Anda di halaman 1dari 19

TRANSFORMASI GEOMETRI

TRANSLASI DAN DILATASI


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Matematika II
Dosen Pengampu: Drs. Triono, M.Pd

Disusun Oleh:
KELOMPOK 5 / IIA
1. Isnaeni Aprilia Kartika 21

2. Isnaeni Subekti 22

3. Isti Fardiyanti 23

4. Jana Rizkiana 24

5. Khoerul Amin 25
PROGRAM STUDI S1 PGSD KAMPUS VI KEBUMEN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT karena atas limpahan rahmat serta
petunjuk-Nya, maka pembuatan Makalah GEOMETRI TRANSFORMASI tentang
“Translasi dan Dilatasi” ini bisa terselesaikan dengan ketentuan waktu yang diberikan.
Disamping itu juga, kami mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu dosen selaku
pembimbing kami serta teman-teman yang berpartisipasi dan memberikan dorongan sehingga
makalah ini bisa selesai.
Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya
atau belum sesuai dengan apa yang kita inginkan bersama, namun kami sudah berusaha
semaksimal mungkin agar makalah ini bisa terselaikan.
Untuk itu, dengan masih banyaknya kekurangan terhadap isi makalah ini, kami dari
penulis/penyusun makalah ini sangat mengharapakan saran dan kritikan yang besifat
membangun untuk penyempurnaan makalah ini agar bisa sesuai keinginan kita bersama dan
dapat bermanfaat untuk kita semua serta bisa dijadikan sebagai pedoman untuk kedepan.

Kebumen, Maret, 2015

BAB I
Penulis PENDAHUL
UAN
A. Latar Belakang
Transformasi telah dikenal sejak lama, dimulai dari zaman babilonia, yunani, para ahli
aljabar muslim abad ke-9 sampai ke-15 dan dilanjutkan matematikawan eropa abad ke-18
sampai dua decade pertama abad ke-19. Keberaturan dan pengulangan pola member
dorongan untuk mempelajari bagaiman dan apa yang tak berubah oleh suatu transformasi.
Transformasi geometri adalah suatu fungsi yang mengaitkan antar setiap titik di bidang
dengan suatu aturan tertentu. Pengaitan ini dapat dipandang secara aljabar atau geometri.
Sebagai ilustrasi, jika titik (x,y) dicerminkan terhadap sumbu x, maka diperoleh titik (x,-y).
secara aljabar transformasi ini ditulis T(x,y) =(x,-y) atau dalam bentuk matriks
Masalah ini dapat diperluas untuk menentukan peta dari suatu konfigurasi geometri
berbentuk daerah tertentu oleh suatu transformasi. Transformasi geometri meliputi translasi
(pergeseran), rotasi(perputaran), refleksi(pencerminan) dan dilatasi(pembesaran). Namun,
pada makalah ini penulis mengkhususkan pada translasi (pergeseran) dan dilatasi
(penskalaan).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dilatasi ?
2. Contoh dilatasi dalam kehidupan sehari-hari?
3. Bagaimana tafsiran Geometri terhadap dilatasi?
4. Bagaimana definisi dari suatu translasi?
5. Bagaimana penerapan translasi dalam kehidupan sehari-hari?
6. Bagaimana peta translasi dalam bidang XY?
7. Bagaimana contoh masalah translasi dan penyelesaiannya?

C. Tujuan penulisan
1. Mendeskripsikan pengertian dilatasi
2. Mendeskripsikan contoh dilatasi dalam kehidupan sehari-hari
3. mendeskripsikan tafsiran Geometri terhadap dilatasi
4. Mengetahui definisi dari suatu translasi
5. Mengetahui penerapan translasi dalam kehidupan sehari-hari
6. Mengetahui peta translasi dalam bidang XY
7. Mengetahui contoh masalah translasi dan penyelesaian
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Translasi
1. Definisi translasi
Sebelum kita mendefinisikan translasi kita harus tahu definisi transformasi lebih dulu.
Transformasi adalah aturan secara geometris yang dapat menunjukkan bagaimana suatu
bangun dapat berubah kedudukan dan ukurananya berdasarkan rumus tertentu. Translasi itu
sendiri merupakan suatu transformasi yang memindahkan setap titik dari suatu posisi ke
posisi yang baru sepanjang ruas garis dan arah tertentu.
2. Contoh translasi dalam kehidupan sehari-hari
Salah satu contoh translasi yang bisa kita lihat adalah pergeseran atau perpindahan
orang pada eskalatot dan lift. Peralatan yang biasa dipakai mal-mal ini berguna untuk
memindahkan orang dari satu lantai ke lantai lain.
Selain itu, penggunaan konsep translasi sering digunakan programmer game dalam
membuat games. Penerapan translasi terlihat pada pergerakan objek saat mengikuti
visualisasi dari persamaan garis.

B. Translasi Dalam Bidang (x,y)

Berdasarkan gambar di samping, segitiga ABC yang


mempunyai koordinat A(3, 9), B(3, 3), C(6, 3)

ditranslasikan:

Berdasarkan penjelasan diatas, maka untuk mencari nilai translasi dapat digunakan rumus
sebagai berikut :
dimana :
 a menyatakan pergeseran horizontal (kekanan+, kekiri-)
 b menyatakan pergeseran vertikal (keatas+,kebawah-)
1. Translasi Titik

Minggu lalu, Candra duduk di pojok kanan baris pertama di kelasnya. Minggu ini, ia
berpindah ke baris ketiga lajur keempat yang minggu lalu ditempati Dimas. Dimas sendiri
berpindah ke baris kedua lajur kedua yang minggu lalu ditempati Sari. Perhatikan
perpindahan tempat duduk Candra dan Dimas ini.

 Candra berpindah 2 lajur ke kiri dan 2 baris ke belakang. Saat berpindah ini, Candra telah

melakukan translasi 2 satuan ke kiri dan 2 satuan ke atas yang ditulis sebagai

 Kemudian, Dimas berpindah 2 lajur ke kiri dan 1 baris ke depan. Saat berpindah ini, Dimas

telah melakukan translasi 2 satuan ke kiri dan 1 satuan ke bawah yang ditulis sebagai

 Misalkan, tempat duduk Candra minggu lalu di titik N(a, b) pada koordinat Cartesius.

Dengan translasi , diketahui tempat duduknya minggu ini pada titik N ’(a-

2,b+2).Kalian dapat menuliskan translasi ini sebagai berikut

Dengan prinsip yang sama, jika titik P(x, y)

ditranslasikan dengan maka diperoleh bayangannya . Secara

matematis, ditulis sebagai berikut.

Contoh
bayangan titik P (3,5) ditranslasikan adalah…..

jawab:

= P’(1,8)

Jadi bayangan titik P (3,5) adalah P’(1,8)

2. Translasi Ruas Garis


Untuk translasi ruas garis tetap menggunakan konsep translasi titik di atas. Namun, ada
dua cara yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan translasi ruas garis. Cara pertama yaitu
dengan memandang garis tersebut dipandang sebagai himpunan titik.
Sedang cara kedua adalah dengan menggunakan sifat grafik fungsi y=f(x-a)+b dengan a,b >0
dengan mengeser fungsi y=f(x) sejauh a satuan kekanan dan b satuan ke atas.
Contoh :
Tentukan peta dari garis y = 2x + 1 yang digeser menurut vektor (2,1)
Jawab:
Cara pertama
Garis y = 2x + 1 dapat dipandang sebgai himpunan titik (x, 2x + 1), x R. Jika titik ini
digeserkan menurut vektor (2,1) maka diperoleh

Untuk menentukan peta garis ini, misalkan t = x + 2 , maka x = t -2, Sehingga


ganti kembali t dengan x, maka peta garis y = 2x + 1 yang
ditranslasikan menurut vektor (2,1) adalah garis y = 2x + 2
Cara kedua
Gunakan sifat bahwa grafik fungsi y=f(x-a)+b dengan a,b >0 diperoleh dengan mengeser
fungsi y=f(x) sejauh a satuan kekanan dan b satuan ke atas. Jika grafik y = 2x + 1 digeserkan
sejauh 2 satuan kekanan dan I satuan ke atas, maka hasilnya adalah grafik :

3. Translasi Bidang Datar


Untuk menentukan bayangan hasil translasi bangun datar dapat dilakukan dengan
mentranslasikan masing-masing titik sudutnya.
Contoh :
Diketahui segitiga OAB dengan koordinat titik O(0,0), A(3,0) dan B(3,5). Tentukan

koordinat bayangan segitiga OAB tersebut bila ditranslasi oleh T =

jawab :

titik O (0,0) O’(0+1, 0+3) = O’(1,3)

titik A (3,0) A’(3+1, 0+3) = A’(4,3)

titik B (3,5) B’ (3+1, 5+3) = B’(4,8)

C. Contoh Masalah Dalam Translasi Dan Penyelesaiannya

1) Tentukan bayangan lingkaran (x-3)2 + (y+1)2 = 4 jika ditranslasikan !

