Anda di halaman 1dari 7

JOM Vol 2 No 1, Februari 2015

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN


PSIKOSOSIAL ANAK USIA SEKOLAH

Eka Irmilia1, Herlina2, Yesi Hasneli3

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau1


Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau2,3
Email: eka_irmilia@yahoo.co.id

Abstract

This research conducted to determine the correlation between role of parents among school-age children’s
psychosocial development. The research used the correlation method with cross sectional approach. It was conducted
on 75 parents who are in RW 11 villages Tuah Karya sub-district Tampan Pekanbaru by using purposive sampling
technique. The research was a questionnaire, observation sheets, and interviews. The analysis used was univariate and
bivariate analysis using Chi-Square. The result showed that there was a realationship between the role of parents with
school-age children’s psychosocial development with significance of 0,05 is obtained p value < 0,05 it is 0,000. The
results of this study expected to be good information for public health teams and parents in order to increasse attention
to the development of children , especially in children of school age .

Keywords: psychosocial development, role of parents, school-age childrens

PENDAHULUAN salah satu penyebab tingginya masalah


kenakalan pada usia sekolah (Herentina &
Anak merupakan aset, pewaris, dan Yusiana, 2012). Berdasarkan data jumlah
generasi penerus bangsa. Anak usia sekolah penyandang masalah kesejahteraan sosial
adalah rentang kehidupan yang dimulai dari (PMKS) provinsi Riau tahun 2012, di
usia 6 tahun sampai dengan mendekati 12 dapatkan data anak jalanan 758, anak nakal
tahun memiliki berbagai label, yang masing- 1.181 dan anak telantar 2.767 jiwa. Masalah
masing menguraikan karakteristik penting dari perkembangan psikososial pada anak usia
periode tersebut (Wong, 2002). Masa usia sekolah keluarga memiliki peranan penting
sekolah adalah periode yang sangat (Sopiah, 2013).
menentukan kualitas seorang manusia dewasa Anak diharapkan dapat tumbuh dan
nantinya. berkembang dengan baik sehingga menjadi
Data dari Kementrian Kesehatan orang dewasa yang sehat secara fisik, mental,
Republik Indonesia (KEMENKES) 2013, sosial, dan emosi. Perkembangan yang optimal
jumlah penduduk di Indonesia sebesar akan potensi yang dimilikinya menjadikan
248.422.956 jiwa, dimana jumlah anak usia sumber daya manusia yang berkualitas
sekolah 29.063.346 jiwa (Supriyanto, 2013). (Permono, 2013). Perkembangan anak usia
Berdasarkan buku data pendidikan anak usia sekolah ditandai dengan terjadinya
dini (PAUNDIN), jumlah anak usia sekolah di perkembangan psikososial (Alifiani &
Provinsi riau tahun 2013 dengan umur 6-12 Maharani, 2010 ). Perkembangan psikososial
tahun sebanyak 728.282 anak dengan total yang dilalui mulai dari masa bayi, kanak-
penduduk 6.003.300 (Yulaelawati, 2013). kanak, pra sekolah, usia sekolah, remaja,
Berdasarkan data masalah anak usia dewasa muda, dewasa dan dewasa lanjut.
sekolah menurut Riset Kesehatan Dasar Perkembangan psikososial memerlukan
(RisKesDas) tahun 2013, umur ≥10 tahun stimulus dan rangsangan yang tertentu untuk
memiliki kebiasaan merokok setiap hari 0,5 berkembang secara optimal (Keliat, 2007).
persen, yang mempunyai kebiasaan Perkembangan psikososial pada anak
mengunyah tembakau setiap hari sebanyak 2 usia sekolah adalah industri versus (vs) harga
