Anda di halaman 1dari 18

BAB 1.

Transformasi Geometri
Transformasi geometri adalah sebuah perubahan posisi  atau perpindahan
dari suatu posisi awal ( x , y ) ke posisi lain ( x’ , y’ ).

Jenis – Jenis Transformasi Geometri


1. Translasi ( Pergeseran ) :Translasi adalah sebuah jenis transformasi yang
memindahkan suatu titik sepanjang garis lurus dengan arah dan jarak. Yang artinya
ialah translasi itu hanya perpindahan titik.

Kita akan mengambil contoh sebuah perosotan, di perosotan itu hanya ada
mengubah titik awal yaitu puncak perosotan yang menuju ke titik akhir yaitu
ujung perosotan. Contoh gambar nya seperti ini :

Translasi ( Pergeseran )

Dengan rumus nya yaitu :

                                                 ( x’ , y’ ) = ( a , b ) + ( x ,  y )

Keterangan :
( x’ , y’ ) = titik bayangan.
( a , b ) = vektor translasi.
( x , y ) = titik asal.

2. Refleksi ( Pencerminan ) :

Seperti halnya bayangan pada benda yang terbentuk dari sebuah cermin. Sebuah
objek yang mengalami refleksi akan memiliki bayangan benda yang dihasilkan oleh
sebuah cermin. Hasil dari refleksi dalam bidang Cartesius tergantung sumbu yang
menjadi cerminnya. Pembahasan materi refleksi yang akan diberikan ada 7 jenis.
Jenis – jenis tersebut antara lain yakni :
7 jenis refleksi

Dan rumus dari refleksi ialah :

Rumus
refleksi

3. Rotasi :Kita semua pasti pernah melihat yang namanya bianglala, yang biasanya
terdapat di pasar malam. Bianglala tersebut merupakan sebuah contoh dari rotasi
dalam transformasi geometri.

Rotasi dalam hal ini dapat dipahami sebagai memindahkan dari suatu titik ke
titik yang lain. Prinsipnya ialah yakni dengan memutar terhadap sudut dan titik
pusat tertentu yang memiliki jarak sama dengan setiap titik yang diputar.
Namun perlu di ingat bahwa rotasi itu tidak dapat mengubah ukuran.

Rotasi

Dan rumus dari rotasi ialah :

Rumus
rotasi

4. Dilatasi :Dilatasi disebut juga dengan suatu per besaran atau pengecilan suatu
objek. Jika dalam transformasi pada translasi, refleksi, dan rotasi hanya dengan
mengubah posisi benda.

Maka dilatasi melakukan transformasi geometri dengan merubah ukuran


bendanya. Ukuran benda yang dapat menjadi lebih besar atau lebih kecil.
Perubahan ini bergantung pada skala yang akan menjadi faktor pengalinya.

Rumus dalam dilatasi ada 2 macam, yang dibedakan dengan berdasarkan


pusatnya. Selanjutnya perhatikan uraian rumus untuk transformasi geometri
pada dilatasi di bawah ini :

1. Dilatasi titik A ( a , b ) terhadap pusat O ( 0 , 0 ) dengan faktor skala m.


Dilatasi titik A(a, b)
terhadap pusat O(0,0)

2. Dilatasi titik A ( a , b ) terhadap pusat P ( k , l ) dengan faktor skala m.

Dilatasi titik A(a, b)


terhadap pusat P(k,l)

Dan rumus dari dilatasi ialah :

Rumus dilatasi
Contoh Soal
Soal No.1

Hasil translasi itik P1 ( 3,  -2 ) oleh T1 dilanjutkan dengan T2 = ( 2 1 ) menghasilkan


titik P2 ( 8 , 7 ). Komponen translasi dari T1 yang sesuai adalah ?

Jawaban nya :

Di ketahui : T2 = ( 4 1 ).

