti berikut:
I II
Tempat I dapat diisi oleh salah satu angka dari angka angka {1, 2, 3, 4 } jadi ada 4
cara pengisian .
Karena tempat I telah diisi dengan satu angka, maka tersisa tiga angka . ketiga angka
tersebut dapat diisikan ke tempat II. Jadi, ada 3 cara pengisian .
4 3
4X3= 12
Sehingga ada 4X3= 12 bilangan yang mungkin terbentuk.
2. Notasi Faktorial
n! = n. ( n-1). ( n-2) . . . .3.2.1
0! = 1
Jadi n! merupakan perkalian dari n bilangan asli yang terurut .
Contoh:
Hitunglah nilai nilai berikut:
a. 4! b.2! + 3! c. 9!/5!
Jawab:
a. 4! = 4.3.2.1 = 24
b. 2!+ 3! = ( 2.1 ) + ( 3.2.1 ) = 2+6 = 8
9 ! 9.8 .7 .6.5 !
c. = = 9.8.7.6 = 3024
5! 5!
3. Permutasi
Secara formal permutasi didefenisikan sebagai banyaknya cara menyusun n unsur yang
berbeda , dinyatakan dengan notasi nPn
nPn = n . (n-1 ) . ( n-2 ) . . . . . .3.2.1 = n!
Contoh :
1. Tentukan banyaknya cara untuk menyusun huruf huruf H, A, T, dan I.
Jawab:
n=4
P = 4! = 4.3.2.1 = 24 cara
4 4
2. tentukan banyaknya bilangan yang dapat dibentuk dari angka 5, 7, 9 jika tidak boleh ada
angka yang sama.
Jawab :
n=3
3P3 = 3! = 3.2.1 = 6 bilangan
Bilangan bilangan itu adalah 579, 597, 759, 795, 975, dan 957.
Permutasi r unsur dari n unsur yang berbeda dinotasikan dengan nPr .
n!
nPr = , r ≤n
(n−r )
Contoh :
Hitunglah nilai nilai berikut
a. 3P2 b. 6P1
jawab :
3! 3!
a. 3P2 = = = 3.2.1 = 6
( 3−2 ) ! 1!
6! 6 ! 6.5!
b. 6P1 = = = =6
( 6−1 ) ! 5! 5!
permutasi yang memuat unsur yang sama
nP(k1, k2, k3,………,kn ) =
n!
k 1!. k 2 ! . k 3! … . kn!
Perhatikan contoh berikut .
Contoh :
Berapa kata dapat disusun dengan huruf pada kata “ADA” ?
Jawab : jika digunakan rumus permutasi dengan n=3 , maka 3P3 = 3! = 3.2.1 = 6 kata.
Padahal kata yang terbentuk hanya ada 3 , yaitu : ADA, AAD, DAA.
Hal ini terjadi karena ada huruf yang sama , yaitu huruf A. sehingga , bila dalam n unsur
tersebut terdapat unsur yang sama , maka rumus permutasi yang digunakan adalah :
3! 3.2!
P= = =3
2! 2!
Permutasi siklis
Permutasi siklis dari n unsur yang berbeda memperhitungkan tempat kedudukan unsur di
lingkaran terhadap unsur lainnya sebab n unsur tersebut di tempatkan melingkar.
nP(siklis ) = ( n- 1 )!
Contoh :
Hitunglah banyak permutasi siklis yang terdiri atas :
a. 4 unsur yang berlainan
jawab:
n=4
4P(siklis) = ( 4-1 )!
=3!
=3.2.1
=6
Permutasi berulang
P(berulang) = nr
Dengan r≤ n.
Contoh :
Berapa banyak susunan 3 huruf yang diambil dari huruf huruf K, A, M, I, S, jika unsur
unsur yang tersedia itu boleh berulang?
Jawab:
P(berulang) = 53 = 125 susunan
4. kombinasi
Suatu kombinasi dari anggota suatu himpunan adalah sembarang pemilihan dari satu atau
lebih anggota himpunan itu tanpa memperhatikan urutan .
Kombinasi k unsur dari n unsur yang berbeda
nCk =
n!
( n−k ) ! k !
Dengan k ≤ n
Contoh:
Berapa banyak cara memilih 4 anggota dari 9 anggota suatu himpunan , jika :
a. tanpa syarat apapun ,
b. salah seorang harus selalu terpilih.
Jawab:
a. dari 9 orang akan dipilih 4 orang .
banyak cara pemilihan 4 orang dari 9 orang adalah :
9!
9C4 =
( 9−4 ) ! 4 !
9.8 .7 .6 .5!
=
5! .4 .3.2 .1!
= 126 cara
b. dari 9 orang akan dipilih 4 orang , tetapi seorangharus selalu terpilih , hanya akan dipilih 3
orang lagi dari 8 orang , sehingga banyak cara pemilihan adalah :
8! 8.7 .6 .5!
8C3= = = 56 cara
( 8−3 ) ! 5!3.2 .1 !
1.) Sebuah dadu dilempar sekali, tentukan peluang munculnya mata dadu 6!
Jawab :
Banyaknya titik sampel n(s) = 6
Titik sampel mata dadu bernilai 6 n(A) = 1
BAB 4
Determinan Matriks
Pada Aljabar, determinan matriks dapat diartikan sebagai nilai yang mewakili sebuah matriks
bujur sangkar. Simbol nilai determinan matriks A biasanya dinyatakan sebagai det(A) atau | A |.
Cara menghitung determinan matriks tergantung ukuran matriks bujur sangkar tersebut. Cara
menghitung nilai determinan dengan ordo 3 akan berbeda dengan cara menghitung matriks
bujur sangkar dengan ordo 2. Untuk lebih jelasnya, perhatikan cara menghitung determinan di
bawah.
Seperti yang sudah diketahui, matriks ordo 2 dinyatakan dalam bentuk matriks dengan jumlah
kolom dan baris sama dengan dua. Nilai determinan A disimbolkan dengan | A |, cara
menghitung nilai determinan A dapat dilihat seperti pada cara di bawah.
Contoh soal
Hitunglah berapa nilai determinan dari matriks ordo 2 x 2 berikut ini :
Jawaban untuk matriks ordo 2 x 2 di atas ialah seperti berikut ini :
Invers Matriks
Simbol matriks dinyatakan dengan tanda pangkat negatif 1 (–1). Invers matriks dapat diartikan
sebagai kebalikan dari suatu matriks tertentu. Jika suatu matriks bujur sangkar A dikalikan
terhadap inversnya yaitu matriks bujur sangkar A–1 maka menghasilkan matriks I (matriks
identitas pada operasi perkalian matriks). Cara mencari invers matriks untuk ordo 2 x 2 dan
invers matriks ordo 3 x 3 diberikan seperti berikut.
Invers Matriks Ordo 2 x 2
Invers dari suatu matriks A dengan ukuran 2 x 2, elemen pada baris pertama adalah a, b dan
elemen pada baris kedua adalah c, d dinyatakan dalam rumus di bawah.
JAWABAN: C
Tugas
1.Matriks transformasi yang mewakili pencerminan terhadap sumbu x dilanjutkan.
dengan rotasi 900
berlawanan arah jarum jam dengan pusat O adalah ...