persen. Banyaknya penduduk pada tahap rendah diri, dimana anak bisa menyelesaikan
perkembangan anak usia sekolah, menjadi tugas sekolah dan tugas rumah yang di
551
berikan, mempunyai rasa bersaing, senang anak, diskusikan dengan anak mengenai
berkelompok, berperan dalam kegiatan harapannya dalam berinteraksi dan belajar,
kelompoknya. Apabila anak tidak bisa tidak menuntut anak dalam hal-hal yang tidak
melewati masa perkembangan tersebut maka sesuai dengan kemampuannya (menerima anak
terjadi penyimpangan perilaku, anak tidak mau apa adanya), bantu kemampuan belajar, tidak
mengerjakan tugas sekolah, membangkang menyalahkan dan menghina anak, beri contoh
pada orang tua untuk mengerjakan tugas, tidak cara menerima orang lain apa adanya, beri
ada kemauan untuk bersaing dan terkesan kesempatan untuk mengikuti aktifitas
malas, tidak mau terlibat dalam kegiatan kelompok yang terorganisasi, buat atau
kelompok, memisahkan diri dari teman tetapkan aturan disiplin dirumah bersama anak
sepermainan dan teman sekolah. Akibat dari (Keliat, 2007). Peran orang tua sangat penting
penyimpangan tersebut anak menjadi rendah dalam perkembangan psikososial anak, karena
diri (Keliat, 2007). pada masa ini anak usia sekolah akan
Keluarga adalah dua orang atau lebih peningkatan kemampuan dalam berbagai hal,
yang disatukan oleh ikatan-ikatan termasuk interaksi dan prestasi belajar untuk
kebersamaan dan ikatan emosional dan yang menghasilkan suatu karya berdasarkan
mengidentifikasikan diri mereka sebagai kemampuan diri sendiri. Pencapaian
bagian dari keluarga (Friedman, 2010). kemampuan ini akan membuat dirinya bangga.
Keluarga yang memiliki anak usia sekolah Hambatan atau kegagalan untuk hal tersebut
mempunyai tugas perkembangan dimana pada menyebabkan anak merasa rendah diri,
tahap ini keluarga membantu anak untuk sehingga pada masa dewasa akan mengalami
bersosialisasi terhadap lingkungan diluar hambatan dalam bersosialisasi (Ningsih,
rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas, 2013).
mendorong anak untuk mencapai Penelitian yang dilakukan oleh Permano
perkembangan daya intelektual. Menyediakan (2013), menunjukan ada hubungan peran
aktifitas untuk anak, menyesuaikan pada orang tua dalam mangoptimalisasi tumbuh
aktifitas komuniti dengan mengikut sertakan kembang anak untuk membangun karakter
anak. Memenuhi kebutuhan yang meningkat anak, dan penelitian ini didukung oleh
termasuk biaya kehidupan dan kesehatan Briawan dan Herawati (2008) peran stimulasi
anggota keluarga (Setiadi, 2008). orang tua sangat berarti bagi perkembangan
Keluarga khususnya orang tua sangat anak, dengan demikian peran orang tua
berperan penting dalam perkembangan memiliki pengaruh terhadap perkembangan
psikososial anak (Sopiah, 2013). Ayah yang anak.
perperan sebagai pencari nafkah, pendidik, Berdasarkan studi pendahuluan,
pelindung, pemberi rasa aman bagi setiap wawancara dan observasi pada bulan
anggota keluarga sedangkan ibu berperan Desember 2014 dengan 10 orang tua di RW 11
sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan,
pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan terdapat masalah perkembangan psikososial
anak berperan sesuai dengan pada anak usia sekolah dengan komponen
perkembangannya, baik secara fisik, mental, anak tidak mau mengerjakan tugas yang
spritual, dan perkembangan psikososial diberikan oleh guru disekolah, tidak mau
(Setyawan, 2012). Pengaruh orang tua mendengar perkataan orang tua, jarang keluar
