Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH Matematika Dalam Kehidupan Nyata

1. Pendahuluan

Pendidikan formal di lingkungan sekolah mulai jenjang prasekolah (TK), SD, SLTP sampai
SLTA memiliki kurikulum yang memuat pelajaran dan materi yang akan diajarkan, salah satu
pelajaran tersebut adalah matematika. Sebagian besar siswa menganggap matematika sebagai
pelajaran yang sukar dan menakutkan, sehingga menjadi momok bagi siswa. Hal tersebut
sebenarnya bertolak belakang dengan keadaan sebenarnya. Matematika dijadikan tolak ukur
kelulusan siswa (SLTP dan SLTA) melalui diujikannya matematika dalam ujian nasional dan
diajarkan di semua jenjang pendidikan dan jurusan.
Permasalahan belum diterimanya matematika secara sukarela atau senang hati oleh siswa
menjadi pekerjaan atau tugas khusus bagi guru sebagai pendidik khususnya guru matematika.
Hal ini dapat diminimalisir dengan memberikan wawasan dan arahan serta pendekatan yang
tepat kepada siswa. Khususnya tentang penggunaan atau aplikasi matematika dalam bidang
ilmu lain dalam kehidupan sehari-hari. Secara sengaja atau tidak sengaja maupun langsung
atau tidak langsung, masyarakat atau siswa menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-
hari. Selain melalui arahan dan pendekatan yang tepat, dapat juga dengan merevisi kurikulum
yang disesuaikan kondisi dan keadaan.
Perubahan kurikulum telah dilakukan oleh pemerintah melalui Departemen Pendidikan
Nasional (Depdiknas). Kurikulum terbaru dinamakan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan
(KTSP) yang disesuaikan dengan kondisi dan keadaan sekolah. Selain disesuaikan dengan
jenjang dan program keahliannya. Setiap materi matematika diarahkan untuk dapat
diterapkan atau diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari melalui soal-soal aplikasi.
Matematika memiliki peranan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang lain dan
mampu menjawab permasalahan-permasalahan kehidupan dengan cepat dan tepat serta dapat
dipertanggungjawabkan.

2. Memahami Matematika

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan dan cara mendidik. Menurut John
Dewey, pendidikan diartikan sebagai proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental
secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. Sedangkan menurut S.A.
Subrata, pendidikan diartikan sebagai usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun
tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaannya.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang pendidikan tersebut maka pendidikan dapat
diartikan sebagai kegiatan yang dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung dalam
upaya memberikan perubahan seseorang kearah kedewasaan yang dilihat dari segi pola
berpikir (kognitif), segi sikap (afektif), dan segi tingkah laku (psikomotor).
Pengertian matematika menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan-
bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam
penyelesaian masalah bilangan. Dalam perkembangannya bilangan ini diaplikasikan ke
bidang ilmu-ilmu lain sesuai penggunaannya. Menurut James dan James (1976), matematika
diartikan sebagai ilmu logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang
saling berubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu
aljabar, analisis, dan geometri. Sedangkan menurut Reys dkk. (1984), matematika diartikan
sebagai analisis suatu pola dan hubungannya, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu
bahasa, dan suatu alat. Berdasarkan pengertian-pengertian tentang matematika tersebut maka
matematika dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari bilangan dan bangun serta
konsep-konsep yang berkenaan dengan kebenarannya secara logika menggunakan simbol-
simbol yang umum serta aplikasi dalam bidang lainnya. Pendidikan matematika dapat
diartikan sebagai proses perubahan baik kognitif, afektif, dan kognitif kearah kedewasaan
sesuai dengan kebenaran logika.
Ada beberapa karakteristik matematika, antara lain :

1. Objek yang dipelajari abstrak.

Sebagian besar yang dipelajari dalam matematika adalah angka atau bilangan yang secara
nyata tidak ada atau merupakan hasil pemikiran otak manusia.

2. Kebenaranya berdasarkan logika.

Kebenaran dalam matematika adalah kebenaran secara logika bukan empiris. Artinya
kebenarannya tidak dapat dibuktikan melalui ekserimen seperti dalam ilmu fisika atau
biologi. Contohnya nilai √-2 tidak dapat dibuktikan dengan kalkulator, tetapi secara logika
ada jawabannya sehingga bilangan tersebut dinamakan bilangan imajiner (khayal).

3. Pembelajarannya secara bertingkat dan kontinu.

Pemberian atau penyajian materi matematika disesuaikan dengan tingkatan pendidikan dan
dilakukan secara terus-menerus. Artinya dalam mempelajari matematika harus secara
berulang melalui latihan-latihan soal.

