Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita, sehingga berhasil
menyelesaikan Makalah ini. Makalah ini berisikan tentang informasi tentang teori
belajar behavioristik.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Geometri
Analitik Bidang. Kami berharap, makalah ini dapat memberikan informasi kepada
kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap


makalah ini, dan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi diri
kami sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya. Mungkin dalam pembuatan
makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.Sebagai manusia biasa,
kami terbuka dari saran dan kritikan teman-teman maupun dosen. Demi
tercapinya makalah yang sempurna di masa mendatang.

Mataram, 23 februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Translasi Sumbu 2
1. Definisi 2
2. Latihan 3
B. Rotasi Sumbu 4
1. Definisi 4
2. Latihan 5
BAB III PENUTUP 8
A. Kesimpulan 8
DAFTAR PUSTAKA 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Belajar matematika merupakan sebuah proses perubahan tingkah
laku Individu. Belajar ilmu matematika merupakan hal yang sangat
penting dan harus di jalani oleh setiap manusia. Dengan Ilmu Matematika
seseorang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,
dengan Ilmu Matematika seseorang bisa membedakan mana yang boleh
dan mana yang tidak boleh, dan dengan Ilmu Matematika juga seseorag
bisa merumuskan tujuan hidup.
Mata pelajaran matematika merupakan yang sangat penting,
dengan Ilmu Matematika kita mengetahui adanya geometri transformasi
yang memuat refleksi, translasi, rotasi, dan dilatasi.
Dimana refleksi adalah pencerminan, yaitu proses mencerminkan
setiap titik bangun geometri itu terhadap garis tertentu (sumbu cermin /
sumbu simetri). Translasi adalah transformasi yang memindahakan setiap
titik pada bidang dengan jarak dan arah tertentu. Rotasi adalah
transformasi dengan cara memutar objek dengan titik pusat tertentu.
Dilatasi adalah transformasi yang mengubah ukuran bangun tetapi tidak
mengubah bentuknya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian translasi maupun rotasi susunan sumbu?
2. Bagimana bentuk pengaplikasian rumus translasi maupun
rotasi susunan sumbu pada soal?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian translasi maupun rotasi susunan
sumbu.
2. Mengetahui bentuk pengaplikasian rumus translasi maupun
rotasi susunan sumbu pada soal.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Translasi Sumbu
1. Definisi
Translasi adalah perpindahan tempat semua titik dalam suatu
bidang atau ruang menurut besar/jarak dan arah yang sama. Selain itu
juga translasi atau pergeseran merupakan jenis dari transformasi
geometri yanag di mana terjadi perpindahan atau pergeseran dari suatu
titik ke arah tertentu di dalam sebuah garis lurus bidang datar.
Akibatnya, setiap bidang yang ada di garis lurus tersebut juga akan
digeser dengan arah dan jarak tertentu.
Translasi pada dasarnya hanya mengubah posisi, bukan bentuk
dan ukuran dari bidangnya. Dari definisi di atas, suatu translasi tertentu
akan diketahui jarak perpindahannya dan arah geraknya Jika suatu
bangun ditranslasikan (digeser) dari suatu tempat ke tempat lain pada
bidang datar tanpa ada rotasi maka setiap titiknya berpindah tempat
menurut jarak dan arah yang sama. Jika sumbu-sumbu koordinat
ditranslasikan sehingga titik O (0, 0).
Jika sumbu-sumbu koordinat ditranslasikan sehingga titik O (0, 0)
menempati O' (h, k) maka pada satu bidang terdapat sumbu-sumbu
koordinat lama dan sumbu-sumbu koordinat baru. Dikatakan bahwa
koordinat lama menjalankan suatu transformasi yang disebut translasi
sumbu.
Sumbu-sumbu yang baru masing-masing sejajar dan searah dengan
sumbu yang lama. Setiap titik pada bidang tersebut mempunyai dua
pasang koordinat, yaitu (x, y) relatif terhadap sumbu lama dan (u, v)
relatif terhadap sumbu baru.