Maka :

Perhatikan proses translasi berikut ini :

1. Mencari nilai a :

3+a+2=8

a+5=8

a=8–5=3

2. Mencari nilai b :

-2 + b + 1 = 7

b -1 = 7

b7+1=8
Jadi, nilai translasi dari T1 adalah =

Soal transformasi geometri

1.Titik A(5,-2) ditranslasi oleh  T (-3, 1). Tentukan koordinat bayangan titik A tersebut!

a.       A’(2,1)

b.      A’(1,1)

c.       A’(2,2)

d.      A’(2,-1)

e.       A’(-2,1)

2 Tentukan bayangan garis y = 3x – 5 oleh translasi T (-2, 1)!

a.       y = 2x + 2

b.      y = 2x - 2

c.       y = 3x + 2

d.      y = 3x - 2

e.       y = 2x + 3
BAB ll Aturan Pencacahan

Aturan pencacahan terdiri dari 4 jenis bagian yaitu aturan perkalian,


faktorial, permutasi, dan kombinasi. Berikut penjabarannya.
1. Perkalian
Aturan perkalian adalah banyaknya cara yang dapat dilakukan untuk
menentukan pilihan dari suatu permasalahan. Cara penyelesaian aturan
pencacahan dapat diselesaikan dengan kotak, diagram, dan lain-lain.
Rumus umum dari suatu aturan perkalian adalah sebagai berikut jika
terdapat k unsur yang tersedia dengan: 

n1 = banyak cara untuk menyusun unsur pertama

n2 = banyak cara untuk menyusun unsur kedua setelah unsur pertama
tersusun

n3 = banyak cara untuk menyusun unsur ketiga setelah unsur kedua
tersusun

nk = banyak cara untuk menyusun unsur ke-k setelah objek unsur
sebelumnya tersusun.

Maka banyak cara untuk menyusun k unsur yang tersedia adalah:

n1 x n2 x n3 x ………x nk


2. Faktorial
Faktorial adalah perkalian bilangan terurut. Simbol dari faktorial adalah
“!” dimana 

1! = 1 dan 0! = 1. Rumus umum dari Faktorial adalah sebagai berikut: 

Contoh soal: tentukan nilai dari 3! = 

Jawab:

3! = 3 x 2 x 1! = 6
3. Permutasi
Permutasi adalah susunan yang berurutan dari semua atau sebagian
elemen dari suatu himpunan. Permutasi memiliki beberapa jenis soal yaitu
soal permasalahan sehari-hari dengan memperhatikan suatu urutan/posisi,
permutasi dengan memiliki unsur yang sama, dan permutasi melingkar
(siklis). 

Rumus umum dari Permutasi adalah sebagai berikut: 

Di mana n adalah ruang sampel (semua anggota dari himpunan),

r adalah jumlah elemen soal yang dicari. 

Sedangkan rumus umum dari permutasi siklis adalah sebagai berikut: 

P siklis = (n-1)!
4. Kombinasi
Kombinasi adalah pemilihan banyaknya susunan dari semua atau
sebagian elemen dari suatu himpunan tanpa memperhatikan urutan
pemilihannya. Karena tanpa memperhatikan urutan maka nilai AB =
BA pada penyelesaian kombinasi. 

Rumus umum dari Kombinasi adalah: 

Contoh soal: Tentukan nilai dari 

Contoh soal:

1. Berapa banyak cara menempatkan 7 orang duduk dalam satu baris


dalam urutan yang berbeda?
2. Dari keseluruhan 7 orang ada berapa banyak cara memilih 4 orang
untuk dijadikan pengurus RT? 

Identifikasi soal: 

Untuk contoh soal nomor 1, penyelesaian soal menggunakan permutasi.


Hal ini disebabkan dalam soal terdapat kata (urutan yang berbeda).
Sehingga cara penyelesaiannya adalah sebagai berikut:

Untuk contoh soal nomor 2, penyelesaian soalnya 


menggunakan kombinasi. Hal ini disebabkan karena posisi duduk dalam
pemilihan pengurus RT tersebut tidak diperhatikan sehingga cara
penyelesaiannya adalah sebagai berikut:

Soal-soal

1.Budi mempunyai koleksi 3 pasang sepatu dengan merk yang berbeda, dan 4 baju yang

berlainan coraknya, serta 3 celana yang berbeda warna. Banyak cara berpakaian Budi dengan

penampilan yang berbeda adalah ….