4. Ada keterkaitan antara materi yang satu dengan yang lainnya.

Materi yang akan dipelajari harus memenuhi atau menguasai materi sebelumnya. Contohnya
ketika akan mempelajari tentang volume atau isi suatu bangun ruang maka harus menguasai
tentang materi luas dan keliling bidang datar.

5. Menggunakan bahasa simbol.

Dalam matematika penyampaian materi menggunakan simbol-simbol yang telah disepakati


dan dipahami secara umum. Misalnya penjumlahan menggunakan simbol "+" sehingga tidak
terjadi dualisme jawaban.

6. Diaplikasikan dibidang ilmu lain.

Materi matematika banyak digunakan atau diaplikasikan dalam bidang ilmu lain. Misalnya
materi fungsi digunakan dalam ilmu ekonomi untuk mempelajari fungsi permintan dan fungsi
penawaran.
Berdasarkan karakteristik tersebut maka matematika merupakan suatu ilmu yang penting
dalam kehidupan bahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini yang harus
ditekankan kepada siswa sebelum mempelajari matematika dan dipahami oleh guru.
Dari sisi siswa, pemahaman tentang manfaat matematika dalam kehidupan sangat berperan
penting. Ada pepatah "Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta". Artinya dalam
proses belajar khususnya belajar matematika, siswa harus mengenal dulu apa itu matematika
? bagaimana proses matematika ? untuk apa itu matematika ?. Motivasi tersebut harus
diberikan sehingga minat atau kemauan siswa untuk mempelajari matematika muncul,
sehingga pada proses belajarnya mereka akan fokus dan dapat menerima dengan baik materi
yang dipelajari.
Sedangkan dari sisi guru, dalam memberikan atau mengajar matematika dituntut memenuhi
beberapa aspek yaitu latar belakang pendidikan dan penguasaan materi dan teknik
penyampaian materi. Artinya guru matematika harus memiliki latar belakang pendidikan
sarjana (S-1) pendidikan matematika. Namun dalam penerapannya masih banyak guru
matematika dengan latar belakang non-pendidikan matematika. Pengusaan materi berkaitan
dengan penguasaan kurikulum pendidikan khususnya kurikulum pelajaran matematika.
Kurikulum memiliki pengertian sebagai sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan dan harus
ditempuh atau dipelajari siswa untuk menyelesaikan suatu jenjang pendidikan dan
memperoleh ijazah. Memahami kurikulum adalah mampu mengorganisasikannya. Menurut
Tyler, merumuskan organisasi kurikulum yang efektif adalah :

