Anda di halaman 1dari 10

RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN

(RPP)

Indentitas
Mata Kuliah : Analisis Real I
Semester : Ganjil
Beban Studi : 3 SKS
Pertemuan : III (ke tiga)
Pokok Bahasan : Induksi Matematika dan Himpunan Berhingga
Sub Pokok Bahasan : Prinsip induksi matematika, Himpunan berhingga, dan himpunan takberhingga
Standar Kompetensi : Mahasiswa memahami induksi matematika, himpunan berhingga, dan himpunan takberhingga
Kompetensi Dasar : 1) Menyebut sifat terurut lengkap
2) Membuktikan Prinsip induksi matematika
3) Menerapkan Prinsip induksi matematika untuk membuktikan pernyataan P(n) dengan n bilangan asli
4) Menjelaskan himpunan berhingga
5) Menjelaskan himpunan takberhingga
6) Menjelaskan himpunan terhitung (denumerable )
7) Menjelaskan himpunan terbilang (countable)

33
Indikator keberhasilan: 1) Mahasiswa mampu menyebut sifat terurut lengkap
2) Mahasiswa mampu membuktikan prinsip induksi matematika
3) Mahasiswa mampu menerapkan prinsip induksi matematika untuk membuktikan pernyataan P(n) dengan n bilangan
asli
4) Mahasiswa mampu menjelaskan himpunan berhingga
5) Mahasiswa mampu menjelaskan himpunan takberhingga
6) Mahasiswa mampu menjelaskan himpunan terhitung (denumerable)
7) Mahasiswa mampu menjelaskan himpunan terbilang (countable)

34
Peta Konsep

Subset dan
Operasi
himpunan

Himpunan Prinsip Induksi Penerapan PIM


terurut lengkap Matematika pada P(n)
(PIM)

Terhitung
(countable)
Himpunan
Berhingga, Terbilang
Himpunan (denumerable)
Takberhingga
Takterhitung
(uncontable)

Fungsi Injektif
Fungsi bijektif

35
Uraian Materi

Prinsip induksi matematika diawali dengan aksioma yang disebut dengan sifat terurut lengkap himpunan bilangan asli N, dengan makna setiap
subset takkosong dari N mempunyai elemen terkecil. Berdasarkan sifat terurut lengkap diturunkan prinsip induksi matematika. Prinsip induksi
matematika adalah suata alat untuk menyelidiki apakah suatu pernyataan pada berlaku untuk setiap bilangan asli.

Ciri himpunan didasari dengan himpunan berhingga maupun himpunan takberhingga. Keberhinggaan himpunan terkait dengan sifat fungsi
bijektif. Keberhinggaan himpunan menghindari pengertian dari banyak himpunan takberhingga yang sering disalah artikan. Misalnya pernytaan
yang salah adalah banyak himpunan bilangan genap sama dengan banyak himpunan bilangan asli, sementera himpunan bilangan genap
himpunan bagian murni dari himpunan bilangan asli. Pernyataan yang dapat diturunkan dari pengertian ini misalnya adalah himpunan bilangan
rasional merupakan himpunan yang terbilang sebagai suatu teorema yang dapat dibuktikan.

36
I. Strategi Pembelajaran Mikro

Revolusi Belajar
Tahapan Atribut Soft
No Interaksi Belajar Mengajar Metode Media Evaluasi Alokasi Waktu
Pembelajaran Sumber Skill/ Karakter
Dosen Mahasiswa Pembelajaran Pembelajaran Belajar Teori Praktek Lapangan Belajar
3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pendahuluan -Memberikan Tanggung
(Kegiatan motivasi jawab,
Awal): -Memberitahu Kerjasama,
1 Motivasi tujuan Mendengar White Board / Buku Teks Menghargai,
-Menjelaskan Ceramah Tanya Jawab 10 Analitis,
Appersepsi Bertanya Power point Infokus
Tujuan peta konsep Kritis,
Deskripsi Mandiri,
Relevansi Percaya diri
Penyajian Tanggung
(Kegiatan Inti) : jawab,
-Menjelaskan
Uraian Diskusi Kerjasama,
Uraian
Contoh Mendengar kelas, Tanya White Board / Buku Teks Menghargai,
2 -Memberikan 110 Analitis,
Latihan Bertanya jawab, dan Power Point Infokus
Contoh
Ceramah Kritis,
-Bertanya
Mandiri,
Percaya diri
Penutup Tanggung
(Kegiatan jawab,
Akhir): Kerjasama,
Simpulan Membuat Mendengar White Board / Buku Teks Menghargai,
3 Ceramah Tes Tulis 30 Analitis,
Umpan Balik Rangkuman Mencatat Power Point Infokus
Tindak Lanjut Kritis,
Mandiri,
Percaya diri

