Abstract
This research conducted to determine the correlation between role of parents among school-age children’s
psychosocial development. The research used the correlation method with cross sectional approach. It was conducted
on 75 parents who are in RW 11 villages Tuah Karya sub-district Tampan Pekanbaru by using purposive sampling
technique. The research was a questionnaire, observation sheets, and interviews. The analysis used was univariate and
bivariate analysis using Chi-Square. The result showed that there was a realationship between the role of parents with
school-age children’s psychosocial development with significance of 0,05 is obtained p value < 0,05 it is 0,000. The
results of this study expected to be good information for public health teams and parents in order to increasse attention
to the development of children , especially in children of school age .
Umur
- Dewasa awal (20-40 2 2,7 Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat
tahun) bahwa dari 75 orang tua di RW 11 Kelurahan
553
Tuah Karya Kecamatan Tampan Pekanbaru usia dewasa dini (18-40 tahun), dimana
mayoritas orang tua memiliki peran yang baik rata-rata orang tua yang memiliki anak usia
yaitu sebanyak 31 orang tua (41,3%), orang sekolah berusia 35 tahun. Usia orang tua
tua yang memiliki peran yang cukup sebanyak yang termuda adalah 26 tahun dan usia
20 orang tua (26,7%) sedangkan 24 orang tua orang tua tertua adalah 41 tahun.
lainnya (32%) memiliki peran yang kurang. Hurlock (2002) mengelompokkan usia
menjadi 3 kategori, yaitu masa dewasa dini
1. Analisa Bivariat (18- 40 tahun), dewasa madya (41- 60
Tabel 6 tahun), dan masa lanjut usia (>60 tahun).
Hubungan Peran orang tua terhadap Orang tua pada masa dewasa dini dituntut
Perkembangan Psikososial Anak Usia untuk memulai kehidupannya dalam
Sekolah. memerankan peran ganda seperti
suami/istri, orang tua dan peran dalam
Perkembangan dunia kerja dan mengembangkan sikap-
psikososial sikap baru, termasuk berperan dalam
Peran P
Harga Total
orang value perkembangan anak. Hasil penelitian ini
Industri diri
tua sesuai dengan penelitian Harentina dan
rendah
N % N % N % Yusiana (2008), dimana mayoritas orang
Baik 27 87,1 4 12,9 31 100,0 tua yang memiliki anak usia sekolah pada
0,000 rentang 18- 40 tahun yaitu berjumlah 20
Cukup 19 95,0 1 5,0 20 100,0
Kurang 4 16,7 20 83,3 24 100,0 orang (52,63%) dimana umur
mempengaruhi peran orang tua.
jumlah 50 66,7 25 33,3 75 100,0
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Berdasarkan tabel 5 hasil analisis data dari 75 orang tua, mayoritas orang tua
diperoleh bahwa 27 (87,1%) dari 31 anak yang memiliki tingkat pendidikan Sekolah
mempunyai peran orang tua yang baik menengah atas (SMA) yaitu sebanyak 51
memiliki perkembangan psikososial anak usia responden (68%).
