Anda di halaman 1dari 46

PROGRAM

BIMBINGAN DAN KONSELING


YAYASAN KEMALA BHAYANGKARI JAWA TIMUR
SMA “KEMALA BHAYANGKARI 4” WARU
CABANG BRIMOB DAERAH JAWA TIMUR
TERAKREDITASI “A”
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Disusun oleh:

Isa Maskhannah S.Psi

Jl. Letjen Sutoyo No. 1 Waru – Sidoarjo

Telp. (031)8537127 E-Mail: sma_bhayangkari4@yahoo.co.id


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun program Bimbingan dan Konseling tahun pelajaran
2020/2021. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 111 Tahun 2014 tentang bimbingan
dan konseling pada pendidikan dasar.

Dalam permendiknas tersebut menyebutkan bahawa komponen layanan Bimbingan dan


Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup: (a) layanan dasar; (b) layanan peminatan dan
perencanaan individual; (c) layanan responsif; dan (d) layanan dukungan sistem”. Sehubungan dengan
hal tersebut guru Bimbingan dan konseling perlu menyusun program guna menunjang kelancaran
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.

  Penyusunan program Bimbingan dan Konseling ini di dahului dengan menyusun angket kebutuhan
yang telah di sesuaikan dengan kondisi kebutuhan di sekolah, agar dapat memenuhi kebutuhan peserta
didik dan pihak-pihak lain yang terkait. Kami berharap buku program pelayanan Bimbingan dan
Konseling ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Kritik dan saran sangat kami perlukan.

Kami berharap buku program pelayanan Bimbingan dan Konseling ini dapat bermanfaat untuk
kita semua. Kritik dan saran sangat kami perlukan dari teman-teman guru Bimbingan dan Konseling
untuk peningkatan mutu dalam menyusun buku program Bimbingan dan Konseling yang akan datang.

  Akhirnya kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada semua pihak yang membantu
mudah-mudahan segala bantuan yang diberikan kepada kami menjadi pahala dan mendapat imbalan
pahala yang sepantasnya dari Tuhan YME. Amin.  

Sidoarjo, Agustus 2020

Hormat Kami

Isa Maskhannah, S.Psi

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasional
Salah satu peran Guru BK/Konselor di sekolah dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013
adalah mengembangkan program Bimbingan dan Konseling (BK) secara terintegrasi dan
terkoordinasikan dengan baik. Jika koordinator BK yang diberikan kewenangan kebijakan di
sekolah dalam menatakelola BK tidak berjalan kondusif, maka program BK sulit diwujudkan
dengan baik. Untuk itu kebijakan program BK jangan sampai terpisah-pisah atau mengabaikan
kebijakan program pendidikan lainnya di sekolah, seperti kebijakan tentang program pembelajaran
baik akademik maupun non akademik, program kesiswaan, serta program manajemen pendidikan di
sekolah lainnya.
Semua komponen program BK harus terintegrasi, terkoordinasi dan saling mendukung satu sama
lain dan terarah pada tujuan akhir yang sama, yaitu perkembangan peserta didik secara optimal
dalam berbagai aspek (fisik, intelektual, bakat, peminatan, rencana studi, karir, dsb.) sesuai dengan
tingkat perkembangan dan peluang lingkungannya. Pengelola sekolah harus memiliki kesamaan
sikap dan orientasi yang sama tentang kemajuan mutu yang ingin dicapai oleh sekolah secara
keseluruhan. Kebijakan pimpinan sekolah dalam hal program BK sebaiknya ditetapkan berdasarkan
atas pemahaman tentang hasil analisis potensi peserta didik dan karakteristik lingkungan Provinsi
Banten serta sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional, juga ketersediaan
sarana dan prasarana penunjang belajar dan pembelajaran yang memadai di sekolah.
Untuk itu dalam penyusunan program BK dalam Kurikulum 2013, struktur dan isi/materi
programnya bersifat fleksibel, harus disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan peserta didik
berdasarkan hasil penilaian kebutuhan (needs assessment) di sekolah.

B. Landasan Bimbingan dan Konseling


Landasan yang menjadi acuan program layanan bimbingan dan konseling di SMA Kemala
Bhayangkari 4 Waru adalah sebagai berikut:
1. Landasan Formal/Yuridis
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 butir
6 yang mengemukakan bahwa konselor adalah pendidik, Pasal 3 bahwa pendidikan
nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, dan Pasal 4 ayat (4) bahwa
pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, tentang perubahan atas PP No. 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang memuat pengembangan diri peserta didik
dalam struktur kurikulum setiap satuan pendidikan difasilitasi dan/atau dibimbing oleh
konselor, guru, atau tenaga kependidikan.
d. Dasar Standarisasi Profesi Konseling yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Tahun 2007 untuk memberi arah pengembangan profesi konseling di
sekolah dan di luar sekolah.
3
e. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan Konseling Dalam
Jalur Pendidikan Profesional Th. 2007
f. SKB Mendikbud dan kepala BAKN No 0433/F/1993 No. 25 Th. 1993.
g. Kebijakan Sekolah

2. Landasan Konseptual
Landasan konseptual ini berdasarkan kepada manusia yang secara hakiki sebagai pribadi dan
sebagai makhluk sosial, diantaranya:
a. Landasan Filosofis
1) Manusia sebagai makhluk sosial yang educable perlu mendapatkan pendidikan untuk
menjadikannya manusia dewasa dan mandiri. Manusia juga makhluk unik yang berbeda
antara satu dan lainnya dalam berbagai hal.
2) Bimbingan dan konseling adalah profesi yang menekuni masalah sikap, kepribadian,
serta keunikan manusia berupaya menelusuri dan mewujudkannya menuju kedewasaan
dan kemandirian sesuai bakat, minat serta keunikan tersebut.
3) Arah peminatan adalah program yang dipilih peserta didik berdasarkan bakat, minat,
serta keunikannya meraih perestasi yang bermakna bagi diri dan masa depannya.
b. Landasan Religius
Sebagai mahluk ciptaan Allah SWT. Tuhan yang telah menunjukkan bahwa agama adalah
pedoman bagi kehidupan seluruh manusia, maka agama merupakan acuan untuk
melaksanakan kaidah-kaidah (aturan-aturan hukum) keimanan dan ketaqwaan terhadap
Allah Tuhan YME
c. Landasan Psikologis
Manusia sebagai pribadi memiliki dan membawa “potensi” yang beragam dengan
kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Secara psikologis layanan bimbingan dan
konseling di sekolah merupakan usaha membantu peserta didik menjalani tugas-tugas
perkembangannya secara memadai.
Adapun tugas perkembangan peserta didik SMA, antara lain:
1) Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.
2) Mencapai kematangan dalam hubungan dengan teman sebaya, serta kematangan dalam
perannya sebagai pria dan wanita
3) Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat.
4) Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan program
kutikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam
kehidupan yang lebih luas.
5) Mencapai kematangan dalam pilihan karir.
6) Mencapai kematangan gambar dan sikap tentang kehidupan mandiri, secara emosional,
sosial, intelektual dan ekonomi.
7) Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
8) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi sosial dan intelektual serta apresiasi seni.
9) Mencapai kematangan dalam system etika dan nilai.

4
d. Landasan Sosial Budaya
1) Bangsa Indonesia menjunjung tinggi nilai-nilai adat ketimuran juga menjunjung tinggi
“budi pekerti” luhur dan kesantunan serta keramahan, syarat dengan tradisi penuh
makna, keragaman budaya bangsa dan negara perlu dipatenkan dan dilestarikan agar
eksistensi bangsa dapat dipertahankan.
2) Bangsa Indonesia juga terdiri dari berbagai suku dan agama namun ada dalam satu
naungan yaitu Pancasila, kendatipun berbeda namun tetap berada dalam kesatuan
Republik Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika.
e. Landasan Ilmiah dan Teknologi
Lembaga pendidikan merupakan lingkungan yang menanamkan ilmu pengetahuan
(knowledge/kognitif), skill (keterampilan) dan peneneman sikap serta nilai-nilai
(afektif/attitude dan values) didukung teknologi pembelajaran yang menunjang lingkungan
pada lembaga pendidikan adalah “ramah” transformasi ilmu secara ilmiah melalui
pemanfaatan.
f. Landasan Pedagogik
1) Pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, jejaring berbasis alat multimedia
dan interaktif.
2) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik.
3) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan
jamak
4) Pola pasif menjadi pembelajaran kritis yang aktif-mencari dan berbasis kelompok
(team-work)
5) Pola pembelajaran dengan penerapan didaktik metodik yang tepat agar peserta didik
dapat mengembangkan kemampuan berfikir holistik, kreatif, objektif, inovatif dan logis
sehingga merasa “nyaman” di kelas/di ruang BK yang pada akhirnya memacu peserta
didik untuk mengoptimalkan potensi dan mengembangkan dirinya.

C. Visi dan Misi


1. Visi
Terwujudnya kemandirian peserta didik secara optimal sesuai dengan hakikat kemanusiaanya
sebagai hamba Allah SWT dan makhluk sosial dalam berhubungan dengan manusia dan alam
semesta sehingga dapat meraih kehidupan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan
bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan prestasi baik akademik maupun non
akademik, pengentasan masalah belajar dan pembelajaran, serta perencanaan studi dan karier
agar berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.
2. Misi
Layanan bimbingan dan konseling di sekolah yaitu untuk membantu pengembangan diri peserta
didik secara optimal agar mampu mandiri untuk dapat menjalani kehidupan sehari-hari secara
efektif, kretif dan dinamis, serta memiliki kecakapan hidup untuk masa depannya melalui:
a. Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta melalui pembentukan prilaku
efektif-normatif dan ketakwaan kepada Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari danmasa
depan.
5
b. Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan peminatan akademik
peserta didik di lingkungan sekolah untuk berprestasi dan berkarier setinggi-tingginya.
c. Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah pribadi-sosial peserta
didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.

D. Tujuan Bimbingan dan Konseling


Berdasarkan visi dan misi layanan bimbingan dan konseling, tujuan layanan bimbingan dan
konseling di SMA Kemala Bhayangkari 4 Waru adalah sebagai berikut:
1. Membantu peserta didik memahami, menerima, mengarahkan, dan mengembangkan potensi
minat, bakat, kreativitas dan kemampuannya, serta kompetensi belajarnya seoptimal mungkin.
2. Membantu peserta didik menyesuaikan diri dengan keadaan dan kebiasaan dalam kehidupan di
lingkungan asrama, sekolah, dan masyarakat serta kemampuan sosial dalam kehidupan
keagamaan.
3. Membantu peserta didik memiliki wawasan terhadap arah studi dan perencanaan karier serta
mandiri dalam merencanakan kehidupan masa depannya yang sesuai dengan tuntutan baik pada
saat ini maupun di masa yang akan datang.

E. Fungsi Bimbingan dan Konseling


Pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dilaksanakan secara optimal melalui
fungsi-fungsi bimbingan dan konseling, yaitu:
1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta didik memahami diri,
tuntutan studi, peminatan dan lingkungannya.
2. Fungsi Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta
didik memelihara dan menumbuh kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang
dimilikinya secara optimal sesuai dengan tuntutan karakter cerdas yang terpuji.
3. Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta didik mampu
mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat
perkembangan diri pada umumnya, dan kesuksesan studi serta peminatan pada khususnya.
4. Fungsi Pengentasan, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta didik mengatasi atau
mengentaskan masalah yang dialaminya.
5. Fungsi Advokasi, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta didik memperoleh
pembelaan atas hak dan/atau kepentingannya, baik berkenaan dengan hak-hak kehidupan pada
umumnya, maupun yang berkenaan dengan hak kependidikan pada khususnya yang kurang atau
tidak mendapat perhatian.

F. Prinsip dan Asas Bimbingan dan Konseling


Prinsip dan asas dasar pelayanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1. Prinsip-prinsip pelayanan bimbingan dan konseling berkenaan dengan kondisi diri peserta didik
sebagai sasaran layanan dan permasalahan yang dialaminya, program pelayanan, serta tujuan dan
pelaksanaan pelayanan, mengacu pada pelayanan yang efektif dan efisien, untuk kehidupan yang
cerdas dan berkarakter. Yaitu sebagai berikut:

6
a. Sasaran layanan; (1) melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku,
agama dan status sosial ekonomi, (2) memperhatikan tahapan perkembangan individu, (3)
perhatian adanya perbedaan individu “individual defferencies” dalam layanan.
b. Permasalahan yang dialami individu/konseli; (1) smenyangkut pengaruh kondisi mental
maupun fisik individu terhadap penyesuaian pengaruh lingkungan baik di rumah, di sekolah
dan masyarakat sekitar, (2) Timbulnya masalah pada individu oleh karena adanya
kesenjangan sosial ekonomi dan budaya.
c. Program Pelayanan BK; (1) BK bagian integral dari upaya pendidikan dan pengembangan diri
konseli, (2) harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan konseli maupun lingkungan, (3)
untuk SMA disusun dengan mempertimbangkan adanya tahapan perkembangan individu, (4)
perlu diadakan penilaian hasil layanan.
d. Tujuan dan pelaksanaan pelayanan; (1) diarahkan untuk pengembangan individu yang
akhirnya mampu secara mandiri, (2) pengambilan keputusan yang diambil oleh konseli
hendaknya atas kemauan diri sendiri, (3) permasalahan individu dilayani oleh tenaga
ahli/profesional yang relevan dengan permasalahan individu, (4) perlu adanya kerja sama
dengan personil sekolah dan orangtua siswa serta bila perlu dengan pihak lain yang
berkewenangan dengan permasalahan individu, (5) proses pelayanan BK melibatkan individu
yang telah memperoleh hasil pengukuran dan penilaian layanan.
2. Asas-asas pelayanan bimbingan dan konseling: Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan
bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh diwujudkannya asas-asas kerahasiaan,
kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan,
kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus, dan tut wuri handayani.
a. Asas kerahasiaan, untuk menjaga kerahasian peserta didik (klien) guru pembimbing/konselor
berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga
kerahasiaanya benar-benar terjamin.
b. Asas Kesukarelaan, guru pembimbing/Konselor berkewajiban membina dan mengembangkan
kesukarelaan peserta didik dalam mengikuti layanan yang diperlukannya.
c. Asas keterbukaan, guru pembimbing/Konselor berkewajiban mengembangkan keterbukaan
peserta didik (klien).
d. Asas Kegiatan, guru pembimbing/Konselor perlu mendorong peserta didik untuk aktif dalam
setiap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukkan baginya.
e. Asas Kemandirian, guru pembimbing/Konselor hendaknya mampu mengarahkan segenap
layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan bagi berkembangnya kemandirian
peserta didik.
f. Asas Kekinian, asas yang mengacu pada obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling
pada permasalahan peserta didik (klien) dalam kondisi sekarang.
g. Asas Kedinamisan, isi layanan terhadap sasaran layanan (klien) hendaknya selalu bergerak
maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan
tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
h. Asas keterpaduan, adanya kerja sama antara guru pembimbing/konselor dan pihak-pihak yang
berperanan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling.
i. Asas Kenormatifan, segenap layanan bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan
dengan nilai dan norma yang ada.
7
j. Asas Keahlian, layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar
kaidah-kaidah profesional.
k. Asas Alih tangan kasus, layanan yang dilakukan bila pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu
permasalahan peserta didik (klien) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang
lebih ahli.
l. Asas Tut Wuri Handayani, dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa
aman), mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan serta
kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju.