terhadap perkembangan psikososial anak rumah dan ada beberapa anak terlihat malu
sangatlah besar. Perilaku orang tua didalam saat diajak berbicara. Berdasarkan data diatas
sebuah keluarga akan dilihat dan ditiru oleh dari 10 orang anak, 7 anak tidak mau
anaknya dalam jangka waktu tertentu mengerjakan tugas yang diberikan guru
(Briawan & Herawati, 2008). disekolah, didalam 7 orang anak ini ada 5
Peran orang tua dalam perkembangan orang anak tidak mau mendengar perkataan
psikososial anak yaitu melibatkan anak dalam orang tua, jarang keluar rumah dan terlihat
kegiatan sehari-hari yang sederhana di rumah malu saat diajak berbicara. Saat diwawancara
(seperti membuat kue dan merapikan tempat pada orang tua bagaimana peran mereka
tidur), puji keberhasilan yang dicapai oleh terhadap masalah tersebut, 5 orang tua
552
mendiskusikan dengan anak megenai - Dewasa pertengahan 72 97,3
harapannya dalam berinteraksi dan belajar dan (40-60 tahun)
2 orang tua memberi kesempatan mengikuti Pendidikan
aktifitas kelompok yang terorganisasi. Melihat - SD 19 25,7
dari masalah tersebut akan menimbulkan - SMP 3 4,1
masalah seperti prestasi anak menurun, anak - SMA 28 37,8
bertindak semaunya, dan menarik diri. - PT 24 32,4
Berdasarkan uraian diatas terdapat Pekerjaan
masalah peran orang tua dalam perkembangan - Tidak bekerja 27 36,5
psikososial anak usia sekolah, sehingga - PNS 16 21,6
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian - Wiraswasta 31 41,9
dengan judul hubungan peran orang tua
terhadap perkembangan psikososial anak usia
sekolah. Tabel 3 menunjukkan bahwa mayoritas
responden dalam penelitian adalah perempuan
TUJUAN yaitu sebanyak 41 orang (55,4%) dan berusia
Mengetahui hubungan peran orang tua dewasa pertengahan sebanyak 72 orang
terhadap perkembangan psikososial anak usia (97,3%). Responden terbanyak berpendidikan
sekolah. SMA yaitu 28 orang (37,8%) dan mayoritas
MANFAAT PENELITIAN wiraswasta sebanyak 31 orang (41,9%).
Untuk mengetahui hubungan antara Tabel 4
peran orang tua terhadap perkembangan Distribusi Responden berdasarkan
psikososiala anak usia sekolah. perkembangan psikososial anak usia sekolah.
Perkembangan Persent
No Frekuensi
Psikososial ase (%)
METODE
Penelitian ini menggunakan desain: 1. Industri 50 66,7
Deskriptif kolerasi dengan pendekatan cross
sectional untuk mengungkapkan hubungan 2. Harga diri rendah 25 33,3
antara variabel independen dan dependen. Total 75 100%
Sampel pada penelitian ini adalah 75 orang tua
yang memiliki anak usia sekolah. Pengambilan Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa
sampel menggunakan purposive sampling. dari 75 anak di RW 11 Kelurahan tuah karya
Analisa statistik melalui dua tahapan yaitu Kecamatan Tampan Pekanbaru mayoritas anak
dengan menggunakan analisa univariat dan memiliki perkembangan psikososial industri,
bivariat: yaitu sebanyak 50 anak (66,7%) sedangkan 25
anak yang lainnya (33,3%) memiliki
HASIL perkembangan psikososial harga diri rendah.
Analisa Univariat di gunakan untuk Tabel 5
mendapatkan data karakteristik orang tua yang Distribusi Responden berdasarkan peran
memiliki anak usia sekolah, yang meliputi orang tua anak usia sekolah.
umur, pendidikan, pekerjaan. Peran orang Persentase
No Frekuensi
Tabel 3 tua (%)
Distribusi responden berdasarkan umur, Baik 31 41,3
pendidikan dan pekerjaan. 1.
Jumlah dan persentase 2. Cukup 20 26,7
Karakteristik
N %
Jenis Kelamin 3 Kurang 24 32
- Laki-laki 33 44,6
- Perempuan 41 55,4 Total 75 100

Umur
- Dewasa awal (20-40 2 2,7 Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat
tahun) bahwa dari 75 orang tua di RW 11 Kelurahan
553
Tuah Karya Kecamatan Tampan Pekanbaru usia dewasa dini (18-40 tahun), dimana
mayoritas orang tua memiliki peran yang baik rata-rata orang tua yang memiliki anak usia
yaitu sebanyak 31 orang tua (41,3%), orang sekolah berusia 35 tahun. Usia orang tua
tua yang memiliki peran yang cukup sebanyak yang termuda adalah 26 tahun dan usia
20 orang tua (26,7%) sedangkan 24 orang tua orang tua tertua adalah 41 tahun.
lainnya (32%) memiliki peran yang kurang. Hurlock (2002) mengelompokkan usia
menjadi 3 kategori, yaitu masa dewasa dini
1. Analisa Bivariat (18- 40 tahun), dewasa madya (41- 60
Tabel 6 tahun), dan masa lanjut usia (>60 tahun).
Hubungan Peran orang tua terhadap Orang tua pada masa dewasa dini dituntut
Perkembangan Psikososial Anak Usia untuk memulai kehidupannya dalam
Sekolah. memerankan peran ganda seperti
suami/istri, orang tua dan peran dalam
Perkembangan dunia kerja dan mengembangkan sikap-
psikososial sikap baru, termasuk berperan dalam
Peran P
Harga Total
orang value perkembangan anak. Hasil penelitian ini
Industri diri
tua sesuai dengan penelitian Harentina dan
rendah
N % N % N % Yusiana (2008), dimana mayoritas orang
Baik 27 87,1 4 12,9 31 100,0 tua yang memiliki anak usia sekolah pada
0,000 rentang 18- 40 tahun yaitu berjumlah 20
Cukup 19 95,0 1 5,0 20 100,0
Kurang 4 16,7 20 83,3 24 100,0 orang (52,63%) dimana umur
mempengaruhi peran orang tua.
jumlah 50 66,7 25 33,3 75 100,0
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Berdasarkan tabel 5 hasil analisis data dari 75 orang tua, mayoritas orang tua
diperoleh bahwa 27 (87,1%) dari 31 anak yang memiliki tingkat pendidikan Sekolah
mempunyai peran orang tua yang baik menengah atas (SMA) yaitu sebanyak 51
memiliki perkembangan psikososial anak usia responden (68%).
sekolah yang industri dan 4 anak (12,9%) Berdasarkan hasil penelitian Herentina
memiliki perkembangan psikososial anak usia dan Yusiana (2012), menyatakan bahwa ada
sekolah dengan harga diri rendah. Tabel ini hubungan yang signifikan dimana tingkat
juga menjelaskan bahwa 19 (95,0%) dari 20 pendidikan SMA memiliki peran yang
anak memiliki peran orang tua yang cukup cukup dalam kegiatan bermain untuk
memiliki perkembangan psikososial anak usia menstimulasi perkembangan kognitif. Hasil
sekolah yang industri dan 1 (5,0%) memiliki penelitian ini sesuai dengan penelitian
perkembangan psikososial anak usia sekolah Nurohmah, Resminawati dan Hastuti
dengan harga diri renah sedangkan 4 (16,7%) (2012), menunjukkan tingkat pendidikan
dari 24 anak yang mempunyai peran orang tua SMA merupakan tingkat pendidikan
yang kurang memiliki perkembangan dimana individu memiliki pengetahuan
psikososial anak usia sekolah yang industri yang cukup. Tingkat pendidikan seseorang
dan 20 (83,3%) memiliki perkembangan berhubungan dengan kemampuan
psikososial anak usia sekolah dengan harga menerima informasi dan berhubungan
diri rendah. Berdasarkan hasil uji statistik dengan sikap mereka dalam memperolah
dengan menggunakan uji chi-square di pengetahuan. Tingkat pendidikan juga
dapatkan p value = 0,000 < α (0,05) yang memiliki pengaruh terhadap pemahaman
berarti H0 ditolak, dengan kesimpulan ada seseorang dalam masalah yang sedang
hubungan antara peran orang tua terhadap dihadapi.
perkembangan psikososial anak usia sekolah. Hasil penelitian berdasarkan jenis
pekerjaan orang tua didapatkan bahwa
PEMBAHASAN mayoritas orang tua tidak bekerja (IRT)
a. Karakteristik responden sebanyak 39 orang tua (52%).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Berdasarkan penelitian Tuegeh, Rompas
sebagian besar orang tua berada pada tahap dan Ransun (2011), dimana jenis pekerjaan
554
orang tua mayoritas tidak bekerja (IRT) anak, sehingga memiliki waktu untuk
sebanyak 11 dari 20 orang tua. Hal ini juga menstimulus perannya (Suliha, 2002).
didukung oleh penelitian Suliha (2002), Berdasarkan penelitian Briawan dan
peran orang tua yang baik dapat dilatar Herawati (2012) menyatakan bahwa
belakangi oleh waktu yang dimiliki orang terdapat hubungan yang bermakna antara
tua. Orang tua yang tidak bekerja memiliki peran stimulasi orang tua terhadap
waktu yang banyak atau maksimal dengan perkembangan anak balita.
anak, sedangkan orang tua yang bekerja Penelitian ini didukung oleh Tuegeh,
membagikan waktu antara pekerjaan dan Rompas dan Ransun (2011) menyatakan
peran dalam perkembangan anak sehingga peran keluarga yang baik dapat menentukan
memiliki waktu untuk menstimulus kemandirian pada anak begitupun anak
perannya. retardasi mental, sedangkan peran keluarga
b. Peran orang tua yang kurang akan memperlambat
Hasil penelitian yang dilakukan pada 75 kemandirian anak, ini menunjukan adanya
orang tua yang memiliki anak usia sekolah hubungan peran keluarga dalam
menunjukkan 31 orang tua (41,3%) memandirikan anak retardasi mental.
memiliki peran orang tua yang baik dengan c. Perkembangan psikososial anak usia
27 anak yang berprilaku industri., 20 sekolah.
responden (26,7%) memiliki peran orang Hasil analisa hubungan peran orang tua
tua yang cukup dengan 19 anak yang terhadap perkembangan psikososial anak
berprilaku industri sedangkan 24 usia sekolah di RW 11 Kelurahan Tuah
responden (23%) lainnya memiliki peran Karya Kecamatan Tampan Pekanbaru
orang tua yang kurang dengan 20 anak yang menunjukkan hasil bahwa dari 75
memiliki perilaku harga diri rendah. Hasil responden, terdapat 27 (87,1%) dari 31
penelitian ini menggambarkan bahwa ada anak memiliki perkembangan psikososial
perbandingan antara peran orang tua yang industri dengan peran orang tua baik, 19
baik, cukup dan kurang cukup signifikan. dari 20 anak memiliki perkembangan
Peran orang tua dalam perkembangan psikososial industri dengan peran orang tua
psikososial anak usia sekolah adalah cukup dan 4 anak dari 24
memberikan stimulasi agar anak memilikiperkembangan psikososial industri
berkembangan sesuai perkembangan dengan peran orang tua kurang.
umurnya. Orang tua memiliki beberapa Berdasarkan hasil uji statistik chi-
jenis stimulasi yaitu melibatkan anak dalam square didapatkan p value sebesar 0,000,
kegiatan sehari-hari yang sederhana di bearti p value < α (0,05%). Peran orang tua
rumah (seperti membuat kue dan merapikan memiliki pengaruh terhadap perkembangan
tempat tidur), puji keberhasilan yang psikososial anak usia sekolah sehingga anak
dicapai oleh anak, diskusikan dengan anak mampu menyelesaikan tugas (sekolah atau
mengenai harapannya dalam berinteraksi rumah yang diberikan), mempunyai rasa
dan belajar, tidak menuntut anak dalam hal- bersaing, senang berkelompok dengan
hal yang tidak sesuai dengan teman sebaya dan mempunyai sahabat
kemampuannya (menerima anak apa karib, berperan dalam kegiatan kelompok.
adanya), bantu kemampuan belajar, tidak Orang tua dengan peran sebagai pemberi
menyalahkan dan menghina anak, beri stimulus mampu mengarahkan anak untuk
contoh cara menerima orang lain apa bisa berperilaku industri.
adanya, beri kesempatan untuk mengikuti Hasil penelitian ini sesuai dengan
aktifitas kelompok yang terorganisasi, buat penelitian Tuegeh, Rompas dan Ransun
atau tetapkan aturan disiplin dirumah (2011) menyatakan peran keluarga yang
bersama anak (Keliat, 2007). baik dapat menentukan kemandirian pada
Peran orang tua yang baik dapat dilatar anak begitupun anak retardasi mental,
belakangi oleh waktu yang dimiliki orang sedangkan peran keluarga yang kurang
tua. Orang tua yang tidak bekerja memiliki akan memperlambat kemandirian anak, ini
waktu yang banyak atau maksimal dengan menunjukan adanya hubungan peran
555
keluarga dalam memandirikan ank retardasi 1. Bagi Perawat
mental. Penelitian ini didukung oleh Diharapkan bagi perawat agar dapat
Permono (2013). Menyatakan adanya peran meningkatkan kegiatan penyuluhan
orang tua dalam mengoptimalkan tumbuh kesehatan bagi orang tua yang memiliki
kembang anak untuk membangun karakter anak usia sekolah tentang pentingnya
anak. perkembangan psikososial bagi anak usia
sekolah.
d. Keterbatasan Penelitian 2. Bagi orang tua
Peneliti menyadari dalam melakukan Diharapkan bagi orang tua yang memiliki
penelitian ini terdapat kekurangan ataupun anak usia sekolah agar lebih berperan
keterbatasan yang telah berusaha dalam perkembangan psikososial anak
diminimalisir, antara lain sebagai berikut: usia sekolah. Memberikan stimulus
1. Pada penelitian ini peneliti tidak berdasarkan rentang perkembangan anak.
menemukan sumber yang kuat untuk 3. Bagi Peneliti Lain
hasil ukur peran orang tua, sehingga Bagi peneliti yang akan melanjutkan
peneliti mengukur hasil peran orang tua penelitian ini diharapkan tidak hanya
menggunakan nilai median sesuai menggunakan kuesioner untuk melihat
dengan tes kenormalan data. peran orang tua tetapi juga menggunakan
2. Untuk menilai perkembanan psikososial lembar observasi dan wawancara agar
anak usia sekolah peneliti menggunakan dapat melihat bentuk peran orang tua yang
wawancara yang sama dengan lembar diberikan secara nyata. Peneliti juga
observasi. mengharapkan dapat meneliti faktor-
3. Pada penelitian ini, peneliti melakukan faktor yang mempengaruhi perkembangan
penelitian pada malam hari sehingga psikososial anak usia sekolah.
tidak dapat mengobservasi perilaku anak
secara keseluruhan.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Hasil penelitian tentang hubungan peran
orang tua terhadap perkembangan psikososial Alifiani, H & Maharani, Y. (2010). Pusat
anak usia sekolah menyatakan bahwa sebagian Tumbuh Kembang Anak. Diperolah
besar responden berada pada usia tahap pada tanggal 12 November 2014 dari
dewasa dini atau berusia 18-41 tahun, sebagian http//download.portalgaruda.org/article
besar responden berada pada tingkat .
pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), php?...PUSAT%20TUMBUH%20KE
sebagian besar responden tidak bekerja MB.
dirumah menjadi ibu rumah tangga. Briawan, D & Herawati, T. (2008). Peran
Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan Stimulasi Orangtua terhadap
chi-square didapatkan p value = 0,000, artinya Perkembangan Anak Balita Keluarga
p value < α (0,05) dapat disimpulkan bahwa Miskin. Diperoleh pada tanggal 26
Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan Agustus dari http//www
yang bermakna antara peran orang tua journal.ipb.ac.id
terhadap perkembangan psikososial anak usia ›Home›Vol1,No1(2008)›Briawan.
sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones,
anak yang mendapatkan peran orang tua yang E.G. (2003). Family Nursing,
tinggi memiliki perkembangan psikososial Research, Theory and Practice. New
yang industri dan responden yang Jersey: Prentice HallKeliat , A, (2007).
mendapatkan peran orang tua yang rendah Manajemen Keperawatan psokososial
memiliki kecenderungan untuk memiliki dan Kader Kesehatan Jiwa. Jakarta:
perkembangan psikososial harga diri rendah. EGC.
Hurlock, R.J. (2002). Psikologi
SARAN perkembangan: suatu pendekatan
556
sepanjang rentang kehidupan. Setiadi, (2008). Konsep dan Proses
Surabaya: Erlangga. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta:
Herentina, T & Yusiana, A. M, (2012). Peran Graha Ilmu.
Orang Tua Dalam Kegiatan Bermain Setyawan, (2012). Konsep Dasar Keluarga.
Dalam Perkembangan Kognitif Anak Diperoleh pada tanggal 29 Agustus
Usia Prasekolah (5-6 Tahun). 2014 dari https://bidankomunitas.files.
Diperolah pada tanggal 23 November wordpress.com/.../konsep-dasar-
2014 dari keluarga.
http://ced.petra.ac.id/index.php/stikes/ Sopiah, (2013). Hubungan Tipe Pola Asuh
article/download/18615/18378. Pengganti Ibu : Keluarga terhadap
Keliat, A. B, (2007). Manajeman Keperawatan Perkembangan Psikososial anak
Psikososial dan Kader kesehatan Jiwa. Prasekolah. Diperoleh pada tanggal 26
Jakarta: EGC. Aguatus 2014 dari http//
Kemenkes, (2013). Kementrian Kesehatan repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream
Republik Indonesia. Diperolah pada /123456789/.../1/Sopiah-fkik.pdf.
tanggal 12 November 2014 dari Suliha, (2002). Peran serta kader posyandu.
http//www.depkes.go.id/.../profil- Diperoleh pada tanggal 28 Januari
kesehatan-indonesia/profil-kesehatan- 2015 dari
indonesia. http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
Ningsih, S. (2013). Peran Orang Tua terhadap 3456789/24608/4/Chapter%20II. pdf.
Motifasi Belajar Anak disekolah. diakses tanggal 10 April 2012 pukul
Diperolah pada tanggal 21September 22:35 WIB.
2014 dari http//www.Digilib.Uin- Supriyanto, (2013). Kementrian Kesehatan
Suka.Ac.Id Republik Indonesia. Diperolah pada
/.../Bab%20i,%20iv,%20daftar%20pust tanggal 24 Desember 2014 di
aka. http//www.depkes.go.id/.../profil-
Nurohmah, E. T, Resmidawati, I & Hastuti, kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-
W. (2012). Gambaran Peran Orang indonesia...
Tua Dalam Memandirikan Anak Teugeh, J., Rompas, F & Ransun, D, (2012).
Retardasi Mental Sedang. Diperolah Peran Keluarga Dalam Memandirikan
pada tanggal 29 Januari 2015 di Anak Retardasi Mental. Diperolah pada
http://stikespku.com/ tanggal 29 Januari 2015 dari http//
digilib/download.php?id=28. ejurnal.poltekkesmanado.ac.id/index.ph
PMKS. (2012). Rekapitulasi Data Penyandang p/juiperdo/article/download/.../4.pdf.
Masalah Kesejahteraan Sosial. Wong, W. L, dkk, (2002). Buku Ajaran
Diperoleh pada tanggal 27 Desember Keperawatan Pediatric. Vol. 2.
2014 dari http://k3dkubumen.files.com. Jakatra: EGC.
Permono, H (2013). Peran Orangtua dalam Yulaelawati, (2013). Buku Data PAUDNI
Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak tahun 2013. Diperolah pada tanggal 26
untuk Membangun Karakter Anak Usia Desember 2014 dari http//www
Dini. Diperolah pada tanggal 26 paudni.kemdikbud.go.id/files/.../
Agustus 2014 dari buku%20data%202013%20230514.pdf
http//www.Publikasiilmiah.ums.ac.id/bi .
tstream/handle/
123456789/3994/02.pdf.
Riskesdas, (2013). Riset Kesehatan Dasar.
Diperoleh pada tanggal 2 November
2014 di
http//.www.litbang.depkes.go.id/sites
/...riskesdas/Riskesdas%20Launching.p
df.

557

Anda mungkin juga menyukai