7. Berkesinambungan (continuity), artinya pelaksanaan kurikulum hendaknya


tidak terputus ditengah jalan, tidak nyambung, loncat sana loncat sini, sebab
keterkaitan materi pelajaran matematika adalah adanya hubungan satu sub
kompetensi (materi) dengan sub kompetemensi lainnya. Materi yang sukar
jangan dilewati atau hanya memberikan materi-materi yang mudah atau sudah
dikuasai saja walaupun dalam satu kompetensi yang sama. Pemberian materi
jangan terputus karena guru sering tidak hadir.
8. Berurutan (sequence), artinya penyampaian materi harus bertahap dan
berjenjang. Mulai dari yang konkret ke yang abstrak, dari yang mudah ke yang
sulit, materi yang menjadi dasar atau prasyarat materi lain harus diajarkan
lebih dahulu. Salah satu contohnya untuk mempelajari materi matematika
keuangan di kelas XI SMK semester dua harus menguasai materi tentang
barisan dan deret di kelas XI SMK semester satu.
9. Keterpaduan (integration), artinya materi yang satu dengan materi yang lain
ada keterkaitan atau materi yang sesuai atau relevan dapat digunakan untuk
menyelesaikan soal materi yang lainnya dalam pelajaran matematika.
Contohnya untuk menyelesaikan matriks dapat diselesaikan dengan sistem
persamaan linier melalui metode eliminasi dan substitusi. Bahkan materi
matematika dapat diintegrasikan dengan materi pelajaran lain yang disebut
aplikasi matematika. Contohnya menyelesaikan materi fungsi permintaan dan
penawaran dalam pelajaran ekonomi dapat diselesaikan dengan materi fungsi
dalam matematika. Menghitung kecepatan atau percepatan dapat diselesaikan
dengan materi limit. Masih banyak penggunaan materi matematika dalam ilmu
pengetahuan yang lain, hal ini berkaitan dengan istilah matematika sebagai
"mother of science". Artinya matematika membantu dalam perkembangan
ilmu pengetahuan yang lain.
Kurikulum bagi guru berfungsi sebagai pedoman guru untuk menyusun, melaksanakan,
mengevaluasi, dan mengadakan remedial / pengayaan program menurut / sesuai materi
pelajaran yang diajarkan.
Guru juga harus memahami psikologi belajar siswa, dalam belajar siswa harus dalam kondisi
senang dan tidak tertekan sehingga siswa akan respek terhadap pelajaran yang akan
dipelajari. Penampilan dan pembawaan sikap guru pun harus baik dan bersahabat. Sebagian
besar siswa menganggap guru matematika itu galak dan menakutkan, hal ini yang harus
diubah oleh guru dengan melakukan pedekatan lebih baik kepada siswa dan tidak
memberikan ganjaran atau hukuman dengan fisik tetapi dengan kegiatan yang bermakna.
Contohnya ketika siswa tidak mengerjakan PR maka berikan hukuman dengan memberi
tugas mencatat materi yang baru, jangan diberikan hukuman dengan kekerasan seperti
disuruh ke luar kelas dan lari di lapangan. Hal tersebut tidak mendidik, karena akan
memberikan respon yang kurang baik dari siswa sehingga mereka akan enggan untuk belajar.
Guru pun harus memiliki kreatifitas khususnya dalam hal metode pengajaran. Metode
pengajaran yang dilakukan harus disesuaikan dengan karakteristik dan bobot materinya.
Materi matemetika dapat diberikan melalui peragaan atau percobaan maupun pengamatan ke
lapangan. Misalnya materi bangun ruang dapat disajikan melalui model-model bangun ruang,
materi trigonometri mengukur ketinggian suatu benda dapat dilakukan dengan praktek di
lapangan. Sehingga tuntutan agar guru kreatif harus dilaksanakan karena dengan metode
konvensional (ceramah) penyampaian materi kurang efektif. Artinya pengajaran matematika
dapat melalui alat-alat modern sesuai perkembangan zaman.
Selain itu, guru harus tegas dalam konsep dimana konsepsi matematika berorientasi pada :

10. Formalistis; pengertian modern, campuran, hubungan, fungsi, kelompok,


vektor yang diperkenalkan dan dimasukan dengan definisi dan dihubungkan
satu sama lain dalam sistem yang disusun secara deduktif.
11. Dunia di sekelilingnya dengan titik tolak dari tema yang diambil dari
jangkauan pengalaman siswa. Siswa mempunyai tugas untuk mematematiskan
keadaan sekeliling artinya menyelidiki sekeliling mengenai kadar matematika,
penggunaannya, terutama dalam contoh sederhana dalam kehidupan sehari-
hari.
12. Heuristik, yaitu sistem yang pelajarnya dilatih untuk menemukan sesuatu
secara mandiri. Menurut Poyla, upaya-upaya untuk mengalami permulaan
pemecahan masalahnya terutama cara pemikiran yang dalam proses ini secara
khusus dapat digunakan, mengarah pada cara-cara penemuan, merangsang
penelitian, perekaan sehingga meningkatkan minat terhadap matematika.
13. Matematika sebagai perkakas yaitu sebagai kesiapan teknis, lalu dipahami dan
dinilai kemungkinan penerapannya serta penerapannya dapat dilakukan ke
segala bidang.

Peran serta pendidikan matematika dalam pendidikan secara keseluruhan sangat luas tidak
hanya berkaitan tentang hal yang teknis dan ilmiah saja. Buktinya bahwa persoalan-persoalan
dalam kehidupan sehari-hari dapat diuraikan dalam model matematika sehingga
penyelesaiannya lebih cepat dan sederhana. Hal ini sesuai dengan tujuan pengajaran
matematika di sekolah yang tertuang dalam kurikulum bahwa matematika melatih siswa
untuk berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan mampu menyelesaikan masalah dengan tepat dan
singkat serta dapat dipertanggungjawabkan. Menurut H. Winter (1972), siswa seharusnya
belajar berargumentasi, mengerti apa yang dibicarakan, memahami lalu dapat
mengabstraksikannya sehingga menyeimbangkan penggunaan otak kiri dan otak kanan (otak
kiri digunakan untuk menghitung dan otak kanan untuk kreatifitas) untuk mematematisasikan
situasi di sekelilingnya. Sehingga guru harus mampu berkomunikasi dengan baik dalam
kegiatan pembelajaran agar materi atau konsep yang disampaikan tidak disalahterimakan
siswa. Hal ini agar pengajaran matematika tidak membosankan, menarik, dan menyenangkan.
Menurut Cockroft (1982), matematika sulit dipelajari dan sulit diajarkan karena objek yang
dipelajari bersifat abstrak yaitu angka atau bilangan dan memiliki hirarki yang tegas serta
banyak manipulasi lambang. Guru harus dapat mengembangkan kualitas pribadi dan
siswanya secara keseluruhan, yaitu :