sekolah yang industri dan 4 anak (12,9%) Berdasarkan hasil penelitian Herentina
memiliki perkembangan psikososial anak usia dan Yusiana (2012), menyatakan bahwa ada
sekolah dengan harga diri rendah. Tabel ini hubungan yang signifikan dimana tingkat
juga menjelaskan bahwa 19 (95,0%) dari 20 pendidikan SMA memiliki peran yang
anak memiliki peran orang tua yang cukup cukup dalam kegiatan bermain untuk
memiliki perkembangan psikososial anak usia menstimulasi perkembangan kognitif. Hasil
sekolah yang industri dan 1 (5,0%) memiliki penelitian ini sesuai dengan penelitian
perkembangan psikososial anak usia sekolah Nurohmah, Resminawati dan Hastuti
dengan harga diri renah sedangkan 4 (16,7%) (2012), menunjukkan tingkat pendidikan
dari 24 anak yang mempunyai peran orang tua SMA merupakan tingkat pendidikan
yang kurang memiliki perkembangan dimana individu memiliki pengetahuan
psikososial anak usia sekolah yang industri yang cukup. Tingkat pendidikan seseorang
dan 20 (83,3%) memiliki perkembangan berhubungan dengan kemampuan
psikososial anak usia sekolah dengan harga menerima informasi dan berhubungan
diri rendah. Berdasarkan hasil uji statistik dengan sikap mereka dalam memperolah
dengan menggunakan uji chi-square di pengetahuan. Tingkat pendidikan juga
dapatkan p value = 0,000 < α (0,05) yang memiliki pengaruh terhadap pemahaman
berarti H0 ditolak, dengan kesimpulan ada seseorang dalam masalah yang sedang
hubungan antara peran orang tua terhadap dihadapi.
perkembangan psikososial anak usia sekolah. Hasil penelitian berdasarkan jenis
pekerjaan orang tua didapatkan bahwa
PEMBAHASAN mayoritas orang tua tidak bekerja (IRT)
a. Karakteristik responden sebanyak 39 orang tua (52%).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Berdasarkan penelitian Tuegeh, Rompas
sebagian besar orang tua berada pada tahap dan Ransun (2011), dimana jenis pekerjaan
554
orang tua mayoritas tidak bekerja (IRT) anak, sehingga memiliki waktu untuk
sebanyak 11 dari 20 orang tua. Hal ini juga menstimulus perannya (Suliha, 2002).
didukung oleh penelitian Suliha (2002), Berdasarkan penelitian Briawan dan
peran orang tua yang baik dapat dilatar Herawati (2012) menyatakan bahwa
belakangi oleh waktu yang dimiliki orang terdapat hubungan yang bermakna antara
tua. Orang tua yang tidak bekerja memiliki peran stimulasi orang tua terhadap
waktu yang banyak atau maksimal dengan perkembangan anak balita.
anak, sedangkan orang tua yang bekerja Penelitian ini didukung oleh Tuegeh,
membagikan waktu antara pekerjaan dan Rompas dan Ransun (2011) menyatakan
peran dalam perkembangan anak sehingga peran keluarga yang baik dapat menentukan
memiliki waktu untuk menstimulus kemandirian pada anak begitupun anak
perannya. retardasi mental, sedangkan peran keluarga
b. Peran orang tua yang kurang akan memperlambat
Hasil penelitian yang dilakukan pada 75 kemandirian anak, ini menunjukan adanya
orang tua yang memiliki anak usia sekolah hubungan peran keluarga dalam
menunjukkan 31 orang tua (41,3%) memandirikan anak retardasi mental.
memiliki peran orang tua yang baik dengan c. Perkembangan psikososial anak usia
27 anak yang berprilaku industri., 20 sekolah.
responden (26,7%) memiliki peran orang Hasil analisa hubungan peran orang tua
tua yang cukup dengan 19 anak yang terhadap perkembangan psikososial anak
berprilaku industri sedangkan 24 usia sekolah di RW 11 Kelurahan Tuah
responden (23%) lainnya memiliki peran Karya Kecamatan Tampan Pekanbaru
orang tua yang kurang dengan 20 anak yang menunjukkan hasil bahwa dari 75
memiliki perilaku harga diri rendah. Hasil responden, terdapat 27 (87,1%) dari 31
penelitian ini menggambarkan bahwa ada anak memiliki perkembangan psikososial
perbandingan antara peran orang tua yang industri dengan peran orang tua baik, 19
baik, cukup dan kurang cukup signifikan. dari 20 anak memiliki perkembangan
Peran orang tua dalam perkembangan psikososial industri dengan peran orang tua
psikososial anak usia sekolah adalah cukup dan 4 anak dari 24
memberikan stimulasi agar anak memilikiperkembangan psikososial industri
berkembangan sesuai perkembangan dengan peran orang tua kurang.