G. Struktur Program
Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan usaha membantu peserta didik dalam
pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar serta perencanaan dan
pengembangan karir. Pelayanan Bimbingan dan Konseling memfasilitasi pengembangan peserta
ddik, secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat,
perkembangan, kondisi, Serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu
mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.
Muro & Kottman (1995) mengemukakan struktur program bimbingan dan konseling
diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan: 1) Layanan dasar bimbingan, 2) Layanan
responsive, 3) Perencanaan individual, dan 4) Dukungan system.
1. Layanan Dasar
Merupakan proses pemberian bantuan kepada peserta didik secara sistematis melalui
kegiatan-kegiatan klasikal atau kelompok. Layanan dasar bimbingan merupakan inti dari
pendekatan perkembangan yaitu layanan bantuan bagi seluruh siswa (for all) melaui kegiatan-
kegiatan kelas atau di luar kelas, yang disajikan secara sistematis, dalam rangka membantu
peserta didik mengembangkan potensinya secara optimal. Layanan dasar bimbingan diberikan
melaui jenis-jenis layanan pemberian informasi dan diskusi atau sharing pendapat (brain-
storming).
Pemberian informasi dan diskusi ini berkaitan dengan aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan
karir, Layanan pemberian informasi akan berguna bagi pengembangan diri, penyesuaian diri, dan
pengambilan keputusan. Layanan diskusi atau curah pendapat dapat memfasilitasi para peserta
didik untuk belajar menghargai pendapat orang lain, bersikap respek terhadap orang lain dan
membanggakan kepercayaan dirinya.
Layanan dasar bertujuan untuk membantu semua peserta didik agar memperoleh
perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, memperoleh keterampilan dasar
hidupnya. Tujuan layanan dasar ini dapat juga dirumuskan sebagai berikut:
a. Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan,
sosial budaya, dan agama).
b. Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau
seperangkat tingkah laku tepat (memadai) bagi penyesuaian dirinya dengan lingkungannya.
c. Mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya
Strategi pelaksanaan layanan dasar dapat dilakukan baik melalui kontak langsung maupun tidak
langsung. Strategi ini dapat dilakukan melalui pelayanan klasikal, orientasi, informasi, bimbingan
8
kelompok, dan pelayanan pengumpulan data. Masing-masing strategi tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Bimbingan Klasikal
Bimbingan klasikal adalah proses memfasilitasi perkembangan konseli (peserta didik) dengan
cara melakukan kontak langsung di kelas secara terjadwal dalam bentuk diskusi kelas atau
brain storming (curah pendapat).
Tujuan bimbingan klasikal adalah sebagai berikut: (1) memfasilitasi konseli menemukan
alternatif pemecahan masalah, (2) menjaga diri agar tidak bermasalah, (3) menemukan
alternatif pengembangan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki, (4) memfasilitasi konseli
memperoleh penguatan atas perilaku positif yang dilakukannya, (5) memfasilitasi konseli agar
dapat mengembangkan potensi, (6) tanggung jawab, (7) hubungan interpersonal, (8) motivasi,
(9) komitmen, dan (10) daya juang serta pengembangan karir.
Adapun jenis layanan yang diberikan dalam bimbingan klasikal berupa:
1) Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah suatu kegiatan yang memungkinkan konseli dapat memahami dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan, iklim, dan budaya sekolah. Melalui layanan orientasi
peserta didik diharapkan mengenal lingkungan, personel sekolah (Kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, dewan guru, pegawai tata usaha, petugas laboratorium, petugas perpustakaan,
pengurus OSIS, dan lain-lain), kegiatan di sekolah, dan budaya sekolah tempat siswa belajar.
2) Layanan Informasi
Layanan informasi adalah pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang
bermanfaat bagi konseli melalui komunikasi langsung maupun tidak langsung. Layanan
informasi bertujuan membantu peserta didik memperoleh informasi yang berkenaan dengan
pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Berikut ini merupakan materi pengembangan layanan informasi:
a) Informasi pengembangan potensi, kemampuan, dan kondisi pribadi antara lain sebagai
berikut: Kecerdasan, Bakat, Minat, Karakteristik pribadi, pemahaman diri, Tugas
perkembangan, Gejala perkembangan tertentu, Perbedaan individual, Keunikan diri, dan
sebagainya.
b) Informasi potensi, kemampuan dan kondisi hubungan sosial antara lain sebagai berikut
Pemahaman terhadap orang lain, Kiat berteman, Hubungan antar remaja, Hubungan dalam
keluarga, Hubungan dengan guru, orangtua dan pimpinan masyarakat, Data sosiogram,dll
c) Informasi tentang potensi, kemampuan, kegiatan dan hasil belajar antara lain sebagai
berikut: Kiat belajar, Kegiatan belajar di dalam kelas, Belajar kelompok, Belajar mandiri,
Hasil belajar mata pelajaran, Persiapan ujian.
d) Informasi tentang potensi, kemampuan, arah, dan kondisi karir antara lain sebagai berikut:
Hubungan antara bakat, minat, pekerjaan dan pendidikan, Persyaratan karir, Pendidikan
umum dan pendidikan kejuruan, Informasi karir/pekerjaan/pendidikan
b. Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah pelayanan yang diberikan oleh konselor kepada peserta didik
melalui kelompok kecil (5 sampai dengan 10 orang). Tujuan bimbingan kelompok adalah
merespon kebutuhan dan minat peserta didik mengenai masalah yang bersifat umum yang
dirasakan sebagai masalah bersama.
9
2. Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki kebuthan atau
masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera. Layanan ini bertujuan untuk membantu
para siswa dalam memiliki kebutuhan yang dirasakan pada saat ini, atau para siswa yang
dipandang mengalami hambatan (kegagalan) dalam menyelesaikan tugas-tugas
perkembangannya. Selain itu juga bertujuan membantu para pesera didik agar dapat memenuhi
kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dihadapinya, baik berupa hambatan atau
kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Indikator dari kegagalan itu berupa
ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri atau perilaku yang bermasalah (maladjustment)
Layanan responsif dapat dilakukan dengan beberapa strategi antara lain melalui konseling
individual, konseling kelompok, referal, kolaborasi, bimbingan teman sebaya, konferensi kasus,
dan kunjungan rumah. Masing-masing srtategi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Konseling Individual
Konseling individual adalah proses memfasilitasi konseli agar mampu menyadari dan
berkomitmen terhadap pentingnya keluar dari masalah, menjaga diri agar tidak bermasalah, dan
pentingnya pengembangan diri melalui komunikasi konseling baik secara berhadapan maupun
melalui media.
Tujuan konseling individual adalah membantu konseli dalam mengidentifikasi masalah yang
dihadapinya, membantu konseli dalam menemukan penyebab masalah membantu konseli
dalam menemukan alternatif pemecahan masalah dan membantu konseli mengambil keputusan
secara tepat.
Prediksi masalah dalam konseling individual adalah kurangnya pemahaman konseli
mengenai potensi diri, ketidakmampuan konseli dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosial, kurang motivasi dan solusi dalam menghadapi permasalahan belajar, dan konseli merasa
perlu mendapatkan pengarahan dalam perencanaan karir.
b. Konseling Kelompok
Konseling kelompok merupakan jenis layanan yang memungkinkan konseli memperoleh
kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialaminya melalui dinamika
kelompok. Tujuan dari konseling kelompok adalah mengurangi rasa canggung dalam
mengungkapkan permasalahan, meminimalisir beban yang diderita konseli, memunculkan
alternatif penyelesaian masalah yang lebih variatif, dan membantu mengentaskan persoalan
berat yang dialami konseli.
Prediksi masalah dalam konseling kelompok adalah sejumlah peserta didik yang memiliki
permasalahan yang sama (disadari atau tidak disadari), konseli yang memiliki masalah dengan
teman di sekolahnya, dan masalah yang meliputi permasalahan pribadi, sosial, belajar, dan
karir
c. Referal
Referal yaitu kegiatan atau proses mengalihtangankan kasus dari konselor kepada pihak
yang lebih kompeten baik internal maupun eksternal. Tujuannya adalah agar konseli mendapat
pennganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialaminya, dengan jalan
memindahkan penanganan kasus dari satu pihak kepada pihak lain yang lebih ahli/kompeten.

10
d. Konferensi Kasus
Konferensi kasus yaitu pembahasan permasalahan secara spesifik. Peserta didik tertentu
dalam suatu forum diskusi yang dihadiri oleh pihak-pihak terkait (seperti konselor sebagai
penyelenggara, wali kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah, orang tua dan tenaga ahli
lainnya) untuk memudahkan terentaskannya permasalahan yang dihadapi konseli. Tujuan dari
konferensi kasus adalah terhimpunnya data dan keterangan yang relevan, jelas, mendalam, dan
konperhensif tentang permasalahan konseli kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau yang
bersangkutan, sehingga penanganan masalah itu menjadi lebih mudah dan tuntas.
e. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah yaitu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh berbagai keterangan
(data) yang diperluan dalam pemahaman lingkungan dan permasalahan konseli, yang ditujukan
untuk pembahasan serta pengentasan permasalahan konseli. Kunjungan rumah memiliki tujuan
sebagai berikut:
1) Untuk memperoleh berbagai keterangan tambahan yang diperlukan dalam memahami
lingkungan dan permasalahan konseli terutama mengenai keadaan orang tua/keluarganya.
2) Untuk mengkomunikasikan kepada orang tua tentang permasalahan yang sedang dihadapi
konseli.
3) Membangun komitmen orang tua terhadap pembahasan dan pengentasan permasalahan
konsel
3. Layanan Perencanaan Individual
Layanan perencanaan individual dapat diartikan sebagai layanan bantuan kepada semua siswa
agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman
akan kekuatan dan kelemahan dirinya. Layanan ini bertujuan membantu siswa membuat dan
mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karir dan sosial pribadinya Membantu siswa
memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri, kemudian merencanakan
dan mengimplementasikan rencana- rencana itu sesuai pemantauan dan pemahamannya.
Selain itu layanan ini juga bertujuan untuk membimbing siswa agar memiliki kemampuan
untuk memutuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap dirinya, baik menyangkut
aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Juga dapat belajar memantau dan memahami
perkembangan dirinya. Dapat melakukan kegiatan atau tindakan berdasarkan pemahamannya
atau tujuan yang telah dirumuskan secara proaktif.
Adapun isi layanan perencanaan individual, sebagai berikut:
a. Bidang pendidikan dengan topik-topiknya belajar yang efektif, belajar memantafkan
program keahlian yang sesuai denganbakat, minat, dan karakteristik kepribadian lainnya.
b. Bidang karir dengan topik-topiknya mengidentifikasi kesempatan karir yang ada di
lingkungan masyarakat, mengembangkan sikap yang positif terhadap dunia kerja dan
merencanakan kehidupan karirnya.
c. Bidang sosial-pribadi yang topik-topiknya adalah mengembangkan konsep diri yang positif,
mengembangkan keterampila-keterampilan sosial yang tepat, belajar menghindari konflik
dengan teman, dan belajar memahami perasaan orang lain.

11
H. Format Program
1. Program Kerja Umum, yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing tingkatan kelas di sekolah. Yang terdiri atas
program tahunan, semesteran, bulanan, mingguan dan harian dalam bentuk Satuan kegiatan
layanan Bimbingan dan Konseling (Satlan-BK atau RPL/SKL-BK) dan dilaksanakan sesuai
dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait. Rencana
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling ini meliputi kegiatan di dalam kelas dan di luar
kelas untuk masing-masing kelas peserta didik yang menjadi tanggung jawab Guru BK/konselor
masing-masing tingkatan kelas di sekolah.
2. Program Kerja Khusus Peminatan, yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling yang
dilaksanakan mulai siswa diterima di kelas X (sepuluh)

I. Pendekatan Kegiatan Layanan


1. Pendekatan Individual, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani peserta
didik secara perorangan.
2. Pendekatan Kelompok, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah
peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.
3. Pendekatan Klasikal, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah
peserta didik dalam satu kelas.
4. Pendekatan Lapangan, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani seorang
atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.
5. Pendekatan Diperluas, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan akses
atau kemudahan.

12
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Arah Layanan Program Bimbingan dan Konseling


Secara keseluruhan pelayanan bimbingan dan konseling terselenggara dalam lima arah
pelayanannya, yaitu:
1. Pelayanan Dasar
Yaitu pelayanan kepada terpenuhinya kebutuhan peserta didik yang paling elementer, yaitu
kebutuhan makan dan minum, udara segar, dan kesehatan, serta kebutuhan hubungan sosio-
emosional. Orang tua, guru, dan orang-orang yang dekat (significant persons) memiliki peranan
paling dominan dalam pemenuhan kebutuhan dasar peserta didik. Dalam hal ini Guru
BK/Konselor pada umumnya berperan secara tidak langsung dan mendorong para significant
persons) berperan optimal dalam memenuhi kebutuhan paling elementer peserta didik.
2. Pelayanan Pengembangan
Yaitu pelayanan untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan tahap-tahap dan
tugas-tugas perkembangannya. Dengan pelayanan pengembangan yang cukup baik peserta didik
akan dapat menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya dengan wajar, tanpa beban yang
membatkan, memperoleh penyaluran bagi pengembangan potensi yang dimiliki secara optimal,
serta menatap masa depan dengan cerah. Pelayanan BK yang dilaksanakan oleh Guru
BK/Konselor selalu diarahkan dan mengacu kepada tahap dan tugas perkembangan peserta
didik.
3. Pelayanan Arah Peminatan Studi
Yaitu pelayanan yang secara khusus tertuju kepada peminatan peserta didik sejak masuk di kelas
X (sepuluh) sesuai dengan konstruk dan isi kurikulum yang ada. Arah peminatan ini terkait
dengan bidang bimbingan pribadi, sosial,belajar, dan karir dengan menggunakan segenap
perangkat (jenis layanan dan kegiatan pendukung) yang ada dalam pelayanan BK. Pelayanan
peminatan peserta didik ini terkait pula dengan aspek-aspek pelayanan pengembangan tersebut di
atas.
4. Pelayanan Teraputik
Yaitu pelayanan untuk menangani permasalahan yang diakibatkan oleh gangguan terhadap
pelayanan dasar dan pelayanan pengembangan, serta pelayanan peminatan. Permasalahan
tersebut dapat terkait dengan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kehidupan keluarga,kegiatan
belajar, dan karir. Dalam upaya menangani permasalahan peserta didik, Guru BK/Konselor
memiliki peran dominan. Peran pelayanan teraputik oleh Guru BK/Konselor dapat menjangkau
aspek-aspek pelayanan dasar, pelayanan pengembangan, dan pelayanan peminatan.
5. Pelayanan Diperluas
Yaitu pelayanan dengan sasaran di luar diri peserta didik pada satuan pendidikan, seperti
personil satuan pendidikan,orangtua, dan warga masyarakat lainnya yang semuanya itu terkait
dengan kehidupan satuan pendidikan dengan arah pokok terselenggaranya dan suksesnya tugas
utama satuan pendidikan, proses pembelajaran, optimalisasi pengembangan potensi peserta
didik. Pelayanan diperluas ini dapat terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan
kegiatan pelayanan dasar, pengembangan peminatan, dan pelayanan teraputik tersebut di atas.
13
B. Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling
Dengan arah pelayanan sebagaimana tersebut di atas, bidang pelayanan BK pada satuan
pendidikan pada khususnya adalah bidang pengembangan kehidupan pribadi, sosial, kemampuan
belajar dan pengembangan karir. Keempat bidang ini diintegrasikan secara simultan dan
menyeluruh dengan pelayanan pembelajaran oleh guru mata pelajaran, peserta didik diarahkan
untuk menjadi pribadi yang utuh, berkembang secara optimal, tangguh, mandiri dan berkemampuan
mengendalikan diri.Yaitu:
1. Pengembangan Kehidupan Pribadi, yaitu bidang pelayanan BK yang membantu peserta didik
dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta
kondisi kehidupan yang berkarakter cerdas dan beragamana sesuai dengan karakteristik
kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik
2. Pengembangan Kehidupan Sosial, yaitu bidang pelayanan BK yang membantu peserta didik
dalam memahami, menilai, dan mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat,
efektif dan berkarakter-cerdas dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan
sosial yang lebih luas.
3. Pengembangan Kemampuan Belajar, yaitu bidang pelayanan BK yang membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan belajar sesuai program studi dan arah peminatannya, berdisiplin,
ulet dan optimal dalam rangka mengikuti pendidikan pada jenjang/jenis satuan pendidikannya,
serta belajar secara mandiri.
4. Pengembangan Karir, yaitu bidang pelayanan BK yang membantu peserta didik dalam
menerima, memahami dan menilai informasi serta memilih dan mengambil keputusan arah karir
secara jelas, objektif dan bijak.
C. Kegiatan Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling
1. Program Harian/Mingguan/Bulanan
Pada dasarnya program kegiatan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh guru
BK berlangsung setiap hari, setiap minggu, sepanjang semester dan sepanjang tahun.
Oleh karena itu dalam program kegiatan harian/mingguan/bulanan ini kami mencoba
menuangkan ke dalam jenis-jenis layanan yang diperkirakan menjadi kebutuhan siswa dan
perkiraan volume kegiatan yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, sarana dan prasarana yang
tersedia.
MATRIK PROGRAM HARIAN / MINGGUAN / BULANAN

N Jenis Layanan Volume kegiatan tiap


Ket
O minggu

1 2 3 4

1 Layanan Orientasi 2 - - - *
2 Layanan Informasi 1 2 1 1 *
3 Layanan Penepatan/Penyaluran - - 2 - *
4 Layanan Pembelajaran - 1 - 2 **
5 Layanan Konseling Perorangan 3 3 3 3 *
6 Layanan Bimbingan Kelompok 4 4 4 4 *
7 Layanan konseling Kelompok 2 2 2 2 ***
8 Aplikasi Instrumentasi 2 2 2 2 ****
9 Himpunan Data - - - - *****
10 Konferensi Kasus - - - - ***
11 Kunjungan Rumah 1 1 1 1 ****

14
12 Alih Tangan Kasus - - - - ******

JUMLAH 15 15 15 15

Keterangan:
* : Kemungkinan dilaksanakan di ruang kelas
** : Dilaksanakan di ruang BK
*** : Bekerja sama dengan pihak lain ((wali kelas, guru mata pelajaran)
**** : Kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahun
***** : Dilaksanakan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan
****** : Beban tugas maksimal guru BK dengan siswa asuh lebih dari 250 orang
adalah 30 jam dan dihargai sama dengan 15 kegiatan

Dari matrik di atas disusun Perencanaan Program Pelayanan BK berupa Satuan kegiatan
layanan (SKL-BK/Satlan-BK) untuk Program Harian, Mingguan dan Bulanan. Setelah itu Guru
BK/Konselor membuat Agenda Kerja Guru BK baik untuk kegiatan klasikal/kelompok maupun
individual, baik kegiatan di kelas maupun di ruang konseling.
Berdasarkan data hasil identifikasi kebutuhan dan/atau masalah siswa yang tertuang pada
program tahunan, guru BK membuat prioritas layanan untuk siswa yang mendesak dikonseling
dan mencatat hasilnya pada Kartu Konseling. Selain kebutuhan layanan yang mendesak layanan
bimbingan melalui program harian, mingguan dan bulanan juga bersifat insidentil atas kemauan
siswa yang bermasalah, baik masalah pribadi, belajar, sosial, karir, keluarga, ekonomi,
kesehatan, dan masalah lainnya.
Layanan konseling juga dapat dilakukan bagi siswa yang mendapatkan rekomendasi dari
guru piket, guru mata pelajaran ataupun wali kelas. Jika hasil konseling melibatkan orang tua
siswa, guru BK berkoordinasi dengan bagian TU, bagian Kesiswaan untuk mengundang orang
tua siswa terkait. Guru BK menjelaskan dari hasil konseling terkait kepada orang tua agar dapat
bekerja sama melakukan pembinaan dari hal yang dikeluhkan siswa. Guru BK
mengkoordinasikan kepada walikelas dan guru mata pelajaran untuk membantu memantau siswa
dengan status out standing student (bermasalah).
Jika diperlukan, oleh karena ketidakmampuan orang tua datang ke sekolah (dengan alasan
ekonomi dan kesehatan atau beberapa kali dipanggil tidak datang) wali kelas mencari informasi
berkunjung ke rumah orang tua siswa (Home Visit). Home visit juga bisa dilaksanakan apabila
dibutuhkan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi siswa (misal: ketidak
hadiran).
Jika masalah tidak terselesaikan karena memerlukan pendapat/perhatian dari guru lain yang
terkait maka diadakan konferensi kasus bersama orang tua siswa, bahkan jika diperlukan juga
melibatkan Waka Bidang Kesiswaan serta Kepala Sekolah.
Sekiranya masalah siswa yang memerlukan penanganan khusus seperti dari Dokter,
Psikolog, Kepolisian maka siswa dialihtangankan (Referal) kepada yang berwenang di antara
tersebut di atas dengan mengisi formulir.
Layanan BK yang telah dilaksanakan dituangkan dalam formulir rekap pelaksanaan program
layanan Bimbingan dan Konseling. Berupa Laporan harian, mingguan dan bulanan.
2. Program Semester

15
Program semester merupakan rekapitulasi dari perkiraan program kegiatan
harian/mingguan/bulanan. Yang tentu saja disesuaikan dengan situasi kondisi dan kebutuhan
siswa masing-masing.
Penyusunan program untuk semester sepenuhnya diserahkan kepada guru BK masing-
masing kelas dengan mengacu kepada kegiatan layanan dan volume kegiatan/mingguan dalam
program kegiatan harian.
Untuk mengamati tingkah laku siswa terkait dengan tingkah lakunya baik di kelas maupun
di luar kelas guru BK berkoordinasi dengan guru-guru mata pelajaran dengan mengisi formulir
pedoman observasi.
Untuk lebih menjelaskan mengenai kegiatan layanan yang akan dilaksanakan oleh guru BK
masing-masing kelas, maka selain garis besar program semester, akan dijabarkan pula masing-
masing kegiatan layanan tersebut kedalam bentuk satuan kegiatan layanan, dan bentuk satuan
kegiatan pendukung untuk masing-masing kegiatannya. Berdasarkan layanan bimbingan yang
tersedia dalam setiap semester tersebut, Koordinator BK menyusun personel BK yang terdiri dari
guru BK beserta pembagian tugasnya. Setiap guru BK membuat satuan kegiatan layanan
bimbingan dan konseling (Satlan-BK) yang selanjutnya diajukan kepada kepala sekolah untuk
mendapatkan persetujuan.
Untuk kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling di kelas dilaksanakan secara terjadwal
berdasarkan kondisi sekolah, dengan ketentuan:
a. Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk menyelenggarakan bimbingan
klasikal, layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan
instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas.
b. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah minimal 1 (satu) jam per kelas per minggu dan
dilaksanakan secara terjadwal.
c. Di luar jam pembelajaran terjadwal, dilakukan untuk menyelenggarakan layanan layanan
orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan mediasi,
konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan
kepustakaan, dan alih tangan kasus, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar
kelas.
d. Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/di luar jam pembelajaran
ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam kelas.
e. Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di luar jam pembelajaran sekolah maksimum
50% dari seluruh kegiatan pelayanan konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan
sekolah.
f. Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di dalam
kelas dan di luar kelas setiap minggu diatur oleh konselor dengan persetujuan pimpinan
sekolah.
Berdasarkan program kerja tersebut koordinator BK membuat jadwal kegiatan layanan
bimbingan dan konseling per semester yang memuat program bulanan tentang operasional
pelayanan bimbingan dan konseling. Volume keseluruhan kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling dalam satu minggu minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor di sekolah
18-24 jam, atau 150-250 siswa per tahun. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling berbobot ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran.
16
3. Program Tahunan
Setiap awal tahun pelajaran baru, Koordinator BK membuat perencanaan program layanan
Bimbingan dan Konseling, berdasarkan hasil analisa assesmen kebutuhan layanan kepada peserta
didik, yang selanjutnya diajukan kepada kepala sekolah untuk mendapatkan persetujuan. Need
assessment dimaksud diperoleh melalui aplikasi instrumentasi atau kegiatan pendukung layanan
bimbingan konseling dengan menggunakan:
 Angket Siswa dan orang tua
 ATP/ITP
 Daftar Cek Masalah
 Peta Siswa dan Peta Rawan Kelas
 Sosiometri: Lembar Isian Sosiometri, Tabel Sosiometri, dan Lembar Sosiogram.
Program layanan Bimbingan dan Konseling yang telah disetujui dan disahkan kepala sekolah
akan menjadi program kerja operasional Bimbingan dan Konseling. Program Kerja Tahunan
bimbingan dan konseling ini dibuat semata-mata sebagai pola atau acuan umum bagi pelaksanaan
program satuan layanan atau satuan pendukung.
Oleh karena program-program satuan layanan dan satuan pendukung merupakan wujud nyata
dari kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik dengan segala karakteristik
dan kebutuhannya, maka uraian kegiatan yang tertuang dalam program kerja tahunan ini mungkin
saja dalam pelaksanaannya di lapangan akan disesuaikan oleh guru BK dengan program harian,
mingguan atau bulanan melalui satuan kegiatan layanan dan satuan kegiatan pendukung yang
disesuaikan dengan situasi, kondisi dan kebutuhan siswa saat ini.
Untuk program khusus BK arah peminatan peserta didik, terlebih dahulu guru BK memberikan
angket tentang program peminatan yang akan dipilih siswa sesuai bakat, minat dan kemampuan
prestasi belajar siswa. Kemudian angket tersebut direkap dalam form data minat dan kemampuan
siswa sebagai salah satu pertimbangan dalam kriteria peminatan. Rekapitulasi data peminatan
kemudian diserahkan kepada bidang akademik/kurikulum yang berhubungan dengan peminatan,
wali kelas dan bidang kesiswaan. Substansi program pelayanan peminatan ini sesuai dengan arah
dan bidang layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan, dan
volume/beban tugas konselor.
Program bimbingan dan konseling yang berkaitan dengan pelayanan peminatan seyogyanya
memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antar arah peminatan, pendalaman
kelompok mata pelajaran dan/atau lintas peminatan, serta antar jenjang kelas. Serta
mensinkronisasikan program pelayanan bimbingan dan konseling dengan kegiatan pembelajaran
akademik dan kegiatan ekstrakurikuler (nonakademik), serta mengefektifkan dan mengefisienkan
penggunaan fasilitas sekolah.
Untuk melengkapi data keperluan konseling pada umumnya dan arah peminatan akademik pada
khususnya, guru BK berkoordinasi dengan bagian kesiswaan, kurikulum dan wali kelas untuk
memperoleh data sebagai berikut:
 Data ketidakhadiran siswa: Absensi
 Data kejadian/pelanggaran tata tertib: Surat Panggilan, Surat Perjanjian, Konfrensi Kasus, Studi
kasus, dll.
 Data hasil Psikotes: Hasil Tes IQ, bakat, minat, dan kepribadian

17
 Data nilai UN (SMP/MTs), dan nilai raport hasil belajar SMP/MTs.
 Data nilai semester Nilai Prestasi Hasil Belajar di SMA

D. Prioritas Layanan Bimbingan dan Konseling


Adapun yang menjadi prioritas pelayanan bimbingan dan konseling di SMA Kemala
Bhayangkari 4 Waru adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Potensi Akademis
a. Layanan Pengayaan dan Pemantapan
Layanan pengayaan dan pemantapan adalah bagian dari pengembangan potensi akademis
seluruh peserta didik khususnya kelas XII agar siap mengikuti Ujian Nasional dan Ujian
Sekolah hingga berimplikasi pada perolehan Nilai UN dan nikai Akhir yang memuaskan,
kelulusan 100%. Layanan ini juga untuk pengembangan keterampilan akademis merupakan
upaya untuk mengembangkan peserta didik agar dapat melatih diri dalam hal penerapan
rumus-rumus, berpidato, membuat konsep, laporan, proposal, adu argumentasi serta memberi
peluang untuk memahami akses-akses bakat minat peserta didik sehingga terampil belajar
mandiri yang pada akhirnya menjadi insan yang mampu bersaing di era pasar bebas dan era
globalisasi seperti sekarang ini.
b. Layanan Repetition
Program Repetition adalah satu bentuk upaya bimbingan dan konseling untuk
mengantisipasi kegagalan peserta didik yang menghadapi kesulitan belajar pada mata
pelajaran tertentu hingga prestasi peserta didik berada di 27% atau 5 terendah di kelas, melalui
pembimbingan teman sebaya.
c. Layanan SNMPTN, SBMPTN dan Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru PTN Kedinasan.
1) SNMPTN diperuntukkan bagi semua peserta didik yang memiliki nilai semester 1 s.d. 5 di
atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) berhak untuk mengikuti jalur Undangan
sebagai satu peluang masuk PTN tanpa tes dengan dukungan fasilitasi akreditasi sekolah
dan jaringan alumni (di dalamnya terdapat peluang bagi peserta didik yang kurang mampu
dengan persyaratan yang telah ditetapkan Bidikmisi, biaya nol rupiah).
2) SBMPTN adalah ujian saringan masuk PTN melalui tes tertulis bagi peserta didik yang
berminat dengan biaya yang telah ditetapkan (di dalamnya terdapat peluang bagi peserta
didik yang kurang mampu dengan persyaratan yang telah ditetapkan Bidikmisi, biaya nol
rupiah)
3) UM, untuk peserta didik yang berminat masuk PTN di luar SNMPTN dan SBMPTN,
dengan kekhususan persyaratan masing-masing PTN.
4) Program penerimaan calon mahasiswa baru dari perguruan tinggi kedinasan, Layanan
diberikan dengan memberikan informasi-informasi tentang sekolah tinggi kedinasan,
diantaranya: STAN, STP, STPDN, IIP, dan lain-lain.
d. Pengembangan Potensi Nonakademis
Untuk mengakomodir bakat minat peserta didik maka diinformasikan tentang kegiatan
ekstrakurikuler pengembangan diri yang harus diikuti, akan diarahkan pada bidang-bidang
yang telah dipilih, Layanan pengembangan “potensi” non akademis, layanan ini bertujuan agar
potensi non akademis peserta didik berkembang optimal dengan merujuk peserta didik pada
pihak-pihak terkait (pembina OSIS atau pembimbing ekstrakurikuler} sesuai bakat minat baik
18
bidang seni, olah raga dan bidang lainnya (PMR, Paskibra, Pramuka dll} sehingga potensi non
akademis peserta didik mendapat kesempatan untuk dikembangkan serta sebagai wahana
memupuk rasa percaya diri, memperluas insight, menambah pengalaman dan ilmu juga
sebagai wadah untuk mengekspresikan diri, belajar bersosialisasi memanaj waktu), disiplin
diri bertanggung jawab, selalu tepat waktu mampu membuat dan melaksanakan skala prioritas
pada kegiatan-kegiatan yang bermanfaat tanpa mengganggu kegiatan akademis.
Layanan Pengembangan “Keterampilan” non akademis layanan seperti tersebut di atas adalah
upaya bantuan pada peserta didik agar terampil dalam bidang non akademis dengan mengarahkan
supaya potensi tersebut berkembang, sehingga tujuan pendidikan nasional mengenai generasi yang
memiliki kecakapan hidup (life skill) tercapai. Adapun bidang-bidang yang berkenaan dengan
pengembangan keterampilan non akademis terdiri dari:
a. Layanan pengembangan bidang seni budaya (Muatan Lokal)
Manusia adalah yang suka keindahan baik yang didengar maupun yang dilihat dan manusia
adalah pembuat seni budaya, dengan mengembangkan keterampilan potensi akademis bidang
seni budaya, penataan kegiatan keterampilan seni budaya, informasi akses-akses bakat minat
seni budaya serta merujuk pada pembimbing ekstra kurikuler bidang seni dan budaya
sehingga siap untuk mengikuti perlombaan-perlombaan baik di sekolah, maupun perlombaan-
perlombaan audisi.
b. Pengembangan keterampilan bidang olah raga (Muatan Lokal)
Selain terampil peserta didik diharapkan menjadi generasi yang kuat fisik maupun mental
dengan merujuk pada pembimbing ekstra kurikuler sesuai bakat minat, seperti: Volley,
basket, karate, taekwondo, bulu tangkis dll, sehingga siap untuk menjadi wakil kelas saat
porak (pekan olah raga dan seni) atau menjadi duta sekolah pada kegiatan lainnya diluar
sekolah.
c. Pengembangan keterampilan prakarya dan kewirausahaan (Muatan Lokal)
Dalam kurikulum 2013 peserta didik yang selain harus memiliki kompetensi akademik, siswa
juga harus mampu untuk memiliki jiwa kewirausahaan dan satu kecakapan khusus yang
memungkinkan ia hidup layak di masyarakat (life skill), selain itu memiliki profil kepribadian
yang menarik untuk terjun ke dunia kerja/dunia usaha, mampu bersosialisas.
d. Pengembangan kepemimpinan dan berorganisasi siswa
Peserta didik yang “dominance”nya tinggi ia mampu untuk mengatur dan mendominasi
kelompok atau kelas atau komunitas yang lebih luas (sekolah dan masyarakat) memiliki jiwa
pemimpin, profil kepribadian yang menarik, agamis, memiliki kecerdasan bersosialisasi,
terampil membaca situasi, berpenampilan menarik, bersih dan rapih dirujuk kepada pembina
OSIS agar mendapat pelatihan kepemimpinan (LDKS). Demikian pula bagi peserta didik
yang memiliki bakat minat pada kegiatan berorganisasi dirujuk pada pembina OSIS untuk
mengikuti kegiatan organisasi sekolah untuk pengembangan keterampilan berorganisasi agar
kelak terampil berorganisasi di masyarakat lebih lanjut dapat menjadi anggota organisasi
secara nasional baik organisasi kemasyarakatan maupun organisasi politik sebagai generasi
penerus bangsa yang mampu mempertahankan eksistensi bangsa dan negara.

E. Strategi Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling

19
Secara umum strategi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling (BK) didasarkan pada
kebutuhan dan permasalahan yang secara aktual obyektif dan asumtif prediktif dirasakan dan
dihadapi oleh siswa. (Suharso: 2009). Aktual obyektif artinya kebutuhan dan permasalahan siswa
yang diperoleh dari hasil aplikasi instrumentasi baik dengan test maupun non tes. Sedangkan asumtif
prediktif diperoleh dari hasil evaluasi program tahun yang lalu dan diperkirakan dibutuhkan oleh
siswa untuk dimasukkan dalam program.
1. Personil Pelaksana Kegiatan dan Subyek Sasaran Layanan
Pada tahun pelajaran 2020/2021, personil pelaksana kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling
di SMA Kemala Bhayangkari 4 Waru berjumlah 1 orang:
a. Pelaksana kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling adalah Guru BK atau konselor
sekolah
b. Guru BK/Konselor pelaksana kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah wajib:
1) Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya pelayanan profesional
bimbingan dan konseling.
2) Merumuskan dan menjelaskan peran profesional konselor kepada pihak-pihak terkait,
terutama peserta didik, pimpinan sekolah, sejawat pendidik, dan orang tua.
3) Melaksanakan tugas pelayanan profesional bimbingan dan konseling yang setiap kali
dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan, terutama pimpinan sekolah, orang
tua, dan peserta didik.
4) Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan kegiatan pelayanan
profesional bimbingan dan konseling.
5) Mengembangkan kemampuan profesional bimbingan dan konseling secara berkelanjutan
c. Beban tugas wajib konselor ekuivalen dengan beban tugas wajib pendidik lainnya di sekolah
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

2. Organigram Layanan Bimbingan dan Konseling


Organisasi Bimbingan dan Konseling di SMA Kemala Bhayangkari 4 Waru diselenggarakan oleh
suatu organisasi dengan guru pembimbing/konselor sebagai pelaksana utama. Dalam organisasi
tersebut selain ada guru pembimbing/konselor ada pula pimpinan sekolah, koordinator bimbingan
dan konseling, wali kelas, guru mata pelajaran dan staf administrasi yang masing-masing memiliki
tugas pokok dan fungsi sendiri.
Dalam pengelolaan bimbingan dan konseling dilengkapi fasilitas yang diperlukan, yaitu ruang
kerja, peralatan instrumentasi, peralatan administrasi dan sarana pendukung lainnya.
Organisasi pelayanan bimbingan dan konseling meliputi segenap unsur dengan susunan seperti
tertera pada halaman berikut:

20
PENGAWAS SEKOLAH

KOMITE KEPALA SEKOLAH .


TENAGA/
SEKOLAH WK. KEPALA SEKOLAH
.

INSTANSI AHLI

TATA USAHA

GURU MP/ WALI KELAS


PIKET/PEMBI- KOORD. BK & GURU BK/
NA/PTK LAIN KONSELOR SEKOLAH

S I S W A

Keterangan:
= Garis Komando
-------------------------------- = Garis Konsultasi/Garis Koordinasi

Tanggung Jawab, Tugas Pokok dan Fungsi

1. Kepala Sekolah
Yaitu penanggung jawab pelaksanaan program pendidikan secara keseluruhan di sekolah termasuk
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan
pelayanan bimbingan di sekolah kepada Kepala Dinas Pendidikan yang menjadi atasannya.
Tugas pokok dan fungsi kepala sekolah:
 Mengkoordinasikan segenap kegiatan yang diprogramkan di sekolah, sehingga kegiatan
pengajaran, pelatihan dan bimbingan merupakan kesatuan yang terpadu, harmonis dan
dinamis
 Menyediakan prasarana, tenaga, sarana dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya layanan
bimbingan yang efektif dan efisien.
 Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan program, penilaian dan upaya
tindak lanjut pelayanan bimbingan.
 Melaksanakan hubungan dengan lembaga-lembaga di luar sekolah dalam rangka kerjasama
pelaksanaan pelayanan bimbingan
 Dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan dalam melaksanakan tugas-tugas
kepala sekolah terutama pelaksanaan bimbingan dan konseling
 Dibantu Tata Usaha Sekolah dalam penyelenggaraan administrasi, ketatausahaan dan
pelaksanaan administrasi bimbingan dan konseling
2. Koordinator BK

21
Penanggung jawab dan pelaksana utama dalam mengkoordi-nasikan semua kegiatan yang terkait
dalam pelaksanaan BK di sekolah, administrasi dan manajemen pelayanan bimbingan dan
konseling
Tugas pokok dan fungsi:
 Memasyarakatkan pelayanan Bimbingan dan Konseling kepada segenap warga sekolah,
orang tua siswa dan masyarakat
 Menyusun dan melaksanakan program Bimbingan dan Konseling
 Mengadministrasikan pelayanan Bimbingan dan Konseling
 Memastikan pelaksanaan program bimbingan konseling berjalan lancar
 Mengevaluasi progran dan pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling
 Memberikan tindak lanjut terhadap hasil penilaian bimbingan dan konseling
3. Guru BK/Konselor
Adalah guru yang diberi tugas utama sebagai pelaksana kegiatan pelayanan Bimbingan dan
konseling di sekolah, bertanggung jawab terhadap semua kegiatan pelayanan yang terkait dengan
perkembangan siswa asuhnya, serta mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan layanan BK
kepada Koordinator BK.
Tugas poko dan fungsi:
 Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling
 Merencanakan dan melaksanakan layanan Bimbingan dan konseling
 Melaksanakan segenap layanan Bimbingan dan konseling
 Melaksanakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
 Menilai proses dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling dan kegiatan pendukungnya
 Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan penilaian
 Mengadministrasikan layanan bimbingan dan konseling pada koordinator
4. Guru Mata Pelajaran/Pelatih/Guru Pembina
Adalah pelaksana pembelajaran/pelatihan yang bertanggung jawab memberikan informasi tentang
siswa untuk kepentingan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Tugas pokok dan fungsi:
 Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa
 Membantu guru bimbingan dan konseling/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang
memrlukan layanan bimbingan dan konseling
 Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada guru
bimbingan dan konseling
 Menerima alih tangan dari guru BK, yaitu siswa yang menurut guru BK memerlukan
pelayanan pembelajaran khusus (pengayaan, remedial)
 Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru siswa dan hubungan siswa-siswa
yang menunjang pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
 Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan bimbingan
dan konseling
 Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa seperti konferensi kasus
 Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan
bimbingan dan konseling dan upaya tindak lanjutnya
22
5. Wali Kelas
Bertanggung jawab membantu Guru BK/Konselor dalam kegiatan bimbingan konseling di
kelasnya masing-masing.
Tugas poko dan fungsi:
 Membantu mengelola kelas asuhannya dalam pelayanan bimbingan dan konseling, berperan:
 Mengumpulkan data tentang siswa
 Menyelenggarakan bimbingan kelompok
 Menyelenggarakan penyuluhan
 Meneliti kemajuan dan perkembangan siswa
 Pengaturan dan penempatan siswa
 Mengidentifikasi siswa sehari-hari
 Kunjungan rumah/konsultasi dengan orang tua/wali
 Membantu guru mata pelajaran melaksanakan perannya dalam pelayanan bimbingan dan
konseling khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
 Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas yang
menjadi tanggung jawabnya untuk mengikuti layanan bimbingan dan konseling
6. Siswa
Peserta didik yang berhak menerima pelayanan pembelajaran, pelatihan dan pelayanan bimbingan
dan konseling.
7. Komite Sekolah
Adalah badan yang secara khusus dibentuk untuk menjadi mitra sekolah dalam pembinaan dan
pengembangan sekolah sekaligus wakil dari orang tua/wali siswa, dan pihak terkait yang
berkewajiban membantu penyelenggaraan pendidikan termasuk pelaksanaan bimbingan dan
konseling.
8. Pengawas Sekolah
Merupakan unsur Kantor Dinas Pendidikan, adalah personil yang bertugas melakukan
pengawasan dan pembinaan terhadap penyelenggraan, pelayanan bimbingan dan konseling
sekolah.
9. Tata Usaha (TU) Sekolah
Adalah pembantu Kepala Sekolah dalam penyelenggaraan administrasi ke-Tata Usahaan Sekolah
dan pelaksanaan administrasi bimbingan dan konseling di sekolah.