14. Kebiasaan bekerja dengan baik seperti : imajinatif, kreatif, dan fleksibel,
sistematik, independen dalam berpikir dan bertindak, bekerja sama, dan
cermat.
15. Sikap positif terhadap matematika antara lain : terpesona dengan matematika;
berminat dan termotivasi; gembira dan menyukai matematik; menghargai
maksud, kekuatan, dan relevansi matematika dalam kehidupan; kepuasan yang
tumbuh dari keberhasilan dan keyakinan akan kemampuannya mengerjakan
matematika.

Guru pun harus mengevaluasi setiap program pengajaran baik materi maupun metode
mengajarnya. Apakah sudah sesuai atau belum dengan tujuan pengajaran. Hal ini dapat
dilihat dari nilai matematika siswa, apabila di atas rata-rata maka perlu adanya pengayaan dan
apabila di bawah rata-rata maka perlu adanya remedial.

3.Matematika dalam Kehidupan Sehari-Hari dan Prospeknya di Masa


Depan
Salah satu karakteristik matematika adalah diterapkan atau diaplikasikan dalam bidang ilmu
lain maupun dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tidak lepas dari peranan matematika. Ketika ada sebuah penelitian untuk membuat sesuatu
yang baru atau untuk mengembangkan suatu hal yang telah ada, maka matematika digunakan
ketika melakukan penelitian. Mulai perumusan masalah, pengumpulan data dan fakta,
penggambaran dan pengolahan data serta penganalisisan data sampai penarikan
kesimpulannya. Ketika ada masalah belajar maka perlu adanya penyelesaian atau solusi.
Kondisi seperti ini matematika digunakan melalui investigasi dan problem solving. Kedua hal
tersebut merupakan jantungnya matematika untuk membantu siswa meningkatkan
kemampuan menemukan, menganalisis, dan membuktikan serta dapat memebantu siswa
menyelesaiakan masalah yang berbeda-beda sesuai dengan situasinya. Ada lima langkah
penyelesaian masalah :

16. Menyajikan penyelesaian masalah dalam bentuk umum.


17. Menyajikan kembali masalah dalam dalam bentuk operasional.
18. Menentukan strategi atau prosedur menyelesaikan masalah.
19. Menyelesaikan masalah.
20. Menganalisis dan mengevaluasi strategi penyelesaian masalah serta
menemukan strategi penyelesaian masalah yang baru.