umurnya. Orang tua memiliki beberapa Berdasarkan hasil uji statistik chi-
jenis stimulasi yaitu melibatkan anak dalam square didapatkan p value sebesar 0,000,
kegiatan sehari-hari yang sederhana di bearti p value < α (0,05%). Peran orang tua
rumah (seperti membuat kue dan merapikan memiliki pengaruh terhadap perkembangan
tempat tidur), puji keberhasilan yang psikososial anak usia sekolah sehingga anak
dicapai oleh anak, diskusikan dengan anak mampu menyelesaikan tugas (sekolah atau
mengenai harapannya dalam berinteraksi rumah yang diberikan), mempunyai rasa
dan belajar, tidak menuntut anak dalam hal- bersaing, senang berkelompok dengan
hal yang tidak sesuai dengan teman sebaya dan mempunyai sahabat
kemampuannya (menerima anak apa karib, berperan dalam kegiatan kelompok.
adanya), bantu kemampuan belajar, tidak Orang tua dengan peran sebagai pemberi
menyalahkan dan menghina anak, beri stimulus mampu mengarahkan anak untuk
contoh cara menerima orang lain apa bisa berperilaku industri.
adanya, beri kesempatan untuk mengikuti Hasil penelitian ini sesuai dengan
aktifitas kelompok yang terorganisasi, buat penelitian Tuegeh, Rompas dan Ransun
atau tetapkan aturan disiplin dirumah (2011) menyatakan peran keluarga yang
bersama anak (Keliat, 2007). baik dapat menentukan kemandirian pada
Peran orang tua yang baik dapat dilatar anak begitupun anak retardasi mental,
belakangi oleh waktu yang dimiliki orang sedangkan peran keluarga yang kurang
tua. Orang tua yang tidak bekerja memiliki akan memperlambat kemandirian anak, ini
waktu yang banyak atau maksimal dengan menunjukan adanya hubungan peran
555
keluarga dalam memandirikan ank retardasi 1. Bagi Perawat
mental. Penelitian ini didukung oleh Diharapkan bagi perawat agar dapat
Permono (2013). Menyatakan adanya peran meningkatkan kegiatan penyuluhan
orang tua dalam mengoptimalkan tumbuh kesehatan bagi orang tua yang memiliki
kembang anak untuk membangun karakter anak usia sekolah tentang pentingnya
anak. perkembangan psikososial bagi anak usia
sekolah.
d. Keterbatasan Penelitian 2. Bagi orang tua
Peneliti menyadari dalam melakukan Diharapkan bagi orang tua yang memiliki
penelitian ini terdapat kekurangan ataupun anak usia sekolah agar lebih berperan
keterbatasan yang telah berusaha dalam perkembangan psikososial anak
diminimalisir, antara lain sebagai berikut: usia sekolah. Memberikan stimulus
1. Pada penelitian ini peneliti tidak berdasarkan rentang perkembangan anak.
menemukan sumber yang kuat untuk 3. Bagi Peneliti Lain
hasil ukur peran orang tua, sehingga Bagi peneliti yang akan melanjutkan
peneliti mengukur hasil peran orang tua penelitian ini diharapkan tidak hanya
menggunakan nilai median sesuai menggunakan kuesioner untuk melihat
dengan tes kenormalan data. peran orang tua tetapi juga menggunakan
2. Untuk menilai perkembanan psikososial lembar observasi dan wawancara agar
anak usia sekolah peneliti menggunakan dapat melihat bentuk peran orang tua yang
wawancara yang sama dengan lembar diberikan secara nyata. Peneliti juga
observasi. mengharapkan dapat meneliti faktor-
3. Pada penelitian ini, peneliti melakukan faktor yang mempengaruhi perkembangan
penelitian pada malam hari sehingga psikososial anak usia sekolah.
tidak dapat mengobservasi perilaku anak
secara keseluruhan.
557