Jawab
Ambil sembarang titik P(a,b) pada lingkaran (x-3)2 + (y+1)2 = 4 sehingga diperoleh (a-3)2 +
(b+1)2 = 4

Translasikan titik P dengan sehingga diperoleh

Jadi titik P'(a-5, b+2)


Perhatikan bahwa: a'= a - 5. Dari persamaan (*), didapat a = a'+ 5.
b'= b + 2. Dari persamaan (*), didapat b = b' - 2.
Dengan mensubstitusi nilai a dan b ini ke persamaan (*), akan
Diperoleh (a'+ 5-3)2 + (b' - 2+1)2 =4
(a'+ 2)2 + (b' - 1)2 =4

Jadi bayangan dari (x-3)2 + (y+1)2 = 4 jika ditranslasikan dengan adalah (a'+ 2)2

+ (b' - 1)2 = 4

2) Translasi memetakan titik A(1,2) ke titik A'(4,6)

a. Tentukan translasi tersebut !


b. Tentukanlah bayangan segitiga ABC dengan titik sudut A(1, 2), B(3, 4), dan C(5, 6) oleh
translasi tersebut.
c. Jika segitiga yang kalian peroleh pada jawaban b ditranslasikan lagi dengan

Tentukan bayangannya!
d. Translasikan segitiga ABC dengan translasi T2 ◦T1. Samakah jawabannya dengan jawaban
c?
Jawaban

a.
Diperoleh 1+p = 4 sehingga p = 3
2+q = 6 sehingga q = 4

Jadi translasi tersebut adalah

b. Translasi artinya artinya memindahkan suatu titik 3 satuan ke kanan dan 4 satuan

ke atas. Dengan mentranslasikan titiktitik A', B', dan C'dari segitiga ABC dengan translasi T1,
kitamemperoleh segitiga A'B'C' sebagai berikut

Jadi bayangan segitiga ABC adalah segitiga A'B'C' dengan titik A'(4,6), B'(6,8), dan C'(-2,10)

c.

Jadi bayangan segitiga A'B'C' adalah segitiga A''B''C'' dengan titik A''(3,5), B''(5,7) dan C''(-
3,9)

D. Deskripsi Dilatasi
1) Definisi dilatasi
Sebelum kita membahas definisi dilatasi ada baiknya kita melihat definisi transformasi
terlebih dahulu. Transformasi adalah aturan secara geometris yang dapat menunjukkan
bagaimana suatu titik atau bangun dapat berubah kedudukan dan ukurannya berdasarkan
rumus tertentu. Dilatasi pada umumnya merupakan transformasi yang dapat mengubah
ukuran suatu bangun.
Secara lengkapnya dilatasi adalah suatu transformasi yang mengubah ukuran
(memperbesar atau memperkecil) suatu bangun tetapi tidak mengubah bentuk bangunnya.
Pada dilatasi juga dikenal faktor skala dan titik pusat yang akan di bahas secara lebih rinci
pada pembahasan di bawah ini.

2) Contoh dilatasi dalam kehidupan sehari – hari


Penerapan dilatasi banyak dijumpai dalam kehidupan sehari – hari . dalam makalah
ini kami menyajikan beberapa contoh penerapan dilatasi dalam kehidupan sehari – hari yaitu
:
 Penerapan pertama adalah pada mikroskop atau alat pembesar. Gambar
di samping menunjukkan alat pembesar yang merupakan alat penting di
laboratorium foto. Alat ini digunakan untuk memperbesar foto dari
negatifnya (klisenya). Dengan menggerakkan film di depan lensa,
memungkinkan untuk mengubah ukuran foto yang dihasilkan.

 Penerapan kedua, Skala pada peta. Pada umumnya skala peta bertuliskan 1:1000000 cm
yang artinya jika skala pada peta 1 cm maka pada kenyataannya berjarak 1000000 cm

E. Faktor skala dalam dilatasi

Faktor skala (k) adalah perbandingan antara jarak titik bayangan dari titik pusat dilatasi dan
jarak titik benda berkaitan dengan titik pusat dilatasi. Faktor skala (k) jua di definisikan
sebagai perbandingan antara panjang sisi tiap bayangan dan panjang sisi yang berkaitan pada
benda.
Faktor skala k =
Contoh:
1. Sebuah segitiga ABC dengan titik A (1,2) B (2,3) dan C (3,1) mendapat dilatasi terhadap titik
0 dengan faktor skala 2. Tentukan koordinat bayangan titik-titik sudut segitiga ABC
Jawab :
Koordinat bayangan titik A, B dan C masing-masing adalah A1 (2,4), B1(4,6) dan C’ (6,2)
Catatan : Misal faktor skala k1 maka

Pada dilatasi suatu bangun faktor K akan


menentukan ukuran dan letak bangun bayangan.
(I) Jika K > 1, maka bangun bayangan diperbesar
dan terletak sepihak terhadap pusat dilatasi dan
bangun semula.
(II) Jika 0 < K < 1, maka bangun bayangan diperkecil dan terletak sepihak terhadap pusat
dilatasi dan bangun semula.
(III) Jika -1 < K < 0, maka bangun bayangan diperkecil dan terletak berlainan pihak terhadap
pusat dilatasi dan bangun semula.
(IV) Jika K < -1, maka bangun bayangan diperbesar dan terletak berlainan terhadap pusat
dilatasi dan bangun semula.

2. Segitiga ABC dengan koordinat A(3, 9), B(3, 3), C(6, 3) didilatasi:

a. dengan faktor skala k = 1/3 dan pusat dilatasi O(0, 0) menjadi segitiga A2, B2, C2 dengan
koordinat A2(1, 3), B2(1, 1), C2(2, 1)
b. dengan faktor skala k = 2 dan pusat dilatasi O(0, 0) menjadi segitiga A3 B3 C3 dengan
koordinat A3(6, 18), B3(6, 6), C3(12, 6)
Untuk nilai k negatif,
arah
bayangan berlawanan dengan
arah aslinya.

Berdasarkan penjelasan diatas,


maka dapat dirumuskan :

Dilatasi dengan pusat (a, b)


dan faktor skala k

F. Tafsiran geometri dari dilatasi


1. Dilatasi terhadap titik pusat O(0,0)
Bayangan akibat dilatasi ditentukan oleh titik pusat dan faktor skala (faktor perkalian).
Dilatasi dengan pusat O(0,0) dan faktor skala k (k ≠0) , dirumuskan dengan [O,k].
Jika titik P(x,y) didilatasi terhadap pusat O(0,0) dan faktor skala k didapat bayangan
P’(x’,y’) maka
x’ = kx dan

y’ = ky.

Contoh – contoh soalnya sebagai berikut :


1) Garis 2x – 3y = 6 memotong sumbu X di A dan memotong sumbu Y di B. Karena dilatasi
[O,-2], titik A menjadi A’ dan titik B menjadi B’. Hitunglah luas segitiga OA’B’
Pembahasan
Garis 2x – 3y = 6 memotong sumbu X di A(3,0) memotong sumbu Y di B(0,2) karena
dilatasi [O,-2] maka:
A’(kx,ky)→ A’(-6,0) dan B’(kx,ky) → B’(0,-4)
Titik A’(-6,0), B’(0,-4) dan titik O(0,0) membentuk segitiga seperti pada gambar:
Sehingga luasnya = ½ x OA’ x OB’
= ½ x 6 x 4 = 12

2) Pada dilatasi ini bangun yang didilatasikan adalah segi-4 ABCD dengan pusat dilatasi E(0,0),
faktor dilatasi 2, dan bayangan atau hasil dilatasi segi-4 A’B’C’D’. Hal ini dapat juga
dikatakan bahwa segi-4 A’B’C’D’ didilatasikan dengan pusat E, faktor dilatasi ½,
menghasilkan segi-4 ABCD.

dilatasi ini menggambarkan suatu dilatasi dapat memperbesar atau memperkecil


bangun,

3) Bayangan di oleh dilatasi terhadap titik pusat O (0,0) dengan faktor skala

adalah:

Dengan demikian,

jadi, bayangan titik P(-6,3) oleh dilatasi terhadap titik pusat O (0,0) dengan faktor skala
Matriks yang bersesuaian dengan terhadap titik pusat O(0,0)
Dilatasi pada umumnya berhubungan dengan matriks, ada matriks yang bisa digunakan
untuk menyelesaikan masalah – masalah dalam dilatasi. Kali ini akan dibahas matriks yang
bersesuaian dengan dilatasi pada titik pusat O(0,0).
Dilatasi pada titik pusat O(0,0) dan faktor skala k mempunyai hitungan maktriks sebagai
berikut :

atau

2. Dilatasi terhadap titik pusat P(a,b)

Jika P(x,y) didilatasikan terhadap titik pusat A(a,b)


dengan faktor skala k, maka bayangannya adalah P`(x`,y`)
dengan

dengan persamaan matriks, hubungan di atas dapat ditulis:

Contoh:
1) Bayangan titik P (2,-1) oleh dilatasi terhadap titik pusat A(3,4) dengan faktor skala -3 adalah:
Pembahasan:
Dengan demikian x’ = 6 dan y’ = 19
Jadi, bayangan titik P(2,-1) oleh dilatasi terhadap titik pusat A(3,4) adalah P`(6,19).
Matriks yang bersesuaian dengan terhadap titik pusat P(a,b)
Seperti yang telah dibahas sebelumnya matriks yang bersesuaian dengan dilatasi pada
pusat P(a,b) dan faktor skala k menghasilkan titik A’(x’,y’) maka diperoleh hubungan :

Contoh perhitungan:
Diketahui titik A(5,9). Tentukan banyangannya karena dilatasi [P,3] dengan titik pusat
P[2,1].
Pembahasan :
Dilatasi [P,3]

Jadi A’=(11,25)

Bayangan titik A(3,-4) oleh suatu transformasi yang bersesuaian dengan matriks

adalah…

Dengan demikian x’ = -9 dan y’ = -14


Jadi, bayangan titik A(3,-4) oleh suatu trensformasi yag bersesuaian dengan matriks

adalah A’ (-9,-14).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dilatasi adalah suatu transformasi yang mengubah ukuran (memperbesar atau memperkecil)
suatu bangun tetapi tidak mengubah bentuk bangunnya. Penerapan dilatasi banyak dijumpai
dalam kehidupan sehari – hari . dalam makalah ini kami menyajikan beberapa contoh
penerapan dilatasi dalam kehidupan sehari – hari yaitu : pada mikroskop atau alat pembesar.
Gambar di bawah menunjukkan alat pembesar yang merupakan alat penting di laboratorium
foto. Alat ini digunakan untuk memperbesar foto dari negatifnya (klisenya). Dengan
menggerakkan film di depan lensa, memungkinkan untuk mengubah ukuran foto yang
dihasilkan.
2. Translasi merupakan suatu transformasi yang memindahkan setap titik dari suatu posisi ke
posisi yang baru sepanjang ruas garis dan arah tertentu.
3. Salah satu contoh translasi yang bisa kita lihat adalah pergeseran atau perpindahan orang
pada eskalatot dan lift. Selain itu, penggunaan konsep translasi sering digunakan
programmer game dalam membuat games.

4. Dengan prinsip yang sama, jika titik P(x, y) ditranslasikan dengan maka diperoleh

bayangannya . Secara matematis, ditulis sebagai berikut.

5. Untuk translasi ruas garis tetap menggunakan konsep translasi titik di atas. Namun, ada dua
cara yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan translasi ruas garis. Cara pertama yaitu dengan
memandang garis tersebut dipandang sebagai himpunan titik. Sedang cara kedua adalah
dengan menggunakan sifat grafik fungsi y=f(x-a)+b dengan a,b >0 dengan mengeser fungsi
y=f(x) sejauh a satuan kekanan dan b satuan ke atas.
6. Untuk menentukan bayangan hasil translasi bangun datar dapat dilakukan dengan
mentranslasikan masing-masing titik sudutnya.

B. Saran
Setelah membahas materi mengenai translasi dan Dilatasi penulis mengharapkan agar
kedepan materi translasi ddan dilatasi dikembangkan lebih jauh terutama mengenai sifat-sifat
dari translasi dan Dilatasi itu sendiri. Selanjutnya penulis juga sendiri mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Retno, D. 2013. Makalah Materi Geometri Transformasi. Diunduh dari
http://rethno23.blogspot.com/2013/04/makalah-materi-geometri-transformasi.html pada
tanggal 9 Maret 2015
Rudi. 2011. Matematika XI SMK/ MAK . Diunduh dari
https://pakrudi.files.wordpress.com/2011/02/transformasi-bangun-datar.pdf tanggal 28
Febuari 2015
Sukirman, dkk. 2011. MATEMATIKA. Jakarta: Universitas Terbuka
. 2013. Lebih mengenal transformasi geometri. Diunduh dari http://rumus-
matematika.com/lebih-mengenal-transformasi-geometri/

Anda mungkin juga menyukai