Matematika dapat digunakan untuk menyeleksi atau menyaring data yang ada. Seperti tes
seleksi calon PNS, Polisi, TNI, pelajar, mahasaiswa atau karyawan menggunakan tes tulis
dengan materi matematika (biasanya logika dan berhitung) untuk mengetahui kemampuan
berpikir cepat dan dapat menyelesaikan masalah. Dalam bidang teknik matematika digunakan
seperti teknik informatika atau komputer menggunakan konsep bilangan basis, teknik industri
atau mesin matematika digunakan untuk menentukan ketelitian suatu alat ukur atau perkakas
yang digunakan. Menurut Andrea J. O'Connor bahwa "Mathematic is used by engineers to
solve a very wide range of problem, including design calculations for building, machines,
electronic components or chemical plants". Bidang ekonomi menggunakan konsep fungsi
untuk memprediksikan produksi maupun penjualan.
Ada pepatah " Siapa yang menguasai matematika dan bahasa maka ia akan menguasai
dunia". Artinya matematika sebagai media melatih untuk berpikir kritis, inovatif, kreatif,
mandiri, dan mampu menyelesaikan masalah, sedangkan bahasa sebagai media
menyampaikan ide-ide atau gagasan serta yang ada dalam pikiran manusia. Selain itu ada
istilah "Di zaman komputer yang digunakan adalah otak bukan otot". Di lingkungan
masyarakat pun secara tidak langsung orang sudah menggunakan matematika. Seperti ketika
orang menghitung penghasilan, hasil panen, jumlah belanja, luas tanah, luas rumah, ongkos,
hak waris, dan masih banyak yang lainnya. Jelas bahwa matematika sangat berperan dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga apabila ada siswa yang mengatakan ingin menghindari
matematika sebenarnya itu tidak dapat dilakukan. Karena mau tidak mau matematika
digunakan dalam aktivitas sehari-harinya.
Berdasarkan fenomena tersebut maka proses matematika di masa datang sangat bagus.
Khususnya di dunia pendidikan, berdasarkan kurikulum yang terbaru matematika memiliki
jam pelajaran yang paling banyak (tingkat SD rata-rata 6 jam; tingkat SLTP rata-rata 4-5 jam
per minggu; tingkat SMK rata-rata 5 jam pelajaran per minggu; tingkat SMA atau MA
progran IPA 8 jam, IPS 4 jam, Bahasa 3 jam). Hal ini membuat sebagian orang tertarik untuk
terjun dalam dunia pendidikan untuk menjadi guru matematika. Orang yang telah lulus
sarjana (S-1) non-pendidikan matematika melanjutkan kembali ke pendidikan matematika
atau sekedar memperoleh Akta IV. Selain di lembaga pendidikan formal, matematika
memiliki peluang yang bagus di lembaga non formal seperti lembaga kursus atau privat.
Matematika tidak pernah kering peminat karena prospek di masa datang sangat bagus.
Dibandingkan dengan kerja sebagai karyawan perusahaan yang menggunakan sistem kontrak
lebih baik menjadi guru matematika karena tidak ada istilah guru di PHK. Penghasilan guru
matematika walaupun kecil tapi kontinu dan jelas karena selama masih ada manusia maka
pendidikan akan berjalan terus seperti halnya pepatah "Pendidikan sepanjang hayat".
Hal tersebut menggugah lembaga perguruan tinggi kependidikan untuk membuka program
studi pendidikan matematika. Karena peminatnya selain guru-guru yang telah mencapai gelar
diploma dan karyawan perusahaan swasta, anak-anak muda yang baru lulus SLTA pun mulai
tertarik dengan matematika. Banyak lulusan SLTA semua program masuk ke pendidikan
matematika. Bagi yang kurang menyukai matematika harus merubah pandanganya terhadap
matematika karena mau tidak mau setiap hari ia akan berhadapan dengan matematika. Selain
itu prosek matematika sangat bagus di masa mendatang. Hal ini yang menjadi daya tarik
tersendiri, sehingga ada trend bahwa banyak orang beralih profesi menjadi guru khususnya
guru matematika baik di lembaga pendidikan formal maupun non-formal.

Simpulan

 Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki peranan penting dalam


dunia pendidikan dan kehidupan, namun masih banyak yang kurang menyukai, takut,
tidak tertarik walaupun dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari persoalan
matematika.
 Pendidikan matematika di sekolah perlu dipahami dan dikembangkan sesuai dengan
perkembangan zaman. Hal ini dengan memperbanyak materi aplikasi matematika
dalam bidang keahlian. Karena matematika membentuk pola berpikir kritis, kreatif,
inovatis, dan mandiri serta mampu menyelesaikan masalah secara tepat dan dapat
pertanggungjawabkan.
 Guru memiliki peranan penting dalam kegiatan pembelajaran matematika. Sehingga
guru matematika harus memenuhi beberapa kriteria yaitu :
o Menguasai materi dengan baik, hal ini berkaitan dengan latar belakang
pendidikan guru tersebut.
o Menguasai teknik pengajaran matematika dengan baik, hal ini berkaitan
dengan keaktifan dan inovasi guru dalam membuat saran belajar seperti alat
peraga dan trik-trik memotivasi siswa.
o Menguasai kelas dan siswa dengan baik, artinya guru harus memahami
karakter dan kemampuan siswa.
 Konsep-konsep matematika banyak diterapkan dalam ilmu pengetahuan lain, hal ini
sesuai dengan istilah matematika sebagai induknya ilmu pengetahuan. Serta konsep-
konsep matematika banyak diterapkan dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam
kehidupan sehari-hari.

Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Depdiknas. 2006. Kurikulum 2006. Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Gawatri UR, dkk. 2004. Matematika SMK Tingkat 1. Jakarta : Yudhistira.
Nasution, Andi Hakim. 1984. Landasan Matematika. Jakarta : Bhatara Karya Aksara.
Purwanto, Ngalim. 2000. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Purwadarminta, WJS. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Tirtarahardja, Umar dan La Sulo S.L. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Tirta Seputro, Theresia M.H. 1992. Pengantar Dasar Matematika. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai