Disusun oleh:
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun program Bimbingan dan Konseling tahun pelajaran
2020/2021. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 111 Tahun 2014 tentang bimbingan
dan konseling pada pendidikan dasar.
Penyusunan program Bimbingan dan Konseling ini di dahului dengan menyusun angket kebutuhan
yang telah di sesuaikan dengan kondisi kebutuhan di sekolah, agar dapat memenuhi kebutuhan peserta
didik dan pihak-pihak lain yang terkait. Kami berharap buku program pelayanan Bimbingan dan
Konseling ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Kritik dan saran sangat kami perlukan.
Kami berharap buku program pelayanan Bimbingan dan Konseling ini dapat bermanfaat untuk
kita semua. Kritik dan saran sangat kami perlukan dari teman-teman guru Bimbingan dan Konseling
untuk peningkatan mutu dalam menyusun buku program Bimbingan dan Konseling yang akan datang.
Akhirnya kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada semua pihak yang membantu
mudah-mudahan segala bantuan yang diberikan kepada kami menjadi pahala dan mendapat imbalan
pahala yang sepantasnya dari Tuhan YME. Amin.
Hormat Kami
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasional
Salah satu peran Guru BK/Konselor di sekolah dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013
adalah mengembangkan program Bimbingan dan Konseling (BK) secara terintegrasi dan
terkoordinasikan dengan baik. Jika koordinator BK yang diberikan kewenangan kebijakan di
sekolah dalam menatakelola BK tidak berjalan kondusif, maka program BK sulit diwujudkan
dengan baik. Untuk itu kebijakan program BK jangan sampai terpisah-pisah atau mengabaikan
kebijakan program pendidikan lainnya di sekolah, seperti kebijakan tentang program pembelajaran
baik akademik maupun non akademik, program kesiswaan, serta program manajemen pendidikan di
sekolah lainnya.
Semua komponen program BK harus terintegrasi, terkoordinasi dan saling mendukung satu sama
lain dan terarah pada tujuan akhir yang sama, yaitu perkembangan peserta didik secara optimal
dalam berbagai aspek (fisik, intelektual, bakat, peminatan, rencana studi, karir, dsb.) sesuai dengan
tingkat perkembangan dan peluang lingkungannya. Pengelola sekolah harus memiliki kesamaan
sikap dan orientasi yang sama tentang kemajuan mutu yang ingin dicapai oleh sekolah secara
keseluruhan. Kebijakan pimpinan sekolah dalam hal program BK sebaiknya ditetapkan berdasarkan
atas pemahaman tentang hasil analisis potensi peserta didik dan karakteristik lingkungan Provinsi
Banten serta sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional, juga ketersediaan
sarana dan prasarana penunjang belajar dan pembelajaran yang memadai di sekolah.
Untuk itu dalam penyusunan program BK dalam Kurikulum 2013, struktur dan isi/materi
programnya bersifat fleksibel, harus disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan peserta didik
berdasarkan hasil penilaian kebutuhan (needs assessment) di sekolah.
2. Landasan Konseptual
Landasan konseptual ini berdasarkan kepada manusia yang secara hakiki sebagai pribadi dan
sebagai makhluk sosial, diantaranya:
a. Landasan Filosofis
1) Manusia sebagai makhluk sosial yang educable perlu mendapatkan pendidikan untuk
menjadikannya manusia dewasa dan mandiri. Manusia juga makhluk unik yang berbeda
antara satu dan lainnya dalam berbagai hal.
2) Bimbingan dan konseling adalah profesi yang menekuni masalah sikap, kepribadian,
serta keunikan manusia berupaya menelusuri dan mewujudkannya menuju kedewasaan
dan kemandirian sesuai bakat, minat serta keunikan tersebut.
3) Arah peminatan adalah program yang dipilih peserta didik berdasarkan bakat, minat,
serta keunikannya meraih perestasi yang bermakna bagi diri dan masa depannya.
b. Landasan Religius
Sebagai mahluk ciptaan Allah SWT. Tuhan yang telah menunjukkan bahwa agama adalah
pedoman bagi kehidupan seluruh manusia, maka agama merupakan acuan untuk
melaksanakan kaidah-kaidah (aturan-aturan hukum) keimanan dan ketaqwaan terhadap
Allah Tuhan YME
c. Landasan Psikologis
Manusia sebagai pribadi memiliki dan membawa “potensi” yang beragam dengan
kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Secara psikologis layanan bimbingan dan
konseling di sekolah merupakan usaha membantu peserta didik menjalani tugas-tugas
perkembangannya secara memadai.
Adapun tugas perkembangan peserta didik SMA, antara lain:
1) Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.
2) Mencapai kematangan dalam hubungan dengan teman sebaya, serta kematangan dalam
perannya sebagai pria dan wanita
3) Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat.
4) Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan program
kutikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam
kehidupan yang lebih luas.
5) Mencapai kematangan dalam pilihan karir.
6) Mencapai kematangan gambar dan sikap tentang kehidupan mandiri, secara emosional,
sosial, intelektual dan ekonomi.
7) Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
8) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi sosial dan intelektual serta apresiasi seni.
9) Mencapai kematangan dalam system etika dan nilai.
4
d. Landasan Sosial Budaya
1) Bangsa Indonesia menjunjung tinggi nilai-nilai adat ketimuran juga menjunjung tinggi
“budi pekerti” luhur dan kesantunan serta keramahan, syarat dengan tradisi penuh
makna, keragaman budaya bangsa dan negara perlu dipatenkan dan dilestarikan agar
eksistensi bangsa dapat dipertahankan.
2) Bangsa Indonesia juga terdiri dari berbagai suku dan agama namun ada dalam satu
naungan yaitu Pancasila, kendatipun berbeda namun tetap berada dalam kesatuan
Republik Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika.
e. Landasan Ilmiah dan Teknologi
Lembaga pendidikan merupakan lingkungan yang menanamkan ilmu pengetahuan
(knowledge/kognitif), skill (keterampilan) dan peneneman sikap serta nilai-nilai
(afektif/attitude dan values) didukung teknologi pembelajaran yang menunjang lingkungan
pada lembaga pendidikan adalah “ramah” transformasi ilmu secara ilmiah melalui
pemanfaatan.
f. Landasan Pedagogik
1) Pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, jejaring berbasis alat multimedia
dan interaktif.
2) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik.
3) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan
jamak
4) Pola pasif menjadi pembelajaran kritis yang aktif-mencari dan berbasis kelompok
(team-work)
5) Pola pembelajaran dengan penerapan didaktik metodik yang tepat agar peserta didik
dapat mengembangkan kemampuan berfikir holistik, kreatif, objektif, inovatif dan logis
sehingga merasa “nyaman” di kelas/di ruang BK yang pada akhirnya memacu peserta
didik untuk mengoptimalkan potensi dan mengembangkan dirinya.
6
a. Sasaran layanan; (1) melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku,
agama dan status sosial ekonomi, (2) memperhatikan tahapan perkembangan individu, (3)
perhatian adanya perbedaan individu “individual defferencies” dalam layanan.
b. Permasalahan yang dialami individu/konseli; (1) smenyangkut pengaruh kondisi mental
maupun fisik individu terhadap penyesuaian pengaruh lingkungan baik di rumah, di sekolah
dan masyarakat sekitar, (2) Timbulnya masalah pada individu oleh karena adanya
kesenjangan sosial ekonomi dan budaya.
c. Program Pelayanan BK; (1) BK bagian integral dari upaya pendidikan dan pengembangan diri
konseli, (2) harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan konseli maupun lingkungan, (3)
untuk SMA disusun dengan mempertimbangkan adanya tahapan perkembangan individu, (4)
perlu diadakan penilaian hasil layanan.
d. Tujuan dan pelaksanaan pelayanan; (1) diarahkan untuk pengembangan individu yang
akhirnya mampu secara mandiri, (2) pengambilan keputusan yang diambil oleh konseli
hendaknya atas kemauan diri sendiri, (3) permasalahan individu dilayani oleh tenaga
ahli/profesional yang relevan dengan permasalahan individu, (4) perlu adanya kerja sama
dengan personil sekolah dan orangtua siswa serta bila perlu dengan pihak lain yang
berkewenangan dengan permasalahan individu, (5) proses pelayanan BK melibatkan individu
yang telah memperoleh hasil pengukuran dan penilaian layanan.