37
V. Evaluasi
Tes:
1) Sebutkan sifat terurut lengkap
2) Buktikan prinsip induksi matematika
3) Buktikan untuk setiap bilangan asli n jumlah bilangan asli n suku pertama berlaku 1 + 2 + ... + n = 12 n (n+1)
4) Sebutkan pengertian himpunan berhingga
5) Sebutkan pengertian himpunan takberhingga
6) Sebutkan himpunan terhitung (denumerable)
7) Sebutkan himpunan terbilang (countable)

Kunci Jawaban:
1) Setiap himpunan tidak kosong sebagai subset N mempunyai elemen terkecil.
2) Prinsip induksi matematika: S ⊆ N yang memiliki dua sifat; (1) 1 ∈ S dan (2) untuk setiap k ∈ N, jika k ∈ S, maka k +1 ∈ S. Akibatnya S =
N.
Bukti: Menggunakan bukti tidak langsung dengan kontradiksi. Andaikan konklusinya tidak S = N yakni S ≠ N, sehingga N-S tidak kosong.
Menggunakan sifat terurut lengkap, N-S tidak kosong dan subset dari N, N-S mempunyai element terkecil sebut m. Menggunakan
hipotesis (1) dan (2) akan ditemukan pernyataan yang kontradiksi yakni m ∉ 𝑆 dan m ∈ 𝑆. Pernyataan yang kontradisi ini muncul
karena pengandaian konklusi yang salah. Sehingga terbukti S = N.
3) Ambil S sebagai himpunan bilangan asli yang memenuhi 1 + 2 + ... + n = 12 n (n+1). 1 ∈ S karena 1 = 1
2
(1+1). Kemudian andaikan k ∈ S
akan berlaku k + 1 ∈ S, karena 1 + 2 + ... + k + (k+1) = 12 k (k+1) + (k + 1) = 12 (k+1) (k + 2).

38
4) Suatu himpunan disebut berhingga jika dan hanya jika himpunan itu kosong atau mempunyai n elemen, untuk suatu bilangan asli n.
Himpunan disebut mempunyai n elemen jika himpunan itu ekivalen dengan penggalan awal bilangan asli.
5) Suatu himpunan disebut takberhingga jika tidak berhingga.
6) Suatu himpunan S disebut terhitung jika ekivalen dengan penggalan awal bilangan asli
7) Suatu himpunan S disebut terbilang jika berhingga atau terhitung.

39
V. Bahan Ajar dan Media Pembelajaran

Sifat terurut lengkap dari bilangan asli N


Setiap subset dari N yang tidak kosong mempunyai elemen terkecil

Prinsip induksi matematika: S ⊆ N yang memiliki dua sifat;


(1) 1 ∈ S dan
(2) untuk setiap k ∈ N, jika k ∈ S, maka k +1 ∈ S.
Akibatnya S = N.
Bukti: Menggunakan bukti tidak langsung dengan kontradiksi.
Andaikan konklusinya tidak S = N yakni S ≠ N, sehingga N-S tidak kosong.
Menggunakan sifat terurut lengkap, N-S tidak kosong dan subset dari N,
N-S mempunyai elemen terkecil sebut m.
Menggunakan hipotesis (1) dan (2) akan ditemukan pernyataan yang kontradiksi
yakni m ∉ 𝑆 dan m ∈ 𝑆.
m ∈ 𝑁 − 𝑆 berarti m ∉ 𝑆. Dari (1) 1 ∈ S, m >1, dan m – 1 bilangan asli.
Sementara m – 1 < m dan m elemen terkecil dari N – S, berarti m – 1 ∈ S.

40
Dari (2), m – 1 ∈ S, berarti m ∈ S.
Pernyataan yang kontradisi ini muncul karena pengandaian konklusi yang salah.
Sehingga terbukti S = N.

Penerapan Prinsip Induksi Matematika pada pernyataan P(n)


P(n) adalah pernyataan tentang bilangan asli 1 + 2 + ... + n = 12 n (n+1).
1
1 ∈ S karena 1 = 2
(1+1).
Kemudian andaikan k ∈ S akan berlaku k + 1 ∈ S,
karena 1 + 2 + ... + k + (k+1) = 12 k (k+1) + (k + 1) = 12 (k+1) (k + 2).Type equation here.

Suatu himpunan G disebut berhingga jika dan hanya jika G = {} atau


G mempunyai n elemen, untuk suatu bilangan asli n.

Himpunan H disebut mempunyai n elemen jika himpunan itu


ekivalen dengan penggalan awal bilangan asli.

Suatu himpunan S disebut terhitung jika ekivalen dengan penggalan awal bilangan asli
Suatu himpunan S disebut terbilang jika berhingga atau terhitung.

41
Himpunan

Himpunan Himpunan
Kosong Tidak Kosong
(Berhingga)

Himpunan Himpunan
Berhingga Takberhingga

Himpunan Himpunan
Terbilang Takterhitung

Skema keberhinggaan himpunan

42

Anda mungkin juga menyukai