A.   10

B.   12

C.   22

D.   41

E.   36  
2.Pada suatu rapat terdapat 10 orang yang saling berjabat tangan. Banyak jabatan tangan
tersebut adalah ....

A.   90
B.   50
C.   45
D.   25

E.   20  

  
BAB 3
PELUANG
A. Kaidah Pencacahan
1. ATURAN PENGISIAN TEMPAT
Contoh:
1. disediakan himpunan angka {1, 2, 3, 4} jika akan dibentuk bilangan yang terdiri dari dua
angka, berapa banyak bilangan yang terbentuk apabila tidak boleh ada angka yang berulang?
Jawab:
Misal ada slot ( tempat) seperti berikut:

I II
 Tempat I dapat diisi oleh salah satu angka dari angka angka {1, 2, 3, 4 } jadi ada 4
cara pengisian .
 Karena tempat I telah diisi dengan satu angka, maka tersisa tiga angka . ketiga angka
tersebut dapat diisikan ke tempat II. Jadi, ada 3 cara pengisian .
4 3
4X3= 12
Sehingga ada 4X3= 12 bilangan yang mungkin terbentuk.
2. Notasi Faktorial
n! = n. ( n-1). ( n-2) . . . .3.2.1
0! = 1
Jadi n! merupakan perkalian dari n bilangan asli yang terurut .
Contoh:
Hitunglah nilai nilai berikut:
a. 4! b.2! + 3! c. 9!/5!
Jawab:
a. 4! = 4.3.2.1 = 24
b. 2!+ 3! = ( 2.1 ) + ( 3.2.1 ) = 2+6 = 8
9 ! 9.8 .7 .6.5 !
c. = = 9.8.7.6 = 3024
5! 5!
3. Permutasi
Secara formal permutasi didefenisikan sebagai banyaknya cara menyusun n unsur yang
berbeda , dinyatakan dengan notasi nPn
nPn = n . (n-1 ) . ( n-2 ) . . . . . .3.2.1 = n!

Contoh :
1. Tentukan banyaknya cara untuk menyusun huruf huruf H, A, T, dan I.
Jawab:
n=4
P = 4! = 4.3.2.1 = 24 cara
4 4

2. tentukan banyaknya bilangan yang dapat dibentuk dari angka 5, 7, 9 jika tidak boleh ada
angka yang sama.
Jawab :
n=3
3P3 = 3! = 3.2.1 = 6 bilangan

Bilangan bilangan itu adalah 579, 597, 759, 795, 975, dan 957.
Permutasi r unsur dari n unsur yang berbeda dinotasikan dengan nPr .
n!
nPr = , r ≤n
(n−r )
Contoh :
Hitunglah nilai nilai berikut
a. 3P2 b. 6P1
jawab :
3! 3!
a. 3P2 = = = 3.2.1 = 6
( 3−2 ) ! 1!
6! 6 ! 6.5!
b. 6P1 = = = =6
( 6−1 ) ! 5! 5!
permutasi yang memuat unsur yang sama
nP(k1, k2, k3,………,kn ) =
n!
k 1!. k 2 ! . k 3! … . kn!
Perhatikan contoh berikut .
Contoh :
Berapa kata dapat disusun dengan huruf pada kata “ADA” ?
Jawab : jika digunakan rumus permutasi dengan n=3 , maka 3P3 = 3! = 3.2.1 = 6 kata.
Padahal kata yang terbentuk hanya ada 3 , yaitu : ADA, AAD, DAA.
Hal ini terjadi karena ada huruf yang sama , yaitu huruf A. sehingga , bila dalam n unsur
tersebut terdapat unsur yang sama , maka rumus permutasi yang digunakan adalah :
3! 3.2!
P= = =3
2! 2!
Permutasi siklis
Permutasi siklis dari n unsur yang berbeda memperhitungkan tempat kedudukan unsur di
lingkaran terhadap unsur lainnya sebab n unsur tersebut di tempatkan melingkar.
nP(siklis ) = ( n- 1 )!

Contoh :
Hitunglah banyak permutasi siklis yang terdiri atas :
a. 4 unsur yang berlainan
jawab:
n=4
4P(siklis) = ( 4-1 )!