2. Asas-asas pelayanan bimbingan dan konseling: Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan
bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh diwujudkannya asas-asas kerahasiaan,
kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan,
kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus, dan tut wuri handayani.
a. Asas kerahasiaan, untuk menjaga kerahasian peserta didik (klien) guru pembimbing/konselor
berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga
kerahasiaanya benar-benar terjamin.
b. Asas Kesukarelaan, guru pembimbing/Konselor berkewajiban membina dan mengembangkan
kesukarelaan peserta didik dalam mengikuti layanan yang diperlukannya.
c. Asas keterbukaan, guru pembimbing/Konselor berkewajiban mengembangkan keterbukaan
peserta didik (klien).
d. Asas Kegiatan, guru pembimbing/Konselor perlu mendorong peserta didik untuk aktif dalam
setiap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukkan baginya.
e. Asas Kemandirian, guru pembimbing/Konselor hendaknya mampu mengarahkan segenap
layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan bagi berkembangnya kemandirian
peserta didik.
f. Asas Kekinian, asas yang mengacu pada obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling
pada permasalahan peserta didik (klien) dalam kondisi sekarang.
g. Asas Kedinamisan, isi layanan terhadap sasaran layanan (klien) hendaknya selalu bergerak
maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan
tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
h. Asas keterpaduan, adanya kerja sama antara guru pembimbing/konselor dan pihak-pihak yang
berperanan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling.
i. Asas Kenormatifan, segenap layanan bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan
dengan nilai dan norma yang ada.
7
j. Asas Keahlian, layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar
kaidah-kaidah profesional.
k. Asas Alih tangan kasus, layanan yang dilakukan bila pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu
permasalahan peserta didik (klien) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang
lebih ahli.
l. Asas Tut Wuri Handayani, dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa
aman), mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan serta
kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju.
G. Struktur Program
Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan usaha membantu peserta didik dalam
pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar serta perencanaan dan
pengembangan karir. Pelayanan Bimbingan dan Konseling memfasilitasi pengembangan peserta
ddik, secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat,
perkembangan, kondisi, Serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu
mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.
Muro & Kottman (1995) mengemukakan struktur program bimbingan dan konseling
diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan: 1) Layanan dasar bimbingan, 2) Layanan
responsive, 3) Perencanaan individual, dan 4) Dukungan system.
1. Layanan Dasar
Merupakan proses pemberian bantuan kepada peserta didik secara sistematis melalui
kegiatan-kegiatan klasikal atau kelompok. Layanan dasar bimbingan merupakan inti dari
pendekatan perkembangan yaitu layanan bantuan bagi seluruh siswa (for all) melaui kegiatan-
kegiatan kelas atau di luar kelas, yang disajikan secara sistematis, dalam rangka membantu
peserta didik mengembangkan potensinya secara optimal. Layanan dasar bimbingan diberikan
melaui jenis-jenis layanan pemberian informasi dan diskusi atau sharing pendapat (brain-
storming).
Pemberian informasi dan diskusi ini berkaitan dengan aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan
karir, Layanan pemberian informasi akan berguna bagi pengembangan diri, penyesuaian diri, dan
pengambilan keputusan. Layanan diskusi atau curah pendapat dapat memfasilitasi para peserta
didik untuk belajar menghargai pendapat orang lain, bersikap respek terhadap orang lain dan
membanggakan kepercayaan dirinya.
Layanan dasar bertujuan untuk membantu semua peserta didik agar memperoleh
perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, memperoleh keterampilan dasar
hidupnya. Tujuan layanan dasar ini dapat juga dirumuskan sebagai berikut:
a. Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan,
sosial budaya, dan agama).
b. Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau
seperangkat tingkah laku tepat (memadai) bagi penyesuaian dirinya dengan lingkungannya.
c. Mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya
Strategi pelaksanaan layanan dasar dapat dilakukan baik melalui kontak langsung maupun tidak
langsung. Strategi ini dapat dilakukan melalui pelayanan klasikal, orientasi, informasi, bimbingan
8
kelompok, dan pelayanan pengumpulan data. Masing-masing strategi tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Bimbingan Klasikal
Bimbingan klasikal adalah proses memfasilitasi perkembangan konseli (peserta didik) dengan
cara melakukan kontak langsung di kelas secara terjadwal dalam bentuk diskusi kelas atau
brain storming (curah pendapat).
Tujuan bimbingan klasikal adalah sebagai berikut: (1) memfasilitasi konseli menemukan
alternatif pemecahan masalah, (2) menjaga diri agar tidak bermasalah, (3) menemukan
alternatif pengembangan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki, (4) memfasilitasi konseli
memperoleh penguatan atas perilaku positif yang dilakukannya, (5) memfasilitasi konseli agar
dapat mengembangkan potensi, (6) tanggung jawab, (7) hubungan interpersonal, (8) motivasi,
(9) komitmen, dan (10) daya juang serta pengembangan karir.
Adapun jenis layanan yang diberikan dalam bimbingan klasikal berupa:
1) Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah suatu kegiatan yang memungkinkan konseli dapat memahami dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan, iklim, dan budaya sekolah. Melalui layanan orientasi
peserta didik diharapkan mengenal lingkungan, personel sekolah (Kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, dewan guru, pegawai tata usaha, petugas laboratorium, petugas perpustakaan,
pengurus OSIS, dan lain-lain), kegiatan di sekolah, dan budaya sekolah tempat siswa belajar.
2) Layanan Informasi
Layanan informasi adalah pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang
bermanfaat bagi konseli melalui komunikasi langsung maupun tidak langsung. Layanan
informasi bertujuan membantu peserta didik memperoleh informasi yang berkenaan dengan
pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Berikut ini merupakan materi pengembangan layanan informasi:
a) Informasi pengembangan potensi, kemampuan, dan kondisi pribadi antara lain sebagai
berikut: Kecerdasan, Bakat, Minat, Karakteristik pribadi, pemahaman diri, Tugas
perkembangan, Gejala perkembangan tertentu, Perbedaan individual, Keunikan diri, dan
sebagainya.
b) Informasi potensi, kemampuan dan kondisi hubungan sosial antara lain sebagai berikut
Pemahaman terhadap orang lain, Kiat berteman, Hubungan antar remaja, Hubungan dalam
keluarga, Hubungan dengan guru, orangtua dan pimpinan masyarakat, Data sosiogram,dll
c) Informasi tentang potensi, kemampuan, kegiatan dan hasil belajar antara lain sebagai
berikut: Kiat belajar, Kegiatan belajar di dalam kelas, Belajar kelompok, Belajar mandiri,
Hasil belajar mata pelajaran, Persiapan ujian.
d) Informasi tentang potensi, kemampuan, arah, dan kondisi karir antara lain sebagai berikut:
Hubungan antara bakat, minat, pekerjaan dan pendidikan, Persyaratan karir, Pendidikan
umum dan pendidikan kejuruan, Informasi karir/pekerjaan/pendidikan
b. Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah pelayanan yang diberikan oleh konselor kepada peserta didik
melalui kelompok kecil (5 sampai dengan 10 orang). Tujuan bimbingan kelompok adalah
merespon kebutuhan dan minat peserta didik mengenai masalah yang bersifat umum yang
dirasakan sebagai masalah bersama.
9
2. Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki kebuthan atau
masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera. Layanan ini bertujuan untuk membantu
para siswa dalam memiliki kebutuhan yang dirasakan pada saat ini, atau para siswa yang
dipandang mengalami hambatan (kegagalan) dalam menyelesaikan tugas-tugas
perkembangannya. Selain itu juga bertujuan membantu para pesera didik agar dapat memenuhi
kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dihadapinya, baik berupa hambatan atau
kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Indikator dari kegagalan itu berupa
ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri atau perilaku yang bermasalah (maladjustment)
Layanan responsif dapat dilakukan dengan beberapa strategi antara lain melalui konseling
individual, konseling kelompok, referal, kolaborasi, bimbingan teman sebaya, konferensi kasus,
dan kunjungan rumah. Masing-masing srtategi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Konseling Individual
Konseling individual adalah proses memfasilitasi konseli agar mampu menyadari dan
berkomitmen terhadap pentingnya keluar dari masalah, menjaga diri agar tidak bermasalah, dan
pentingnya pengembangan diri melalui komunikasi konseling baik secara berhadapan maupun
melalui media.
Tujuan konseling individual adalah membantu konseli dalam mengidentifikasi masalah yang
dihadapinya, membantu konseli dalam menemukan penyebab masalah membantu konseli
dalam menemukan alternatif pemecahan masalah dan membantu konseli mengambil keputusan
secara tepat.
Prediksi masalah dalam konseling individual adalah kurangnya pemahaman konseli
mengenai potensi diri, ketidakmampuan konseli dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosial, kurang motivasi dan solusi dalam menghadapi permasalahan belajar, dan konseli merasa
perlu mendapatkan pengarahan dalam perencanaan karir.
b. Konseling Kelompok
Konseling kelompok merupakan jenis layanan yang memungkinkan konseli memperoleh
kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialaminya melalui dinamika
kelompok. Tujuan dari konseling kelompok adalah mengurangi rasa canggung dalam
mengungkapkan permasalahan, meminimalisir beban yang diderita konseli, memunculkan
alternatif penyelesaian masalah yang lebih variatif, dan membantu mengentaskan persoalan
berat yang dialami konseli.
Prediksi masalah dalam konseling kelompok adalah sejumlah peserta didik yang memiliki
permasalahan yang sama (disadari atau tidak disadari), konseli yang memiliki masalah dengan
teman di sekolahnya, dan masalah yang meliputi permasalahan pribadi, sosial, belajar, dan
karir
c. Referal
Referal yaitu kegiatan atau proses mengalihtangankan kasus dari konselor kepada pihak
yang lebih kompeten baik internal maupun eksternal. Tujuannya adalah agar konseli mendapat
pennganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialaminya, dengan jalan
memindahkan penanganan kasus dari satu pihak kepada pihak lain yang lebih ahli/kompeten.
10
d. Konferensi Kasus
Konferensi kasus yaitu pembahasan permasalahan secara spesifik. Peserta didik tertentu
dalam suatu forum diskusi yang dihadiri oleh pihak-pihak terkait (seperti konselor sebagai
penyelenggara, wali kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah, orang tua dan tenaga ahli
lainnya) untuk memudahkan terentaskannya permasalahan yang dihadapi konseli. Tujuan dari
konferensi kasus adalah terhimpunnya data dan keterangan yang relevan, jelas, mendalam, dan
konperhensif tentang permasalahan konseli kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau yang
bersangkutan, sehingga penanganan masalah itu menjadi lebih mudah dan tuntas.
e. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah yaitu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh berbagai keterangan
(data) yang diperluan dalam pemahaman lingkungan dan permasalahan konseli, yang ditujukan
untuk pembahasan serta pengentasan permasalahan konseli. Kunjungan rumah memiliki tujuan
sebagai berikut:
1) Untuk memperoleh berbagai keterangan tambahan yang diperlukan dalam memahami
lingkungan dan permasalahan konseli terutama mengenai keadaan orang tua/keluarganya.
2) Untuk mengkomunikasikan kepada orang tua tentang permasalahan yang sedang dihadapi
konseli.
3) Membangun komitmen orang tua terhadap pembahasan dan pengentasan permasalahan
konsel
3. Layanan Perencanaan Individual
Layanan perencanaan individual dapat diartikan sebagai layanan bantuan kepada semua siswa
agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman
akan kekuatan dan kelemahan dirinya. Layanan ini bertujuan membantu siswa membuat dan
mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karir dan sosial pribadinya Membantu siswa
memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri, kemudian merencanakan
dan mengimplementasikan rencana- rencana itu sesuai pemantauan dan pemahamannya.
Selain itu layanan ini juga bertujuan untuk membimbing siswa agar memiliki kemampuan
untuk memutuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap dirinya, baik menyangkut
aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Juga dapat belajar memantau dan memahami
perkembangan dirinya. Dapat melakukan kegiatan atau tindakan berdasarkan pemahamannya
atau tujuan yang telah dirumuskan secara proaktif.
Adapun isi layanan perencanaan individual, sebagai berikut:
a. Bidang pendidikan dengan topik-topiknya belajar yang efektif, belajar memantafkan
program keahlian yang sesuai denganbakat, minat, dan karakteristik kepribadian lainnya.
b. Bidang karir dengan topik-topiknya mengidentifikasi kesempatan karir yang ada di
lingkungan masyarakat, mengembangkan sikap yang positif terhadap dunia kerja dan
merencanakan kehidupan karirnya.
c. Bidang sosial-pribadi yang topik-topiknya adalah mengembangkan konsep diri yang positif,
mengembangkan keterampila-keterampilan sosial yang tepat, belajar menghindari konflik
dengan teman, dan belajar memahami perasaan orang lain.
11
H. Format Program
1. Program Kerja Umum, yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing tingkatan kelas di sekolah. Yang terdiri atas
program tahunan, semesteran, bulanan, mingguan dan harian dalam bentuk Satuan kegiatan
layanan Bimbingan dan Konseling (Satlan-BK atau RPL/SKL-BK) dan dilaksanakan sesuai
dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait. Rencana
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling ini meliputi kegiatan di dalam kelas dan di luar
kelas untuk masing-masing kelas peserta didik yang menjadi tanggung jawab Guru BK/konselor
masing-masing tingkatan kelas di sekolah.
2. Program Kerja Khusus Peminatan, yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling yang
dilaksanakan mulai siswa diterima di kelas X (sepuluh)
12
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
1 2 3 4
1 Layanan Orientasi 2 - - - *
2 Layanan Informasi 1 2 1 1 *
3 Layanan Penepatan/Penyaluran - - 2 - *
4 Layanan Pembelajaran - 1 - 2 **
5 Layanan Konseling Perorangan 3 3 3 3 *
6 Layanan Bimbingan Kelompok 4 4 4 4 *
7 Layanan konseling Kelompok 2 2 2 2 ***
8 Aplikasi Instrumentasi 2 2 2 2 ****
9 Himpunan Data - - - - *****
10 Konferensi Kasus - - - - ***
11 Kunjungan Rumah 1 1 1 1 ****
14
12 Alih Tangan Kasus - - - - ******
JUMLAH 15 15 15 15
Keterangan:
* : Kemungkinan dilaksanakan di ruang kelas
** : Dilaksanakan di ruang BK
*** : Bekerja sama dengan pihak lain ((wali kelas, guru mata pelajaran)
**** : Kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahun
***** : Dilaksanakan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan
****** : Beban tugas maksimal guru BK dengan siswa asuh lebih dari 250 orang
adalah 30 jam dan dihargai sama dengan 15 kegiatan
Dari matrik di atas disusun Perencanaan Program Pelayanan BK berupa Satuan kegiatan
layanan (SKL-BK/Satlan-BK) untuk Program Harian, Mingguan dan Bulanan. Setelah itu Guru
BK/Konselor membuat Agenda Kerja Guru BK baik untuk kegiatan klasikal/kelompok maupun
individual, baik kegiatan di kelas maupun di ruang konseling.
Berdasarkan data hasil identifikasi kebutuhan dan/atau masalah siswa yang tertuang pada
program tahunan, guru BK membuat prioritas layanan untuk siswa yang mendesak dikonseling
dan mencatat hasilnya pada Kartu Konseling. Selain kebutuhan layanan yang mendesak layanan
bimbingan melalui program harian, mingguan dan bulanan juga bersifat insidentil atas kemauan
siswa yang bermasalah, baik masalah pribadi, belajar, sosial, karir, keluarga, ekonomi,
kesehatan, dan masalah lainnya.
Layanan konseling juga dapat dilakukan bagi siswa yang mendapatkan rekomendasi dari
guru piket, guru mata pelajaran ataupun wali kelas. Jika hasil konseling melibatkan orang tua
siswa, guru BK berkoordinasi dengan bagian TU, bagian Kesiswaan untuk mengundang orang
tua siswa terkait. Guru BK menjelaskan dari hasil konseling terkait kepada orang tua agar dapat
bekerja sama melakukan pembinaan dari hal yang dikeluhkan siswa. Guru BK
mengkoordinasikan kepada walikelas dan guru mata pelajaran untuk membantu memantau siswa
dengan status out standing student (bermasalah).
Jika diperlukan, oleh karena ketidakmampuan orang tua datang ke sekolah (dengan alasan
ekonomi dan kesehatan atau beberapa kali dipanggil tidak datang) wali kelas mencari informasi
berkunjung ke rumah orang tua siswa (Home Visit). Home visit juga bisa dilaksanakan apabila
dibutuhkan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi siswa (misal: ketidak
hadiran).
Jika masalah tidak terselesaikan karena memerlukan pendapat/perhatian dari guru lain yang
terkait maka diadakan konferensi kasus bersama orang tua siswa, bahkan jika diperlukan juga
melibatkan Waka Bidang Kesiswaan serta Kepala Sekolah.
Sekiranya masalah siswa yang memerlukan penanganan khusus seperti dari Dokter,
Psikolog, Kepolisian maka siswa dialihtangankan (Referal) kepada yang berwenang di antara
tersebut di atas dengan mengisi formulir.
Layanan BK yang telah dilaksanakan dituangkan dalam formulir rekap pelaksanaan program
layanan Bimbingan dan Konseling. Berupa Laporan harian, mingguan dan bulanan.
2. Program Semester
15
Program semester merupakan rekapitulasi dari perkiraan program kegiatan
harian/mingguan/bulanan. Yang tentu saja disesuaikan dengan situasi kondisi dan kebutuhan
siswa masing-masing.
Penyusunan program untuk semester sepenuhnya diserahkan kepada guru BK masing-
masing kelas dengan mengacu kepada kegiatan layanan dan volume kegiatan/mingguan dalam
program kegiatan harian.
Untuk mengamati tingkah laku siswa terkait dengan tingkah lakunya baik di kelas maupun
di luar kelas guru BK berkoordinasi dengan guru-guru mata pelajaran dengan mengisi formulir
pedoman observasi.
Untuk lebih menjelaskan mengenai kegiatan layanan yang akan dilaksanakan oleh guru BK
masing-masing kelas, maka selain garis besar program semester, akan dijabarkan pula masing-
masing kegiatan layanan tersebut kedalam bentuk satuan kegiatan layanan, dan bentuk satuan
kegiatan pendukung untuk masing-masing kegiatannya. Berdasarkan layanan bimbingan yang
tersedia dalam setiap semester tersebut, Koordinator BK menyusun personel BK yang terdiri dari
guru BK beserta pembagian tugasnya. Setiap guru BK membuat satuan kegiatan layanan
bimbingan dan konseling (Satlan-BK) yang selanjutnya diajukan kepada kepala sekolah untuk
mendapatkan persetujuan.
Untuk kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling di kelas dilaksanakan secara terjadwal
berdasarkan kondisi sekolah, dengan ketentuan:
a. Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk menyelenggarakan bimbingan
klasikal, layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan
instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas.
b. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah minimal 1 (satu) jam per kelas per minggu dan
dilaksanakan secara terjadwal.
c. Di luar jam pembelajaran terjadwal, dilakukan untuk menyelenggarakan layanan layanan
orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan mediasi,
konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan
kepustakaan, dan alih tangan kasus, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar
kelas.
d. Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/di luar jam pembelajaran
ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam kelas.
e. Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di luar jam pembelajaran sekolah maksimum
50% dari seluruh kegiatan pelayanan konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan
sekolah.
f. Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di dalam
kelas dan di luar kelas setiap minggu diatur oleh konselor dengan persetujuan pimpinan
sekolah.
Berdasarkan program kerja tersebut koordinator BK membuat jadwal kegiatan layanan
bimbingan dan konseling per semester yang memuat program bulanan tentang operasional
pelayanan bimbingan dan konseling. Volume keseluruhan kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling dalam satu minggu minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor di sekolah
18-24 jam, atau 150-250 siswa per tahun. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling berbobot ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran.
16
3. Program Tahunan
Setiap awal tahun pelajaran baru, Koordinator BK membuat perencanaan program layanan
Bimbingan dan Konseling, berdasarkan hasil analisa assesmen kebutuhan layanan kepada peserta
didik, yang selanjutnya diajukan kepada kepala sekolah untuk mendapatkan persetujuan. Need
assessment dimaksud diperoleh melalui aplikasi instrumentasi atau kegiatan pendukung layanan
bimbingan konseling dengan menggunakan:
Angket Siswa dan orang tua
ATP/ITP
Daftar Cek Masalah
Peta Siswa dan Peta Rawan Kelas
Sosiometri: Lembar Isian Sosiometri, Tabel Sosiometri, dan Lembar Sosiogram.
Program layanan Bimbingan dan Konseling yang telah disetujui dan disahkan kepala sekolah
akan menjadi program kerja operasional Bimbingan dan Konseling. Program Kerja Tahunan
bimbingan dan konseling ini dibuat semata-mata sebagai pola atau acuan umum bagi pelaksanaan
program satuan layanan atau satuan pendukung.
Oleh karena program-program satuan layanan dan satuan pendukung merupakan wujud nyata
dari kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik dengan segala karakteristik
dan kebutuhannya, maka uraian kegiatan yang tertuang dalam program kerja tahunan ini mungkin
saja dalam pelaksanaannya di lapangan akan disesuaikan oleh guru BK dengan program harian,
mingguan atau bulanan melalui satuan kegiatan layanan dan satuan kegiatan pendukung yang
disesuaikan dengan situasi, kondisi dan kebutuhan siswa saat ini.
Untuk program khusus BK arah peminatan peserta didik, terlebih dahulu guru BK memberikan
angket tentang program peminatan yang akan dipilih siswa sesuai bakat, minat dan kemampuan
prestasi belajar siswa. Kemudian angket tersebut direkap dalam form data minat dan kemampuan
siswa sebagai salah satu pertimbangan dalam kriteria peminatan. Rekapitulasi data peminatan
kemudian diserahkan kepada bidang akademik/kurikulum yang berhubungan dengan peminatan,
wali kelas dan bidang kesiswaan. Substansi program pelayanan peminatan ini sesuai dengan arah
dan bidang layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan, dan
volume/beban tugas konselor.
Program bimbingan dan konseling yang berkaitan dengan pelayanan peminatan seyogyanya
memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antar arah peminatan, pendalaman
kelompok mata pelajaran dan/atau lintas peminatan, serta antar jenjang kelas. Serta
mensinkronisasikan program pelayanan bimbingan dan konseling dengan kegiatan pembelajaran
akademik dan kegiatan ekstrakurikuler (nonakademik), serta mengefektifkan dan mengefisienkan
penggunaan fasilitas sekolah.
Untuk melengkapi data keperluan konseling pada umumnya dan arah peminatan akademik pada
khususnya, guru BK berkoordinasi dengan bagian kesiswaan, kurikulum dan wali kelas untuk
memperoleh data sebagai berikut:
Data ketidakhadiran siswa: Absensi
Data kejadian/pelanggaran tata tertib: Surat Panggilan, Surat Perjanjian, Konfrensi Kasus, Studi
kasus, dll.
Data hasil Psikotes: Hasil Tes IQ, bakat, minat, dan kepribadian
17
Data nilai UN (SMP/MTs), dan nilai raport hasil belajar SMP/MTs.
Data nilai semester Nilai Prestasi Hasil Belajar di SMA
19
Secara umum strategi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling (BK) didasarkan pada
kebutuhan dan permasalahan yang secara aktual obyektif dan asumtif prediktif dirasakan dan
dihadapi oleh siswa. (Suharso: 2009). Aktual obyektif artinya kebutuhan dan permasalahan siswa
yang diperoleh dari hasil aplikasi instrumentasi baik dengan test maupun non tes. Sedangkan asumtif
prediktif diperoleh dari hasil evaluasi program tahun yang lalu dan diperkirakan dibutuhkan oleh
siswa untuk dimasukkan dalam program.
1. Personil Pelaksana Kegiatan dan Subyek Sasaran Layanan
Pada tahun pelajaran 2020/2021, personil pelaksana kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling
di SMA Kemala Bhayangkari 4 Waru berjumlah 1 orang:
a. Pelaksana kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling adalah Guru BK atau konselor
sekolah
b. Guru BK/Konselor pelaksana kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah wajib:
1) Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya pelayanan profesional
bimbingan dan konseling.
2) Merumuskan dan menjelaskan peran profesional konselor kepada pihak-pihak terkait,
terutama peserta didik, pimpinan sekolah, sejawat pendidik, dan orang tua.
3) Melaksanakan tugas pelayanan profesional bimbingan dan konseling yang setiap kali
dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan, terutama pimpinan sekolah, orang
tua, dan peserta didik.
4) Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan kegiatan pelayanan
profesional bimbingan dan konseling.
5) Mengembangkan kemampuan profesional bimbingan dan konseling secara berkelanjutan
c. Beban tugas wajib konselor ekuivalen dengan beban tugas wajib pendidik lainnya di sekolah
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
20
PENGAWAS SEKOLAH
INSTANSI AHLI
TATA USAHA
S I S W A
Keterangan:
= Garis Komando
-------------------------------- = Garis Konsultasi/Garis Koordinasi
1. Kepala Sekolah
Yaitu penanggung jawab pelaksanaan program pendidikan secara keseluruhan di sekolah termasuk
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan
pelayanan bimbingan di sekolah kepada Kepala Dinas Pendidikan yang menjadi atasannya.
Tugas pokok dan fungsi kepala sekolah:
Mengkoordinasikan segenap kegiatan yang diprogramkan di sekolah, sehingga kegiatan
pengajaran, pelatihan dan bimbingan merupakan kesatuan yang terpadu, harmonis dan
dinamis
Menyediakan prasarana, tenaga, sarana dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya layanan
bimbingan yang efektif dan efisien.
Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan program, penilaian dan upaya
tindak lanjut pelayanan bimbingan.
Melaksanakan hubungan dengan lembaga-lembaga di luar sekolah dalam rangka kerjasama
pelaksanaan pelayanan bimbingan
Dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan dalam melaksanakan tugas-tugas
kepala sekolah terutama pelaksanaan bimbingan dan konseling
Dibantu Tata Usaha Sekolah dalam penyelenggaraan administrasi, ketatausahaan dan
pelaksanaan administrasi bimbingan dan konseling
2. Koordinator BK
21
Penanggung jawab dan pelaksana utama dalam mengkoordi-nasikan semua kegiatan yang terkait
dalam pelaksanaan BK di sekolah, administrasi dan manajemen pelayanan bimbingan dan
konseling
Tugas pokok dan fungsi:
Memasyarakatkan pelayanan Bimbingan dan Konseling kepada segenap warga sekolah,
orang tua siswa dan masyarakat
Menyusun dan melaksanakan program Bimbingan dan Konseling
Mengadministrasikan pelayanan Bimbingan dan Konseling
Memastikan pelaksanaan program bimbingan konseling berjalan lancar
Mengevaluasi progran dan pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling
Memberikan tindak lanjut terhadap hasil penilaian bimbingan dan konseling
3. Guru BK/Konselor
Adalah guru yang diberi tugas utama sebagai pelaksana kegiatan pelayanan Bimbingan dan
konseling di sekolah, bertanggung jawab terhadap semua kegiatan pelayanan yang terkait dengan
perkembangan siswa asuhnya, serta mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan layanan BK
kepada Koordinator BK.
Tugas poko dan fungsi:
Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling
Merencanakan dan melaksanakan layanan Bimbingan dan konseling
Melaksanakan segenap layanan Bimbingan dan konseling
Melaksanakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
Menilai proses dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling dan kegiatan pendukungnya
Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan penilaian
Mengadministrasikan layanan bimbingan dan konseling pada koordinator
4. Guru Mata Pelajaran/Pelatih/Guru Pembina
Adalah pelaksana pembelajaran/pelatihan yang bertanggung jawab memberikan informasi tentang
siswa untuk kepentingan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Tugas pokok dan fungsi:
Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa
Membantu guru bimbingan dan konseling/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang
memrlukan layanan bimbingan dan konseling
Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada guru
bimbingan dan konseling
Menerima alih tangan dari guru BK, yaitu siswa yang menurut guru BK memerlukan
pelayanan pembelajaran khusus (pengayaan, remedial)
Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru siswa dan hubungan siswa-siswa
yang menunjang pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan bimbingan
dan konseling
Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa seperti konferensi kasus
Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan
bimbingan dan konseling dan upaya tindak lanjutnya
22
5. Wali Kelas
Bertanggung jawab membantu Guru BK/Konselor dalam kegiatan bimbingan konseling di
kelasnya masing-masing.
Tugas poko dan fungsi:
Membantu mengelola kelas asuhannya dalam pelayanan bimbingan dan konseling, berperan:
Mengumpulkan data tentang siswa
Menyelenggarakan bimbingan kelompok
Menyelenggarakan penyuluhan
Meneliti kemajuan dan perkembangan siswa
Pengaturan dan penempatan siswa
Mengidentifikasi siswa sehari-hari
Kunjungan rumah/konsultasi dengan orang tua/wali
Membantu guru mata pelajaran melaksanakan perannya dalam pelayanan bimbingan dan
konseling khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas yang
menjadi tanggung jawabnya untuk mengikuti layanan bimbingan dan konseling
6. Siswa
Peserta didik yang berhak menerima pelayanan pembelajaran, pelatihan dan pelayanan bimbingan
dan konseling.
7. Komite Sekolah
Adalah badan yang secara khusus dibentuk untuk menjadi mitra sekolah dalam pembinaan dan
pengembangan sekolah sekaligus wakil dari orang tua/wali siswa, dan pihak terkait yang
berkewajiban membantu penyelenggaraan pendidikan termasuk pelaksanaan bimbingan dan
konseling.
8. Pengawas Sekolah
Merupakan unsur Kantor Dinas Pendidikan, adalah personil yang bertugas melakukan
pengawasan dan pembinaan terhadap penyelenggraan, pelayanan bimbingan dan konseling
sekolah.
9. Tata Usaha (TU) Sekolah
Adalah pembantu Kepala Sekolah dalam penyelenggaraan administrasi ke-Tata Usahaan Sekolah
dan pelaksanaan administrasi bimbingan dan konseling di sekolah.
GURU PIKET
KOORD. BK
& GURU BK/
WALI KELAS
GURU MP KONSELOR
SEKOLAH
PTK LAIN
Dengan melihat gambar bagan di atas, kita dapat memahami bahwa diantara kedua pendekatan
penanganan siswa bermasalah tersebut meski memiliki cara yang berbeda tetapi jika dilihat dari segi
tujuannya pada dasarnya sama, yaitu tercapainya penyesuaian diri atau perkembangan yang optimal
pada siswa yang bermasalah. Oleh karena itu kedua pendekatan tersebut seyogyanya dapat berjalan
sinergis dan saling melengkapi.
G. Deskripsi Kebutuhan
Kebutuhan peserta didik/konseli dapat diidentifikasi berdasarkan asumsi teoritik dan hasil
asesmen kebutuhan yang dilakukan. Dalam melaksanakan tugasnya, guru Bimbingan dan konseling
25
terlebih dahulu menyusun daftar kebutuhan (Need Assesment). Tujuan penyusunan instrument
tersebut untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan Konseli.
Seperti yang banyak kita ketahui ada beberapa contoh aplikasi instrumen yang dapat digunakan
untuk mengetahui kebutuhan Konseli, antara lain Daftar Cek Masalah (DCM), Inventori Tugas
Perkembangan (ITP), Alat Ungkap Masalah (AUM), Analisis Tugas Perkembangan (ATP),
Identifikasi Kebutuhan dan Masalah Konseli (IKMS) dan lain-lain. Selain itu pengalaman Konselor
dalam melaksanakan program pelayanan konseling dan masukan dari berbagai pihak terkait juga
dapat digunakan sebagai dasar penyusunan daftar kebutuhan peserta didik.
H. Rumusan Kebutuhan
Rumusan kebutuhan dibuat berdasarkan hasil assesmen yang dilakukan atau hasil deskripsi
kebutuhan perseta didik/konseli. Rumusan tujuan akan dicapai dan disusun dalam bentuk prilaku
yang harus dikuasai pesera didik/konseli setelah memperoleh layanan bimbingan dan konseling.
Berikut rumusan tujuannya:
LAYANAN
PRIBADI Memiliki kesadaran melakukan Peserta didik/konseli memiliki
berbagai kegiatan ibadah dengan kesadaran melakukan berbagai
kegiatan ibadah
Memiliki kebiasaan untuk berpikir Peserta didik/konseli mampu memiliki
dan bersikap positif kebiasaan berpikir positif serta mencapai
pribadi yang mampu berpikir dan bersikap
selalu positif
Memiliki kesadaran untuk tidak Peserta didik/konseli memiliki pemahaman
mencontek saat mengikuti tes atau dan kesadaran bahwa menyontek adalah
ujian perbuatan tidak baik (tercela), memahami
penyebab dan dampak dari perbuatan
menyontek serta mampu untuk
menghindarinya
Mampu menghindari stress dalam Peserta didik/konseli dapat memahami
menghadapi kehidupan/kegiatan gejala-gejala stress serta faktor-faktor
penyebab dan cara mengatasinya
Mampu mengendalikan emosi Peserta didik/konseli dapat mengendalikan
emosi dan memantapkan nilai serta cara
bertingkah laku yang dapat diterima dalam
kehidupan sosial yang lebih luas
Mengenal macam-macam Peserta didik/konseli dapat mengenal
kepribadian manusia dan memahami tipe-tipe kepribadian
manusia serta dapat tumbuh menjadi
pribadi yang matang
Mampu menjaga kesehatan agar Peserta didik/konseli mampu memahami
tetap fit menghadapi waktu ujian pentingnya menjaga kesehatan tubuh serta
dapat membiasakan pola hidup bersih dan
sehat
Memiliki kebiasaan untuk Peserta didik/konseli memiliki kebiasaan
membuang sampah pada hidup bersih dengan membuang sampah
tempatnya pada tempatnya
Mampu mengatasi kejenuhan masuk Peserta didik/konseli mampu
sekolah menghilangkan kejenuhanya masuk
sekolah
Mampu meninggalkan Peserta didik/konseli mampu meninggalkan
ketergantungan dengan media ketergantungan dengan media sosial (fc,
sosial (fc, wa, ig, dll) wa, ig, dll)
Mampu menghilangkan kebiasaan Peserta didik/konseli mampu
keluar malam menghilangkan kebiasaan keluar malam
26
Mampu berhenti main game atau Peserta didik/konseli dapat berhenti main
games online game atau games online dalam mengisi
waktu luangnya
Mampu mengendalikan Peserta didik/konseli mampu
ketergantungan dengan pada mengendalikan ketergantungan dengan
handphone pada handphone
Memiliki rasa percaya diri Peserta didik/konseli mampu
meningkatkan rasa percaya diri dengan
baik untuk mencapai tujuan hidupnya
Memiliki kemampuan dalam Peserta didik/konseli mampu
menyelesaian masalah menyelesaikan masalah yang sedang
dihadapi
SOSIAL Mampu berkomunikasi secara efektif Peserta didik/konseli dapat mengetahui
27
Mampu menghilangkan kebiasaan Peserta didik/konseli mampu
belajar apabila akan ada tes/ujian menghilangkan kebiasaan belajar apabila
akan ada tes/ujian
Memiliki pemahaman tentang Peserta didik/konseli memiliki pemahaman
syarat-syarat kelulusan tentang syarat-syarat kelulusan
Mampu meningkatkan konsentrasi Peserta didik/konseli mampu
belajar meningkatkan konsentrasi belajar
Mampu mengatasi kesulitan Peserta didik/konseli mampu mengatasi
mempelajari dan memahami mata kesulitan mempelajari dan memahami
pelajaran tertentu mata pelajaran tertentu
KARIR Memiliki kemampuan untuk Peserta didik/konseli mampu mengelola
mengelola keuangan saat indekos keuangan saat indekos
29
SOSIAL Mampu berkomunikasi Peserta didik/konseli dapat Komunikasi efektif
secara efektif mengetahui pentingnya
komunikasi untuk
menyampaikan pesan, ide atau
gagasan dalam hidup
bermasyarakat
Memiliki pemahaman Peserta didik/konseli dapat Nilai-nilai kehidupan
tentang nilai-nilai memahami nilai-nilai kehidupan
kehidupan serta dapat bersosialisasi dan
mengambil keputusan
berdasarkan nilai-nilai atau
norma kehidupan
Memiliki etika dan Peserta didik/konseli dapat Etika dan budaya tertib
budaya tertib berlalu memahami pentingnya memiliki berlalu lintas
lintas budaya tertib berlalu lintas di
jalan serta menumbuhkan
kesadaran untuk disiplin
mentaati rambu-rambu lalu
lintas
Memiliki kemampuan Peserta didik/konseli mampu Kiat sukses hidup
memahami dan menerima bermasyarakat
untuk sukses hidup peran sosial pria dan wanita
bermasyarakat dengan norma yang ada di
masyarakat serta berprilaku
sebagai pria dan wanita sesauai
dengan norma masyarakat
Mampu menghidari dari Peserta didik/konseli dapat Tawuran pelajar dan
tawuran pelajar memahami dampak dari akibatnya
tawuran pelajar dan mampu
menghindarinya
30
Mampu mengevaluasi Peserta didik/konseli mampu Evaluasi prestasi belajar
hasil prestasi belajar mengevaluasi kebiasaan belajar
serta merencanakan
pencapaian prestasi belajarnya
sesuai dengan target yang ingin
Memiliki pemahaman dicapai
Peserta didik/konseli mampu Kiat sukses hadapi ujian
tentang kiat sukses memahami kiat sukses (USBN - UN)
dalam menghadapi menghadapi ujian sekolah
Ujian maupun ujian nasional serta
memilki keyakinan terhadap
kesuksesannya
Memiliki kebiasaan Peserta didik/konseli memiliki Kebiasaan belajar rutin
belajar secara rutin kebiasaan belajar secara rutin
Mampu menghilangkan Peserta didik/konseli mampu Menghilangkan
kebiasaan belajar menghilangkan kebiasaan kebiasaan belajar saat
apabila akan ada tes/ belajar apabila akan ada akan ada ujian
ujian tes/ujian
Memiliki pemahaman Peserta didik/konseli memiliki Syarat-syarat kelulusan
tentang syarat-syarat pemahaman tentang syarat-
kelulusan syarat kelulusan
31
Memiliki pemahaman Peserta didik/konseli mampu Pilihan karir setelah
tentang pilihan karir memahami kemampuan, minat lulus SMA
setelah lulus SMA dan bakatnya sehingga dapat
menemukan pilihan studi
lanjutnya
Memiliki pemahaman Peserta didik/konseli mampu Prospek karir
tentang mengenal dan memahami peminatan/jurusan di PT
peminatan/jurusan di PT prospek karir dari setiap
kelompok peminatan atau
jurusan yang ada di PT
32
33
RENCANA KEGIATAN (ACTION PLAN) BIMBINGAN DAN KONSELING
35
Disesuaika Disesuaikan
Peserta didik/konseli dapat Dampak main n dengan dengan
Responsif Konseling X-XII pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
berhenti main game atau games game atau games n yang yang
Individu Hasil
online dalam mengisi waktu online digunakan digunakan
luangnya
Peserta didik/konseli mampu Disesuaika Disesuaikan
mengendalikan ketergantungan Dampak dari n dengan dengan
Responsif Konseling X-XII pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
dengan pada handphone ketergantung an
Individu n yang yang Hasil
pada handphone digunakan digunakan
Disesuaika Disesuaikan
Peserta didik/konseli mampu n dengan dengan
Responsif Konseling X-XII Membangun Rasa pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
meningkatkan rasa percaya diri Individu n yang yang
Percaya Diri Hasil
dengan baik untuk mencapai tujuan digunakan digunakan
hidupnya
Disesuaika Disesuaikan
Tahapan dalam n dengan dengan
Peserta didik/konseli mampu Responsif Konseling X-XII pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
Individu menyelesaian n yang yang
menyelesaikan masalah yang Hasil
masalah digunakan digunakan
sedang dihadapi
36
Peserta didik/konseli mampu Dasar Bimbingan X-XII Kiat sukses hidup Ceramah, Slide Power Proses dan 2 jam
memahami dan menerima peran Klasikal bermasyarakat Diskusi Point Hasil
sosial pria dan wanita dengan norma
yang ada di masyarakat serta
berprilaku sebagai pria dan wanita
sesauai dengan norma masyarakat
Peserta didik/konseli dapat Kelas Tawuran pelajar Ceramah, Slide Power Proses dan
memahami dampak dari tawuran Besar/Lintas dan akibatnya Tanya Point Hasil 2 jam
Dasar X-XII
pelajar dan mampu menghindarinya Kelas jawab
37
Peserta didik/konseli dapat
memahami persiapan penting
orientasi hidup berkeluarga, Dasar Bimbingan X-XII Dampak pernikahan Ceramah, Proses dan 2 jam
Slide Power
mengetahui bagaimana dampak dari Klasikal di usia muda Diskusi Hasil
Point
pernikahan di usia muda
Peserta didik/konseli memiliki Disesuaika Disesuaikan
pemahaman tentang dampak Dampak pacaran n dengan dengan
Konseling pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
pacaran di kalangan remaja Responsif X-XII
Individu dikalangan remaja n yang yang Hasil
digunakan digunakan
BELAJAR Peserta didik/konseli dapat
menerapkan sikap dan
kebiasaan yang benar Dasar Bimbingan X-XII Meningkatkan Ceramah, Slide Power Proses dan 2 jam
dalam belajar hingga dapat Klasikal Motivasi Belajar Diskusi Point Hasil
membangkitkan semangat
belajar didik/konseli mampu
Peserta
mengevaluasi kebiasaan belajar serta
merencanakan pencapaian prestasi Dasar Bimbingan X-XII Ceramah, Slide Power Proses dan 2 jam
Evaluasi prestasi
belajarnya sesuai dengan target Klasikal Diskusi Point Hasil
belajar
yang ingin dicapai
Peserta didik/konseli mampu
memahami kiat sukses menghadapi
ujian sekolah maupun ujian nasional Dasar Bimbingan Kiat sukses hadapi Ceramah, Slide Power Proses dan 2 jam
X-XII
serta memilki keyakinan terhadap Klasikal ujian (USBN - UN) Diskusi Point Hasil
kesuksesannya
Disesuaika Disesuaikan
n dengan dengan
Peserta didik/konseli memiliki Konseling X-XII Kebiasaan belajar pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
Responsif
kebiasaan belajar secara rutin Individu rutin n yang yang Hasil
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli mampu Menghilangkan Disesuaika Disesuaikan
menghilangkan kebiasaan belajar kebiasaan belajar n dengan dengan
apabila akan ada tes/ujian Responsif Konseling X-XII saat akan ada ujian pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
Individu n yang yang Hasil
digunakan digunakan
38
Peserta didik/konseli memiliki Disesuaika Disesuaikan
pemahaman tentang syarat-syarat n dengan dengan
Responsif Konseling X-XII Syarat-syarat pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
kelulusan
Individu kelulusan n yang yang Hasil
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli mampu Disesuaika Disesuaikan
meningkatkan konsentrasi belajar n dengan dengan
Responsif Konseling X-XII Meningkatkan pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
Individu konsentrasi belajar n yang yang Hasil
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli mampu Disesuaikan Disesuaikan
mengatasi kesulitan mempelajari dengan dengan
Responsif Konseling X-XII Mengatasi kesulitan Proses dan 2 jam
dan memahami mata pelajaran pendekatan pendekatan
mempelajari dan
tertentu Individu yang yang Hasil
memahami mata
pelajaran tertentu digunakan digunakan
39
Peserta didik/konseli memiliki Pem&Perenc Konseling Mantap pada Disesuaika Disesuaikan
kemantapan pilihan karir Indv Individu keputusan pilihan n dengan dengan
X-XII pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
karir
n yang yang Hasil
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli memiliki Mantap untuk Disesuaika Disesuaikan
kemauan untuk melanjutkan melanjutkan n dengan dengan
Pem&Perenc Konseling X-XII pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
ke jenjang yang lebih tinggi sekolah ke jenjang
Indv Individu n yang yang Hasil
PT digunakan digunakan
Peserta didik/konseli memiliki Disesuaika Disesuaikan
pemahaman tentang cara n dengan dengan
Pem&Perenc Konseling X-XII Cara atau strategi pendekata pendekatan Proses dan 2 jam
atau strategi masuk sekolah masuk PT n yang yang
favorit Indv Individu Hasil
digunakan digunakan
Peserta didik mampu memahami Pem&Perenc Bimbingan Perencanaan karir Ceramah, Slide Power
pentingnya perencanaan karir Indv Klasikal masa depan Diskusi Point Proses dan
serta memiliki sikap positif X-XII 2 jam
dalam meraih kesuksesan masa Hasil
depan
Peserta didik/konseli dapat belajar Pem&Perenc Bimbingan Motivasi sukses dari Ceramah, Slide Power
tentang kehidupan mandiri secara Indv Klasikal tokoh inspiratif Diskusi Point Proses dan
emosional, sosial dan ekonomi dari X-XII 2 jam
tokoh inspiratif Hasil
Peserta didik/konseli dapat Pem&Perenc Bimbingan Profesi di Dunia Kerja Ceramah,
mengetahui dan memahami macam- Indv Klasikal Diskusi Proses dan
macam profesi yang ada di dunia X-XII Slide Power 2 jam
kerja Hasil
Peserta didik/konseli mampu Pem&Perenc Bimbingan
memahami kemampuan, minat dan Indv Klasikal Pilihan karir setelah Proses dan
bakatnya sehingga dapat X-XII Ceramah, Slide Power 2 jam
menemukan pilihan studi lanjutnya lulus SMA Hasil
Diskusi
Konseli mampu mengenal dan Pem&Perenc Bimbingan Prospek karir Ceramah, Slide Power Proses dan
memahami prospek karir dari setiap Indv Klasikal peminatan/jurusan di Diskusi Point Hasil
kelompok peminatan/jurusan yang X-XII PT 2 jam
ada di SMA/MA.
40
K. Sarana, Prasarana dan Pembiayaan
1. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang diperlukan disesuaikan dengan kondisi SMA
Kemala Bhayangkari 4 Waru, Agar layanan Bimbingan dan Konseling berjalan
dengan lancar, maka sarana dan prasarana yang diperlukan sebelum tahun
pelajaran baru sudah dikonsultasikan oleh guru BK/konselor, melalui
Koordinator Bimbingan dan Konseling kepada bagian Sarana . Sarana dan
Prasarana yang diperlukan antara lain:
a. Sarana untuk menunjang pelayanan bimbingan, yaitu:
1) Alat pengumpul data, seperti: Instrumen Tugas Perkembangan, instrumen
penelusuran potensi akademik-bakat-minat-sikap, format-format layanan,
pedoman observasi, pedoman wawancara, angket peminatan (siswa,
orangtua, guru BK), catatan harian, laporan prestasi belajar, kartu
konsultasi, laporan absensi, dsb
2) Alat penyimpan data, seperti: foklder peserta didik, clip kartu konseling,
map peserta didik baru, loker, dsb.
3) Perlengkapan teknis, seperti: buku Satlan BK, buku referensi BK, buku
agenda kerja, buku pedoman/juklak BK, buku informasi (pribadi-sosial-
belajar-karir), modul layanan peminatan, LKS BK.
4) Perlengkapan teknis lainya, seperti: blangko surat, agenda surat, buku
tamu, alat-alat tulis, himpunan data, format-format layanan, dan
sebagainya.
5) Perlengkapan elektronik
- Komputer untuk mengolah data hasil aplikasi instrumen
- Program khusus pengolahan hasil instrumen melalui komputer
- Program khusus BK melalui komputer/internet. Seperti: bimbingan
belajar, informasi lanjutan studi, informasi lowongan kerja dan
sebagainya.
b. Prasarana penunjang layanan bimbingan, antara lain:
1) Ruangan kerja konselor dengan ukuran: 5 x 8 meter
2) Ruang konseling ukuran 5 x 3 meter
3) Satu stel kursi tamu
4) Satu buah lemari
5) Satu buah rak loker-data
6) Tiga buah meja kursi guru
7) Enam buah kursi siswa
8) Papan data, Program dan Papan Pengumuman, whiteboard
9) Jam dinding, Kipas Angin dan Timbangan badan
10) Satu set komputer
11) Perlengkapan lain yang tidak disebutkan satu persatu
c. Pembiayaan
Untuk dapat terselenggara kegiatan-kegiatan yang telah diprogramkan
khususnya kegiatan yang memerlukan biaya/dana, seperti mendatangkan
narasumber tokoh berkarier, transportasi untuk pelatihan/seminar guru-guru
BK, penelusuran tamatan, kunjungan/studi banding, home visit dan lain-lain.
Kebutuhan biaya yang diperlukan untuk melengkapi dan melaksanakan
pelayanan bimbingan dan konseling di SMA Kemala Bhayangkari 4 Waru
tidak mendapat kesulitan, dan anggaran biaya tidak diberikan pertahun
melainkan dapat diambil sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan, termasuk
biaya yang dibutuhkan untuk mengadakan Home Visit (kunjungan rumah),
ATK, dan kegiatan MGBK/seminar, workshop atau lokakarya Bimbingan
dan Konseling.
1
BAB III
EVALUASI PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT
A. Evaluasi
Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling penilaian atau
evaluasi diperlukan untuk memperoleh umpan baik terhadap keefektifan layanan
bimbingan yang telah dilaksanakan. Dengan informasi dapat diketahui sampai
sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
Berdasarkan informasi dapat ditetapkan langkah tindak lanjut untuk memperbaiki
dan mengembangkan program selanjutnya.
Ada tiga macam kegiatan penilaian program bimbingan konseling yaitu:
1. Penilaian Program
Setelah pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dievaluasi, ternyata hasilnya
tidak sesuai dengan yang diharapkan dalam program, maka dianalisa atau
dicari penyebab ketidakberhasilan layanan atau kegiatan Bimbingan dan
Konseling tersebut, dengan melihat hasil penilaian program, apakah terdapat
ketidaksesuaian dengan yang dibutuhkan atau apakah prosesnya atau
pelaksanaannya tidak sesuai dengan waktu, suasana, tempat dan lingkungan.
2. Penilaian Proses
Yang dimaksud dengan penilaian proses adalah untuk mengetahui sampai
sejauh mana keefektifan layanan bimbingan konseling dilihat dari prosesnya.
Layanan bimbingan dan konseling perlu dinilai untuk mengetahui efektifitas
layanan dan dampak positif yang diperoleh siswa. Penilaian proses juga perlu
dilaksanakan yang hasilnya dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas proses
layanan tersebut.
3. Penilaian Hasil
Penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektifan layanan
konseling dilihat dari hasilnya. Penilaian hasil layanan meliputi tiga jenis,
yaitu penilaian segera, penilaian jangka pendek, dan penilaian jangka panjang
yang masing-masing dapat dilaksanakan melalui format lisan dan tertulis.
Misalnya fokus penilaian segera hasil layanan adalah diperolehnya
pemahaman baru, berkembangnya perasaan positif dan rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan pasca layanan demi terentasnya masalah.
Adapun aspek-aspek yang dievaluasi adalah sebagai berikut:
1. Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan
2. Keterlaksanaan program
3. Hambatan-hambatan yang dijumpai
4. Dampak bimbingan konseling terhadap kegiatan belajar mengajar
2
5. Respon siswa, personil sekolah, orang tua dan masyarakat terhadap
layanan bimbingan konseling.
6. Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan
bimbingan konseling, pencapaian tugas-tugas perkembangan dan hasil
belajar.
7. Keberhasilan siswa setelah menamatkan sekolah baik pada studi lanjutan
maupun pada kehidupan di masyarakat.
Sumber informasi untuk evaluasi dapat kita peroleh dari: siswa, orangtua,
Kepala Sekolah, Wali kelas, Guru Mata Pelajaran, para Pengawas atau pejabat
Dinas Pendidikan kota, Organisasi Bimbingan dan Konseling (ABKIN dan
MGBK), perguruan tinggi, dan lain-lain.
Di tingkat sekolah, evaluasi dilakukan oleh Kepala Sekolah dibantu Guru
senior. Penilai di Tingkat kota dilakukan oleh: Pengawas BK atau pejabat yang
berwenang yang ditunjuk Dinas pendidikan.
Penilaian dilakukan melalui teknik: wawancara, observasi, studi dokumenter,
angket, tes analisa hasil kerja siswa. (melalui pemantauan dan/atau pengamatan)
Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu. Kegiatan penilaian
baik mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis untuk kemudian dijadikan
dasar dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program layanan
bimbingan konseling.
3
7. Hasil kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dalam
satu semester untuk setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif sebagai
bukti fisik kegiatan pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling.
8. Pelaporan secara berkala dilaksanakan melalui koodinator BK kepada Kepala
Sekolah dengan tidak menutup kemungkinan untuk melaporkan secara lisan
perihal-perihal yang harus diketahui oleh Kepala Sekolah, Wali Kelas dan
guru mata pelajaran pada saat rapat rutin bulanan. Dan hasil analisa ini
dituangkan dalam form Laporan Analisis Hasil Evaluasi.
C. Tindak Lanjut
Bila hasil evaluasi dari layanan Bimbingan dan Konseling tidak memberikan
peningkatan, maka sesuai dengan analisis akan diadakan perbaikan program dan
perbaikan proses untuk program di masa mendatang, yaitu program yang tidak
perlu dicoret dengan menggantinya dengan yang dibutuhkan sesuai dengan
perkembangan siswa. Dan mengenai pelaksanaannya akan sangat memperhatikan
waktu, suasana, tempat dan lingkungan dan kegiatan ini dituangkan dalam Tindak
Lanjut Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling.
Dari hasil evaluasi Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling tahun yang
lalu kiranya sebagai tindak lanjut kami mengembangkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Guru BK/konselor bagi siswa diatur secara berkelanjutan dari mulai masuk
hingga yang bersangkutan menamatkan sekolah di SMA Kemala Bhayangkari
4 Waru.
2. Pelayanan Bimbingan dan konseling secara klasikal diselenggarakan secara
terjadwal sekurang-kurangnya 1 jam setiap minggu setiap kelasnya sesuai
dengan pegangannya kelas masing-masing guru BK/konselor
3. Guru BK/Konselor bertanggung jawab terhadap siswa bimbingannya perihal
administrasi layanan BK yang bersangkutan.
4. Pengembangan Diri siswa diselenggarakan melalui kerja sama guru
BK/konselor dengan Wakil Kepala Sekolah terutama bidang kurikulum dan
kesiswaan yang programnya disesuaikan dengan bakat, minat siswa yang
diidentifikasi melalui angket peminatan siswa dalam meilih arah peminatan
studi, pendalaman mata pelajaran, dan peminatan kegiatan pengembangan diri
ekstrakurikuler (nonakademik).
4
BAB IV
PENUTUP