2
Hubungan antara koordinat baru (u, v) dengan koordinat lama (x, y)
dapat dilihat pada gambar. Misalkan sumbu-sumbu lama
ditranslasikan sehingga titik yang baru dalam koordinat lama adalah
(h, k) maka berlaku.

2. Latihan
a) Misalkan sumbu-sumbu lama ditranslasikan sehingga titik asal
yang baru dalam koordinat lama adalah (2, -5). Tentukan koordinat
P (3, -2) terhadap susunan sumbu baru!
Pembahasan:
Dik: h = 2, k = 5 , x = 3 dan y = 2
Maka, u = x – h = 3 - 2 = 1
v = y- k = (-2) – (-5 ) = 3 Jadi koordinat P terhadap susunan
sumbu baru adalah (1, 3).
b) Suatu garis mempunyai persamaan y = 2x + 4. Tentukan persamaan
garis di atas setelah diadakan translasi sumbu sehingga titik asal
yang baru dalam koordinat lama adalah (-2, -3)!
Pembahasan:
Karena sumbu-sumbu ditranslasi sehingga titik asal yang baru
dalam koordinat lama adalah (-2, -3) maka rumus translasinya.

3
u = x - (-2) = x + 2 x = u - 2 atau v = y - (-3) = y + 3 y = v - 3

Substitusikan x dan y ke dalam persamaan garis di atas


sehingga diperoleh (v - 3) = 2 (u - 2) + 4 atau v = 2u + 3. Jadi
persamaan garis setelah translasi susunan sumbu adalah v = 2u + 3.

B. Rotasi Sumbu
1. Definisi
Rotasi adalah nama matematik dari perputaran. Suatu rotasi
mempunyai pusat rotasi, arah rotasi dan besar rotasi. Besar rotasi
dinyatakan dengan besarnya sudut rotasi. Suatu rotasi tertentu apabila
diketahui pusat, arah dan sudut rotasi. Jika suatu bangun dirotasikan
dengan pusat, arah dan besar tertentu pada satu bidang datar maka bentuk
dan ukuran bangun tersebut tetap.
Misalkan susunan sumbu koordinat XY dirotasikan dengan arah
berlawanan dengan arah putar jarum jam, pusat rotasinya titik asal dan
membentuk sudut θ dengan sumbu X positif maka pada bidang tersebut
terdapat dua susunan sumbu koordinat. Setiap titik pada bidang tersebut
mempunyai dua pasang koordinat yaitu (x, y) relatif terhadap susunan
sumbu lama dan (u, v) relatif terhadap susunan sumbu baru.
Selanjutnya, yang dimaksud dengan rotasi susunan sumbu adalah
rotasi yang pusatnya titik asal O dan arahnya berlawanan dengan arah
putar jarum jam.
Misalkan susunan sumbu koordinat dirotasikan sejauh θ . Untuk
melihat hubungan antara koordinat baru (u, v) dengan koordinat lama (x,
y), perhatikan Gambar 4. 6 berikut ini.
Misalkan OP = r dan
φ = sudut antara OP dan sumbu U positif.
θ = sudut antara sumbu X dan sumbu U

4
Pada segitiga siku-siku OPC berlaku,
cos (θ + ϕ ) =

atau x = r cos (θ + ϕ)
= ( r cos ϕ ) cos θ - (r sin ϕ ) sin θ
Karena u = r cos dan v = r sin maka
x = u cos θ - v sin θ
Dengan cara serupa kita memperoleh
y = u sin θ + v cos θ
Jadi, setelah susunan sumbu koordinat dirotasikan sejauh θ maka
hubungan antara (u, v) dan (x, y) adalah
x = u cos θ - v sin θ
y = u sin θ + v cos θ
2. Latihan
a. Tentukan koordinat titik P(1, -2) setelah susunan sumbu
dirotasikan sejauh π θ = ?

Pembahasan:
Dari rumus rotasi kita mempunyai
x = u cos – v sin = u- √ v

y = u sin + v cos = √ u+ v
Karena koordinat titik P (1, -2) maka x = 1 dan y = -2 sehingga
kita mempunyai persamaan berikut.
1= u- √ v

5
-2 = √ v + v

Dari sistem persamaan ini kita memperoleh


U = - √ dan v = -1 - √
Jadi koordinat titik P(1, -2) terhadap susunan sumbu baru
adalah
( - √ , -1 - √ ).

b. Tentukan persamaan garis setelah susunansumbu


dirotasikan dan dirotasikan sejauh ?
Pembahasan:

Dengan rumus rotasi kita mempunyai

√ √

√ √

Substitusikan dan ke dalam persamaan garis sehinggamenjadi

√ √ = ( √ √ )

√ √ √ √

√ √ ( √ √ )

√ √ √ √

Jadi persamaan garis = 3 − 8 setelah susunan sumbudirotasikan


sejauh

adalah √ √

Penyederhanaan PersamaanKonik dengan Rotasi Sumbu

6
Perhatikan persamaan

Dengan mensubstitusi:

Dan dengan sedikit penjabaran, bentuk persamaan kuadratdi atas


menjadi

Dengan

Agar persamaan ini tidak memuat suku campuran maka haruslah

atau

Berarti

Jadi untuk melenyapkan suku campuran, kita


harusmemilih sedemikian sehingga
dengandemikian

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Untuk menentukan jenis kurva dengan persamaan yang berbentuk A
+C + Dx + Ey + F = 0, dengan A, C tidak keduanya nol, pada
umumnya kita perlu menyederhanakan persamaannya, yaitu dengan
mengadakan translasi pada susunan sumbu lama. Jika titik asal yang
baru dalam koordinat lama adalah (h, k) maka hubungan antara
koordinat baru (u, v) dengan koordinat lama (x, y) adalah:
x = u + h, y = v + k.
Ada dua cara untuk menyederhanakan persamaan kuadrat suatu
kurva, yaitu:
1. Dengan menggantikan x dan y pada persamaan kurva tersebut
masing-masing dengan u + h dan v + k.
2. Dengan melengkapi kuadrat.
Pandang persamaan:
(*) A +C + Dx + Ey + F = 0
a. Jika A dan C keduanya positif atau keduanya negatif maka (*)
adalah
persamaan elips, lingkaran (A = C), titik atau himpunan kosong.
b. Jika A dan C berlawanan tanda maka (*) adalah persamaan
hiperbola atau dua garis yang berpotongan.
c. Jika salah satu A atau C sama dengan nol maka (*) adalah
persamaan parabola, dua garis sejajar, satu garis atau himpunan
kosong.

2. Untuk menentukan jenis kurva dari suatu persamaan kuadrat dalam x, y


yang memuat suku campuran xy kita perlu menyederhanakan
persamaannya dengan mengadakan rotasi dan atau translasi susunan

8
sumbu koordinat. Pusat rotasi kita ambil titik asal dan arah rotasi
berlawanan dengan arah jarum jam.
Jika besarnya sudut rotasi θ maka hubungan antara koordinat baru
(u, v) dengan koordinat lama (x, y) adalah
x = u cos θ v - sin θ,
y = u sin θ v + cos θ
Untuk menentukan besarnya sudut rotasi θ agar suku campuran
pada persamaan A +C + Dx + Ey + F = 0 lenyap digunakan
cotg 2 θ = .

9
DAFTAR PUSTAKA

Lumbantoruan, Halomoan. MODUL TRANSFORMASI SUSUNAN SUMBU.


Jakarta Timur: Universitas Kristen Indonesia, 2020.

Sukirman. Geometri Analit Bidang dan Ruang. Banten: Universitas


Terbuka,2016.

10

Anda mungkin juga menyukai