=3!
=3.2.1
=6
Permutasi berulang
P(berulang) = nr
Dengan r≤ n.
Contoh :
Berapa banyak susunan 3 huruf yang diambil dari huruf huruf K, A, M, I, S, jika unsur
unsur yang tersedia itu boleh berulang?
Jawab:
P(berulang) = 53 = 125 susunan
4. kombinasi
Suatu kombinasi dari anggota suatu himpunan adalah sembarang pemilihan dari satu atau
lebih anggota himpunan itu tanpa memperhatikan urutan .
Kombinasi k unsur dari n unsur yang berbeda
nCk =

n!
( n−k ) ! k !
Dengan k ≤ n
Contoh:
Berapa banyak cara memilih 4 anggota dari 9 anggota suatu himpunan , jika :
a. tanpa syarat apapun ,
b. salah seorang harus selalu terpilih.
Jawab:
a. dari 9 orang akan dipilih 4 orang .
banyak cara pemilihan 4 orang dari 9 orang adalah :
9!
9C4 =
( 9−4 ) ! 4 !
9.8 .7 .6 .5!
=
5! .4 .3.2 .1!
= 126 cara

b. dari 9 orang akan dipilih 4 orang , tetapi seorangharus selalu terpilih , hanya akan dipilih 3
orang lagi dari 8 orang , sehingga banyak cara pemilihan adalah :
8! 8.7 .6 .5!
8C3= = = 56 cara
( 8−3 ) ! 5!3.2 .1 !
1.) Sebuah dadu dilempar sekali, tentukan peluang munculnya mata dadu 6!
Jawab :
Banyaknya titik sampel n(s) = 6
Titik sampel mata dadu bernilai 6 n(A) = 1

Jadi, peluang munculnya mata dadu 6 adalah 1/6


2.) Dari seperangkat kartu bridge akan diambil sebuah kartu, tentukan peluang terambilnya
kartu as!
Jawab :
Banyaknya titik sampel n(s) = 52
Titik sampel kartu as n(A) = 4
 Jadi, peluang munculnya kartu as adalah  1/13
3.) Sebuah kantong terdiri dari 4 kelereng merah, 3 kelereng biru, dan 5 kelereng hijau. Dari
kelereng- kelereng tersebut akan diambil satu kelereng. Tentukan peluang terambilnya
kelereng berwarna biru !
Jawab  :
Banyaknya titik sampel n(s) = 4 + 3 + 5 = 12
Titik sampel kelereng biru n(A) = 3

Jadi, peluang terambilnya kelereng berwarna biru adalah  1/4


4.) Seorang pedagang telur memiliki 200 butir telur, karena kurang berhati-hati 10 butir telur
pecah. Semua telur diletakan dalam peti. Jika sebutir telur diambil secara acak. Tentukan
peluang terambilnya telur yang tidak pecah!
Jawab :
Banyaknya titik sampel n(s) = 200
Titik sampel telur yang tidak pecah n(A) = 200 – 10 = 190

Jadi, peluang terambilnya telur yang tidak pecah adalah  19/20


5.) Dua buah koin dilempar bersamaan. Tentukan peluang muncul keduanya angka!
Jawab :
Ruang sampelnya yaitu  = { (A,G), (A,A), (G,A), (G,G)}
n ( s) = 4
banyaknya titik sampel keduanya angka yaitu n (A) = 1

Jadi, peluang muncul keduanya angka adalah  1/4


Peluang kejadian
Besarnya kemungkinan terjadinya sebuah kejadian disebut peluang kejadian. Penentuan nilai
peluang kejadian didasarkan pada banyak anggota dan banyak anggota ruang sampelnya.
Atau secara matematis penentuan nilai peluang suatu kejadian ditulis:
PK = nK / nS
Catatan:

 Untuk menentukan nK atau nS dapat menggunakan rumus permutasi atau Kombinasi:


 Permutasi dipakai jika dalam soal ada istilah jabatan, urutan, rangking, predikat, cara
duduk, susunan angka.
Kombinasi dipakai jika dalam soal ditanyakan: banyak himpunan bagian, peluang, urutan
diabaikan
SOAL PELUANG

1. Dalam percobaan pelemparan sebuah dadu setimbang, K menyatakan kejadian


munculnya mata dadu bilangan genap. Peluang kejadian K adalah…
A. 1/6 B. ¼ C. 1/3 D. ½ E. 1/4
2. Misal kita mempunyai 10 kartu yang bernomor 1 sampai 10. Jika satu kartu diambil secara
acak, maka peluang terambiladalah kartu bernomor bilangan prima adalah…
A. 4/5 B. 3/5 C. ½ D. 3/10 E. 2/5
3. Seorang siswa memegang kartu remi yang berjumlah 52 buah dan meminta temannya
untuk mengambil sebuah kartu secara acak. Peluang terambilnya kartu hati adalah….
A. 1/52 B. 1/13 C. 9 / 52 D. ¼ E. 1/3
4. Pada pelemparan dua dadu setimbang bersamaan. Misal K adalah kejadian muncul jumlah
mata dadu = 6. Peluang kejadian K adalah…
A. 8 / 36 B. 7 / 36 C . 6 / 36 D. 5 / 36 E. 4/36

BAB 4

DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS

Determinan Matriks

Pada Aljabar, determinan matriks dapat diartikan sebagai nilai yang mewakili sebuah matriks
bujur sangkar. Simbol nilai determinan matriks A biasanya dinyatakan sebagai det(A) atau | A |.
Cara menghitung determinan matriks tergantung ukuran matriks bujur sangkar tersebut. Cara
menghitung nilai determinan dengan ordo 3 akan berbeda dengan cara menghitung matriks
bujur sangkar dengan ordo 2. Untuk lebih jelasnya, perhatikan cara menghitung determinan di
bawah.

Determinan Matriks Ordo 2 x 2

Seperti yang sudah diketahui, matriks ordo 2 dinyatakan dalam bentuk matriks dengan jumlah
kolom dan baris sama dengan dua. Nilai determinan A disimbolkan dengan | A |, cara
menghitung nilai determinan A dapat dilihat seperti pada cara di bawah.

Contoh soal
 
Hitunglah berapa nilai determinan dari matriks ordo 2 x 2 berikut ini :
Jawaban untuk matriks ordo 2 x 2 di atas ialah seperti berikut ini :

Invers Matriks

Simbol matriks dinyatakan dengan tanda pangkat negatif 1 (–1). Invers matriks dapat diartikan
sebagai kebalikan dari suatu matriks tertentu. Jika suatu matriks bujur sangkar A dikalikan
terhadap inversnya yaitu matriks bujur sangkar A–1 maka menghasilkan matriks I (matriks
identitas pada operasi perkalian matriks). Cara mencari invers matriks untuk ordo 2 x 2 dan
invers matriks ordo 3 x 3 diberikan seperti berikut.
Invers Matriks Ordo 2 x 2

Invers dari suatu matriks A dengan ukuran 2 x 2, elemen pada baris pertama adalah a, b dan
elemen pada baris kedua adalah c, d dinyatakan dalam rumus di bawah.

Contoh menentukan invers matriks A dapat dilihat seperti langkah-langkah berikut.

Diketahui elemen-elemen pada matriks A seperti berikut.

  

Tentukan invers dari matrik A!


Komposisi Transformasi Geometri dengan Matriks
Sedikit mengulang tentang matriks yang dapat didefinisikan sebagai bilangan real yang disusun
dalam baris dan kolom. Sebelumnya, pasti sudah mempelajari materi tentang matriks, operasi
hitung pada matriks , dan sifat-sifatnya. Pada pembahasan kali ini, akan mempelajari contoh lain
kegunaan matriks yaitu untuk menentukan hasil transformasi geometri. Tidak sedikit
permasalahan dalam transformasi geometri yang disajikan dalam beberapa kali transformasi.
Permasalahan ini bisa diselesaikan dengan menyelesaikan komposisi transformasi geometri
dengan matriks. Dengan kata lain, hasil komposisi transformasi geometri diperoleh dengan
menyelesaikan perhitungan matriksnya. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai komposisi
transformasi geometri dengan matriks, ingat kembali matriks transformasi yang telah dibahas
pada pembahasan sebelumnya. Secara singkat dapat dilihat pada tabel di bawah.
Contoh soal.
Jika transformasi T1, memetakan (x, y) ke (-y, x) dan transformasi T2 menyatakan (x, y)
ke (-y, -x) dan jika transformasi T merupakan transformasi T1 yang diikuti oleh
transformasi T2, maka matriks T adalah ...
PEMBAHASAN:

Rotasi +900 yang berpusat di titik O(0, 0) memiliki matriks: 

-    T1 merupakan rotasi +900 dengan pusat O(0,0) maka matriksnya adalah: 

-    T2 merupakan pencerminan y = -x, maka matriksnya: 

JAWABAN: C

Tugas
1.Matriks transformasi yang mewakili pencerminan terhadap sumbu x dilanjutkan.
dengan rotasi 900
 berlawanan arah jarum jam dengan pusat O adalah ...

2.Tentukanlah determinan matriks berikut!

Anda mungkin juga menyukai