F. Mekanisme Penanganan Peserta Didik Bermasalah


Pada dasarnya pembinaan siswa dilaksanakan oleh seluruh unsur pendidikan di sekolah, di
rumah (orang tua), masyarakat dan pemerintah. Adapun penanganan siswa bermasalah di SMA
Kemala Bhayangkari 4 Waru adalah sebagai berikut:
1. Seorang siswa yang melanggar tata tertib dapat ditindak oleh semua guru/petugas lain, guru piket,
wali kelas atau bahkan langsung oleh kepala sekolah.
2. Tindakan tersebut diinformasikan kepada wali kelas yang bersangkutan untuk ditindak lanjuti.
3. Sementara guru pembimbing/konselor berperan dalam mengetahui sebab-sebab yang
melatarbelakangi sikap dan tindakan siswa tersebut.
Dalam hal ini guru pembimbing/konselor bertugas membantu menangani masalah siswa tersebut
dengan meneliti latar belakang tindakan siswa melalui serangkaian wawancara dan informasi dari
23
sejumlah sumber data, setelah wali kelas merekomendasikannya. Mekanisme penanganan siswa yang
bermasalah di SMA Kemala Bhayangkari 4 Waru dapat dilihat secara jelas melalui bagan di bawah
ini:

TENAGA/ KEPALA SEKOLAH


.
KOMITE
INSTANSI AHLI WK. KEPALA SEKOLAH SEKOLAH

GURU PIKET
KOORD. BK
& GURU BK/
WALI KELAS
GURU MP KONSELOR
SEKOLAH

PTK LAIN

SISWA YANG BERPERILAKU


MENYIMPANG

Adapun Kategori Permasalahan Siswa dan Penanganannya adalah sebagai berikut:


1. Masalah (kasus) ringan
Yang termasuk ke dalam kategori masalah (ringan), yaitu: membolos, malas, kesulitan belajar
pada bidang studi tertentu, bertengkar, berpacaran, mencuri barang kelas ringan. Kasus ringan ini
dibimbing oleh wali kelas dan guru dengan berkonsultasi kepada guru pembimbing atau konselor
sekolah.
2. Masalah (kasus) sedang.
Yang termasuk ke dalam kategori (masalah) sedang, yaitu: gangguan emosional, berpacaran
dengan dengan melakukan perbuatan menyimpang, berkelahi, kesulitan belajar karena masalah
keluarga, mencoba minum-minuman keras, mencuri kelas sedang, melakukan gangguan social dan
asusila yang masih dapat diperbaiki. Kasus sedang dapat dibimbing oleh guru pembimbing atau
konselor sekolah dengan berkonsultasi dengan kepala sekolah atau staf ahli/ professional, pihak
keamanan, guru dan lain sebagainya atau bisa juga mengadakan konferensi kasus.
3. Masalah (kasus) berat
Yang termasuk ke dalam masalah (kasus) berat, yaitu: gangguan emosional berat, merokok,
mencoba minum-minuman keras dan narkoba, hamil atau menghamili, melakukan tindakan
criminal, berkelahi dengan menggunakan senjata/alat (misalnya, ikat pingggang, senjata tajam
atau mungkin senjata api). Kasus berat ini bisa dilakukan referral (alih tangan kasus), kepada
psikolog, psikiater, dokter, polisi, atau ahli hukum yang saebelumnya terlebih dahulu dilakukan
konferensi kasus.
Di setiap sekolah sangat mungkin ditemukan siswa yang bermasalah, dengan maenunjukan
berbagai gejala penyimpagan perilaku yang rentangnya dari kategori masalah ringan sampai masalah
yang berat. Upaya untuk menangani siswa yang bermasalah, khususnya yang terkait dengan
pelanggaran disiplin dan tata tertib sekolah dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu: (1)
pendekatan disiplin dan (2) pendekatan bimbingan konseling. Penanganan siswa yang bermasalah
24
melalui pendekatan disiplin merujuk pada ketentuan aturan dan tata tertib yang berlaku yang disebut
dengan kode etik siswa SMA Kemala Bhayangkari 4 Waru.
Sebagai salah satu komponen organisasi sekolah, aturan dan tata tertib siswa beserta sanksinya
perlu ditegakkan untuk mencegah sekaligus mengatasi terjadinya berbagai penyimpangan perilaku
siswa. Namun demikian, SMA Kemala Bhayangkari 4 Waru bukan merupakan lembaga pengobatan
atau rehabilitasi sehingga penanganan siswa yang mengalami gangguan psikologis yang termasuk
siswa abnormal. Siswa yang membutuhkan perawatan khusus dalam hal kesehatan atau siswa dengan
kecenderungan mengarah pada kriminalitas dialih kasuskan kepada pihak yang secara khusus
menangani masalah tersebut. Perlu diingat, bahwa pengalihan kasus bukan berarti pihak sekolah
berkeinginan untuk memindahkan tanggung jawab. Namun harus dilihat bahwa SMA Kemala
Bhayangkari 4 Waru merupakan sekolah yang tidak mengkhususkan diri dalam penanganan kasus-
kasus yang demikian.
Oleh karena itu, untuk membentuk siswa SMA Kemala Bhayangkari 4 Waru agar sesuai dengan
visi dan misi sekolah, selain menggunakan pendekatan pertama juga dengan menggunakan
pendekatan bimbingan dan konseling. berbeda dengan pendekatan disiplin yang memungkinkan
pemberian sanksi untuk menghasilkan efek jera, penanganan siswa bermasalah melalui pendekatan
bimbingan dan konseling sama sekali tidak menggunakan bentuk sanksi apapun, tetapi lebih
mengandalkan pada terjadinya kualitas hubungan interpersonal yang saling percaya diantaraa guru
pembimbing/konselor dengan siswa yang bermasalah. sehingga setahap demi setahap siswa tersebut
dapat memahami dan menerima diri dan lingkungannya serta dapat mengarahkan diri guna
tercapainya penyesuaian diri yang lebih baik.
Secara visual, kedua pendekatan dalam menangani siswa bermasalah dapat dilihat dalam bagan
berikut ini:

Dengan melihat gambar bagan di atas, kita dapat memahami bahwa diantara kedua pendekatan
penanganan siswa bermasalah tersebut meski memiliki cara yang berbeda tetapi jika dilihat dari segi
tujuannya pada dasarnya sama, yaitu tercapainya penyesuaian diri atau perkembangan yang optimal
pada siswa yang bermasalah. Oleh karena itu kedua pendekatan tersebut seyogyanya dapat berjalan
sinergis dan saling melengkapi.

G. Deskripsi Kebutuhan
Kebutuhan peserta didik/konseli dapat diidentifikasi berdasarkan asumsi teoritik dan hasil
asesmen kebutuhan yang dilakukan. Dalam melaksanakan tugasnya, guru Bimbingan dan konseling

25
terlebih dahulu menyusun daftar kebutuhan (Need Assesment). Tujuan penyusunan instrument
tersebut untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan Konseli.
Seperti yang banyak kita ketahui ada beberapa contoh aplikasi instrumen yang dapat digunakan
untuk mengetahui kebutuhan Konseli, antara lain Daftar Cek Masalah (DCM), Inventori Tugas
Perkembangan (ITP), Alat Ungkap Masalah (AUM), Analisis Tugas Perkembangan (ATP),
Identifikasi Kebutuhan dan Masalah Konseli (IKMS) dan lain-lain. Selain itu pengalaman Konselor
dalam melaksanakan program pelayanan konseling dan masukan dari berbagai pihak terkait juga
dapat digunakan sebagai dasar penyusunan daftar kebutuhan peserta didik.

H. Rumusan Kebutuhan
Rumusan kebutuhan dibuat berdasarkan hasil assesmen yang dilakukan atau hasil deskripsi
kebutuhan perseta didik/konseli. Rumusan tujuan akan dicapai dan disusun dalam bentuk prilaku
yang harus dikuasai pesera didik/konseli setelah memperoleh layanan bimbingan dan konseling.
Berikut rumusan tujuannya:

BIDANG RUMUSAN KEBUTUHAN TUJUAN LAYANAN

LAYANAN
PRIBADI Memiliki kesadaran melakukan Peserta didik/konseli memiliki
berbagai kegiatan ibadah dengan kesadaran melakukan berbagai
kegiatan ibadah
Memiliki kebiasaan untuk berpikir Peserta didik/konseli mampu memiliki
dan bersikap positif kebiasaan berpikir positif serta mencapai
pribadi yang mampu berpikir dan bersikap
selalu positif
Memiliki kesadaran untuk tidak Peserta didik/konseli memiliki pemahaman
mencontek saat mengikuti tes atau dan kesadaran bahwa menyontek adalah
ujian perbuatan tidak baik (tercela), memahami
penyebab dan dampak dari perbuatan
menyontek serta mampu untuk
menghindarinya
Mampu menghindari stress dalam Peserta didik/konseli dapat memahami
menghadapi kehidupan/kegiatan gejala-gejala stress serta faktor-faktor
penyebab dan cara mengatasinya
Mampu mengendalikan emosi Peserta didik/konseli dapat mengendalikan
emosi dan memantapkan nilai serta cara
bertingkah laku yang dapat diterima dalam
kehidupan sosial yang lebih luas
Mengenal macam-macam Peserta didik/konseli dapat mengenal
kepribadian manusia dan memahami tipe-tipe kepribadian
manusia serta dapat tumbuh menjadi
pribadi yang matang
Mampu menjaga kesehatan agar Peserta didik/konseli mampu memahami
tetap fit menghadapi waktu ujian pentingnya menjaga kesehatan tubuh serta
dapat membiasakan pola hidup bersih dan
sehat
Memiliki kebiasaan untuk Peserta didik/konseli memiliki kebiasaan
membuang sampah pada hidup bersih dengan membuang sampah
tempatnya pada tempatnya
Mampu mengatasi kejenuhan masuk Peserta didik/konseli mampu
sekolah menghilangkan kejenuhanya masuk
sekolah
Mampu meninggalkan Peserta didik/konseli mampu meninggalkan
ketergantungan dengan media ketergantungan dengan media sosial (fc,
sosial (fc, wa, ig, dll) wa, ig, dll)
Mampu menghilangkan kebiasaan Peserta didik/konseli mampu
keluar malam menghilangkan kebiasaan keluar malam

Memiliki kemampuan Peserta didik/konseli memiliki kemampuan


menghilangkan rasa khawatir/takut menghilangkan rasa khawatir/takut tidak
tidak dapat lulus sekolah dapat lulus sekolah

Mampu mengatasi masalah dengan Peserta didik/konseli mampu mengatasi


anggota keluarga di rumah masalah dengan anggota keluarga di
rumah

26
Mampu berhenti main game atau Peserta didik/konseli dapat berhenti main
games online game atau games online dalam mengisi
waktu luangnya
Mampu mengendalikan Peserta didik/konseli mampu
ketergantungan dengan pada mengendalikan ketergantungan dengan
handphone pada handphone
Memiliki rasa percaya diri Peserta didik/konseli mampu
meningkatkan rasa percaya diri dengan
baik untuk mencapai tujuan hidupnya
Memiliki kemampuan dalam Peserta didik/konseli mampu
menyelesaian masalah menyelesaikan masalah yang sedang
dihadapi
SOSIAL Mampu berkomunikasi secara efektif Peserta didik/konseli dapat mengetahui

pentingnya komunikasi untuk


menyampaikan pesan, ide atau
Memiliki pemahaman tentang nilai- gagasandidik/konseli
Peserta dalam hidup dapat
bermasyarakat
memahami
nilai kehidupan
nilai-nilai kehidupan serta dapat
bersosialisasi dan mengambil
keputusan berdasarkan nilai-nilai atau
Memiliki etika dan budaya tertib norma kehidupan
Peserta didik/konseli dapat memahami
berlalu lintas
pentingnya memiliki budaya tertib
berlalu lintas di jalan serta
menumbuhkan kesadaran untuk disiplin
Memiliki kemampuan untuk sukses mentaati rambu- rambu
Peserta didik/konseli lalu lintas
mampu memahami
hidup bermasyarakat dan menerima peran sosial pria dan wanita
dengan norma yang ada di masyarakat
serta berprilaku sebagai pria dan wanita
sesauai dengan norma masyarakat
Mampu menghidari dari tawuran Peserta didik/konseli dapat memahami
pelajar dampak dari tawuran pelajar dan mampu
menghindarinya
Memiliki kemampuan untuk Peserta didik/konseli dapat memiliki
membina persahabatan agar tetap perasaan positif untuk membina
langgeng persahabatan dengan kegiatan positif serta
memilki rencana kegiatan untuk mengisi
kegiatan persahabatan yang positif
Memiliki kebiasaan untuk antri Peserta didik/konseli memiliki kebiasaan
antri sebagai pernghargaan atas diri
sendiri dan orang lain
Mengenal bentuk-bentuk kenakalan Peserta didik/konseli mengenal bentuk-
remaja saat ini dan cara bentuk kenakalan remaja saat ini dan cara
menyikapinya menyikapinya
Mampu membangun persahabatan Peserta didik/konseli mampu membangun
yang baik melalui medsos persahabatan yang baik melalui medsos

Memiliki kebiasaan mengucapkan Peserta didik/konseli memiliki kebiasaan


kata maaf, tolong dan terimakasih mengucapkan kata maaf, tolong dan
dalam pergaulan terimakasih dalam pergaulan

Mampu menghindari pernikahan Peserta didik/konseli dapat memahami


Dini persiapan penting orientasi hidup
berkeluarga, mengetahui bagaimana
dampak dari pernikahan di usia muda
Memiliki pemahaman tentang Peserta didik/konseli memiliki pemahaman
dampak pacaran di kalangan remaja tentang dampak pacaran di kalangan
remaja
BELAJAR Memiliki pemahaman tentang cara Peserta didik/konseli dapat menerapkan
meningkatkan motivasi belajar sikap dan kebiasaan yang benar dalam
belajar hingga dapat membangkitkan
semangat belajar
Mampu mengevaluasi hasil prestasi Peserta didik/konseli mampu mengevaluasi
belajar kebiasaan belajar serta merencanakan
pencapaian prestasi belajarnya sesuai
dengan target yang ingin dicapai

Memiliki pemahaman tentang kiat Peserta didik/konseli mampu memahami


sukses dalam menghadapi ujian kiat sukses menghadapi ujian sekolah
maupun ujian nasional serta memilki
keyakinan terhadap kesuksesannya
Memiliki kebiasaan belajar secara Peserta didik/konseli memiliki kebiasaan
rutin belajar secara rutin

27
Mampu menghilangkan kebiasaan Peserta didik/konseli mampu
belajar apabila akan ada tes/ujian menghilangkan kebiasaan belajar apabila
akan ada tes/ujian
Memiliki pemahaman tentang Peserta didik/konseli memiliki pemahaman
syarat-syarat kelulusan tentang syarat-syarat kelulusan
Mampu meningkatkan konsentrasi Peserta didik/konseli mampu
belajar meningkatkan konsentrasi belajar
Mampu mengatasi kesulitan Peserta didik/konseli mampu mengatasi
mempelajari dan memahami mata kesulitan mempelajari dan memahami
pelajaran tertentu mata pelajaran tertentu
KARIR Memiliki kemampuan untuk Peserta didik/konseli mampu mengelola
mengelola keuangan saat indekos keuangan saat indekos

Memiliki ketahanan diri setiap Peserta didik/konseli memiliki semangat


menghadapi kegagalan diri saat mengalami suatu kegagalan

Memiliki keselarasan cita-cita Peserta didik/konseli mampu


dengan harapan orang tua menyelaraskan cita-cita dengan harapan
orang tua
Mengenal lebih dekat dengan Peserta didik/konseli mengenal berbagai
berbagai jenis organisasi yang ada organisasi yang ada di masyarakat
di masyarakat
Memiliki kemantapan pada Peserta didik/konseli memiliki kemantapan
keputusan pilihan karir pilihan karir

Memiliki kemauan untuk Peserta didik/konseli memiliki kemauan


melanjutkan sekolah ke jenjang PT untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi
Memiliki pemahaman tentang cara Peserta didik/konseli memiliki pemahaman
atau strategi masuk PTN tentang cara atau strategi masuk PTN

Memiliki rencana karir masa depan Peserta didik/konseli mampu


memahami pentingnya perencanaan
karir serta memiliki sikap positif dalam
meraih kesuksesan masa depan
Memiliki motivasi untuk sukses Peserta didik/konseli dapat belajar tentang
kehidupan mandiri secara emosional, sosial
dan ekonomi dari tokoh inspiratif

Mengenal Profesi di Dunia Kerja Peserta didik/konseli dapat mengetahui


dan memahami macam-macam profesi
yang ada di dunia kerja

Memiliki pemahaman tentang pilihan Peserta didik/konseli mampu memahami


karir setelah lulus SMA kemampuan, minat dan bakatnya sehingga
dapat menemukan pilihan studi lanjutnya

Memiliki pemahaman tentang Peserta didik/konseli mampu mengenal


peminatan/jurusan di PT dan memahami prospek karir dari setiap
kelompok peminatan atau jurusan yang
ada di SMA/MA.
Memiliki pemahaman tentang Peserta didik/konseli mampu mengenal
peminatan/jurusan di PT dan memahami prospek karir dari setiap
kelompok peminatan atau jurusan yang
ada di PT

I. Mengembangkan Tema/Topik Layanan


Tema/topik merupakan rincian lanjutan dari identifikasi deskripsi kebutuhan peserta didik/konseli
dalam aspek perkembangan pribadi, social, belajar dan karier yang akan dituangkan dalam RPL BK
(Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling)
BIDANG RUMUSAN TUJUAN LAYANAN TOPIK/TEMA
LAYANAN KEBUTUHAN

PRIBADI Memiliki kesadaran Peserta didik/konseli Ibadah dengan


melakukan berbagai memiliki kesadaran kemauan sendiri
kegiatan ibadah melakukan berbagai kegiatan
dengan kemauan ibadah dengan kemauan
sendiri sendiri
28
Memiliki kebiasaan Peserta didik/konseli mampu Berpikir dan bersikap
untuk berpikir dan memiliki kebiasaan berpikir positif
bersikap positif positif serta mencapai pribadi
yang mampu berpikir dan
bersikap selalu positif
Memiliki kesadaran Peserta didik/konseli memiliki Menyontek, penyebab
untuk tidak mencontek pemahaman dan kesadaran dan solusinya
saat mengikuti tes atau bahwa menyontek adalah
ujian perbuatan tidak baik (tercela),
memahami penyebab dan
dampak dari perbuatan
menyontek serta mampu untuk
menghindarinya
Mampu menghindari Peserta didik/konseli dapat Stress dan cara
stress dalam memahami gejala-gejala stress mengatasinya
menghadapi serta faktor-faktor penyebab
kehidupan/kegiatan dan cara mengatasinya
Mampu mengendalikan Peserta didik/konseli dapat Cara mengendalikan
emosi mengendalikan emosi dan emosi
memantapkan nilai serta cara
bertingkah laku yang dapat
diterima dalam kehidupan sosial
yang lebih luas
Mengenal macam- Peserta didik/konseli dapat Kepribadian Manusia
mengenal dan memahami tipe-
macam kepribadian tipe kepribadian manusia serta
manusia dapat tumbuh menjadi pribadi
yang matang
Mampu menjaga Peserta didik/konseli mampu Pentingnya menjaga
kesehatan agar tetap fit memahami pentingnya menjaga kesehatan tubuh
menghadapi waktu kesehatan tubuh serta dapat
ujian membiasakan pola hidup bersih
dan sehat
Memiliki kebiasaan Peserta didik/konseli memiliki Kebiasaan membuang
untuk membuang kebiasaan hidup bersih dengan sampah pada
sampah pada membuang sampah pada tempatnya
tempatnya tempatnya
Mampu mengatasi Peserta didik/konseli mampu Mengatasi kejenuhan
kejenuhan masuk menghilangkan kejenuhanya masuk sekolah
sekolah masuk sekolah
Mampu meninggalkan Peserta didik/konseli mampu Menghilangkan
ketergantungan dengan meninggalkan ketergantungan ketergantungan dengan
media sosial (fc, wa, ig, dengan media sosial (fc, wa, ig, media sosial (fc, wa, ig,
dll) dll) dll)
Mampu menghilangkan Peserta didik/konseli mampu Akibat kebiasaan keluar
kebiasaan keluar menghilangkan kebiasaan malem
malam keluar malem (bermain,begadang)
(bermain,begadang) (bermain,begadang)

Memiliki kemampuan Peserta didik/konseli memiliki Menghilangkan rasa


menghilangkan rasa kemampuan menghilangkan khawatir/takut tidak
khawatir/takut tidak rasa khawatir/takut tidak dapat dapat lulus sekolah
dapat lulus sekolah lulus sekolah

Mampu mengatasi Peserta didik/konseli mampu Mengatasi masalah


masalah dengan mengatasi masalah dengan dengan anggota
anggota keluarga di anggota keluarga di rumah keluarga di rumah
rumah
Mampu berhenti main Peserta didik/konseli dapat Dampak main game
game atau games berhenti main game atau atau games online
online games online dalam mengisi
waktu luangnya
Mampu mengendalikan Peserta didik/konseli mampu Dampak dari
ketergantungan dengan mengendalikan ketergantungan ketergantungan pada
pada handphone dengan pada handphone handphone
Memiliki rasa percaya Peserta didik/konseli mampu Membangun Rasa
diri meningkatkan rasa percaya diri Percaya Diri
dengan baik untuk mencapai
tujuan hidupnya
Memiliki kemampuan Peserta didik/konseli mampu Tahapan dalam
dalam menyelesaian menyelesaikan masalah yang menyelesaian masalah
masalah sedang dihadapi

29
SOSIAL Mampu berkomunikasi Peserta didik/konseli dapat Komunikasi efektif
secara efektif mengetahui pentingnya
komunikasi untuk
menyampaikan pesan, ide atau
gagasan dalam hidup
bermasyarakat
Memiliki pemahaman Peserta didik/konseli dapat Nilai-nilai kehidupan
tentang nilai-nilai memahami nilai-nilai kehidupan
kehidupan serta dapat bersosialisasi dan
mengambil keputusan
berdasarkan nilai-nilai atau
norma kehidupan
Memiliki etika dan Peserta didik/konseli dapat Etika dan budaya tertib
budaya tertib berlalu memahami pentingnya memiliki berlalu lintas
lintas budaya tertib berlalu lintas di
jalan serta menumbuhkan
kesadaran untuk disiplin
mentaati rambu-rambu lalu
lintas
Memiliki kemampuan Peserta didik/konseli mampu Kiat sukses hidup
memahami dan menerima bermasyarakat
untuk sukses hidup peran sosial pria dan wanita
bermasyarakat dengan norma yang ada di
masyarakat serta berprilaku
sebagai pria dan wanita sesauai
dengan norma masyarakat
Mampu menghidari dari Peserta didik/konseli dapat Tawuran pelajar dan
tawuran pelajar memahami dampak dari akibatnya
tawuran pelajar dan mampu
menghindarinya

Memiliki kemampuan Peserta didik/konseli dapat Membina persahabatan


untuk membina memiliki perasaan positif untuk
persahabatan agar membina persahabatan dengan
tetap langgeng kegiatan positif serta memilki
rencana kegiatan untuk mengisi
kegiatan persahabatan yang
positif
Memiliki kebiasaan Peserta didik/konseli memiliki Kebiasaan antri
untuk antri kebiasaan antri sebagai
pernghargaan atas diri sendiri
dan orang lain
Mengenal bentuk- Peserta didik/konseli mengenal Bentuk-bentuk
bentuk kenakalan bentuk-bentuk kenakalan kenakalan remaja saat
remaja saat ini dan remaja saat ini dan cara ini dan cara
cara mensikapinya mensikapinya mensikapinya
Mampu membangun Peserta didik/konseli mampu Membuat persahabatan
persahabatan yang baik membangun persahabatan yang yang baik melalui
melalui medsos baik melalui medsos medsos

Memiliki kebiasaan Peserta didik/konseli memiliki Kebiasaan


mengucapkan kata kebiasaan mengucapkan kata mengucapkan kata
maaf, tolong dan maaf, tolong dan terimakasih maaf, tolong dan
terimakasih dalam dalam pergaulan terimakasih dalam
pergaulan pergaulan
Mampu menghindari Peserta didik/konseli dapat Dampak pernikahan di
pernikahan dini memahami persiapan penting usia muda
orientasi hidup berkeluarga,
mengetahui bagaimana dampak
dari pernikahan di usia muda
Memiliki pemahaman Peserta didik/konseli memiliki Dampak pacaran
tentang dampak pemahaman tentang dampak dikalangan remaja
pacaran di kalangan pacaran di kalangan remaja
remaja
BELAJAR Memiliki pemahaman Peserta didik/konseli dapat Meningkatkan Motivasi
tentang cara menerapkan sikap dan Belajar
meningkatkan motivasi kebiasaan yang benar dalam
belajar belajar hingga dapat
membangkitkan semangat
belajar

30
Mampu mengevaluasi Peserta didik/konseli mampu Evaluasi prestasi belajar
hasil prestasi belajar mengevaluasi kebiasaan belajar
serta merencanakan
pencapaian prestasi belajarnya
sesuai dengan target yang ingin
Memiliki pemahaman dicapai
Peserta didik/konseli mampu Kiat sukses hadapi ujian
tentang kiat sukses memahami kiat sukses (USBN - UN)
dalam menghadapi menghadapi ujian sekolah
Ujian maupun ujian nasional serta
memilki keyakinan terhadap
kesuksesannya
Memiliki kebiasaan Peserta didik/konseli memiliki Kebiasaan belajar rutin
belajar secara rutin kebiasaan belajar secara rutin
Mampu menghilangkan Peserta didik/konseli mampu Menghilangkan
kebiasaan belajar menghilangkan kebiasaan kebiasaan belajar saat
apabila akan ada tes/ belajar apabila akan ada akan ada ujian
ujian tes/ujian
Memiliki pemahaman Peserta didik/konseli memiliki Syarat-syarat kelulusan
tentang syarat-syarat pemahaman tentang syarat-
kelulusan syarat kelulusan

Mampu meningkatkan Peserta didik/konseli mampu Meningkatkan


konsentrasi belajar meningkatkan konsentrasi konsentrasi belajar
belajar
Mampu mengatasi Peserta didik/konseli mampu Mengatasi kesulitan
kesulitan mempelajari mengatasi kesulitan mempelajari dan
dan memahami mata mempelajari dan memahami memahami mata
pelajaran tertentu mata pelajaran tertentu pelajaran tertentu

KARIR Memiliki kemampuan Peserta didik/konseli mampu Kiat mengelola


untuk mengelola mengelola keuangan saat keuangan saat indekos
keuangan saat indekos indekos

Memiliki ketahanan diri Peserta didik/konseli memiliki Membangkitkan


setiap menghadapi semangat diri saat mengalami semangat diri saat
kegagalan suatu kegagalan mengalami kegagalan

Memiliki keselarasan Peserta didik/konseli mampu Keselarasan cita-cita


cita-cita dengan menyelaraskan cita-cita dengan dengan harapan orang
harapan orang tua harapan orang tua tua
Mengenal lebih dekat Peserta didik/konseli mengenal Mengenal berbagai
dengan berbagai jenis berbagai organisasi yang ada di organisasi yang ada di
organisasi yang ada di masyarakat masyarakat
masyarakat
Memiliki kemantapan Peserta didik/konseli memiliki Mantap pada keputusan
pada keputusan pilihan kemantapan pilihan karir pilihan karir
karir
Memiliki kemauan Peserta didik/konseli memiliki Mantap untuk
untuk melanjutkan kemauan untuk melanjutkan ke melanjutkan sekolah ke
sekolah ke jenjang jenjang yang lebih tinggi jenjang PT
PT

Memiliki pemahaman Peserta didik/konseli memiliki Cara atau strategi


tentang cara atau pemahaman tentang cara atau masuk PTN
strategi masuk PTN strategi masuk PTN

Memiliki rencana karir Peserta didik/konseli mampu Perencanaan karir masa


masa depan memahami pentingnya depan
perencanaan karir serta
memiliki sikap positif dalam
meraih kesuksesan masa depan
Memiliki motivasi untuk Peserta didik/konseli dapat Motivasi sukses dari
sukses belajar tentang kehidupan tokoh inspiratif
mandiri secara emosional, sosial
dan ekonomi dari tokoh
Mengenal Profesi di inspiratifdidik/konseli dapat
Peserta Profesi di Dunia Kerja
Dunia Kerja mengetahui dan memahami
macam-macam profesi yang
ada di dunia kerja

31
Memiliki pemahaman Peserta didik/konseli mampu Pilihan karir setelah
tentang pilihan karir memahami kemampuan, minat lulus SMA
setelah lulus SMA dan bakatnya sehingga dapat
menemukan pilihan studi
lanjutnya
Memiliki pemahaman Peserta didik/konseli mampu Prospek karir
tentang mengenal dan memahami peminatan/jurusan di PT
peminatan/jurusan di PT prospek karir dari setiap
kelompok peminatan atau
jurusan yang ada di PT

J. Rencana Kegiatan/Operasional (Action Plan)


Rencana kegiatan (action plan) bimbingan dan konseling merupakan rencana yang menguraikan
tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang didapat dari hasil assesmen terhadap
kondisi peserta didik/konseli serta standar kompetensi kemandirian Konseli. Rencana kegiatan
bimbingan dan konseling terdiri dari beberapa komponen, yaitu:
a) Bidang layanan
Berisi tentang bidang layanan bimbingan dan konseling
b) Tujuan Layanan
Berisi tentang tujuan yang akan dicapai yang berbasis hasil asesmen, tugas perkembangan atau
standar kompetensi kemandirian Konseli
c) Komponen layanan
Terdiri dari empat komponen yaitu (1) layanan dasar, (2) layanan responsif, (3) peminatan
dan perencanaan individual, (4) dukungan system
d) Strategi layanan
Merupakan kegiatan/strategi layanan yang dilakukan dan disesuaikan dengan komponen
layanan. Contohnya, untuk komponen layanan dasar, strategi layanan yang dapat dilaksanakan
adalah bimbingan
e) Kelas
Berisi kelas yang akan mendapatkan layanan bimbingan dan konseling
f) Materi
Berisi tentang tema/topic materi yang akan dibahas untuk mencapai tujuan
g) Metode
Berisi teknik/strategi kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang akan dilakukan
h) Alat/media
Berisi alat dan media yang akan digunakan misalnya power point presentation (PPT), kertas
kerja dan sebagainya
i) Evaluasi
Berisi jenis dan alat evaluasi yang digunakan untuk memastikan ketercapaian tujuan layanan
j) Ekuivalensi
Berisi penyetaraan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan dengan jumlah jam.

32
33
RENCANA KEGIATAN (ACTION PLAN) BIMBINGAN DAN KONSELING

BIDANG KOMPONEN STRATEGI


LAYANAN PROGRAM LAYANAN KE LAS EVALUASI
TUJUAN LAYANAN MATERI METODE MEDIA EKUIVALENSI

PRIBAD Peserta didik/konseli memiliki Ibadah dengan


kesadaran melakukan Bimbingan X-XII kemauan sendiri Ceramah, Slide Power Proses dan 2 jam
I Dasar
berbagai kegiatan ibadah Klasikal Diskusi Point Hasil
dengan kemauan sendiri
Peserta didik/konseli mampu
memiliki kebiasaan berpikir Bimbingan Berpikir dan bersikap Proses dan
Dasar X-XII Ceramah, Slide Power 2 jam
positif serta mencapai pribadi Klasikal positif Hasil
Diskusi Point
yang mampu berpikir dan
Peserta didik/konseli memiliki
pemahaman dan kesadaran
bahwa menyontek adalah Dasar Bimbingan X-XII Menyontek, Ceramah, Slide Power Proses dan 2 jam
perbuatan tidak baik (tercela), Klasikal penyebab dan Diskusi Point Hasil
memahami penyebab dan
dampak dari perbuatan solusinya
menyontek serta mampu untuk
menghindarinya
Peserta didik/konseli dapat Stress dan cara Ceramah, Slide Power Proses dan
memahami gejala-gejala mengatasinya Diskusi Point Hasil
Dasar Bimbingan X-XII 2 jam
stress serta faktor-faktor
Klasikal
penyebab dan cara
Peserta didik/konseli dapat
mengendalikan emosi dan
memantapkan nilai serta cara Bimbingan Cara mengendalikan Ceramah, Slide Power Proses dan 2 jam
bertingkah laku yang dapat Klasikal emosi Diskusi Point Hasil
diterima dalam kehidupan sosial Dasar X-XII
yang lebih luas
Peserta didik/konseli dapat
mengenal dan memahami tipe- Dasar X-XII
Bimbingan Kepribadian Manusia Ceramah, Slide Power Proses dan 2 jam
tipe kepribadian manusia serta
Klasikal Diskusi Point Hasil
dapat tumbuh menjadi pribadi
yang matang
34
Peserta didik/konseli mampu
memahami pentingnya menjaga Pentingnya
kesehatan tubuh serta dapat Bimbingan X-XII Ceramah, Slide Power Proses dan 2 jam
Dasar
membiasakan pola hidup bersih dan Klasikal menjaga Diskusi Hasil
sehat kesehatan tubuh Point
Peserta didik/konseli memiliki Disesuaika Disesuaikan
kebiasaan hidup bersih dengan Kebiasaan n dengan dengan
Bimbingan pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
membuang sampah pada Dasar X-XII
Kelompok membuang sampah n yang yang
tempatnya Hasil
pada tempatnya digunakan digunakan

Peserta didik/konseli mampu Mengatasi Disesuaika Disesuaikan


menghilangkan kejenuhanya masuk kejenuhan masuk n dengan dengan
Konseling X-XII pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
sekolah Responsif sekolah
Individu n yang yang Hasil
digunakan digunakan

Menghilangkan Disesuaika Disesuaikan


ketergantungan n dengan dengan
Peserta didik/konseli mampu Responsif Konseling X-XII dengan media sosial Proses dan 2 jam
pendekatan pendekatan
meninggalkan ketergantungan Individu (fc, wa, ig, dll) Hasil
yang yang
dengan media sosial (fc, wa, ig, dll)
digunakan digunakan

Peserta didik/konseli mampu Akibat kebiasaan Disesuaika Disesuaikan


menghilangkan kebiasaan keluar keluar malem n dengan dengan
Responsif Konseling X-XII (bermain,beg adang) pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
malem (bermain,begadang) Individu n yang yang Hasil
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli memiliki Menghilangkan rasa Disesuaika Disesuaikan
kemampuan menghilangkan rasa khawatir/takut tidak n dengan dengan
Konseling X-XII dapat lulus sekolah pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
khawatir/takut tidak dapat lulus Responsif
Individu n yang yang Hasil
sekolah digunakan digunakan
Peserta didik/konseli mampu Mengatasivmasalah Disesuaika Disesuaikan
mengatasi masalah dengan anggota dengan anggota n dengan dengan
keluarga di rumah Responsif Konseling X-XII keluarga di rumah pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
Individu n yang yang Hasil
digunakan digunakan

35
Disesuaika Disesuaikan
Peserta didik/konseli dapat Dampak main n dengan dengan
Responsif Konseling X-XII pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
berhenti main game atau games game atau games n yang yang
Individu Hasil
online dalam mengisi waktu online digunakan digunakan
luangnya
Peserta didik/konseli mampu Disesuaika Disesuaikan
mengendalikan ketergantungan Dampak dari n dengan dengan
Responsif Konseling X-XII pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
dengan pada handphone ketergantung an
Individu n yang yang Hasil
pada handphone digunakan digunakan
Disesuaika Disesuaikan
Peserta didik/konseli mampu n dengan dengan
Responsif Konseling X-XII Membangun Rasa pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
meningkatkan rasa percaya diri Individu n yang yang
Percaya Diri Hasil
dengan baik untuk mencapai tujuan digunakan digunakan
hidupnya
Disesuaika Disesuaikan
Tahapan dalam n dengan dengan
Peserta didik/konseli mampu Responsif Konseling X-XII pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
Individu menyelesaian n yang yang
menyelesaikan masalah yang Hasil
masalah digunakan digunakan
sedang dihadapi

SOSIAL Peserta didik/konseli dapat


mengetahui pentingnya komunikasi
untuk menyampaikan pesan, ide Dasar Bimbingan Komunikasi Ceramah, Slide Power Proses dan 2 jam
X-XII
atau gagasan dalam hidup Klasikal efektif Diskusi Point Hasil
bermasyarakat
Peserta didik/konseli dapat
memahami nilai-nilai kehidupan serta
dapat bersosialisasi dan mengambil Dasar Bimbingan X-XII Ceramah, Slide Power Proses dan 2 jam
Nilai-nilai
keputusan berdasarkan nilai-nilai Klasikal Diskusi Point Hasil
atau norma kehidupan Kehidupan
Peserta didik/konseli dapat
memahami pentingnya memiliki
budaya tertib berlalu lintas di jalan Dasar Bimbingan X-XII Etika dan budaya Ceramah, Slide Power Proses dan 2 jam
serta menumbuhkan kesadaran Klasikal tertib berlalu lintas Diskusi Point Hasil
untuk disiplin mentaati rambu- rambu
lalu lintas

36
Peserta didik/konseli mampu Dasar Bimbingan X-XII Kiat sukses hidup Ceramah, Slide Power Proses dan 2 jam
memahami dan menerima peran Klasikal bermasyarakat Diskusi Point Hasil
sosial pria dan wanita dengan norma
yang ada di masyarakat serta
berprilaku sebagai pria dan wanita
sesauai dengan norma masyarakat

Peserta didik/konseli dapat Kelas Tawuran pelajar Ceramah, Slide Power Proses dan
memahami dampak dari tawuran Besar/Lintas dan akibatnya Tanya Point Hasil 2 jam
Dasar X-XII
pelajar dan mampu menghindarinya Kelas jawab

Peserta didik/konseli dapat memiliki


perasaan positif untuk membina
persahabatan dengan kegiatan positif Dasar X-XII Ceramah, Proses dan 2 jam
Bimbingan Membina Slide Power
serta memilki rencana kegiatan Diskusi Hasil
Klasikal persahabatan Point
untuk mengisi kegiatan persahabatan
yang positif
Disesuaika Disesuaikan
Peserta didik/konseli memiliki n dengan dengan
Responsif Konseling Kebiasaan antri pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
X-XII
kebiasaan antri sebagai Individu n yang yang Hasil
pernghargaan atas diri sendiri dan digunakan digunakan
orang lain Bentuk-bentuk Disesuaikan Disesuaikan
kenakalan remaja dengan dengan
Responsif Konseling X-XII saat ini dan cara Proses dan
Peserta didik/konseli mengenal pendekatan pendekatan 2 jam
Individu mensikapinya Hasil
bentuk-bentuk kenakalan remaja yang yang
saat ini dan cara mensikapinya digunakan digunakan
Peserta didik/konseli mampu Membuat Disesuaika Disesuaikan
membangun persahabatan yang persahabatan yang n dengan dengan
Responsif Konseling X-XII baik melalui medsos pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
baik melalui medsos
Individu n yang yang Hasil
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli memiliki Kebiasaan Disesuaika Disesuaikan
kebiasaan mengucapkan kata maaf, mengucapka n kata n dengan dengan
tolong dan terimakasih dalam Responsif Konseling X-XII maaf, tolong dan pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
pergaulan Individu terimakasih dalam n yang yang Hasil
pergaulan digunakan digunakan

37
Peserta didik/konseli dapat
memahami persiapan penting
orientasi hidup berkeluarga, Dasar Bimbingan X-XII Dampak pernikahan Ceramah, Proses dan 2 jam
Slide Power
mengetahui bagaimana dampak dari Klasikal di usia muda Diskusi Hasil
Point
pernikahan di usia muda
Peserta didik/konseli memiliki Disesuaika Disesuaikan
pemahaman tentang dampak Dampak pacaran n dengan dengan
Konseling pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
pacaran di kalangan remaja Responsif X-XII
Individu dikalangan remaja n yang yang Hasil
digunakan digunakan
BELAJAR Peserta didik/konseli dapat
menerapkan sikap dan
kebiasaan yang benar Dasar Bimbingan X-XII Meningkatkan Ceramah, Slide Power Proses dan 2 jam
dalam belajar hingga dapat Klasikal Motivasi Belajar Diskusi Point Hasil
membangkitkan semangat
belajar didik/konseli mampu
Peserta
mengevaluasi kebiasaan belajar serta
merencanakan pencapaian prestasi Dasar Bimbingan X-XII Ceramah, Slide Power Proses dan 2 jam
Evaluasi prestasi
belajarnya sesuai dengan target Klasikal Diskusi Point Hasil
belajar
yang ingin dicapai
Peserta didik/konseli mampu
memahami kiat sukses menghadapi
ujian sekolah maupun ujian nasional Dasar Bimbingan Kiat sukses hadapi Ceramah, Slide Power Proses dan 2 jam
X-XII
serta memilki keyakinan terhadap Klasikal ujian (USBN - UN) Diskusi Point Hasil
kesuksesannya
Disesuaika Disesuaikan
n dengan dengan
Peserta didik/konseli memiliki Konseling X-XII Kebiasaan belajar pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
Responsif
kebiasaan belajar secara rutin Individu rutin n yang yang Hasil
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli mampu Menghilangkan Disesuaika Disesuaikan
menghilangkan kebiasaan belajar kebiasaan belajar n dengan dengan
apabila akan ada tes/ujian Responsif Konseling X-XII saat akan ada ujian pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
Individu n yang yang Hasil
digunakan digunakan

38
Peserta didik/konseli memiliki Disesuaika Disesuaikan
pemahaman tentang syarat-syarat n dengan dengan
Responsif Konseling X-XII Syarat-syarat pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
kelulusan
Individu kelulusan n yang yang Hasil
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli mampu Disesuaika Disesuaikan
meningkatkan konsentrasi belajar n dengan dengan
Responsif Konseling X-XII Meningkatkan pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
Individu konsentrasi belajar n yang yang Hasil
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli mampu Disesuaikan Disesuaikan
mengatasi kesulitan mempelajari dengan dengan
Responsif Konseling X-XII Mengatasi kesulitan Proses dan 2 jam
dan memahami mata pelajaran pendekatan pendekatan
mempelajari dan
tertentu Individu yang yang Hasil
memahami mata
pelajaran tertentu digunakan digunakan

KARIR Peserta didik/konseli mampu Disesuaika Disesuaikan


mengelola keuangan saat Kiat mengelola n dengan dengan
Konseling X-XII pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
indekos Pem&Perenc
Individu keuangan saat n yang yang
Indv Hasil
indekos digunakan digunakan
Peserta didik/konseli memiliki Membangkitkan Disesuaika Disesuaikan
semangat diri saat mengalami suatu semangat diri saat n dengan dengan
Konseling X-XII mengalami pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
kegagalan Pem&Perenc
Individu kegagalan n yang yang Hasil
Indv
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli mampu Keselarasancita-cita Disesuaika Disesuaikan
menyelaraskan cita-cita dengan dengan harapan n dengan dengan
Pem&Perenc Konseling X-XII orang tua pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
harapan orang tua Individu
Indv n yang yang Hasil
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli mengenal Mengenal berbagai Disesuaika Disesuaikan
berbagai organisasi yang ada di organisasi yang ada n dengan dengan
masyarakat Pem&Perenc Bimbingan X-XII di masyarakat pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
Indv Kelompok n yang yang Hasil
digunakan digunakan

39
Peserta didik/konseli memiliki Pem&Perenc Konseling Mantap pada Disesuaika Disesuaikan
kemantapan pilihan karir Indv Individu keputusan pilihan n dengan dengan
X-XII pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
karir
n yang yang Hasil
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli memiliki Mantap untuk Disesuaika Disesuaikan
kemauan untuk melanjutkan melanjutkan n dengan dengan
Pem&Perenc Konseling X-XII pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
ke jenjang yang lebih tinggi sekolah ke jenjang
Indv Individu n yang yang Hasil
PT digunakan digunakan
Peserta didik/konseli memiliki Disesuaika Disesuaikan
pemahaman tentang cara n dengan dengan
Pem&Perenc Konseling X-XII Cara atau strategi pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
atau strategi masuk sekolah masuk PT n yang yang
favorit Indv Individu Hasil
digunakan digunakan
Peserta didik mampu memahami Pem&Perenc Bimbingan Perencanaan karir Ceramah, Slide Power
pentingnya perencanaan karir Indv Klasikal masa depan Diskusi Point Proses dan
serta memiliki sikap positif X-XII 2 jam
dalam meraih kesuksesan masa Hasil
depan
Peserta didik/konseli dapat belajar Pem&Perenc Bimbingan Motivasi sukses dari Ceramah, Slide Power
tentang kehidupan mandiri secara Indv Klasikal tokoh inspiratif Diskusi Point Proses dan
emosional, sosial dan ekonomi dari X-XII 2 jam
tokoh inspiratif Hasil
Peserta didik/konseli dapat Pem&Perenc Bimbingan Profesi di Dunia Kerja Ceramah,
mengetahui dan memahami macam- Indv Klasikal Diskusi Proses dan
macam profesi yang ada di dunia X-XII Slide Power 2 jam
kerja Hasil
Peserta didik/konseli mampu Pem&Perenc Bimbingan
memahami kemampuan, minat dan Indv Klasikal Pilihan karir setelah Proses dan
bakatnya sehingga dapat X-XII Ceramah, Slide Power 2 jam
menemukan pilihan studi lanjutnya lulus SMA Hasil
Diskusi
Konseli mampu mengenal dan Pem&Perenc Bimbingan Prospek karir Ceramah, Slide Power Proses dan
memahami prospek karir dari setiap Indv Klasikal peminatan/jurusan di Diskusi Point Hasil
kelompok peminatan/jurusan yang X-XII PT 2 jam
ada di SMA/MA.

40
K. Sarana, Prasarana dan Pembiayaan
1. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang diperlukan disesuaikan dengan kondisi SMA
Kemala Bhayangkari 4 Waru, Agar layanan Bimbingan dan Konseling berjalan
dengan lancar, maka sarana dan prasarana yang diperlukan sebelum tahun
pelajaran baru sudah dikonsultasikan oleh guru BK/konselor, melalui
Koordinator Bimbingan dan Konseling kepada bagian Sarana . Sarana dan
Prasarana yang diperlukan antara lain:
a. Sarana untuk menunjang pelayanan bimbingan, yaitu:
1) Alat pengumpul data, seperti: Instrumen Tugas Perkembangan, instrumen
penelusuran potensi akademik-bakat-minat-sikap, format-format layanan,
pedoman observasi, pedoman wawancara, angket peminatan (siswa,
orangtua, guru BK), catatan harian, laporan prestasi belajar, kartu
konsultasi, laporan absensi, dsb
2) Alat penyimpan data, seperti: foklder peserta didik, clip kartu konseling,
map peserta didik baru, loker, dsb.
3) Perlengkapan teknis, seperti: buku Satlan BK, buku referensi BK, buku
agenda kerja, buku pedoman/juklak BK, buku informasi (pribadi-sosial-
belajar-karir), modul layanan peminatan, LKS BK.
4) Perlengkapan teknis lainya, seperti: blangko surat, agenda surat, buku
tamu, alat-alat tulis, himpunan data, format-format layanan, dan
sebagainya.
5) Perlengkapan elektronik
- Komputer untuk mengolah data hasil aplikasi instrumen
- Program khusus pengolahan hasil instrumen melalui komputer
- Program khusus BK melalui komputer/internet. Seperti: bimbingan
belajar, informasi lanjutan studi, informasi lowongan kerja dan
sebagainya.
b. Prasarana penunjang layanan bimbingan, antara lain:
1) Ruangan kerja konselor dengan ukuran: 5 x 8 meter
2) Ruang konseling ukuran 5 x 3 meter
3) Satu stel kursi tamu
4) Satu buah lemari
5) Satu buah rak loker-data
6) Tiga buah meja kursi guru
7) Enam buah kursi siswa
8) Papan data, Program dan Papan Pengumuman, whiteboard
9) Jam dinding, Kipas Angin dan Timbangan badan
10) Satu set komputer
11) Perlengkapan lain yang tidak disebutkan satu persatu
c. Pembiayaan
Untuk dapat terselenggara kegiatan-kegiatan yang telah diprogramkan
khususnya kegiatan yang memerlukan biaya/dana, seperti mendatangkan
narasumber tokoh berkarier, transportasi untuk pelatihan/seminar guru-guru
BK, penelusuran tamatan, kunjungan/studi banding, home visit dan lain-lain.
Kebutuhan biaya yang diperlukan untuk melengkapi dan melaksanakan
pelayanan bimbingan dan konseling di SMA Kemala Bhayangkari 4 Waru
tidak mendapat kesulitan, dan anggaran biaya tidak diberikan pertahun
melainkan dapat diambil sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan, termasuk
biaya yang dibutuhkan untuk mengadakan Home Visit (kunjungan rumah),
ATK, dan kegiatan MGBK/seminar, workshop atau lokakarya Bimbingan
dan Konseling.

1
BAB III
EVALUASI PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT

A. Evaluasi
Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling penilaian atau
evaluasi diperlukan untuk memperoleh umpan baik terhadap keefektifan layanan
bimbingan yang telah dilaksanakan. Dengan informasi dapat diketahui sampai
sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
Berdasarkan informasi dapat ditetapkan langkah tindak lanjut untuk memperbaiki
dan mengembangkan program selanjutnya.
Ada tiga macam kegiatan penilaian program bimbingan konseling yaitu:
1. Penilaian Program
Setelah pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dievaluasi, ternyata hasilnya
tidak sesuai dengan yang diharapkan dalam program, maka dianalisa atau
dicari penyebab ketidakberhasilan layanan atau kegiatan Bimbingan dan
Konseling tersebut, dengan melihat hasil penilaian program, apakah terdapat
ketidaksesuaian dengan yang dibutuhkan atau apakah prosesnya atau
pelaksanaannya tidak sesuai dengan waktu, suasana, tempat dan lingkungan.
2. Penilaian Proses
Yang dimaksud dengan penilaian proses adalah untuk mengetahui sampai
sejauh mana keefektifan layanan bimbingan konseling dilihat dari prosesnya.
Layanan bimbingan dan konseling perlu dinilai untuk mengetahui efektifitas
layanan dan dampak positif yang diperoleh siswa. Penilaian proses juga perlu
dilaksanakan yang hasilnya dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas proses
layanan tersebut.
3. Penilaian Hasil
Penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektifan layanan
konseling dilihat dari hasilnya. Penilaian hasil layanan meliputi tiga jenis,
yaitu penilaian segera, penilaian jangka pendek, dan penilaian jangka panjang
yang masing-masing dapat dilaksanakan melalui format lisan dan tertulis.
Misalnya fokus penilaian segera hasil layanan adalah diperolehnya
pemahaman baru, berkembangnya perasaan positif dan rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan pasca layanan demi terentasnya masalah.
Adapun aspek-aspek yang dievaluasi adalah sebagai berikut:
1. Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan
2. Keterlaksanaan program
3. Hambatan-hambatan yang dijumpai
4. Dampak bimbingan konseling terhadap kegiatan belajar mengajar

2
5. Respon siswa, personil sekolah, orang tua dan masyarakat terhadap
layanan bimbingan konseling.
6. Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan
bimbingan konseling, pencapaian tugas-tugas perkembangan dan hasil
belajar.
7. Keberhasilan siswa setelah menamatkan sekolah baik pada studi lanjutan
maupun pada kehidupan di masyarakat.
Sumber informasi untuk evaluasi dapat kita peroleh dari: siswa, orangtua,
Kepala Sekolah, Wali kelas, Guru Mata Pelajaran, para Pengawas atau pejabat
Dinas Pendidikan kota, Organisasi Bimbingan dan Konseling (ABKIN dan
MGBK), perguruan tinggi, dan lain-lain.
Di tingkat sekolah, evaluasi dilakukan oleh Kepala Sekolah dibantu Guru
senior. Penilai di Tingkat kota dilakukan oleh: Pengawas BK atau pejabat yang
berwenang yang ditunjuk Dinas pendidikan.
Penilaian dilakukan melalui teknik: wawancara, observasi, studi dokumenter,
angket, tes analisa hasil kerja siswa. (melalui pemantauan dan/atau pengamatan)
Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu. Kegiatan penilaian
baik mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis untuk kemudian dijadikan
dasar dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program layanan
bimbingan konseling.

B. Pengawasan dan Pelaporan


1. Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dipantau, dievaluasi,
dan dibina melalui kegiatan pengawasan.
2. Pengawasan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan secara:
1) Interen, oleh kepala sekolah.
2) Eksteren, oleh pengawas sekolah bidang bimbingan dan konseling.
3. Fokus pengawasan adalah kemampuan profesional guru BK/konselor dan
implementasi kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang menjadi
kewajiban dan tugas konselor di sekolah.
4. Pengawasan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan secara
berkala dan berkelanjutan.
5. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk
peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling di SMA Kemala Bhayangkari 4 Waru tahun
berikutnya.
6. Hasil penilaian dituangkan dalam form Laporan Hasil Evaluasi Program Kerja
Pelayanan BK.

3
7. Hasil kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dalam
satu semester untuk setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif sebagai
bukti fisik kegiatan pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling.
8. Pelaporan secara berkala dilaksanakan melalui koodinator BK kepada Kepala
Sekolah dengan tidak menutup kemungkinan untuk melaporkan secara lisan
perihal-perihal yang harus diketahui oleh Kepala Sekolah, Wali Kelas dan
guru mata pelajaran pada saat rapat rutin bulanan. Dan hasil analisa ini
dituangkan dalam form Laporan Analisis Hasil Evaluasi.

C. Tindak Lanjut
Bila hasil evaluasi dari layanan Bimbingan dan Konseling tidak memberikan
peningkatan, maka sesuai dengan analisis akan diadakan perbaikan program dan
perbaikan proses untuk program di masa mendatang, yaitu program yang tidak
perlu dicoret dengan menggantinya dengan yang dibutuhkan sesuai dengan
perkembangan siswa. Dan mengenai pelaksanaannya akan sangat memperhatikan
waktu, suasana, tempat dan lingkungan dan kegiatan ini dituangkan dalam Tindak
Lanjut Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling.
Dari hasil evaluasi Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling tahun yang
lalu kiranya sebagai tindak lanjut kami mengembangkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Guru BK/konselor bagi siswa diatur secara berkelanjutan dari mulai masuk
hingga yang bersangkutan menamatkan sekolah di SMA Kemala Bhayangkari
4 Waru.
2. Pelayanan Bimbingan dan konseling secara klasikal diselenggarakan secara
terjadwal sekurang-kurangnya 1 jam setiap minggu setiap kelasnya sesuai
dengan pegangannya kelas masing-masing guru BK/konselor
3. Guru BK/Konselor bertanggung jawab terhadap siswa bimbingannya perihal
administrasi layanan BK yang bersangkutan.
4. Pengembangan Diri siswa diselenggarakan melalui kerja sama guru
BK/konselor dengan Wakil Kepala Sekolah terutama bidang kurikulum dan
kesiswaan yang programnya disesuaikan dengan bakat, minat siswa yang
diidentifikasi melalui angket peminatan siswa dalam meilih arah peminatan
studi, pendalaman mata pelajaran, dan peminatan kegiatan pengembangan diri
ekstrakurikuler (nonakademik).

4
BAB IV
PENUTUP

Layanan bimbingan dan konseling yang efektif tidak mungkin terlaksana


dengan baik tanpa adanya kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait, baik di
dalam maupun di luar sekolah.
Untuk menjamin terlaksananya layanan bimbingan dan konseling secara tepat
diperlukan pengawasan baik secara teknis maupun administratif. Pengawasan
dilakukan oleh pengawas khusus yang profesional, artinya mengerti dan
memahami profesi bimbingan dan konseling secara keseluruhan.
Demikian program ini kami susun dan kami menyadari bahwa program ini
masih belum sempurna, namun tahap demi tahap kami bertekad untuk
mengadakan evaluasi demi tercapainya visi, misi, dan tujuan yang diharapkan.
Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Kepala
Sekolah dan Pengawas Sekolah yang telah memberikan pengarahan demi
perbaikan dan keberhasilan layanan bimbingan dan konseling di SMA Kemala
Bhayangkari 4 Waru ini. Semoga program kerja bimbingan dan konseling ini
bermanfaat bagi semua yang berkepentingan.
Amiin Yaa Allah Robbal Alamiin.

Sidoarjo, Agustus 2020

Anda mungkin juga menyukai